UNIVERSITAS INDONESIA
INDEPENDENSI MEDIA SAAT PEMILU PRESIDEN 2014: DUKUNGAN TERBUKA JAKARTA POST KEPADA JOKO WIDODO – JUSUF KALLA
Makalah Non Seminar Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial
JEIHAN KAHFI 1106002993
FAKULTAS ILMU SOSIAL & ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI PEMINATAN JURNALISME DEPOK DESEMBER 2014
Independensi media…, Jeihan Kahfi, FISIP UI, 2014
Independensi media…, Jeihan Kahfi, FISIP UI, 2014
Independensi media…, Jeihan Kahfi, FISIP UI, 2014
Independensi media…, Jeihan Kahfi, FISIP UI, 2014
Independensi Media Saat Pemilihan Presiden 2014: Dukungan Terbuka Jakarta Post Kepada Joko Widodo – Jusuf Kalla Jeihan Kahfi, Rosy Tri Pagiwati Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia , Depok 16424, Indonesia E-mail:
[email protected]
Abstrak Tulisan ini membahas keberpihakan Jakarta Post dalam mendukung salah satu kandidat calon presiden saat pemilihan presiden Indonesia pada tahun 2014. Untuk pertama kalinya, harian berbahasa Inggris yang telah berdiri selama 31 tahun itu menyatakan mendukung kandidat calon presiden dan calon wakil presiden, Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Studi ini mengkaji bagaimana agenda media massa pada masa pemilu cenderung beralih menjadi agenda politik. Selain itu melihat bagaimana Jakarta Post membedakan prinsip independensi dan netralitas dalam newsroom. Independen dalam hal ini bukan partisan, yang berarti bebas menentukan sikap dan pandangan politik suatu media. Dengan melakukan analisis isi terhadap edisi 4 – 9 Juli 2014, penulis mengkaji bagaimana harian Jakarta Post memberitakan kandidat Joko Widodo dan Jusuf Kalla dengan orientasi positif dan kandidat oposisi, Prabowo Subianto – Hatta Rajasa dengan orientasi negatif namun tetap faktual.
Media Independence During Presidential Election 2014: Jakarta Post Endorsement To Joko Widodo – Jusuf Kalla Abstract This paper discusses Jakarta Post partiality on endorsing one of the presidential candidates during the presidential election in Indonesia in 2014. For the first time, this English-language newspaper that has stood for 31 years declared support for the president candidate and vice president candidate, Joko Widodo and Jusuf Kalla. This study examines how the mass media agenda during the election is likely to shift into a political agenda. Besides, this study also sees how Jakarta Post distinguishes the principles of independence and neutrality in the newsroom. Independence in this case is not partisan, which means free to determine the attitude of the media and political views. By conducting content analysis of the issue of 4 to 9 July 2014, the author examines how Jakarta Post reported candidates Joko Widodo and Jusuf Kalla with a positive orientation and opposition candidate, Prabowo - Hatta Rajasa with negative orientation but remaining factual. Keywords: media independence; media partiality; neutrality
1 Independensi media…, Jeihan Kahfi, FISIP UI, 2014
Pendahuluan Peran media massa dalam pemilihan presiden (Pilpres) Indonesia tahun 2014 sangat strategis untuk
memberi informasi kepada masyarakat dalam memilih kandidat presiden yang
mewakili aspirasinya. Dengan merebaknya fitnah serta berita palsu karena lemahnya literasi media di masyarakat mengenai kebenaran informasi serta cara kerja jurnalistik, media massa memiliki tanggung jawab untuk menjadikan Pemilu sukses sebagai ajang demokrasi. Oleh karena itu tugas utama jurnalisme adalah menyampaikan kebenaran kepada publik secara objektif,
seimbang,
akurat dan dapat dipertanggungjawabkan karena informasi
merupakan kepentingan dan hak publik untuk memperolehnya sesuai dengan fakta yang sebenarnya, tanpa mengurangi atau menambah informasi, bahkan memanipulasinya. Berdasarkan pernyataan Dewan Pers, keberadaan pers ikut menentukan kesuksesan dan kualitas pelaksanaan pemilu. Oleh karena itu, Dewan Pers sesuai kewenangan berdasarkan UU Pers dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sesuai kewenangan berdasarkan UU Penyiaran menyerukan kepada pengelola pers pernyataan sebagai berikut: 1.
Pers harus menjaga integritas dan bersikap independen dalam melakukan peliputan pemilu.
2.
Pers
harus
menjalankan
fungsinya
sebagai lembaga
kontrol sosial secara
profesional. 3.
Pers harus bersikap adil dengan memberi kesempatan yang sama kepada semua peserta pemilu dan transparan.
4.
Pers harus tegas menjaga pagar api dengan memisahkan ruang redaksi dan ruang bisnis.
5.
Pers harus memahami, memperhitungkan dan mencegah resiko buruk yang bisa ditimbulkan oleh pemberitaan yang tidak profesional dan tidak menaati Kode Etik Jurnalistik, serta Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran.
6.
Pers wajib memberitakan pesan pendidikan tentang pemilu dan rekam jejak para calon dalam pemilu legislatif dan pemilu presiden.
Namun demikian menurut editorial Radio Republik Indonesia yang berjudul “Independensi Media Jelang Pemilu 2014” di dalam fungsi media harus dibedakan antara independensi dan netral. Esensi independensi adalah hak untuk menentukan, ada pilihan atau alternatif. Independen tidak harus identik dengan netral. Netral bisa berarti tidak bebas memilih sesuatu meskipun itu kita anggap benar. 2 Independensi media…, Jeihan Kahfi, FISIP UI, 2014
Menurut Andreas Harsono (2010), menjadi netral bukanlah prinsip dasar jurnalisme. Imparsialitas juga bukan yang dimaksud dengan objektifitas. Utamanya, jurnalis harus bersikap
independen terhadap orang-orang yang mereka liput. Menjaga akurasi dan
melakukan verifikasi demi kepentingan masyarakat membedakan jurnalis dengan agen propaganda. Dalam masyarakat yang demokratis, media tidak dilarang memiliki sikap politik tertentu, keyakinan politik atau ideologi politik tertentu. Sepanjang hal itu tidak meninggalkan prinsip media massa, yaitu berimbang dan sungguh-sungguh memperhatikan kepentingan publik. Dengan dilandasi oleh alasan ideologis dan moral yang menjunjung tinggi upaya untuk menemukan dan menyebarkan kebenaran, harian Jakarta Post yang dimiliki oleh PT Bina Media Tenggara, secara resmi mendeklarasikan sikapnya mendukung calon presiden dan calon wakil presiden, Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi – Kalla) pada tanggal 4 Juli 2014. Namun demikian, loyalitas utama Jakarta Post adalah kepada warga masyarakat. Jurnalis Jakarta Post harus bersikap independen dari orang-orang yang mereka liput, termasuk pihak Jokowi – Kalla. Berikut ini adalah isi editorial yang mendasari dukungan Jakarta Post kepada salah satu kandidat dengan judul Endorsing Jokowi, dimuat pada edisi 4 Juli 2014: The Jakarta Post in its 31-year history has never endorsed a single candidate or party during an election. Even though our standpoint is often clear, the Post has always stood above the political fray. But in an election like no other, we are morally bound to not stand by and do nothing. We do not expect our endorsement to sway votes. But we cannot idly sit on the fence when the alternative is too ominous to consider. Each candidate in the presidential election has qualities in his declared platform. They have been dissected at length the past three weeks. And voters will sway one way or another based on it. Yet there is also a sizable part of society who are undecided in their preference. In such a case, perhaps one can consider who not to vote for as their reasoning for that moral choice. Our deliberations are dictated on the values by which the Post has always stood firmly for: pluralism, human rights, civil society and reformation. …
3 Independensi media…, Jeihan Kahfi, FISIP UI, 2014
Therefore the Post feels obliged to openly declare its endorsement of the candidacy of Joko “Jokowi” Widodo and Jusuf Kalla as president and vice president in the July 9 election. It is an endorsement we do not take lightly. But it is an endorsement we believe to be morally right. Studi ini akan mengkaji permasalahan tersebut dengan pertanyaan penelitian, yaitu bagaimana pengaruh dukungan Jakarta Post kepada kandidat Jokowi - Kalla terhadap konten berita terkait Pilpres 2014? Ada pun tujuan penelitian ini adalah agar dapat memahami lebih dalam kaitan antara independensi media dan dukungan yang bersifat politis.
Metode Penelitian Metodologi untuk studi kasus ini adalah menggunakan metode analisis isi (content analysis), dengan mengkaji konten berita terkait dengan Pilpres dan kandidat kedua calon presiden dan wakil presiden yang dimuat harian Jakarta Post pada tanggal 4 – 9 Juli 2014. Analisis isi adalah penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa. Pengertian lain menurut Budd (1967), analisis isi adalah suatu teknik sistematis untuk menganalisis isi pesan dan mengolah pesan atau suatu alat untuk mengobservasi dan menganalisis isi perilaku yang terbuka dari komunikator. Proses analisis isi dilakukan dengan membuat tabulasi dari masing-masing artikel. Artikel yang dipilih adalah berita yang dimuat di surat kabar dalam rubrik Headline, Election Watch, dan National yang terkait Pilpres 2014. Artikel dikategorisasikan berdasarkan pilihan angle berita,
keberimbangan/proporsi,
orientasi
dan
identifikasi
kata
yang
dimuat
dalam
pemberitaan Jakarta Post. Menurut Burhan Bungin (2001), dalam menggunakan metode analisis isi peneliti hanya melihat pesan yang tampak, sesuatu yang disembunyikan dalam pesan bisa luput dari analisis isi. Kelemahan lain, adalah bahwa pesan komunikasi tidak selamanya merefleksikan fakta, terkadang memang ada usaha untuk membelokkan dunia simbolis yang ada di media (pesan) dari realitas yang sesungguhnya. Karena itu, untuk penelitian analisis isi yang bertujuan untuk memahami realitas sosial, penelitian ini perlu dikonfirmasi.
4 Independensi media…, Jeihan Kahfi, FISIP UI, 2014
Hasil dan Pembahasan Kehadiran surat kabar Jakarta Post sejak pertama kali terbit tahun 1983 ditargetkan untuk melayani warga asing yang bekerja di Indonesia, staf kedutaan besar negara-negara asing, pebisnis, kalangan terdidik, dan kalangan menengah atas yang membutuhkan informasi dalam bahasa Inggris. Studi ini fokus pada pemberitaan yang dilakukan surat kabar harian tersebut selama periode enam hari setelah dukungan resmi kepada kandidat presiden dan wakil presiden, Joko Widodo – Jusuf Kalla dideklarasikan. Berita-berita yang terkait dengan Pilpres dimuat dalam artikel di beberapa rubrik, yaitu rubrik Headline, Election Watch, dan National. Pada edisi 4 Juli 2014, terdapat lima buah artikel yang memuat tentang Pilpres. Perhatikan tabel 1.1 berikut ini: Tabel 1.1
Analisis Isi Jakarta Post edisi 4 Juli 2014
Rubrik Headlines
Judul Artikel Jokowi pushes 9-point plan
Angle Pemaparan rencana program kerja Jokowi - Kalla.
Election Watch
Nation‟s human rights commission endorses No. 2
Dukungan Komnas HAM kepada kubu Jokowi – Kalla.
Election Watch
Understanding Jokowi‟s inner circle
Profil orang-orang terdekat yang dipercaya Jokowi selama kampanye
Election Watch
Jokowi defends vandalism of tvOne office
Pembelaan Jokowi kepada pendukungnya yang merusak kantor tvOne.
National
As election brings 1998 activists to the fore, a push for true justice
Tuntutan penyelesaian kasus HAM tahun 1998.
Keterangan Tidak dimuat rencana program kerja dari kubu Prabowo – Hatta sebagai penyeimbang berita. Visi dan misi terkait HAM kubu Jokowi – Kalla lebih jelas dibandingkan dengan kubu Prabowo – Hatta. Jenis berita yang sama versi kandidat presiden Prabowo Subianto dimuat keesokan hari. Kesalahan dititikberatkan kepada tvOne karena menyebarkan berita fitnah bahwa PDI-P adalah PKI. Track record yang buruk ditunjukan kepada kandidat Prabowo.
Orientasi Berita Positif terhadap Jokowi – Kalla.
Positif terhadap Jokowi – Kalla dan negatif kepada Prabowo – Hatta.
Positif terhadap Jokowi – Kalla.
Positif terhadap Jokowi – Kalla dan negatif kepada Prabowo – Hatta.
Negatif terhadap Prabowo – Hatta.
5 Independensi media…, Jeihan Kahfi, FISIP UI, 2014
Pada edisi 5 Juli 2014, terdapat tujuh buah artikel yang memuat tentang Pilpres. Perhatikan tabel 1.2 berikut ini: Tabel 1.2
Analisis Isi Jakarta Post edisi 5 Juli 2014
Rubrik Headlines
Judul Artikel No SBY blessing for Prabowo
Election Watch
Prabowo, Jokowi ready to rumble in last debate
Election Watch
Jokowi drops anti graft issue; no untoward reasons
Election Watch
Jokowi to fly to S. Arabia for minor haj ahead of poll
Election Watch
Young guns in Prabowo‟s circle of trusted lieutenants Two suspects named in „Obor Rakyat‟ case
Election Watch
National
Kidnapped activists pin hopes on Jokowi-Kalla
Angle Tidak ada dukungan di depan umum oleh Susilo Bambang Yudhoyono kepada Prabowo. Persiapan kedua kandidat menjelang debat terakhir yang diselenggarakan KPU.
Alasan tidak adanya program anti korupsi dalam sembilan program kerja kandidat Jokowi. Kepergian umrah Jokowi sebelum Pilpres dilaksanakan.
Profil orang-orang terdekat Prabowo.
Ditetapkannya tersangka kasus kampanye hitam yang dilakukan media Obor Rakyat. Dukungan para aktivis kepada Jokowi – Kalla untuk menuntaskan kasus HAM.
Keterangan Prabowo dikatakan pernah memukul SBY ketika masih menjadi perwira dulu. Masing-masing kandidat mendapat porsi pemberitaan yang sama sebanyak empat paragraf, beserta persiapan debat yang diselenggarakan KPU. Justifikasi bahwa anti korupsi dapat diimplementasikan di semua program kerja kandidat Jokowi.
Orientasi Berita Negatif terhadap Prabowo – Hatta.
Berita untuk menyangkal kampanye hitam yang mempertanyakan agama Jokowi. Artikel penyeimbang berita Understanding Jokowi’s inner circle.
Positif terhadap Jokowi – Kalla.
Tidak terdapat tuduhan bahwa tersangka dari pihak Prabowo.
Netral
Kandidat Jokowi – Kalla dianggap mampu menyelesaikan kasus HAM, sementara tidak bagi Prabowo karena justru diduga terlibat kasus pelanggaran HAM.
Positif terhadap Jokowi – Kalla dan negatif terhadap Prabowo – Hatta.
Netral
Positif terhadap Jokowi – Kalla.
Positif Hatta.
terhadap
Prabowo
–
Pada edisi 6 Juli 2014, hanya terdapat satu buah artikel yang memuat tentang Pilpres karena edisi hari Minggu tidak memberi banyak ruang untuk berita politik. Perhatikan tabel 1.3 berikut ini: 6 Independensi media…, Jeihan Kahfi, FISIP UI, 2014
Tabel 1.3 Rubrik Headlines
Analisis Isi Jakarta Post edisi 6 Juli 2014 Judul Artikel Prabowo at loss, Jokowi in command
Angle Tinjauan kedua presiden.
debat kandidat
Keterangan Kedua kandidat mendapat porsi berita yang sama, meski demikian Prabowo dianggap kalah debat dengan Jokowi.
Orientasi Berita Positif terhadap Jokowi – Kalla dan negatif terhadap Prabowo – Hatta.
Pada edisi 7 Juli 2014, terdapat dua buah artikel yang memuat tentang Pilpres. Perhatikan tabel 1.4 berikut ini: Tabel 1.4
Analisis Isi Jakarta Post edisi 7 Juli 2014
Rubrik Headlines
Judul Artikel Army chief says tensions flare ahead of poll
Angle Kondisi keamanan di Papua menjelang Pilpres.
National
Megawati denies crying over debate
Megawati menyangkal bahwa ia menangis bahagia karena penampilan debat Jokowi.
Keterangan Potensi konflik tinggi dari kedua pendukung masingmasing kandidat. Namun tidak menyudutkan salah satu pihak. Penampilan Jokowi dianggap kuat ketika berdebat, sementara Prabowo dianggap kalah dan berusaha mengontrol kemarahan.
Orientasi Berita Netral
Positif terhadap Jokowi – Kalla dan negatif terhadap Prabowo – Hatta.
Pada edisi 8 Juli 2014, terdapat dua buah artikel yang memuat tentang Pilpres. Perhatikan tabel 1.5 berikut ini: Tabel 1.5
Analisis Isi Jakarta Post edisi 8 Juli 2014
Rubrik Headlines
Judul Artikel Jokowi ahead, but with slight margin
Election Watch
KPU slammed for mismanagement
Angle Hasil survei dua lembaga yaitu LSI dan PolMark terhadap pilihan kandidat presiden Kritik gabungan LSM kepada Komisi Pemilihan Umum karena kurang menilai rekam jejak mengenai HAM pada Prabowo.
Keterangan Tanggapan hasil survei hanya dari narasumber kubu Jokowi.
Orientasi Berita Positif Jokowi – Kalla.
Prabowo dianggap terlibat kasus pelanggaran HAM dan tidak berhak mengikuti menjadi kandidat presiden.
Negatif terhadap Prabowo – Hatta.
7 Independensi media…, Jeihan Kahfi, FISIP UI, 2014
Pada edisi 9 Juli 2014, terdapat dua buah artikel yang memuat tentang Pilpres. Perhatikan tabel 1.6 berikut ini: Tabel 1.6
Analisis Isi Jakarta Post edisi 9 Juli 2014
Rubrik Headlines
Judul Artikel Choose carefully, Indonesia
Headlines
Jokowi and Prabowo call on God‟s blessing
Angle Kemungkinan manipulasi dan kecurangan saat Pilpres dilaksanakan Aktivitas yang dilakukan kedua pasangan kandidat sebelum Pilpres.
Headlines
Most regions geared up for polling day
Kesiapan beberapa daerah di Indonesia menjelang Pilpres.
Keterangan Kecurangan tidak disebutkan secara eksplisit dilakukan salah satu pihak.
Orientasi Berita Netral
Tidak diberi kesempatan kepada Hatta untuk menanggapi komentar Kalla mengenai kesalahan kata pada saat debat. Dimuat berita tentang kekhawatiran pihak Jokowi – Kalla akan kecurangan dari pihak Prabowo Hatta.
Positif terhadap Jokowi – Kalla dan negatif terhadap Prabowo – Hatta.
Negatif terhadap Prabowo – Hatta.
Dari hasil analisis enam edisi koran Jakarta Post tersebut, terhitung terdapat total 20 berita yang memuat Pilpres terkait kedua kandidat presiden dan wakil presiden Indonesia tahun 2014. Di antara keduapuluh berita tersebut, lebih dari separuh (11 berita) yang mengandung orientasi positif kubu Jokowi – Kalla, dan hanya sedikit sekali (1 berita) orientasi positif kepada kubu Prabowo – Hatta. Sementara itu, terdapat hampir separuh (10 berita) yang mengandung orientasi negatif terhadap Prabowo – Hatta dan tidak ada satu pun orientasi negatif terhadap Jokowi – Kalla. Selain itu, hanya sebagian kecil berita yang tergolong netral (4 berita). Penentuan orientasi berita yang mengarah positif, negatif atau pun netral didasarkan atas angle berita, pemilihan kata/kalimat, narasumber, dan porsi berita kedua kubu dalam satu artikel. Seperti kutipan berita edisi 4 Juli 2014 di rubrik Election Watch yang berjudul Nation’s human rights commission endorses No. 2, disebutkan kalimat seperti ini: “The National Commission on Human Rights (Komnas HAM) has answered public criticism of its failure to take a stand on the human rights record of presidential candidate Prabowo Subianto by officially endorsing Joko “Jokowi” Widodo.”
8 Independensi media…, Jeihan Kahfi, FISIP UI, 2014
Fakta bahwa Komnas HAM mendukung Jokowi memberi rangsangan yang positif kepada pembaca, sementara kegagalan mengenai masalah HAM memberi efek negatif kepada Prabowo. Dalam satu berita tersebut, kedua orientasi positif dan negatif hadir sekaligus. Selain itu, pemberitaan mengenai debat capres dan cawapres yang disiarkan televisi nasional juga
memberi
kesempatan
Jakarta
Post
untuk
memberitakan
keunggulan
Jokowi
dibandingkan Prabowo. Hal ini terlansir dalam lead berita yang berjudul Prabowo at loss, Jokowi in command sebagai berikut: “Presidential candidate Joko “Jokowi” Widodo on Saturday evening spoke like a man who was prepared to lead the nation should he come out victorious in the July 9 presidential election.” Sementara kubu Prabowo – Hatta yang dianggap kalah dalam debat pada saat itu dikatakan oleh Jakarta Post seperti ini: “Meanwhile, Prabowo Subianto was often at a loss and it was very clear that he was struggling to control his temper, especially when he was cornered with questions from Jokowi and Kalla. His running mate, Hatta Rajasa, even posed a question with the intent of embarrassing Jokowi that backfired on him.” Untuk berita yang hanya memberi satu orientasi kepada salah satu kandidat, seperti berita yang berjudul Jokowi ahead, but with slight margin yang berorientasi positif kepada kubu Jokowi – Kalla karena hanya terdapat satu narasumber dari partai PDI-P, Eriko Sotarduga yang mengatakan optimisme kemenangan kubu Jokowi – Kalla. Tanpa diimbangi dengan narasumber dari kubu Prabowo – Hatta. Ada pula berita yang dimaksudkan untuk mengembalikan kepercayaan publik bahwa Joko Widodo
adalah
seorang
muslim
yang
menjalankan
ibadah
umrah
sebelum Pilpres
dilaksanakan. Berita yang berjudul Jokowi to fly to S. Arabia for minor haj ahead of poll ini sebagai penyangkal berita bohong yang mengatakan bahwa Joko Widodo adalah seorang katolik. Hal itu terlansir dalam paragraf akhir artikel tersebut, yaitu “The minor haj could be seen as an attempt to further rebuff the claims of malicious smear campaigns that has questioned Jokowi’s religion.” Berita yang hanya berisi orientasi negatif kepada kubu Prabowo – Hatta salah satunya berita yang berjudul No SBY blessing for Prabowo pada edisi 5 Juli 2014 di rubrik Headlines, dalam berita ini disebutkan bahwa:
9 Independensi media…, Jeihan Kahfi, FISIP UI, 2014
YouTube footage showed a discussion in which noted political researcher Hermawan Sulistyo of the Indonesian Institute of Sciences (LIPI) told an audience that Prabowo had beaten up Yudhoyono when the two were still cadets in the early 1970s. Hermawan said Prabowo was furious after learning that Yudhoyono had told of him sneaking out of the academy to meet his then girlfriend Titiek Soeharto. The incident could be the reason why Yudhoyono has held back from publicly endorsing Prabowo, according to Hermawan in the footage, which was uploaded on Thursday. Kutipan berita tersebut memberi dampak citra negatif terhadap Prabowo. Sementara porsi bagi pihak Prabowo untuk menanggapi hal tersebut hanya ditulis satu kalimat ini, “Prabowo’s Gerindra Party denied Hermawan’s statement.” Sementara itu orientasi positif yang diberitakan Jakarta Post kepada kubu Prabowo – Hatta hanya satu artikel, yaitu dengan judul Young guns in Prabowo’s circle of trusted lieutenants pada rubrik Election Watch edisi 5 Juli 2014. Berikut kutipan beritanya: Prabowo’s inner circle also includes several well-rounded, bright men, such as Sudaryono, 29, who is Gerindra deputy secretary-general and Prabowo’s personal secretary. He graduated from Japan’s National Academy of Defense. Sugiono, 35, graduated from Norwich University and is a former Indonesian Military (TNI) first lieutenant. Both Sudaryono and Sugiono are alumni of the prestigious Taruna Nusantara high school in Magelang, Central Java. Dirgayuza Setiawan, at 25 years old, is one of Gerindra’s youngest executives. He is a graduate of the University of Melbourne. Dari semua profil orang terdekat Prabowo tersebut menampilkan bahwa mereka adalah orangorang yang berpendidikan dan berpangkat tinggi dalam karier kemiliteran. Hal ini memberi peluang
bagi pembaca
untuk
mengetahui latar belakang orang-orang terdekat yang
mendukung Prabowo. Untuk berita yang berorientasi netral salah satunya yang berjudul Prabowo, Jokowi ready to rumble in last debate pada rubrik Election Watch edisi 5 Juli 2014. Berita ini sudah memenuhi salah satu prinsip jurnalisme yaitu cover both sides. Masing-masing kandidat mendapat porsi sebanyak empat paragraf dalam berita tersebut. Berikut kutipan dari pemberitaan Jokowi:
10 Independensi media…, Jeihan Kahfi, FISIP UI, 2014
Indonesian Democratic Party of Struggle (PDI-P) presidential candidate Joko “Jokowi” Widodo and his opponent, the Gerindra Party’s Prabowo Subianto, are ready to square off in the last televised debate, scheduled for Saturday evening. The campaign teams of both candidates are confident that their candidates will come out victorious from the debate, with Jokowi himself saying that he is well-versed on the issues of food, energy and environment, the main topics of the debate. “On the subject of food, I meet farmers every day. In terms of energy, we have a strong understanding of the issue,” Jokowi told reporters on Friday. Jokowi said that aside from getting lots of sleep and eating well, he would not be doing anything out of the ordinary to prepare for the debate. Sedangkan ini adalah kutipan pemberitaan Prabowo: Prabowo’s camp said that the former three-star general’s experience as chairman of the Indonesian Farmers Association (HKTI) and the Association of Market Traders would serve him well against Jokowi. “He has a lot of experience in conducting activities alongside fishermen and farmers,” Prabowo campaign team member Haris Bobby Hoe said on Friday. “He indeed has experience as well as aspirations and ideas on how to have food sustainability in the future.” He added that both Prabowo and his running mate, Hatta Rajasa, would complement each other in the debate, based on their joint performance in the first debate. “There have been small discussions between Pak Prabowo, Pak Hatta and team members on how the pair could work off each other,” Haris said.
Berpihak Namun Faktual Dari semua artikel terkait Pilpres yang dimuat Jakarta Post selama enam edisi, dukungan terhadap kandidat Jokowi – Kalla sejalan dengan penulisan artikel yang dimuat oleh Jakarta Post. Dukungan itu terlihat dari frekuensi dan konten berita positif kepada Jokowi – Kalla yang dimuat sejak hari deklarasi dukungan terbuka hingga hari Pilpres 2014 dilaksakan. Dampak dari dukungan terbuka tersebut adalah Jakarta Post menyeleksi fakta-fakta, menentukan peristiwa, memilih narasumber, serta bagian mana dari peristiwa yang akan ditonjolkan yang sesuai dengan orientasi berita yang diinginkan redaksi Jakarta Post. Dukungan politis tersebut menentukan tendensi dan corak konten berita dari kedua kandidat presiden. Perbedaan bukan semata-mata tanpa maksud dan tujuan. Hal ini sesuai dengan salah 11 Independensi media…, Jeihan Kahfi, FISIP UI, 2014
satu prinsip jurnalisme menurut Bill Kovach & Tom Rosenstiel (2001), yaitu jurnalis memiliki kewajiban untuk mengikuti suara nurani mereka. Dewan redaksi dan jurnalis harus memiliki rasa etika dan tanggung jawab untuk menyuarakan nurani mereka demi kepentingan publik yang lebih besar. Tetapi, berpihak tidak berarti asal memberitakan sebuah peristiwa. Walaupun berpihak kepada Jokowi - Kalla, Jakarta Post tidak asal berpihak sehingga menyiarkan berita-berita yang tidak akurat atas nama dukungan tersebut. Sama sekali tidak benar, bahwa atas dukungan terhadap Jokowi - Kalla, Jakarta Post kemudian menyiarkan berita bohong, yang tidak berdasarkan pada fakta yang akurat dan bisa diverifikasi. Permasalahannya bukanlah apakah suatu media berpihak atau tidak, tapi bagaimana media yang berpihak tersebut menyiarkan berita yang benar. Dengan tetap berpegang pada metode dan prinsip jurnalisme, independensi media dinilai dari kredibilitasnya yang terletak pada akurasi, verifikasi, dan kepentingan publik. Ada pun, persoalan keberpihakan Jakarta Post berkaitan dengan standar jurnalistik yang disebut keberimbangan atau cover both sides. Seperti dalam pemberitaan yang berjudul “Jokowi pushes 9-point plan” Jakarta Post tidak mengindahkan cover both sides. Kecenderungan Jakarta Post pada umumnya adalah mendukung Jokowi – Kalla. Konsep Bill Kovach mengenai prinsip jurnalisme justru mendukung upaya-upaya pemihakan, meskipun secara implisit. Rencana program kerja Jokowi – Kalla lebih disorot Jakarta Post ketimbang rencana program kerja Prabowo – Hatta yang tidak dimuat sekali pun. Dampak dukungan terbuka terhadap salah satu kandidat presiden tersebut terlihat bagaimana Jakarta Post sebagian kecil pemberitaannya melalaikan standar jurnalistik, yaitu tidak cover both sides. Padahal hal ini termasuk dalam Pasal 1 Kode Etik Jurnalistik (Dewan Pers, 2006) yaitu
“Wartawan
Indonesia
bersikap
independen,
menghasilkan
berita
yang
akurat,
berimbang, dan tidak beritikad buruk.” Jakarta Post tidak berimbang yang berarti tidak semua pihak mendapat kesempatan setara. Pada pemberitaan di artikel lain, keberpihakan Jakarta Post umumnya tampak dalam konten berita. Meskipun telah cover both sides, dua-duanya diberi suara, tetapi bisa saja penonjolan berbeda:
penempatan
lead,
penulisan
judul,
dan
pemilihan
angle.
Sebagian
besar
mengarahkan tulisan ke arah positif bagi Jokowi – Kalla dan negatif bagi Prabowo – Hatta.
12 Independensi media…, Jeihan Kahfi, FISIP UI, 2014
Semangat independensi Jakarta Post
untuk mendukung Jokowi – Kalla dapat dilihat sebagai
bentuk kebebasan pers yang berarti bebas untuk mengungkapkan pendapat atau pandangan politik suatu media yang disajikan dalam bentuk artikel berita. Sikap terbuka Jakarta Post merupakan kewajiban sebuah media untuk memberitahukan kepada publik pandangan politik yang dianut. Kebebasan pers dalam hal ini dipahami bukan sekadar hak, bahkan sebagai hak pun kebebasan itu memiliki fungsi. Kebebasan pers ini menjadi syarat agar pers bisa melakukan tugasnya seoptimal mungkin seperti tugas informasi, tugas sosialisai, tugas membuat agenda dan tugas pengawasan. Hal ini berarti pula Jakarta Post meyakini komitmen kepada publik bahwa ada perbedaan antara jurnalis dengan agen propaganda. Jakarta Post mengungkap dan menyampaikan berita kepada publik sebagaimana mereka melihatnya.
Kesimpulan Berdasarkan pembahasan di atas, penelitian ini menemukan beberapa buah kesimpulan sebagai berikut: 1. Jakarta Post memberitakan kedua kandidat pasangan calon presiden dan wakil presiden namun dengan orientasi berita yang berbeda, sebagian besar positif kepada Jokowi – Kalla dan negatif kepada Prabowo – Hatta. 2. Isi berita tidak menyebarkan berita bohong karena disesuaikan dengan fakta yang ada. 3. Jakarta Post tidak netral, namun independen dalam membuat komitmen untuk memberi informasi yang memihak kepada kandidat Jokowi – Kalla sesuai dengan pandangan politiknya. Dukungan terbuka Jakarta Post terhadap kandidat Jokowi – Kalla menjadi tantangan baru bagi dunia jurnalistik Indonesia. Jakarta Post secara terang-terangan mendukung salah satu kandidat presiden, hal ini memberi kejelasan kepada publik untuk memahami pandangan politik media tersebut. Karena selama Pilpres Indonesia 2014, hampir tidak ada media yang secara terbuka memberi tahu kepada publik pandangan politik redaksi, sehingga publik harus menerka sendiri setiap media yang memberitakan isu Pilpres 2014.
13 Independensi media…, Jeihan Kahfi, FISIP UI, 2014
Independensi media massa selama ini hanya dikaitkan dengan kebebasan suatu media dari kepentingan pemilik perusahaan media, namun jarang dilihat sebagai etos kerja yang memberi kebebasan menentukan pandangan politis suatu media. Meski demikian kebebasan tersebut harus sesuai dengan kepentingan umum, tidak memberitakan kabar bohong, proporsional serta objektif. Independensi dapat berjalan apabila wartawan memiliki tanggung jawab nurani dan moral. Keputusan yang dibuat redaksi Jakarta Post tentang apa yang mereka laporkan dan bagaimana berita tersebut dilaporkan tidak hanya sekadar memberi informasi kepada pembaca, tetapi juga berupa validasi, otoritas, kejujuran dan sebuah keyakinan bahwa Jakarta Post melakukannya demi kepentingan publik. Secara umum, jika merujuk pada kriteria pers sehat menurut Dewan Pers, Jakarta Post masih tergolong pers yang sehat. Berikut hal-hal yang terdapat pada Jakarta Post selama peliputan Pilpres 2014:
Jakarta Post mempunyai komitmen terhadap kepentingan nasional.
Jakarta Post jika memuat hal-hal negatif mengenai pihak Prabowo – Hatta tetap memperhatikan nilai kesopanan, proporsional dan menggunakan bahasa yang tidak menusuk perasaan.
Jakarta
Post
mengandung
tidak
menghasut,
insinuasi,
menghina,
menfitnah,
atau
mencemarkan
menggunakan nama
kata-kata
pribadi
yang
seseorang,
mengorbankan sensasi serta hampir tidak mengundang spekulasi.
14 Independensi media…, Jeihan Kahfi, FISIP UI, 2014
Daftar Referensi Budd, R.W., Thorp, R.K. & Donohue, L. (1967). Content analysis of communications. New York: The Macmillan Co. Bungin, Burhan. (2001). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers. Dewan Pers. (2014). Seruan Bersama Dewan Pers dan Komisi Penyiaran Indonesia Tentang Pers dan Pelaksanaan Pemilu 2014. Diakses pada 20 November 2014 dari http://www.dewanpers.or.id/page/kebijakan/pernyataan/?id=2092 Harsono, Andreas. (2010). Agama Saya adalah Jurnalisme. Yogyakarta: Kanisius. Kovach, Bill & Tom Rosenstiel. (2001). The Elements of Journalism. New York: Crown Publishers. Radio Republik Indonesia. (2013). Editorial: Independensi Media Jelang Pemilu 2014. Diakses pada 20 November 2014 dari http://www.rri.co.id/post/editorial/134/editorial/independensi_media_jelang_pemilu_2 014.html Shaffat, Idri. (2008). Kebebasan, Tanggung Jawab, dan Penyimpangan Pers. Jakarta: Prestasi Pustaka. Syah, Sirikit. (2011). Rambu-Rambu Jurnalistik: dari Undang-undang hingga Hati Nurani. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
15 Independensi media…, Jeihan Kahfi, FISIP UI, 2014