ISSN: 977 2338163
Edisi 6/I Tahun 2013
INFO INVESTASI Aceh Menjadi Salah-Satu Daerah Tujuan Utama Investasi 2017
CAPAIAN INVESTASI 2013 & OPTIMISME 2014 Menggenjot Refleksi Iklim SPM Investasi Investasi Aceh opini
2
program
3
MengemInvestor balikan Minati Kebanggaan Aceh Aceh wawancara
4
promosi
Insentif untuk Investor
5
perizinan
Investasi Semakin Berkembang
6
pengembangan
7
OPINI
REFLEKSI IKLIM INVESTASI ACEH
SALAM REDAKSI Capaian Positif Investasi Aceh
NETTY MUHARNI
Kabid Promosi, Badan Investasi dan Promosi Aceh, dan Anggota Alumni Reference Group, Australia Awards
A
Dunia investasi Aceh menorehkan prestasi yang sangat memuaskan. Dengan posisi ketujuh realisasi investasi se Indonesia, visi kita untuk menjadikan Aceh sebagai tujuan investasi utama bukanlah isapan jempol belaka.
ceh memerlukan investasi untuk percepatan pembangunan ekonomi. Kita patut mensyukuri bahwa para investor sudah mulai menunjukkan kepercayaan untuk berinvestasi di Aceh. Realisasi investasi di tahun 2013 saja tak kurang dari Rp 4,5 triliun. Informasi penting yang diperlukan investor adalah rencana detil proyekproyek investasi yang memuat informasi rinci potensi komoditas, ketersediaan lahan, infrastruktur pendukung, dan estimasi biaya investasi yang diperlukan. Informasi terkait lainnya seperti regulasi, prosedur, insentif, dan kondisi ekonomi juga sangat membantu. Dari informasi itu, banyak pihak yang tertarik untuk masuk ke Aceh, namun masih “wait and see” karena belum yakin bahwa daerah ini sudah sangat kondusif. Pertanyaan pertama yang diajukan oleh calon investor kepada kami saat melakukan promosi investasi adalah tentang kondisi keamanan di Aceh. Oleh karenanya, selain memperkenalkan potensi daerah, kami juga membentuk “brand image” (citra) bahwa Aceh adalah daerah tujuan investasi yang aman dan nyaman. Pembentukan Tim Task Force Percepatan Investasi Aceh dan Tim Pengendalian Penanaman Modal oleh Gubernur Aceh pada medio 2013 merupakan langkah yang tepat untuk memperbaiki iklim investasi. Tim ini mengkoordinasikan semua dinas sektoral terkait untuk mempercepat proses perizinan investasi dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi investor. Pemerintah Aceh juga sudah menyelesaikan Qanun Rancangan Umum Penanaman Modal dan sedang dalam penyelesaian Qanun Insentif. Di masa mendatang, ada beberapa pembenahan yang perlu dilakukan segera: Pertama, menyiapkan SDM yang pro-investasi. Masyarakat dan pemerintah (dari gampong hingga kapupaten/ kota) harus memiliki wawasan, persepsi, dan komitmen yang sama akan pentingnya investasi serta memberikan pelay-
Selama tahun 2013 terdapat 40 perusahaan baru yang mendapat izin investasi di Aceh. Berbagai perusahaan dalam dan luar negeri itu berkomitmen untuk menanamkan Rp 6,1 triliun modalnya di 10 sektor unggulan. Sebelumnya, telah ada 128 perusahaan/proyek yang beroperasi di Aceh. Uang yang telah mereka tanamkan sampai Desember 2013 adalah sebesar Rp 4,5 triliun. Di perusahaan-perusahaan itu bekerja 7698 orang dari dan luar Aceh. Peringkat tinggi yang melampau Bali dan Sumatera Utara itu tidak membuat kami di Badan Investasi dan Promosi Aceh berpuas diri. Faiza faraghta fanshab (QS.94:7), kami siap bekerja lebih keras dan cerdas bersama masyarakat Aceh di tahun 2014. Terimakasih atas dukungan masyarakat yang begitu besar dalam memajukan perekonomian Aceh melalui dunia investasi. Ir. Iskandar, M.Sc
ACEH
MENJADI SALAH SATU TUJUAN UTAMA INVESTASI TAHUN 2017
INFO INVESTASI TABLOID ACEH INVESTMENT
Aceh Menjadi Salah-Satu Daerah Tujuan Utama Investasi 2017
Alamat Redaksi: Jl. A. Yani No.39 Banda Aceh, 23122 Aceh - Indonesia
Telepon: (0651) - 23170 Fax: (0651) - 23171
anan terbaik kepada calon investor. Kedua, menguatkan kelembagaan investasi di Kabupaten/Kota. Jika saat ini lembaga yang menangani investasi beragam (BAPPEDA, Dinas Perindag, atau Bagian Ekonomi), maka ke depan diharapkan semua Kabupaten/Kota dapat membentuk lembaga khusus yang mengkoordinasikan bidang penanaman modal. Ketiga, melakukan de-regulasi dalam perizinan investasi. Dalam hal kemudahan melakukan usaha (ease of doing business), World Bank menyebut Indonesia berada pada peringkat 120 dari 189 negara (per Oktober 2013). Kriteria pemeringkatan ini banyak, antara lain, waktu yang diperlukan untuk mengurus perizinan, jumlah prosedur yang harus ditempuh, biaya yang diperlukan, hingga lama waktu pemasangan listrik, air, telepon serta kemudahan mendapat kredit dari bank. Aceh dengan UUPA No. 11 Tahun 2006 sudah semestinya mampu melakukan terobosan untuk memangkas birokrasi dan memberi kemudahan perizinan. Keempat, memberikan insentif fiskal dan nonfiskal kepada calon investor. Ini yang dilakukan negara-negara di dunia dalam menggaet investor lebih banyak. Dengan kewenangannya, Aceh dapat merumuskan skema kerjasama yang lebih pro-investasi, seperti pemberian insentif nonfiskal berupa pembebasan aneka pajak dalam jangka waktu tertentu kepada investor. Kelima, meningkatkan infrastruktur (jalan, jembatan, listrik, air, telekomunikasi) di seluruh Aceh. Ini diperlukan untuk memperluas akses ke sentra-sentra produksi dan mempersingkat jalur distribusi. Karena itu, pembangunan enam ruas jalan lintas tengah Aceh harus disegerakan. Keenam, menetapkan fokus investasi. Untuk itu, Aceh Business Forum di Jakarta (25/11/2013) merekomendasikan pembentukan Working Group untuk pembinaan berkelanjutan terhadap komoditas-komoditas yang menjadi prioritas di Aceh.
Dewan Pengarah: Gubernur Aceh, Wakil Gubernur Aceh, Sekretaris Daerah, Asisten I, II, dan III Setda Aceh. Penanggung Jawab: Iskandar. Wakil Penanggung Jawab: M. Ali Alfata. Dewan Redaksi: Netti Muharni, Fuadi, Syarifah Zulfa, Jonni. Pemimpin Redaksi: Zulkifli Hamid Paloh. Wakil Pemimpin Redaksi: Junaidi Redaktur Pelaksana: Arif Arham, Razali, Irmawati, Fauza Morizan, Fitri Haryani, Cut Eliza Mutia Lay Out: Eka Saputra, Zoelgebe, Fahrizal Public Relation: Asmaul Husna.
Website: acehinvestment.com investasi.acehprov.go.id e-mail :
[email protected]
Redaksi menerima kiriman tulisan opini. Tulisan diketik dengan spasi ganda ukuran kertas A4 maksimal 500 kata, disertai identitas dan foto. Dikirim ke email redaksi:
[email protected]
PROGRAM
MENGGENJOT SPM INVESTASI
P
ada tahun 2013, Bidang Program dan Pelaporan memandu perencanaan kegiatan-kegiatan Badan Investasi dan Promosi Aceh berdasarkan Standar Pelayanan Minimal Bidang Penanaman Modal sesuai Perka BKPM RI 14/2011. Berikut ringkasan kegiatan Bidang Program dan Pelaporan.
Rapat Kerja
Mengawali tahun 2013, Badan Investasi dan Promosi Aceh menggelar Rapat Kerja Perencanaan Penanaman Modal Se-Aceh pada 22 Januari 2013 di Hermes Palace Hotel. Tujuan acara ini adalah untuk menyelaraskan progam/ kegiatan Badan Investasi dan Promosi Aceh dengan instansi terkait dan kabupaten/kota se-Aceh guna mencapai visi Aceh sebagai salah-satu daerah investasi utama tahun 2017. Rapat ini turut mengundang Sekretaris Daerah, Bappeda dan Perangkat Daerah Kab./Kota Penanaman Modal (PDKPM) seluruh kabupaten/kota di Aceh.
PUSDATIN Investasi
Di era serba digital seperti sekarang ini, kebutuhan informasi menjadi sangat penting. Untuk itu Badan Investasi dan Promosi Aceh membentuk Pusat Data dan Informasi (PUSDATIN) Investasi dengan harapan mempermudah setiap orang untuk mengakses berbagai hal yang berhubungan dengan investasi di Aceh. Selain itu, info keseharian kegiatan yang diadakan SKPA ini pun dapat dilihat secara up to date melalui website acehinvestment.com. Pusdatin ini menjadi media pengenalan potensi unggulan, perizinan, dan peluang investasi di
Aceh bagi calon investor potensial, baik dari dalam maupun luar negeri. Kalangan akademisi pun kini dapat dengan mudah mendapatkan data investasi dari pemerintah untuk kepentingan penelitian. Bukan hanya itu, melalui website, segala kegiatan Badan Investasi dan Promosi Aceh dapat dipantau oleh masyarakat luas. Ini merupakan wujud komitmen Badan Investasi dan Promosi Aceh dalam memenuhi keterbukaan informasi publik. Tak heran, di usianya yang baru delapan bulan, PUSDATIN Investasi Aceh berhasil mendapat penghargaan dari Komisi Informasi Aceh (KIA) sebagai juara kedua untuk kategori Informasi Berkala dengan point (50.63) dan peringkat 3 untuk kategori Ketersediaan Informasi setiap saat dengan point ( 56.50) dari 54 SKPA yang ada di Aceh. Atas hasil ini, KIA menjadikan Badan Investasi dan Promosi Aceh sebagai teladan (benchmark) dalam hal operasional Pejabat Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi (PPID) di Aceh.
Sosialisasi RUPM
Untuk menjadikan Aceh sebagai daerah investasi yang unggul, langkah dan strategi perlu disatukan. Karena itu, Pemerintah Aceh menyusun Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM) Aceh dan mulai tahun 2013 mensosialisasikannya kepada seluruh stakeholder investasi di Aceh. Sebagai salah-satu pihak yang paling penting, pemerintah kabupaten/ kota diundang di The Pade Hotel Banda Aceh pada tanggal 29 Agustus 2013, untuk mendapatkan penjelasan langsung dari Tim Penyusun RUPM Aceh mengenai pokok-pokok pikiran, tujuan, dan sasaran dari dokumen rencana ini.
Diharapkan, pemerintah kabupaten/ kota di Aceh memiliki kesamaan persepsi dan langkah yang sistematis dalam memperbaiki iklim investasi di daerahnya masing-masing. Untuk itu, RUPM Kabupaten/Kota perlu segera disusun sesuai dengan potensi yang dimiliki daerah setempat.
Pemantauan Standar Pelayanan Minimal Penanaman Modal
Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal. Adapun tujuan dari Standar Pelayanan Minimal Bidang Penanaman Modal adalah sebagai acuan dalam perencanaan program pencapaian target masing-masing provinsi dan kabupaten/ kota. Standar kegiatan yang dilaksanakan adalah mencakup pembuatan kebijakan yang memudahkan investor, fasilitasi pengusaha kecil dengan investor besar, promosi investasi ke luar negeri, pelayan perizinan dengan SPIPISE, pengendalian investasi (LKPM), penyebaran informasi melalui website, dan pelatihan-pelatihan teknis. Secara umum, sosialisasi penerapan Standar Pelayanan Minimal di tingkat kabupaten sudah dilaksanakan. Dapat disimpulkan sementara bahwa pemerintah kabupaten/kota belum seluruhnya mengetahui akan adanya Standar Pelayanan Minimal di bidang Penanaman Modal. Karena itu, sosialisasi lebih intensif perlu dilakukan di tahun-tahun mendatang. Laporan Standar Pelayanan Minimal ini dapat dicek hasilnya di website www.spm.otda.kemendagri.go.id. EDISI 6/I Tahun 2013 | INFO INVESTASI
3
WAWANCARA
W
ali Nanggroe telah dikukuhkan pada tanggal 17 Desember 2013 dalam Rapat Paripurna DPRA. Kedudukan Wali Nanggroe adalah sebagai Pembina Kehormatan yang menjunjung prinsip dan tujuan dalam mewujudkan memakmurkan rakyat yang berkeadilan dan menjaga perdamaian. Hal ini tidak terlepas dari prinsip perekonomian Aceh yang terbuka bagi investasi dalam dan luar negeri yang diarahkan untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing demi terwujudnya kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Semua itu dilandasi oleh nilai-nilai keadilan, pemerataan, partisipasi rakyat dan efisiensi dalam pola pembangunan berkelanjutan. Tim Tabloid Info Investasi pada Rabu (25/12) berkesempatan untuk bersilaturrahmi dan bertemu langsung dengan Paduka Yang Mulia Wali Nanggroe Malik Mahmud Al-Haytar di mess beliau. Wali menyambut kami dengan ramah dan meluangkan waktu khusus kepada Tim Tabloid Investasi. Berikut petikan wawancara kami.
Bagaimana pendapat Wali tentang prospek investasi di Aceh saat ini?
Prospek investasi Aceh sangat besar, ini bukan saja karena potensi Sumber Daya Alam yang melimpah, melainkan juga karena letak geografis Aceh di West Gate dan East Gate yang merupakan shipping lane tersibuk di dunia. Ini merupakan peluang yang sangat besar bagi Aceh untuk ambil bagian. Sumber Daya Manusia di Aceh juga sudah sangat handal, saat ini visi Pemerintah Aceh sudah bagus dalam mendukung kemajuan dan kebangkitan Investasi Aceh, ini merupakan perkembangan yang sangat membanggakan.
Menurut Wali hal apa saja yang harus kita lakukan agar investor mau menanamkan modalnya di Aceh?
Saya berharap kita harus berbenah diri agar investor tertarik datang ke Aceh, potensi dan letak geografis yang strategis tentu saja tidak cukup, banyak penunjang yang lain yang menjadi tolak ukur investor dalam mengambil kebijakan untuk berinvestasi diantaranya; Pertama, sarana dan prasarana penunjang aktivitas bisnis utama seperti jalan, pelabuhan, bandara, listrik/ energi, air. Aceh sudah memiliki sarana itu semua namun kita perlu kita perbaiki dan kita tingkatkan lagi qualitas sarana
4
INFO INVESTASI | EDISI 6/I Tahun 2013
MENGEMBALIKAN KEBANGGAAN ACEH dan prasarana tersebut. Kedua, menyiapkan SDM yang handal. Tanamkan semangat entrepreneur dalam diri putra-putri Aceh dengan membuka Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan lanjutannya, yang nantinya akan menghasilkan pekerjapekerja yang professional. Tentu saja ini harus berbarengan dengan peningkatan SDM seluruh birokrasi pemerintah karena merekalah yang mengodok semua regulasi. Ketiga, pemerintah membuat regulasi yang pro investasi, tentunya dengan tetap memperhatikan dan tidak menyalahi aturan yang berlaku. Jika tiga hal di atas telah terlaksana dengan baik, maka investor akan datang sendiri ke Aceh, Insya Allah
Kemajuan suatu bangsa sangat tercermin dengan budayanya. Aceh terkenal dengan kekayaan budaya yang beragam, lalu bagaimana pandangan wali terkait budaya dengan investasi di Aceh?
Budaya Aceh sangat beragam, tentunya budaya Aceh yang sangat kental dengan budaya Islam. Tentunya ini bukan ancaman bagi investasi, melainkan kesempatan yang sangat besar bagi para investor. Budaya Aceh terkenal dengan adat “peumulia jamee”. Siapa saja yang datang ke tanah Aceh adalah jamee jadi wajib bagi kita muliakan. Kekayaan budaya Aceh tentu saja menjadi pendukung bagi iklim investasi Aceh, bahkan kebudayaan Aceh ini bisa dijadikan objek wisata bagi para turis ditunjang dengan wilayah pantai, gunung, sawah, sungai Aceh yang sangat indah. Ini semua merupakan sektor pariwisata yang baik untuk dikembangkan dan ditawarkan kepada investor.
Aceh selama ini di pandang tidak aman oleh para investor untuk dijadikan daerah tujuan bisnis mereka. Bagaimana pandangan Wali dalam hal keamanan dan kenyamanan bagi para investor?
Lahirnya MoU Helsinki tanggal 15 Agustus 2005 yang ditandatangani di Finlandia merupakan cerminan bahwa Aceh telah aman. Ini didukung lagi oleh UUPA No 11 Tahun 2006. Aceh ini sangat aman, lihat saja warung kopi di Aceh buka 24 jam ini bukti nyata bahwa Aceh sangatlah aman. Jadi, tidak ada lagi alasan untuk dikatakan bahwa Aceh tidak aman. Saya selaku Wali Nanggroe
menjamin keamanan dan kenyamanan bagi semua investor yang berinvestasi di Aceh.
Menurut Wali, investasi apa yang berpeluang bagus untuk kita kembangkan di Aceh?
Sejarah mencatat bahwa orang Aceh dari nenek moyang dulu adalah sebagai saudagar, maka mari kita bangkitkan semangat entrepreneurship. Mari kita giatkan kembali jalur pelayaran Aceh. Saya harapkan ke depan kita terus memperbaiki sarana di pelabuhan Aceh, seperti Pelabuhan Sabang, Malahayati dan Krueng Geukueh, serta pelabuhan-pelabuhan lain. Kita juga perlu menyiapkan SDM di pelabuhan yang memiliki semangat kerja yang tinggi, penuh tanggung jawab dan efisien dalam bekerja. Jika semua pelabuhan Aceh berfungsi kembali, maka masa kejayaan Aceh akan kembali dan semua aktivitas ekonomi Aceh akan bangkit. Tentunya hal ini tidak terlepas dari usaha kita bersama. Mari bangkit, jadikan Aceh menjadi masyarakat dan daerah yang produktif. Mari kita bangkit dengan semangat UUPA guna menyusun program-program yang bisa menyejahterakan masyarakat Aceh.
Bagaimana tanggapan Wali tentang sektor pertambangan di Aceh?
Tambang merupakan SDA yang hanya bisa dimanfaatkan sekali seumur dunia. Jadi hari ini saya tegaskan, jangan ganggu SDA ini. Mari kita simpan untuk anak cucu kita. Saat ini mari kita kembangkan investasi kreatif dengan menggunakan SDA lain yang berlimpah di Aceh, seperti sektor perikanan, agribisnis, peternakan, perkebunan tanpa harus merusak alam. Namun, ada juga sektor pertambangan yang saat ini sedang digalakkan oleh Menteri ESDM, yaitu pendayagunaan geothermal atau panas bumi. Saya senang di Aceh sektor ini telah dikembangkan karena potensi panas bumi ini sangat ramah lingkungan. Kita juga harus tetap menjaga kelestarian hutan sebagai sumber penghasil uap panas. Terakhir, pesan saya adalah mari kita benahi diri demi mengembalikan kejayaan dan kemakmuran Aceh dengan memperbaiki iklim investasi. Dengan dukungan penuh dari semua lapisan, insya Allah Aceh akan tambah sejahtera. Amiin.
PROMOSI
Jumlah investor potensial menurut sektor 2013
INVESTOR MINATI ACEH
I
nvestasi merupakan salah satu kekuatan penting untuk percepatan pembangunan perekonomian di daerah, karena merupakan solusi persoalan penyediaan lapangan kerja, penurunan tingkat kemiskinan serta masalah pengangguran. Pemerintah Aceh sangat memahami pentingnya investasi sehingga melakukan berbagai terobosan dan pembenahan untuk menyambut para investor, yang selama dua dekade terakhir, menahan diri untuk masuk ke Aceh terutama karena persoalan stabilitas dan keamanan di daerah. Untuk memulihkan kepercayaan dan meyakinkan investor bahwa Aceh kini merupakan tujuan investasi yang aman dan nyaman, dibutuhkan pencitraan (brand image) melalui promosi yang cerdas dan kreatif, didukung oleh sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan, keyakinan, dan integritas untuk membangun daerah. Promosi yang berhasil harus menggunakan pendekatan “integrated marketing communication” yaitu promosi yang terintegrasi semenjak perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian, terintegrasi dengan semua lembaga terkait, terintegrasi
antar tingkatan pemerintah (pusat dan daerah) dan dilaksanakan secara proaktif. Promosi investasi harus dilakukan secara fokus, terintegrasi dan didukung oleh database yang lengkap. Badan Investasi dan Promosi Aceh, telah menyiapkan beberapa media promosi berupa leaflet (Why Invest in Aceh), buku (Aceh Investment Profile), dan bahan paparan untuk kegiatan baik pertemuan resmi atau tidak resmi dengan investor (Investment Opportunities in Aceh, Indonesia, yang telah mengukir prestasi yaitu mendapatkan penghargaan dari Mark Plus Institut kategori “Terbaik Pertama Bahan Paparan). Juga dilakukan pertemuan langsung dengan para investor pada kegiatan-kegiatan business forum, pameran baik dalam maupun luar negeri, melalui media cetak (Tabloid Investasi), media elektronik (Light Emitting Diode/ LED), dan juga pemasanagan baliho di beberapa titik baik di Banda Aceh dan juga kabupaten/kota. Beberapa staf telah ditugaskan sebagai Contact Person jika ada investor yang ingin lebih jelas mendapat informasi.
Kegiatan-kegiatan promosi yang dilakukan Badan Investasi dan Promosi Aceh tahun 2013 Luar Negeri
Indonesia Business Luncheon 29 April 2013, Abu Dhabi
Dalam Negeri
Aceh Business Forum (ABF) 20 Februari 2013, Banda Aceh
Indonesia Investment Marketing 23 Juni 2013, Brussels
Aceh Business Forum (ABF) 20 Mei 2013, Medan
Indonesia Investment Promotion 5 Juli 2013, Beijing-China
Pekan Raya Jakarta 6 Juni 2013 s.d 7 Juli 2013
Indonesia Malaysia Thailand Growth Triangle 2014 11 - 13 September 2013, Thailand
Gelar Potensi Investasi Daerah 25 s.d 28 Juni 2013, Nusa Dua - Bali
Kerjasama Andaman Cluster 01 - 05 Oktober 2013, Thailand Indonesia Investment Promotion 13 - 18 November 2013, Melbourne Penang Fair 25 - 31 Desember 2013, Penang
Pekan Kebudayaan Aceh 20 s.d 29 September 2013, Banda Aceh Trade and Investment and Regional Potensial Investment Exhibition Seminar 16 s.d 19 Oktober 2013, Jakarta Aceh Business Forum (ABF) Jakarta 25 November 2013, Jakarta
Kesehatan 4 | 5*
Peternakan 23 | 2*
Perikanan 6 | 3*
Agroindustri 107 | 19*
Perdagangan 5 | 20*
Transportasi 6 | 11*
Pertambangan 2 | 3*
Energi 12 | 24*
Telekomunikasi 0 | 4*
Manufaktur 2 | 12*
$ Infrastruktur 0 | 2*
Keuangan 1 | 6*
Penanaman Modal Dalam Negeri = 168 *Penanaman Modal Asing = 111
R
angkaian kegiatan promosi investasi Aceh Tahun 2013 telah dilaksanakan dan citra Aceh sebagai tujuan investasi yang aman dan nyaman perlahan-lahan mulai terbentuk. Namun untuk sampai pada tahap berinvestasi, banyak faktor yang menjadi pertimbangan calon investor. Tugas Pemerintah Aceh untuk mempersiapkan daerahnya sebagai “Destinasi Investasi Utama Tahun 2017”. Selain dengan menjamin keamanan dan kenyamanan berinvestasi di Aceh, juga didukung oleh agenda-agenda yang jelas dan komprehensif yang secara internal dikreasikan sendiri oleh pemerintah daerah seperti merumuskan kebijakan yang pro-investasi, memperbaiki peraturan dan regulasi, memberi dukungan dan pelayanan birokrasi, mengembangkan kemitraan, menyiapkan sumber daya manusia, memperkuat kelembagaan penanaman modal di daerah, mengembangkan regional management, mengembangkan business networking dan mempertajam strategi belanja publik sebagaimana diungkapkan Agussalim dalam tulisannya berjudul Pengembangan Investasi Daerah. Menutup tahun 2013 dan menyongsong tahun 2014, kita harus berbenah diri demi pencapaian yang lebih maksimal dimasa yang akan datang.
EDISI 6/I Tahun 2013 | INFO INVESTASI
5
PERIZINAN
INSENTIF UNTUK INVESTOR
K
egiatan penanaman modal telah menjadi bagian dari penyelenggaraan perekonomian nasional dan ditempatkan sebagai upaya untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian daerah maupun nasional. Selama ini kegiatan penanaman modal di daerah berperan penting dalam meningkatkan pendapatan masyarakat, menyerap tenaga kerja lokal, memberdayakan sumber daya lokal, meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto, serta mengembangkan usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi. Bahwa Penanaman modal adalah merupakan salah satu elemen penting dalam peningkatan perekonomian masyarakat, sehingga dipandang perlu untuk memberikan insentif dan kemudahan penanaman modal sebagai stimulus untuk penanaman modal di daerah. Badan Investasi dan Promosi Aceh dibawah Bidang Perizinan pada tahun 2013 ini telah menyusun suatu Peraturan Gubernur Aceh tentang pemberian Insentif dan kemudahan penanaman modal sebagai upaya untuk mendukung peningkatan penanaman modal dan pertumbuhan ekonomi di Aceh. Upaya daerah untuk meningkatkan penanaman modal melalui pemberian insentif dan kemudahan bagi penanam modal tergolong masih rendah bahkan cenderung kontra produktif, antara lain ditandai dengan banyaknya peraturan daerah tentang pajak dan retribusi daerah serta pungutan-pungutan lainnya yang justru makin membebani kalangan pelaku usaha termasuk penanam modal yang mengakibatkan daya saing daerah dan nasional di bidang investasi makin menurun. Oleh karena itu,
Pemerintah Aceh mempunyai komitmen untuk terus menerus memperbaiki iklim penanaman modal dan meningkatkan daya saing ekonomi Aceh. Iklim penanaman yang dimaksudkan adalah menjadikan wilayah Aceh menjadi wilayah penanaman modal yang berdaya saing atau kompetitif dibandingkan dengan daerah-daerah lain di Indonesia, dalam rangka mendorong diversifikasi peluang investasi, dan mendorong pemerataan kegiatan ekonomi antar wilayah di Aceh, yakni keseimbangan kegiatan ekonomi antara wilayah pesisir utara dan timur, pesisir barat-selatan, dan wilayah tengah dan tenggara. Secara umum, masih banyak upaya yang harus dilakukan untuk memperbaiki dan membenahi iklim investasi di Aceh sehingga memiliki
PERSETUJUAN RENCANA (IZIN) INVESTASI DI ACEH 2013 Rencana Investasi SEKTOR JUMLAH (Rp.) PMDN: INDUSTRI INFRASTRUKTUR/TRASNPORTASI PERTAMBANGAN/ENERGI KESEHATAN PERHOTELAN PERKEBUNAN JASA
4 6 1 6 1 3 16
19.820.000.000,20.232.000.000,4.588.100.000.000,12.373.600.000,2.053.500.000,131.235.035.000,110.254.392.000,-
SUB TOTAL
38
4.884.068.527.000,-
3
1.251.707.664.667,-
1
11.160.000.000,-
4
1.262.867.664.600,-
PMA: ENERGI PARIWISATA SUB TOTAL TOTAL
6
INFO INVESTASI | EDISI 6/I Tahun 2013
daya tarik tersendiri untuk peningkatan penanaman modal di Aceh. Pemerintah Aceh juga masih dihadapkan pada masalah-masalah efisiensi ekonomi yang menuntut perbaikan birokrasi penanaman modal termasuk kepastian hukum, kemudahan perizinan, ketenagakerjaan, dan koordinasi antar lembaga terkait bidang penanaman modal. Namun begitu untuk tahun 2013 ini realisasi rencana investasi dalam bentuk persetujuan/izin tidak mengecewakan. Dari target Rencana Investasi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh (RPJMA) 2012-2017, untuk tahun 2013 sebesar Rp. 6,3 Triliun. Rencana Investasi Penanaman Modal di wilayah Aceh untuk tahun 2013 mencapai angka Rp. 6,1 Triliun dari total Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanamn Modal Asing (PMA).
40
6.146.936.193.667,-
PENGEMBANGAN
INVESTASI SEMAKIN BERKEMBANG
T
anpa terasa, hari ini sudah berada pada penghujung tahun 2013, dan akan memasuki tahun 2014. Perkembangan realisasi investasi dicatat oleh bidang pengembangan investasi. Bidang ini memiliki dua subbidang yaitu Subbidang Pengawasan Investasi dan subbidang pengembangan kawasan investasi. Subbidang pengawasan memiliki tupoksi utama yaitu pemantauan, pembinaan dan pengawasan investasi, sementara subbidang pengembangan kawasan investasi melakukan kajian dan riset pengembangan kawasan investasi.
Usaha HTI tersebut mampu menyelesaikan berbagai permasalahan dengan warga setelah berkoordinasi dengan tokoh-tokoh masyarakat. Wagub Muzakir Manaf juga turun langsung bersama warga dalam menyelesaikan permasalahan sengketa lahan dan menegaskan komitmen perusahaan terhadap warga sekitar. Sementara itu, di kawasan pantai barat Aceh, seperti di Aceh Barat, isu tumpang tindih lahan antara perkebunan dan pertambangan menjadi isu yang mencuat. Pihak Pemkab Aceh Barat sangat konsen membantu permasalahan investor, sehingga di akhir tahun ini, berbagai permasalahan tersebut kini dapat diatasi setelah Bupati berulangkali membuat pertemuan dengan perusahaan dan warga sekitar. Melalui Bimbingan Teknis Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal diharapkan kapasitas instansi penanaman modal di kabupaten/kota
gan Investasi, Syarifah Zulfa.
Capaian Realisasi Investasi 225 Persen
Realisasi investasi telah melampuai target yang merupakan penetapan kinerja kepala Badan Investasi dan Promosi Aceh dengan Gubernur. Ditetapkan bahwa target realisasi investasi tahun 2013 sebesar Rp 2 triliun. Hingga pertengahan Desember 2013 realisasi telah mencapai RP 4,5 Triliun. Dengan demikian, capaian sebesar 225 persen. Kondisi ini dicapai berkat kerja keras semua pihak dalam menciptkan
REALISASI INVESTASI 2013 PERIODE PELAPORAN
REALISASI (RP) PMDN
PMA
JUMLAH (Rp)
CAPAIAN TARGET (%)
TRIWULAN I
1,732,663,910,000
281,258,707,134
2,013,922,617,134
101
TRIWULAN II
928,757,077,910
862,265,426,355
1,791,022,504,265
90
TRIWULAN III
230,263,400,936
128,332,725,889
358,596,126,825
18
TRIWULAN IV*
100,951,057,499
226,238,190,413
327,189,247,912
16
2,992,635,446,345
1,498,095,049,791
4,490,730,496,136
225
TOTAL
JUMLAH TENAGA KERJA PROYEK/ INDONESIA PERUSAHAAN (ORG)
128
7,698
128
7,698
* Angka sementara
Tahun ini BIP menyusun kajian potensi sumberdaya terkait investasi pengembangan kawasan pariwisata di Banda Aceh, Aceh Besar dan Sabang. Kajian ini dilaksanakan oleh Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPKM) Universitas Syiah Kuala. Ketua LPKM Unsyiah, Prof. Nasir Aziz, MBA menjelaskan bahwa potensi pariwisata di tiga wilayah tersebut sangat besar, hanya saja selama ini belum dioptimalkan. Dengan adanya kajian ini diharapkan investor dapat membangun hotel dan penginapan yang bernuansa islami baik di Iboih (Sabang), Lampuuk (Lhoknga) maupun di Ulee Lhee (Banda Aceh). Kami sudah menghitung pra Studi Kelayakan. Hasilnya menunjukkan bahwa pembangunan hotel yang representative dan bernuansa Islami sangat feasible untuk dikembangkan secara bisnis. Semoga investor dapat memanfaatkan hasil kajian ini, demikian juga bidang promosi dapat memanfaatkan hasil stiudi ini untuk kebutuhan promosi kepada investor, terutama investor dari Dalam Negeri”ujar Kabid Pengemban-
iklim investasi yang semakin kondusif. Sementara itu, Badan Koordinasi Penanaman Modal telah menetapkan target realisasi investasi di Aceh tahun 2013 sebesar Rp5,4 triliun. Dengan demikian capaian target BKPM telah dicapai BIP sebesar 83,2 persen. “Diharapkan pada triwulan IV dan Semester II tahun 2013 ini, dimana angka realisasi akan diumumkan pada pekan III bulan Januari 2014 angka tersebut dapat dipenuhi. Kami menghimbau perusahaan yang belum menyampaikan LKPM agar kiranya dapat segera mengirimkan laporan selambat-lambatnya 5 Januari 2013” himbau Syarifah Zulfa, selaku Kabid Pengembangan Investasi BIP. Tahun ini keseluruhan agenda bidang dapat diselenggarakan, yaitu Rapat Koordinasi Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal di Lhokseumawe dan Meulaboh. Dari rapat tersebut diperoleh berbagai hambatan yang dialami oleh perusahaan dalam merealisasikan investasi di lapangan. Di Aceh Utara, PT. Rencong Pulp and Industries mengalami tantangan yang luar biasa dengan lingkungan masyarakat sekitar.
dapat ditingkatkan, selain itu, perusahaan dapat mengetahui tentang tatacara ekspor-impor dan kesiapan pelabuhan Malahayati dalam menyahuti geliat investasi Aceh yang semakin meningkat.
RALAT PARIWARA SERAMBI INDONESIA 30 DESEMBER 2013, HALAMAN 2 Tertulis: Realisasi investasi meningkat 1.304 persen. Seharusnya: Tingkat pertumbuhan realisasi investasi mencapai 246,5 persen (2012-2013). Tertulis: ... PT.Potensi Bumi Sakti, Kab. Nagan Raya
Seharusnya: ...PT.Potensi Bumi Sakti, Aceh Barat
EDISI 6/I Tahun 2013 | INFO INVESTASI
7
OPTIMISME 2014 Potensi perikanan Aceh melimpah ruah. Pelabuhan-pelabuhan di Aceh (Idi, Lampulo, Langsa, dll) terus berbenah diri mendukung industri perikanan Aceh untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan.
Pelabuhan Idi, Aceh Timur
Terima kasih kepada seluruh lapisan masyarakat yang telah mendukung terwujudnya iklim investasi yang kondusif di Aceh WUJUDKAN MASYARAKAT YANG PRO INVESTASI
2014