ISINYA TUMPAH...
Isinya Tumpah... [4] el Diario de Kenna [5] 1. 雨 は… Ame wa... (Hujan itu...) [7] 2. 学校 Gakkou (Sekolah) [15] 3. 茶色 Chairo (Coklat) [33] 4. ドア Doa (Pintu) [47] 5. 広場 Hiroba (Kotak) [65] 6. 道 Michi (Jalan) [75] 7. あの 空… Ano sora... (Langit itu...) [87] 8. 告白 Kokuhaku (Pengakuan) [101] 9. 風 Kaze (Angin) [123] 10. 空虚 Karappo (Kosong) [139] 11. 感じる Kanjiru (Merasa) [151] 12. 翼 Tsubasa (Sayap) [165] 13. 紙 Kami (Kertas) [173] 14. リライト Riraito (Rewrite) [181] 15. 雪 Yuki (Salju) [193] 16. 砂 Suna (Pasir) [201] 17. 海 Umi (Laut) [223] 18. ペン Pen (Pena) [245] 19. 言葉 Kotoba (Kata) [271] 20. 葉 Ha (Daun) [279] 21. 歌 Uta (Lagu) [285] Tinta-Tinta Akhir dari Yang Nulis [317] Yang Nulis [318]
Sample Diariokenna Diariokenna - Nickijo
Mari buka pintu langit-langit! Emang langit punya pintu? Punya tau! Di mana? Di pintu otakmu miring-miring dikit kali. Lalalala.
“el DIARIO de KENNA” (Catatan Harian Kenna)
Isi bumi yang dihitung-hitung...
KENNA, si imaji yang ingin bermain dan berputar-putar di atas
Bumi. Butuh teman langit. TIAR, bukankah langit itu biru? Dan akan selalu biru? Bintang jatuh itu tidak pernah terduga datangnya. AURIGA, hujan itu indah ya? Hujan yang setiap tetesnya diturunkan malaikat. MAHESA, laut itu lebih membumi, sahabat bumi! IJA, OLA, IPUT, ARES, banyak bintang baik dan gila. Tanpa mereka logika tak sempurna! Hahaha. WILAN, bintang kecil yang hangat, saudara jiwa yang selalu berada di belakang untuk mendukungmu. IGAL, punya tameng yang kadang terlalu kuat untuk lindungi si imaji. Dan masih banyak bintang-bintang di langit dan tetes-tetes hujan lain hari... ☺
Sample Diariokenna Diariokenna - Nickijo
1. 雨 は… Ame wa... Hujan itu...
Sample Diariokenna Diariokenna - Nickijo
“HUJAN HUJAN HUJAN... BEBAS BEBAS BEBAS!”
If it’s gonna be a rainy day, there’s nothing we can do to make it change We can pray for sunny weather, but that won’t stop the rain Feeling like you got no place to run, I could be your shelter till it’s done We can make this last forever, so please don’t stop the rain Please Don’t Stop The Rain – James Morrison
Sample Diariokenna Diariokenna - Nickijo
.... “Pergi, Ken.. Pergi.” Abu-abu.. “Kenapa?” “Pergi.. Lo..terlalu baik. Gue parah.. Gue nggak bakal ngebiarin lo terlibat terlalu jauh. Terlalu dalam.. Jadi pergi akan lebih baik.” Biru.. Hening. Patung. Hening. Desah. “Gue baik-baik aja..” “Gue nggak baik-baik aja kalau lo nggak..pergi.” Hitam.. “Kenapa, Riga?” “Simpan ini, Ken.. Hanya lo.. Tolong simpan ini.” Simpan rasa ini.. Simpan untuk diri dan simpan untuknya. “Ya. Baik-baik ya, Auriga.” Pergi. Bukan pergi menjauh dari hidup, atau bersembunyi memencil. Karena dunia begitu pandai merahasiakan skenario setiap penghuninya. Hanya pergi. Menghindar. Tinggalkan. Mari memaksa. Padahal dulu mereka begitu akrab. Desember lalu. Berlari-larian di tengah hujan, sengaja menghujankan diri. Tawa sana, tawa sini. Menikmati tetes-tetes langit menyentuh wajah mereka... Terhanyut.. Lagu penutup malam ini sudah sampai pada baris lirik terakhir. Let it fall, let it fall... Please don’t stop the rain... Pulas. ....
2. 学校 Gakkou (Sekolah)
D
unia. Jamak sudah pasti. Milik semua orang dan nyata. Di mana lo tidak bisa menjamah dunia itu sendiri semau lo. Ini ‘juga’ milik mereka.
Sample Diariokenna Diariokenna - Nickijo
Mereka itu banyak. Dan lo ngerasa enek banget kalau mereka sudah mulai membuat dunia lo terisolir. Ya, duniamu sendiri. Mereka yang tidak akan bisa menginjakkan kaki di langit-langit lo. Jelas, siapa yang bisa ngaduk-ngaduk pikiran lo? Cuma lo penguasa di situ, penjelajah mutlak di situ. Dan di dalamya mungkin lo nggak sendirian. Sebuah imitasi dari seseorang, atau bentuk nyata imajinasi bisa lebih menguasainya sendiri sampai lo mungkin nggak nyadar kalau lo udah gila. Hahaha. Dunia gila. Dan dengan bangga lo bisa teriak “BEBAS!”. Meskipun itu hanya berukuran sama dengan volume otak lo. Ngerti? Gue sendiri enggak. Melepaskan sesuatu yang seharusnya diterbangkan memang rumit–oke berhenti...
Dan pintu langit-langit itu tertutup oleh bunyi... BUKK!
....
Lab Komputer, 11:57
Kelas X-8 sedang praktik pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Kelas tinggal menunggu bel istirahat kedua yang tinggal dua atau tiga menit lagi berbunyi. Semua tugas sudah rampung dikerjakan. Sambil menunggu bel, gue hanya iseng menggambar melalui program Paint. Gambar-hapus-gambar-hapus. Aneh. Tidak kalah aneh ya Tiar. Dia anak barunya? Sekarang satu sekolahan dengan gue? Hah? What an unexpected surprise! Kok gue yang bingung? Aneh! Tiba-tiba gitu pindahnya. Gak ngasih kabar. Hooooo jangan GR, Ken! Dia nggak tau kalau lo juga sekolah di sini. Terus nyokap-bokapnya tiba-tiba baik hati gitu ngebolehin dia bersekolah di sekolah negeri. Kenapa di 170? Pindah rumah kali. Terus kok Wilan bisa seperti sudah akrab begitu? Hm. Wilan kan memang anaknya supel, ceria dan mudah akrab dengan siapa aja. Ya ya ya. Terus lo nyesel Ken ngenalin Tiar ke Wilan? Hm. Ngapain nyesel? Kok gue nanyanya aneh? Payah! Jadi dia si newbie yang bikin booming itu? Jadi dia tidak jadi bergabung dengan X-8 tapi dengan X-6. Jadi gue yang ribet gini? Ija, Ola, Iput sudah bertemu juga kah? Eh, gue suka menceritakan mereka bertiga tentang Tiar. Hahaha sebagai teman kok. Karena menurut gue Tiar punya satu sisi hidup yang menarik dan mereka sudah terbiasa gue ceritakan tentang apapun. Bisa dapetin dia lo, Ja? Hahaha. Nyah! Random. Muter-muter di otak sendiri.
Sample Diariokenna Diariokenna - Nickijo
Bel istirahat pun berbunyi. Semua murid beranjak dari lab komputer. Ada yang langsung ke masjid sekolah untuk salat Dzuhur. Ada yang langsung ke kantin. Ada yang ke manamanamana... Nggak ada yang mau balik ke kelas dulu apa? Gue ke lab komputer kan nggak bawa uang. Berhubung hanya gue yang mau capek-capek naik ke lantai tiga, ini anak-anak malah menitipkan barangbarangnya ke gue. Pasrah lah gue menaiki tangga sendirian ke lantai tiga dengan kedua tangan membawa tumpukan buku TIK dan hanya bisa pasang ekspresi (-_-). Sampai pada anak tangga terakhir lantai tiga...capek! Dan ehem, tiga meter di depan gue ada Tiar tuh. Hm. Kelasnya memang terletak di sebelah kanan tangga. Kelas gue belok ke kiri melewati kelas X-7. Gue hanya sekali melirik kemudian terus berjalan menuju kelas yang di pojok-pojok itu. Tiar sendirian di beranda depan tangga. Putar bola mata. Gue mau ngapain kalau ketemu dia, heh? Sesampainya di kelas, gue meletakkan buku-buku yang gue bawa di atas meja masing-masing pemiliknya. Lalu duduk sejenak untuk minum, kemudian mengambil uang dari dompet. Setelah itu gue berjalan menuju pintu dan Tiar sudah berada di depan kelas! Wayolooo.. Dia menyaksikan pertandingan bola antarkelas di lapangan yang baru dimulai. Lalu... Kn : “Mmm..Tiar?” T : “Ya? Kamu Kenna?” Kn : “I.. Iya..” T : “Ketemu juga juga ya akhirnya.” Kn : “Hehe, iya.. Satu sekolahan lagi sekarang. Nggak nyangka.” ....
☺☺☺
Sample Diariokenna Diariokenna - Nickijo
12. 翼 Tsubasa (Sayap)
BIARKAN IMAJINASI LIARMU TERHEMPAS TAK TERBATAS! Pintu ruang imaji itu terbuka; Salju. Langit. Laut. Matahari. Hujan. Bumi. Air. Api. Angin. Awan. Pasir. Hidup. Cinta. Mati. Asa. Tinggi. Terbang. Jatuh. Bintang. Harapan. Sunyi. Kalah. Datar. Galaksi. Kelam. Imaji. Datang. Pergi. Kejar. Jalan. Jauh. Takut. Benci. Hilang. Rasa. Rupa. Suara. Tajam. Rasional. Bijak. Masalah. Sunyi. Liar. Hitung. Masa. Utopis. Pikir. Bangun. Lihat. Bayang. Dengar. Langkah. Prasangka. Dekat. Detak. Warna. Penjara. DAN SEMUA PROBABILITAS LOGIS MAUPUN UTOPIS.
“Tiar, pinjem bahunya lagi ya? Kenna ngantuk.” “Iya, silakan.” Aku tertidur lagi di situ, pada bahunya. Saat lampu dimatikan, aku terbang ke langit. Pintu langit sudah dibuka. Aku mendarat di sebuah tempat yang katanya Bumi, tapi bumi seperti apa ini? Kosong. Tidak ada matahari. Gelap. Tetapi si bulan menyunggingkan senyum memesonanya. Sepi. Tetapi bintang menari-nari. Sendu. Tetapi masih ada awan, yang akan menjadi lebih sendu lagi kala hujan menyapu cakrawala. Suram. Tetapi langitnya terlalu memukau. Bayangkan, dari tempatku berdiri saat ini, semua terlihat jelas di langit hitam. Bulan, bintang, awan, hujan, planet lain, galaksi lain, meteor, semua menyatu. Tidak perlu teleskop. “Tempat apa ini?” “Ini adalah Bumi. Kamu lupa seperti apa rasanya menjejakkan kaki di Bumi?” “Bumi? Apakah ini tempat di mana langit menjatuhkan bintangnya?” “Langit tidak pernah menjatuhkan bintangnya. Tetapi di sinilah kerajaan bintang-bintang tinggi menemukan kebijakan sang penguasa langit.” “Kamu bisa mengajariku lebih banyak tentang Bumi?”
Sample Diariokenna Diariokenna - Nickijo
21. 歌 Uta (Lagu) .... “Auriga itu nama bintang kan?” Kenna setengah menyatakan dan setengah bertanya kepada Riga. Riga duduk pada bangku kayu panjang yang ada di bagian depan ujung roof top berbentuk persegi panjang yang tidak terlalu luas itu. Sementara Kenna berdiri di sebelah bangku di pinggir pagar besi setinggi dada yang membatasi roof top. Menatap si kelap-kelip di langit tempatnya menempel. “Nama yang bagus,” lanjutnya lalu tersenyum. Pemandangan lampu-lampu yang menyala dari villa lain dan rumah penduduk menjadi bukit bintang. Riga tertawa kecil. “Nama rasi bintang lebih tepatnya.” Kenna menengok ke arahnya. Riga melanjutkan, “Pernah dengar bintang Capella? Bintang Capella itu adanya di rasi Auriga. Bintang Capella di situ adalah bintang yang paling terang di antara bintang pembentuk rasi Auriga yang lain, warnanya kuning, sama kayak matahari. Auriga itu rasi bintang di belahan utara,” jelasnya. Kenna diam sebentar. Takjub. “Oh.. Gitu.. Hehehe. Wow.” “Nah terus, adik gue, Linan, namanya juga diambil dari nama bintang dari rasi Auriga. Bintang Menkalinan, yang terhubung sama bintang Capella,” tambahnya. “Nyokap gue romantis ya ngasih nama anak-anaknya,” komentarnya sendiri dengan tertawa lirih. Demikian juga Kenna. ....
Filosofi Langit dan Laut
“Kamu tahu kenapa langit itu biru?” “Menjadi biru adalah takdir langit.” “Lalu, kenapa pada malam hari ia berubah menjadi gelap?” “Menjadi gelap adalah takdir langit pada malam hari.” “Takdir? Adakah waktu ketika langit tidak menjadi biru atau gelap?” “Ada. Sewaktu senja. Ketika matahari terbenam. Warna langit jingga, bukan biru, bukan gelap. Dan tempat yang tepat untuk melihat senja adalah laut.” “Kenapa harus laut? Bukankah laut itu sama biru seperti langit?” “Biru laut sebenarnya pantulan biru langit. Warna laut yang sebenarnya adalah jernih.”
Sample Diariokenna Diariokenna - Nickijo
“Tapi ketika senja, mana yang lebih indah? Langit atau laut?” “Langit. Karena indahnya langit lebih luas.” “Sementara laut hanya ikuti garis tangan matahari dan langit.” “Kenapa begitu?” “Karena itu adalah takdir laut. Ya, kan? Lihat saja, kalau ketika senja nggak ada matahari di batas cakrawala antara laut dan langit, warna laut nggak akan berubah menjadi jingga seperti matahari dan langit kan?” “Meskipun sama, tetapi tetap lebih indah langit. Karena warna langit senja itu harapan. Harapan hidup dan cita-cita manusia yang selalu ingin dicapai.” “Warna laut senja juga harapan. Harapan kalau hari esok akan bertemu lagi dengan matahari dan kaki langit. AKU INGIN MENJADI LAUT!”
I
ngin seperti air yang mengalir, tapi nyatanya hanya bisa menjadi angin. Air masih lebih dapat mengendalikan dirinya jika terbawa arus. Sementara angin lebih rapuh, terhempas ke sana kemari dan menghantam apa saja yang menyentuhnya. Kadang rasanya sakit, lewat begitu saja dan mudah dilupakan.
"Sepolos apa muka gue?" "Sepolos kerapuhan lo." "Bahkan ada di samping lo gue masih terlihat rapuh?" "Lo akan sangat lucu kalau menjadi tegar dan kuat.”
MATI?! Apa itu yg membuat sebuah cerita menjadi tragis tangis melankolis? Teriris miris! Lempar jerit peluh itu pada kaca! TERLUKA DAN MELUKA. Di situ berhenti. Mengerti.
Jika tiada etika untuk penghalang sua, atas dasar apa berani bertanya bahkan sesederhana kabar?
Sample Diariokenna Diariokenna - Nickijo