INFLUENCE OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE OF LISTENING TEAM ON THE CONCEPT OF BIODIVERSITY IN X PUBLIC HIGH SCHOOL SINDANGKASIH AT CIAMIS
Iva Demiar Shahiva* Dr. Purwati Kuswarini M.Si*
[email protected]
Biology Departement Faculty of Educational Sciences and Teacher’s Training Siliwangi University Tasikmalaya Jl.Siliwangi N0.24 Kotak Pos 164 Tlp (0265) 330634 Tasikmalaya 46115, e-mail :
[email protected]
ABSTRACT This study aims to determine the increase in the study of students whos learning process using Cooperative Learning Model type of Listening Team in 10 grade public high school Sindangkasih at Ciamis This study was conducted in October-April 2013 in the public high school Sindangkasih at Ciamis. The research method used true experimental. The population in this study were all 10 grade public high school Sindangkasih at Ciamis, amounting to 8 classes with 254 students at 2012/2013. Samples were taken using cluster random sampling technique, the 7th class of 10 grade as experimental and the 5th class of 10 grade as control. To measure learning outcomes this study using form of achievement test instruments. Data analysis techniques pretest-posttest experimental class and control class using the dependent t test, N-gain experiments and N-gain control using the Mann-Witney U test with significance level α = 0.05. Based on the results of data analysis and hypothesis testing shows that Cooperative Learning Model type of Listening Team gave an influence for result of student at public high school Sindangkasih at Ciamis.
Keyword: Model Listening Team, Result of learning
1
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LISTENING TEAM PADA KONSEP KEANEKARAGAMAN HAYATI DI KELAS X SMA NEGERI 1 SINDANGKASIH KABUPATEN CIAMIS
Iva Demiar Shahiva* Dr. Purwati Kuswarini M.Si*
[email protected]
Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Jl.Siliwangi N0.24 Kotak Pos 164 Tlp (0265) 330634 Tasikmalaya 46115, e-mail :
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar peserta didik yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Listening Team di kelas X SMA Negeri 1 Sindangkasih Kabupaten Ciamis. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan OktoberApril 2013 di SMA Negeri 1 Sindangkasih Kabupaten Ciamis. Metode penelitian yang digunakan adalah true eksperimental. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X SMA Negeri 1 Sindangkasih Kabupaten Ciamis yang berjumlah 8 kelas dengan jumlah peserta didik 254 orang pada tahun pelajaran 2012/2013. Sampel diambil menggunakan teknik cluster random sampling, kelas X-7 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-5 sebagai kelas kontrol. Untuk mengukur hasil belajar digunakan instrumen berupa tes hasil belajar. Teknik analisis data pretestposttest kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan uji t dependen, N-gain kontrol-N-gain eksperimen menggunakan uji U Mann-Witney dengan taraf signifikan α = 0,05. Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis menunjukkan bahwa model pembelajaran Kooperatif Tipe Listening Team berpengaruh pada hasil belajar siswa di SMA Negeri 1 Sindangkasih Kabupaten Ciamis. Kata Kunci: Model Listening Team, Hasil Belajar
2
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu investasi sumber daya manusia, dimana peningkatan kecakapan dan kemampuan diyakini sebagai faktor pendukung manusia untuk berprestasi dibidangnya. Pendidikan mempunyai arti penting dalam kehidupan, oleh karena itu mutu pendidikan harus senantiasa ditingkatkan. Kemajuan pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, tetapi juga menjadi tanggung jawab guru, orang tua, maupun peserta didik. Setiap guru menginginkan proses pembelajaran yang dilaksanakannya menyenangkan dan berpusat pada peserta didik. Masalah yang sering dihadapi SMA Negeri 1 Sindangkasih Kabupaten Ciamis, khususnya untuk mata pelajaran biologi pada siswa kelas X, yaitu memiliki sikap kurang semangat, kurang aktif dan kadang-kadang ada yang bermain-main sendiri di dalam kelas. Dampak buruknya adalah keaktifan di kelas dan ketuntasan belajar mereka hanya 70% . Kondisi yang seperti ini tentunya sangat tidak diharapkan dalam proses belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah, sudah menjadi harapan dari setiap guru agar peserta didik dapat mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan. Namun pada kenyataannya, banyak peserta didik yang menunjukkan tidak dapat mencapai hasil belajar sebagaimana harapan tersebut. Dari hasil wawancara dengan salah seorang guru mata pelajaran biologi Kelas X
SMA Negeri 1 Sindangkasih
Kabupaten Ciamis, hasil belajar peserta didik banyak yang tergolong rendah dan tidak tuntas sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan di sekolah. Hal ini tampak dari nilai rata-rata ulangan harian yang belum mencapai KKM yaitu 65,00 sedangkan untuk KKM mata pelajaran biologi kelas X SMA Negeri 1 Sindangkasih Kabupaten Ciamis adalah 70,00. Masalah lain yang tidak pernah absen dari kegiatan guru yaitu masalah pendekatan. Dalam suatu pertemuan, seorang guru melakukan pendekatan tertentu terhadap semua peserta didik, karena guru menyadari bahwa pendekatan dapat mempengaruhi hasil kegiatan belajar mengajar. Sejalan dengan pendekatan kontruktivisme dalam pembelajaran, salah satu model pembelajaran yang kini 3
banyak mendapat respon adalah model pembelajaran kooperatif atau cooperative learning. Pada model pembelajaran peserta didik diberi kesempatan untuk berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan temannya untuk mencapai tujuan pembelajaran, sedangkan guru bertindak sebagai motivator dan fasilitator aktivitas peserta didik. Artinya dalam pembelajaran ini kegiatan aktif dengan pengetahuan dibangun oleh sendiri oleh peserta didik dan mereka bertanggung jawab atas hasil pembelajarannya. Oleh karena itu saat ini perlu dikembangkan suatu cara pengemasan materi pelajaran dan metode mengajar yang dapat mengaktifkan peserta didik dan menuntut peserta didik agar mampu memahami pelajaran dengan cara menemukan inti dari apa yang dipelajarinya. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Listening Team, peserta didik akan lebih mudah memahami karena pada dasarnya semua peserta didik pada pembelajaran ini aktif berpikir
METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode true experimental yang melibatkan dua kelas dengan pemberian perlakukan yang berbeda. Kelas pertama diberikan perlakukan pembelajaran dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Listening Team yang selanjutnya disebut kelas eksperimen dan kelas kedua diberikan perlakuan pembelajaran konvensional yang selanjutnya disebut kelas kontrol. Desain penelitian yang digunakan adalah adalah pretest-posttest control group design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi pretest (tes awal) dengan soal yang telah di uji validitas dan reliabilitas. Selanjutnya untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh perlakuan, diberikan posttest (tes akhir) pada kedua kelas tersebut. Tes yang digunakan adalah tes dalam bentuk pilian ganda dengan lima options. Penelitian ini dilaksanakan di kelas X SMA Negeri 1 Sindangkasih Kabupaten Ciamis tahun ajaran 2012/2013. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling yaitu mendaftar semua anggota populasi sasaran dan kemudian memilih sampel di antaranya, pemilihan sampel 4
dengan cara acak, memilih dua kelas dari keseluruhan populasi. Pada penelitian ini terpilih kelas X-7 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-5 sebagai kelas kontrol.
HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN 1. Hasil Belajar Peserta Didik Data yang diperoleh dari peneitian ini meiputi data pretest, posttest dan Ngain kelas eksperimen dan data pretest, posttest dan N-gain kelas kontrol pada konsep Keanekaragaman Hayati di kelas X SMA Negeri 1 Sindangkasih Kabupaten Ciamis. Tabel 1 Skor Rata-rata Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas
Pretest
Posttest
Eksperimen
20.28
30.15
Kontrol
20.53
28.53
Berdasarkan tabel 1. Skor rata-rata masing-masing pretest dan posttest kelas eksperimen sebesar 20.28 dan 30.15, sedangkan skor rata-rata masingmasing pretest dan posttest kelas kontrol sebesar 20.53 dan 28.53. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol maka dilakukan pengujian hipotesis antara pretest-posttest kelas eksperimen dan pretest-posttest kelas kontrol dengan menggunakan uj t dependen. Uji t dependen diakukan karena data kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Kaidah pengujian hipotesis yang digunakan adalah tolak H0 jika – ttabel < thitung ≤ + ttabel. Hasil perhitungan dengan uji t-dependen antara skor pretest-posttes kelas eksperimen dan pretest posttest kelas kontrol menunjukkan masing-masing untuk thitung sebesar -13.45 dan -14.86 sedangkan ttabel untuk uji t dependen sebesar 2,04
5
yang artinya tolak H0. Hasil ini menunjukkan adanya perbedaan antara hasil pretest-posttes kelas eksperimen dan hasil pretest-posttest kelas kontrol. Tabel 2 Skor Rata-rata N-gain Kelas
N-gain
Eksperimen
0.61
Kontrol
0.48
Berdasarkan tabel 2. Skor rata-rata masing-masing N-gain kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 0.61 dan 0.48. Analisis hasil belajar yang dilakukan di SMA Negeri 1 Sindangkasih, menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Listening Team di kelas esperimen (X-7) dengan pembelajaran langsung di kelas kontrol (X-5), pada konsep Keanekaragaman Hayati. Artinya ada pengaruh model pembelajaran Listening Team pada konsep Keanekaragaman Hayati di kelas X SMA Negeri 1 Sindangkasih. Keunggulan tersebut terlihat dari nilai rata-rata posttest yang diperoleh oleh kelas eksperimen yaitu 30.15 sedangkan pada kelas kontrol nilai rata-ratanya adalah 28.53. Hal ini ditunjukan pula dengan nilai posttest kelas eksperimen adalah 30.15 berada diatas KKM yaitu 26. Dapat dilihat dari diagram berikut ini. Pretest
Posttest
N-gain
30,15
28,53
20,82
20,53
0,61
0,45
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Gambar 4.11 : Skor Hasil Belajar Peserta Didik 6
Berdasarkan diagram tersebut terdapat perbedaan hasil belajar peserta didik di kelas eksperimen (X-7) dan kelas kontrol (X-5) hal ini disebabkan karena adanya pengaruh model pembelajaran Listening Team yang digunakan pada saat proses pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan di kelas eksperimen (X-7) adalah model pembelajaran Listening Team. Dilihat dari diagram tersebut yang menunjukkan bahwa di kelas eksperimen skor postest adalah 30.15 dan skor posttes kelas kontrol adalah 28.53. Keunggulan yang kedua terlihat dari perbedaan rata-rata N-gain pada kelas eksperimen dan pada kelas kontrol. Pada kelas eksperimen N-gain rata-ratanya adalah 0.61 yang berarti kategori sedang, sedangkan pada kontrol N-gain rataratanya 0.45 yang berarti kategori sedang. Perbedaan tersebut menunjukan bahwa N-gain kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Sedangkan di kelas kontrol (X-5) yang menggunakan pembelajaran langsung, peserta didik terlihat kurang aktif. Hal ini peserta didik hanya berperan sebagai pendengar saja tanpa ikut serta aktif selama proses pembelajaran berlangsung dan cenderung terlihat membosankan bagi peserta didik yang pada akhirnya berujung kurang memuaskan hasil belajar yang diperoleh peserta didik. Sementara itu proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran Listening Team dapat merangsang minat belajar peserta didik dan meningkatkan hasil belajar sehingga memberikan pengaruh terhadap hasil belajar peserta didik.
N-gain 0,8 0,6 N-gain
0,4 0,2 0 Eksperimen
Kontrol
Gambar 4.12 : Skor N-gain di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 7
SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan data dan analisis data, penelitian ini dapat disimpulkan bahwa. 1. Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t independen menyimpulkan bahwa ada pengaruh pada proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Listening Team pada konsep Keanekaragaman Hayati di kelas X SMA Negeri 1 Sindangkasih Kabupaten Ciamis. 2. Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t dependen menyimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar peserta didik sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Listening Team dan sebelum dan sesudah menggunakan metode pembelajaran langsung pada konsep Keanekaragaman Hayati di kelas X SMA Negeri 1 Sindangkasih Kabupaten Ciamis. 3. Skor Posttest yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Listening Team lebih tinggi dan sudah mencapai batas kriteria ketuntasan minimal bila dibandingkan dengan skor posttest di kelas kontrol yang sudah mencapai batas kriteria ketuntasan minimal namun peningkatannya tidak lebih besar daripada kelas eksperimen. 4. Metode pembelajaran Kooperatif Tipe Listening Team lebih baik bila dibandingkan dengan metode pembelajaran langsung (metode ceramah) karena proses pembelajaran yang menggunakan metode pembelajaran Listening Team memberikan skor yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan proses pembelajaran yang menggunakan metode pembelajaran langsung (metode ceramah) yang memberikan skor hasil belajar yang rendah. SARAN Berdasarkan kesimpulan penelitian yang telah disebutkan tersebut, penulis menyarankan : 1. Dalam melakukan proses pembelajaran yang berbentuk kelompok, yang menekankan kerjasama dan terjadinya interksi antar anggota dan kelompok hendaknya diperlukan persiapan yang matang dalam mengelola waktu dan kelas. Karena akan dapat memaksimalkan langkah-langkah pembelajaran untuk 8
mencapai hasil yang diharapkan dan proses pebelajaran sesuai dengan waktu yang ditentukan. 2. Dalam proses pembelajaran ini sebaiknya guru lebih mengefisienkan waktu agar proses pembelajarannya sesuai dengan apa yang diharapkan. 3. Agar dalam kegiatan diskusi berjalan dengan baik dan tertib, hendaknya guru memberikan arahan dan motivasi yang lebih baik kepada peserta didik untuk dapat dan percaya diri dalam mengeluarkan pendapat. 4. Bagi guru mata pelajaran Biologi, diharapkan dapat mencoba menggunakan model
pembelajaran
Kooperatif
Tipe
Listening
Team
pada
konsep
Keanekaragaman Hayati dan pada konsep lainnya yang dapat menimbulkan pserta didik aktif dikelas. 5. Pada
peneliti
selanjutnya,
hendaknya
mencoba
menerapkan
model
pembelajaran Kooperatif Tipe Listening Team pada materi apapun untuk meningkatkan pemahaman konsep pada peserta didik. DAFTAR PUSTAKA Budiningsih, C. Asri. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Cambel, Neil A. et.al. 2004. Biologi Edisi Kelima- Jilid 3. Jakarta: Erlangga. Dahuri, Rokhmin. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Hartono, dkk. 2012. PAIKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan). Pekanbaru Riau : Belukar Jogjakarta. Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar Lie, Anita. 2008. Cooperative Learning Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta : PT. Grasindo Silberman, Melvin. 2011. Active Learning. Bandung : Nusamedia Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Soemarwoto, otto. 2001.Ekologi, Lingkungan Hidup dan pembangunan. Jakarta: Djambatan. 9
Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Edisi Revisi). Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Yamin, Martinis. (2008). Paradigma Pendidikan Konstruktivistik. Jakarta: Gaung Persada Press. RIWAYAT HIDUP Iva Demiar Shahiva adalah mahasiswa angkatan 2009 pada Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Siliwangi yang sedang menyusun skripsi untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan
10