BPS PROVINSI SUMATERA BARAT No.27/05/13/ThXX, 5 Mei 2017
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA 2016 IPM Sumatera Barat Tahun 2016
1.
Pembangunan manusia di Sumatera Barat pada tahun 2016 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sumatera Barat. Pada tahun 2016, IPM Sumatera Barat telah mencapai 70,73 Angka ini meningkat sebesar 0.75 poin dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 69,98.
Pada tahun 2016, indeks pembangunan manusia di Sumatera Barat sudah berstatus “tinggi” ”(70≤IPM<80), meningkat dari statusnya pada tahun 2015 yaitu dengan status “sedang” (60≤IPM<70) .
Selama periode 2015 hingga 2016, komponen pembentuk IPM juga mengalami peningkatan. Bayi yang baru lahir memiliki peluang untuk hidup hingga 68,73 tahun, meningkat 0,07 tahun dibandingkan tahun sebelumnya. Anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk bersekolah selama 13,79 tahun, meningkat 0,19 tahun dibandingkan pada 2015. Sementara itu, penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh pendidikan selama 8,59 tahun, meningkat 0,17 tahun dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran per kapita disesuaikan (harga konstan 2012) masyarakat telah mencapai 10,1 juta rupiah pada tahun 2016, meningkat Rp 322 ribu rupiah dibandingkan tahun sebelumnya.
Perkembangan IPM Sumatera Barat Tahun 2010-2016
Pembangunan manusia didefinisikan sebagai proses perluasan pilihan bagi penduduk (enlarging people choice). IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk). IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. IPM diperkenalkan oleh UNDP pada tahun 1990 dan metode penghitungan direvisi pada tahun 2010. BPS mengadopsi perubahan metodologi penghitungan IPM yang baru pada tahun 2014 dan melakukan backcasting sejak tahun 2010. IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar, yaitu umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life), pengetahuan (knowledge), dan standard hidup layak (decent standard of living). Umur panjang dan hidup sehat digambarkan oleh Angka Harapan Hidup saat lahir (AHH) yaitu jumlah tahun yang diharapkan dapat dicapai oleh bayi yang baru lahir untuk hidup, dengan asumsi bahwa pola angka kematian menurut umur pada saat kelahiran sama sepanjang usia bayi. Pengetahuan diukur melalui indikator Rata-rata Lama Sekolah dan Harapan Lama Sekolah. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) adalah rata-rata lamanya (tahun) penduduk usia 25 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal. Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya (tahun) sekolah formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang. Standar hidup yang layak digambarkan oleh pengeluaran per kapita disesuaikan, yang ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan paritas daya beli.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 27/05/13/Th XX, 5 Mei 2017
1
IPM dihitung berdasarkan rata-rata geometrik indeks kesehatan, indeks pengetahuan, dan indeks pengeluaran. Penghitungan ketiga indeks ini dilakukan dengan melakukan standardisasi dengan nilai minimum dan maksimum masing-masing komponen indeks. IPM merupakan indikator yang digunakan untuk melihat perkembangan pembangunan dalam jangka panjang. Untuk melihat kemajuan pembangunan manusia, terdapat dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu kecepatan dan status pencapaian. Secara umum, pembangunan manusia Sumatera Barat terus mengalami kemajuan selama periode 2010 hingga 2016. IPM Sumatera Barat meningkat dari 67,25 pada tahun 2010 menjadi 70,73 pada tahun 2016. Selama periode tersebut, IPM Sumatera Barat rata-rata tumbuh sebesar 0,84 persen per tahun. Pada periode 2015-2016, IPM Sumatera Barat tumbuh 1,07 persen. Pertumbuhan pada periode tersebut lebih tinggi apabila dibandingkan dengan kenaikan pada perode 2014-2015, hanya tumbuh sebesar 0,90 persen. Pertumbuhan ini menunjukkan kemajuan dimana selama periode 2010 hingga 2015 IPM Sumatera Barat masih bertatus “sedang” dan pada tahun 2016 meningkat menjadi berstatus “tinggi” Gambar 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sumatera Barat, 2010-2016
IPM Indonesia
2.
Pencapaian Kapabilitas Dasar Manusia
Pencapaian pembangunan manusia diukur dengan memperhatikan tiga aspek esensial yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak. Oleh karena itu, peningkatan capaian IPM tidak terlepas dari peningkatan setiap komponennya. Seiring dengan meningkatnya angka IPM, indeks masing-masing komponen IPM juga menunjukkan kenaikan dari tahun ke tahun. Tabel 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sumatera Barat Menurut Komponen, 2010-2016 Komponen
Satuan
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Angka harapan hidup saat lahir (AHH)
Tahun
67,25
67,79
68,00
68,21
68,32
68,66
68,73
Harapan lama sekolah (HLS)
Tahun
12,22
12,52
12,81
13,16
13,48
13,60
13,79
Rata-rata lama sekolah (RLS)
Tahun
8,13
8,20
8,27
8,28
8,29
8,42
8,59
Pengeluaran per kapita disesuaikan
Rp 000
9.339
9.409
9.479
9.570
9.621
9.804
10.126
67,25
67,81
68,36
68,91
69,36
69,98
70,73
0,83
0,81
0,80
0,65
0,90
1,07
IPM Pertumbuhan IPM
2
%
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No.27/05/13/Th XX, 5 Mei 2017
A. Dimensi Umur Panjang dan Hidup Sehat Angka Harapan Hidup saat lahir yang merepresentasikan dimensi umur panjang dan hidup sehat terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2010 hingga 2016, Sumatera Barat telah berhasil meningkatkan Angka Harapan Hidup saat lahir sebesar 1,14 tahun. Selama periode tersebut, secara rata-rata Angka Harapan Hidup tumbuh sebesar 0,28 persen per tahun. Pada tahun 2010, Angka Harapan Hidup saat lahir di Sumatera Barat hanya sebesar 67,59 tahun, dan pada tahun 2016 telah mencapai 68,73 tahun. Gambar 2 Angka Harapan Hidup saat Lahir (AHH) Sumatera Barat (tahun), 2010-2016
B. Dimensi Pengetahuan Dimensi pengetahuan pada IPM dibentuk oleh dua indikator, yaitu Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah. Kedua indikator ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2010 hingga 2016, Harapan Lama Sekolah di Sumatera Barat telah meningkat sebesar 1,57 tahun, sementara Rata-rata Lama Sekolah meningkat 0,46 tahun. Selama periode 2010 hingga 2016, Harapan Lama Sekolah secara rata-rata tumbuh sebesar 2,03 persen per tahun. Meningkatnya Harapan Lama Sekolah menjadi sinyal positif bahwa semakin banyak penduduk yang bersekolah. Di tahun 2016, Harapan Lama Sekolah di Sumatera Barat telah mencapai 13,79 yang berarti bahwa anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk menamatkan pendidikan mereka hingga lulus D1 atau D2. Sementara itu, Rata-rata Lama Sekolah di Sumatera Barat tumbuh 0,92 persen per tahun selama periode 2010 hingga 2016. Pertumbuhan yang positif ini merupakan modal penting dalam membangun kualitas manusia Sumatera Barat yang lebih baik. Hingga tahun 2016, secara rata-rata penduduk Sumatera Barat usia 25 tahun ke atas telah mengenyam pendidikan hingga kelas VIII (SMP kelas III).
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 27/05/13/Th XX, 5 Mei 2017
3
Gambar 3 Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Sumatera Barat (tahun),2010-2016
C. Dimensi Standard Hidup Layak Dimensi terakhir yang mewakili kualitas hidup manusia adalah standard hidup layak yang direpresentasikan oleh pengeluaran per kapita (harga konstan 2012). Pada tahun 2016, pengeluaran per kapita masyarakat Sumatera Barat mencapai Rp 10,1 juta per tahun. Selama enam tahun terakhir, pengeluaran per kapita masyarakat meningkat sebesar 1,35 persen per tahun.
Gambar 4 Pengeluaran per Kapita Disesuaikan Sumatera Barat (Rp 000), 2010-2016
3.
Pencapaian Pembangunan Manusia di Tingkat Kabupaten/Kota
Pada tahun 2015, pencapaian pembangunan manusia di tingkat provinsi cukup bervariasi. IPM pada level kabupaten/kota berkisar antara 58,71 (Kepulauan Mentawai) hingga 81,06 (Kota Padang). Pada dimensi umur panjang dan hidup sehat, Angka Harapan Hidup saat lahir berkisar antara 64,36 tahun (Kepulauan Mentawai) hingga 73,60 tahun (Bukittinggi). Sementara pada dimensi pengetahuan, Harapan Lama Sekolah berkisar antara 11,74 tahun (Kepulauan Mentawai) hingga 15,87.tahun (Kota
4
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No.27/05/13/Th XX, 5 Mei 2017
Padang), serta Rata-rata Lama Sekolah berkisar antara 6,52 tahun (Kepulauan Mentawai) hingga 11,42 tahun (Padang Panjang). Sedangkan, pengeluaran per kapita disesuaikan di tingkat kabupaten/kota berkisar antara 5,77 juta rupiah per tahun (Kepulauan Mentawai) hingga 13,72 juta rupiah per tahun (Kota Padang). Kemajuan pembangunan manusia pada tahun 2016 juga terlihat dari status pembangunan manusia di tingkat kabupaten/kota. Jumlah kabupaten/kota yang berstatus “sangat tinggi’ sebanyak 1 kabupaten/kota, berstatus “tinggi” meningkat dari 5 kabupaten/kota tahun 2015 menjadi 9 kabupaten/kota tahun 2016, berstatus “sedang” sebanyak 8 kabupaten/kota dan berstatus “rendah” 1 kabupaten (Kepulauan Mentawai). Gambar 5 IPM Menurut Kabupaten/Kota dan Status Pembangunan Manusia, 2015-2016
2015
Ket : Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
2016
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 27/05/13/Th XX, 5 Mei 2017
5
Peningkatan IPM di tingkat provinsi juga tercermin pada level kabupaten/kota. Selama periode 2015 hingga 2016, seluruh kabupaten/kota mengalami peningkatan IPM. Pada periode ini, tercatat tiga kabupaten/kota dengan kemajuan pembangunan manusia paling cepat, yaitu Kabupaten Kepulauan Mentawai (1,50%), Kota Sawahlunto (1,41%), Kabupaten Pasaman Barat (1,18%). Kemajuan pembangunan manusia di tiga kabupaten/kota tersebut didorong oleh peningkatan dimensi pendidikan, sementara di Kabupaten Pasaman peningkatan juga disebabkan peningkatan yang cukup besar di dimensi pengeluaran. Perbedaan besaran pertumbuhan inilah yang juga mengakibatkan terjadi pergeseran peringkat yaitu Kabupaten Pasaman Barat naik keperingkat 16 dan Kabupaten Sijunjung turun ke peringkat 17. Pergeseran peringkat juga terjadi antara Kabupaten Pesisir Selatan dan Kabupaten Padang Pariman dimana peringkat Kabupaten Padang Pariaman naik dari 12 ke 11 sementara Kabupaten Pesisir selatan peringkatnya turun dari 11 ke 12. Peningkatan IPM Padang Pariaman di sebabkan oleh peningkatan yang cukup signifikan di dimensi pendidikan dan pengeluaran. Sementara itu, kemajuan pembangunan manusia di Kota Payakumbuh (0,18%), Kota Solok (0,31%) dan Kota Bukittinggi ( 0,50%) tercatat paling lambat di Sumatera Barat selama tahun 2015-2016. Tabel 2 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kabupaten/Kota, 2015-2016 AHH (tahun)
Kabupaten/Kota
HLS (tahun)
Pengeluaran per Kapita Disesuaikan (Rp 000)
RLS (tahun)
IPM Capaian
Pertumbuhan (%)
2015
2016
2015
2016
2015
2016
2015
2016
2015
2016
2015-2016
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
Kepulauan Mentawai
64,05
64,36
11,48
11,74
6,27
6,52
5.684
5.771
57,41
58,27
1,50
Pesisir Selatan
69,96
70,11
13,04
13,05
8,11
8,12
8.412
8.605
68,07
68,39
0,47
Solok
67,35
67,50
12,88
13,00
7,57
7,58
9.334
9.664
67,12
67,67
0,82
Sijunjung
65,22
65,33
11,94
12,27
7,33
7,50
9.796
9.895
65,30
66,01
1,09
Tanah Datar
68,75
68,93
13,35
13,46
7,93
8,12
10.103
10.296
69,49
70,11
0,89
Padang Pariaman
67,64
67,80
13,54
13,55
6,89
7,00
10.260
10.455
68,04
68,44
0,59
Agam
71,30
71,44
13,59
13,73
8,17
8,18
8.859
9.111
69,84
70,36
0,74
Limapuluh Koto
69,23
69,27
12,76
13,25
7,91
7,92
8.774
8.936
67,65
68,37
1,06
Pasaman
66,26
66,40
12,70
12,71
7,63
7,64
7.340
7.678
64,01
64,57
0,87
Solok Selatan
66,64
66,78
12,37
12,51
7,98
7,99
9.653
9.802
67,09
67,47
0,57
Dharmas Raya
70,16
70,30
12,36
12,39
8,03
8,23
10.713
10.781
69,84
70,25
0,59
Pasaman Barat
67,03
67,09
12,30
12,67
7,83
7,84
8.109
8.393
65,26
66,03
1,18
Kota Padang
73,19
73,19
15,60
15,87
10,97
11,24
13.522
13.721
80,36
81,06
0,87
Kota Solok
72,74
72,83
14,27
14,28
10,77
10,79
11.350
11.519
76,83
77,07
0,31
Kota Sawah Lunto
69,27
69,33
12,69
13,05
9,66
9,92
8.931
9.051
69,87
70,67
1,41
Kota Padang Panjang
72,45
72,45
15,01
15,02
11,09
11,42
9.670
9.804
75,98
75,50
0,68
Kota Bukit Tinggi
73,52
73,60
14,92
14,93
10,79
10,98
12.330
12.475
78,72
79,11
0,50
Kota Payakumbuh
72,93
73,03
14,21
14,22
10,29
10,30
12.622
12.705
77,42
77,56
0,18
Kota Pariaman
69,59
69,63
14,49
14,50
9,96
10,09
11.814
12.141
74,98
75,44
0,61
SUMATERA BARAT
68,66
68,73
13,60
13,79
8,42
8,59
9.804
10.126
69,98
70,73
1,07
(1)
Keterangan : AHH : Angka Harapan Hidup saat lahir HLS : Harapan Lama Sekolah RLS : Rata-rata Lama Sekolah
6
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No.27/05/13/Th XX, 5 Mei 2017
CATATAN TEKNIS I. Penyusunan Indeks Sebelum menghitung IPM, setiap komponen IPM harus dihitung indeksnya. Formula yang digunakan dalam penghitungan indeks komponen IPM adalah sebagai berikut: Indeks Kesehatan
Indeks Pendidikan
Indeks Pengeluaran
Untuk menghitung indeks masing-masing komponen IPM digunakan batas maksimum dan minimum seperti terlihat dalam tabel berikut. Komponen
Satuan
Min
Max
Angka Harapan Hidup saat Lahir (AHH0)
Tahun
20
85
Harapan Lama Sekolah (HLS)
Tahun
0
18
Rata-rata Lama Sekolah (RLS)
Tahun
0
15
Pengeluaran per Kapita Disesuaikan
Rupiah
1.007.436
26.572.352
Selanjutnya nilai IPM dapat dihitung sebagai:
II. Status Pembangunan Manusia Capaian pembangunan manusia di suatu wilayah pada waktu tertentu dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok. Pengelompokkan ini bertujuan untuk mengorganisasikan wilayah-wilayah menjadi kelompok-kelompok yang sama dalam dalam hal pembangunan manusia. 1. Kelompok “sangat tinggi”: IPM ≥ 80 2. Kelompok “tinggi”: 70 ≤ IPM < 80 3. Kelompok “sedang”: 60 ≤ IPM < 70 Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 27/05/13/Th XX, 5 Mei 2017 4. Kelompok “rendah”: IPM < 60
7
Informasi lebih lanjut hubungi:
Dr.Ir.Sukardi, M.Si Kepala BPS Provinsi Sumatera Barat Telepon: 0751 442158-59 E-mail:
[email protected]
8
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No.27/05/13/Th XX, 5 Mei 2017