INTERVENSI MASALAH GIZI DAN PENERAPAN PROGRAM 1000 HPK MELALUI KEGIATAN PENDIDIKAN, PENELITIAN, DAN PENGABDIAN MASYARAKAT Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
Presentasi pada Hari Gizi Nasional Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 25 Januari 2017
Pendahuluan • Perguruan tinggi memainkan peranan penting dalam percepatan pencapaian tujuan-tujuan Program 1000 HPK. • Perguruan tinggi memikul tanggung jawab mencerdaskan kehidupan bangsa dan pencapaian tujuan-tujuan pendidikan dengan demikian sangat erat berhubungan dengan pencapaian tujuan-tujuan pembangunan gizi bangsa melalui Tridharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat • Perguruan tinggi dapat dan harus meningkatkan peranannya dalam upaya besar meningkatkan status gizi pada 1000 HPK.
Tujuan 1. Dharma Pendidikan: • Integrasi Program 1000 HPK dalam kurikulum pembelajaran baik secara konten maupun delivery dengan penyelarasan antara dharma pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. • Menggalang komitmen aksi antar profesi pendidikan tinggi kesehatan dan reorientasi kompetensi pendidikan antar profesi kesehatan untuk merintis kolaborasi sinergik pembelajaran. 2. Dharma Penelitian: • Meningkatkan jumlah penelitian terkait 1000 HPK di lingkungan Departemen Gizi FKMUI sebagai upaya pengembangan intervensi spesifik dan sensitif untuk peningkatan status gizi masyarakat. 3. Dharma Pengabdian Masyarakat: • Mengembangkan surveilans berbasis Posyandu • Mengembangkan pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak dalam rangka pengawalan 1000 HPK.
Kegiatan Dharma Pendidikan 1. Analisis Program 1000 HPK • Analisis konten • Analisis programatik 2. Analisis Kurikulum Gizi FKMUI • Analisis generik kurikulum Gizi dalam peta kurikulum FKM dan UI • Revisi modul kurikulum Gizi 3. Pengintegrasian Program 1000 HPK dalam Kurikulum Gizi dengan menggunakan hasil analisis program dan analisis kurikulum
Modul Terintegrasi 1000 HPK yang disiapkan dalam Bentuk Buku Rancangan Pengajaran (BRP)
Program Studi Gizi Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat FKM UI
Blok Foundation of Nutrition
Blok Pangan
dan Blok lainnya...... Blok Dietetik, Blok Penilaian Status Gizi dan Blok Manajemen Program Gizi
Kegiatan Dharma Penelitian 1. Intervensi Peningkatan ASI dan MPASI dalam Rangka Penerapan Program 1000 Hari Pertama Kehidupan Melalui Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 2. Eksplorasi Faktor yang Mempengaruhi Praktik Menyusui pada Ibu Bekerja di Perkotaan 3. Pola Konsumsi Susu Pertumbuhan dan Hubungannya dengan Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan di Depok 4. Pemantauan Pertumbuhan Baduta di Posyandu: Pengembangan Pencatatan dan Pelaporan 5. Intervensi Peningkatan Pengetahuan dan Sikap 1000 Hari Pertama Kehidupan pada Remaja dalam Rangka Penerapan Program 1000 HPK Melalui Kegiatan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
INTERVENSI PENINGKATAN ASI DAN MPASI DALAM RANGKA PENERAPAN PROGRAM 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN
Dr. drg. Sandra Fikawati, M.P.H.
Tujuan Meningkatkan praktik pemberian ASI eksklusif 6 bulan pada ibu-ibu di wilayah program Menilai efektivitas program peningkatan asupan energi ibu menyusui untuk mendukung keberhasilan menyusui 6 bulan.
Metode
Disain: Kohort longitudinal selama 6 bulan Lokasi : Wilayah Kerja Puskesmas Cipayung (Kelurahan Cipayung, Kelurahan Cipayung dan Kelurahan Bojong Pondok Terong) Responden : Ibu hamil dengan prediksi melahirkan Juli – Desember 2016
Mekanisme Perlakuan Responden Penelitian Kelompok 1 Ibu diberikan suplementasi susu selama 3 bulan
Kelompok 2
Kelompok 3
Kelompok 4
---
----
----
Ibu diberikan edukasi
Ibu diberikan edukasi
Ibu diberikan edukasi
----
Ibu diingatkan kader setiap minggu
Ibu diingatkan kader setiap minggu
Ibu di SMS setiap minggu
----
Ibu dan bayi diukur setiap bulan
Ibu dan bayi diukur setiap bulan
Ibu dan bayi diukur setiap bulan
Ibu dan bayi diukur setiap bulan
Hasil Tabel 1. Jumlah Seluruh Responden Lanjut n=142
Gagal n=42
DO n=12
Total n=196
Kelompok 1
40
7
7
54
Kelompok 2
42
16
1
59
Kelompok 3
29
7
2
38
Kontrol
31
12
2
45
Perlakuan
*DO : Responden pindah (9 orang) , bayi diadopsi (1 orang), puting payudara bermasalah (1 orang), bibir bayi sumbing (1 orang)
Hasil Tabel 2. Status Responden Berdasarkan Perlakuan Lanjut n=142
Perlakuan
Gagal n=42
Total n=184 *)
n
%
n
%
n
%
Kelompok 1
40
85,11
7
14,89
47
100
Kelompok 2
42
72,41
16
27,59
58
100
Kelompok 3
29
80,56
7
19,44
36
100
Kontrol
31
72,09
12
27,91
43
100
*) Jumlah responden 184 setelah responden DO (12 orang) dikeluarkan
Alasan Responden Gagal ASI Eksklusif Alasan
Kelompok Perlakuan
ASI kurang
1 3
2 11
ASI tidak keluar
2
1
Bayi kuat menyusu & ibu kewalahan Bayi susah menghisap Ibu bekerja
1
4 7
Total 25
2
5
1
2
1 2
2
Ibu malas
1
Ibu sakit
1
Total
3 4
7
16
1
1 1
6 1
7
1
2
12
42
Hasil Tabel 3. Asupan Energi Responden (Kal/hari) Kelompok Perlakuan
Lanjut n= 59
Gagal n=42
Total n=101
Mean ± SD
n
%
Mean ± SD
n
%
n
%
1
2505.9±463.2
11
61.1
2348.4±383.6
7
38.9
18
100
2
2041.7±444.7
22
57.9
1845.4±299.8
16
42.1
38
100
3
1959.5±99.3
10
58.8
1714.2±147.8
7
41.2
17
100
1832.1±432.9
12
42.9
1706.8±400.1
16
57.1
28
100
Kontrol
*) Total responden = 101 (hanya responden yang selesai diikuti sampai bulan ke -4.
Kesimpulan Kelompok yang mendapatkan perlakuan memiliki konsumsi energi lebih tinggi daripada kelompok kontrol Kelompok dengan suplementasi susu memiliki konsumsi energi tertinggi dibandingkan kelompok lainnya Kelompok dengan perlakuan suplementasi susu memiliki persentase ibu yang berhasil melanjutkan ASI eksklusif tertinggi dibanding kelompok lainnya Kelompok suplementasi susu memiliki jumlah ibu terendah yang memiiliki persepsi produksi ASI kurang Penelitian dan analisis bivariat/multivariat masih berlangsung 19
EKSPLORASI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK MENYUSUI PADA IBU BEKERJA DI PERKOTAAN Ir. Ahmad Syafiq, MSc, PhD.
Latar Belakang Berbagai studi menunjukkan cakupan ASI eksklusif di Indonesia masih jauh dari target Depkes RI sebesar 80%. Rendahnya keberhasilan ASI eksklusif salah satunya dipengaruhi oleh partisipasi ibu bekerja yang mencapai 24,3% di Jawa Barat.
Dilakukan penelitian kualitatif pada 16 ibu bekerja yang memiliki bayi berusia 6-24 bulan untuk mengeksplore faktor pendukung dan penghambat keberhasilan ASI eksklusif. Sumber: TPAK Menurut Provinsi, 2015, Lakati et al. 2002, Ong et al. 2005, Februhartanty 2012, Syafiq dan Fikawati, 2005
Tujuan Penelitian Untuk mengeksplor faktor pendukung dan penghambat praktik ibu untuk menyusui pada ibu yang bekerja Untuk mengeksplor perbedaan faktor pendukung dan penghambat praktik untuk menyusui pada ibu bekerja dengan berbagai macam kelompok/variasi
Metodologi
Waktu : Oktober 2016 - Januari 2017
Studi kualitatif melalui in-depth interview Kawasan Jakarta mewakili daerah urban dan kawasan Beji-Depok mewakili daerah semi urban Kriteria inklusi : ibu bekerja dengan anak usia 6 – 24 bulan Rekruitmen informan snowball sampling Variasi informan jenis pekerjaan ibu (white collar dan blue collar) lokasi tempat tinggal (urban wilayah Jakarta, semi-urban wilayah Beji Depok) status ASI Eksklusif (ASI Eksklusif dan non ASI Eksklusif).
Hasil
Karakteristik Informan
Usia Ibu 19-30 tahun 31-45 tahun Pendidikan terakhir Magister Sarjana/Diploma SMA sederajat <SMP sederajat Tipe Pekerjaan White collar Blue collar Jumlah anak dalam keluarga 1 anak 2 anak >2 anak Proses Kelahiran Normal Caesar Tempat Tinggal Perkotaan Daerah pinggir perkotaan
Status Menyusui 9 5
1 7 1 5 8 6 6 4 4 7 7 7 7
ASI Eksklusif Predominan Partial Tidak menyusui Lanjut menyusui di atas usia 6 bulan 6 bulan - 1 tahun 1,5 tahun – 2 tahun
7 2 4 1
5 7
Masalah yang ditemui Informan variasi white-collar setelah masuk kerja kembali Persediaan ASI-P yang tidak cukup (tidak Mempersiapkan stok ASI-P yang cukup dan Kesulitan untuk mengejar stok ASI-P yang cukup) Keterbatasan waktu untuk pumping Anak mengalami bingung puting Kurang nyamannya ruang laktasi di kantor Kesulitan untuk mencari pengasuh Stressor pekerjaan Rasa lelah bekerja
Masalah yang ditemui Informan variasi blue-collar setelah masuk kerja kembali Rasa lelah ketika harus bergadang
Kesimpulan Faktor kegagalan ASI eksklusif pada white-collar dan blue-collar Faktor internal (keraguan Ibu untuk dapat menyusui, masalah kesehatan pada anak) Faktor eksternal (kurangnya dukungan dari tenaga kesehatan dalam memberikan motivasi ketika ibu mengalami masalah saat awal menyusui)
•
Faktor pendukung keberhasilan: •
White-collar dan blue-collar: keyakinan ibu, motivasi yang kuat, dukungan keluarga (terutama suami), dukungan tenaga kesehatan (terutama pada saat awal periode menyusui), dukungan dari lingkungan kerja, paparan informasi sebelum masa menyusui
Blue-collar: keterbatasan ekonomi menjadi faktor pendukung, karena harga susu formula yang mahal membuat ibu tidak mampu membeli. Namun, ketika digali ibu lebih memilih untuk menggunakan kombinasi ASI dan susu formula agar anak lebih sehat (hanya 2 dari 6 ibu yang dapat menyebutkan arti ASI eksklusif dan manfaatnya)
POLA KONSUMSI SUSU PERTUMBUHAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 12-24 BULAN DI DEPOK
Ir. Ahmad Syafiq, MSc, PhD
Latar Belakang • Konsumsi susu pertumbuhan dapat menjadi solusi para Ibu untuk membantu memenuhi kebutuhan zat gizi anaknya. • World Health Assembly May 2016 (WHO, 2016) merilis pedoman terbaru di mana susu selain ASI tidak diperkenankan dipromosikan atau diperkenalkan pada target anak usia di bawah dua tahun. • Di sisi lain, Cahyaningrum et al (2015) menemukan bahwa kebutuhkan makro dan mikro nutrient anak usia 12-24 bulan di kawasan metropolitan Jakarta Timur sulit sekali dipenuhi tanpa adanya bantuan konsumsi susu pertumbuhan.
Tujuan • Penelitian ini bertujuan untuk mengkonfirmasi pola konsumsi dan pemenuhan kebutuhan gizi pada anak usia 12-24 bulan, baik yang mengkonsumsi susu pertumbuhan maupun ASI saja serta hubungannya dengan asupan dan status gizinya.
Metodologi • Desain penelitian: studi kuantitatif - cross sectional study • Lokasi: Beji, Depok, Provinsi Jawa Barat. Pengambilan data dilaksanakan mulai bulan November 2016. • Populasi dan subyek: anak usia 12-24 bulan, bertempat tinggal di lokasi penelitian yaitu Beiji, Depok. • Selain itu juga responden penelitian adalah Ibu dari subjek (ibu kandung dan bukan pengasuh utama, misal: nenek). • Kriteria inklusi: anak usia 12-24 bulan saat masa pengambilan data, bersedia ikut penelitian, ibu bersedia di wawancara (anak termuda). • Kriteria eksklusi yaitu anak dengan penyakit atau cacat bawaan seperti: inabilitas karena cacat fisik, down syndrome, atau kelainan genetik lainnya.
Hasil Tabel 1. Status Gizi Subyek Penelitian Status Gizi BB/U (berat badan terhadap umur) Gizi kurang ( < -2 SD) Gizi baik ( -2 SD s.d. + 2 SD)
n (%) 12 (23.1) 40 (76.9)
PB/U (panjang badan terhadap umur) Pendek/stunting ( < - 2 SD) Normal (-2 SD s.d. +2 SD)
14 (26.9) 38 (73.1)
BB/PB (berat badan terhadap panjang badan) Kurus ( < - 2 SD) Normal (-2 SD s.d. +2 SD) Gemuk (> +2 SD)
6 (11.5) 45 (86.5) 1 (1.9)
Hasil Tabel 2. Pola Konsumsi ASI dan MPASI Subyek Penelitian Pola Konsumsi Pola konsumsi ASI, MP-ASI, susu tambahan MP-ASI + ASI (tanpa susu) MP-ASI + susu (tanpa ASI) MP-ASI + ASI + susu Hanya MP-ASI (tanpa ASI dan susu) Status IMD Ya, IMD IMD sukses (n=34) ASI ASI eksklusif Lanjut ASI sampai sekarang Alasan disapih (n=5) ASI sudah tidak keluar Puting ibu sakit
n (%) 33 (63.5) 3 (5.8) 14 (26.9) 2 (3.8) 34 (65.4) 27 (79.4) 52 (100) 47 (92.2) 4 (80) 1 (20)
Hasil Tabel 3. Asupan Zat Gizi Harian Subyek Penelitian
1
Zat Gizi
Jumlah asupan dalam sehari1
Rekomendasi /rujukan
Energi (kkal)
758.2 (509.5, 1100.9)
1125
Protein (g)
22.0 (14.3, 32.0)
26
Lemak (g)
31.1 (20.3, 48.7)
44
Serat (g)
2.5 (1.2, 4.2)
16
Kalsium (mg)
223.1 (167, 346.1)
650
Fe (mg)
3.1 (1.5, 4.7)
8
Data ditampilkan dalam median (persentil ke-25, persentil ke-75)
Hasil Tabel 3. Asupan Zat Gizi Harian Ibu
1
Zat gizi
Asupan Ibu saat bayi 0-3 bulan pertama1
Asupan Ibu saat bayi berusia 3-6 bulan1
Angka rujukan (AKG, 2013)
Energi (kkal)
2200 (1694.3, 2638.3)
1889.4 (1407.2, 2438.9)
2530
Serat (gram)
18.4 (11.7, 24.3)
13.2 (7.9, 21.9)
36
Kalsium (mg)
1041.3 (772, 1265.4)
793.1 (348.1, 1034.1)
1300
Fe (mg)
13.7 (9.3, 18.9)
9.3 (6.3, 14.9)
32
Data ditampilkan dalam median (persentil ke-25, persentil ke-75)
Kesimpulan • Stunting merupakan masalah gizi dengan prevalensi terbesar (26,9%). • Pola konsumsi dominan adalah ASI + MPASI tanpa Susu Lain (63,5%), diikuti oleh ASI + MPASI + Susu Lain (23,9%). • Asupan gizi subyek (anak usia 12-24 bulan) masih di bawah anjuran. • Asupan gizi ibu saat menyusui masih di bawah anjuran, khususnya pada trimester 2 laktasi. • (Penelitian dan analisis bivariat/multivariat masih berlangsung)