10 Modul ke:
Fakultas
FIKOM Program Studi
Marcomm & Advertising
Interpersonal Communication Skill Leadership Dra. Tri Diah Cahyowati, Msi.
LEADERSHIP DEFINISI KEPEMIMPINAN Kepemimpinan (leadership) merupakan suatu kemampuan untuk mempengaruhi dan mengilhami tindakan orang-orang untuk mengerjakan atau mencapai suatu tujuan yang bermanfaat
4 IMPLIKASI PENTING DALAM DEFINISI KEPEMIMPIANAN •Kepemimpinan melibatkan orang lain berupa karyawan atau pengikut. •Kepemimpinan melibatkan distribusi power yang tidak merata antara pemimpin dan anggota kelompok. • •Kemampuan menggunakan berbagai bentuk kekuasaan yang memberikan influence tingkah laku pengikut dengan berbagai cara.
•Gabungan tiga aspek pertama dan pengakuan bahwa kepemimpinan adalah mengenai nilai.
5 LEADERSHIP SKILL Empowerment, yaitu kemampuan untuk berbagi kekuasaan dengan orang lain dalm mentukan tujuan dan perencanaan. Intuition, yaitu kemempuan untuk mengantisipasi perubahan dan mengambil resiko. Self understanding, yaitu pemahaman tentang diri sendiri atau secara tidak langsung menggambarkan keinginan untuk menerima dan memahami umpanbalik positif maupun negatif dari orang lain, termasuk dari bawahan. Vision, kemampuan untuk memahami, menyusun dan membayangkan apa yang menjadi pengaruh kuat untuk bisnis di masa datang dan perubahan apa yang dibutuhkan untuk menghadapinya. Value congruence, kemapuan untuk menciptakan nilai-nilai yang serasi di dalam organisasi sehingga setiap orang dalam organisasi berjuang untuk tujuan yang sama.
LEADERSHIP SKILL Empowerment
Value congruence
Intuition
LEADERSSHIP SKIL
Vision
Self understanding
Elemen-elemen E-Marketing Plan
POWER Selain skill, pemimpin juga memerlukan sumber kekuatan yang akan menjadikan dia memilki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain yang bisa disebut dengan Power. Power ini sangat krusial di dalam kepemimpinan karena merupakan alasan utama yang menjadikan orang lain mau untuk mengikuti pemimpin.
5 POWER LEADERSHIP Legitimate power, yaitu kekuatan yang muncul dari posisi manajer di dalam organisasi yang secara formal memiliki wewenang kan untuk memutuskan dan melakukan sesuatu. Reward Power, yaitu kekuatan atau kemampuan manajer dalam memberikan penghargaan/hadiah pada bawahannya untuk hasil kerja mereka. Coercive Power, yaitu kekuatan untuk “memaksakan” bawahan untuk melakukan sesuatu karena takut dengan suatu ganjaran/sangsi tertentu. Referent Power, Kemampuan mempengaruhi orang karena terdapatnya ikatan pertemanan. Expertise Power, Kepercayaan bawahan terhadap keahlian dan pengalaman yang dimiliki pemimpin dan layak untuk diikuti dalam pencapaian sukses masa depan.
PENDEKATAN DALAM KEPEMIMPINAN
Peter G. Northouse membagi pendekatan kepemimpinan menjadi:
PENDEKATAN SIFAT (TRAIT APPROACH ATAU QUALITY APPROACH) Pendekatan sifat termasuk pendekatan kepemimpinan yang paling tua. Pendekatan sifat menganggap pemimpin itu dilahirkan (given) bukan dilatih atau diasah. Kepemimpinan terdiri atas atribut tertentu yang melekat pada diri pemimpin, atau sifat personal, yang membedakan pemimpin dari pengikutnya
PENDEKATAN DALAM KEPEMIMPINAN PENDEKATAN KEAHLIAN (SKILLS APPROACH) Pendekatan Keahlian punya fokus yang sama dengan pendekatan sifat yaitu individu pemimpin. Bedanya, pendekatan keahlian menekankan pada keahlian dan kemampuan yang dapat dipelajari dan dikembangkan oleh siapapun yang ingin menjadi pemimpin organisasi. Pendekatan Keahlian terbagi dua : (1) Keahlian Administratif Dasar. (2) Model Keahlian Baru.
PENDEKATAN DALAM KEPEMIMPINAN
PENDEKATAN GAYA KEPEMIMPINAN
Pendekatan gaya kepemimpinan menekankan pada perilaku seorang pemimpin. Pendekatan gaya kepemimpinan fokus pada apa benar-benar dilakukan oleh pemimpin dan bagaimana cara mereka bertindak. Pendekatan ini menganggap kepemimpinan apapun selalu menunjukkan dua perilaku umum : (1) Perilaku Kerja. Perilaku kerja memfasilitasi tercapainya tujuan: Mereka membantu anggota kelompok mencapai tujuannya. (2) Perilaku Hubungan. Perilaku hubungan membantu bawahan untuk merasa nyaman baik dengan diri sendiri, dengan orang lain, maupun dengan situasi dimana mereka berada.
PENDEKATAN DALAM KEPEMIMPINAN
PENDEKATAN KEPEMIMPINAN SITUASIONAL Pendekatan Situasional adalah pendekatan yang paling banyak dikenal. Pendekatan ini dikembangkan oleh Paul Hersey and Kenneth H. Blanchard tahun 1969 berdasarkan Teori Gaya Manajemen Tiga Dimensi karya William J. Reddin tahun 1967. Pendekatan kepemimpinan Situasional fokus pada fenomena kepemimpinan di dalam suatu situasi yang unik. Premis dari pendekatan ini adalah perbedaan situasi membutuhkan gaya kepemimpinan yang berbeda.
PENDEKATAN DALAM KEPEMIMPINAN
PENDEKATAN TEORI KEPEMIMPINAN KONTIJENSI (KETIDAKPASTIAN) Teori Kontijensi didasarkan atas keyakinan bahwa tidak ada satupun gaya kepemimpinan yang cocok bagi aneka situasi. Teori Kontijensi punya beberapa model, yang menurut Laurie J. Mullins terdiri atas: Model Kontijensi Fred Edward Fiedler yang menekankan pada Situasi Kepemimpinan yang Cocok; Model Kontijensi dari Victor Harold Vroom and Philip W. Yetton serta Victor Harold Vroom and Arthur G. Jago yang menekankan pada Kualitas dan Penerimaan atas Keputusan Pemimpin; Teori Path-Goal dari Robert J. House serta Robert J. House and Gary Dessler; Kedewasaan Pengikut dari Paul Hersey and Kenneth H. Blanchard
PENDEKATAN DALAM KEPEMIMPINAN
PENDEKATAN TEORI PATH-GOAL Teori Path-Goal sebagai salah satu pendekatan dalam kepemimpinan masih termasuk ke dalam kategori Pendekatan Kontijensi. Teori ini dikembangkan oleh Robert J. House serta Robert J. House and Gary Dessler. Teori ini mengajukan pendapat bahwa kinerja bawahan dipengaruhi oleh sejauh mana manajer mampu memuaskan harapan-harapan mereka.
PENDEKATAN DALAM KEPEMIMPINAN
PENDEKATAN TEORI PERTUKARAN LEADER-MEMBER (PEMIMPIN-ANGGOTA)
Hingga sejauh ini, pendekatan-pendekatan kepemimpinan lebih tertuju pada Pemimpin (Pendekatan Sifat, Pendekatan Keahlian, dan Pendekatan Gaya) atau pada Pengikut dan Konteks Situasi (Pendekatan Situasional, Teori Kontijensi, dan Teori Path-Goal). TeoriLeader-Member Exchange (LMX Theory) berbeda.
PENDEKATAN DALAM KEPEMIMPINAN
PENDEKATAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL
Pendekatan Kepemimpinan Transformasional awalnya digagas oleh James MacGregor Burns tahun 1978. Ia membedakan 2 jenis kepemimpinan yaitu Kepemimpinan Transaksional dan lawannya, Kepemimpinan Transformasional. Pemimpin bercorak transaksional adalah mereka yang memimpin lewat pertukaran sosial. Misalnya, politisi memimpin dengan cara “menukar satu hal dengan hal lain: pekerjaan dengan suara, atau subsidi dengan kontribusi kampanye. Pemimpin bisnis bercorak transaksional menawarkan reward finansial bagi produktivitas atau tidak memberi rewardatas kurangnya produktivitas.
PENDEKATAN DALAM KEPEMIMPINAN
• PENDEKATAN KEPEMIMPINAN OTENTIK • Kepemimpinan otentik terdapat dalam tulisan Bruce J. Avolio and Fred Luthans. Avolioand Luthans mendefinisikan kepemimpinan otentik sebagai “proses kepemimpinan yang dihasilkan dari perpaduan antara kapasitas psikologis individu dengan konteks organisasi yang terbangun baik, sehingga mampu menghasilkan perilaku yang tinggi kadar kewaspadaan dan kemampuannya dalam mengendalikan diri, sekaligus mendorong pengembangan diri secara positif.”
PENDEKATAN DALAM KEPEMIMPINAN
• PENDEKATAN KEPEMIMPINAN TIM Tim adalah kelompok di dalam organisasi yang anggota-anggotanya saling bergantung satu sama lain, saling berbagi tujuan bersama, dan dicirikan oleh adanya satu orang yang mengkoordinasikan kegiatan bersama mereka. Koordinasi tersebut dilakukan demi mencapai tujuan bersama. Contoh dari sebuah tim adalah tim manajemen proyek, gugus tugas, unit-unit kerja, atau tim pengembang organisasi. Tindakan yang juga umum diambil dalam kepemimpinan tim terbagi menjadi dua: Internal dan eksternal. Tindakan internal artinya adalah tindakan yang dilakukan di dalam tim itu sendiri, yang terdiri atas tugas dan hubungan. Tindakan eksternal artinya tindakan dilakukan pada lingkungan sekeliling tim.
PENDEKATAN DALAM KEPEMIMPINAN
• PENDEKATAN PSIKODINAMIK Pendekatan psikodinamik dalam kepemimpinan dibangun berdasarkan dua asumsi dasar: • Pertama, karakteristik personal individu sesungguhnya telah tertanam jauh di dalam kepribadiannya sehingga sulit untuk diubah walaupun dengan aneka cara. Kuncinya adalah pengikut harus menerima secara legowo karakteristik seorang pemimpin, memahami dampak kepribadiannya tersebut diri mereka, dan menerima keistimewaan dan faktor ideosinkretik yang melekat pada seorang pemimpin. • Kedua, invididu memiliki sejumlah motif dan perasaan yang berada di bawah alam sadarnya. Motif dan perasaan ini tidak mereka sadari. Sebab itu, perilaku individu tidak hanya merupakan hasil dari tindakan dan respon yang bisa diamati, melainkan juga residu emosi dari pengalaman sebelumnya yang telah mengendap sekian lama di alam bawah sadarnya
Terima Kasih Dra. Tri Diah Cahyowati, Msi.