ISSN: 977 2338163
Edisi 3/I Tahun 2013
INFO INVESTASI Aceh Menjadi Salah-Satu Daerah Tujuan Utama Investasi 2017
Jemput Bola
Promosi Investasi Aceh bersama BKPM Investasi Asing dan Kearifan Lokal opini
2
Rekor Realisasi
Investasi Asing Tertinggi sejak 1968 realisasi
3
Lonjakan Harga jelang Perayaan
Gempa Gayo & Dampaknya
6
EDISI 3/I Tahun 2013 | INFO INVESTASI laporan khusus kegiatan
7 1
OPINI
BULMAN SATAR
Antropolog dan Praktisi Pembangunan
SALAM REDAKSI
P
Paradigma Baru Promosi Investasi
romosi merupakan ujung tombak dalam investasi. Tanpa promosi, investor potensial tidak akan serta-merta masuk ke Aceh. Ketika orang mendengar ‘promosi’, sebagian masih skeptis bahwa seolah-olah promosi ke luar negeri identik dengan “jalan-jalan”. Tetapi, sesungguhnya kita sedang melakukan ikhtiar untuk memasukkan dana-dana asing ke Aceh. Pada saat anggaran pemerintah belum mampu mempercepat daya ungkit untuk pertumbuhan ekonomi, maka investasi asing menjadi primadona dalam upaya membangun Aceh. Adalah tugas Badan Investasi dan Promosi (BIP) Aceh untuk berusaha “merayu” investor agar mau menanamkan modalnya di Aceh. Pada bulan Juni lalu, Gubernur dan delegasi Aceh berkesempatan mengikuti agenda-agenda promosi investasi di Brussels (Belgia), China, dan serangkaian misi investasi ke Jerman dan Finlandia. Sementara itu, realisasi investasi asing kuartal II-2013 di Aceh mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan kuartal II-2012, sedangkan investasi domestik menurun. Turunnya laju investasi domestik kuartal II ini lebih disebabkan oleh faktor-faktor eksternal, seperti kenaikan tingkat suku bunga BI, kenaikan inflasi, serta ada kecenderungan investor lokal untuk mengerem ekspansi usaha. Diharapkan pada kuartal III kondisi ini kembali pulih. Akan halnya investasi asing di Aceh, mereka tidak terlalu terpengaruh dengan kondisi eksternal, seperti krisis berkepanjangan di Eropa. Karena itu, promosi sangat penting untuk mengakselarasi pembangunan ekonomi, dengan agenda-agenda yang jelas dan berbasis hasil. Di akhir penghujung Ramadhan ini dan menjelang Idul Fitri 1434 H, Tabloid edisi 3 hadir di depan pembaca dengan laporan lebih rinci tentang topik-topik di atas. Selaras dengan semangat baru untuk membangun Aceh yang lebih baik, kami ucapkan “Selamat Hari Raya Idul Fitri 1434 H,” semoga investasi amal di bulan suci mampu melahirkan ketaqwaan dan menjadi momentum kebangkitan Aceh. Ir. Iskandar, M.Sc.
INFO INVESTASI TABLOID ACEH INVESTMENT
Aceh Menjadi Salah-Satu Daerah Tujuan Utama Investasi 2017
Investasi Asing dan Kearifan Lokal
P
emerintah Aceh memberi perhatian besar pada program pengembangan investasi untuk menstimulasi kemajuan ekonomi Aceh. Ambisi ini tentu sangat beralasan mengingat beragam potensi yang dimiliki Aceh, baik di sektor pertanian, perkebunan, mineral, perikanan, jasa dan pariwisata. Kita berharap investasi dapat tumbuh dan berdampak dalam meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi di daerah Serambi Mekkah ini.
sensitif yang bisa dengan seketika dan massif membentuk dan mempengaruhi persepsi investasi di Aceh. Berbagai bentuk tindak kekerasan, teror, dan intimidasi yang masih terjadi di Aceh adalah kampanye buruk bagi iklim investasi. Para Investor tentu tidak akan mau mengambil resiko menanamkan investasinya di tengah-tengah situasi yang sewaktu-waktu bisa mengancam aset dan properti mereka. Begitu pula masalah etos kerja.
Program pengembangan investasi tidak akan pernah berhasil dilaksanakan dengan pendekatan parsial dan sektoral. Sebaliknya ia mensyaratkan sebuah pendekatan “dari hulu sampai hilir” yang komprehensif, multi-sektoral dan komplementer (saling melengkapi) dalam sebuah skema yang sinergis dan terintegrasi. Jika kemajuan investasi dapat diasumsikan sebagai sebuah kondisi, maka ada beberapa variabel prakondisi yang harus dibangun oleh unit-unit kerja terkait pemerintah Aceh (baca : SKPA), yang meski berbeda-beda secara tupoksi (tugas pokok dan fungsi) namun saling terkoneksi untuk menuju satu tujuan bersama.
Sering muncul stereotipe yang mengkomparasikan etos kerja berbasis etnis: suku yang rajin, terampil dan ‘bisa pakai” dengan suku yang malas, arogan, tidak terampil, dan “tidak bisa pakai”. Dalam konteks Aceh, diperlukan sebuah pendekatan kultural untuk mengentaskan dua masalah tersebut agar masyarakat Aceh betul-betul siap menghadapi era investasi.
Variabel-variabel prakondisi dimaksud adalah ketersediaan infrastruktur, energi, regulasi dan kebijakan (policy), dan sumberdaya manusia yang berkualitas. Prakondisiprakondisi ini harus dikelola oleh Pemerintah Aceh. Jika semua itu terpenuhi, maka peluang kehadiran investor baru, baik domestik maupun asing, akan besar pula. Namun, ada dua tantangan besar yang sebelumnya harus direspon secara progresif oleh pemerintah Aceh. Pertama, terkait dengan masalah keamaan, dan Kedua, mengenai etos (tenaga) kerja. Keduanya adalah isu
Investor juga perlu didorong untuk menjaga agar kehadiran mereka tidak menggerus nilai-nilai kearifan lokal masyarakat setempat. Banyak kasus gesekan antara proyek investasi dengan masyarakat yang berunjung konflik akibat kurangnya penghormatan pihak investor terhadap nilai-nilai tersebut. Yang tak kalah penting, para investor juga mesti diatur untuk memperhatikan aspek keseimbangan dan keselamatan lingkungan.
Dewan Pengarah: Gubernur Aceh, Wakil Gubernur Aceh, Sekretaris Daerah, Asisten I, II, dan III Setda Aceh. Penanggung Jawab: Iskandar. Wakil Penanggung Jawab: M. Ali Alfata. Dewan Redaksi: Netti Muharni, Fuadi, Syarifah Zulfa, Jonni. Pemimpin Redaksi: Zulkifli Hamid Paloh. Wakil Pemimpin Redaksi: Junaidi Redaktur Pelaksana: Arif Arham, Razali, Irmawati, Fauza Morizan, Fitri Haryani, Cut Eliza Mutia Lay Out: Eka Saputra, Fahrizal Public Relation: Asmaul Husna.
Telepon: Alamat Redaksi: Website: (0651) - 23170 Jl. A. Yani No.39 acehinvestment.com Banda Aceh, 23122 investasi.acehprov.go.id Fax: Aceh - Indonesia e-mail : (0651)| -EDISI 23171
[email protected] INFO INVESTASI 3/I Tahun 2013
2
Di sisi lain, melalui regulasi daerah, para investor perlu didorong agar memiliki social awareness and responsibility. Kehadiran mereka harus betul-betul melahirkan trickle down effect (efek menetes ke bawah), menyediakan lapangan kerja, meningkatkan ekonomi masyarakat luas, menggairahkan sektor riil, dan meningkatkan PAD yang mendorong kemampuan fiskal daerah.
Redaksi menerima kiriman tulisan opini. Tulisan diketik dengan spasi ganda ukuran kertas A4 maksimal 500 kata, disertai identitas dan foto. Dikirim ke email redaksi:
[email protected]
Rekor Realisasi Investasi Asing Tertinggi sejak 1968
REALISASI
Total realisasi investasi (PMA/PMDN) di Aceh (Januari-Juni 2013) sebesar Rp 3,8 triliun dari total target 2013 Rp 5,4 triliun (capaian 70,5%)
Di tengah krisis global berkepanjangan, realisasi penanaman modal asing (PMA) di Indonesia pada kuartal II-2013 tumbuh 1,8 % (terendah sejak dua tahun terakhir). Sementara di Aceh, justru tumbuh mencapai 67,38 persen (Quarter on Quarter)-tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Jika dibandingkan dengan Triwulan II-2012 (year on year), PMA di Aceh tumbuh 96,64%. Dengan nilai realisasi PMA mencapai US$ 39,7 juta atau setara Rp 862,2 miliar (asumsi kurs 1 dolar=Rp 9.300), menempatkan provinsi Aceh pada urutan 12 terbesar realisasi PMA di Indonesia (dua tingkat di bawah DKI dan Bali, dan satu tingkat di atas Jawa Tengah) Angka ini menjadi pemecah rekor tertinggi realisasi PMA sejak 1968. Sedangkan pada triwulan sebelumnya (TW I-2013) posisi Aceh (realisasi PMA) berada pada urutan 18 secara nasional. “Kondisi ini sangat menggembirakan, data berbicara bahwa investor asing merasa sangat nyaman berinvestasi di Aceh. Memang tidak dapat dipungkiri, berbagai tantangan masih dihadapi oleh investor di lapangan, tetapi berkat kerja keras berbagai pihak (aparat keamanan, masyarakat di sekitar proyek, Bupati/Walikota, dan stakeholders lainnya) gangguan-gangguan di lapangan telah dapat diatasi. Hal ini membuktikan bahwa investor asing mampu me-manage potensi resiko berinvestasi di Aceh sebagai daerah postconflict. Investor asing telah menunjukkan trust kepada pemerintah dan rakyat Aceh, ini tercermin dari berbagai pertemuan dengan mereka”. Ujar Kepala Badan Investasi dan Promosi Aceh, Ir. Iskandar, M.Sc di Jakarta pada saat acara rekonsiliasi data realisasi TW II/Sem I-2013 dengan Kedeputian Pengendalian BKPM RI, 17/7/2013. Pada kuartal II tahun ini, realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) mengalami sedikit penurunan. Selain karena faktor eksternal, kondisi ini terjadi sebagai akibat dari masih rendahnya kepatuhan perusahaan dalam melaporkan angka realisasinya, Gubernur juga telah menyurati langsung perusahaan-perusahaan. “Kami terus berupaya melakukan kunjungan ke lokasi proyek, melaksanakan bimbingan kepada perusahaan dan perangkat daerah kab/kota tentang tata cara pengisian Laporan
Kegiatan Penanaman Modal (LKPM), angka realisasi ini verifikasinya sangat ketat dan tercatat dalam SPIPISE (pelaporan elektronik), sehingga sangat valid dan up-date, perusahaan juga dapat melapor langsung ke system online setelah mendapat hak akses SPIPISE dari BKPM RI”, Ujar mantan Deputi Ekonomi masa BRR, Iskandar”.
Inggris Menggeser Posisi Malaysia
Realisasi triwulan II tahun ini berdasarkan Negara asal investor, Inggris menjadi Negara yang paling besar realisasinya, diikuti oleh Korea, India, Gabungan Negara, Norwegia, Belanda, China, Malaysia, dan Uni Emirat Arab (Lihat box). Sementara Triwulan I-2013 Malaysia muncul pada urutan I. Sektor pertambangan masih yang paling dominan dengan realisasi sebesar US$ 1,5 juta, diikuti sektor listrik, gas, dan air sebesar US$ 519 ribu, jasa lainnya US$ 37,5 juta, kehutanan US$ 144 ribu, dan terendah sektor perikanan. Jika diakumulasi realisasi investasi tahun ini (kondisi sampai dengan Semester I), total realisasi investasi (PMA/ PMDN) di Aceh (Januari-Juni 2013) sebesar Rp 3,8 triliun dari total target 2013 Rp 5,4 triliun yang telah ditetapkan oleh BKPM RI. Dengan demikian, capaiannya telah mencapai 70,5 %. “Kami sangat mengharapkan dukungan dari berbagai pihak, sehingga realisasi investasi di Aceh tahun ini mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan masyarakat di seantero Aceh”, ujar mantan Kepala Bappeda Aceh. [Syarifah Zulfa & Zulkifli Hamid Paloh]
Realisasi PMA
Triwulan II/Semester I 2010-2013 (Year on Year) (dalam Rp Miliar)
862,3
Tw II 2013
29,0 19,1 26,7
Tw II 2012 Tw II 2011 Tw II 2010
91.552 US$
Realisasi Investasi
Triwulan II/Semester I-2013
36.826 US$
19.113 US$
Inggris
Korea Selatan
India
berdasarkan Asal Negara ( dalam US$ Ribu)
2.380 2.000 1.081 40 US$ US$ US$
Gabungan Negara
Norway
Belanda
US$
China
89
US$
Malaysia
89
US$
Uni Emirat Arab
EDISI 3/I Tahun 2013 | INFO INVESTASI
3
LAPORAN UTAMA
Jemput Bola Promosi
Investasi Aceh bersama BKPM
Perusahaan Hitay Investment Holding (bidang Gothermal), EU Matrix, International Trade Advisor (bidang pariwisata) dan All Quality Import (bidang eksport kopi) menyatakan minat berinvestasi di Aceh.
ini delegasi Aceh Juni lalu Gubernur “Stabilitas politik, perdamaian, penyederhanaan prosedur memberikan informasi Aceh Zaini Abdullah perizinan sesuai dengan UUPA merupakan faktor yang sangat detail tentang peluang beserta delegasi investasi di Aceh. Aceh melakukan penting untuk menumbuhkembangkan iklim investasi yang Para investor sangat misi investasi ke lebih baik di Aceh. Aceh merupakan kawasan strategis di jalur terkesima dengan beberapa negara internasional diharapkan dapat mengembalikan kejayaan tempo informasi detail profile Eropa, yaitu doeloe sehingga menjadi tujuan utama investasi”. project investment Jerman, Belgia dan yang di tawarkan, Finlandia, dalam dilengkapi dengan prarangka memenuhi Pemangku Wali Nanggroe Malik Mahmud Al Haytar feasibility studies project. undangan dari Pemerintah Jerman Tari Saman, lagu dalam hal ini Kfw Aceh sebesar 100 juta euro atau Rp 1,3 Bungong Jeumpa dan Bungong Seulanga Bankengruppe Germany, Undangan triliun. Sebagai tindak lanjut, gubernur ikut memeriahkan acara gala dinner ini. Kepala Badan Koordinasi Penanaman telah bertemu dengan Presiden Susilo Modal (BKPM) untuk menghadiri Bambang Yudhoyono, dan Menteri Beberapa perusahaan menyatakan minat Indonesia Investment Marketing 2013 PPN/Kepala Bappenas. untuk berinvestasi di Aceh dan saat di Brussels, Belgia serta undangan dari ini sedang berkomunikasi lebih lanjut, Pemerintah Finlandia yang diwakili oleh Belgia beberapa diantaranya merencanakan SCS Consulting Ltd. Di Brussels, gubernur dan delegasi kunjungan ke Aceh. dari Aceh menghadiri acara Selain Gubernur Aceh, delegasi yang Indonesia Investment Marketing 2013. Finlandia ikut serta dalam rombongan ini, antara Dr. Zaini Abdullah secara khusus Di Finlandia, Gubernur Aceh dan lain adalah Malik Mahmud Al-Haytar mempresentasikan “Investment delegasi membahas kerjasama di bidang (Pemangku Wali Nanggroe), Hasbi Opportunities in Aceh, Indonesia”. jasa layanan penerbangan dan rencana Abdullah (Ketua DPR Aceh), Firmandez Setelah agenda business forum, acara program penghijauan serta perubahan (Ketua Kadin Aceh), Mustafa Hasjbullah dilanjutkan dengan one on one meeting, (Ketua Kapet Aceh), Ir. Iskandar, M.Sc dimana delegasi Aceh bertemu langsung iklim di Aceh.[Netty Muharni, Junaidi & Fitri Haryani] (Kepala BIP), Netty Muharni (Kabid dengan para calon investor. Pada sesi Promosi BIP), Dr. M. Yani (Staf Ahli Bidang Kesejahteraan dan Keistimewaan Aceh), dan Muzzakir A Hamid (Staf Khusus Gubernur Aceh). Jerman Di Frankfurt, Gubernur Aceh melakukan pertemuan tingkat tinggi dengan presiden dan pejabat Kreditanststalt fur Wiederaufbau (KfW) Development Bank Germany, untuk membahas rencana pinjaman lunak (soft loans) di bidang kesehatan. Total kebutuhan pembangunan sejumlah RS Regional di Aceh sebagai upaya mendukung layanan Jaminan Kesehatan Aceh (JKA) dan meningkatkan derajat kesehatan
4
INFO INVESTASI | EDISI 3/I Tahun 2013
China Badan Investasi dan Promosi (BIP) Aceh terus memperbaharui strategi promosi. Sebelumnya, kegiatan-kegiatan pameran yang merupakan bagian dari promosi belum efektif menghadirkan calon investor baru. Karena itu, sejak kepemimpinan Ir. Iskandar, M.Sc, strategi penjaringan investor diubah, dari bentuk “Pameran” menjadi“ Misi Investasi”. Misi investasi dirasa lebih tepat dalam menjaring para investor karena terjadi kontak langsung dengan para pengusaha yang menjadi target marketing, terutama investor luar negeri. Awal bulan Juli, delegasi Aceh mengikuti Misi Investasi di Beijing bersama payung "Marketing Investasi Indonesia (MII)". Misi Investasi ini terlaksana berkat kerjasama dengan China Development Bank (CDB). Para peserta yang diundang umumnya adalah para nasabah CDB, yang bergerak di berbagai bidang usaha di China. Ini adalah misi investasi ke luar negeri yang ketiga yang telah dilakukan BIP pada tahun 2013 ini, setelah sebelumnya ke Abu Dhabi (Uni Emirat Arab) dan Brussels (Belgia). Misi Investasi ke Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dilaksanakan dengan serangkaian kegiatan yang dihadiri Mr. Wang Yongsheng (Vice President CDB) dan Liang Hujiang (Director General International Fianace) dan beberapa perwakilan CDB.
Pada acara Forum Bisnis, Kepala BIP, Ir. Iskandar. M.Sc memaparkan peluang-peluang investasi di Aceh di depan sekitar 150 orang peserta yang berasal dari 70 perusahaan. Acara dilanjutkan dengan “one on one meeting” untuk mendiskusikan peluang investasi lebih detail serta sektor-sektor yang diminati." Ujar Netty Muharni, Kabid Promosi BIP. “Selain menyampaikan minat untuk berinvestasi, investor asal Beijing juga menyampaikan rasa duka dan simpati yang tinggi atas terjadinya musibah gempa bumi di Aceh Tengah dan Bener Meriah yang mereka ketahui sebagai sentra kopi terbesar di Aceh," ujar Jonni, Kabid Perizinan BIP. [Netty Muharni dan Jonni] Hasil Kunjungan ke Beijing Perusahaan
Minat Sektor
China Coal Technology & Engineering Group
Bidang batu bara
China Shanxi International Economic & Technical Cooperation Corp
Bidang geothermal, hydropower dan cement
Tonghua Jianxin Group Beijing Limited
Bidang industri peleburan besi (smelter)
The Fourth Construction Co. Ltd,
Industri semen, hydropower dan fishing port (Lampulo & Idi).
China Overseas Investment
Bidang pertambangan.
Beijing Vitwo Outbound Investment Consulting Co. Ltd,
Bidang pertambangan nikel, smelter dan pengolahan sawit. EDISI 3/I Tahun 2013 | INFO INVESTASI
5
Kegiatan Laporan Khusus
Lonjakan Harga
Jelang Perayaan
S
EPERTI tahun-tahun sebelumnya, pada Ramadhan dan Hari Raya 1434 H ini, pasar-pasar di Aceh akan “menyambut” kenaikan harga pada sejumlah komoditi. Lonjakan harga yang terbilang cukup tinggi ini akan begitu sulit dihindari, bahkan disaat pemerintah sudah melakukan berbagai upaya. Lonjakan hargaa yang terkadang melebihi dua kali lipat harga normal itu juga “disambut” oleh masyarakat pembeli. Mau tidak mau, meski harga melambung, komoditi yang satu tetap tak akan sepi pembeli. Di Aceh, lapak-lapak dadakan bermunculan di seantero negeri syariat Ini. Masyarakat pun berbondongbondong membeli komoditi yang dalam waktu singkat itu harganya melonjak drastis. “Apa boleh buat, meski harganya naik, saya pribadi harus membeli minimal dua kilogram. Harganya antara 120 ribu sampai 130 ribu,” kata Munzir Hatta, penduduk Lhokseumawe ketika berbelanja pada suatu pagi, satu hari menjelang Ramadhan tahun 2013. Itu artinya, Munzir harus merogoh kocek sebesar Rp240-Rp260 ribu pada pagi itu. Jumlah yang tentu saja sangat besar dibanding belanja pada hari-hari biasa. Komoditi yang harganya bergerak liar setiap tahun itu adalah “daging” khususnya daging sapi. Orang Aceh menyebut tradisi membeli dagi itu sebagai Hari Meugang, yang setiap tahun berlangsung selama tiga kali. Yaitu pada dua atau satu hari menjelang Ramadhan, lalu dua atau satu hari jelang Idul Fitri, dan pada menjelang perayaan hari Raya Idul Adha. Tradisi ini telah berlangsung selama turun-temurun. Setiap tahunnya, kenaikan harga daging lembu jelang Ramadhan dan
6
INFO INVESTASI | EDISI 3/I Tahun 2013
Idul Fitri memang menjadi perhatian serius pemerintah. Berbagai upaya telah dilakukan, mulai pengontrolan terhadap harga pasar, hingga impor sapi yang jumlahnya ribuan ton. Namun sejauh ini, berbagai upaya itu belum memberikan hasil yang maksimal. Jikapun berefek, hanya pada kisaran harga yang tak terlalu signifikan. Salah seorang penjual daging di Pasar Atjeh menyebutkan, lonjakan harga itu tak lain disebabkan oleh jumlah permintaan daging yang naik berkalikali lipat pada hari meugang, sedangkan ketersediaan daging di pasaran jauh lebih sedikit dibanding permintaan. Tingginya permintaan tidak hanya terjadi pada daging sapi, tapi juga terhadap daging ayam. Jika pada harihari biasa harga berkisar pada angka Rp 35 ribu per ekor, maka hari meugang jumlah itu meningkat hampir dua kali lipat, yaitu Rp 60 ribu. Melonjaknya harga daging itu tidak hanya terjadi di Aceh, namun di seluruh Indonesia. Aceh menduduki peringkat pertama tinggi harga daging, di peringkat kedua adalah Provinsi Papua. Di Pulau Jawa, harga daging berkisar antara Rp 105 ribu hingga Rp 110 ribu. Sedangkan di Kalimantan, berkisar Rp 120 ribu hingga Rp 125 ribu. Khusus untuk tahun 2013, pemerintah melalui Perum Bulog setidaknya telah melakukan dua langkah untuk menjaga kestabilan harga daging; dengan skema kontrol harga pasar dan impor sapi. “Dengan meningkatkan pasok agar harga tetap turun, terutama daging sapi,” kata Menteri Perdagangan Gita Wirjawan pada acara peresmian Pasar Atjeh di Banda Aceh Juli lalu. Tak tanggung-tanggung, menurutnya pemerintah telah mengeluarkan izin kepada Bulog untuk melakukan impor sapi. Hingga Juli 2013 Bulog telah
memasok 12 ton daging sapi dari total 3000 ton yang dianjurkan. Izin tersebut sudah dikeluarkan sejak 20 Juni lalu. Selain itu, Bulog juga melakukan operasi pasar khusus sebagai upaya mengontrol harga. Sedangkan untuk stok dari dalam negeri, Gita Wirjawan mengatakan saat ini Rumah Potong Hewan hanya mampu menyediakan 109 ribu ekor sapi untuk seluruh Indonesia. “50 hingga 60 persen dari total angka tersebut untuk kepentingan pasok di seputar Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi-red) dan untuk memasok ke seluruh titik di Indonesia,” kata Gita. Melalui berbagai upaya itu, pemerintah berharap harga daging tidak mengalami kenaikan secara drastis, yaitu antara Rp 75 ribu hinga Rp 80 ribu per kilogram. Khususnya Aceh, sepertinya tidak akan dapat membendung kenaikan harga daging sapi, khususnya daging sapi kampung. Beberapa pedagang di Pasar Atjeh mengatakan, umumnya masyarakat tidak terlalu berminat pada daging impor yang oleh orang-orang lokal disebut sebagai Sapi Medan atau Sapi Lampung. Orang Aceh lebih menyukai Sapi Kampung yang pasokannya berasal dari rumah potong lokal dan dari peternakpeternak lokal yang ada hampir di seluruh Aceh. Masalahnya, pasokan sapi kampung tersebut jauh lebih rendah dibanding permintaan masyarakat terhadap sapi kampung pada hari-hari meugang. “Meski harga lebih mahal, keluarga kami lebih suka daging sapi kampung,” kata Sulaiman, warga Darussalam, Banda Aceh. [Kontributor: Qahar Muzakar]
Photo by: Atjehpost.com
Setiap meugang harga daging melonjak. Pemerintah impor daging dan kontrol pasar, tapi masyarakat Aceh lebih meminati Sapi Kampung
Kegiatan
Gempa Gayo
Foto: Repro
dan Dampaknya
Tak tanggung-tanggung, gempa dengan kekuatan 6,2 SR pada 2 Juli lalu menghancurkan berbagai fasilitas publik maupun swasta di Tanah Gayo. Lokasi terparah di Aceh Tengah yaitu di Kecamatan Ketol, Kute Panang, Kebayakan, Bies, Bebesen dan Silih Nara. Sedangkan lokasi terparah Bener Meriah di kawasan Wih Pesam, Bukit dan Timang Gajah.
Tingkat Kerusakan
Fasilitas Kebun Kopi Kebun tebu
berat berat berat sedang ringan berat berat berat
Pabrik Gula Tebu rakyat
“Jalan menuju kebun kopi hancur, dan gudang-gudang kopi luluh lantak,” kata salah seorang petani kopi kepada tim BIP Peduli Gayo di Aceh Tengah.
Kilang Kopi BPP Industri Besar
Selain melakukan kunjungan langsung ke lokasi, BIP Aceh bekerjasama dengan BKPM juga menyerahkan bantuan kepada masyarakat korban gempa Gayo melalui Serambi Peduli pada tanggal 31 Juli lalu. [Netty Muharni, Ichan Pratama & Cut Elliza Mutia]
Pasar dan Bangunan Los Kilang Padi Lahan Sawah Total
Industri Kecil dan Menengah
Sumber : SKPD A. Tengah & Bener Meriah (Diolah)
berat
Aceh Tengah Bener Meriah Kerugian (Rp. juta) 25.000 1.602 5.350 125 15 1.000 2.000 2000
Kerugian (Rp. juta) 2.142 1.602 -
150.595 41.415,5 1.000 11.250 241.352,5
650
4.394
Pusdatin: Bank Data dan Informasi Salah-satu strategi yang ditempuh Badan Investasi dan Promosi (BIP) Aceh untuk menggaet investor adalah melalui diseminasi (publikasi) informasi bidang penanaman modal ke masyarakat luas. Ini didasarkan pula pada UndangUndang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, di mana informasi yang berkaitan dengan kepentingan publik harus disebarkan agar kualitas keterlibatan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan publik meningkat. Diharapkan, akuntabilitas pejabat publik maupun kebijakan-kebijakan publik yang dikeluarkan akan meningkat pula. Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 14 Tahun 2012 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Penanaman Modal Provinsi dan Kabupaten/ Kota, data dan informasi yang terkait investasi yang dimaksud adalah lokasi; ketersedian lahan; kesesuaian dengan tata ruang daerah; bentuk dukungan pemerintah daerah; potensi pasar; dan perkiraan investasi. Oleh karena itu, untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas dan kesinambungan pelaporan Data dan Informasi serta memantapkan Sistem Informasi pada BIP Aceh, dibangunlah suatu Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Investasi
Aceh. Pusdatin ini dimaksudkan untuk mengumpulkan, mengidentifikasi, menyimpan, mengolah, menganalisis dan menampilkan data dan informasi publik serta pemeliharaan data dan perangkat. Adapun tujuan pembentukan Pusdatin Investasi Aceh adalah (a) sebagai sumber data dan informasi bagi setiap bidang dan aparatur Badan Investasi dan Promosi dalam merencanakan kegiatan-kegiatan tahunan (Renja) untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan; (b) sebagai sumber data dan informasi untuk menjadi bahan pertimbangan bagi Pemeritah Daerah dan pihak-pihak lainnya dalam mengambil keputusan penganggaran, ekonomi, dan pembangunan; (c) sebagai sumber data dan informasi bagi stakeholder lainnya dalam integrasi kegiatan-kegiatan pengembangan investasi di Provinsi Aceh; (d) terciptanya mekanisme sistem penyimpanan data terpadu dan terintegrasi; serta (e) memadukan berbagai data serta ketentuan-ketentuan
yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan lokasi daerah untuk investasi. Untuk mendapatkan data dan informasi bidang penanaman modal, para calon investor, akademisi, dan masyarakat luas dapat mengunjungi Pusdatin Investasi Aceh, lantai 2, Badan Investasi dan Promosi Aceh, di Jl. Ahmad Yani 39, Peunayong, Banda Aceh. Namun, disarankan untuk cukup mengunjungi website acehinvestment.com yang dapat diakses dengan cepat dari manapun di seluruh dunia. [Yudha]
EDISI 3/I Tahun 2013 | INFO INVESTASI
7
8
INFO INVESTASI | EDISI 3/I Tahun 2013