INDEKS GLIKEMIK DONAT DENGAN BEBERAPA JENIS TOPPING Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN
OLEH : SYARIFAH RO’FAH NIM: 1110103000045
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/ 2013 M
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Dengan
1.
ini
saya rnenyatakan bahwa:
Laporan penelitian
ini merupakan hasil karya asli
saya yang diajukan
untuk memenuhi salah batu persyaratan memperoleh gelar strata S
I di UIN
yarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
telah
di UIN
saya
Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3.
Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
INDEKS GLIKEMIK DONAT DENGAN BEBERAPA JENIS TOPPING
Laporan Penelitian Diajukan kepada Program studi pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan IImu Kesehatan untuk Meqrenuhi persyaratan Memperoleh Gelar saqiana Kedokteran (S.Ked)
Oleh
Svarifah Ro'fah
NIM: 1110103000045
Pembimbing
I
Pembimbing
W'
Ad"
\\A--t
or.
wileraini,
Itr
M.Gizi, SpGK
dr. Risahmawati, Ph.D
PROGRAM STT'DI PENDIDIKAi\ DOI(TER F'AKULTAS KEDOKTERA.N DAN ILMU KESETIATAN UNTVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAII
JAKARTA t434W 2013 M
lil
LEMBAR PENGESAHAN Laporan Penelitian berjudul Indeks Glikemik Donat dengan Beberapa jenii Topping yang diajukan oleh Syarifah Ro'fah (NIM 1110103000045), telah diujikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada 12 September 2013. Laporan penelitian ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) pada program Studi Pendidikan Dokter. Ciputat, 12 September 2013
DEWAN PENGUJI
rdini, M.Gizi, SpGK Pembimbing
I
Pembimbing
mw
'-/ Cr.
II
Witri rdini,ll{.Gizi, SpGK
dr. Risahmawati, Ph.D
Penguji I
dr. Devy Arian
Enda
PIMPINAN FAKULTAS
Dekan FKIK UIN
-7
n
Kaprodi PSPD FKIK UIN
-
eror.orffi,spAnd IV
KATA PENGANTAR
Rasa syukur dan segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas setiap nikmat yang tak sedetikpun berhenti diberikan. Mengizinkan penulis dalam jalan yang Ia tunjukkan berjuang dan terus belajar. Hingga sampai masanya penulis menyelesaikan laporan penelitian ini. Juga kepada Rasul-Nya yang tak pernah habis kisahnya menjadi teladan kehidupan, dan syafaatnya selalu penulis nantikan. Penulis menyadari, tanpa bimbingan dan segenap bantuan dari berbagai pihak maka penelitian ini tidak akan pernah selesai. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1.
Prof. Dr (hc). dr. M.K Tadjudin, SpAnd, dr. M. Djauhari Widjajakusumah, DR. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes, Dra. Farida Hamid, MA selaku Dekan dan Pembantu Dekan di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
dr. Witri Ardini, M.Gizi, SpGK atas kerja keras dalam memungkinkan penulis menjalankan masa perkuliahan. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN. Serta untuk segenap waktu, tenaga, dan pikiran yang diberikan kepada penulis selama menjadi pembimbing 1. Sejak penelitian ini sekedar judul hingga selesai laporan penelitian ini.
3.
dr. Risahmawati, Ph.D, selaku pembimbing 2 yang telah meluangkan waktu meski di akhir kehamilannya. Tercurah doa untuk sehat dan bahagianya.
4.
drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph.D yang mengajarkan dan memfasilitasi penulis untuk menyelesaikan penelitian. Selaku penanggungjawab modul riset PSPD 2010.
5.
Abuyah dan Ibu, Drs. KH. Bisyri Imam. MAg dan Dra. Hj. Darrotul Jannah, atas limpahan segala cinta dan kasih sayangnya. Untuk dukungan dan kepercayaan yang diberikan dalam segala bentuk. Hangat peluk di waktu sakit, kuat doa di waktu sulit, dan motivasi tak habis dalam hidup penulis.
6.
Khuya imuh, mba aniq, yayu neli, aaghust, khuya boji, yayu ivana, yayu najhah, ka muhammad, yayu iis, kang ahmad, kacung hamzie, nok nuvi kacung safrie, luna, akeefa, injaz, ardha, dan calon adiknya. Untuk mengajari penulis betapa berwarnanya kehidupan ditengah keluarga. ii
7.
Semua responden yang bersedia mengikuti penelitian ini. Putra, Nabil, Irvan, Erry, Rima, Riza, Putri, Qori, Uswah, Diny dan Muti, Semoga segala amal baik dibalas Allah dengan balasan berkali-kali lipat kebaikan.
8.
Laboran, satpam, dan staff di kampus FKIK juga abang delivery J.Co yang membantu teknis-teknis penelitian ini.
9.
Teman-teman satu kelompok penelitian Laila, Julia, Ainun, Tiara, dan Jidi. Akhirnya Power of Index Glycemic kita berbuah. Terimakasih untuk perjuangan bersama menyusun tiap kata hingga laporan ini terwujud. Semoga perjuangan kita selanjutnya dapat mewujudkan hal-hal lain yang luar biasa.
10. Sekali lagi, penulis ucapkan terimakasih kepada Laila, Julia, Jidi dan Bening. Untuk waktu-waktu yang tidak pernah habis indahnya dan persahabatan yang tidak habis eratnya. Juga Tiara, teman sekamar yang baik hati seperti peri. Teman-teman barbie dan GH, serta kaka Azmi untuk bantuan sepenuh hati secara langsung dan tidak langsung dalam penelitian ini. 11. Teman teman seperjuangan PSPD 2010, untuk kebersamaan yang kita buat tiap kuliah, diskusi, pleno, kkd, praktikum, ujian, empati, dokmus dan kunjungan-kunjungan yang sudah kita jalani. Juga riset dan sidang yang akhirnya kita lalui. Serta koas dan internship yang akan kita hadapi. Semoga tidak ada kata berhenti untuk kita menjalin kebersamaan. Penulis menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari bentuk yang sempurna. Segala kritik dan saran dari berbagai pihak sangat penulis harapkan. Demikian laporan ini penulis susun, semoga bermanfaat untuk ilmu pengetahuan, agama, dunia dan setelahnya nanti. Amien. Ciputat, 10 September 2013
Syarifah Ro’fah
iii
ABSTRAK Syarifah Ro’fah. Program Studi Pendidikan Dokter. Indeks Glikemik Donat dengan Beberapa Jenis Topping. 2013 Indeks glikemik adalah metode kuantitatif untuk menggambarkan kemampuan karbohidrat suatu makanan dalam menaikkan glukosa darah, diperoleh dengan membandingkan luas area di bawah kurva respon glukosa darah makanan uji dengan makanan standar. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui indeks glikemik donat dengan beberapa jenis topping. Responden dalam penelitian ini berjumlah sepuluh orang sehat dengan indeks massa tubuh (IMT) normal dan tidak memiliki gangguan metabolisme glukosa. Pemeriksaan glukosa darah dilakukan sebelum diberikan makanan uji dan selama dua jam sesudahnya. Setelah pengolahan dan penghitungan data didapatkan rerata indeks glikemik. Urutan donat dengan indeks glikemik dari yang tertinggi adalah donat topping gula tepung (98,12%), topping sereal (97,22%), dan topping coklat (89,28%). Ketiga donat dengan tiga toping yang diuji termasuk dalam makanan IG tinggi. Hasil penelitian ini menyimpulkan terdapat perbedaan bermakna antara indeks glikemik makanan standar dengan donat toping gula tepung, dan antara donat toping gula tepung dengan toping coklat, berdasarkan uji statistik dengan Repeated Anova (p val.ue <0,05) Kata kunci : indeks glikemik, glukosa darah, donat, topping ABSTRACT Syarifah Ro’fah. Medical Education Program. Glycemic Index of Doughnut with Variety Toppings. 2013 Glycemic Index is a quantitative method to measure the blood glucose raising ability of the available carbohydrate in foods, defined by the incremental area under the glycemic response curve (AUC) of tested food comparing by standard food. The aim of this study is to investigate glycemic index of doughnut with variety toppings. This study takes ten healthy respondents with normal body mass index (BMI) without any problems of glucose metabolism. The blood glucose is examined before giving tested food and during two hours after that. The calculation and processing of data gains average of glycemic index. The highest glycemic index successively is doughnut with icing sugar topping 98.12%, chocolate topping 98.12% and grain flakes topping 97.22%. All toppings in this study classified as high index glycemic food. This study shows the significant and meaningful difference between the glycemic index of standard food and doughnut with icing sugar topping, and between icing sugar topping and chocolate topping, based on Repeated Anova statistical analysis (p value <0.05). Keywords: glycemic index, blood glucose, doughnut, toppings iv
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL ........................................................................................... LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................ LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................... LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. KATA PENGANTAR ..................................................................................... ABSTRAK ........................................................................................................ DAFTAR ISI .................................................................................................... DAFTAR TABEL ............................................................................................ DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... DAFTAR SINGKATAN..................................................................................
i ii iii iv v vii viii x xi xii xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 1.3.1 Tujuan Umum .......................................................................... 1.3.2 Tujuan Khusus.......................................................................... 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 1.4.1 Bagi Peneliti ............................................................................ 1.4.2 Bagi Institusi............................................................................ 1.4.3 Bagi Masyarakat ......................................................................
1 2 2 2 2 2 2 2 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ................................................................................. 2.1.1 Donat ....................................................................................... 2.1.2 Karbohidrat. ............................................................................. 2.1.3 Pencernaan dan Metabolisme Karbohidrat .............................. 2.1.4 Kontrol Glukosa Darah............................................................ 2.1.5 Indeks Glikemik ...................................................................... 2.2 Kerangka Konsep............................................................................... 2.3 Definisi Operasional..........................................................................
4 4 5 6 7 9 13 13
BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian............................................................................... 1.2 Waktu dan Tempat Penelitian............................................................ 1.3 Alat dan Bahan Penelitian ................................................................. 1.4 Alat dan Bahan Penelitian.................................................................. 1.5 Kriteria Inklusi dan Eksklusi............................................................. 1.5.1 Kriteria Inklusi......................................................................... 1.5.2 Kriteria Eksklusi ...................................................................... 1.6 Besar dan Cara Pengambilan Responden..........................................
14 14 14 14 14 14 14 14
v
1.7 Alur Penelitian................................................................................... 1.8 Cara Kerja Penelitian......................................................................... 1.9 Rencana Pengolahan dan Analisa Data.............................................
15 15 16
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Responden ....….................................................................. 4.2 Makanan Uji...................................................................................... 4.3 Kadar Glukosa Darah ........................................................................ 4.4 Indeks Glikemik................................................................................. 4.5 Keterbatasan Penelitian......................................................................
17 17 17 18 20 22
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 5.2 Saran ..................................................................................................
23 23 23
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... LAMPIRAN .....................................................................................................
24 27
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi dan Jenis Karbohidrat..................................................... Tabel 2.2 Proses Metabolisme dalam Tubuh.................................................... Tabel 2.3 Efek Berbagai Hormon Terhadap Metabolisme................................ Tabel 2.4 Kategori Pangan Berdasarkan Indeks Gllikemik.............................. Tabel 2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kadar Indeks Glikemik............. Tabel 4.1 Karakteristik Responden Penelitian.................................................. Tabel 4.2 Makanan Uji dengan Kandungan Karbohidrat 50 Gram.................. Tabel 4.3 Persentase Kenaikan dan Penurunan Kadar Glukosa Darah............. Tabel 4.4 Rerata Indeks Glikemik Makanan Uji dan Makanan Standar...........
vii
5 8 8 11 13 17 18 19 20
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Deskripsi Penurunan Diet Rendah Indeks Glikemik Terhadap Berbagai Metabolisme dalam Tubuh dan Efeknya Terhadap Penyakit Sistemik dan Metabolik................................................. Gambar 4.1 Grafik Kenaikan dan Penurunan Kadar Glukosa Darah................
viii
10 19
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Surat Persetujuan Responden........................................... Lampiran 2 Lembar Status Kesehatan Responden............................................ Lampiran 3 Hasil Pemeriksaan Tanda Vital..................................................... Lampiran 4 Kriteria Status Gizi Menurut Asia-Pasifik.................................... Lampiran 5 Analisis Gizi dan Perhitungan Kebutuhan Makanan Uji Sebanyak 50 Gram Karbohidrat.................................................... Lampiran 6 Kurva Respon Kadar Glukosa Darah............................................ Lampiran 7 Contoh Perhitungan Luas Area di bawah Kurva........................... Lampiran 8 Hasil Perhitungan Luas Area di Bawah Kurva dan Indeks Glikemik Donat.............................................................................. Lampiran 9 Hasil Uji Statistik .......................................................................... Lampiran 10 Daftar Riwayat Hidup..................................................................
ix
27 28 29 30 31 33 38 40 41 46
DAFTAR SINGKATAN
IG GDP IMT BMI AUC AJCN EJCN
Indeks Glikemik Gula Darah Puasa Indeks Massa Tubuh Body Mass Index The area under glycemic respond curve American Journal of Clinical Nutrition European Journal of Clinical Nutrition
x
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup sehat dicapai dengan keseimbangan energi dimana energy intake sama dengan energy expenditure.1 Keterlibatan gaya hidup yang tidak sehat diduga meningkatkan risiko penyakit-penyakit yang berhubungan dengan gaya hidup seperti obesitas, diabetes melitus, dan penyakit kardiovaskular. Sebaliknya gaya hidup termasuk pola makan yang benar dapat menurunkan risiko onset kejadian baru berbagai penyakit sistemik maupun metabolik.2 Frekuensi makan yang proporsional dan teratur, dengan komposisi zat gizi seimbang merupakan pola makan yang paling baik. Komposisi makanan yang baik mengandung unsur karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin, air, dan serat dalam jumlah seimbang sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu.3 Karbohidrat atau disebut juga sakarida yang berarti gula, merupakan zat gizi yang sangat penting dan berperan sebagai sumber energi utama bagi tubuh. Karbohidrat dalam makanan menyebabkan respon berbeda-beda terhadap laju peningkatan kadar glukosa darah. Respon ini dapat dihitung secara kuantitatif dengan penghitungan indeks glikemik (IG). Dewasa ini, IG banyak diterapkan sebagai dasar manajemen dan pecegahan berbagai penyakit dengan pendekatan terapi nutrisi.4 Indeks
glikemik
adalah
metode
kuantitatif
untuk
menggambarkan
kemampuan karbohidrat suatu makanan dalam menaikkan kadar glukosa darah, diperoleh dengan membandingkan luas area di bawah kurva respon glukosa darah antara makanan uji dengan makanan standar. Gabriella Ricarrdi et al dalam laporan penelitiannya menyebutkan makanan IG rendah memiliki korelasi positif dengan
penurunan
risiko
insidensi
penyakit-penyakit
metabolik
dan
kardiovaskular.5 Makanan selingan, makanan yang dikonsumsi di antara dua waktu makan, penting untuk diketahui pengaruhnya terhadap laju peningkatan kadar glukosa darah. Terutama bagi penderita diabetes melitus. Jajanan pasar, makanan kering,
1
2
berbagai jenis kue, dan roti, termasuk donat, merupakan makanan favorit untuk dikonsumsi sebagai makanan selingan.6 Saat ini donat mengalami perkembangan variasi topping dan bahan baku yang sangat beragam. Belum adanya penelitian IG donat yang spesifik dengan jenis toppingnya, menyulitkan masyarakat untuk memilih donat yang relatif lebih baik untuk dikonsumsi sebagai makanan selingan. Atas latar belakang tersebut mendorong penulis untuk melakukan penelitian ini. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: bagaimanakah indeks glikemik donat dengan beberapa jenis topping? 1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui indeks glikemik donat dengan beberapa jenis topping. 1.3.2 Tujuan Khusus 1.
Mengklasifikasikan donat dengan beberapa jenis topping dalam makanan IG rendah, sedang atau tinggi.
2.
Mengetahui adakah perbedaan bermakna IG donat dengan beberapa jenis topping.
1.4 Manfaat 1.4.2 Bagi Peneliti 1.
Mendapatkan pengalaman serta pengetahuan dalam melakukan penelitian terutama di bidang nutrisi dan kesehatan.
2.
Sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
1.4.1 Bagi Institusi. 1.
Memberikan data IG donat dengan beberapa jenis topping sehingga dapat digunakan sebagai panduan pemilihan makanan selingan bagi penderita obesitas, diabetes melitus, dan penyakit kardiovaskular.
3
2.
Menambah referensi penelitian di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Referensi tersebut dapat digunakan sebagai bahan untuk melakukan penelitian lebih dalam bagi peneliti yang lain.
1.4.3 Bagi Masyarakat 1.
Memberikan informasi IG donat dengan beberapa jenis topping sehingga dapat digunakan sebagai panduan pemilihan makanan selingan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Donat Donat merupakan salah satu jenis makanan olahan berbahan dasar tepung terigu, berbentuk bundar seperti gelang dengan lubang ditengahnya. Roti ini telah lama menjadi pilihan banyak orang untuk dikonsumsi sebagai makanan selingan. Selain tepung terigu, donat diolah dari gula, telur, ragi, margarin, baking powder dan bahan pelembut. Gula berfungsi sebagai pemanis, membentuk warna coklat saat dimasak, dan sebagai nutrisi khamir pada proses fermentasi. Margarin berperan sebagai stabilisator dan pelumas agar partikel adonan terdispersi merata, sehingga mencegah penggumpalan dan tekstur menjadi lebih halus dan lunak. Telur dalam adonan bermanfaat sebagai koagulator, pengemulsi dan menambah citarasa. Selain itu telur dapat meningkatkan nilai gizi berkat protein yang dikandungnya.7 Ragi yang biasa digunakan dalam proses fermentasi donat ialah Saccharomyces cerevisiae. Proses ini akan mempengaruhi pengembangan donat. Kombinasi ragi, air, dan tepung akan memulai fermentasi. Enzim memecah pati menjadi maltosa yang diperlukan sebagai sumber makanan untuk ragi. Ragi bekerja memetabolisme gula dari pati menghasilkan gas CO2 dan etil alkohol. Gas CO2 membuat adonan mengembang karena dipertahankan dalam jaringan yang dibentuk oleh gluten (protein dalam pati tepung).7, 8 2.1.2 Karbohidrat Karbohidrat merupakan sumber kalori makanan terbesar untuk sebagian besar masyarakat dunia. Karbohidrat merupakan salah satu dari tiga makronutrien yang merupakan sumber penting untuk kebutuhan energi tubuh. Karbohidrat terkandung dalam banyak jenis bahan pangan, disebutkan dalam hasil penelitian oleh Mewa Ariani, bahan makanan yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia mengandung karbohidrat tinggi.9
4
5
Istilah karbohidrat secara bahasa berarti “hydrated carbon” atau karbon yang terhidrasi. Suatu senyawa disebut terhidrasi bila mengandung air (H2O = terdiri dari hidrogen dan oksigen). Dalam literature lain, penamaan karbohidrat didasarkan pada unsur kimianya. Senyawa karbohidrat terdiri dari Karbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O).10 Karbohidrat atau sakarida berasal dari bahasa latin Sacharum yang berarti gula. Berdasarkan jumlah sakarida dalam strukturnya, karbohidrat diklasifikasikan dalam tiga kategori.3 Tabel 2.1 Klasifikasi dan Jenis Karbohidrat3 Klasifikasi Karbohidrat Monosakarida Satu unit gula, Karbohidrat Simpel
Disakarida Dua unit gula, Karbohidrat simpel
Jenis
Keterangan
Glukosa
Gula pokok pada metabolisme energi. Banyak dikombinasikan dengan gula lain.
Fruktosa
Ditemukan pada buah, sayur, madu
Galaktosa
Bergabung dengan glukosa menjadi laktosa (susu)
Laktosa (Glukosa+ Galaktosa)
Ditemukan pada susu termasuk ASI
Maltosa (Glukosa+Glukosa)
Sukrosa (Glukosa+Fruktosa) Polisakarida Banyak gula, Karbohidrat kompleks
Tidak ditemukan dalam bentuk sendiri, bergabung dengan molekul gula lain, hasil metabolisme polisakarida Ditemukan pada jenis produksi gula, (gula bubuk, gula coklat, gula pasir)
Pati/ Starch
Polisakarida yang tersimpan pada tanaman, seperti biji-bijian, umbiumbian dan kacang-kacangan
Glikogen
Merupakan jenis simpanan glukosa yang tersimpan pada hewan, ternasuk manusia.
6
Glukosa merupakan bentuk gula yang tersirkulasi dalam darah dan menjadi bahan bakar primer untuk energi seluruh sel tubuh. Glukosa jarang didapatkan dari makanan yang dikonsumsi, tubuh mendapatkannya dari proses metabolisme karbohidrat.10 2.1.3 Pencernaan dan Metabolisme Karbohidrat Proses pencernaan karbohidrat dimulai dari rongga mulut. Polisakarida (glikogen/pati) diubah menjadi partikel yang lebih kecil baik secara mekanik oleh gigi maupun kimiawi oleh bantuan amilase di dalam rongga mulut. Bolus makanan selanjutnya menuju lambung dengan bantuan gerakan peristaltik esofagus. Di lambung pencernaan karbohidrat terhenti akibat hancurnya amilase oleh asam lambung.11 Pencernaan berlanjut saat kimus dari lambung masuk ke dalam usus. Amilase pankreas mengubah polisakarida menjadi disakarida. Proses pencernaan karbohidrta dituntaskan oleh enzim disakaridase (maltase, sukrase, dan laktose) yang disekresikan oleh lumen usus halus dengan menghidrolisis disakarida menjadi monosakarida. Sebagian besar hasil akhir pencernaan karbohidrat berupa glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Setelah diabsorpsi dari saluran pencernaan, hampir seluruh fruktosa dan galaktosa diubah menjadi glukosa di dalam sel hati secara cepat. Lebih dari 95% monosakarida yang beredar dalam tubuh adalah glukosa, yang merupakan produk akhir pencernaan karbohidrat. Sehingga disimpulkan tujuan utama pencernaan karbohidrat adalah untuk memecah polisakarida maupun disakarida menjadi monosakarida yang dapat dikonversi menjadi glukosa.11 Proses pencernaan dan absorpsi glukosa ke dalam darah dipengaruhi juga oleh faktor-faktor berikut ini 1) ketahanan starch/zat tepung terhadap aktivitas kerja enzim, 2) derajat aktivitas enzim-enzim pencernaan, terutama laktase pada dinding mukosa usus, dan 3) adanya zat gizi lain dalam makanan yang mempengaruhi proses pencernaan, seperti lemak yang memperlambat absorpsi, serat, pektin, dan lain-lain yang dapat mengurangi efek kerja enzim.12 Glukosa yang diabsorpsi didistribusikan melalui pembuluh darah ke seluruh tubuh, sebagian disimpan untuk cadangan energi, sebagian lain digunakan
7
untuk sel-sel tubuh sebagai sumber energi. Proses pemakaian glukosa sehingga menghasilkan energi disebut sebagai metabolisme glukosa.12 Untuk masuk dan dipakai oleh suatu sel, sebelumnya glukosa harus ditranspor terlebih dahulu ke dalam sel. Transpor glukosa sebagian besar dilakukan dengan difusi terfasilitasi. Kecepatan transpor glukosa sangat ditingkatkan oleh kerja insulin, transpor dapat meningkat 10 kali lebih cepat dengan bantuan aktivitas insulin.13 Segera setelah masuk ke dalam sel, glukosa akan mengalami rangkaian kejadian berikut: fosforilasi glukosa, glikolisis, hingga siklus krebs atau siklus asam sitrat. Proses-proses tersebut bertujuan untuk menghasilkan adenosin trifosfat (ATP) yang akan digunakan sel sebagai energi tinggi untuk melaksanakan dan menjalankan fungsi.11 2.1.4 Kontrol Glukosa Darah Proses metabolisme terbagi atas anabolisme dan katabolisme. Proses anabolisme merupakan proses pembentukan atau sintesis makromolekul organik yang lebih besar dari subunit organik yang lebih kecil. Sedangkan katabolisme adalah proses penguraian atau degradasi molekul organik besar di dalam tubuh.11 Dalam kaitannya dengan metabolisme karbohidrat, kedua proses inilah yang mengontrol dan menjaga glukosa darah dalam rentang yang normal. Saat keadaan absorptif/setelah makan glukosa tersedia berlimpah dalam darah, maka terjadi proses yang bertujuan untuk menurunkan kadar glukosa darah. Sedangkan pada keadaan puasa terjadi hal sebaliknya. Beberapa reaksi yang terjadi dalam tubuh terkait proses metabolisme dijelaskan dalam tabel 2.2. Tabel 2.2 Proses metabolisme dalam Tubuh11 Proses metabolisme
Jenis proses
Glikogenesis
Anabolisme
Glikogenolisis
Katabolisme
Glukoneogenesis
Anabolisme
Glikolisis
Anabolisme
Reaksi Glukosa menjadi glikogen Glikogen menjadi glukosa Asam amino/asam lemak menjadi glukosa Glukosa menjadi ATP
Konsekuensi Penurunan glukosa darah Peningkatan glukosa darah Peningkatan glukosa darah Penurunan glukosa darah
8
Respon tubuh terhadap regulasi proses metabolisme diatur oleh berbagai hormon. Insulin dan glukagon yang disekresi pankreas, merupakan hormon dominan yang meregulasi jalur-jalur metabolisme, selain itu ada pula epinefrin, kortisol serta hormon pertumbuhan yang mengatur proses katabolik dan anabolik sesuai dengan kebutuhan. Efek hormon-hormon tersebut terhadap metabolisme teringkas dalam tabel 2.3.11 Tabel 2.3 Efek Berbagai Hormon terhadap Metabolisme11 Hormon Insulin
Glukagon
Efek terhadap glukosa
Rangsangan utama
Peran dalam metabolism
untuk sekresi
a.
↑ ambilan glukosa
- ↑ glukosa darah
Regulator
b.
↑ glikogenesis
- ↑ asam amino darah
absorptif dan pasca-absorptif
c.
↓ glikogenolisis
d.
↓ glukoneogenesis
a.
↑ glikogenolisis
- ↓ glukosa darah
Bersama
b.
↓ glikogenesis
- ↑ asam amino darah
regulator
c.
↑ glukoneogenesis
utama
insulin utama
siklus
menjadi siklus
absorptif dan pasca-absorptif, serta proteksi hipoglikemia
Epinefrin
a.
↑ glikogenolisis
Stimulasi simpatis saat
Penyediaan
b.
↓ glikogenesis
stress dan olahraga
keadaan darurat dan olahraga
c.
↑ sekresi glukagon
d.
↓ sekresi insulin
energi
untuk
Kadar glukosa darah setelah makan meningkat dari kadar puasa 80-100 mg/dL (~5mM) menjadi 120-140 mg/dL (~8mM) dalam waktu 30 menit sampai 1 jam. Kadar glukosa dalam darah kemudian mulai menurun, kembali ke rentang puasa dalam waktu kurang lebih 2 jam setelah makan.14 2.1.5 Indek Glikemik Indeks glikemik adalah metode kuantitatif untuk menggambarkan kemampuan karbohidrat suatu makanan dalam menaikkan kadar glukosa darah. Nilai ini diperoleh dengan membandingkan luas area di bawah kurva respon glukosa darah makanan uji dengan makanan standar. Makanan uji dan makanan standar yang digunakan mengandung sebanyak 50 gram karbohidrat.15
9
Pada beberapa tahun belakangan ini, IG menjadi populer dalam terapi nutrisi dan program diet untuk pasien diabetik maupun yang berisiko tinggi sebagai upaya pencegahan diabetes, penyakit kardiovaskular, dislipidemia bahkan kanker.16 Indeks glikemik pada awalnya dikembangkan oleh Dr. David Jenkins pada tahun 1981. Konsep IG ini dirancang untuk mengurutkan makanan berdasarkan kemampuannya untuk meningkatkan kadar glukosa darah, yang dibandingkan dengan makanan referensi/standar. Hasil penelitian Dr. David Jenkins menunjukkan bahwa IG mempunyai efek terhadap kadar glukosa darah dan dapat digunakan dalam rencana nutrisi berbagai penyakit metabolik.4 Berbagai penelitian lainnya mencoba menemukan korelasi antara IG dan efeknya terhadap perjalanan penyakit. Pada studi yang dilaporkan BJ Venn et al, didapatkan adanya penurunan kadar HbA1c sebesar 0,33% setelah dilakukan diet IG rendah, dan didapatkan konsentrasi fruktosamin yang lebih rendah 0.19 mmol/l dibanding diet IG tinggi.17 Dalam jurnal yang sama disebutkan adanya korelasi positif makanan yang memiliki IG rendah dan rasa kenyang. Makanan dengan IG rendah dapat digunakan untuk pengontrolan berat badan karena menimbulkan rasa kenyang. Semakin rendah nilai IG dan glycemic load pada waktu makan, maka akan semakin sedikit konsumsi makanan pada waktu makan berikutnya.4 Ada banyak teori yang menjelaskan tentang pengaruh makanan IG rendah terhadap proses metabolisme. Salah satu teorinya dijelaskan oleh Radulian G dalam gambar 2.1.18
10
↓ resistensi insulin
↓ fungsi sel-Ƅ
↓ glikemia
↓ hiperinsulinemia Diet makanan IG rendah dan penyakit metabolik
↓ asam lemak bebas
↓ dislipidemia
↓ inflamasi
↓ ↓ resiko disfungsi endotel
↓ resiko penyakit kardiovascular
↓ ↓ faktor protrombotik
Gambar 2.1 Deskripsi diet rendah indeks glikemik terhadap berbagai metabolisme dalam tubuh dan efeknya terhadap penyakit sistemik dan metabolik Penelitian Gabriele Riccardi et al menemukan bahwa makanan dengan diet IG dan glycemic load rendah, berhubungan dengan penurunan risiko penyakit kronik tertentu. Hal ini berkaitan dengan hipotesis bahwa glikemia postprandial yang semakin tinggi menjadi mekanisme universal dari perkembangan perjalanan penyakit.5 Pemeriksaan IG dapat dilakukan dengan pengambilan darah vena maupun darah kapiler dari ujung jari maupun telinga. Responden dapat berjumlah 6-14 orang, sehat, laki-laki dan perempuan, IMT normal, tidak hamil, tidak menyusui, berusia antara 18-75 tahun, serta tidak memiliki diabetes.18 Responden berpuasa sepanjang malam hingga pagi hari, dalam rentang 10 sampai 14 jam. Selanjutnya responden mengkonsumsi satu makanan uji pada satu hari, dan makanan uji lainnya di hari yang berbeda. Makanan standar dapat berupa 50 gram glukosa, 55 gram dekstrosa atau sejumlah roti tawar putih atau nasi putih yang mengandung 50 gram karbohidrat.
11
Setelah pengambilan kadar glukosa darah puasa, responden diberi makanan uji dan dilakukan pengambilan darah pada menit ke 15, 30, 45, 60, 90, dan 120 menit setelah mulai makan. Pengambilan darah responden dapat dilakukan dari kapiler dengan finger-prick atau diambil dari darah vena.19 Pengambilan darah responden melalui kapiler lebih dipilih untuk pemeriksaan IG. Selain lebih mudah, peningkatan glukosa pada darah kapiler lebih tinggi dan juga lebih sedikit variasi yang didapatkan dibandingkan kadar glukosa darah plasma.20 Makanan uji harus mengandung porsi 50 gram karbohidrat. untuk setiap makanan uji yang diperiksa dapat disertai dengan 250 sampai 500 mL air atau teh, atau 50 mL susu bila responden menghendaki. Responden boleh memilih jumlah dan jenis minuman, namun minuman yang telah dipilih harus sama untuk semua makanan uji yang akan dikonsumsi. Makanan uji harus dihabiskan dalam waktu 10 menit dengan penghitungan waktu untuk pemeriksaan kadar glukosa darah dimulai dari gigitan pertama konsumsi makanan uji.19 Selanjutnya kadar glukosa darah dalam 2 jam pemeriksaan dimasukkan dalam kurva dengan waktu di sumbu x dan kadar glukosa darah di sumbu y. Indeks glikemik makanan uji, dilakukan dengan cara membandingkan luas area di bawah kurva makanan uji dengan makanan standar. Kategori pangan berdasarkan rentang IG seperti dikutip oleh Rimbaawan menurut Jenny Miller tercantum dalam table 2.4.21 Tabel 2.4 Kategori Pangan Berdasarkan Indeks Glikemik21 Kategori Pangan
Rentang Indeks Glikemik
Indeks glikemik rendah
<55
Indeks glikemik sedang (intermediate)
55-70
Indeks glikemik tinggi
>70
Secara garis besar terdapat dua hal yang dapat memepengaruhi IG, yaitu faktor individu dan faktor makanan. Faktor individu yang menentukan respon glikemik seseorang terhadap makanan ialah sensitivitas insulin, fungsi sel beta pankreas, motilitas saluran gastrointestinal, metabolisme makanan sebelumnya, variasi metabolik parameter harian dan lain-lain. Kapasitas regulatori metabolisme
12
glukosa dapat bervariasi pada masing masing orang. Sedangkan faktor dari makanan dapat dilihat ringkasannya dalam tabel 2.5.22 Tabel 2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kadar Indeks Glikemik Makanan22 Faktor
Mekanisme
Contoh makanan
Tingkat gelatinisasi pati
Semakin sedikit pati yang tergelatinasi, semakin lambat proses pencernaannya.
Spagetti, oatmeal
Bentuk fisik makanan
Lapisan fibrosa pada buncis dan biji-bijian serta yang menempel pada dinding sel tanaman bekerja sebagai barier, memperlambat enzim untuk masuk dan memulai pencernaan pati
Roti gandum utuh, polongpolongan,
Rasio amilosa dan amilopektin
Semakin banyak suatu makanan mengandung amilosa, semakin lambat kecepatan pencernaan gulanya. Hal ini kebalikannya terhadap amilopektin
polong-polongan, nasi basmati, maizena
Kadar serat pangan
Kadar gula sukrosa
Keasaman
Serat larut dapat meningkatkan viskositas isi intestinal (karena dapat mengikat air) dan memperlambat interaksi antara pati dan enzim pencernanya. Hal ini menyebabkan semakin lambatnya proses absorpsi Sukrosa, yang disusun oleh glukosa dan frukotosa, memproduksi hanya setengah dari banyaknya molekul glukosa dari pati dengan jumlah yang sama. Keberadaan sukrosa dalam makanan juga merestriksi tingkat gelatinisasi dari molekul pati dengan mengikat air selama proses produksi Asam pada makanan memperlambat proses pengosongan lambung
Buncis, apel, roti putih, beberapa jenis sereal sarapan
Beberapa jenis cookies, dan sereal sarapan
Jeruk
Selain itu Rimbawan menyebutkan kadar lemak dan protein juga mempengaruhi IG. Hal ini akibat lambatnya pengosongan lambung pada konsumsi makanan dengan protein dan lemak tinggi. 21
13
2.2 Kerangka Konsep Responden sehat Faktor ekstrinstik/makanan • Tingkat gelatinisasi pati • Bentuk fisik • Rasio amilosa dan amilopektin • Kadar serat pangan • Kadar gula sukrosa • Keasaman
Makanan uji
Laju kenaikan kadar glukosa darah
Faktor intrinsik/individu • sensitivitas insulin, • fungsi sel beta pankreas, • motilitas saluran gastrointestinal, • metabolisme makanan sebelumnya, • variasi metabolik individu
Indeks Glikemik
2.3 Definisi Operasional No
1.
2.
Variabel
Definisi
Indeks glikemik
Respon kenaikan kadar glukosa darah terhadap sejumlah karbohidrat dalam makanan
Glukosa darah
Hasil absorpsi karbohidrat saluran pencernaan yang bersirkulasi dalam darah dan dihitung kadarnya dengan pemeriksaan darah
Peng ukur
Pene liti
Pene liti
Alat ukur
-
Blood glucose meter
merek Gluco dr.
Cara Ukur
Skala ukur
Hasil ukur
Membanding kan luas area di bawah kurva Persen Nomi setiap makanan tase nal uji dengan (%) makanan standar Pengambilan darah kapiler kemudian diuji dengan test strip blood glucose meter
mg/dL
Nomi nal
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental untuk mengetahui IG donat dengan beberapa jenis topping. 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2013 sampai Juli 2013 di Kampus Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3.3 Alat dan Bahan Penelitian a. Alat glukometer dan test strip glukosa darah Gluco.dr® b. Sampel darah responden dengan metode finger-prick. c. Makanan standar (6 lembar roti tawar putih). d. Makanan uji : donat topping coklat 2 potong, topping sereal 2 ½ potong dan topping gula tepung 2 ½ potong. 3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi 3.4.1 Kriteria Inklusi a. Responden adalah dewasa sehat dengan populasi mahasiswa pendidikan dokter (18-25 tahun). b. Responden IMT normal kriteria Asia-Pasifik.23 c. Responden tidak memiliki riwayat gangguan metabolisme glukosa. d. Responden dalam keadaan sehat. 3.4.2 Kriteria Eksklusi a. Responden yang menjalani program diet dalam 3 bulan terakhir. b. Responden perempuan yang hamil ataupun menyusui. 3.5 Besar dan Cara Pengambilan Responden Responden dalam penelitian ini berjumlah 10 orang yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Responden terdiri dari perempuan dan laki-laki. Pemilihan responden dilakukan dengan cara consecutive sampling. 14
15
Proses penentuan responden dilakukan dengan cara anamnesis meliputi identitas dan riwayat penyakit, serta dilakukan pemeriksaan fisik meliputi tanda vital, penukuran tinggi badan, dan berat badan. Dilakukan penapisan gangguan metabolisme glukosa dengan pemeriksaan GDP dan dibandingkan dengan kriteria normal menurut PERKENI.24 Responden yang memenuhi kriteria inklusi dan bersedia mengikuti penelitian dilakukan informed consent (lampiran 1,2,3,4). 3.6 Alur Penelitian Mahasiswa PSPD 2010
Populasi
Memenuhi kriteria inklusi
Responden 10 orang
Persiapan sebelum pemeriksaan:* Puasa 10-14 jam, tidak melakukan aktivitas berat, dan makan porsi normal sebelum puasa
Pemeriksaan pertama
Pemeriksan kedua
Pemeriksan ketiga
Pemeriksan keempat
Roti tawar putih
Donat dengan topping gula tepung
Donat dengan topping coklat
Donat dengan topping sereal
Pemeriksaan glukosa darah kapiler pada menit ke-0, 15, 30, 45, 60, 90 dan 120 Perhitungan luas bangun dan penentuan indeks glikemik
*Setiap pemeriksaan berselang 4-5 hari 3.7 Cara Kerja Penelitian a.
Responden menjalani puasa kurang lebih 10 jam.
b.
Responden sebelumnya telah diminta untuk menjauhi latihan berat dan makan seperti biasa selama 48 jam sebelum hari pemeriksaan.
c.
Responden mengkonsumsi makanan uji dalam waktu <10 menit.
16
d.
Darah responden diambil dari pembuluh kapiler pada ujung jari sebelum makan dan di menit ke-15, 30, 45, 60, 90, dan 120 menit setelah mulai makan.
e.
Responden diberikan air putih 250 sampai 500 mL air.
f.
Kadar gula darah responden dicatat, dan dimasukkan ke dalam kurva.
g.
Menghitung nilai indeks glikemik.
3.8 Rencana Pengolahan dan Analisa Data Hasil pemeriksaan kadar glukosa darah responden diolah secara manual dan disajikan dalam bentuk tabel. Kenaikan kadar glukosa darah disajikan dalam bentuk kurva, sedangkan IG dalam bentuk persentase. Penentuan IG dilakukan dengan menggunakan rumus berikut: 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑑𝑖𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ 𝑘𝑢𝑟𝑣𝑎 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛 𝑔𝑙𝑢𝑘𝑜𝑠𝑎 𝑑𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑢𝑎 𝑗𝑎𝑚 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑢𝑗𝑖 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑔𝑙𝑖𝑘𝑒𝑚𝑖𝑘 = 𝑥100% 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑑𝑖𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ 𝑘𝑢𝑟𝑣𝑎 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛 𝑔𝑙𝑢𝑘𝑜𝑠𝑎 𝑑𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑢𝑎 𝑗𝑎𝑚 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟
Luas area di bawah kurva dihitung menggunakan metode trapezoid secara manual dan menggunakan program Microsoft Excel. Metode trapezoid dilakukan dengan cara menghitung luas semua bangunan trapesium dalam kurva kenaikan glukosa darah yang selanjutnya dijumlahkan. Luas bangunan trapesium dihitung dengan rumus: 25 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑟𝑎𝑝𝑒𝑠𝑖𝑢𝑚 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑗𝑎𝑗𝑎𝑟 𝑥 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 2
Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis data statistik menggunakan Microsoft excel 2010 dan SPSS 16.0. Uji normalitas data menggunakan uji Shapiro-Wilk karena jumlah responden kurang dari 50 orang. Selanjutnya penulis menggunakan Uji Repeated Annova bila data terdistribusi normal dan Uji Friedman bila data tidak terdistribusi normal. Pemilihan uji ini didasarkan pada jenis penelitian berupa deskriptif numerik-numerik dengan variabel yang berpasangan.26
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden Responden berjumlah 10 orang, terdiri dari 3 orang laki-laki dan 7 orang perempuan. Karakteristik responden dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1. Karakteristik Responden Penelitian No.
Kode
Jenis kelamin (L/P)
Umur (tahun)
Berat badan (kg)
Tinggi badan (m)
IMT (kg/m)
Glukosa darah Puasa (mg/dL)
1
PTR
L
21
63
1,70
21,7
93
2
IRV
L
18
54
1,67
19,3
91
3
NBL
L
18
55
1,72
18,5
103
4
RM
P
20
43
1,50
19,1
75
5
MTA
P
20
45
1,55
18,7
92
6
DNY
P
20
50
1,50
22,2
85
7
USW
P
20
49
1,55
20,3
82
8
QR
P
18
51
1,55
21,5
93
9
PTI
P
18
53
1,54
21,9
89
10
RZ
P
17
49
1,55
20,3
88
Rerata umur responden dalam penelitian ini adalah 19 tahun (SD±0,42). Rerata IMT responden adalah 20,3 (SD±0,44) yang termasuk dalam kategori normal dengan menggunakan klasifikasi status gizi berdasarkan IMT dari Asia Pasifik (lampiran 4). Responden tidak memiliki gangguan metabolisme glukosa ditunjukkan dengan hasil pemeriksaan GDP dalam batas normal. Rerata GDP responden adalah 89,10 (SD±2,36). 4.2 Makanan Uji Makanan yang digunakan dalam penelitian ini adalah roti tawar putih sebagai makanan standar. Makanan uji menggunakan donat dari gerai donat terdekat dengan 3 topping berbeda, yaitu donat topping coklat, sereal dan tepung. Pemilihan topping tersebut dipilih berdasarkan komposisinya yang dapat mempengaruhi nilai IG.
17
18
Donat yang digunakan dalam penelitian ini didapatkan dalam bentuk jadi, dalam hal ini peneliti tidak melakukan proses pengolahan tambahan terhadap donat yang diuji. Sebelum dikonsumsi sebagai makanan uji, donat dan topping ditimbang terlebih dahulu untuk menentukan porsi yang setara dengan 50 gram karbohidrat. Karena peneliti tidak mendapatkan analisis gizi donat dari produsen secara langsung, maka penyajian analisis zat gizi berdasarkan donat secara umum diambil dari Nutrisurvey 2007 (lampiran 5). Tabel 4.2. Makanan Uji dengan Kandungan Karbohidrat 50 Gram Sajian (gram)
Karbohidrat (gram)
Lemak (gram)
Protein (gram)
Roti tawar putih
118
50
4,13
8,26
Serat (gram) 3,54
Donat topping Gula tepung Donat topping coklat Donat topping sereal
100 3,7 100 12 100 6
50
21,8
5,2
1,0
50
25,36
6,02
1,0
50
22,22
5,95
1,32
Makanan uji
4.3 Kadar Glukosa Darah Hasil rerata kadar glukosa darah setiap 30 menit selama dua jam setelah pemberian makanan uji dapat dilihat pada Gambar 4.1. 150 140 130 120 110 100 90
117,6
80
93
70
85,72
104
85
101,8
60
105,2
142,6 126,5 119,1 111,7
132 126 114,5 104,5
122,6 116,6 114,5 101,5
45
60
117,2 112,4 107,3 106,5
117,4 117,2 110,4 102,8
84,5
50 0
15
30
75
90
105
Makanan Standar
Donat Toping Gula Tepung
Donat Toping Coklat
Donat Toping Sereal
Gambar 4.1. Grafik Kenaikan dan Penurunan Kadar Glukosa Darah
120
19
Berdasarkan kurva diatas, kenaikan kadar glukosa darah setelah pemberian roti tawar putih mencapai puncaknya pada menit ke-45. Selanjutnya mengalami penurunan pada menit ke-90 hingga 120. Berbeda dengan donat dengan tiga topping yang diuji, kenaikan kadar glukosa darah mengalami puncak pada menit ke-30 dan menurun pada menit ke-60 hingga 120. Perbedaan ini disebabkan roti tawar putih mengandung lebih banyak serat sehingga membuat pencernaan dan absorpsi karbohidrat menjadi lebih lambat. Respon kenaikan glukosa darah terhadap karbohidrat umumnya signifikan dalam kisaran waktu 30 menit sampai 1 jam setelah konsumsi makanan. Berdasarkan hal tersebut, persentase kenaikan dan penurunan kadar glukosa darah dihitung tiap 30 menit. Tabel 4.3. Persentase kenaikan/penurunan kadar glukosa darah (%) No
Makanan uji
Perrsentase kenaikan kadar glukosa darah pada menit ke30’
60’
90’
120’
1
Roti tawar putih
28,06
31,82
-8,31
-4,24
2
Donat topping gula tepung
66,39
-19,70
-24,75
-27,92
3
Donat topping coklat
32,18
-9,13
-4,65
-7,96
4
Donat topping sereal
48
-7,85
-7,43
-12,72
Makanan uji yang meningkatkan kadar glukosa darah puasa dengan cepat setelah dikonsumsi dari menit ke-0 hingga menit ke-30 berturut-turut adalah donat topping gula tepung 66,39%, topping sereal 48%, topping coklat 32,18%, dan roti tawar putih 28,06%. Topping gula tepung dapat dicerna dan diserap lebih mudah oleh sistem gastrointestinal. Selain karena ukuran partikel makanan yang kecil, karbohidrat dalam gula tepung berjenis disakarida, sehingga proses pencernaan menjadi lebih cepat. Semakin cepat penyerapan, maka akan didapatkan peningkatan yang lebih tinggi dari kadar glukosa darah. Berbeda dengan donat topping sereal dan coklat, yang masing-masing memiliki kandungan dengan absorpsi relatif lebih lambat. Secara komposisi coklat mengandung lemak yang cukup banyak, dan sereal mempunyai kandungan serat serta protein. Akibat komposisi ini, sehingga dapat memperlambat absorpsi glukosa ke dalam darah.
20
Serat larut dapat meningkatkan viskositas isi intestinal (karena dapat mengikat air) dan memperlambat interaksi antara pati dan enzim pencernanya, sehingga proses pencernaan menjadi lebih lambat. Sedangkan makanan berlemak dapat memperlambat pengosongan lambung dengan mekanisme penghambatan sekresi HCL. Dengan demikian kandungan lemak dan serat menyebabkan respon glukosa darah menjadi lebih lambat.21 4.4 Indeks Glikemik Penghitungan luas area di bawah kurva dihitung menggunakan perhitungan trapezoid (lampiran 7 dan 8). Setelah dirata-ratakan dari tiap responden, hasil akhir IG setiap makanan uji dapat dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.4. Rerata Indeks Glikemik Makanan Uji dan Makanan Standar Makanan
Indeks glikemik (100%)
Roti tawar putih
100
Donat topping gula tepung
98,12
Donat topping coklat
97,22
Donat topping sereal
89,28%
Secara keseluruhan dari tabel diatas, IG tertinggi adalah donat topping gula tepung 98,12%, sedangkan donat topping coklat menjadi yang paling rendah 89,28%, dan di antara keduanya adalah donat topping sereal 97,22%. Hasil perhitungan IG donat yang didapat sama dengan hasil penelitian Kaye Foster-Powell, yang menyebutkan hasil IG donat adalah 108±10%27 dan tidak jauh berbeda dengan hasil yang didapat Indira Saputra dalam penelitiannya, yang menyebutkan IG donat adalah 72±6%.7 Donat dengan ketiga topping yang telah diteliti termasuk dalam makanan berindeks glikemik tinggi (>70%) berdasarkan kategori pangan menurut Jenny Miller. 21 Donat topping gula tepung menjadi makanan dengan IG paling tinggi, disebabkan kandungan makanan mempengaruhi absorpsi saluran pencernaan yang secara otomatis mempengaruhi kadar glukosa darah. Semakin lambat sebuah makanan diabsorpsi, maka IG semakin rendah. Selain itu bahan gula memiliki IG
21
yang juga lebih tinggi jika dibandingkan bahan coklat maupun sereal. Indeks glikemik gula tepung adalah 97± 7%, coklat 61± 4% dan sereal 61± 8%.2 Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menganjurkan untuk pasien DM atau yang memiliki resiko tinggi penyakit ini, untuk mengkonsumsi donat dengan toping coklat. Makanan dengan IG rendah relatif lebih baik menjadi pilihan makanan selingan. Akan tetapi, karena ditemukan hasil penelitian menunjukkan semua donat beserta topping ini termasuk dalam kategori IG tinggi, tidak disarankan untuk konsumsi yang berlebihan. Uji statistik Repeated anova menunjukkan p value 0,005. Dengan demikian terdapat sedikitnya 2 perbedaan bermakna antar IG makanan uji. Setelah dibandingan dalam pairwise comparison, perbedaan didapatkan antara IG makanan standar dengan donat toping coklat dan antara donat toping gula tepung dengan toping coklat (lampiran 9). 4.5 Keterbatasan Penelitian Dalam melakukan penelitian, didapatkan beberapa hal yang menjadi keterbatasan bagi peneliti sehingga mempengaruhi proses dan hasil dari penelitian. Tidak dilakukannya analisis zat gizi terhadap makanan uji, memungkinkan perbedaan komposisi bahan yang digunakan antara produsen yang satu dengan yang lain. Selain itu pemeriksaan respon glukosa darah makanan standar hanya dilakukan satu kali, menyulitkan perhitungan IG yang lebih akurat. Disebutkan dalam penelitian Thomas MS Wolever et al, pemeriksaan makanan standar perlu dilakukan 2-3 kali. Pengawasan dan pemantaun terhadap responden sulit dilakukan, terutama untuk membatasi aktivitas fisik selama penelitian, serta tidak dapat dipastikannya responden berpuasa 10-14 jam dan makan dalam porsi makan biasa 48 jam sebelum pemeriksaan kadar glukosa darah.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Hasil penelitan ini menunjukkan donat dengan indeks glikemik tertinggi berturut-turut adalah donat topping gula tepung (98,12%), topping sereal (97,22%), dan topping coklat (89,28%), Ketiga donat dengan tiga toping yang diuji termasuk dalam makanan IG tinggi. 2. Terdapat perbedaan bermakna IG donat dengan beberapa jenis topping, yaitu antara makanan standar dengan donat toping gula tepung, dan antara donat toping gula tepung dengan toping coklat. 5.2 Saran 1. Perlu dilakukan analisis zat gizi terhadap makanan yang diuji untuk penghitungan kebutuhan 50 gram karbohidrat yang dibutuhkan, sehingga tidak bergantung pada data sekunder tabel zat gizi makanan. 2. Untuk membuat hasil perhitungan IG yang lebih akurat, pemeriksaan respon glukosa darah makanan standar sebaiknya dilakukan lebih dari satu kali. 3. Perlu pengawasan dan pemantauan yang lebih baik terhadap responden pemeriksaan indeks glikemik makanan.
23
24
DAFTAR PUSTAKA
1.
Mozaffarian D. Changes in Diet and Lifestyle and Long-Term Weight Gain in Women and Men. N Engl J Med 2011;364:2392-404.
2.
Lifestyle factors and Risk for New-Onset Diabetes: a Population-Based Cohort Study [internet]. 2002. Diakses pada 12 Juli 2013. Tersedia dalam http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21893622.
3.
Nix S. William’s Basic Nutrition and Diet Theraphy. Missori: Elsevier Mosby; 2005. Hal 6, 17-25.
4.
David JA Jenkins, Cyril WC Kendall, Livia SA Augustin, Silvia Franceschi, Maryam Hamidi, Augustine Marchie, et al. Glycemic index: Overview of Implications in Health and Disease. Am J Clin Nutr 2002;76(suppl):266S– 73S.
5.
Riccardi G, Rivellese AA, Giacco R. Role of Glycemic Index and Glycemic Load in The Healthy State, in Prediabetes, and in Diabetes. Am J Clin Nutr 2008;87(suppl):269S–74S.
6.
Marmonier C, Chapelot D, Fantino M, Louis-Sylvestre J. Snacks Consumed in a Nonhungry State Have Poor Satiating Efficiency: Influence of Snack Composition on Substrate Utilization and Hunger. Am J Clin Nutr 2002;76:518–28.
7.
Saputra I. Evaluasi Mutu Gizi dan Indeks Glikemik Cookies dan Donat Tepung Terigu yang Disubstitusi Parsial dengan Tepung Bekatul. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor. 2008. Tersedia dalam repository.ipb.ac.id.
8.
J.Co Donuts and Coffee, Brand Local dengan Reputasi Internasional. Bakery Magazine [internet]. 10 Februari 2011 [diakses pada 12 Juni 2013]. Tersedia pada http://www.bakerymagazine.com/2012/09/05/j-co-donuts-and-coffeelocal-brand-dengan-reputasi-internasional/
9.
Ariani M. Konsumsi pangan Masyarakat Indonesia. Analisis Data SUSENAS 1999-2005. Didownload pada 17 Juni 2013 dari www.persagi.org
10. Thompson J, Manore M. Nutrition: An Applied Approach, 2nd Edition. USA: Pearson Education publishing; 2007. 11. Sherwood L. Human Physiology: From Cells to Systems, 7th Edition. USA: Brooks/Cole; 2010. Hal.641-675, 776-783.
25
12. Gallaghe L. Margie. Nutrient and Their Metabolism. Dalam: Kathleen Mahan, editor. Krause’s Food and Nutrition Therapy, 12th Edition. Missouri: Elsevier; 2008. Hal 49-52. 13. Arthur C. Guyton, John E. Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11. Jakarta: EGC; 2007. Hal.871-874. 14. Dawn B Marks, Allan D. Marks, Collen M. Smith. Biokimia Kedokteran Dasar: Sebuah Pendekatan Klinis. Jakarta: EGC; 2000. Hal.463. 15. John A Monro and Mick Shaw. Glycemic Impact, Glycemic Glucose Equivalents, Glycemic Index, and Glycemic Load: Definitions, Distinctions, and Implications. Am J Clin Nutr 2008;87(suppl):237S– 43S. 16. Xavier Pi-Sunyer. Glycemic Index and Disease. Am J Clin Nutr 2002;76(suppl):290S–8S. 17. BJ Venn, TJ Green. Glycemic Index and Glycemic Load: Measurement Issues and Their Effect on Diet–Disease Relationships. European Journal of Clinical Nutrition (2007) 61 (Suppl 1), S122–S131 18. Radulian G, Rusu E, Dragomir A, Posea M. Metabolic Effects of Low Glycaemic Index diets. Nutrition Journal 2009; 8:5. 19. MS Wolever, Brand-Miller JC, Abernethy J, Astrup A, Atkinson F, Axelsen M, et al. Measuring the Glycemic Index of Foods: Interlaboratory Study. Am J Clin Nutr 2008;87(suppl):247S–57S. 20. Paper: Carbohydrate in Human Nutrition. FAO Food and Nutrition [internet]. 1998. Chapter 4: The Role of The Glycemic Index Of food. Tersedia dalam http://www.fao.org/docrep/w8079e/w8079e0a.htm 21. Rimbawan, Siagian A. Indeks Glikemik Pangan, Cara Mudah Memilih Pangan yang Menyehatkan. Jakarta: Penebar Swadaya; 2004. Hal.23-28, 3340. 22. Kalergis M, De Grandpré, Andersons C. The Role of the Glycemic Index in the Prevention and Management of Diabetes: A Review and Discussion. Canadian Journal of Diabetes 2005;29(1):27-38. 23. The Asia-Pacific Perspective Redefining Obesity and Its Treatment. Diunduh pada tanggal 29 Agustus 2013, tersedia dalam http://www.wpro.who.int/nutrition/documents/Redefining_obesity/en/ 24. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI). Konsensus Pengelolaan
dan
Pencegahan Diabetes
Melitus Tipe
2
di
Indonesia 2011. Diunduh dari www.perkeni.org.
26
25. Damayanti E, Rimbawan. Penuntun Praktikum Evaluas Nilai Gizi. Pengukuran Indeks Glikemik. Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia. Institut Pertanian Bogor; 2013. 26. Sopiyudin D. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Deskriptif, Bivariat, dan Multivariat. Jakarta: Penerbit Salemba Medika; 2009. 27. Foster-Powell K, Susanna HA Holt, and Janette C Brand-Miller. International table of Glycemic Index and Glycemic Load Values. Am J Clin Nutr 2002;76:5-56.
27
LAMPIRAN Lampiran 1 Lembar Surat Persetujuan Responden
28
Lampiran 2 Lembar Status Kesehatan Responden
29
Lampiran 3 Hasil Pemeriksaan Tanda Vital Responden
Frekuensi Nadi (x/menit)
Frekuensi Nafas (x/menit)
Suhu (oC)
No.
Kode
Tekanan darah (mmHg)
1
PTR
110/80
75
19
37,0
2
IRV
120/80
91
20
37,2
3
NBL
110/70
80
18
36,8
4
RM
120/80
82
18
37,5
5
MTA
100/80
92
22
37,2
6
DNY
120/70
85
20
37,0
7
USW
120/80
82
20
36,5
8
QR
110/80
74
18
37,0
9
PTI
120/80
89
18
36,5
10
RZ
110/70
70
20
36,7
30
Lampiran 4 Kriteria Status Gizi Menurut Asia-Pasifik
Untuk menentukan status gizi responden digunakan dengan menilai Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan rumus :
Kriteria yang digunakan adalah penggolongan status gizi dengan IMT Asia-Pasifik, status gizi dikategorikan dalam underweight, normoweight, overweight dan obesitas. IMT (Kg/M2)
Klasifikasi
Resiko komorbiditas Rendah (dapat
Underweight
<18,5
diperparah bila terdapat masalah klinis)
Normal range
18,5-22,9
Overweight
≥23
Rata-rata
Resiko
23-24,9
Meningkat
Obese I
25-29,9
Sedang
Obese II
≥30
Berat
31
Lampiran 5 Analisis Gizi dan Perhitungan Kebutuhan Makanan Uji Sebanyak 50 Gram Karbohidrat
Sajian (gram)
Karbohidrat (gram)
Lemak (gram)
Protein (gram)
Serat (gram)
Roti tawar putih
80 gr
34
3,5
7
3
Donat
100 gr
46,3
21,8
5,2
1,0
Gula pasir
100 gr
99,8
0
0
0
Coklat
100 gr
63,4
29,7
4,2
0
Sereal
100 gr
63,3
7
12,5
5,4
Makanan uji
Berdasarkan informasi gizi kemasan roti putih dan Nutrisurvey 2007, maka estimati kebutuhan makanan yang digunakan sebanyak 50 gram adalah:
1.
80 gram roti tawar putih mengandung 34 gram karbohidrat. Untuk mendapatkan 50 gram karbohidrat maka dibutuhkan kurang lebih 118 gram roti tawar putih. Dikonversikan dalam ukuran rumah tangga sama dengan 6 lembar roti.
2.
100 gram donat mengandung 46,3 gram karbohidrat 100 gram gula putih mengandung 99,8 gram karbohidrat Untuk mendapatkan donat topping gula putih dengan estimasi kandungan karbohidrat 50 gram adalah 100 gram donat dengan 3,7 gram gula. Dikonversikan dalam ukuran rumah tangga sama dengan 2½ potong donat dengan 1 sendok teh gula putih sebagai topping.
32
3.
100 gram donat mengandung 46,3 gram karbohidrat 100 gram coklat mengandung 63,4 gram karbohidrat Untuk mendapatkan donat topping coklat dengan estimasi kandungan karbohidrat 50 gram adalah 80 gram donat dengan 12 gram coklat. Dikonversikan dalam ukuran rumah tangga sama dengan 2 potong donat dengan 1 sendok makan penuh coklat sebagai topping.
4.
100 gram donat mengandung 46,3 gram karbohidrat 100 gram sereal mengandung 63,3 gram karbohidrat Untuk mendapatkan donat topping gula putih dengan estimasi kandungan karbohidrat 50 gram adalah 100 gram donat dengan 6 gram sereal. Dikonversikan dalam ukuran rumah tangga sama dengan 2 ½ potong donat dengan 1 sendok makan coklat sebagai topping.
33
Lampiran 6 Kurva Respon Kadar Glukosa Darah PTR 150 140
kadar glukosa darah mg/dL
130 120
Makanan Standar
110 Donat Toping Gula Tepung
100 90
Donat Toping Coklat
80 70
Donat Toping Sereal
60 50 0
15
30
45
60
75
90 105 120
waktu (menit)
IRV 150 140
kadar glukosa darah mg/dL
130 120 Makanan Standar 110 Donat Toping Gula Tepung
100 90
Donat Toping Coklat
80 Donat Toping Sereal
70 60 50 0
15
30
45
60
75
waktu (menit)
90 105 120
34
(Lanjutan) NBL 170 160 150
kadar glukosa darah mg/dL
140 130
Makanan Standar
120 Donat Toping Gula Tepung
110 100
Donat Toping Coklat
90 80
Donat Toping Sereal
70 60 50 0
15
30
45
60
75
90 105 120
waktu (menit)
RMA 180 170 160
kadar glukosa darah mg/dL
150 140
Makanan Standar
130 120 110
Donat Toping Gula Tepung
100
Donat Toping Coklat
90 80
Donat Toping Sereal
70 60 50 0
15
30
45
60
75
waktu (menit)
90 105 120
35
(Lanjutan) MTA 140 130
kadar glukosa darah mg/dL
120 110
Makanan Standar
100 Donat Toping Gula Tepung
90
Donat Toping Coklat
80
Donat Toping Sereal
70 60 50 0
15
30
45
60
75
90 105 120
waktu (menit)
DNY 150 140
kadar glukosa darah mg/dL
130 120 Makanan Standar 110 Donat Toping Gula Tepung
100 90
Donat Toping Coklat
80 Donat Toping Sereal
70 60 50 0
15
30
45
60
75
waktu (menit)
90 105 120
36
(Lanjutan)
kadar glukosa darah mg/dL
USW 200 190 180 170 160 150 140 130 120 110 100 90 80 70 60 50
Makanan Standar Donat Toping Gula Tepung Donat Toping Coklat Donat Toping Sereal
0
15
30
45
60
75
90 105 120
waktu (menit)
kadar glukosa darah mg/dL
QR 200 190 180 170 160 150 140 130 120 110 100 90 80 70 60 50
Makanan Standar Donat Toping Gula Tepung Donat Toping Coklat Donat Toping Sereal
0
15
30
45
60
75
waktu (menit)
90 105 120
37
(Lanjutan) PTI 180 170 160
kadar glukosa darah mg/dL
150 140
Makanan Standar
130 120 110
Donat Toping Gula Tepung
100
Donat Toping Coklat
90 80
Donat Toping Sereal
70 60 50 0
15
30
45
60
75
90 105 120
waktu (menit)
RZ 150 140
kadar glukosa darah mg/dL
130 120 Makanan Standar 110 Donat Toping Gula Tepung
100 90
Donat Toping Coklat
80 Donat Toping Sereal
70 60 50 0
15
30
45
60
75
waktu (menit)
90 105 120
38
Lampiran 7 Contoh Perhitungan Luas Area di bawah Kurva Perhitungan luas area di bawah kurva kenaikan glukosa darah dihitung dengan menggunakan metode trapezoid. Makanan Standar 139
150
136
kadar glukosa darah mg/dL
124 108
120
105
94
87 90 60
A
B
C
D
E
F
30 0 0
30
60
90
120
waktu (menit)
Toping sereal
kadar glukosa darah mg/dL
150 108
120 90
120
111
107
86
85
85
60
A
B
C
D
E
F
30 0 0
30
60 waktu (menit)
90
120
39
(lanjutan) a. Perhitungan Luas Bangun Makanan Standar: 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛 𝐴 =
87+94
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛 𝐵 =
94+124
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛 𝐶 =
124+139
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛 𝐷 =
139+136
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛 𝐸 =
136+108
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛 𝐹 =
108+105
2
𝑥 15 = 1357,5
2
𝑥 15 = 1635
2 2 2 2
𝑥 15 = 1972,5 𝑥 15 = 2062,5 𝑥 30 = 3660 𝑥 30 = 3195
Total luas bangun : 13882,5
b. Perhitungan Luas Bangun Donat Topping Coklat: 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛 𝐴 =
86+108
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛 𝐵 =
108+111
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛 𝐶 =
111+85
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛 𝐷 =
85+107
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛 𝐸 =
107+120
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛 𝐹 =
120+85
2
𝑥 15 = 1455
2 2 2 2 2
𝑥 15 = 1642,5
𝑥 15 = 1470 𝑥 15 = 1440 𝑥 30 = 3405
𝑥 30 = 3075
Total luas bangun : 12487,5
c. Perhitungan Indeks Glikemik Pangan 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛 𝐸 =
12487,5 13882,5
𝑥 100 = 89,95138
40
Lampiran 8 Hasil Perhitungan Luas Area di bawah Kurva dan Indeks Glikemik Donat
Kode responden
Makanan standar
Donat topping gula putih
Donat topping coklat
Donat topping sereal
LA
IG
LB
IG
LB
IG
LB
IG
PTR
13807,5
100
14045
101,72
12885
93,31885
11385
82,4552
IRV
13882,5
100
12457,5
89,7353
12487,5
89,95138
12480
89,8974
NBL
15727,5
100
16590
105,484
14476,5
92,04578
17047,5
108,393
RM
11017,5
100
12000
108,918
12075
109,5984
10687,5
97,0048
MTA
13470
100
11812,5
87,6949
10770
79,95546
11475
85,1893
DNY
15120
100
14212,5
93,998
11135
73,64418
15015
99,3056
USW
14295
100
14865
103,987
11970
83,73557
16822,5
117,681
QR
14115
100
15000
106,27
13155
93,19872
14040
99,4687
PTI
14762,5
100
12427,5
84,1829
12892,5
87,33277
13177,5
89,2633
RZ
13327,5
100
13234,5
99,3022
12007,5
90,09567
13807,5
103,602
Rerata
13968,61
100
13664,45
98,12923
12385,4
89,28768
13593,75
97,22603
41
Lampiran 9 Hasil Uji Statistik
a. Uji Normalitas Data Usia, IMT dan GDP Descriptives Mean 95% Confidence Interval for Mean
Statistic
Std. Error
19.00
.422
Lower Bound
18.05
Upper Bound
19.95
5% Trimmed Mean
19.00
Median
19.00
Variance
1.778
UMUR Std. Deviation
1.333
Minimum
17
Maximum
21
Range
4
Interquartile Range
2
Skewness
.000
.687
Kurtosis Mean
-1.577 20.350 19.344 21.356 20.350 20.300 1.976 1.4057 18.5 22.2 3.7 2.8 .005 -1.805
1.334 .4445
95% Confidence Interval for Mean 5% Trimmed Mean Median Variance IMT Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis
Lower Bound Upper Bound
.687 1.334
42
Mean 95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound Upper Bound
5% Trimmed Mean Median Variance GDP Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis
89.10 83.75 94.45 89.11 90.00 55.878 7.475 75 103 28 9 -.132 1.269
2.364
.687 1.334
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic
df
Sig.
Statistic
df
Sig.
UMUR
.273
10
.033
.859
10
.074
IMT
.193
10
.200*
.901
10
.224
GDP
.201
10
.200*
.960
10
.782
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
43
b. Uji Normalitas Rerata Indeks Glikemik Descriptivesa Statistic Mean 95% Confidence Interval for Mean
IGGP
Upper Bound 1.0433E2 98.3047
Median
1.0051E2
Variance
75.138
Std. Deviation
8.66823
Minimum
84.18
Maximum
108.92
Range
24.73
Interquartile Range
16.46
Skewness
-.441
95% Confidence Interval for Mean 5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis
2.74113
Lower Bound 91.9284
5% Trimmed Mean
Kurtosis Mean
IGCL
98.1292
Std. Error
-1.357 89.2877 Lower Bound 82.4627 Upper Bound 96.1127 89.0284 90.0235 91.025 9.54072 73.64 109.60 35.95 10.44 .593 1.961
.687 1.334 3.01704
.687 1.334
44
(Lanjutan)
Mean
97.2260
95% Confidence Interval for Mean
IGSR
Lower Bound Upper Bound
3.45339
89.4139 1.0504E2
5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis
96.9102 98.1552 119.259 1.09206E1 82.46 117.68 35.23 16.55 .466 -.230
.687 1.334
a. IGMK is constant. It has been omitted. Tests of Normalityb Kolmogorov-Smirnova Statistic .16 1 .23 6 .14 9
Shapiro-Wilk
df
Sig.
Statistic
df
Sig.
10
.200*
.924
10
.394
10
.120
.932
10
.471
10
.200*
.965
10
.841
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. b. IGMK is constant. It has been omitted.
45
(lanjutan) c. Uji Repeated Anova Multivariate Testsb Effect
Value
Hypothesis df
F
Error df
Sig.
.736
6.514a
3.000
7.000
.020
.264
6.514a
3.000
7.000
.020
Hotelling's Trace
2.792
6.514a
3.000
7.000
.020
Roy's Largest Root
2.792
6.514a
3.000
7.000
.020
factor1 Pillai's Trace Wilks' Lambda
a. Exact statistic b. Design: Intercept Within Subjects Design: factor1 d. Pairwise Comparison Pairwise Comparisons Measure:MEASURE_1
(I) factor1
(J) factor1
1
2
1.871
2.741
.512
-4.330
8.072
3
10.712*
3.017
.006
3.887
17.537
4
2.774
3.453
.443
-5.038
10.586
1
-1.871
2.741
.512
-8.072
4.330
3
8.842*
2.624
.008
2.905
14.778
4
.903
3.029
.772
-5.949
7.756
1
-10.712*
3.017
.006
-17.537
-3.887
2
-8.842*
2.624
.008
-14.778
-2.905
4
-7.938
4.687
.125
-18.542
2.665
1
-2.774
3.453
.443
-10.586
5.038
2
-.903
3.029
.772
-7.756
5.949
3
7.938
4.687
.125
-2.665
18.542
2
3
4
Mean Difference (I-J)
95% Confidence Interval for Differencea Std. Error
Sig.a
Lower Bound
Upper Bound
Based on estimated marginal means a. Adjustment for multiple comparisons: Least Significant Difference (equivalent to no adjustments). *. The mean difference is significant at the ,05 level.
46
Lampiran 10
DAFTAR RIWAYAT HIDUP : Syarifah Ro’fah
Nama
Tempat, tanggal lahir : Cirebon, 12 Desember 1992 Alamat
: Pondok Pesantren Gedongan, Desa Ender Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon Jawa Barat
No. HP
: +62 857 188 676 13
Email
:
[email protected]
Riwayat Pendidikan : 1. MI Manbaul Hikmah Ponpes Gedongan Cirebon
(1998-2004)
2. MTs Manbaul Hikmah Ponpes Gedongan Cirebon
(2004-2007)
3. MA Manbaul Hikmah Ponpes Gedongan Cirebon
(2007-2010)
4. Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri syarif hidayatullah Jakarta
(2010-sekarang)
Riwayat Organisasi : 1. Pengurus OSIS MTs Manbaul Hikmah
(2005-2006)
2. Pengurus OSIS MA Manbaul Hikmah
(2008-2009)
3. IPPNU Cabang Cirebon
(2008-2009)
4. Pengurus ISOMS al-Shighor
(2008-2010)
5.
(2011-sekarang)
PSDM PMII Cabang Ciputat
6. Bendahara II CSS MoRA UIN Jakarta
(2011- 2012)
7. Bendahara I CSS MoRA UIN Jakarta
(2012- 2013)
8. Fundrising and Merchandise Director CIMSA lokal UIN
(2012-2013)