THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE MODEL OF JIGSAW II AT INDERA SYSTEM CONCEPT OF HUMAN BEING AT 11th GRADE SCIENCE CLASS IN 1st CIGALONTANG PUBLIC HIGH SCHOOL STATE AT TASIKMALAYA
Indira Aprilia, Hernawan ABSTRACT The indera system concept of human being is one of the concept at biology than describe the part of indera system of human being. Indera system of human being are studied at 11th grade public high school. This lesson suggested difficult by some student. Because include much subject that must be understood. So the result of the lesson is hot good enough. So it need good lesson model for teaching this concept, one of them is cooperative models of jigsaw II. Cooperative models of jigsaw II itβs suitable to be used in this lesson and it can increase the result of the lesson, because it can to increase actively interaction of looking for science. Others, the cooperative learning methods of jigsaw II depressing to cooperation of between the member of group and group humanity.
Keyword : Jigsaw II, result of learning, the indera system concept of human being
1
UJI COBA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II PADA SUB KONSEP SISTEM INDERA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMAN 1 CIGALONTANG KABUPATEN TASIKMALAYA
Indira Aprilia, Hernawan ABSTRAK Sistem indera manusia merupakan salah satu konsep mata pelajaran Biologi yang menunjukkan baian-bagian dari indera manusia. Sistem indera dipelajari siwa di kelas XI Sekolah Menengah Atas (SMA). Akan Tetapi, sub konsep sistem indera masih dianggap oleh sebagian peserta didik karena memuat banyak materi pembelajaran yang harus diingat dan dipahami sehingga hasil belajar peserta didik masih belum memuaskan. Oleh karena itu diperlukan suatu model pembelajaran pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran sub konsep sistem indera manusia, salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II. Model pembelajaran kooperatif tipe jgsaw II cocok diterapkan pada proses pembelajaran sub konsep sistem indera manusia dan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik karena siswa berinteraksi secara aktif dalam mencari informasi pengetahuan. Selain itu model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II menuntut kerjasama antara anggota kelompok dan sesama kelompok.
Kata kunci : Jigsaw II, hasil belajar, Sistem Indera Manusia PENDAHULUAN Latar Belakang Pada dasarnya tujuan pendidikan adalah menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas yang dapat bersaing di era globaisasi. Untuk menciptakan individu yang berkualitas, maka pendidikan yang diperoleh pun haruslah yang bermutu tinggi. Pada beberapa tahun terakhir, filsafat pendidikan telah bergeser dari pengajaran yang berpusat pada guru atau pengajaran tradisional menjadi metode yang lebih interaktif dan melibatkan peserta didik secara langsung. Pada intinya, proses belajar mengajar harus mampu menciptakan interaksi yang baik antara guru dan para peserta didiknya. Dengan begitu, mereka akan merasa dihargai dan dilibatkan, sehingga akan timbul perasaan senang saat pelajaran berlangsung. Interaksi antara guru dan peserta didik merupakan syarat utama agar pembelajaran secara aktif dan menyenangkan. Oleh karena itu, para guru sekarang ini dituntut untuk lebih berinovasi dalam proses belajar mengajar. Salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran di setiap kali mengajar. Guru harus pintar-pintar memilih model pembelajaran yang sesuai dengan apa yang akan diajarkan dengan kondisi peserta didik serta faktor-faktor pendukungnya. Sehingga akan mendorong peserta didik lebih aktif dan kreatif serta dapat menumbuhkan gairah dalam belajar, meningkatkan keaktifan, dan meningkatkan prestasi belajar. Berdasarkan hasil wawancara yang telah penulis lakukan di SMAN I Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya terdapat permasalahan yaitu peserta didik kurang bisa menyerap materi pelajaran khususnya pelajaran IPA dengan baik dan kurangnya minat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran IPA. Karena para peserta didik 2
beranggapan bahwa IPA adalah pelajaran yang sulit untuk dipelajari. Sebenarnya para guru sudah menggunakan model dan metode pembelajarannya, tetapi belum begitu bervariasi. Dan peserta didik cenderung lebih cepat bosan dengan satu model tertentu, sehingga hasil belajar tetap saja kurang memuaskan dan belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal. Oleh karena itu, guru jangan melakukan pengajaran yang menjadikan para peserta didik terbebani sedemikian berat dengan serangkaian pembelajaran tanpa melihat kondisi dan karekateristik peserta didik. Begitu juga dalam memilih modelmodel pembelajaran harus disesuaikan dengan keadaan dan konsisi peserta didik. Sehingga dalam kegiatan belajar mengajar akan lebih baik dan mampu menumbuhkembangkan potensi peserta didik ke arah yang lebih optimal. Salah satu cara untuk menjadikan peserta didik lebih aktif dalam belajar adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk belajar aktif, sehingga terjalin interaksi dinamis dan juga menghilangkan kejenuhan dalam belajar, sehingga diharapkan hasilnya memuaskan. Model pembelajaran kooperatif dipandang sebagai salah satu model pembelajaran yang menuntut siswa untuk aktif terlibat langsung dalam kegiatan belajar mengajar dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya dalam proses belajar mengajar. Model pembelajaran yang akan digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II, supaya dalam proses belajar mengajar dapat menumbuhkan tanggung jawab siswa untuk memahami persoalan dan menyelesaikannya secara berkelompok. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah βapakah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II cocok diterapkan untuk menjelaskan sub konsep Sistem Indera Manusia di Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Cigalontang?β. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini untuk mengetahui kecocokan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II jika diterapkan pada proses pembelajaran sub konsep Sistem Indera Manusia di Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Cigalontang?. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan pengetahuan bagi dunia pendidikan di dalam menggunakan model pembelajaran yang tepat, serta memberikan gambaran tentang model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II dalam merancang pembelajaran yang kreatif dan inovatif dengan menggunakan keterampilan khususnya dalam pembelajaran biologi. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pre experimental. Pada metode pre experimental ini tidak terdapat variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara random. 3
Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel terikat dan variabel bebas. 1. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar. 2. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 1 Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya sebanyak 3 kelas yaitu kelas XI IPA 1, XI IPA 2 dan XI IPA 3 dengan jumlah peserta didik 65 orang yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Adapun pertimbangan pengambilan sampel adalah nilai rata-rata ulangan harian terendah mata pelajaran Biologi. Disain Penelitian Desain penelitian yaitu dengan melakukan pre-test kepada peserta didik sebelum materi pelajaran disampaikan, dan melakukan post-test setelah materi pelajaran tersampaikan. Tujuannya yaitu untuk mengukur sejauh mana kemampuan peserta didik dalam persiapan sebelum belajar dan setelah belajar. Sehingga peneliti dapat membandingkan hasil belajar peserta didik sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II dan setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini berupa tes, observasi, dan studi literatur. Tes yang digunakan dalam penelitian adalah tes tertulis pilihan ganda dengan 5 option yang dilakukan sebelum dan sesudah melaksanakan pembelajaran untuk membandingkan kemampuan peserta didik sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Observasi dilakukan untuk mengetahui tingkah laku peserta didik pada waktu belajar, tingkah laku guru pada waktu mengajar, keefektifitas kegiatan belajar mengajar, partisipasi peserta didik dan permasalahan yang mungkin muncul selama kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II untuk menjelaskan sub konsep Sistem indera Manusia. Kemudian studi literatur yaitu pengumpulan materi-materi atau teori-teori yang relevan dengan masalah yang dibahas. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar peserta didik pada sub konsep Sistem Indera Manusia dengan jumlah soal sebanyak 40 butir soal. Tes ini berupa tes bentuk pilihan ganda dengan 5 option. Aspek yang diukur yaitu ranah kognitif yang dibatasi pada jenjang mengingat (C1), mengerti (C2), dan memakai (C3). Tujuan dilakukan uji coba instrumen penelitian ini adalah untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen penelitian yang akan digunakan. Berikut ini rumus dari perhitungan validitas dan reliabilitas 1. Uji Validitas π β ππ β (βπ)(βπ) ππ₯π¦ = β{π βπ 2 β (βπ)2 }{π βπ 2 β (βπ)2 } 2.
Uji Reliabilitas π ππ‘ β βππ π11 = ( )( ) πβ1 ππ‘ 4
Dari hasil uji coba instrumen sebanyak 50 butir soal, diperoleh 40 butir soal yang memenuhi kriteria validitas dan 10 butir soal tidak memenuhi kriteria validitas karena mempunyai validitas sangat rendah. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan uji statistika parametrik. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis dengan uji t untuk mengetahui apakah pretest sama atau berbeda dengan posttest dan untuk mengetahui apakah posttest sama atau berbeda dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). PEMBAHASAN Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Kegiatan pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang vital yang harus dicapai para pelaku pembelajaran dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Berhasil tidaknya proses pembelajaran dapat dilihat pada hasil belajar. Proses kegiatan belajar mengjar merupakan suatu proses yang kompleks. Banyak kegiatan maupun tindakan harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar lebih baik pada seluruh peserta didik salah satunya yaitu dengan penggunaan model pembelajaran secara kelompok. Menurut Slavin (Isjoni 2011:5) mengemukakan bahwa βCooperative learning adalah model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajarβ. Berdasarkan uraian definisi tersebut, maka model pembelajaran perlu diterapkan pada proses pembelajaran supaya memotivasi peserta didik dalam belajar sehingga membuat proses pembelajaran di kelas lebih aktif, kreatif dan menciptakan karakter sosial di antara individu yang terlibat di dalamnya. Kecocokan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe jigsaw II Dalam penelitian ini, proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II. Jigsaw II merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang menurut Slavin, Robert E (2005:240) pada proses pembelajarannya melalui bebrapa tahapan yang meliputi: 1. guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok; 2. para peserta didik menerima topik ahli dan membaca materi yang diminta untuk menemukan informasi (membaca); 3. para peserta didik dengan keahlian yang sama bertemu untuk mendiskusikannya dalam kelompok-kelompok ahli (diskusi kelompok ahli); 4. para ahli kembali ke dalam kelompok mereka masing-masing untuk mengajari topik-topik mereka kepada satu timnya (laporan tim); 5. skor tim dihitung (rekognisi tim); dan 6. penghargaan. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II memiliki kelebihan seperti yang diutarakan Wahyuni, Dina Suci (2012:2003) sebagai berikut: 1. Peserta didik memiliki tanggung jawab khusus terhadap kontribusinya sendiri terhadap kelompok; 2. Peserta didik dituntut untuk menyampaikan informasi kepada kelompoknya hingga kelompoknya benar-benar paham; dan 3. Semua peserta didik terlibat mengerjakan tugas yang diberikan.
5
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan untuk menguji kecocokan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jgsaw II diperoleh data hasil test belajar peserta didik berupa pre-test dan post-test. Data-data tersebut telah diuji normalitasnya dengan uji liliefors dan di uji homogenitasnya dengan uji Fmaksimum. Kedua uji tersebut menunjukann bahwa data yang diperoleh berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan kedua variannya homogen. Selanjutnya, hasil dari penelitian kemudian di uji statistika dengan uji t komparatif yang dilakukan untuk membandingkan hasil belajar peserta didik sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II (pre-test) dan sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II (post-test) dan uji t deskriptif. Hasil perhitungan menunjukan bahwa terdapat perbedaan antara hasil belajar peserta didik sebelum dan sesudah proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II. Hal ini dapat ditunjukan dengan adanya peningkatan rata-rata antara hasil pre-test dan post-test, seperti digambarkan pada diagram sebagai berikut: 35 29.77
30 25 20
16.9
15 10 5 0 Pretest
Posttest
Gambar. 1 Diagram Rata-rata Pretest dan Posttest Berdasarkan diagram tersebut, hasil pre-test peserta didik memperoleh rata-rata sebesar 16,9 sedangkan hasil post-test memperoleh rata-rata sebesar 29,77. Peningkatan ini disebabkan karena model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II yang digunakan pada proses pembelajaran mampu memberikan pemahaman kepada peserta didik terhadap sub konsep Sistem Indera Manusia. Selain itu, berdasarkan perhitungan didapatkan pula bahwa hasil belajar post-test peserta didik telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Hal ini menunjukan bahwa sub konsep Sistem Indera Manusia yang dijelaskan melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II dapat dipahami oleh peserta didik, sehingga model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II d cocok untuk menjelaskan sub konsep Sistem Indera Manusia. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang memberikan peserta didik untuk saling bekerja sama dengan peserta didik lain. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II menuntut peserta didik untuk memiliki tanggung jawab khusus serta kontribusinya sendiri terhadap kelompok, selain itu peserta didik dituntut untuk 6
menyampaikan informasi kepada kelompoknya hingga kelompoknya benar-benar paham. Langkah-langkah proses pembeajaran dengan mnggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II dimulai dengan guru membagi peserta didik menjadi lima kelompok belajar. Setiap kelompok belajar mendapaatkan topik ahli dan setiap kelompok belajar membaca dan mendiskusikan materi pelajaran untuk mendapatkan informasi pengetahuan. Kemudian setiap kelompok belajar menunjuk anggotanya yang dianggap ahli untuk bergabung kedalam kelompok ahli. Setiap kelompok ahli berdisukusi secara lebih detail tentang materi yang dipelajari yaitu sub konsep Sistem Indera Manusia. Setelah setiap anggota tim ahli menyelesaikan diskusinya, setiap anggota tersebut kembali kepada kelompok belajarnya masing-masing dan memberi kontribusi yaitu dengan memberikan informasi pengetahuan yang didapatnya dari hasil diskusi kepada kelompok belajarnya. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II memiliki beberapa kelebihan, beberapa kelebihan tersebut diantaranya yaitu peserta didik memiliki tanggung jawab khusus terhadap kontribusinya, peserta didik dituntuk untuk menyampaikan informasi kepada kelompoknya dan peserta didik terlibat dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Pembahasan tentang model pembelajaran kooperatif di atas telah terbukti dilapangan. Hal tersebut didapat berdasarkan hasil pengamatan observer I yang mengamatai proses pembelajaran pada pertemuan kesatu dan hasil observer II yang mengamati proses pembelajaran pada pertemuan kedua. Hasil pengamatan observer I menerangkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II sangat menarik perhatian peserta didik dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Hal ini karena model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II memberikan peserta didik untuk saling berinteraksi secara aktif dan kreatif dalam memberikan pertanyaan atau suatu ide dan gagasan. Sedangkan hasil pengamatan observer II menerangkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II membuat peserta didik dapat menjawab beberapa pertanyaan tentang Sistem Indera Manusia. Selain itu juga, data observer menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II dapat memotivasi peserta didik selama Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berlangsung, hal ini dapat dilihat dari kemampuan peserta didik dalam berinteraksi dan menjawab kuispertanyaan yang tersedia dalam Lembar Kerja Siswa (LKS). Berdasarkan hasil pengamatan observer I dan observer II didapat kelebihan dan kekurangan media pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II dengan bantuan media power point seperti pada tabel berikut ini:
7
Tabel 1 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe jigsaw II No
Kelebihan
Kekurangan
1.
Setiap siswa terlihat termotivasi karna adanya suatu tanggung jawab yang diberikan untuk dikontribusikan terhadap kelmpoknya.
2.
Interaksi dalam proses pembelajaran lebih aktif dan kreatif.
1. Terkait dengan penyampaian informasi yang diberikan oleh anggota dari kelompok ahli, terlihat kesulitan dalam menyampaikan informasi tersebut dan masih ada peserta didik yang kurang terlibat dalam proses diskusi kelompoj karena masih kurangnya pemahaman terhadap materi Sistem Indera Mansia.
Selain memiliki kelebihan-kelebihan dan kekurangan-kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II juga memiliki beberapa kendala dalam penggunaannya, yang dapat menjadi faktor penghambat dalam keberhasilan pengunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II. Kendala-kendala dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II yang ditemukan peneliti selama penelitian di lapangan diantaranya adalah terkait diskusi kelompok dan ketertiban dalam proses pembelajaran. Seringkali peserta didik dalam kelompok masih belum memahami materi tersebut dan anggota kelompok ahlipun kesulitan dalam menyampaikan maeri tersebut dan pada proses kegiatan pembelajaran berlangsung peserta didik masih belum tertib dalam arti terdengar gaduh dalam proses pembelajaran berlangsung. Adanya kekurangan dan kendala tersebut, maka observer memberikan saran yang juga dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti dan berbagai pihak dalam menentukan cara yang tepat dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jgsaw II. Salah satu sarannya yaitu adalah dengan memberikan pemahaman atau materi dasar tentang ateri yang akan dipelajari sebelum menggunakan model tersebut serta memberikan informasi dan tata cara berdiskusi dan berkelompok yang baik agar tdak mengganggun kelompok lainnya. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dalam penggunaan model pembelajaran tidak hanya memahamai kelebihan-kelebihannya akan tetapi perlu adanya pemahaman terhadap kekurangan dan kendala yang mungkin terjadi dilapangan supaya penggunaan model pembelajaran dapat memberikan efek yang positif bagi proses pembelajaran dan hasil belajar peserta didik. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan pengujian hipotesis, maka penulis berkesimpulan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jisaw II cocok diterapkan untuk menjelaskan konsep Sistem Indera Manusia di Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Cigalontng. Saran 8
1.
2. 3. 4. 5.
Berdasarkan kesimpulan yang telah disebutkan tersebut, penulis menyarankan: dalam melakukan proses pembelajaran kooperatif, hendaknya guru bisa mengelola waktu sebaik mungkin. Hal ini karena akan dapat memaksimalkan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan waktu yang ditentukan; dalam kegiatan diskusi, hendaknya guru memberikan arahan serta motivasi kepada para peserta didik untuk lebih percaya diri dalam menegluarkan pendapatnya; agar motivasi belajar peserta didik meningkat, hendaknya guru mencoba menggunakan model pembelajaran lain yang lebih bervariasi; bagi guru mata pelajaran Biologi, diharapkan dapat mencoba menggunakan model pembelajaran kooepratif tipe jigsaw II pada konsep Indera Manusia; dan kepada para peneliti selanjutnya, hendaknya mencoba menerapkan metode pembelajaran kooepratif tipe jigsaw II pada konsep apapun, hal ini untuk meningkatkan pemahaman konsep kepada peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA Ali, Muhammad. (2008). Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar baru Algesindo Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Hamalik, Oemar.(2009). Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo Hernawan, Edi. (2011). Apilkasi Statistika untuk Penelitian. Bahan Ajar Mata Kuliah Biometri Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Huda, Miftahul. (2011). Cooperatif Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Muhibbin, Syah. (2008). Psikologi Pendidikan dengan pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Lie, Anita. (2008). Cooperative Learning. Jakarta: PT Grasindo Slameto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yamg mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Slavin, Robert E.(2005). Coopertive Learning. Bandung: Nusa Media Sugiyono.(2010). Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung: ALFABETA Yamin, Martinis. (2008). Paradigma Pendidikan Konstruktivistik. Jakarta: Gaung Persada Press
9
RIWAYAT PENULIS Indira Aprilia adalah mahasiswa angkatan 2009 pada Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Siliwangi yang sedang penyusunan skripsi untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan.
10