ISSN: 977 2338163
Edisi 5/I Tahun 2013
INFO INVESTASI Aceh Menjadi Salah-Satu Daerah Tujuan Utama Investasi 2017
MENJEMPUT INVESTOR NEGERI KANGGURU Menggagas AIPA di Luar Negeri opini
2
Pidie dan Aceh Jajaki Aceh: Gayo Lues Peringkat Kerjasama 7 Investasi Pembibitan dan Sambut Penggemukan Investor Indonesia Turki Sapi realisasi
3
laporan utama
4
wawancara
Syariat Islam bukan Ancaman bagi Investor
6
kegiatan
8
OPINI
Menggagas Aceh Investment Promotion Agency di Luar Negeri
SALAM REDAKSI
Aceh Siap Sambut Investor
Azhari Yahya
Upaya meperbaiki citra Aceh terus kita lakukan, minat investor baik asing maupun lokal untuk menanamkan modalnya di Aceh terus meningkat, diikuti pula dengan realisasi investasi di lapangan yang semakin besar pada triwulan III tahun ini. Aceh menduduki urutan 7 terbesar realisasi PMDN di Indonesia. Minggu lalu, Badan Investasi dan Promosi Aceh (BIP) bersama Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI melakukan promosi dalam agenda Marketing Investasi Indonesia (MII) di Melbourne, Australia. Pengusaha negeri Kangguru itu menyatakan ketertarikannya masuk ke Aceh. Minggu lalu, BIP juga mengumpulkan pengusaha di Jakarta dalam agenda Aceh Business Forum (ABF). Gubernur Aceh menegaskan bahwa syariat islam di Aceh bukan menjadi penghalang bagi investasi. Pengusaha Turki mulai menjajaki beberapa peluang investasi di Pidie dan Gayo Lues, Investor dari Hitay Energy pun sudah mengunjungi langsung dua kabupaten tersebut, Diharapkan Hitay dapat menjadi salah-satu solusi dari “krisis listrik” di Aceh. Terpilihnya BIP sebagai salahsatu SKPA terbaik pilihan Komisi Informasi Aceh (KIA) semakin meyakinkan kita bahwa transparansi informasi menjadi sangat penting, bukan hanya untuk investor melainkan juga bagi masyarakat. Saat ini masyarakat Aceh sudah sangat siap menyambut investor, walaupun masih ada tantangantantangan yang dihadapi. Keterbukaan informasi publik akan dapat mendukung investasi. Edisi ke-5 ini hadir dihadapan pembaca sebagai bagian dari ikhtiar mewujudkan akuntabilitas publik. Selamat membaca! Ir.Iskandar, M.Sc
INFO INVESTASI TABLOID ACEH INVESTMENT
Aceh Menjadi Salah-Satu Daerah Tujuan Utama Investasi 2017
Alamat Redaksi: Jl. A. Yani No.39 Banda Aceh, 23122 Aceh - Indonesia
Telepon: (0651) - 23170 Fax: (0651) - 23171
Dosen Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala dan Kandidat Doktor pada Monash University Australia
D
alam banyak sektor Aceh memiliki daya tarik tersendiri bagi investor asing untuk menanamkan modalnya disini. Sebut saja misalnya hal sumber daya alam. Aceh memiliki sejumlah sumber daya alam yang melimpah mulai dari minyak, gas, biji besi, timah, tembaga sampai emas. Secara kuantitatif sumber daya alam yang kita miliki mengalahkan sumber daya alam yang dimiliki provinsi-provinsi lainnya di Indonesia dan bahkan jauh mengalahkan negara tetangga, yaitu Singapore. Namun faktanya sampai saat ini jumlah investor asing yang masuk ke Aceh lebih sedikit dibandingkan provinsi-provinsi lainnya dan bahkan jauh tertinggal dibandingkan Singapore. Lalu pertanyaan yang muncul kenapa kesenjangan ini bisa terjadi? Ini sebuah pertanyaan mendasar yang jawabannya bisa dikaji dari berbagai pendekatan. Salah satu jawaban yang mungkin layak untuk dipertimbangkan adalah kekurangtahuan para investor asing terhadap potensi investasi yang dimiliki Aceh. Masih banyak diantara mereka yang kurang mengenal potensi investasi Aceh secara lebih dekat. Karena itu, upaya menjemput bola investasi di luar negeri melalui gerakan promosi investasi ke berbagai negara seperti yang baru-baru ini dilaksanakan di Australia (15 – 18 November 2013) merupakan suatu pilihan yang sangat tepat. Melalui pendekatan face to face ini diharapkan Pemerintah Aceh mampu memberikan informasi investasi kepada para investor asing seindah warna aslinya. Banyak kajian seperti yang dilakukan oleh Michael J Berry dan Gordon Linoff (1997), Ranjai Gulati (2011), C. Whan Park et al (2013) menunjukkan bahwa pendekatan face to face semacam ini mampu memberikan dampak positif bagi pengembangan investasi ke depan karena pihak investor mendapatkan informasi secara komprehensif dari sumber aslinya.
Mengikuti framework yang dibangun George E Belch et al (2008), gerakan promosi investasi itu tentunya akan memberikan dampak yang lebih luas lagi dan lebih nyata kalau di follow up dengan action plan berikutnya. Salah satu bentuk action plan yang ikut direkomendasikan oleh the World Bank Group/MIGA adalah membentuk Investment Promotion Agency (IPA) di luar negeri. IPA ini diharapkan mampu memainkan peranan yang lebih luas tidak hanya dalam menyupai informasi yang dibutuhkan investor asing, tapi juga berinisiatif menjemput bola investasi sebagai perpanjangan tangan pemerintah di luar negeri. Akan tetapi walaupun semua hal di atas itu terpenuhi, bukanlah jaminan bahwa para investor asing akan masuk dan bertahan menjalankan bisnisnya di dalam negeri kalau kondisinya tidak mendukung kearah itu (misalnya tidak adanya jaminan keamanan bagi para investor asing). Untuk itu diperlukan upaya yang sinergi antara gerakan menjemput bola investasi di luar negeri dengan upaya menjaga stabilitas politik dan keamanan dalam negeri. Kedua hal tersebut perlu dilakukan secara bersama-sama seiring dan sejalan karena jika salah satunya pincang hampir bisa dipastikan investasi akan gagal. Terakhir, hal lainnya yang juga perlu mendapat perhatian serius adalah mempertahankan semaksimal mungkin investor asing yang sudah beroperasi di Aceh agar tidak membawa lari modalnya ke luar negeri. Kalau sampai hal ini terjadi maka akan menjadi promosi negatif terhadap dunia investasi Aceh di mata internasional. Perlu dicatat juga bahwa sekali saja citra negatif ini terbentuk dibenak mereka, maka akan sulit untuk kita kembalikan ke posisi semula. Mudah-mudahan dunia investasi Aceh akan terus bekembang sehingga harapan menjadikan Aceh sebagai salah satu destinasi investasi terbaik di Indonesia jadi kenyataan. Semoga!
Dewan Pengarah: Gubernur Aceh, Wakil Gubernur Aceh, Sekretaris Daerah, Asisten I, II, dan III Setda Aceh. Penanggung Jawab: Iskandar. Wakil Penanggung Jawab: M. Ali Alfata. Dewan Redaksi: Netti Muharni, Fuadi, Syarifah Zulfa, Jonni. Pemimpin Redaksi: Zulkifli Hamid Paloh. Wakil Pemimpin Redaksi: Junaidi Redaktur Pelaksana: Arif Arham, Razali, Irmawati, Fauza Morizan, Fitri Haryani, Cut Eliza Mutia Lay Out: Eka Saputra, Zoelgebe, Fahrizal Public Relation: Asmaul Husna.
Website: acehinvestment.com investasi.acehprov.go.id e-mail :
[email protected]
Redaksi menerima kiriman tulisan opini. Tulisan diketik dengan spasi ganda ukuran kertas A4 maksimal 500 kata, disertai identitas dan foto. Dikirim ke email redaksi:
[email protected]
REALISASI Jawa Tengah
ACEH: Peringkat 7 Investasi Indonesia
A
khir Oktober lalu, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI melakukan pers release tentang realisasi investasi di Indonesia kondisi triwulan III-2013 (Juni-September 2013). Sungguh membanggakan, Aceh kembali mengukir prestasi dengan meningkatnya posisi Aceh sebagai daerah ke-7 paling besar realisasi untuk perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Dengan realisasi sebesar Rp 1,03 triliun. menempatkan Aceh berada satu tingkat di bawah DKI Jakarta yg menduduki peringkat 6. Posisi ini lebih tinggi daripada Bali, Sumatera Selatan dan Lampung yang masing-masing hanya berada pada urutan (8,9, dan 10). Hal ini membuktikan bahwa iklim investasi di Aceh semakin kondusif, para investor terutama investor dalam negeri semakin besar kepercayaan
Jawa TIMUR RIAU Jawa BARAT KALimantan TIMUR
kepada Aceh, kondisi ini terjadi dengan meni-ngkatnya realisasi investasi yang dilakukan oleh 26 perusahaan PMDN yang tersebar di berbagai kabupaten/ kota di provinsi Aceh.
DKI JAKARTA
Sementara itu, jika dilihat capaian realisasi PMDN kondisi Triwulan I sampai dengan Triwulan III Tahun 2013 (Januari-September) posisi Aceh berada dalam urutan 10 besar dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia.
ACEH BALI
“Pencapaian ini tidak terlepas dari komitmen Gubernur, DPRA, pengusaha lokal, para Bupati/Walikota dan seluruh lapisan masyarakat Aceh, kami akan terus bekerja keras untuk menghasilkan yang terbaik bagi Aceh” ujar Kepala Badan Investasi dan Promosi Aceh, Ir. Iskandar, M.Sc. Data selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut (Sumber: Dalak, BKPM RI, Oktober 2013).
10 BESAR REALISASI PMDN DI INDONESIA KONDISI S.D TRIWULAN III - 2013 (Rp. x 000)
SUMatera selatan
LAMPUNG
KETERANGAN: Kondisi Triwulan III - 2013 (Juni-September) Kondisi Triwulan I - III Tahun 2013 (Januari-September)
ACEH
1,0 Milyar 3,3 Milyar RIAU 2,0 Milyar
4,2 Milyar
MEDAN 3,7 Milyar
kalimantan timur
1,7 Milyar
9,6 Milyar
SUMATERA SELATAN
881 Juta
1,7 Milyar
LAMPUNG 804 Juta
jawa tengah 9,7 Milyar 11 Milyar
banten 3,3 Milyar
kalimantan selatan
dki jakarta 1,3 Milyar
5,4 Milyar
4,4 Milyar
jawa barat 1,9 Milyar 4,5 Milyar
jawa timur 8,8 Milyar 28 Milyar
BALI 919 Juta
2,0 Milyar
EDISI 4/I Tahun 2013 | INFO INVESTASI
3
LAPORAN UTAMA
Menjemput Investor Negeri Kangguru P
engusaha Australia tertarik ke Aceh. Kesimpulan ini diambil dalam berbagai pertemuan saat Gubernur Aceh beserta rombongan melakukan kunjungan kerja ke Melbourne Australia dari tanggal 13 sd 18 November 2013. Kegiatan utama adalah memberikan presentasi pada acara Marketing Investasi Indonesia (MII) di Grand Hyatt Hotel,Melbourne yang berlangsung pada tanggal 15 November 2013, dilanjutkan dengan temu ramah dengan mahasiswa dan masyarakat Aceh di Melbourne pada hari berikutnya, dan ditutup dengan kunjungan ke salah satu peternakan besar di Melbourne pada tanggal 17 November 2013. Kegiatan MII disponsori oleh BKPM RI ini, seperti biasa terdiri dari tiga bagian yaitu business Forum, One on One Meeting dan Gala Dinner. Event berkala yang dilakukan di beberapa kota yang berbeda diberbagai belahan dunia ini, kali ini agak berbeda karena dihadiri oleh RI-2, yaitu Wakil Presiden Boediono, yang menjadi keynote speaker. Kehadiran Wapres tentu saja berpengaruh terhadap tingkat kehadiran peserta, tercatat sekitar 200 peserta dari enam negara bagian Australia antusias ikut serta dalam forum ini.
4
INFO INVESTASI | EDISI 4/I Tahun 2013
Wapres Boediono menekankan 3 hal penting dalam hubungan kedua negara. Pertama bahwa kedua negara menganut sistem demokrasi, sehingga jika ada perbedaan, hal itu tidak perlu menjadi masalah. Kedua, sebagai tetangga terdekat, kesejahteraan masyarakat dikedua negara harus diusahakan agar berimbang. Ketiga, konektifitas antar masyarakat di kedua negara harus ditingkatkan. Pada sesi pemaparan oleh daerah, Gubernur Aceh mendapat kehormatan memaparkan pada kesempatan pertama, dilanjutkan oleh Jawa Tengah. Gubernur Aceh memberikan penjelasan yang singkat dan padat mengenai kondisi investasi didaerah, yaitu membahas keunggulan-keunggulan Aceh sebagai tujuan Investasi dan yang terpenting menjamin bahwa Aceh aman dan nyaman untuk berinvestasi. Penjelasan detail mengenai proyek-proyek investasi yang telah siap untuk dijual dijelaskan oleh Ir, Iskandar, M.Sc, selaku Kepala Badan Investasi dan Promosi Aceh. Detailed Plan peternakan disusun berdasarkan hasil koordinasi intensif dengan Pemda Aceh Besar, Pidie, Bener Meriah dan Nagan Raya, dan menjadi fokus promosi Aceh pada MII kali ini. Bidang ini dipilih, karena Australia
memang sangat unggul dibidang peternakan dan memiliki banyak pengusaha ternak berskala besar. Sebagaimana diperkirakan, beberapa pengusaha peternakan berminat menjajaki investasi dibidang ini, apalagi detailed plan disusun dengan data sangat rinci terutama mengenai ketersediaan lahan dan infrastruktur dasar. Bidang lain yang ditawarkan oleh Aceh adalah kopi, perikanan dan pariwisata Sabang, yang juga disambut antusias oleh calon Investor. Pembicaraan lebih rinci berlangsung pada saat one on one meeting, termasuk kesiapan pelabuhan karena investasi peternakan sangat erat hubungannya dengan aktifitas impor sapi, baik bibit maupun sapi dewasa. Seluruh delegasi Aceh sangat sibuk melayani calon investor yang menginginkan informasi detail tentang proyek-proyek yang ditawarkan. Ketua DPRA Hasbi Abdullah, Ketua BPKS Fauzi Husin, Bupati Aceh Besar Mukhlis Basyah, Muzakir Hamid (staf khusus Gubernur), Tim BIP terdiri dari Netty Muharni (Kabid Promosi), Fuadi (Kabid Program) dan Junaidi (Kasubbid Kerjasama) terlibat dalam pembicaraan serius dengan investor.
Aceh Jajaki Kerjasama Teknologi Pembibitan dan Penggemukan Sapi Laporan Eksklusif dari Kismullah, Australia
K
unjungan Gubernur Aceh beserta rombongan selama tiga hari di Melbourne sungguh mengesankan. Sebagai mahasiswa yang sudah beberapa tahun di Melbourne, saya mendapatkan kepercayaan untuk menjadi ‘supir’ dan membawa rombongan ke tempat yang telah direncanakan. Jumat 15 Nopember, rombongan mengikuti acara utama yaitu Indonesian Business and Investment Forum yang diselenggarakan oleh BKPM di Grand Hyatt Melbourne. Acara yang dibuka oleh Wapres Boediono ini dihadiri oleh banyak pengusaha. Pemerintah Aceh mengambil kesempatan baik ini untuk memaparkan peluang berinvestasi di Aceh, mulai dari peternakan sapi, investasi bidang energi dan lainnya. Paparan ini disampaikan oleh Gubernur, dr Zaini Abdullah, dan Ir Iskandar M.Sc, Kepala Badan Investasi Aceh. Kemudian, di hari kedua rombongan menghadiri acara temu ramah dengan mahasiswa dan masyarakat Aceh yang ada di Melbourne. Di selasela menikmati daging barbeque, yang merupakan makanan tradisi Australia, dipadu dengan keumamah Aceh dan masakan Aceh lain yang disiapkan oleh masyarakat Aceh. Gubernur mengharapkan agar ilmu yang diperoleh dapat dimanfaatkan dalam membangun Aceh, walaupun tidak harus jadi PNS. Aceh butuh perhatian dari generasi muda. “Biarpun masih ada kekurangan disanasini saat ini pemerintah sedang berusaha maksimal untuk menyejahterakan dan mengangkat martabat rakyat Aceh, dan tugas generasi muda lah untuk mengambil estafet ini demi keberlanjutan misi tersebut” Ujarnya. Gubernur juga mendengar beberapa masukan dan harapan dari para mahasiswa. Di hari ketiga, rombongan berangkat menuju ke salah satu peternakan sapi di Yarra Glen, Victoria. Ini
merupakan Pak Gubernur, dan Bupati Aceh Besar, Mukhlis Basyah, yang juga ikut dalam rombongan untuk langsung bertemu dengan pengusaha peternakan Hal ini sejalan dengan pesan Wapres, bahwa hal yang paling penting adalah ‘people-people connection and understanding’ (hubungan dan pemahaman orang perorang), bukan sekedar retorika kerjasama. Usaha peternakan yang dikunjungi bernama Lawsons Angus, salah satu usaha perternakan besar di Australia yang juga memiliki cabang di Western Australia dan Queensland. Kami disambut langsung oleh Managing Director nya, Harry Lawsons. Mula-mula rombongan dijamu oleh Harry dan istrinya, Ruth, di rumah mereka dan memberikan gambaran tentang usaha mereka termasuk memutar salah satu video dokumen perternakan mereka. Kemudian Harry mengambil alih menjadi supir dan membawa kami keliling ke beberapa lahan perternakannya yang sangat luas di Lembah Yarra (Yarra Glen). Sepanjang perjalanan kami juga disuguhkan dengan hijaunya hamparan kebun anggur di tengah semi. Sesampai di lahan peternakan, kami langsung disambut oleh kawanan sapi Angus Hitam yang besar-besar dan kupingnya semua sudah dilabel dengan nomor urut. Tanpa menghiraukan rumput bahkan kotoran sapi diantara rumput yang sudah mulai panjang, Pak Gubernur beserta rombongan, sambil antusias bertanya dan mendengarkan penjelasan dari ‘supir’ baru kami, terus berjalan melihat ke semua sudut lahan yang sudah dikapling-kapling. Kapling ini dibuat untuk tujuan ‘grassing’ atau sistem perumputan ternak untuk menjamin ketersedian rumput dan keseimbangan lahan. Di peternakan berikutnya, kami melihat sapi Angus Merah. Angus Merah di lahan ini tidak kalah besar
ukurannya dengan Angus Hitam. Tom, adik Harry yang menjaga lahan menjelaskan sapi-sapi besar ini pembibitannya dilakukan dengan cara sangat hati-hati, melalui proses riset dan bantuan teknologi mutakhir. Ini akan sangat membantu peternak untuk mendapatkan bibit yang efisien dengan cara genetic cross-breeding (perkawinan silang) beberapa bibit seperti Brahman dan Symental, sehingga hasilnya menjadi bibit unggul yang bisa memproduksi daging yang maksimal dalam waktu yang relatif singkat, dan tidak mengkonsumsi makanan yang berlebihan. Genetic cross-breeding juga bertujuan untuk menghasilkan sapi-sapi yang tidak juwah (agresif). Sapi-sapi mereka juga dilatih untuk tidak mudah shock dan stres. Harry mengatakan bahwa mereka bersedia membantu untuk proses pembibitan ini, jika diperlukan dan sangat senang bila bisa menjalin kerjasama dengan Aceh untuk pembibitan sapi yang unggul dan bisa bertahan di daerah tropis (heat resilient). Mereka selama ini membantu para peternak di Russia, Cina dan Amerika. Semoga Aceh juga bisa menjalin dan mengambil kesempatan kerjasama ini untuk terus meningkatkan mutu peternakan, dan tentunya kesejahteraan hidup peternak di Aceh, semoga menjadi preseden yang baik untuk kerjasama-kerjasama dan investasi dalam bidang lain nantinya. Mudah-mudahan riak-riak kecil berupa tensi politik terkait penyadapan yang sedang hangat saat ini bisa diselesaikan oleh kedua Negara dengan cara yang bijak, sehingga tidak sampai mengganggu kepentingan yang lebih besar untuk jangka panjang. Semoga. Kismullah Mahasiswa PhD, Deakin University Dosen FKIP Bahasa Inggris Universitas Syiah Kuala
EDISI 4/I Tahun 2013 | INFO INVESTASI
5
Pidie dan Gayo Luwes Sambut Investor Turki
K SARJANI ABDULLAH BUPATI PIDIE
eseriusan Hitay Energy berinvestasi di Aceh telah diwujudkan dengan kedatangan mereka ke Aceh. Emin Hitay (pimpinan Hitay), Carner Yilmaz, Zulhendri Abdullah (Manager Hubungan Kerjasama Pemerintah), Hakan Hitay, Tahir Ongur, Umran Serpen dan Asnawir Nasution datang ke Aceh 4 November 2013 lalu. Mereka bertemu dengan dengan Pemerintah Aceh, Kabupaten Gayo Lues dan Pidie guna membahas tentang niat mereka untuk berinvestasi di bidang energi terbarukan di Aceh. Kehadiran Hitay di Aceh diharapkan nantinya akan menjawab persoalan “krisis listrik”di Aceh. Tim Tabloid Investasi secara langsung mewawancarai Bupati Pidie dan Bupati Gayo Lues. Berikut petikan wawancara Cut Eliza Mutia dengan Bapak Sarjani Abdullah;
1. Bagaimana pandangan Bapak terhadap investasi asing ?
Investasi asing sampai saat ini masih kita perlukan, ini diharapkan dapat menjadi stimultan bagi investor lokal, sehingga bisa belajar banyak dari mereka.
2. Bagaimana tanggapan Bapak atas kedatangan Tim Hitay ke daerah ini?
Kami menyambut baik kedatangan Hitay, karena ini merupakan salah satu peluang yang saling menguntungkan, dan nantinya kita coba membuka pembicaraan yang intens lagi dengan mereka, apa lagi Hitay merupakan rekomendasi dari Pemerintah Aceh yang notabene merupakan orang tua kami.,
3. Apakah Bapak siap menerima calon investor yang bergerak di bidang panas bumi ini?
Perlu kami tekankan Kabupaten Pidie sangat welcome terhadap semua investor yang
6
INFO INVESTASI | EDISI 4/I Tahun 2013
ingin berinvestasi di Pidie, tentu nantinya kita juga punya rule of game yang sama-sama harus kita taati, karena tentunya ini semua demi kepentingan bersama, terutama masyarakat kami.
4. Langkah apa yang akan bapak lakukan jika Hitay serius berinvestasi di daerah ini?
Kita akan pelajari terlebih dahulu bentuk kerjasama yang akan dilakukan, setelah itu baru kita bicarakan action selanjutnya.
5. Sejauh mana regulasi dan insentif yang bisa diberikan oleh daerah kepada calon investor?
Kita akan menjamin segala bentuk kewajiban yang nantinya tertuang dalam perjanjian antara investor dengan Pemkab Pidie. Kami ingin buktikan bahwa Pidie kini sangatlah aman untuk para investor.
6. Apakah Bapak bisa menjamin mulai dari tahapan dukungan, perizinan sampai dengan tahap operasional investasi semua akan lancar?
Tentu saj, Kami akan koordinasi dengan unsur Muspida terutama pihak kemanan, untuk dukungan lainnya kita sudah memberikan rekomendasi survey awal dan kita juga akan memberikan segala bentuk dukungan lain yang dibutuhkan oleh para investor nantinya, intinya kami ingin investor merasa aman dan nyaman di Pidie, mereka akan ”tapeumulia”.
WAWANCARA
Masyarakat Gayo Lues Pro Investasi Ibnu Hasim BUPATI GAYO LUES Tim Tabloid Investasi secara langsung juga mewawancai Bupati Gayo Lues. Berikut petikan wawancara Cut Eliza Mutia dengan Bapak Bupati, Ibnu Hasim, S.Sos, MM;
1. Bagaimana pandangan Bapak terhadap investasi asing ?
Investasi aasing bagi daerah terutama di Gayo Lues sangat diperlukan, mengingat banyaknya potensi di daerah yang hingga saat ini belum bisa dikelola, hal ini menyangkut dengan kemampuan dari kita baik dari segi teknis maupun dana. Bagi kami di Kabupaten Gayo Lues investasi asing bukan hal yang baru mengingat saat ini ada 4 (empat) perusahaan yang melakukan investasi di bidang pertambangan mineral logam (tahap eksplorasi), dua diantaranya merupakan investasi asing yakni dari Kanada dan Beijing.
2. Bagaimana tanggapan Bapak atas kedatangan Tim Hitay ke daerah ini?
Kami sangat berterima kasih atas kedatangan tim Hitay ke Gayo Lues yang rencananya akan berinvestasi di bidang Geothermal, dan kami menanggapinya dengan sangat positif, dan juga terima kasih Kepada Badan Investasi dan Promosi Aceh serta Dinas Pertambangan dan Energi Aceh yang telah mendampingi
Tim Hitay sampai ke Gayo Lues, dan terima kasih kepada Bapak Gubernur Aceh yang sudah mempromosikan potensi di Gayo Lues kepada Investor.
3. Apakah Bapak siap menerima calon investor yang bergerak dibidang panas bumi ini?
Kami sangat siap menerima calon investor di bidang ini, mengingat dalam wilayah Kabupaten Gayo Lues terdapat tiga lokasi potensi panas bumi yaitu Gunung Kembar, Kafi dan Dolok Perkirapan, dimana total potensi yang dimiliki lebih kurang 142 Mwe, apabila potensi panas bumi ini di ekspoloitasi, produksi energi listriknya dapat disalurkan ke sistem kelistrikan Aceh melalui Aceh Tengah atau Aceh Timur maupun ke sistem Kelistrikan Sumatera Utara melalui Aceh Tenggara, mengingat kebutuhan energi listrik di Kabupaten Gayo Lues saat ini hanya membutuhkan 3 MW. Harapan kami juga tidak tertutup kemungkinan akan tumbuhnya industri-industri di Gayo Lues, karena sebagaimana diketahui bahwa energi listrik merupakan darah bagi suatu industri. Saat ini selain potensi panas bumi, kami juga sedang mengembangkan potensi Hidro untuk pembangkit tenaga listrik, Target kami tahun 2016 Gayo Lues akan bersumber dari Energi Baru dan terbaharukan, dan tidak tertutup kemungkinan akan surplus, sudah pasti kelebihan energi ini akan kita salurkan ke luar daerah. Saat ini, kami sudah dapat menjaring Pendapatan Asli Daerah dari sektor energi listrik rata-rata Rp. 300.00.000 (tiga ratus juta) setiap bulan, yang bersumber dari penjualan energi listrik dari
tiga unit PLTMH yang dikomersilkan, ini dikelola oleh Badan Layanan Umum Daerah (BUD) Green Energi.
4. Langkah apa yang akan bapak lakukan jika Hitay serius berinvestasi di daerah ini?
Kami akan mensosialisasikan kepada masyarakat tentang keberadaan perusahaan tersebut di Kabupaten Gayo Lues, yang tujuannya adalah untuk kemajuan daerah Gayo Lues sendiri sekaligus untuk kesejahteraan rakyat kelak nantinya.
5. Sejauh mana regulasi dan insentif yang bisa diberikan oleh daerah kepada calon investor?
Kami berusaha memberikan rasa nyaman kepada calon investor dan birokrasi yang tidak berbelit-belit serta kepastian hukum, dimana harapan kami dengan kehadiran investor di daerah kami dapat bermanfaat bagi daerah dan bagi investor, artinya sama-sama menguntungkan.
6. Apakah Bapak bisa menjamin mulai dari tahapan dukungan, perizinan sampai dengan tahap operasional investasi semua akan lancar ?
Keamanan bagi investor dapat terwujud apabila investor, pemerintah dan masyarakat saling mendukung satu sama lainnya. Untuk saat ini keamanan di Gayo Lues sangat kondusif, masyarakat disini sangat pro kepada investasi, hanya dengan investasi lapangan kerja baru akan terbuka, sehingga banyak menyerap tenaga kerja.
WE WELCOME YOU TO INVEST IN AMAZING ACEH EDISI 4/I Tahun 2013 | INFO INVESTASI
7
Syariat Islam bukan Ancaman bagi Investor
Foto: www.zoelgebe.com
“Masyarakat Aceh sangat terbuka dengan pihak manapun, karena sesungguhnya Dinul Islam benar-benar mendidik masyarakat Aceh untuk hidup berdampingan. Untuk itu, kami berharap saudara-saudara dapat melihat Aceh secara objektif. Aceh siap menyambut kedatangan para investor untuk menyokong pembangunan jangka panjang,” dr. Zaini Abdullah Gubernur Aceh
BADAN INVESTASI dan PROMOSI
SKPA Terbaik Pilihan Komisi Informasi Aceh
Komisi Informasi Aceh (KIA) mengumumkan, Badan Investasi dan promosi Aceh meraih 2 kategori penghargaan pada tahun 2013. Terbaik ke 2 dari 10 terbaik untuk kategori Informasi wajib disediakan dan diumumkan secara berkala. Selanjutnya terbaik ke 3 dari 10 terbaik untuk kategori informasi wajib tersedia setiap saat. Hasil keputusan ini berdasarkan evaluasi lanjutan terkait dengan penilaian kepatuhan Badan Publik dalam
melaksanakan Pasal 11 UU KIP jo Pasal 13 PERKI No.1 Tahun 2010. Sebelumnya KIA telah melakukan evaluasi atas kepatuhan Badan Publik terhadap Pelaksanaan UU No.14 Tahun 2008 terkait Standar Layanan Informasi Publik (PERKI No.1 Tahun 2010) dan telah ditetapkan 12 Kabupaten/Kota Terbaik dari 23 Kabupaten/ Kota di Aceh. “Terima kasih atas dukungan para pihak selama ini” Ujar Kepala Badan Investasi dan Promosi Aceh, Ir. Iskandar, M.Sc.