Initial Environmental Examination (IEE) Report
Proyek New Gantry System (NGS) dan The End to End Data Automation System (ETEDA) di TBBM Rewulu
PT. Dwi Sura Prima
September 2016 Revisi 1 September 2016
Daftar Isi
1.
Introduction ...................................................................................................................................... 3
2.
Description of the Project ................................................................................................................. 4 2.1.
Type of project : Type 3 .......................................................................................................... 4
2.2.
Category of project : Category B ............................................................................................. 4
2.3.
Need for project ....................................................................................................................... 4
2.4.
Location ................................................................................................................................... 4
2.5.
Size or magnitude of operation; .............................................................................................. 4
2.6.
Proposed schedule for implementation ................................................................................... 5
2.7. Descriptions of the project, including drawings showing project layout, and project components. ........................................................................................................................................ 5 c.
Description of the Environment ...................................................................................................... 15 3.1.
Physical resources ................................................................................................................ 15
3.2.
Ecological resources ............................................................................................................. 17
3.3.
Economic development ......................................................................................................... 19
3.4.
Social and cultural resources ................................................................................................ 21
4.
Screening of Potential Environmental Impacts and Mitigation Measures ..................................... 23
5.
Institutional Requirements and Environmental Monitoring Plan .................................................... 28
6.
Public Consultation and Information Disclosure ............................................................................ 32
7.
Findings and Recommendations ................................................................................................... 34
8.
Conclusions ................................................................................................................................... 35
2|Page
1. INTRODUCTION Initial Environmental Examination Report
disusun sebagai pemenuhan kewajiban dari
Indonesia Infrastructure Found dalam mendapatkan founding untuk Proyek New gantry System (NGS) and the End To End Data Automation System (ETEDA). Proyek New gantry System (NGS) and the End To End Data Automation System (ETEDA) dilaksanakan oleh PT. Dwi Sura Prima sebagai kontraktor PT. Pertamina untuk mengimplementasikan proyek ini di TBBM Rewulu. Proyek NGS and ETEDA bertujuan untuk memperbaharui system kerja TTBM Rewulu sehingga lebih cepat dan efisien.Secara garis besar laporan ini terdiri dari deskripsi proyek, paparan tentang kondisi lingkungan, identifikasi dampak lingkungan dan mitigasi, rencana pemantauan lingkungan, konsultasi public dan keterbukaan informasi, temuan dan rekomendasi serta kesimpulan. Pada bagian paparan tentang kondisi lingkungan disampaikan sumberdaya fisik, ekologi ekonomi dan social budaya di sekitar lokasi proyek yang secara focus diwakili oleh Desa Argomulyo. TBBM Rewulu telah memiliki dokumen UKL UPL yang disusun tahun 2011. Pada bagian identifikasi dampak lingkungan, poin-poin dampak pada dokumen UKL UPL tersebut telah diacu pada laporan ini dan ditambahkan dengan beberapa dampak yang relevant dengan kondisi proyek terkini. Berdasarkan hasil screening, dokumen initial envinromental examination ini mengkonfirmasi bahwa project NGS & ETEDA masuk sebagai category B. Dampak yang teridentifikasi antara lain perubahan kualitas udara dan kebisingan, perubahan pola aliran air, perubahan kualitas air permukaan dan tanah dangkal, perubahan estetika lingkungan, ceceran minyak pada saat penerimaan dan transfer BBM, timbulnya limbah B3 dan limbah padat, bahaya kebakaran, kepadatan lalu lintas, serta adanya sumber mata pencaharian sementara. Dampak tersebut bukan merupakan dampak penting terhadap lingkungan dimana seluruh dampak dapat dikelola dengan pendekatan teknologi yang ada saat ini. Laporan ini disusun oleh HSE Team PT. Dwi Sura Prima dengan merujuk pada dokumendokumen dan peraturan yang relevan. Dokumen ini akan diperbaharui sesuai perkembangan proyek dan lingkungan di sekitar proyek dilaksanakan.
3|Page
2. DESCRIPTION OF THE PROJECT 2.1.
Type of project : Type 3
Proyek New gantry System (NGS) and the End To End Data Automation System (ETEDA) termasuk dalam Type 3. Hal ini merujuk pada status proyek saat ini dalam proses pembangunan.
2.2.
Category of project : Category B
Proyek memberikan dampak terbatas dan tidak signifikan terhadap asek social &
environmental, dengan demikian merujuk pada IFF social & environmental categorization maka proyek ini termasuk dalam category B.
2.3.
Need for project
Proyek New gantry System (NGS) and the End To End Data Automation System (ETEDA) dilakukan di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Rewulu. TBBM Rewulu merupakan anak perusahaan PT.Pertamina (Persero) yang mendistribusikan Premium, Pertamax, Diesel/Biodiesel dan Kerosene untuk Wilayah Yogyakarta, Klaten, eks Keresidenan Kedu, disamping itu juga menjadi distributor Avtur untuk DPPU Adisumarmo Solo and DPPU Adi Sutjipto Yogyakarta. Proyek NGS and ETEDA Project bertujuan untuk memperbaharui system kerja TTBM Rewulu sehingga lebih cepat dan efisien. Sistem yang diperbaharui meliputi System Penerimaan Bahan-Bakar, Penimbunan Bahan Bakar, sampai dengan System penyaluran Bahan Bakar.
2.4.
Location
TBBM Rewulu berlokasi di Jalan Raya Wates KM 10, Desa Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Provinsi DI Yogyakarta. Peta lokasi proyek disajikan dalam Gambar 1.
2.5.
Size or magnitude of operation;
Dampak dari kegiatan proyek secara garis besar antara lain perubahan kualitas udara dan kebisingan, perubahan pola aliran air, perubahan kualitas air permukaan dan tanah dangkal, perubahan estetika lingkungan, ceceran minyak pada saat penerimaan
4|Page
dan transfer BBM, timbulnya limbah B3 dan limbah padat, bahaya kebakaran, kepadatan lalu lintas, serta adanya sumber mata pencaharian sementara.
2.6.
Proposed schedule for implementation
Konstruksi proyek dilakukan selama 12 (dua belas) bulan, dan Pengelolaan New Gantry System dan End to End Data Automation selama 11 (sebelas) tahun. Rencana kerja secara lengap disajikan dalam table di halaman 14.
2.7.
Descriptions of the project, including drawings showing project layout, and project components.
Secara General pekerjaan ini adalah melakukan Automatization Upgrading Terminal Bahan Bakar Minyak Rewulu dari kondisi sebelumnya menjadi otomatis dengan memasukkan sistem Terminal Automation System (TAS) ke dalam terminal mulai dari System Penerimaan Bahan-Bakar, Penimbunan Bahan Bakar, sampai dengan System penyaluran Bahan Bakar. Pekerjaan dikelompokkan menjadi 2 istilah: a. End to End data Automation System Automation System dengan melakukan perubahan/pengantian di area Penerimaan dan penimbunan antara lain (Densitometer, MOV dan ATG di Penerimaan CY-1 dan CY-2 Untuk penimbunan) serta (ATG, Perbaikan Tangki dan fasilitasnya, MOV, Valve dan Field Instrument untuk Penimbunan). b. New Gantry System Automatisasi System di area penyaluran antara lain Penggantian Sumua system Pipa, penggantian Pompa, Penggantian Filling System, Control Room, MCC Room, Update Rumah Pompa, gate-in, gate out, instrument air system, dll. Program proyek ini dilaksanakan dengan mengacu pada perencanaan kerja sebagai berikut : a. Persiapan 1) Perijinan di lokasi kerja. 2) Pekerjaan pembersihan lahan. 3) Mobilisasi/demobilisasi pekerjaan persiapan. 4) Pembuatan direksi kit. 5) Pembuatan administrasi dan dokumentasi. 6) Desain rekayasa (engineering). 7) Soil investigation. 8) Persiapan air, listrik dan keamanan kerja. 5|Page
9) Persiapan asuransi. 10) Persiapan Surat Keterangan Sehat. 11) Persiapan rambu-rambu kerja. b.
Pekerjaan Sipil Gantry/ Filling Shed & Pipe Rack 1) Pekerjaan persiapan. 2) Pekerjaan pembongkaran filling Shed B dan A. 3) Pemasangan bowplank/marking. 4) Pekerjaan pembobokan/penggalian pondasi lantai gantry. 5) Pemancangan tiang pancang kaki support pipe rack dan kaki gantry. 6) Pembesian tulang pondasi dan sloof. 7) Pemasangan bekisting pondasi dan sloof. 8) Pengecoran pondasi dan sloof. 9) Pembongkaran bekisting. 10) Pekerjaan urugan pondasi dan sloof. 11) Pekerjaan urugan untuk peninggian lantai gantry. 12) Perbaikan parit oil cathcher sekeliling gantry. 13) Pengecoran lantai gantry. 14) Pengecoran cansteen pulau. 15) Pemasangan base plate. 16) Pekerjaan pemasangan rangka kaki pipe rack. 17) Pekerjaan pemasangan rangka kaki gantry. 18) Pekerjaan pemasangan rangka atap baja. 19) Pekerjaan pemasangan atap zincalume. 20) Pekerjaan pengecatan.
c.
Peleburan Jalur Manuver Truck Tangki 1) Pekerjaan persiapan. 2) Pekerjaan marking. 3) Pekerjaan pembongkaran lapangan. 4) Pekerjaan penggalian dan pengurugan lapangan. 5) Pekerjaan mengangkut tanah jalan akses. 6) Pekerjaan persiapan base jalan. 7) Penggalian pondasi dan sloof lapangan. 8) Pekerjaan penulangan pondasi dan sloof. 9) Pemasangan bekisting pondasi dan sloof. 10) Pengecoran pondasi dan sloof. 11) Pembongkaran bekisting. 12) Pengecoran lantai jalur manuver truck tangki.
d.
Rumah Pompa 1) Pekerjaan persiapan. 2) Pembongkaran rumah pompa lama. 3) Pembuatan bouwplank/marking. 4) Pekerjaan pembobokan pondasi lantai rumah pompa lama. 5) Penggalian pondasi dan loof. 6) Pembesian tulang pondasi dan sloof. 7) Pemasangan bekisting pondasi dan sloof. 8) Pengecoran pondasi dan sloof. 9) Pembongkaran bekisting pondasi dan sloof. 10) Pengecoran lantai rumah pompa. 6|Page
11) Pemasangan kolom baja ringan. 12) Pemasangan rangka atap baja ringan. 13) Pemasangan atap zincalium. 14) Pekerjaan pemasangan keramik lantai. 15) Pekerjaan pembuatan parit sekeliling rumah pompa. 16) Pekerjaan pengecatan. e.
Rumah Panel-MCC 1) Pekerjaan persiapan. 2) Pekerjaan pembersihan lokasi kerja. 3) Pembuatan bouwplank. 4) Penggalian pondasi dan sloof. 5) Pemancangan kolom pondasi. 6) Pembesian tulang pondasi dan sloof. 7) Pemasangan bekisting pondasi dan sloof. 8) Pengecoran pondasi dan sloof. 9) Pembongkaran bekisting. 10) Pengurugan dan pemadatan pondasi dan lantai rumah panel. 11) Pemasangan kolom baja. 12) Pengecoran kolom. 13) Pemasangan dinding batu bata. 14) Pemasangan rangka pintu dan jendela. 15) Pemasangan pintu dan jendela. 16) Pekerjaan plesteran dinding. 17) Pengacian dinding. 18) Pengecoran lantai rumah panel. 19) Pemasangan rangka atap. 20) Pekerjaan pemasangan atap. 21) Pekerjaan pemasangan keramik lantai. 22) Pekerjaan pengecatan tembok. 23) Pekerjaan pembuatan parit sekeliling rumah panel.
f.
Rumah Aditif 1) Pekerjaan persiapan. 2) Pekerjaan pembersihan lokasi kerja. 3) Pembuatan bouwplank. 4) Penggalian pondasi dan sloof. 5) Pemancangan kolom pondasi. 6) Pembesian tulang pondasi dan sloof. 7) Pemasangan bekisting pondasi dan sloof. 8) Pengecoran pondasi dan sloof. 9) Pembongkaran bekisting. 10) Pengurugan dan pemadatan pondasi dan lantai rumah additive. 11) Pemasangan kolom baja. 12) Pengecoran lantai rumah additive. 13) Pemasangan rangka atap. 14) Pekerjaan pemasangan atap. 15) Pekerjaan pemasangan lantai/flooring. 16) Pekerjaan pembuatan parit sekeliling rumah additive.
g.
Rumah Kompresor 7|Page
1) Pekerjaan persiapan. 2) Pekerjaan pembersihan lokasi kerja. 3) Pembuatan bouwplank. 4) Penggalian pondasi dan sloof. 5) Pemancangan kolom pondasi. 6) Pembesian tulang pondasi dan sloof. 7) Pemasangan bekisting pondasi dan sloof. 8) Pengecoran pondasi dan sloof. 9) Pembongkaran bekisting. 10) Pengurugan dan pemadatan pondasi dan lantai rumah kompresor. 11) Pemasangan kolom baja. 12) Pengecoran kolom. 13) Pemasangan dinding batu bata. 14) Pemasangan teralis pintu. 15) Pekerjaan plesteran dinding. 16) Pengacian dinding. 17) Pengecoran lantai rumah kompresor. 18) Pemasangan rangka atap. 19) Pekerjaan pemasangan atap. 20) Pekerjaan pengecatan tembok. 21) Pekerjaan pembuatan parit sekeliling rumah kompresor. h.
Control Room 1) Pekerjaan persiapan. 2) Pekerjaan pembobokan dan pembersihan lantai kerja. 3) Pembuatan bouwplank. 4) Penggalian pondasi dan sloof. 5) Pembesian tulang pondasi dan sloof. 6) Pemasangan bekisting pondasi dan sloof. 7) Pengecoran pondasi dan sloof. 8) Pembongkaran bekisting dan sloof. 9) Pengurugan dan pemadatan pondasi dan lantai control room. 10) Pengecoran lantai 1. 11) Pemasangan kolom baja. 12) Pengecoran kolom baja. 13) Pemasangan rangka lantai 2. 14) Pemasangan bekisting lantai 2. 15) Pengecoran lantai 2. 16) Pembongkaran bekisting lantai. 17) Pemasangan rangka atap. 18) Pekerjaan pemasangan atap. 19) Pemasangan dinding GRC dan glass wool lantai 1 dan lantai 2. 20) Pemasangan rangka pintu dan jendela. 21) Pemasangan pintu dan jendela kaca. 22) Pekerjaan pemasangan keramik lantai. 23) Pekerjaan pengecatan dinding bangunan.
i.
Isolation Room dan Logistic Room 1) Pekerjaan persiapan. 2) Pekerjaan pembobokan dan pembersihan lokasi kerja. 3) Pembuatan bouwplank. 4) Penggalian pondasi dan sloof. 8|Page
5) 6) 7) 8) 9)
Pembesian tulang pondasi dan sloof. Pemasangan bekisting pondasi dan sloof. Pengecoran pondasi dan sloof. Pembongkaran bekisting pondasi dan sloof. Pengurugan dan pemadatan pondasi dan lantai isolation room dan logistic room. 10) Pengecoran lantai. 11) Pemasangan kolom baja. 12) Pengecoran kolom. 13) Pemasangan rangka atap dan platform. 14) Pekerjaan pemasangan atap dan platform. 15) Pemasangan dinding GRC dan glass wool. 16) Pemasangan rangka pintu. 17) Pemasangan pintu kaca. 18) Pekerjaan pemasangan keramik lantai. 19) Pekerjaan pengecatan dinding banguan. j.
Drainase 1) Pekerjaan galian drainase. 2) Pekerjaan urugan pasir batu. 3) Pengecoran lantai kerja. 4) Pemasangan bekisting. 5) Pengecoran beton bertulang. 6) Pengecoran kansin.
k.
Gate untuk Akses Mobil Pelumas - Redesigning dan Pelebaran Jalan 1) Pekerjaan galian/ pembobokan lantai dan tanah. 2) Pekerjaan urugan dan pemadatan. 3) Pekerjaan pengecoran area jalan. 4) Pekerjaan pembuatan kansteen. 5) Pekerjaan pembuatan pondasi pagar. 6) Pemasangan konstruksi besi pagar. 7) Pekerjaan pembuatan portal gerbang akses. 8) Pengecatan pagar.
l.
Pipe Support 1) Pekerjaan 2) Pekerjaan 3) Pekerjaan 4) Pekerjaan
m.
Revitalisasi Tank Yard 1) Pekerjaan galian. 2) Pekerjaan pemadatan lahan. 3) Pekerjaan penimbunan sirtu. 4) Pekerjaan pengecoran areal tank yard. 5) Pekerjaan perbaikan bundwall. 6) Pekerjaan perbaikan dan penyempurnaan fasilitas oil catcher. 7) Pekerjaan perbaikan sistem drainase di area bundwall. 8) Pekerjaan pembuatan sumur resapan air. 9) Pekerjaan pembongkaran pipa dan accessories tidak terpakai. 10) Pekerjaan pemasangan fix platform foam, hand railing di tangki timbun.
penggalian pondasi support. pengecoran pondasi support. pemasangan H beam. pengecatan.
9|Page
11) Pekerjaan pembuatan barier pengaman mobil tangki dan shelter di area penerimaan. 12) Pekerjaan pengecatan tangki timbun. n.
Platform Tangga di Areal Tank Yard 1) Pekerjaan galian dan urugan tanah. 2) Pengecoran pondasi platform. 3) Pemasangan konstruksi besi pagar. 4) Pengecatan pagar platform.
o.
Pekerjaan Mekanikal 1) Pekerjaan fabrikasi piping system. 2) Pekerjaan erection piping system. 3) Pekerjaan modifikasi manifold dan re-route jalur header untuk sementara. 4) Pemasangan header rumah pompa. 5) Pemasangan pompa dan accessories. 6) Modifikasi meja ukur dan pressure transmitter untuk ATG. 7) Pembuatan jalur fame. 8) Pekerjaan re-route jalur hydran. 9) Pekerjaan pemasangan waterspray melingkar di atas atap tangki. 10) Pemasangan jalur foam. 11) Pemasangan dan pengintegrasian MOV. 12) Pemasangan valve dan accessories. 13) Modifikasi jalur pipa di tank yard. 14) Pekerjaan perbaikan accessories tangki.
p.
Area Penerimaan 1) Modifikasi jalur pipa di area penerimaan. 2) Pekerjaan pemasangan unloading skid. 3) Pekerjaan instalasi PCV system (glove valve & G/V). 4) Pekerjaan wrapping jalur densito dan meter arus ke pig receiver. 5) Pekerjaan pembongkaran jalur bypass antara meter arus dan manifold di area penerimaan. 6) Pekerjaan penggantian PSV. 7) Pekerjaan penutupan jalur angin-angin dan sample cock. 8) Pemasangan dan pengintegrasian MOV. 9) Pekerjaan perbaikan dan pemasangan ball valve yang rusak. 10) Pekerjaan pemasangan valve dan accessories. 11) Pekerjaan pemasangan rambu di pintu receiver.
q.
Pekerjaan Instrument 1) Pekerjaan pemasangan kabel instrument. 2) Pekerjaan pemasangan meter filling shed dan accessories. 3) Pekerjaan revitalisasi meter arus turbine. 4) Pekerjaan instalasi dan integrasi pressure transmitter. 5) Pekerjaan pemasangan dan integrasi pig receiver. 6) Pekerjaan instalasi ESDV. 7) Pekerjaan pemasangan densitometer. 8) Pekerjaan revitalisasi dan pemasangan strainer. 9) Pekerjaan rekondisi dan pemasangan turbine meter. 10) Pekerjaan instalasi automatic tank gauging system. 11) Pekerjaan instalasi PLC. 10 | P a g e
r.
Pekerjaan Electrical & Cabling System 1) Pekerjaan pemasangan jalur kabel. 2) Pekerjaan instalasi panel distribusi. 3) Pekerjaan instalasi VSD. 4) Pekerjaan instalasi kabel power, kabel data, lighting, grounding. 5) Pekerjaan instalasi CCTV. 6) Pekerjaan instalasi lighting di tangki timbun. 7) Pekerjaan instalasi anti petir. 8) Pekerjaan instalasi fire alarm system. 9) Pekerjaan perbaikan/pemasangan grounding tangki dan bangunan. 10) Pekerjaan instalasi server, UPS, air condition.
Scope pekerjaan meliputi Built Operate & Transfer (BOT) dimana PT. DSP membangun fasilitas selama 12 bulan dan operation & maintenance selama 11 Tahun. Setelah berakhirnya masa kontrak maka fasilitas diserahkan kembali/hand over kepada PT. Pertamina.
11 | P a g e
12 | P a g e
13 | P a g e
14 | P a g e
C. DESCRIPTION OF THE ENVIRONMENT 3.1.
Physical resources
Atmosphere Menurut klasifikasi iklim Koppen, area proyek memiliki iklim muson tropis. Sama seperti wilayah lain di Indonesia, musim hujan dimulai bulan Oktober hingga Maret, dan musim kemarau bulan April hingga September. Rata-rata curah hujan adalah 90,76 mm, dan bulan paling tinggi curah hujannya adalah Desember, Januari, dan Februari. Suhu udara relatif konsisten sepanjang tahun, dengan suhu rata-rata 30 derajat Celsius. Sebagaimana disampaikan dalam dokumen UKL UPL Rewulu, berdasarkan analisis laboratorium disimpulkan bahwa kualitas udara ambien di lokasi project memenuhi baku mutu Kepgub DI Yogyakarta no. 176 Tahun 2003. Pemantuan dilakukan di tiga lokasi yaitu jalan masuk ke lokasi proyek, sekitar area fillingshield, dan di lokasi terdekat dengan pemukiman. Geology/Seismology Informasi geologi sekitar Rewulu diperoleh dari Peta Geologi Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta skala 1:100.000 tahun 1977. Daerah ini mempunyai struktur geologi lipatan dan patahan. Lipatan terdiri dari antiklin dan sinklin terdapat pada Formasi Semilir (Tms), Formasi Oya (Tmo), Formasi Wonosari-Punung (Tmwl) dan Formasi Kepek (Tmpk). Patahan berupa sesar turun dengan pola antithetic fault block, terdapat antara lain pada terban Bantul. Pengamatan secara visual
menunjukkan bahwa formasi ini di bagian
atasnya merupakan perselingan yang tidak beraturan antara batuan sedimen berlapis (batu pasir dan batu lanau) dengan bahan sedimen fasies vulkan berumur lebih muda. Ketidakteraturan susunan formasi tersebut terjadi karena proses pelipatan dan patahan sesudah formasi-formasi tersebut terbentuk. .
15 | P a g e
Topography and Soils Area TBBM Rewulu berada di dataran rendah dengan ketinggian berkisar antara 80-100 m di atas permukaan laut. Tipe tanah didominasi oleh tanah alluvial yang membuat area ini termasuk dalam wilayah subur. Ilustrasi topografi di sekitar lokasi proyek disajikan dalam Gambar 2.
Gambar 2. Ilustrasi Topografi di Sekitar Lokasi Proyek
surface water Air permukaan di sekitar proyek terdisi dari Sungai Konten dan aliran irigasi untuk areal pesawahan. Sebagaimana disampaikan dalam dokumen UKL UPL Rewulu, berasarkan analisis laboratorium disimpulkan bahwa kualitas air permukaan di lokasi project umumnya memenuhi baku mutu PP no. 82 Tahun 2001. Beberapa parameter yang tidak memenuhi baku mutu adalah BOD, COD, H2S, oil & grease, phenols, fecal coliform and total coliform. Groundwater Masyarakat di sekitar lokasi proyek emumnya menggunakan air tanah sebagai sumber air untuk kebutuhan sehari-hari (memasak, mandi, dan cuci). Sebagaimana disampaikan dalam dokumen UKL UPL Rewulu, berasarkan analisis laboratorium disimpulkan bahwa kualitas air permukaan di lokasi project umumnya memenuhi baku mutu Permenkes No. 316/Menkes/Per/XI/1990 kecuali parameter total coliform. Tingginya kadar total coliform diduga akibar sampah domestic dan tikat sanitasi yang kurang memadai.
16 | P a g e
3.2.
Ecological resources
Tipe vegetasi di dalam area TBBM Rewulu adalah ekosistem binaan sementara yang berbatasan langsung dengan lokasi proyek adalah tegalan/kebun dan areal pesawahan. Flora yang ada di sekitar kegiatan di dominasi oleh jenis tumbuhan yang sengaja dirawat baik sebagai tanaman hias maupun sebagai tanaman penutup. Jenis tanaman hias diantaranya adalah penitian, cemara, kamboja, bougenvil, andong, glodokan, palem, puring dan lainnya. Jenis-jenis tanaman di sekitar lokasi kegiatan disajikan pada Tabel 1. Tanaman penutup tersusun oleh berbagai jenis rumput dan tanaman herba lain yang tertata rapi. Satwa di wilayah studi tidak dijumpai satwa liar. Dari pengamatan di lapangan secara kualitatif terhadap satwa darat, sebagian besar yang ditemukan adalah cecak, tokek, burung gereja, belalang, kupu-kupu, katak, tikus dan satwa peliharan khususnya di pemukiman seperti kucing (Felis dometica). Tabel 1. Jenis-jenis Tanaman di Sekitar Lokasi Kegiatan No
Nama Lokal
Nama Ilmiah
Familia
Fungsi Praktis
1.
Akasia
Acacia auriculiformis
Fabaceae
Pelindung
2.
Anggrek tanah
Trimezia steyermarkii
Iridaceae
Hias
3.
Angsana
Pterocarpus indicus
Fabaceae
Pelindung
4.
Bakung
Crinum asiaticum
Liliaceae
Hias
5.
Bamboo hias
Bambusa sp.
Bambusaceae
Hias/peneduh
6.
Beras kutah
Dieffenbachia seguine
Araceae
Hias
7.
Beringin
Ficus benyamina
Moraceae
Pelindung
8.
Biola cantic
Ficus lirata
Moraceae
Pelindung/hias
9.
Bogenvil
Baugainvilea spectabilis
Nyctagynaceae
Hias
10.
Bunga tasbih
Canna hybrida
Cannaceaae
Hias
11.
Cemara gimbal
Juniferus sp.
Cupricaseae
Hias
12.
Cemara kipas
Thuja orientalis
Cupricaseae
Pelindung/hias
13.
Cemara Norfolk
Araucaria ecselsa
Araucariaceae
Hias/pelindung
14.
Sente
Colocasia esculenta
Araceae
Hias
15.
Daun adam-hawa
Rhoe discolor
Commelinaceae
Hias
17 | P a g e
No
Nama Lokal
Nama Ilmiah
Familia
Fungsi Praktis
16.
Euphorbia
Euphorbia milli
Euphorbiaceae
Hias
17.
Glodogan
Polyaltea longifolia
Annonaceae
Pelindung
18.
Jambu biji
Psidium guajava
Myrtaceae
Buah/pelindung
19.
Kacang tanah
Arachis hypogaea
Papilionaceae
Hias
20.
Keladi hias
Caladium variegatum
Araceae
Hias
21.
Keres
Muntingia calabura
Elacocarpaceae
pelindung
22.
Ketapang
Terminalia catappa
Combretaceae
Pelindung
23.
Lamtoro
Laeucaena glauca
Mimosaceae
Pelindung
24.
Lidah mertua
Sanseviera trifasciata
Ruscaceae
Hias
25.
Mangga
Mangifera indica
Anacardiaceae
Buah/pelindung
26.
Palem jepang
Ptychosperma macarthurii
Palmae/Arecaceae
Hias/pelindung
27.
Palem kuning
Chrysolidocarpus sp.
Palmae/Arecaceae
Hias
28.
Palem raja
Roystonia regia
Palmae/Arecaceae
Hias/pelindung
29.
Palem tulang
Euphorbia sp.
Euphorabiaceae
Hias
30.
Penitian
Duranta erecta
Verbenaceae
Hias
31.
Papaya
Carica papaya
Caricaceae
Buah
32.
Pisang
Musa paradisiacal
Musaceae
Buah
33.
Pisang hias
Heliconia stricta
Heliconiaceae
Hias
34.
Puring
Codium variegatum
Euphorbiaceae
Hias
35.
Randu
Ceiba petandra
Bombasaceae
Pelindung
36.
Samio kulkas
Zamioculcas zamiifolia
Araceae
Hias
37.
Sawo kecik
Manilkara cauci
Sapotaceae
Pelindung
38.
Sisik naga
Drymoglossum piloselloides
Polypodiaceae
Liar, epifit
39.
Soka
Ixora paludosa
Rubiaceae
Hiat
40.
Soka kecil
Ixora coccinea
Rubiaceae
Hias
41.
Tabebuya
Tabebuya crisantha
Bignoniaceae
Pelindung/hias
42.
Trengguli
Cassia fistula
Fabaceae
Pelindung
18 | P a g e
No
Nama Lokal
Nama Ilmiah
Familia
Fungsi Praktis
43.
Yucca
Yucca orelana
Agavaceae
Hias
44.
Agave
Agave attenuata
Agavaceae
Hias
Sumber : UKL UPL TBBM Rewulu, 2011
3.3.
Economic development
Economic Facilities; Di Desa Argomulyo terdapat satu pasar tradisional dan 4 toko swalayan, dimana pemenuhan kebutuhan sehari-hari umumnya melalui warung-warung yang dimikili pribadi yang tersebar di pemukiman-pemukiman. Beberapa fasilitas ekonomi yang terdapat di Desa Argomulyo disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2. fasilitas ekonomi yang terdapat di Desa Argomulyo No 1 2 3 4 5 6 7
Sarana Ekonomi Pasar Toko Swalayan Warung Restoran Warung Makan Bank Umum Industri
Jumlah 1 4 236 1 22 4 1
Sumber : Kecamatan Sedayu Dalam Angka 2016
Infrastructure facilities Desa Argomulyo Kecamatan Sedayu merupakan salah satu dea di Kabupaten Bantul yang mendapatkan akses Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) II. program PAMSIMAS ini masyarakat hanya dikenai biaya pemasangan sebesar Rp 300 ribu dan untuk tarif Rp 2 ribu/meter kubik. Irigasi di desa Argomulyo terairi jaringan irigasi sekunder. Masalah Utama jaringan irigasi tersebut yakni dalam musim penghujan sering meluap bahkan menggenangi jalan di sekitar aliran irigasi. Umumnya hal tersebut diakibatkan penutupan jaringan irigasi dengan plat beton untuk akses masuk ke rumah-rumah penduduk, pendangkalan jaringan oleh sedimentasi pasir bercampur lumpur dan sampah. Pengelolaan yang dilakukan meliputi
19 | P a g e
penganganan sampah di saluran irigasi dan melakukan pengerukan untuk mengembalikan dasar saluran irigasi. Di Desa Argomulyo belum terdapat penanganan limbah domestic (septik) secara komunal. Pengelolaan limbah domestic dilakukan secara personal dengan membuat septic tank di setiap rumah. Transportation Lokasi proyek dilewati oleh jalan nasional penghubung Jakarta dengan Kota Yogyakarta. Jalur kereta api Jalur kereta api di Bantul terdiri atas jalur Yogyakarta - Bandung di kecamatan Sedayu dengan Stasiun Kereta Api Rewulu. Stasiun Kereta Api Rewulu merupakan stasiun khusus yang digunakan untuk pengangkutan BBM. Agricultural Development, Luas lahan sawah di Desa Argomulyo adalah 310 Ha yang merupakan lahan terluas di Kecamatan Sedayu. Lahan sawah tersebut dialiri oleh aliran irigasi sekunder. Selain sawah, lahan pertanian lainnya adalah Jagung 42 Ha, ubi 10 Ha, Cabe Besar 1 Ha, kacang panjang 1 Ha, bayam 4 Ha,kelapa 105 Ha, dan tebu 13 Ha. Tourism Facilities Tempat wisata di Desa Argomulyo adalah Monumen Brimob. Monumen Brimob berbentuk seperti tiang bendera dengan untaian kain bendera yang berkibar. Posisi monumen menempati sudut tikungan jalan di dusun tersebut. Tanah di sudut jalan ini membentuk denah seperti segitiga. Puncak tertinggi dari bangunan monumen ini sekitar 17 m dan bagian terendahnya 136 cm. Lebar dinding monumen 125 cm. Selain sebagai tempat wisata, Monumen Brimob menjadi tempat bersejarah mengenang pengorbanan anggota Brimob dalam penumpasan pemberontakan separatis di Indonesia.
20 | P a g e
Gambar 3. Monumen Brimob
3.4.
Social and cultural resources
Population and Communities Desa Argomulya memiliki 14 pedukuhan (dusun) dan 108 Rukun Tetangga (RT). Total penduduk Desa Argomulya adalah 14.043 orang dengan komposisi pria 7.031 orang dan wanita 7218 orang dengan sex ratio 97. Dengan total luas desa 9,55 km2 maka kepadatan penduduk sekitar 1.492 orang per km2.
Sumber : Kecamatan Sedayu Dalam Angka 2016
health facilities Sarana kesehatan terdiri dari satu puskesmas, satu puskesmas pembantu, dan satu apotek. Sementara Bidan terdapat 6 orang dan Posyandu tersebar di 18 lokasi.
21 | P a g e
Tabel 3. Sarana Kesehatan di Desa Argomulyo No 1 2 3 4 5
Sarana Kesehatan Puskesmas Puskesmas Pembantu Apotek Bidan Posyandu
Jumlah 1 1 1 6 18
Sumber : Kecamatan Sedayu Dalam Angka 2016
education facilities Sarana pendidikan yang terdapat di desa Argomulyo disajikan dalam Tabel x. Peserta pendidikan berasal dari daerah Kabupaten Bantul bahkan ada yang dari kabupatenkabupaten sekitar. Tabel 4. Sarana Pendidikan di Desa Argomulyo No 1 2 3 4 5
Jenjang Pendidikan Taman Kanak-kanak Sekolah Dasar Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Atas (termasuk kejuruan) Perguruan Tinggi
Jumlah 9 6 1 4 2
Sumber : Kecamatan Sedayu Dalam Angka 2016
Physical Or Cultural Heritage
Di Desa Argomulyo tidak terdapat cagar budaya. Cagar budaya terdekat terdapat di Desa Argorejo yaitu Situs Kapuhan dan di Desa Argodadi yaitu Situs Bakal Poh.
22 | P a g e
4. SCREENING OF POTENTIAL ENVIRONMENTAL IMPACTS AND MITIGATION MEASURES Identifikasi dampak lingkungan dari aktivitas proyek disaring dari dokumen UKL UPL TBBM Rewulu yang disusun tahun 2011 dan beberapa tambahan identifikasi dampak yang relevan dengan aktivitas proyek. Hasil identifikasi dampak dan arahan mitigasinya disajikan dalam Tabel dibawah ini. Tabel 5. Identifikasi Dampak dan Rencana Mitigasi No
Activities
A
Construction Phase
1
Mobilisasi alat/bahan
Impact
Mitigation
Kepadatan dan/atau kecelakaan lalu lintas
-
2
Land clearing & site preparation
Perubahan kualitas udara ambien dan kebisingan
-
Perubahan pola aliran air
-
-
Perubahan kualitas air
-
-
Mengurus ijin dispensasi (rekomendasi) dari intansi terkait Memenuhi persyaratan keselamatan sesuai dengan sifat dan bentuk barang yang diangkut Diberi tanda tertentu sesuai dengan barang yang diangkut Memasang rambu-rambu lalu lintas yang mudah dibaca pengguna jalan Menempatkan petugas pengatur lalu lintas Pemeliharaan mesin secara berkala, sesuai dengan manual (SOP) Pemasangan saringan udara pada exhaust mesin alat berat Penyiraman material timbunan pada saat cuaca kering Tidak melakukan pembakaran pada hasil pembersihan lahan (rumput, semak dan ranting-daun pohon) Penggunaan auger (bor) pada pemasangan tiang pancang Pemasangan gorong-gorong pada akses jalan masuk tapak proyek yang memotong aliran drainase Pembuatan sistem drainase yang terintegrasi dengan aliran drainase air buangan irigasi yang ada Pemadatan material timbunan sesuai dengan spesifikasi peruntukan tapak proyek Pemasangan fondasi di sekeliling batas areal tapak proyek untuk mencegah tebing material timbunan longsor dan runoff ke badan air
23 | P a g e
No
Activities
Impact
Perubahan nilai estetika lingkungan
Mitigation -
Hasil pemeliharaan alat berat (minyak pelumas bekas, kain majun, sarung tangan bekas dan spare part bekas) dikumpulkan (ditampung) dan diserahkan ke pihak ketiga yang mempunyai Ijin Pengelolaan Limbah B3 dari K LHK/BLH
-
Material rumput-semakranting/daun pohon dan tanah lapisan atas hasil pembersihan dan gali-timbun lahan di-rumpuk di lokasi tapak ruang terbuka hijau Penanaman ruang terbuka hijau dengan jenis vegetasi yang sesuai dan tidak membahayakan instalasi TBBM
-
Pemasangan (konstruksi) fasilitas
Perubahan kualitas udara ambien dan kebisingan
-
Pemeliharaan mesin secara berkala, sesuai dengan manual (SOP)
Perubahan kualitas air
-
Penampungan limbah B3, dipilahpilah sesuai jenisnya dan disimpan di TPS Limbah B3 sebelum diserahkan ke pihak ketiga yang mempunyai Ijin Pengelolaan Limbah B3 dari KLHK/BLH Air bekas uji hidrostatik tangki timbun BBM dan perpipaan tidak dibuang ke lingkungan bebas, tetapi diendapkan dan disaring dahulu sebelum dipompakan ke dalam tangki air pemadam kebakaran
-
Perubahan nilai estetika lingkungan
Memelihara kebersihan lokasi tapak proyek, melalui penyediaan tempat sampah sesuai jenisnya: -
-
-
Sampah organik yang mudah terurai dikumpulkan dan dibuang (tanpa dibakar) ke lubang sampah di area tapak proyek yang akan dijadikan ruang terbuka hijau Sampah anorganik yang sulit terurai dikumpulkan dan diangkut ke TPA Bekas kemasan berbahan PVC, potongan metal/besi, bahan/material yang rusak dan sejenisnya dikembalikan kepada supplier
24 | P a g e
No
Activities
Impact
Mitigation
Bahaya kebakaran
-
B
Kesiapan petugas dan peralatan kebakaran Pelatihan menggunakan alat kebakaran Melakukan gas test di lokasi-lokasi tertentu sebelum memulai pekerjaan
Tahap Operasi Proses penerimaan BBM
Ceceran minyak dalam proses transfer dari pipa ke tangki timbun BBM
-
-
-
Penimbunan BBM
Emisi venting gas dari tangki timbun BBM
-
-
Perubahan kualitas air (air permukaan dan air tanah dangkal)
-
-
-
Proses distribusi BBM
Perubahan kualitas udara ambien
-
Di bawah pintu pig receiver, dipasang bak penampung sisa minyak saat pig barrel dikeluarkan Ceceran dan sisa minyak yang tertampung dimasukan ke separator untuk pemisahan Minyak hasil pemisahan dimasukan ke dalam tangki timbun Sludge disimpan di TPS limbah B3 sebelum diserahkan ke pihak ketiga yang mem-punyai Ijin Pengelolaan Limbah B3 dari KLHK/BLH Pada inner floating deck tangki minyak Mogas dilengkapi mechanical shoe seals, dan pada tangki minyak Diesel dilengkapi
brething valve Venting diarahkan menjauh dari
lokasi permukiman penduduk Penyiraman air ke tangki timbun pada kondisi cuaca kering (ekstrim) Di bagian bawah lantai cor pada area tank farm, dilapisi bahan kedap air HDPE (high density polyethylene), untuk perlindungan kemungkinan kontaminasi minyak yang bocor merembes ke dalam tanah Di sekeliling area tank farm, dibangun bundwall (tinggi 1,5 m dan kapasitas ≥ 1,5 kali kapasitas tangki terbesar) dengan kontruksi dinding beton cor, dan drainase tertutup mengarah ke oil catcher Pembangunan 7 sumur pantau dengan kedalaman sesuai kedalaman air tanah dangkal dari hasil survei geolistrik Pembangunan vapour recovery unit di gantry
25 | P a g e
No
Activities
Impact
Ceceran minyak dalam proses transfer dari tangki timbun ke truk tangki BBM
Penggunaan generator set
Perubahan kualitas udara ambien dan kebisingan
Mitigation -
Uap minyak yang terkumpul pada proses pengisian truk tangki diventing (diudarakan) ke arah area yang aman
-
-
Di sekeliling area filling shed dibangun drainase tertutup yang terhubung ke oil catcher Penyediaan pasir atau serbuk gergaji dalam drum untuk pembersihan ceceran minyak Pasir atau serbuk gergaji yang telah dipakai untuk membersihkan ceceran minyak ditampung dalam drum dan disimpan di TPS limbah B3 sebelum diserahkan ke pihak ketiga yang mempunyai Ijin Pengelolaan Limbah B3 dari Kemen LHK/BLH
-
Exhaust diarahkan menjauh dari
-
-
Penggunaan tenaga kerja
Adanya kesempatan kerja
-
-
permukiman penduduk, dan dilengkapi dengan silencer Ditempatkan di dalam suatu bangunan, yang sekaligus sebagai peredam suara Pemeliharaan secara berkala, sesuai manual (SOP) Memprioritaskan penggunaan tenaga kerja lokal sesuai dengan jumlah dan kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan, yang dalam pelaksanaannya berkoordinasi dengan operation Head TBBM Rewulu Pemberian pembekalan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja Pemenuhan hak-hak tenaga kerja sesuai peraturan per-undangan ketenagakerjaan yang berlaku
26 | P a g e
No
Activities
Impact
Mitigation
Perubahan nilai estetika lingkungan
Memelihara kebersihan dan sanitasi lingkungan lokasi tapak proyek, melalui: -
-
-
Bahaya kebakaran
-
C
Penyediaan bak sampah yang dibedakan: sampah organik, anorganik dan limbah B3 Sampah organik yang terkumpul dibuang dibuang ke lubang sampah di area ruang terbuka hijau untuk pupuk kompos Pengangkutan sampah anorganik secara berkala ke TPA Limbah B3 (seperti lampu neon bekas dan batu baterai bekas) yang terkumpul diserahkan ke pihak ketiga yang mempunyai Ijin Pengelolaan Limbah B3 dari Kemen LHK/BLH
Kesiapan petugas dan peralatan kebakaran Pelatihan menggunakan alat kebakaran Melakukan gas test di lokasi-lokasi tertentu sebelum memulai pekerjaan
Tahap Pasca Operasi Penanganan tenaga kerja
Hilangnya sumber mata pencaharian
-
-
Penghentian penugasan tenaga kerja akan mengikuti prosedur yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan tenaga kerja yang berlaku, termasuk pemenuhan hak-hak tenaga kerja Pemberian surat keterangan pengalaman kerja, untuk referensi melamar pekerjaan di lain tempat
27 | P a g e
5. INSTITUTIONAL REQUIREMENTS AND ENVIRONMENTAL MONITORING PLAN Berdasarkan pemantauan pemantauan pematauan. pemantauan
identifikasi dampak dan arahan mitigasi diatas, selanjutnya dirumuskan lingkungan untuk mengukur efektivitas pengelolaan lingkungan diatas. Arahan meliputi usulan metode, lokasi, waktu & frekuensi, pelasana dan estimasi biaya Arahan ini dapat disesuaikan dengan kondisi proyek teraktual. Arahan lingkungan disajikan dalam dalam Tabel dibawah ini.
Tabel 6. Arahan Pemantauan Lingkungan N o
Activities
A
Tahap Konstruksi Mobilisasi alat/bahan
Persiapan dan pematangan lahan
Impact
Method
Location
Time & freuensi
Pelak sana
Cost estimate
Kepadatan dan/atau kecelakaan lalu lintas
Pengumpulan data:
Kantor PT. Pertamina (Persero)
1 kali, sebelum pelaksana an tahap konstruksi
DSP
No cost
Perubahan kualitas udara ambien dan kebisingan
Pengumpulan data:
1 kali/semes ter selama berlangsung tahap konstruksi
DSP
Rp. 10.000.000
Perubahan pola aliran air Perubahan kualitas air
- Verifikasi data ijin dispensasi, jenis dan kelaikan kendaraan angkutan yang digunkan serta kejadian kecelakaan lalu lintas - Verifikasi waktu operasi, ramburambu dan pengatur lalu lintas, pengawalan oleh Kepolisian, penutupan bak truk, proses pembersihan ceceran material timbunan, dan pengamatan kepadatan lalu lintas
- Verifikasi data pemeliharaan alat berat dan manifest limbah B3 - Verifikasi pelaksanaan upaya pengelolaan, dan wawancara dengan tokoh masyarakat. Pengambilan contoh kualitas udara ambien
Tempat pemasangan rambu-rambu lalu lintas, pengatur lalu lintas, dan di sekitar gerbang masuk tapak proyek
- Tapak proyek TBBM - Pemukiman terdekat
28 | P a g e
N o
Activities
Impact Perubahan nilai estetika lingkungan Perubahan persepsi masyarakat
Pemasangan (konstruksi) fasilitas
B
Method
Location
Time & freuensi
Pelak sana
Cost estimate
untuk dianalisis di laboratorium dan pengukuran kebisingan insitu Data yang terkumpul ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif.
Perubahan kualitas udara ambien dan kebisingan
Pengambilan contoh kualitas udara ambien untuk dianalisis di laboratorium dan pengukuran kebisingan insitu
4 lokasi dengan 2 lokasi di dalam lokasi TBBM dan 2 lokasi di pemukiman terdekat
1 kali selama berlangsu ng tahap konstruksi
DSP
Rp. 30.000.000
Perubahan kualitas air
Pengambilan contoh air permukaan untuk dianalisis di laboratorium
4 lokasi aliran air permukaan di sekitar lokasi project
1 kali selama berlangsung tahap konstruksi
DSP
Rp. 25.000.000
Perubahan nilai estetika lingkungan
Verifikasi data pemeliharaan alat berat, manifest limbah B3 dan upaya pengelolaan yang terealisasi
Kantor OH TBBM Rewulu
1 kali selama berlangsu ng tahap konstruksi
DSP
No cost
Verifikasi SOP (Penerimaan, Penimbunan dan Penyaluran BBM/BBK), Izin IPAL, TPS LB3 dan pembuangan air limbah, bak penampung ceceran minyak, TPS limbah B3, bundwall, sumur pantau, drainase tertutup, sarana venting, oil catcher, fast flush tank, manifest limbah B3, ramburambu lalulintas, petugas pengatur
Verifikasi data SOP
1 kali per semester
DSP
Rp. 10.000.000
Tahap Operasi Proses penerimaan BBM
minyak dalam proses transfer dari pipa ke tangki timbun BBM
29 | P a g e
N o
Activities
Impact
Method
Location
Time & freuensi
Pelak sana
Cost estimate
Pengambilan contoh kualitas udara ambien untuk dianalisis di laboratorium
2 lokasi
1 kali per semester
DSP
Rp. 15.000.000
Perubahan kualitas air (air permukaan dan air tanah dangkal)
Pengambilan contoh kualitas air permukaan untuk dianalisis di laboratorium
4 lokasi aliran air permukaan di sekitar lokasi project
1 kali per semester
DSP
Rp. 25.000.000
Perubahan kualitas udara ambien
Pengambilan contoh kualitas udara ambien untuk dianalisis di laboratorium
2 lokasi
1 kali per semester
DSP
Rp. 15.000.000
Ceceran minyak dalam proses transfer dari tangki timbun ke truk tangki BBM
Verifikasi SOP (Penerimaan, Penimbunan dan Penyaluran BBM/BBK), Izin IPAL, TPS LB3 dan pembuangan air limbah, bak penampung ceceran minyak, TPS limbah B3, bundwall, sumur pantau, drainase tertutup, sarana venting, oil catcher, fast flush tank, manifest limbah B3, ramburambu lalulintas, petugas pengatur lalu lintas dan data kecelakaan
Kantor OH TBBM Rewulu
1 kali per semester
DSP
Rp. 10.000.000
Perubahan kualitas udara ambien dan kebising-an
Pengukuran emisi generator permen LH No 13 Tahun 2009
2 generator
1 tahun
DSP
Rp. 25.000.000
lalu lintas dan data kecelakaan Penimbunan BBM
Emisi
venting gas dari tangki timbun BBM
Proses distribusi BBM
Penggunaan generator set
30 | P a g e
N o
C
Activities
Impact
Method
Location
Time & freuensi
Pelak sana
Cost estimate
Penggunaan tenaga kerja
Adanya kesempatan kerja
Verifikasi data tenaga kerja lokal dan review kontrak kerja
Kantor DSP
1 kali per semester
DSP
Rp. 5.000.000
Perubahan nilai estetika lingkungan
Verifikasi data pemeliharaan alat berat, manifest limbah B3 dan upaya pengelolaan yang terealisasi
1 kali pada tahap pasca operasi
DSP
Rp. 10.000.000
Kantor OH TBBM Rewulu
Tahap Pasca Operasi Penanganan tenaga kerja
Hilangnya sumber mata pencaharian
Verifikasi data dan wawancara
Kantor perwakilan DSP dan domisili pekerja
31 | P a g e
6. PUBLIC CONSULTATION AND INFORMATION DISCLOSURE PT. DSP merupakan kontraktor PT. Pertamina dalam melaksanakan proyek NGS dan ETEDA sedangkan penyusunan project design dilakukan oleh PT. Pertamina. Sebagai kontraktor PT. Pertamina, PT. DSP harus mengikuti kebijakan PT. Pertamina terkait konsultasi public dan keterbukaan informasi. PT. Pertamina melalui siaran pers resmi di www.pertamina.com pada tanggal 17 April 2015 menyampaikan proyek otomatisasi sebagai upaya meningkatkan efesiensi salah satunya dengan New Gantry System (NGS), dan End to End Data Automation (ETEDA). Siarap pers secara lengkap disajikan pada Tabel 8. Sebagai bagian dari proses public disclosure, IIF akan mengunggah dokumen ini ke dalam websitenya, agar masyarakat terdampak, stakeholders & general public dapat memberikan masukan terhadap proyek. Tabel 7. Usulan terkait information disclosure sebagai berikut: No.
Laporan
Isi Laporan
Instansi
1
Environmental
Merupakan
laporan
Management &
Pengelolaan
dan
Monitoring Report
terdapat
dalam
dari
pelaksanaan
Pemantauan Initial
yang
- PT. Pertamina - IIF
Environmental
Examination. Laporan juga dapat menjadi referensi PT. Pertamina
dalam
menyusun
laporan
pelaksanaan UKL UPL 2
Annual Environmental &
Merupakan laporan terhadap pemenuhan
- PT. Pertamina
Social
standard IIF, ADB dan IFC. Termasuk HSE
- IIF
Safeguards
Monitoring Report,
aspect, GHG accounting, etc.,
32 | P a g e
Tabel 8. Siaran Pers PT. Pertamina Terkait Proyek Otomatisasi system 17 Apr 2015 16:06
Pertamina Mencapai Efisiensi U$ 46,25 Juta Melalui Sistem Otomatisasi
JAKARTA - PT Pertamina selama Triwulan I berhasil mencapai efisiensi dalam proses penyaluran BBM dan LPG mencapai U$ 46,25 Juta. Pencapaian tersebut merupakan kontribusi dari seluruh lini di Pemasaran dan Niaga atas beberapa program yang saat ini telah digulirkan sejak Januari 2015 tersebut.Pencapaian efisiensi tersebut diperoleh dari programSales & Marketing Excellence, Supply Chain Excellence, Shipping Excellence, Losses Control yang didukung dengan system informasi teknologi (IT) yang terintegrasi di setiap proses bisnis di Pertamina. Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan bahwa efisiensi yang berhasil diraih merupakan bukti bahwa Pertamina selalu meningkatkan kinerja dengan mengkaji seluruh proses bisnis yang dapat dioptimalisasikan dengan menggunakan sistem IT yang terintegrasi. Mengingat kondisi dunia migas saat ini yang cukup memiliki banyak tantangan diperlukan usaha-usaha yang luar biasa untuk dapat terus menjalankan roda bisnis perusahaan agar dapat tetap memberikan kontribusi kepada negara. “Beberapa program efisiensi yang telah digulirkan manajemen sejak awal tahun 2015 menunjukan hasil yang cukup signifikan bagi perusahaan dan kami terus berkomitmen untuk menciptakan efisiensi dalam proses bisnis lain yang masih dapat di optimalisasikan,” terang Wianda. Menurut Wianda, Sales & Marketing Excellence berhasil menciptakanvalue sebesar US$ 100 ribu dengan mengembangkan pasar bahan bakar untuk kapal di wilayah Selat Malaka, sedang kan supply chain excellencemenciptakan value U$ 6,72 Juta dengan optimasi pola pengangkutan LPG. Program Shipping Excellence dengan optimalisasi penggunaan kapal angkutan BBM dengan metode Freight on Board (FOB) serta renegosiasi kontrak kapal sewa berhasil menciptakan value penghematan U$ 12,84 Juta. Efisiensi yang cukup signifikan juga terlihat pada losses control dengan mengintensifikasikan optimasi kargo penyaluran BBM dengan sistem IT terpadu yang telah terpasang di beberapa Terminal BBM Pertamina serta penghematan bungker consumption untuk armada kapal baik yang charter maupun armada milik. Pembangunan infrastruktur yang selama ini telah di lakukan pertamina membuahkan hasil yang cukup signifikan dengan terkoneksinya realisasi penyaluran BBM ke system MySAP Pertamina. Sarana dan fasilitas yang mendukung integrasi penyaluran BBM tersebut antara lain Metering System, Automatic Tank Gauging (ATG), New Gantry System (NGS), End to End Data Automation (ETEDA), Auto Schedulling penjadwalan pengiriman BBM untuk mobil tangki (New Integrated Fleet Management System) “Sistem inisudah beroperasi di Terminal BBM Plumpang, Surabaya dan Ujung Berung Bandung dan tahun ini direncanakan akan segera terpasang di 20 Terminal BBM Pertamina lainnya,”katanya. Dengan upaya-upaya tersebut maka Pertamina terus menekan losses saat ini dimana rata-rata losses Pertamina yaitu 0,3% yang masih berada bawah standar standard tolerasi losses yang berlaku secara global, yaitu 0,5%.Namun, tuturnya, perusahaan terus berkomitmen untuk menekan tingkat losses tersebut sehingga operasi pasokan BBM menjadi lebih efisien. Sumber : http://www.pertamina.com/news-room/siaran-pers/pertamina-mencapaiefisiensi-u$-46,25-juta-melalui-sistem-otomatisasi/
33 | P a g e
7. FINDINGS AND RECOMMENDATIONS Berdasarkan initial envinromental examination dan penelaahan dampak proyek terhadap komponen fisik, ekologi & social ekonomi, proyek dikategorikan ke dalam kategori B (berdasarkan IIF S&E Principle & Categorisation). Dampak tersebut antara lain perubahan kualitas udara dan kebisingan, perubahan pola aliran air, perubahan kualitas air permukaan dan tanah dangkal, perubahan estetika lingkungan, ceceran minyak pada saat penerimaan dan transfer BBM, timbulnya limbah B3 dan limbah padat, kepadatan lalu lintas, serta adanya sumber mata pencaharian sementara.
Berdasarkan analisa dampak, tidak teridentifkasi
dampak penting dan signifikan. Seluruh dampak dapat dimitigasi dengan teknologi yang ada saat ini. Dokumen ini akan dijadikan dasar environmental assessment untuk project dan tidak dibutuhkan kajian lanjutan.
34 | P a g e
8. CONCLUSIONS Berdasarkan hasil screening, dokumen initial envinromental examination ini mengkonfirmasi bahwa project NGS & ETEDA masuk sebagai category B. Rencana pengelolaan lingkungan dan arahan pemantauan lingkungan pada dokumen ini akan menjadi panduan dalam pengelolaan dampak lingkungan dan pemantauan efektivitas pengelolaan lingkungan di proyek NGS dan ETEDA.
35 | P a g e