Investasi Gizi 1000 HPK dan Produktivitas Generasi Indonesia
Endang L Achadi Guru Besar FKM UI; Ketua PP PDGMI
SEJARAH
FKM UI
• Fenomena keterkaitan 1000 HPK dg kualitas SDM berawal dari penelitian Dr. Barker di Inggris thn 1980an: tidak seperti yang dipresumsikan, prevalensi P’ jantung pd populasi miskin lebih tinggi dibanding populasi kaya. Penelitian lanjutan di daerah lain di Inggris mengonfirmasikan fenomena tsb • Selanjutnya Dr. Barker menemukan bahwa risiko penyakit jantung koroner lebih tinggi pd kelompok yang lahir dengan BBLR dibandingkan dg yang lahir dengan berat badan di atas 2500 gram
FKM UI
• Penelitian lain setelahnya juga menunjukkan bahwa kelompok yang lahir dengan berat badan rendah mempunyai risiko lebih tinggi untuk terjadinya penyakit-penyakit seperti jantung koroner, hipertensi, stroke, dan diabetes mellitus tipe 2
• Hal ini kemudian disebut sebagai 'Fetal Origin Hypothesis' yang dapat diartikan bahwa penyakitpenyakit kronis tersebut berasal dari respons tubuh thd kekurangan gizi pd masa awal kehidupan (fetal stage) DOHAD (Developmental Origin of Health and Disease)
Dr. David Barker (Barker Hypotesis)
FKM UI
• Di dalam batasan yang luas yang ditentukan oleh gen yang kita warisi, setiap diri kita mempunyai suatu rentang pilihan hidup masing-masing. Lingkungan kita, yaitu di dalam kandungan dan beberapa bulan setelah lahir, memilihkan jalan khusus untuk pertumbuhan dan perkembangan yang kita jalani... • Orang membicarakan tentang anak yang tumbuh mengikuti potensi genetiknya, padahal yang sesungguhnya terjadi adalah anak tumbuh menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Sumber: Dr. David Barker, yang memperkenalkan “the Barker Hypothesis” dan DOHAD (Developmental Origin of Health and Disease), dlm bukunya Nutrition in the Womb, 2008
MENGAPA 1000 HPK?
FKM UI
• Pernyataan Dr. Barker tersebut dengan tegas menyatakan bahwa dari gen yang diturunkan kepada kita, masih terbentang luas peluang untuk menciptakan jalan kita masing-masing agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal • Peluang itu adalah “1000 Hari Pertama Kehidupan” (yaitu 270 hari di dalam kandungan dan 730 hari dlm 2 tahun pertama setelah lahir)
Dampak Jangka Pendek dan Jangka Panjang Akibat Gangguan Gizi Pada Masa Janin dan Anak Usia Dini
Dampak Jangka Pendek
PBBH rendah
Perkembangan Otak terganggu
BB Ibu Prahamil rendah Ibu Pendek
Gangguan Gizi pada Masa Janin dan Usia Dini
Dampak Jangka Panjang Kemampuan Kognitif & Pendidikan rendah
Pertumbuhan terganggu (IUGR)
Stunting/ Pendek
Metabolic Programing
-Hipertensi -Diabetes -Obesitas -PJK -Stroke
Sumber : Modifikasi dari Rajagopalan, S, Nutrition and challenges in the next decade, Food and Bulletin vol 24 no.3, 2003
Akar Trans-generasi Penyakit Khronis Barker, Public Health 2012
100 tahun Alur gizi Nenek:
Ibu:
Placenta:
Janin:
Bayi/Anak:
•Membuat telur/ovum cucunya •Mendona sikan gen
•Melepaskan telur; •Menyediakan zat gizi/makanan; •Mempengaruhi plasenta; •Melahirkan bayi; •Memberi makan bayi; •Menstimulasi bayi; Memberi makan anak
•Mentrans portasikan zat gizi; •Memproduk si hormon; •Mengeluark an buangan
•Membuat plasenta; •Mengambil zat gizi; •Membuat organ; •Bertumbuh
•Makan makanan; •Bertumbuh
Kerentanan thd penyakit khronik, kanker dan infeksi
Bapak: Mendonasikan gen Perkembangan 1000 hari
GLOBAL MOVEMENT
FKM UI
Antara lain: 1. SUN Movement (Scaling Up Nutrition Movement): 2010 2. EWEC (Every Woman Every Child): 2010 3. N4G (Nutrition for Growth): 2013
Muncul sebagai respons thd
FKM UI
• Masalah gizi global yg tidak membaik, terutama Stunting/pendek dan akibatnya • Bukti yg conclusive ttg Risiko malnutrition pada periode 1000 HPK terhadap kesehatan (Penyakit Tidak Menular) dan kualitas SDM
• Rendahnya perhatian dunia terhadap masalah gizi
SUN Movement • • • •
FKM UI
Disampaikan pd thn 2010, oleh Sekjen PBB sendiri Diikuti oleh 56 negara termasuk Indonesia Fokus pada 1000 HPK Multi-partners, termasuk swasta dan masyarakat madani, tetapi tetap dalam Satu Platform • Merekomendasikan Pendekatan “Three-Ones” – Satu Kerangka Kerja sebagai dasar untuk koordinasi kerja semua mitra; – Satu Otoritas Koordinasi tingkat Nasional; – Satu Sistem Monitoring & Evaluasi tkt Nasional
Fokus SUN Movement pada Stunting
FKM UI
bukan semata pada ukuran fisik pendek, tetapi lebih pada konsep bahwa proses terjadinya stunting bersamaan dengan proses terjadinya hambatan pertumbuhan dan perkembangan organ lainnya, termasuk otak: Artinya seorang anak yang menderita stunting, kemungkinan besar juga telah mengalami hambatan pertumbuhan dan perkembangan organ lainnya
Remarks Hillary Rodham Clinton, Secretary of State at CARE's 2010 National Conference and Celebration, May 11, 2010
FKM UI
• ….Nutrition plays the most critical role in a person’s life during a narrow window of time – the 1,000 days that begin at the start of a pregnancy and continue through the second year of life….
• .. The quality of nutrition during those 1,000 days can help determine whether a mother and child survive pregnancy and whether a child will contract a common childhood disease, experience enough brain development to go to school and hold a job as an adult…
Stunting: The Face of Poverty Sri Mulyani Indrawati, Managing Director, WB,
06/06/2013
FKM UI
• … Globally, 165 million children under age 5 suffer from chronic malnutrition – also known as stunting, or low height for age. Much of this damage happens in pregnancy and the first two years of a child’s life. It means a child has failed to develop in full …
• … Malnutrition diminishes not only the futures of individuals, but also of nations. .. • … The latest evidence published in The Lancet also tells us with greater certainty that the roots of child malnutrition can even be traced to the health and nutritional well-being of adolescent girls before pregnancy…
Pidato Ibu Sri Mulyani, Menteri Keuangan RI di Kampus UI, 26 Juli 2016
FKM UI
• Sekitar 37% balita Indonesia mengalami stunting…Stunting mengakibatkan otak seorang anak kurang berkembang. Ini berarti 1 dari 3 anak Indonesia akan kehilangan peluang lebih baik dalam hal pendidikan dan pekerjaan dalam sisa hidup mereka • Ini adalah musibah bagi Indonesia. Tingkat stunting di Indonesia sangat tinggi dibanding negara tetangga. Misalnya, tingkat stunting di Thailand adalah 16%, dan di Vietnam 23% http://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3261622/ini-pidato-lengkap-sri-mulyani-di-kampus-ui-hariini
Lawrence Haddad & Endang L. Achadi, The Jakarta Post: Tue, February 10 2015, 9:10 AM
FKM UI
• Indonesia is becoming an economic powerhouse in the region and the world. In contrast, the silent crisis of malnutrition in Indonesia carries on, corroding and damaging human hardware and software and acting as a brake on economic growth that could be as extraordinary as China’s • The babies and infants we can prevent from becoming stunted now will grow up to be even more productive members of the workforce in 20 years time
Target World Health Assembly thn 2025
FKM UI
1. Menurunkan Jumlah Anak Stunting (pendek & sangat pendek) pd Balita, 40% 2. Menurunkan Anemia pada WUS, sebesar 50%
3. Menurunkan Bayi Lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR,) sebesar 30% 4. Tidak ada kenaikan proporsi Overweight, pd Balita
5. Meningkatkan ASI eksklusif bayi 0-6 bulan setidaknya sp 50% 6. Menurunkan & mempertahankan Wasting pd Balita menjadi < 5%
Intervensi Cost-Effective untuk Mengatasi Kurang Gizi pd Ibu & Anak (the Lancet, 2008)
Intervensi langsung untuk mencegah dan menangani kurang gizi 1. Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif untuk bayi sampai usia 6 bulan 2. Pemberian Makanan Pendamping ASI setelah usia 6 bulan 3. Memperbaiki perilaku bersih/hygienis termasuk mencuci tangan
FKM UI
Intervensi Cost-Effective untuk Mengatasi Kurang Gizi pd Ibu & Anak (the Lancet, 2008)
FKM UI
Meningkatkan asupan vitamin dan mineral melalui pemberian mikronutrien untuk anak-anak dan ibunya 4. Suplementasi vitamin A secara periodik 5. Suplemen zinc untuk penanganan penyakit diare 6. Tabur multiple mikronutrien 7.Pemberian obat cacing untuk anak-anak untuk mengurangi hilangnya zat gizi akibat kecacingan 8.Pemberian suplementasi besi dan asam folat bagi ibu hamil untuk mencegah dan mengobati anemia 9.Memberikan kapsul iodium di daerah di mana garam beriodium tidak ada
Intervensi Cost-Effective untuk Mengatasi Kurang Gizi pd Ibu & Anak (the Lancet, 2008)
FKM UI
Pemberian mikronutrien melalui fortifikasi makanan untuk semua masyarakat: 10.Garam beriodium 11.Fortifikasi makanan pokok Pemberian makanan tambahan terapeutik untuk anak kurang gizi dengan makanan khusus: 12.Pencegahan dan penanganan kurang gizi yang moderat/sedang 13.Pengobatan kurang gizi buruk/berat (“severe acute malnutrition”) dengan ready-to-use therapeutic foods (RUTF).
FKM UI
Posisi Masalah Gizi di Indonesia Secara Global
Indonesia termasuk didalam 17 negara, diantara 117 negara, yg mempunyai prevalensi tinggi Stunting, Wasting, dan Overweight pd Balita
37.2% Stunting
FKM UI
12.1 % Wasting 11.9% Overweight
Indonesia termasuk Negara yang mempunyai prevalensi Stunting tinggi, tetapi kecepatan penurunan per-tahun rendah Sumber: GNR 2014
FKM UI
• Indonesia merupakan kontributor terbesar ke 4 di dunia dalam jumlah Balita wasting/kurus • Kontributor terbesar ke 5 di dunia dalam jumlah Stunting pada Balita Indonesia mempunyai jumlah kelompok penduduk berisiko tinggi (mempunyai kemampuan kognitif rendah , risiko PTM dan stunting) ke 5 terbesar di dunia Implikasi untuk Kualitas SDM kedepan??
FKM UI
Indonesia termasuk didalam 47 negara dari 122 negara yang mempunyai masalah Stunting pd balita dan Anemia pada WUS Sumber: GNR 2014
22. 7% WUS menderita Anemia (Riskesdas 2013)
FKM UI
MASALAH PTM DI INDONESIA
10 Penyebab Kematian Tertinggi di Indonesia 2014 FKM UI Kompas tgl 18 Mei 2015
1. Stroke 2. Jantung dan Pembuluh Darah 3. DM dan Komplikasinya 4. Tuberkulosis Pernapasan 5. Hipertensi dengan komplikasinya 6. Infeksi Saluran Pernapasan Bawah 7. Liver 8. Kecelakaan Lalu Lintas 9. Pneumonia 10.Diare disertai Infeksi Pencernaan
4 dari 5 penyebab utama
kematian adalah PTM terkait Gizi (Nutritionrelated NCDs)
Apakah semata-mata karena Life Style??
Bila ya, seharusnya Prevalensi pada Kelompok Terkaya >> Termiskin Riskesdas 2013: Penderita PTM (hipertensi, DM, obesitas, Kanker): 48.6% Kuintil termiskin: 45.2 versus Kuintil terkaya: 53.2
FKM UI
Perbedaan Prevalensi Hipertensi pada kelompok 20% termiskin (Q1) dg kelompok 20% terkaya (Q5) hanya 2.5% (30,5% vs 33%)
Sumber: Atmarita, PhD Riskesdas 2007
Prevalensi Penyakit Jantung Koroner pada kelompok 20% termiskin (Q1) dg kelompok 20% terkaya (Q5) hanya beda 0.5% (6.8% vs 7.3%)
FKM UI
Perbedaan Prevalensi Stroke pada kelompok termiskin (7.7 0/00) dengan pada kelompok terkaya (9.3 0/00) hanya 2.5 0/00
Prevalensi Diabetes di Indonesia ke 7 tertinggi di dunia:
Pd kelompok terkaya 1.7% dibandingkan dg pd kelompok termiskin 0.8%
Sumber: Atmarita, PhD Riskesdas 2007
FKM UI
KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK INDONESIA
Posisi Tingkat Kompetensi Anak Indonesia secara global
FKM UI
• Asesmen yang dilakukan pada tahun 2012 oleh OECD PISA (the Organisation for Economic Co-operation and Development - Programme for International Student Assessment), suatu organisasi global bergengsi, terhadap kompetensi 510.000 pelajar usia 15 tahun dari 65 negara, termasuk Indonesia, dalam bidang membaca, matematika, dan science :
Indonesia berada di urutan ke 64 dari 65 negara tersebut
Posisi Singapura, Vietnam, Thailand, dan Malaysia berturutturut adalah pada urutan ke 2, 17, 50, dan 52.
Kemampuan Kognitif Anak pd Umur 7-8 Tahun
Hampir separo (48.6%) Anak umur 7-8 tahun mempunyai Kemampuan kogntif kurang
FKM UI
51.4% Mempunyai Kemampuan kognitif baik HASIL PENELITIAN DR. Feri Ahmadi Data IFLS tahun 2000 dan 2007: 13 prov, 492 anak
FKM UI
Bayi umur 0-6 bulan yang pendek dan tetap pendek sampai dengan umur 7-8 tahun berisiko mempunyai kemampuan kognitif kurang sebesar 2,8 kali dibandingkan dengan anak yang mempunyai panjang/tinggi badan normal pada umur 0-6 bulan dan tetap normal sampai dengan umur 7-8 tahun Sumber: DR. Feri Ahmadi 2015
FKM UI
Potensi Investasi untuk Indonesia
Rasio “Manfaat-Biaya” untuk paket inti intervensi spesifik FKM UI gizi dengan cakupan >= 90% untuk menurunkan Stunting
Indonesia: 48
Setiap investasi 1 USD u/ menurunkan Stunting akan memberikan manfaat sebesar 48 kalinya (48 USD)
FKM UI
Bila Target WHA 2025 tercapai …
Implikasi bila Investasi pada 1000 HPK melalui pencapaian Target WHA 2025
1. Menurunkan Jumlah Anak Stunting pd Balita, 40%
• Menurunkan risiko Anak dg Kemampuan kognitif kurang • Menurunkan risiko PTM
FKM UI
Implikasi bila Investasi pada 1000 HPK bila Target WHA 2025 tercapai
2. Menurunk an Anemia pada WUS, sebesar 50%
• Meningkatkankesehatan dan produktivitas Bumil • Menurunkan risiko perdarahan pd Bumil turunkan kematian kematian • Menurunkan risiko melahirkan bayi BBLR • Menurunkan bayi dg risiko anemia usia dini dan rendahnya IQ
FKM UI
Rujukan: Target WHA 2025 3. Menurunkan Bayi Lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR,) sebesar 30%
• Menurunkan risiko kesakitan dan kematian Neonatal dan Bayi • Menurunkan risiko Stunting • Menurunkan risiko Anak dg Kemampuan kognitif kurang • Menurunkan risiko Penyakit khronis/PTM
FKM UI
Rujukan: Target WHA 2025
4. Tidak ada kenaikan proporsi Overweight, pada Balita
•Menurunkan risiko Obesitas dan Penyakit khronis/PTM lainnya
FKM UI
Rujukan: Target WHA 2025
5. Meningkat kan ASI eksklusif bayi 0-6 bulan sp 50%
•Memperbaiki Asupan zat gizi •Menurunkan risiko terjadinya Infeksi •Menurunkan risiko terjadinya Stunting, dst
FKM UI
Rujukan: Target WHA 2025
6. Menurunkan & mempertahan kan Wasting pd Balita menjadi < 5%
•Meneurunkan risiko terjadinya gisiko gizi buruk •Menurunkan risiko terjadinya infeksi dan akibatnya
FKM UI
Jumlah Stunting dapat dicegah bila Target WHA tercapai (thn 2025=22%)* Jumlah risiko Kemampuan Kognitif rendah dan PTM dapat 8,498,240 8,221,382 dicegah bila Stunting turun
10,000,000 9,000,000
8,711,711
FKM UI
8,422,925
8,000,000 7,000,000
6,573,224
+ 2 juta balita antara thn 20202025
6,000,000 5,000,000 4,000,000
> 3 juta balita antara 20254,996,420 2030 3,224,962
3,000,000 1,925,016
2,000,000 1,000,000
288,786
2015
Balita stunting (stagnan 36.2%)
2020
Stunting thn 2015=35%, 2020=28%, 2025=22% (WHA)
2025
Stunting dicegah
* Berdasarkan proyeksi PBS penduduk baliita thn 2015, 2020, 2025; prevalensi stunting 36.2% Riskesdas 2010 sbg awaldan perkiraan prevalensi 35%, 28% dan 22% thn 2015, 2020 dan 2025
Return of Investment bila Target WHA tercapai (thn 2025=22%)* 10,000,000 9,000,000
8,711,711
8,498,240
8,422,925
return of investment thn 2020-2025 bila 6,573,224 investasi pd penurunan 2 juta stunting adalah: 96 juta USD (1.34 T)
8,000,000 7,000,000 6,000,000 5,000,000
FKM UI
return of investment 8,221,382 thn 2020-2025 bila investasi pd penurunan 3 juta stunting adalah: 144 4,996,420 juta USD (2 T)
4,000,000 3,224,962
3,000,000 1,925,016
2,000,000 1,000,000
288,786
2015
Balita stunting (stagnan 36.2%)
2020
Stunting thn 2015=35%, 2020=28%, 2025=22% (WHA)
2025
Stunting dicegah
* Berdasarkan proyeksi PBS penduduk baliita thn 2015, 2020, 2025; prevalensi stunting 36.2% Riskesdas 2010 sbg awaldan perkiraan prevalensi 35%, 28% dan 22% thn 2015, 2020 dan 2025
FKM UI
DI INDONESIA: Hampir semua 13 Intervensi yg cost-effective sudah dijalankan
Intervensi Cost-Effective untuk Mengatasi Kurang Gizi pd Ibu & Anak (the Lancet, 2008) 1. Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif untuk bayi sampai usia 6 bulan
FKM UI
Indikator Pola Makan pada Bayi dan Anak Usia Dini (SDKI 2007-2012) 2. Pemberian Makanan Pendamping ASI setelah usia 6 bulan
FKM UI
FKM UI
3. Memperbaiki perilaku bersih/hygienis termasuk mencuci tangan
Akses air bersih: 66.8% Akses fasilitas sanitasi: 59.8% Rumah tangga berdefekasi di ruang terbuka 24%
FKM UI
55 juta orang BAB di tempat terbuka (no 2 di dunia)
% HH with no access to improved latrine
<30% 30-44% 45-49% 50+%
9 juta balita pendek stunted (no 5 di dunia)
Prevalence of stunting
<30% 30-39%
40-49% 50+% Basic Health Research Survey, 2013
MODEL Angka Penurunan Perbaikan Faktor yang mendasari FKM UI terjadinya Stunting yg Dibutuhkan, untuk Menurunkan Stunting, dari perkiraan 29.2% (2010) menjadi 15% (2025) Kenaikan per-tahun yg harus dicapai utk Menurunkan Stunting pd Balita menjadi 15%
Akses terhadap air bersih Akses terhadap fasilitas sanitasi Partisipasi perempuan di SLTP Suplai Energi dari Diet per kapita (kcal) Poporsi sumber energi dari non makanan pokok
0.92% 2.28% 3.11% 0.54 0.81%
FKM UI
4. Suplementasi Vitamin A secara periodik
Capaian: 75.5%
5. Kepatuhan TTD
Capaian: 30%
6. Tabur Multipel Mikronutrien
Belum dilaksanakan sebagai program
7. Pemberian zinc pd kasus Diare
Belum dilaksanakan sebagai program
FKM UI
• Berbagai strategi intervensi sensitif gizi yang sudah ada, tetapi cakupan belum optimal: –Posyandu; –Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) termasuk Pemanfaatan Pekarangan, –Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan UKS Pesantren; –Pernikahan Usia Remaja, “4 Terlalu”, dll
FKM UI
Potensial Bermanfaat: • Kartu Sehat Indonesia/JKN bila komponen promosi dan preventive adekuat • Kartu Pintar Indonesia: meningkatkan pendidikan perempuan • PMT AS?
Arah Kebijakan sesuai Perpres PERATURAN PRESIDEN TENTANG KEBIJAKAN STRATEGIS DAN RENCANA AKSI NASIONAL PANGAN DAN GIZI (KSRAN-PG) TAHUN 2016-2019
FKM UI
Kerangka Pikir KSRAN-PG 2015-2019
Status Gizi yg Baik untuk Menjamin SDM Berkualitas dan Berdaya Saing Tinggi hanya dapat dicapai bila Sektor non-Kes juga berperan Aktif
KEBIJAKSANAAN STRATEGIS KSRAN-PG (program/kegiatan/input) (1)
A. Ketersediaan Pangan 1. 2. 3. 4.
Peningkatan produksi pangan domestik Penguatan cadangan pangan (CPP, CPPD, CPM) Perdagangan pangan Penyediaan pangan berbasis sumberdaya lokal
B. Keterjangkauan (akses) Pangan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Efisiensi pemasaran pangan Penguatan sistem logistik pangan Stabilisasi pasokan dan harga pangan pokok dan penting Pemberdayaan masyarakat berpenghasilan rendah Penanganan kerawanan pangan dan gizi Pemenuhan gizi masyarakat Penyediaan bantuan pangan bagi masyarakat berpenghasilan rendah 56
KEBIJAKSANAAN STRATEGIS KSRAN-PG (program/kegiatan/input) (2) C. Pemanfaatan (konsumsi) Pangan 1. Pengembangan pola konsumsi pangan B2SA 2. Pengembangan jejaring dan informasi pangan 3. Peningkatan pengawasan kemananan pangan.
D. Perbaikan Gizi Mayarakat (pelayanan kesehatan) 1. Perbaikan pola konsumsi pangan perseorangan dan masyarakat yang B2SA 2. Perbaikan atau pengayaan gizi pangan tertentu 3. Penegakan regulasi persyaratan khusus komposisi pangan 4. Pemenuhan kebutuhan gizi bagi remaja, ibu hamil, dan balita 5. Penguatan sistem surveilan pangan dan gizi 6. Penguatan program gizi lintas sektor (program sensitif gizi). 57
KEBIJAKSANAAN STRATEGIS KSRAN-PG (program/kegiatan/input) (3) E. Penguatan Kelembagaan Pangan dan Gizi 1. Penguatan peran sentral pangan dan gizi dalam pembangunan, dengan membentuk kelembagaan pangan nasional yang memiliki wibawa dan otoritas kuat 2. Penguatan fungsi DKP di pusat dan daerah dalam merumuskan kebijakan serta melaksanakan evaluasi dan pengendalian, guna mewujudkan ketahanan pangan dan gizi tingkat daerah dan nasional 3. Pengefektifan Gugus Tugas Gerakan Nasional Perbaikan Gizi 4. Pengembangan kemitraan ABGC (academic, business, government, civil society), dengan mengembangkan kerja sama yang setara serta meningkatkan governasi kemitraan.
58
Kerangka Pikir KSRAN-PG 2015-2019
FKM UI
Endang L Achadi, 2015
Diperlukan Penguatan • Koordinasi dan Sinergi berbagai pemangku kepentingan untuk intervensi spesifik gizi
• Lingkungan yg mendukung dari semua stakeholders u/ intervensi sensitif gizi : – sektor pemerintah terkait (Pertanian, Perikanan, DikBud, BKKBN, Agama, Perdagangan, Perindustrian, dll) ; – Swasta; – LSM; – Masyarakat; – Organisasi Internasional
FKM UI
FKM UI
• Prioritas secara bertahap: target populasi, target daerah, jenis intervensi spesifik gizi, jenis intervensi sensitive gizi, • Diperlukan Koordinasi antar program spesifik • Diperlukan Koordinasi antar pogram spesifik dengan program sensitif
FKM UI
• Diperlukan kepemimpinan yang kuat di setiap tingkat: Nasional, Prov, Kab dan Kota, Desa • Diperlukan Nutrition Champion di setiap tingkat: KH Shalahuddin Wahid; Sri Mulyani, Ibu Negara, Ibu Bupati/Walikota, Tokoh Agama daan Masyarakat, Anggota DPR, dll?
FKM UI
KESIMPULAN
Kesimpulan (1)
FKM UI
Masalah Gizi di Indonesia sangat memprihatinkan, indikasi masalah gizi pada ibu hamil dan pada usia dini sejalan dengan masalah kesehatan pd usia dewasa (PTM) dan kemampuan kognitif Fokus pada Penyelamatan 1000 HPK
Kesimpulan (2)
FKM UI
• Prioritas secara bertahap • Multi-partners, termasuk swasta dan masyarakat madani, tetapi tetap dalam Satu Platform – Diperlukan Koordinasi antar program spesifik – Diperlukan Koordinasi antar pogram spesifik dengan program sensitif
• Diperlukan kepemimpinan yang kuat di setiap tingkat • Diperlukan Nutrition Champion di setiap tingkat
Kesimpulan (3) • Merekomendasikan Pendekatan “Three-Ones” – Satu Kerangka Kerja sebagai dasar untuk koordinasi kerja semua mitra; – Satu Otoritas Koordinasi tingkat Nasional; – Satu Sistem Monitoring & Evaluasi tkt Nasional
FKM UI
TERIMA KASIH
FKM UI