No. 10/02/31/Th. XVIII, 5 Februari 2016
INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN IV TAHUN 2015 A. Penjelasan Umum Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi konsumen terkini yang dihasilkan Badan Pusat Statistik melalui Survei Tendensi Konsumen (STK). ITK merupakan indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan perkiraan triwulan mendatang. Jumlah sampel STK di Provinsi DKI Jakarta pada triwulan IV-2015 ada sebanyak 880 rumah tangga yang tersebar di seluruh Kabupaten/Kota. Sebanyak 822 rumah tangga dapat menjadi responden yang aktif, sementara sisanya yaitu 58 rumah tangga Non-Response. Responden STK mulai triwulan IV-2015 dipilih pada strata blok sensus kategori sedang dan tinggi berdasarkan wealth index dan merupakan subsampel dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas). Pemilihan sampel dilakukan secara panel antar triwulan untuk memperoleh gambaran yang lebih akurat mengenai perubahan persepsi konsumen antar waktu. Pada saat yang sama juga dilakukan penyempurnaan kuesioner dan cara penghitungan indeksnya. B. Kondisi Ekonomi Konsumen Triwulan IV-2015
Indeks Tendensi Konsumen (ITK) di DKI Jakarta pada Triwulan IV-2015 sebesar 106,64 yang artinya kondisi ekonomi konsumen pada Triwulan IV-2015 secara umum dikatakan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Tingkat optimisme tersebut lebih rendah dibandingkan Triwulan III-2015 (nilai indeks 111,88).
Meningkatnya kondisi ekonomi yang dirasakan oleh konsumen pada triwulan tersebut didorong oleh seluruh komponen pembentuk indeks yaitu adanya peningkatan pendapatan rumahtangga saat ini, rendahnya pengaruh inflasi terhadap total pengeluaran, serta meningkatnya konsumsi barang dan jasa. C. Perkiraan Ekonomi Konsumen Triwulan I-2016
Indeks Tendensi Konsumen (ITK) di DKI Jakarta pada Triwulan I-2016 sebesar 107,37 dimana artinya bahwa sebagian besar konsumen merasa bahwa kondisi ekonomi pada periode triwulan mendatang akan lebih baik dibandingkan dengan periode pada saat pencacahan. Tingkat optimisme konsumen pada periode triwulan pertama tahun 2016 tersebut lebih tinggi dibanding triwulan berjalan.
Perbaikan kondisi ekonomi konsumen pada Triwulan I-2016 utamanya dipicu oleh peningkatan pendapatan rumahtangga mendatang serta diikuti dengan adanya rencana pembelian barang-barang tahan lama, rekreasi dan pesta/hajatan oleh konsumen.
1.
Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan IV Tahun 2015 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) di DKI Jakarta pada Triwulan IV-2015 adalah sebesar 106,64 yang artinya
kondisi ekonomi konsumen pada triwulan tersebut secara umum dikatakan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya, namun tingkat optimisme konsumen pada Triwulan IV-2015 lebih rendah dibandingkan tingkat optimisme pada Triwulan III-2015 (nilai indeks 111,88). Tabel 1. Indeks Tendensi Konsumen Menurut Variabel Pembentuknya Triwulan III 2015 (3)
Triwulan IV 2015 (3)
Pendapatan rumah tangga Pengaruh inflasi terhadap total pengeluaran rumahtangga
115,37 105,10
109,83 100,85
Tingkat konsumsi bahan makanan/minuman, makanan/minuman jadi, rokok, tembakau, makan di restoran/rumah makan, dan bukan makanan (pakaian, pulsa HP, rekreasi/hiburan, akomodasi, transportasi, perawatan kesehatan dan kecantikan)
112,14
106,40
Indeks Tendensi Konsumen
111,88
106,64
Variabel Pembentuk (1)
Berdasarkan variabel pembentuk ITK, membaiknya ekonomi konsumen (nilai indeks di atas 100) pada periode Trwiwulan IV-2015 ini didorong oleh seluruh komponen pembentuk indeks yaitu adanya peningkatan pendapatan kini rumahtangga (nilai indeks 109,83), diikuti oleh komponen meningkatnya konsumsi barang dan jasa (nilai indeks 106,40) serta rendahnya pengaruh inflasi terhadap total pengeluaran (nilai indeks 100,85). Peningkatan pendapatan yang dirasakan oleh konsumen salah satunya disebabkan oleh meningkatnya tunjangan pegawai pemerintah di Provinsi DKI Jakarta baik pemerintah daerah maupun pusat yang sedikit banyak menjadi trigger bagi beberapa sektor khususnya pada kelompok sektor jasa. Pemberian bonus akhir tahun bagi sebagian besar karyawan swasta juga menjadi pemicu tingginya optimisme konsumen di DKI Jakarta. Kondisi harga barang dan jasa selama Triwulan IV-2015 secara umum mengalami inflasi yang tergolong relatif stabil yaitu hanya mencapai 0,79 persen. Inflasi tertinggi terjadi pada bulan Desember 2015 yang mencapai 0,72 persen. Seperti pada umumnya di setiap akhir tahun, yakni adanya perayaan Hari Raya Natal dan Tahun Baru, maka harga beberapa barang dan jasa mengalami peningkatan akibat tingginya permintaan konsumen. Hal tersebut yang membuat laju inflasi cukup berpengaruh terhadap total pengeluaran rumahtangga (nilai indeks 100,85). Inflasi selama satu triwulan tersebut membuat optimisme konsumen pada triwulan IV relatif sama dengan triwulan sebelumnya. Komponen ITK yang mengalami peningkatan yang paling tinggi adalah pada komponen Pendapatan Kini. Nilai indeks komponen tersebut mencapai 109,83 yang artinya ada peningkatan optimisme masyarakat bahwa pendapatan di tiwulan berjalan tersebut lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Seperti diketahui bahwa pada awal triwulan IV 2015, beberapa pekerja akan mendapatkan bonus akhir tahun, sementara pengusaha yang bergerak dibidang ritel, pariwisata serta rumah makan juga ikut mendapatkan keuntungan dengan meningkatnya konsumsi masyarakat pada akhir tahun 2015. Komponen ITK Volume/frekuensi konsumsi pada periode ini juga mengalami peningkatan namun nilainya tidak setinggi triwulan sebelumnya. Angka indeks komponen tersebut pada Triwulan IV-2015 menunjukkan nilai yang lebih rendah dibanding Triwulan III-2015 yaitu dari 112,14 menjadi 106,40. Optimisme masyarakat yang menurun di DKI Jakarta menurut komponen jumlah dan frekuensi barang dan jasa yang dikonsumsi mengindikasikan 2
Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 10/02/31/Th. XVIII, 5 Februari 2016
bahwa tingkat konsumsi masyarakat belum mengalami pemulihan atau masyarakat masih menahan diri untuk mengkonsumsi barang dan jasa. Bahkan menurut Gabungan Industri Kendaraan Bermotor di Indonesia (Gaikindo), angka penjualan otomotif nasional tahun 2015 turun sampai 17 persen 1 . Diskon habis-habisan yang biasanya diadakan di akhir tahun juga belum mampu mendongkrak secara signifikan penjualan mobil. Demikian pula halnya dengan konsumsi barang ritel di Jakarta. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) dalam rilis nya menyatakan bahwa ritel yang biasanya bisa tumbuh 14% y-o-y, kini hanya puas di level 8% hingga 10%2. Menurut Aprindo, ada perubahan cara berbelanja konsumen. Dulu, orang berbelanja dengan membeli untuk stok. Saat terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi, stok dihindari. Saat ini konsumen melakukan pembelian seperlunya. Sehingga, pertumbuhan ritel jadi turun. Namun demikian, tingkat konsumsi makanan tetap pada level optimisme yang cukup tinggi. Keadaan tingkat konsumsi tersebut dapat dilihat lebih rinci pada tabel 2. Pada tabel di bawah terlihat bahwa pada Kelompok Makanan menunjukkan tingkat volume konsumsi yang cukup tinggi namun masih dibawah tingkat konsumsi triwulan sebelumnya. Hal tersebut didominasi oleh tingginya konsumsi bahan makanan khususnya menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru di akhir triwulan IV-2015. Hal ini terlihat dari tingginya angka indeks pada dua komponen pembentuknya, yaitu konsumi makanan jadi di restoran dan bahan makanan dengan nilai indeks masing-masing sebesar 133,36 dan 120,71. Sementara itu, pada Kelompok Non-Makanan di Triwulan IV-2015, nilai indeksnya cenderung stagnan. Pada periode tersebut – secara agregat – masyarakat mengurangi konsumsi barang non-makanan yang ditunjukkan dengan besaran nilai indeks yang hanya sebesar 100,50. Angka tersebut lebih rendah 3,58 poin dibandingkan indeks triwulan sebelumnya. Tabel 2. Indeks Konsumsi Komoditi-Komoditi Kelompok Barang dan Jasa
Triwulan III - 2015
Triwulan IV - 2015
(1)
(3)
(3)
A. Indeks Makanan 1. Bahan makanan 2. Makanan jadi di restoran/rumah makan B. Indeks Non Makanan 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Pakaian Komunikasi (Pembelian Pulsa HP) Pendidikan Rekreasi/Hiburan Akomodasi (Hotel/Penginapan) Transportasi Perawatan Kesehatan dan Kecantikan
Indeks Konsumsi Total
140,37 150,89 129,84
127,04 133,36 120,71
104,08
100,50
124,35 123,92 112,72 81,62 73,75 127,47 84,73
99,75 119,83 103,53 86,20 78,27 127,95 87,99
112,14
106,40
Hanya ada tiga komponen non-makanan yang mengalami peningkatan, yaitu transportasi, komunikasi dan pendidikan dengan nilai indeks masing-masing sebesar 127,95; 119,83 dan 103,53. Namun peningkatan yang terjadi tersebut tidak sebaik peningkatan pada triwulan sebelumnya kecuali untuk komponen transportasi. Ada fenomena menarik di sini, yaitu dimana ada tiga komponen yang mengalami penurunan akan tetapi tetap lebih baik dibanding periode sebelumnya, yaitu komponen perawatan kesehatan, rekreasi/hiburan serta hotel/penginapan. Sementara itu untuk komponen pakaian justru mengalami penurunan serta lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. 1 2
http://m.jpnn.com/read/2015/12/07/343151/Penjualan-Mobil-Tahun-Ini-Anjlok!http://marketeers.com/article/ini-kaleidoskop-industri-ritel-tahun-2015.html
Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 10/02/31/Th. XVIII, 5 Februari 2016
3
2.
Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen Triwulan I Tahun 2016 Perkiraan nilai ITK di DKI Jakarta pada Triwulan I-2016 akan mencapai 107,37, artinya kondisi ekonomi
konsumen diprediksi akan semakin meningkat. Angka tersebut memberikan gambaran bahwa tingkat optimisme konsumen diperkirakan lebih tinggi dibanding Triwulan IV-2015 yaitu periode berjalan pada saat pencacahan. Optimisme konsumen ini didorong oleh pendapatan konsumen yang diperkirakan akan membaik serta rencana pembelian barang-barang tahan lama. Perkiraan peningkatan pendapatan di Triwulan I-2016 lebih disebabkan oleh kenaikan upah bagi karyawan swasta serta tunjangan PNS yang juga semakin membaik. Pada awal tahun memang biasanya banyak rumahtangga yang belum melakukan pembeliaan barang tahan lama sehingga optimisme pada komponen tersebut tidaklah terlalu tinggi. Tabel 3. Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen Triwulan I-2016 Menurut Variabel Pembentuknya Variabel Pembentuk
Nilai Indeks
(1)
(2)
-
Perkiraan pendapatan rumahtangga mendatang
110,15
-
Rencana pembelian barang-barang tahan lama, (elektronik,
102,47
perhiasan, perangkat komunikasi, meubelair, peralatan rumahtangga, kendaraan bermotor, tanah, rumah), rekreasi, dan pesta/hajatan
Indeks Tendensi Konsumen Mendatang
3.
107,37
Perbandingan ITK Regional Kondisi ekonomi konsumen yang membaik pada Triwulan IV-2015 hampir terjadi di seluruh kawasan Jawa-
Bali kecuali Jawa Tengah. Diantara 7 provinsi di Jawa dan Bali, Provinsi DKI Jakarta merupakan provinsi dengan tingkat optimisme konsumen tertinggi diikuti oleh konsumen di Provinsi Bali (105,84) serta dikuti oleh Banten (103,29). Sementara yang terendah di kawasan tersebut adalah Provinsi Jawa Tengah dengan nilai indeks 99,87 (Grafik 1). Secara total, ada tiga povinsi di kawasan Jawa-Bali yang nilai indeknya berada di bawah nilai ITK nasional. Grafik 1. Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan IV-2015 Nasional dan 7 Provinsi di Jawa dan Bali
106.64
105.84 103.29
103.02
102.38
102.12
Nasional 102,77 99.87
DKI Jakarta
Bali
Banten
DI Yogya
Jabar
Jatim
Jateng
Kondisi ekonomi konsumen diperkirakan lebih baik pada Triwulan I-2016 dan ini terjadi di seluruh kawasan Jawa dan Bali. Diantara 7 provinsi di kawasan tersebut, Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan provinsi dengan angka 4
Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 10/02/31/Th. XVIII, 5 Februari 2016
ITK tertinggi pada perkiraan di triwulan mendatang, kemudian diikuti oleh Bali dan Jawa Timur dengan nilai indeks masing-masing 114,70 dan 108,61. Sementara yang terendah adalah Provinsi Jawa Barat dengan nilai indeks 104,51 (Lihat Grafik 2).Perkiraan tingkat optimisme Konsumen di Jawa Barat pada Triwulan I-2016lebih rendah dibandingkan tingkat optimism secara rata-rata nasional. Grafik 2. Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan I-2016 Nasional dan 7 Provinsi di Jawa dan Bali 114.78
114.70
108.61 107.37
106.92
105.84
Nasional 105,38 104.51
DI Yogya
Bali
Jatim
DKI Jakarta
Jateng
Banten
Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 10/02/31/Th. XVIII, 5 Februari 2016
Jabar
5
BPS PROVINSI DKI JAKARTA Informasi lebih lanjut hubungi: Ir. Dwi Paramita Dewi, ME Bidang Neraca Wilayah & Analisis Statistik
6
Telepon
:
021-31928493, ext. 600
Fax
:
021-3152004
e-mail
:
[email protected]
Homepage
:
http:// jakarta.bps.go.id
Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 10/02/31/Th. XVIII, 5 Februari 2016