INDONESIA BANKING & FINANCE NEWSLETTER
EDISI 6 Februari 2015
KEEPING YOU UP-TO-DATE WITH THE LAST NEWS FROM THE INDONESIAN BANKING, FINANCE AND TAX
IBF REPORT
IBF UPDATE
IBF TALK
SELAYANG PANDANG GENERAL PERBANKAN
IBI DORONG SERTIFIKASI PERBANKAN
LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PERBANKAN (LSPP)
PAGE 3
PAGE 8
PAGE 5
IBF EDITORIAL
Salam Super... Halo professional Banking & Finance Indonesia, Bertemu lagi dengan edisi ke-5 newsletter IBF pada Februari 2015 ini. Dengan kondisi yang sedikit memanas di republik tercinta Indonesia. Semoga tidak membuat kita risuh dan akhirnya melakukan hal yang tidak baik dan bermusuhan dengan sesama yah.. Pada edisi kali ini kami mengangkat tema mengenai sertifikasi General Banking, untuk lebih jelas mari kita mulai pembahasan Selayang Pandang General Banking dihalaman pertama ini. Untuk Saran dan Kritik yang membangun untuk newsletter ini anda dapat melalui kontak kami di web ibf.proxsisgroup.com. Jangan lupa join di grup linkedin kami, untuk mendapatkan berita maupun artikel terbaru dari kami.
Salam Hangat Achi Bussiness Manager IBF
TIM IBF EDITORIAL Editor In Chief Rudi Maulana Editoral Staff Marya Ulfah Mufqi Harits Muhammad Arif Muhammad Zulpan Contibutor Rudi Maulana
Creative indah Sari Ratu Aziz Manaf Information www.ibf.proxsisgroup.com Ged. Permata Kuningan Kawasan Bisnis Epicentrum Jakarta Selatan 12980 P:021-29069519 F:021-83708681
IBF REPORT
SELAYANG PANDANG GENERAL PERBANKAN ZAMAN yang terus bergerak maju pada gilirannya melahirkan dinamika baru yang harus disikapi secara arif dan bijaksana. Sebagai bagian dari perputaran zaman yang makin modern, industri perbankan merasakan hal yang sama. Kebutuhan untuk memperbaiki sekaligus mematut diri telah menjadi tuntutan global yang terus bergulir mengisi ruang dan waktu sampai dengan detik ini. Adalah spesialisasi dan kompetensi. Dua kata yang hari-hari belakangan semakin bermakna di tengah hiruk-pikuk perjalanan bisnis perbankan di republik ini. Praktiknya, dua kata itu menjadi kebutuhan yang baku untuk merekonstruksi sumber daya manusia (SDM) perbankan agar lebih andal dan responsif menjawab perubahan zaman. Dalam kehidupan nyata, spirit itu senantiasa dipupuk dan dibina Ikatan Bankir Indonesia (IBI). Dari hari ke hari, asosiasi profesi bankir tersebut terus mencari dan memantapkan bentuk-bentuk pengembangan SDM perbankan sesuai dengan kebutuhan industri yang makin kompleks dan sophisticated.
IBF REPORT
Setelah menelurkan standar kompetensi kerja nasional Indonesia (SKKNI) untuk bidang risk management, auditor, treasury dealer, dan wealth management, IBI sukses melahirkan SKKNI bidang general banking. Belum lama, SKKNI bidang general banking memperoleh persetujuan dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans). Sekadar informasi, general banking merupakan bidang pekerjaan di perbankan yang domainnya berada di luar bidang spesialis seperti halnya treasury, wealth management, risk management, atau auditor. General banking mencakup bidang kerja, di antaranya supporting, services, SDM, dan teknologi informasi (TI). I. Supomo, Ketua Pengarah Kelompok Kerja Nasional Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI) Sektor Keuangan Bidang General Banking, mengungkapkan, ada dua hal yang menjadi pertimbangan penting IBI dalam merumuskan SKKNI general banking. Satu, bidang kerja general banking masih berkaitan satu sama lain. Bankir-bankir yang ada di wilayah ini memungkinkan untuk berpindah dari satu jalur ke jalur lainnya. Dua, jumlah bankir yang termasuk dalam bidang general banking di sebuah bank umumnya lebih banyak ketimbang bankir yang bekerja di bidang spesialis. Semangat SKKNI bidang general banking sejatinya untuk memotivasi bankir yang berkarier di bidang itu agar memiliki keahlian khusus (spesialisasi dan kompetensi), kendati bersifat umum dan lebih luas. Kabarnya, uji sertifikasi bidang general banking hanya terdiri atas tiga tingkatan. Tingkat satu untuk bankir pemula, tingkat dua untuk kepala bagian, dan tingkat tiga untuk kepala wilayah. Yang jelas, materi ujiannya mengacu pada konsep Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Tidak hanya pengetahuan bidang perbankan, materi-materi seputar attitude dan skill juga diujikan. Ke depan, IBI berharap spirit untuk meningkatkan kompetensi dan keahlian ini mendapat tempat di hati segenap bankir Tanah Air. Source : http://ikatanbankir.or.id/
IBF TALK
Lembaga Sertifikasi Profesi Perbankan ("LSPP") 1. Overview Menurut Undang Undang Nomor 13 Tentang Ketenagakerjaan disebutkan bahwa pengakuan kompetensi kerja dilakukan melalui sertifikasi kompetensi kerja. Kompetensi kerja adalah kemampuan kerja seseorang yang mencakup aspek pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) dan sikap (attitude) yang sesuai dengan standar kompetensi kerja yang ditetapkan. Standar kompetensi kerja adalah rumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan. Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, Sertifikasi kompetensi kerja adalah proses pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan objektif melalui uji kompetensi sesuai Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), Standar Internasional, dan/atau Standar Khusus. Sampai saat ini Institut Bankir Indonesia (IBI) sebagai satu-satunya asosiasi profesi bankir di Indonesia telah mengidentifikasi 12 (dua belas) bidang kompetensi di industri perbankan, yaitu bidang manajemen risiko, audit internal, compliance, treasury, wealth management, lending, funding and services, operation, sales and marketing, human resources, finance dan information technology. Disamping itu terdapat kompetensi bidang general banking yang dibutuhkan oleh bankir untuk tingkat pimpinan. Bidang kompetensi tersebut mencakup perbankan umum maupun perbankan syariah.
IBF TALK
2. Apa Saja Jenis SertifikasiLSPP Dari 13 bidang kompetensi perbankan, yang akan dimasukan dalam program sertifikasi ada 9 bidang melalui Lembaga Sertifikasi Profesi Perbankan (LSPP), dimana sampai juli 2013 sudah selesai 6 bidang. Sisanya telah dilaksanakan pra konvensi pada tanggal 3 juli 2013 dan dalam proses SKKNI
IBF TALK
3. Sertifikasi Wajib Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/ 19 /PBI/2009 Tanggal 4 Juni 2009 Tentang Sertifikasi Manajemen Risiko Bagi Pengurus dan Pejabat Bank Umum dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 12/ 7 /PBI/2010 Tanggal 19 April 2010 Tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/19/PBI/2009 Tentang Sertifikasi Manajemen Risiko Bagi Pengurus dan Pejabat Bank Umum. Bank wajib mengisi jabatan Pengurus dan Pejabat Bank dengan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan keahlian di bidang Manajemen Risiko. Pengurus dan Pejabat Bank tersebut wajib memiliki Sertifikat Manajemen Risiko yang diterbitkan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi. 4. Peliharalah Sertifikat Anda Sepanjang seorang banker bekerja di bidangnya, maka kompetensi harus dipelihara. Menurut Pedoman Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) sebagai regulator di bidang sertifikasi profesi, selain berfungsi sebagai pelaksana sertifikasi maka juga berfungsi sebagai pemelihara kompetensi profesi. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia, Pengurus dan Pejabat Bank yang telah memiliki Sertifikat Manajemen Risiko wajib mengikuti Program Pemeliharaan paling kurang 1 (satu) kali dalam 4 (empat) tahun untuk tingkat 1 dan 2, serta 1 (satu) kali dalam 2 (dua) tahun untuk tingkat 3, 4 dan 5. Source : http://lspp.ikatanbankir.com/
IBF UPDATE
IBI Dorong Sertifikasi Bankir Ketua Umum Ikatan Bankir Indonesia, Zulkifli Zaini mengatakan, standardisasi kompetensi bankir penting dilakukan agar sektor perbankan Indonesia siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. "Sertifikasi dilakukan untuk meningkatkan standar kompetensi bankir sekaligus menjadi wujud kesiapan sektor perbankan dalam menghadapi pasar ekonomi tunggal kawasan," katanya di Jakarta. Sertifikasi tersebut, menurut Zulkifli, merupakan salah satu upaya meningkatkan kemampuan dan pengetahuan bankir di berbagai kompetensi yang ada di sektor perbankan. "Semua industri telah bersiap untuk MEA, sertifikasi ini merupakan salah satu wujud kesiapan sektor perbankan dalam menghadapi MEA yang penuh persaingan," tambahnya. IBI, melalui Lembaga Sertifikasi Profesi Perbankan (LSPP), sampai akhir Oktober 2014 telah memberikan sertifikat kompetensi kepada 71.120 bankir di seluruh Indonesia. IBI melakukan sertifikasi pada sembilan bidang kompetensi, yaitu Funding and Services, Treasury Dealer, Operation, General Banking, Wealth Management, Risk Management, Compliance, Internal Audit dan Credit."November ini kami lakukan sertifikasi pada teller dan costumer service. Tujuannya agar frontliner di semua bank di Indonesia memiliki kemampuan standar yang sama," tegas Zulkifli. Dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015, terdapat empat pilar tujuan utama integrasi. Salah satu pilarnya menitikberatkan pada usaha mewujudkan pasar tunggal dengan memperkuat produksi, sehingga mengurangi batasan dalam perdagangan dan investasi. Sejalan dengan pilar tersebut diperlukan perubahan mendasar dalam mempersiapkan dan kemudahan “arus” talenta berbakat (skilled labour) di kawasan regional Asia Tenggara. Dunia perbankan juga akan menjadi bagian dalam perubahan di MEA. Sebagai salah satu jantung ekonomi, industri perbankan harus mempersiapkan talentanya agar siap menghadapi kompetisi dalam era tanpa batas. Source : http://www.neraca.co.id/
IBF UPDATE
Sertifikasi Bankir Profesional Kita tentu masih ingat kasus kejahatan perbankan yang selalu melibatkan peran orang dalam, yang diantaranya karyawan bank yang sudah cukup berpengalaman dan memiliki masa kerja lebih dari 5 tahun. Kasus terakhir yang masih hangat adalah kasus rekening fiktif di Bank Swasta yang melibatkan sejumlah pejabat teras bank tersebut. Dalam perkembangan manajemen bisnis modern, dikotomi pemilihan kepemimpinan internal yang mengutamakan sistem “urut kacang” sebenarnya sudah usang. Artinya, faktor lamanya bekerja dan azas senioritas tidak menjamin moral pegawai bank tetap terjaga dengan baik. Jadi tidak ada jaminan CEO dari internal bank mampu meningkatkan kinerja perusahaan. Ini terlalu prematur untuk menilai pegawai senior akan tetap bekerja bersih dari korupsi. Adalah sekarang yang perlu diperhatikan, adalah rekam jejak (track record) dari calon CEO baik dari internal maupun eksternal. Kita melihat pengalaman perusahaan multinasional yang merekrut CEO dari lintas negara, tanpa memandang kewarganegaraannya, kendati yang bersangkutan bertanggung jawab memimpin kebijakan perusahaan secara profesional, dan bersih dari praktik korupsi.
IBF UPDATE
Khusus bagi kriteria pimpinan bank yang bertanggung jawab atas risiko perbankan yang sangat kompleks, Bank Indonesia (BI) sebenarnya sudah memiliki aturan PBI No11 Tahun 2009 yang memuat standar direksi bank disesuaikan dengan aset dan struktur organisasi risiko. Misalnya, untuk bank besar beraset di atas Rp 10 triliun, seorang CEO bila membawahi divisi yang membidangi risiko, diwajibkan memiliki sertifikat manajemen risiko tingkat V. Hal serupa juga berlaku bagi direktur kepatuhan, yang sangat erat kaitannya dengan manajemen risiko. Hanya persoalannya, sampai sekarang belum semua bank menerapkan ketentuan sertifikasi bankir sesuai ketentuan BI tersebut. Masih ada beberapa anggota direksi di bank besar yang belum mengantungi sertifikat manajemen risiko level V, padahal risiko yang dihadapi bank cukp besar. Bagaimanapun, CEO adalah perencana utama sebuah bank. Dia harus berpikir strategik dan mengarahkan seluruh sumber daya guna memenangi kompetisi. Apabila tidak, banknya ditinggalkan nasabah. Tak sulit menemukan kantor bank saat ini. Tak puas di satu bank, begitu keluar dari bank itu, nasabah bisa menemukan bank yang baru, hanya dengan melangkah beberapa meter. Dalam situasi seperti itu, kerja tim menjadi vital. Kerja sama direksi bank harus bisa membentuk sinergi yang solid. Masing-masing dengan tanggung jawab dan kewenangan yang jelas dan terukur. Keahlian dalam hal pemasaran strategik, operasional, dan pengendalian risiko harus terbagi secara sempurna antardireksi sehingga jadi satu kesatuan utuh dalam menyokong CEO berperang melawan dan memenangi kompetisi. Itu baru sebatas kompetensi kerja, belum lagi kemampuan mendeteksi kejahatan yang setiap saat bisa terjadi akibat moral hazard orang dalam. Jelas, seorang direktur utama bank harus berani mengambil risiko dalam perekrutan calon pimpinan divisi dengan cara-cara yang mencakup penilaian track record, kompetensi, kepemilikan sertifikat manajemen risiko dan riwayat pengalaman kerja. Perekrutan ini bersifat terbuka baik untuk kalangan internal maupun eksternal bank. Pasalnya, indikator bisnis umumnya bersifat kuantitatif, semua hal dapat diukur secara matematis. Kita jangan mudah percaya jika calon CEO memaparkan indikator keberhasilan bisnisnya di masa lalu. Tanpa kriteria itu, proses perekrutan dipastikan keliru sejak awal. CEO harus bekerja dan berpikir out of the box supaya menang dalam turbulensi kompetisi. Industri perbankan adalah industri yang paling turbulen, karena hampir semua bank menawarkan produk dan jasa yang relatif sama. Begitu juga kesempatan CEO berbuat kriminal sangat terbuka, jika kultur kerja tidak harmonis dan adaptif, serta penerapan reward dan punishment yang tidak jelas. Karena itu, bukti sertifikasi bankir menjadi salah satu ukuran keberhasilan rekrutmen yang berlaku secara universal di banyak negara. Source : http://www.neraca.co.id/
IBF TAX
Indonesia Butuh 400 Ribu Akuntan Profesional Indonesia masih membutuhkan 400 ribu akuntan profesional untuk mendukung akuntabilitas keuangan di dunia usaha, padahal jumlah akuntan terdaftar baru 53 ribu orang, kata Anggota Dewan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Dwi Setiawan Susanto. "Jadi kesempatan dan peluangnya masih besar bagi dunia kerja untuk mengurangi 'gap' antara kebutuhan dan ketersediaan tenaga akutansi," kata Dwi, pada diskusi IAI dan Chartered Institue of Management Accountants (CIMA) di Jakarta, Rabu (4/2). Kekurangan tersebut, menurut Dwi, harus menjadi tantangan besar bagi dunia usaha untuk segera diselesaikan agar Indonesia dapat bersaing di pasar bebas MEA. Dia menuturkan akuntan profesional sangat dibutuhkan untuk memberikan informasi keuangan dari aktivitas bisnis perusahaan. Informasi itu akan digunakan eksekutif untuk mengambil kebijakan. Menurut dia, untuk mengurangi dampak negatif dari kekurangan akutansi itu, IAI telah memulai pembaruan kapasitas dari 53 ribu akutansi terdaftar.
IBF TAX
Pembaruan kapasitas itu dimulai dengan pemutakhiran kurikulum dan silabus pendidikan akutansi. Kemudian, IAI juga telah bekerja sama dengan sektor industri untuk dapat memberikan kesempatan berkarir yang lebih luas bagi akuntan. "Karena tidak cukup hanya pendidikan di perguruan tinggi. Mereka harus menjadi profesional. Setidaknya telah menjalani praktik profesional dalam tiga tahun," kata dia. IAI, kata Dwi, juga telah bekerja sama dengan Ikatan Akuntan negara lain dalam mendorong standarisasi kualitas tenaga akuntan. Lebih lanjut, Dwi mengatakan akuntan harus dibekali pendidikan yang berorientasi pada profesionalitas kerja dalam dunia bisnis. Pasalnya, dunia usaha cenderung memilih tenaga akuntan yang memiliki kemampuan "soft skill", seperti kemampuan komunikasi, kemampuan berpikir kritis, kemampuan menyelesaikan masalah, manajemen interpersonal dan kemampuan bahasa Inggris. "Karena akuntan-akuntan seperti itulah yang akan kita saingi saat integrasi MEA nanti. Dunia kerja di Indonesia jangan malah dibanjiri tenaga-tenaga asing," kata dia. Pendidikan untuk menjadi akuntan profesional ini, kata Dwi, hanya bisa didapat di dunia kerja. Maka dari itu, lulusan akutansi dari perguruan tinggi, ujar Dwi, harus berani berekspolrasi dalam meningkatkan kapasitas diri.Sejak, 10 tahun lalu, lulusan akutansi dari perguruan tinggi di Indonesia berkisar 25-35 ribu orang. Source : http://www.neraca.co.id/
IBF TRAINING
JADWAL TRAINING BULAN FEBRUARI 2014
Risk Management Level 1 18-20 Risk Management Level 2 18-20 Risk Management Level 3 9-11 Risk Management Level 4 16-18 Risk Management Level 5 23-25 Refresment BSMR & LSPP 27 JADWAL TRAINING BULAN MARET 2015
Risk Management Level 1 18-20 Risk Management Level 2 18-20 Risk Management Level 3 9-11 Risk Management Level 4 16-18 Risk Management Level 5 23-25 Refresment BSMR & LSPP 28 For Information : Achi :
[email protected] / 081318906822
IBF CLIP
Investor Enggan Buka Rekening Bank Investor di Provinsi Jambi masih enggan membuka rekening di bank daerah atau Bank Jambi, kata Kepala Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah (BPMPD) Provinsi Jambi, Otto Riadi, pekan lalu. Dia mengatakan pihaknya akan mulai menggalakkan agar investor yang menanamkan modalnya di Provinsi Jambi mau menabung atau membuka rekening di Bank Jambi, rencana itu akan disampaikan saat BPMPD Provinsi Jambi meluncurkan digitalisasi bentuk pendaftaran penanaman modal di BPMPD Juli 2015 mendatang. "Saat ini ada ratusan investor di Provinsi Jambi, tapi tidak ada yang membuka rekening di Bank Jambi, saat peluncuran digitalisasi nanti kami akan himbau pengusaha agar membuka rekening di Bank Jambi," kata Otto.
IBF CLIP
Dia juga menyadari bahwa investor di Provinsi Jambi banyak yang memiliki bank sendiri, terutama Sinar Mas, meski demikian investor juga diminta untuk memikirkan Provinsi Jambi. "Kalau tidak semuanya dimasukkan ke Bank Jambi, sebagian saja, mereka mencari uang di Jambi sudah seharusnya uang tersebut berputar di Bank Jambi," ujarnya. Investasi yang ditanamkan oleh investor di Provinsi Jambi katanya sangat luar biasa, di tahun 2014 investasi mencapai Rp28,1 triliun baik Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), Jumlah tersebut sudah melewati target pemerintah. Investasi paling banyak adalah investasi di bidang perkebunan dari sektor kelapa sawi, bahkan sudah ada dua perusahaan yang ingin melakukan hilirisasi di Provinsi Jambi. Terkait izin "crum rubber" di Jambi, Otto menegaskan pemerintah saat ini menolak dulu untuk pemberian izin karena sudah jenuh. Meski demikian, masih ada izin yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah pusat. Selain meminta para investor untuk membuka rekening di Bank Jambi, Otto juga meminta kepada seluruh investor yang memiliki tenaga kerja untuk memasukkan seluruh karyawannya ke dalam peserta BPJS Ketenagakerjaan. "Dalam waktu dekat ini BPMPD akan menandatangani "Memorandum of Understanding (MoU) bersama BPJS, sebagai payung hukum untuk melakukan hal itu, kami letakkan Bank Jambi di dalam formulir itu," kata Otto. Source : http://www.neraca.co.id/
IBF CLIP
Presiden Gelar Rakor Bahas Tingginya Suku Bunga Presiden Joko Widodo menggelar rapat koordinasi dengan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan membahas tingginya suku bunga perbankan. Rapat koordinasi di Jakarta, Rabu (4/2) ini juga dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofjan Djalil, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimoeljono, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Menteri Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional Ferry M Baldan, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Bappenas Andrinof Chaniago, Menteri BUMN Rini Soemarno, Kepala BKPM Franky Sibarani, Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Darmansyah Hadad serta Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo. "Presiden dan jajaranya tengah berkoordinasi dengan BI dan OJK untuk mendapatkan penjelasan suku bunga yang masih tinggi," kata Menteri Perencanaan Pembangunan Negara/Kepala Bappenas, Andrinof Chaniago. Andrinof mengungkapkan BI dan OJK menjelaskan bahwa suku bunga belum bisa diturunkan karena masih tingginya inflasi. "Alasan itu masih logis," katanya menjawab pertanyaan wartawan.Dia juga mengungkapkan hal sama terkait nilai tukar rupiah yang masih melemah karena Indonesia masih negara importir.
IBF CLIP
"Kita masih net inportir, jika ingin kurs menguat ya harus net eksportir," katanya. Andrinof mengungkapkan bahwa Presiden Joko Widodo menginstruksikan untuk memperkuat sektor riil agar suku bunga turun dan nilai tukar rupiah menguat. Sementara Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Muliaman Darmansyah Hadad mengatakan, rapat koordinasi sangat diperlukan untuk menyamakan inisiatif yang akan dikeluarkan. "Jadi rapat koordinasi ini sangat bagus. Apa yang bisa dilakukan oleh OJK dan BI," kata Mualiman. Selain membahas masalah moneter, rapat koordinasi ini juga membahas perkembangan perekonomian dan investasi. "Tadi lebih membahas perkembangan ekonomi, investasi gimana, dua tahun ini sepertt apa," kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani. Franky mengungkapkan bahwa dalam rapat koordinasi menggambarkan penanaman modal dalam negeri (PMDN) untuk sektor manufaktur cenderung melambat dan ada peningkatan di sektor jasa. Franky juga mengungkapkan penyerapan tenaga kerja dalam dua tahun terakhir hanya sekitar 200 ribu, sehingga harus ada konsolidasi untuk mewujudkan visi misi presiden penyerapan 2 juta tenaga kerja. "Pertumbuhannya diperkirakan 5,8%, otomatis harus ada konsolidasi sektor-sektor," katanya. Dia juga mengatakan perlu adanya investasi yang padat karya agar bisa mewujudkan penyerapan 2 juta tenaga kerja tersebut. Source : http://www.neraca.co.id/
IBF CLIP
BNI Raih 6 Kali Remitansi & Trade Finance Terbaik Di Asean PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. meraih penghargaan enam kali berturut-turut sebagai penyedia layanan remitansi dan trade finance terbaik di Asia Tenggara dari Alpha Southeast Asia Magazine. Gatot M. Suwondo, Direktur Utama BNI, mengatakan layanan remitansi BNI menjadi terbaik karena didukung oleh jaringan luas di dalam dan luar negeri. BNI memiliki 5 Kantor Cabang di Luar Negeri yakni di Singapura, Hong Kong, Tokyo, New York, dan London. BNI juga memiliki satu Sub Branch di Osaka Jepang, BNI Remittance Limited di Hong Kong, serta Remittance Representatives di negara potensial penempatan tenaga kerja Indonesia (TKI). Saat ini, BNI memiliki lebih dari 60 Kantor Virtual tersebar di Arab Saudi, Uni Arab Emirate, Qatar, Kuwait, Oman, Bahrain, Taiwan, Hong Kong, Malaysia, Brunei, Singapura, Australia, dan Belanda.“Jaringan BNI Smart Remittance juga dilayani dilebih dari 1.600 outlet BNI serta agen BNI yaitu Pos Indonesia, Alfamart, Pegadaian, Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan mitra lainnya yang telah bekerjasama dengan total sebanyak 16.000 outlet,” ungkapnya dalam keterangan tertulis, Jumat (6/2/2015). Dia menyebutkan, jumlah transaksi incoming transfer sepanjang 2014 mencapai 1.963.417 transaksi, dan outgoing transfer sebanyak 373.159 transaksi.Sementara, nominal uang yang ditransfer dari Luar Negeri ke Indonesia melalui BNI selama periode 2014 mencapai US$40 miliar serta kiriman uang dari Indonesia ke Luar Negeri melalui BNI mencapai US$42 miliar. Menurutnya, jaringan yang kuat dan luas di dalam dan luar negeri tersebut menyebabkan BNI menjadi peraih penghargaan Best Trade Solution of The Year in Southeast Asia 4 tahun berturut-turut. Penghargaan ini, sambungnya, dapat diraih sebagai hasil dari layanan Trade Finance yang terus dikembangkan, seperti memenuhi komitmen Half Day Service, memastikan layanan yang diberikan oleh staf bersertifikasi, menggunakan BSTP (BNI e-Smart Trade Portal) yang memberikan kemudahan bagi nasabah untuk melakukan transaksi trade secara online dan realtime. Sepanjang 2014, BNI membukukan volume transaksi trade finance sebesar US$31,1 miliar atau meningkat 8,9% dibandingkan volume trade finance yang diperoleh tahun 2013 (YoY).Transaksi trade finance di BNI saat ini didominasi oleh segmen korporasi meliputi sektor Agriculture (29%), Oil, Gas & Mining (21%), Food and Beverages (17%), Chemical (13%), Retail & Wholesalers (9%), Engineering & Construction (7%), dan Electricity (2%). Segmen Small Medium Enterprise (SME) saat ini juga digarap oleh BNI dalam mengembangkan transaksi trade finance terutama untuk sektor Retail & Wholesalers, Food & Beverages, dan Agriculture. Source : http://finansial.bisnis.com
ABOUT US Consulting and Management Solutions PROXSIS CONSULTANT - PT. PROXSIS SOLUSI BISNIS PROXSIS IT - PT PROXSIS GLOBAL SOLUSI SYNERGI SOLUSI - PT. SINERGI SOLUSI INDONESIA PROXSIS INC. SURABAYA - PT. PROXSIS MANAJEMEN INTERNASIONAL PROXSIS FOOD AND AGRO PROXSIS ENVIRO AND ENERGY MANAGEMENT PROXSIS ADVANCE QUALITY AND ASSET MANAGEMENT PROXSIS BPM SECURE INC. - IT SECURITY SOLUTION AND SERVICES PROXSIS TAX - PROXSIS TAX AND ACCOUNTING SERVICES
Professionals Development and Knowledge Center ISC - INDONESIA SAFETY CENTER IPQI - INDONESIA PRODUCTIVITY AND QUALITY INSTITUTE ITG.ID - IT GOVERANCE INDONESIA INDONESIA TAX CENTER
- Risk Management LSPP LV 1 - Risk Management LSPP LV 2 - Risk Management BSMR LV 1 - Risk Management BSMR LV 2 - Indonesia Banking & Finance - Indonesia Tax
IT GOVERNANCE INDONESIA
INDONESIA PRODUCTIVITY AND QUALITY INSTITUTE - ADVANCE QUALITY - BUSINESS PROCESS MGT. - FOOD AND AGRO - ENVIRO AND ENERGY
- BUSINESS CONTINUITY MANAGEMENT - PERSONAL EXAM PREPARATION - IT GOVERNANCE & MANAGEMENT - IT SECURITY - QUALITY MANAGEMENT SYSTEM - IT RISK MANAGEMENT - GREEN IT
INDONESIA SAFETY CENTER - ADVANCE & CERTIFIED SAFETY - AK3 - HSE & SAFETY MANAGEMENT - ISO - HEALTH & INDUSTRIAL HYGINE
INDONESIA BANGKING & FINANCE Permata Kuningan lt.17 Kawasan Bisnis Epicentrum HR.Rasuna Said Jl.Kuningan Mulia Kav.9C Telp : 021-29069519 Fax : 021-83708681