PERBANDINGAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK ANTARA BUBUR AYAM INSTAN DAN TRADISIONAL Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN
OLEH: Nadiyah Zhafirah Luvi 1112103000003
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrohim Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Perbandingan Indeks Glikemik Dan Beban Glikemik Antara Bubur Ayam Instan Dan Tradisional” sebagai salah satu syarat tugas akhir untuk menyelesaikan Pendidikan Sarjana Kedokteran pada Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ini dapat diselesaikan dengan baik tepat pada waktunya. Oleh karena ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. Arif Sumantri, M.Kes selaku dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Prof. Dr. Dr. Sardjana, SpOG (K), SH, Maftuhah, M.Kep, Ph.D, dan Fase Badriah, SKM, M.Kes, Ph.D selaku pembantu dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. dr. Achmad Zaki, M.Epid, SpOT selaku Kepala Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Ucapan terima kasih yang sangat mendalam penulis sampaikan kepada dr. Witri Ardini, M.Gizi, SpGK selaku dosen pembimbing I dan Bu Zeti Harriyati, M.Biomed selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga dalam memberikan bimbingan, arahan, kritikan, dan perbaikan pada penelitian ini. 4. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada dr. Nouval Shahab, SpU, PhD, FICS, FACS selaku penanggung jawab modul riset PSPD angkatan 2012, terima kasih atas dorongan, masukan, dan bantuan kepada kami agar dapat menyelesaikan penelitian ini. 5. Rasa hormat, sayang, dan terimakasih yang tak terhingga saya limpahkan kepada orangtua saya, Ayah dan Bunda, Lucky Mochtar, SH dan Novi Herlina, S.P, MM atas limpahan kasih sayang, doa, dan semangat untuk belajar lebih keras yang tak ada hentinya. Segala pengorbanan, keringat, v
dan perjuangan yang tak pernah berhenti di berikan untuk penulis. Serta adik tersayang Muhammad Fadhli yang juga telah memberikan semangat dalam menjalani penelitian ini. 6. Teman-teman sejawat seperjuangan grup riset, Ranita Rusydina Daroh, Hanifia Zahra, Ega Gumilang, Silvi Apriani. Terima kasih telah saling mengajari, membantu, peduli, bahu membahu dalam proses penyelesaian penelitian dan skripsi ini sehingga kita semua bisa mencapai tahap terakhir ini. Semoga kebersamaan kita tetap bisa berlanjut dan tetap kompak. Dan semoga kesuksesan bersama dengan kita selalu. 7. Teman-teman dan adik-adik PSPD preklinik yang telah bersedia menjadi responden penulis yaitu Nadya, Danivan, Kirana, Zahro, Upeng, Tiara, Za, Annisa, Azifa, Rafida, Annami, Irfanny. Terima kasih atas bantuannya selama proses penelitian ini. Semoga segala urusan kalian di lancarkan oleh Allah SWT. 8. Terima kasih kepada bapak warkop yang telah menyediakan bubur ayamnya dan staff kampus FKIK yang telah membantu secara teknis dalam penelitian ini. 9. Teman-teman Badan Pengurus Harian TIM Bantuan Medis USMR dan Official CIMSA “CILUKBA”, terkhususnya Reza, Adlin, Faruq, Tanti, Zahro, Ranita, Pupink, Peje, Ega, Nadya, Octa, Ifah, Shaby, Ida, Sardew, Meli, Reni, Fiizhda, Linda, Galang, Ijul, Hylman, Petra, Adit, ka Pange, ka Methas, ka Madina, ka Eca atas keceriaan, kebersamaan, semangat, dorongan untuk menjadi seorang yang lebih baik dan semangat untuk menyelesaikan penelitian ini hingga selesai. 10. Serta
teman-teman seperjuangan PSPD 2012, terima kasih untuk
kebersamaan selama tiga tahun ini. Semoga jalan perjuangan, suka, dan duka pada masa-masa sulit yang telah kita lakukan bersama dalam tiga tahun ini akan berbuah hasil yang memuaskan dan dilancarkan coAss, internship hingga sekolah ke tingkat yang lebih tinggi lagi. vi
Penulis menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari bentuk yang sempurna. Segala kritik dan saran dari berbagai pihak sangat penulis harapkan. Demikian laporan ini penulis susun, semoga bermanfaat untuk ilmu pengetahuan, agama, dunia dan setelahnya nanti. Amien YRA.
Ciputat, 31 Juli 2015
Nadiyah Zhafirah Luvi
vii
ABSTRAK Nadiyah Zhafirah Luvi. Program Studi Pendidikan Dokter. Perbandingan Indeks Glikemik Dan Beban Glikemik Antara Bubur Ayam Instan Dan Tradisional. 2015
Diabetes mellitus merupakan salah satu masalah serius kesehatan global dan termasuk penyakit kronik penyebab kematian terbesar di seluruh dunia. Penyakit kronik sebagian besar merupakan non-comminicable disease yang didapatkan dari pola hidup dan pemilihan makanan yang tidak sehat. Di zaman modern seperti sekarang, makanan instan yang cepat dalam penyajiannya ataupun mudah di dapat seringkali menjadi pilihan dalam pemilihan asupan dengan alasan lebih praktis untuk dikonsumsi. Tujuan penelitian adalah mengetahui indeks glikemik dan beban glikemik dari bubur instan maupun tradisional. Responden dalam penelitian ini berjumlah dua belas orang sehat, tidak memiliki gangguan endokrin maupun metabolisme glukosa dan indeks masa tubuh yang normal. Pemeriksaan glukosa darah dilakukan setelah responden puasa minimal sepuluh jam sebelum pengambilan darah dan diambil saat sebelum diberikan makanan uji dan selama dua jam setelahnya. Indeks glikemik dan beban glikemik bubur instan mendapatkan hasil yang tinggi yaitu 112,2 (SD±6,20) dan 34,78 (SD±1,92), sedangkan bubur ayam tradisional 109,24(SD±8,01) dan 43,49 (SD±3,19).
Kata kunci : indeks glikemik, beban glikemik, glukosa darah, bubur instan, bubur ayam tradisional ABSTRACT Nadiyah Zhafirah Luvi. Medical Education Study Program. The Comparison ofGlycemicIndexandGlycemic LoadBetweenChicken PorridgeInstantandTraditional. 2015 Diabetes mellitus isa seriousglobal health chronic disease issues and causes of death worldwide. Chronic disease is largely a non-comminicable disease, which can be obtained from the lifestyle and unhealthy food choices. In this modern era, instant foodoftenbe a choice in selection food for daily consumption. The purpose of this research is to determine the glycemic index and glycemic load of foods which made from instant porridge and traditional porridge. Respondents in this study weretwelve healthy people, do not have the endocrine and metabolic disorders and normal BMI. Blood glucose tests performed after respondents were fasting ten to fourteen hours before the test. The result of glycemic index and viii
glycemic load in instant porridge and chicken porridge traditionalwere high. The glycemic index and glycemic load in instant porridge is 112.2(SD±6,20)and 34,78 (SD±1,92), respectirelytraditional chicken porridge is109,24(SD±8,01) and 43,49 (SD±3,19). Keywords
: glycemic index, glycemic load, blood glucose, instant porridge, traditional porridge
ix
DAFTAR ISI JUDUL……………………………………………………………………..
i
LEMBAR PERNYATAAN………………………………………………..
ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………...
iii
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………...
iv
KATA PENGANTAR……………………………………………………...
v
ABSTRAK ………………………………………………………………...
viii
DAFTAR ISI……………………………………………………………….
x
DAFTARGAMBAR……………………………………………………....
xii
DAFTAR TABEL………………………………………………………….
xiii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….
xiv
DAFTAR SINGKATAN…………………………………………………...
xv
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….
1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………….. 1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………. 1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………………….. 1.3.1 Tujuan Umum………………………………………………….. 1.3.2 Tujuan Khusus…………………………………………………. 1.4 Manfaat Penelitian…………………………………………………… 1.4.1 Manfaat Penelitian bagi Institusi. …………............................... 1.4.2 Manfaat Penelitian bagi Peneliti……………………………….. 1.4.3 Manfaat Penelitian bagi Masyarakat…………………………....
1 3 3 3 3 3 3 3 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………..…………………......... 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6
Diabetes Melitus…………..…………..…………..…………............. Karbohidrat …………..…………..…………..………….................... Pencernaan dan Absorbsi Karbohidrat…………..…………............... Glukosa dan Hormon Yang Mempengaruhi …………..…….............. Indeks Glikemik…………..…………..…………..………….............. Beban Glikemik…………..…………..…………..………….............. x
5 7 8 10 11 12
2.7 2.8 2.9 2.1 2.1
Bubur Ayam Tradisional…………..…………..…………..…............ Bubur Ayam Instan…………..…………..…………..………............. Kerangka Teori…………..…………..…………..…………............... Kerangka Konsep…………..…………..…………..…………............ Definisi Operasional…………..…………..…………..………….......
13 13 16 17 18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………..…………..…………..
19
3.1 Desain Penelitian…………..…………..…………..…………............ 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian..…………..…………........................... 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian..…………..………….... ..…………. 3.3.1 Populasi Target..…………..………….... ..…………..………... 3.3.2 Populasi Terjangkau ..…………..………….... ..…………..….. 3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi..…………..………….... ..…………..... 3.4.1 Kriteria Inklusi..…………..………….... ..…………..……….... 3.4.2 Kriteria Eksklusi..…………..………….... ..…………..………. 3.4.3 Kriteria Eliminasi / Drop Out..…………..………….... ..…....... 3.5 Cara Kerja..…………..………….... ..…………..………….... ……... 3.5.1 Alat dan Bahan……....……....……....……....……....……......... 3.5.2 Besar dan Cara Pengambilan Responden……....……....…….... 3.6 Alur Penelitian……....……....……....……....……....……....……...... 3.7 Rencana Manajemen dan Analisis Data……....……....……....……...
19 19 19 19 19 19 19 20 20 20 20 20 22 23
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN……....……....……....……..........
24
4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6
Karakteristik Responden……....……....……....……....……....……... Bahan Makanan yang Digunakan……..……....……....……....……... Kadar Glukosa Darah……....……....……....……....……....……........ Indeks Glikemik……....……....……....……....……....……....…….... Beban Glikemik ……....……....……....……....……....……....……... Keterbatasan Penelitian……....……....……....……....……....…….....
24 24 25 27 28 29
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN……....……....……....……....…...
30
5.1 Kesimpulan……....……....……....……....……....……....……........... 5.2 Saran……....……....……....……....……....……....……....……......... DAFTRAR PUSTAKA……....……....……....……....……....…….... LAMPIRAN……....……....……....……....……....……....……..........
30 30 31 34
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Pencernaan Karbohidrat ......................................................................9 Gambar 2.2. Informasi Nilai Gizi bubur instan dalam label kemasan ..................14 Gambar 4.1. Kurva Kadar Glukosa Darah Makanan Standar dan Makanan Uji ...............................................................................25
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Peran Enzim Disakaridase ......................................................................9 Tabel 2.2. Ukuran Kadar Beban Glikemik.............................................................12 Tabel 4.1. Karakteristik Responden .......................................................................24 Tabel 4.2. Analisis Nutrien Bahan Makanan .........................................................25 Tabel 4.3. Nilai Rerata Glukosa Darah ..................................................................25 Tabel 4.4. Persentase kenaikan/penurunan kadar glukosa darah (%) ....................26 Tabel 4.5. Indeks Glikemik Makanan Uji ..............................................................27 Tabel 4.6. Beban Glikemik Makanan Uji ..............................................................28
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Surat Persetujuan Responden ...............................................34 Lampiran 2. Lembar Status Kesehatan Responden................................................35 Lampiran 3. Hasil Pemeriksaan Tanda Vital Pasien ..............................................37 Lampiran 4. Kriteria Status Gizi ............................................................................38 Lampiran 5. Perhitungan Kebutuhan Makanan Uji ...............................................39 Lampiran 6. Informasi Nilai Gizi Makanan Uji .....................................................41 Lampiran 7. Cara Perhitungan Luas Area di Bawah Kurva...................................43 Lampiran 8. Hasil Uji Statistik...............................................................................45 Lampiran 9. Dokumentasi ......................................................................................51 Lampiran 10. Daftar Riwayat Hidup ......................................................................52
xiv
DAFTAR SINGKATAN IG BG GDP IMT DM LABK
: Indeks Glikemik : Beban Glikemik : Gula Darah Puasa : Indeks Massa Tubuh : Diabetes Melitus : Luas Area Bawah Kurva
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu masalah serius kesehatan global dan termasuk salah satu dari beberapa penyakit tidak menular (noncommunicable disease) yang bersifat kronik penyebab kematian terbesar di seluruh dunia1. Saat ini di seluruh dunia baik di negara maju maupun negara berkembang terjadi peningkatan angka kejadian dan derajat DM. Dari beberapa penelitian estimasi jumlah penduduk yang mengalami penyakit DM menyatakan bahwa sekarang ini telah sekitar 171 juta jiwa di dunia mengidap DM dan jumlahnya akan terus meningkat setiap tahunnya, bahkan diperkirakan akan mencapai angka 366 juta jiwa pada tahun 20301. Menurut BPS (Badan Pusat Statistik), Indonesia menempati peringkat ke-4 sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak pengidap DM di seluruh dunia setelah Amerika, Cina, dan India. Menurut data tahun 2003, penyandang DM di Indonesia sebanyak 13,7 juta jiwa dan pada tahun 2030, Indonesia diramalkan akan mempunyai 20,1 juta penyandang DM dengan prevalensi 14,7% di daerah perkotaan dan 7,2% di daerah perdesaan3. Gangguan toleransi glukosa dan gangguan glikemik puasa menjadi faktor risiko DM dan penyakit kardiovaskular. Risiko stroke meningkat 2 kali lebih tinggi pada penderita DM. Beberapa komplikasi DM lain yang sering ditemukan di negara berkembang yaitu kebutaan dan amputasi ekstremitas bawah akibat adanya ulserasi1. Faktor risiko DM sendiri sangat berkaitan dengan pola hidup yang tidak sehat seperti aktivitas fisik yang kurang, berat badan berlebih, hipertensi, merokok, meminum alkohol,serta pemilihan makanan yang tidak baik dan tak terkontrol 2.
2
Penerapan pola hidup sehat merupakan tindakan preventif terhadap penyakit DM, namun pada kenyataannya, pola hidup sehat sulit dijalani oleh beberapa golongan penduduk di Indonesia termasuk mahasiswa. Kesibukan dan jadwal yang padat, seringkali menjadi alasan mahasiswa untuk tidak menjalankan pola hidup yang sehat. Makanan instan seringkali menjadi pilihan mahasiswa dalam pemilihan asupan dengan alasan lebih praktis untuk dikonsumsi. Salah satu makanan instan yang cukup banyak dikonsumsi oleh mahasiswa adalah bubur instan dalam kemasan.Bubur merupakan jenis makanan yang lembek dan berair yang dibuat dari beras atau kacang-kacangan dengan cara direbus.Bubur ayam adalah salah satu contoh buburdari beras yang sangat umum dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Selain bubur ayam tradisional, saat ini sudah umum juga bubur instan dalam kemasan. Menjaga pola hidup sehat dan pemilihan bahan makanan yang tepat menjadi faktor penting dalam pencegahan DM. Makanan sumber karbohidrat dengan Indeks Glikemik (IG) dan beban glikemik (BG) yang tinggi akan memacu meningkatkan gula darah di tubuh sehingga akan merangsang pengeluaran insulin dari pankreas4. Indeks glikemik merupakanangka yang menggambarkan kemampuan suatu makanan untuk meningkatkan kadar glukosa darah dan sebagai dasar fisiologis untuk mengklasifikasi bahan makanan yang mengandung karbohidrat. Berdasarkan sistem ini, nilai indeks glikemik menilai seberapa cepat makanan dicerna dan diserap oleh tubuh selama periode postprandial5. Sedangkan beban glikemik (BG) merupakan pengukuran kadar karbohidrat makanan per-porsi makanan yang dihidangkan. Nilai beban glikemik didapatkan setelah mengetahui nilai IG. Makanan yang memiliki IG yang tinggi, tidak selalu memiliki BG yang tinggi pula karena bergantung oleh jumlah besar porsi yang dimakan6. Oleh sebab itu, peneliti ingin melihat apakah terdapat perbedaan IG dan BG antara bubur ayam tradisional dengan bubur ayam dalam kemasan.
2
3
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang, dapat dirumuskan penelitian sebagai berikut : Bagaimana perbandingan hasil pengukuran indeks glikemik dan beban glikemik antara bubur instan dalam kemasan dan bubur ayam tradisional?
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan umum 1.
Mengetahui perbandingan indeks glikemik dan beban glikemik antara bubur instan dalam kemasan dan bubur ayam tradisional
1.3.2. Tujuan khusus 1. Mengklasifikasikan nilai indeks glikemik dan beban glikemik bubur instan dalam kemasan dan bubur ayam tradisional
1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti 1. Sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Strata Satu diFakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Mendapatkan ilmu dan pengalaman melakukan penelitian di bidang kesehatankhusunya mengenail nutrisi.
1.4.2 Bagi Institusi 1. Memberikan data mengenai indeks glikemik dan beban glikemik dari bubur ayam dan bubur ayam instan terhadap kadar glukosa darah. 2. Menambah referensi penelitian di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Referensi tersebut dapat digunakan sebagai bahan untuk melakukan penelitian lebih dalam bagi peneliti yang lain.
3
4
1.4.3 Bagi Masyarakat 1. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi masyarakat dalam pemilihan makanan sehari-hari guna antisipasi dini terhadap kejadian DM di kemudian hari. 2. Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan dapat diaplikasikan oleh masyarakat termasuk mahasiswa dalam pemilihan makan sehari-hari.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Diabetes Mellitus Diabetes Mellitus(DM) merupakan suatu penyakit metabolik yang disebabkan oleh defek sekresi insulin dan atau dengan peningkatan resistensi selular terhadap insulin sehingga mengakibatkan hiperglikemia atau suatu keadaan yang menyebabkan gula dalam darah meningkat sangat signifikan. Dalam jangka waktu yang lama, DM dapat menyebabkan kematian akibat komplikasi di berbagai organ tubuh. Organ yang sering terkena dampak dari meningkatnya gula darah yang tak terkontrol ini adalah mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah7. Diabetes Mellitus termasuk dalam golongan penyakit tidak menular, sehingga sebagian besar etiologi penyakit ini didapatkan dari pola hidup dan pemilihan makanan yang tidak seimbang. Tingkat kesejahteraan penduduk di Indonesia yang semakin hari semakin meningkat menyebabkan pola hidup urban semakin menjamur dan faktor risiko DM pun menjadi meningkat2. Data WHO terbaru mencatat penyakit kronik yang menjadi penyebab kematian terbesar di Indonesia antara lain : defisiensi nutrisi (29%), penyakit kardiovaskular (28%), kanker (12%), kecelakaan (10%), diabetes (3%), dan penyakit kronik lainnya (11%). Walaupun di data tersebut peringkat DM tidak terlalu tinggi,
namun peran DM terhadap penyakit kardiovaskular sangatlah
besar. Diabetes Mellitus sendiri merupakan penyakit dimana kadar glukosa darah sangat meningkat (hyperglycaemia) sehingga meningkatkan risiko komplikasi penyakit mikrovaskular1. Menurut American Diabetes Association (ADA), DM merupakan penyakit yang kompleks dan kronik yang membutuhkan perawatan medis secara berkelanjutan dan dengan strategi multifaktorial untuk mengontrol kadar gula darah dalam tubuh.
6
Menurut WHO, DM merupakan penyakit kronik yang disebabkan oleh produksi insulin yang tak mencukupi atau ketika tubuh tidak bisa mengefektifkan penggunaan insulin yang telah diproduksi1. Insulin merupakan hormon polipepdita yang di produksi oleh sel β pankreas sebagai respon atas stimulus masukan makanan. Di aliran darah, insulin mengontrol homeostasis glukosa darah dengan cara menstimulasi ambilan glukosa ke dalam otot skelet, hati, dan jaringan adiposa serta sel-sel yang membutuhkan glukosa untuk melakukan metabolisme. Keberadaan insulin lebih dominan dalam keadaan pasca makan, tingginya kadar glukosa dalam darah memicu produksi insulinagar kadar gula dalam darah tetap stabil.Insulin bersifat anabolik, yang akan menyebabkan peningkatan oksidasi glukosa, glikogenesis, sintesis protein dan sintesis lemak8. Menurut ADA, DM dibagi menjadi empat kategori klinis yaitu : 1. Diabetes tipe 1, ditandai dengan rusaknya sel β pankreas untuk memproduksi insulin sehingga menyebabkan defisiensi insulin yang absolut. 2. Diabetes tipe 2, ditandai dengan defek sekresi insulin atau resistensi sel terhadap insulin maupun terjadinya kedua hal tersebut secara bersamaan. 3. Diabetes tipe spesifik lainnya, contohnya terdapatnya cystic fibrosis sehingga menyebabkan kelainan pada eksokrin pankreas atau karena adanya drug-or-chemical-induced akibat pengobatan dari penyakit lain. 4. Diabetes MellitusGestational Karakteristik utama DM adalah munculnya gejala klasik seperti poliuri, polidipsi, polifagi, dan kehilangan berat badan. Gejala lain yang dapat menjurus kepada diagnosis DM adalah dampak dari hiperglikemia,yaitu pandangan buram, parestesia ekstremitas bawah, dan infeksi jamur yang menyebabkan balanitis pada laki-laki. Dalam jaman urban seperti sekarang, terdapat peningkatan jumlah penderita penyakit DM. Tidak dipungkiri, asupan nutrisi menjadi faktor risiko utama gaya hidup yang dapat mencetuskan non-communicable disease ini. Diet yang tidak baik, dibarengi dengan aktivitas fisik yang minim merupakan faktor risiko terbesar dari penyakit kardiovaskular, DM tipe 2 dan beberapa tipe kanker yang 6
7
saat ini merupakan isu hangat global akibat tingginya angka kematian dan disabilitas yang disebabkan oleh penyakit ini2. Diet yang patut dipantau dalam pencegahan dan pengendalian DM adalah diet yang mengandung karbohidrat. Diet tinggi karbohidrat yang tinggi juga akan meningkatkan kadar glukosa darah. Karbohidrat merupakan komponen utama yang dapat mempengaruhi sekresi insulin dan postprandial glikemik, sehingga dapat diimplikasikan bahwa terdapat hubungan antara jumlah dan tipe karbohidrat yang konsumsi dengan penyakit DM.
2.2Karbohidrat Karbohidrat
terkandung
dalam
tumbuhan
dan
hewan.
Karbohidrat
diklasifikasikan sebagai berikut9 : -
Monosakarida Monosakarida adalah karbohidrat paling sederhana yang tidak dapat dihidrolisi lagi. Monosakarida dapat diklasifikasikan berdasarkan jumlah atom karbonnya yaitu triosa, tetrosa, pentosa, heksosa, dan heptosa, sedangkan berdasarkan kandungan gugus aldehid dan keton yaitu aldosa dan ketosa.
-
Disakarida Disakarida adalah hasil kondensasi dua monosakarida, yaitu maltosa dan sukrosa.
-
Oligosakarida Oligosakarida adalah hasil kondensasi tiga hingga sepuluh monosakarida.
-
Polisakarida Polisakarida adalah hasil kondensasi lebih dari sepuluh monosakarida, contohnya pati dan dekstrin.
Makanan yang biasanya kita makan sehari-hari umumnya mengandung karbohidrat dalam bentuk polisakarida. Cakupan polisakaridaantara lain : -
Pati Pati merupakan homopolimer glukosa membentuk rantai α-glukosida yang disebut glukosan atau glukan yang memiliki peran sebagai sumber energi utama makanan. Pati memiliki dua konstituen,yaitu amilosa dan 7
8
amilopektin.Amilosa dan amilopektin dibedakan dari struktur rantainya. Strukur rantai amilosa lurus dan tidak memiliki cabang, sedangkan amilopektin terdiri dari rantai-rantai yang bercabang. Banyaknya pati yang dihidrolisis olehamilase tergantung pada struktur, derajat kristalisasi, proses pemasakan, dan keadaan struktur pati apakah terbungkus dalam dinding sel tumbuhan yang utuh atau tidak. -
Glikogen Glikogen merupakan simpanan polisakarida yang sering ditemukan pada hewan dan terkadang juga ditemukan pada tumbuhan. Struktur rantai glikogen lebih bercabang dibandingkan amilopektin.
-
Glikosaminoglikan Glikosaminoglikan adalah karbohidrat kompleks mengandung gula amino dan asam uronat yang membetuk proteoglikan sebagai pembungkus jaringan ikat.
-
Glikoprotein Glikoprotein adalah rantai oligosakarida yang bercabang maupun tak bercabang yang terdapat pada protein.
2.3 Pencernaan dan Absorbsi Karbohidrat Sumber karbohidrat yang memiliki peranan penting dalam konsumsi makanan manusia adalah pati, laktosa dan sukrosa. Proses pencernaan manusia memiliki prinsip mengubah karbohidrat kompleks menjadi monosakarida yang memiliki struktur karbohidrat sangat sederhana melalui proses hidrolisis10. 1. Pencernaan Karbohidrat10 : -
α-amilase Saliva Makanan dimulut akan bercampur dengan saliva. Saliva terdiri dari αamilase yang menghidrolisis rantai α-1,4 glikosidikantara residu glikosida pada rantai polisakarida hingga membentuk polisakaridarantai pendek yang disebut α-dekstrin. Hasil hidrolisis di mulut kemudian akan 8
9
dilanjutkan ke lambung. Namun dilambung hidrolisis rantai karbohidrat terhenti,akibat adanya HCl, yang akan menginaktivasi α-amilase. -
α-amilase Pankreas Sekresi eksokrin pankreas akan melaju ke duktus pankreatikus hingga masuk ke duodenum. Sekresi eksokrin pankreas ini mengandung bikarbonat yang akan menetralkan pH asam dari lambung dan α-Amilase pankreas akan menghidrolisis α-dekstrin menjadi disakarida (maltosa), trisakarida (maltotriosa)dan oligosakarida atau limit dekstrins. Disakarida laktosa dan sukrosa akan diubah menjadi monosakarida oleh
glikosidase yang menempel di membran sel brush border. Enzim-enzim tersebut antara lain: Tabel 2.1. Peran Enzim Disakaridase11 No. 1. 2.
Enzim Maltase Sukrase
3.
Laktase
Fungsi Mengubah maltosa menjadi 2 molekul glukosa Mengubah sukrosa menjadi 1 molekul glukosa dan 1 molekul fruktosa Mengubah laktosa menjadi 1 molekul glukosa dan 1 molekul galaktosa
Gambar 2.1. Pencernaan Karbohidrat 9
10
2. Absorbsi Karbohidrat Unit-unit monosakarida yang dapat diserap disaluran cerna adalah glukosa, galaktosa, dan fruktosa.Bentuk monosakarida yang paling banyak diabsorpsi adalah glukosa yaitu sekitar 80%, sisanya adalah galaktosa dan fruktosa. Absorpsi glukosa dan galaktosa melalui transpor aktif sekunder, pembawa
kotranspor
pada
membran
luminal
akan
memindahkan
+
monosakarida dan Na dari lumen masuk ke dalam sel usus.Proses ini memerlukan bantuan dari transport aktif natrium pada membran basolateral dari epitel usus halus yang bergantung pada pompa aktif ion Na+-K+, sehingga akhirnya glukosa dapat masuk darah di dalam vilus4. Fruktosa akan langsung diserap dalam darah hanya dengan difusi terfasilitasi pasif4.
2.4 Glukosa darah dan Hormon yang Mempengaruhi Pada
umumnya
glukosa
banyak
mengalami
katabolisme
untuk
menghasilkan ATP, selain itu glukosa juga berperan dalam reaksi anabolik. Tubuh manusia memiliki regulator hormon dominan untuk mengatur glukosa darah yaitu insulin dan glukagon4. Insulin memiliki efek menurunkan glukosa darah
dan
mendorong
penyimpanan
karbohidratdengan
mekanisme
memudahkan proses transpor glukosa dalam sel, merangsang glikogenesis di otot rangka dan hati, menghambat glikogenolisis dan menurunkan pengeluaran glukosa oleh hati dengan menghambat glukoneogenesis. Oleh karena itu insulin mampu mengurangi konsentrasi glukosa darah dengan mendorong penyerapan glukosa untuk digunakan dan disimpan. Pengontrol utama sekresi insulin adalah sistem umpan balik negatif langsung antara kadar glukosa darah dan sel β pankreas. Peningkatan kadar glukosa darah akan merangsang pengeluaran insulin. Jika glukosa darah mengalami penurunan, contohnya pada saat puasa, sel α pulau Langerhans pankreas akan menghasilkan hormon glukagon. Respon sel-sel tubuh terhadap hormon ini adalah glikogenolisis di hati dan merangsang glukoneogenesis4,9,11. 10
11
2.5 Indeks Glikemik Pada tahun 1981, Jenkins dkk memperkenalkan konsep indeks glikemik (IG) sebagai parameter respon kadar glukosa sebagai efek dari mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat. Definisi dari IG adalah angka dalam pesen yang menggambarkan kemampuan suatu makanan untuk meningkatkan kadar glukosa darah. Makanan berbahan dasar karbohidrat memiliki kadar IG yang berbeda-beda dan respon glukosa darah terhadap tiap makanan juga berbeda. Makanan uji percobaan yang digunakan menurut beberapa jurnal penelitian yang telah dilakukan adalah dengan makanan yang memiliki jumlah karbohidrat 50 g12,13,14. Dalam teknisnya, IG ditentukan dengan cara melakukan pengukuran kadar glukosa darah dari pembuluh darah kapiler di ujung jari yang diperoleh dengan metode „finger-prick”
Pengukuran biasanya dilakukan dalam waktu dua jam
setelah makan, dan kadar glukosa darah diukur tiap 15-30 menit. Kadar glukosa darah kemudian dipetakan menjadi
suatu kurva glikemik. Kemudian dihitung
luas area di bawah kurva dan dibandingkan dengan luas area kurva makanan standar yang mengandung glukosa murni, contohnya roti tawar.6. Klasifikasi indeks glikemik dibagi mejadi tiga yaitu14,16 ;
Rendah (IG < 0-55)
Medium (IG 55-69)
Tinggi ( IG >70) Pada dasarnya pengukuran ini dilakukan untuk membantu orang-orang
yang mengalami DM sebagai acuan pemilihan makanan16. Indeks glikemik didapatkan dari perhitungan Luas Area di Bawah Kurva (LABK) kadar glukosa darah. Mula-mula dihitung LABK pada makanan standar yaitu roti tawar putih terlebih dahulu, selanjutnya LABK dihitung pada makanan uji. Rumus perhitungan indeks glikemik adalahsebagai berikut17:
11
12
Luas area di bawah kurva glukosa darah terhadap makanan uji setelah 2 jam 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠𝐺𝑙𝑖𝑘𝑒𝑚𝑖𝑘 = x 100 Luas area di bawah kurva glukosa darah terhadap makanan standar setelah 2 jam
2.6 Beban Glikemik Beban glikemik (BG) merupakan suatu pengukuran kadar karbohidrat yang telah kita makan secara lebih akurat karena lebih bisa menggambarkan total karbohidrat yang dimakan dalam satu porsi makanan. Berbeda dengan IG karena hanya dapat memberikan data mengenai seberapa cepat karbohidrat berubah dalam bentuk gulapengukuran BG lebih mudah dan realistis untuk dilakukan15. Beban glikemik dapat mengekspresikan jumlah akumulasi dari glikemik postprandial, sebagai pengukur pengeluaran insulin pada waktu sesudah makan dalam satu porsi makanan. Nilai BG ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut : BG = IG/100 x P x Berat makanan Keterangan : BG = Beban Glikemik IG = Indeks Glikemik P = Proporsi jumlah karbohidrat dalam makanan Tabel 2.2 Klasifikasi Beban Glikemik18 Klasifikasi BG
Nilai BG
Tinggi
>20
Sedang
11-19
Rendah
≤10
Hubungan antara IG dan BG tidak selalu selaras satu sama lain.Makanan yang mengandung IG tinggi tapi dikonsumsi dalam porsi kecil akan memiliki nilai BG yang rendah15. Makanan yang dikomsumsi merupakan sebuah aspek penting dalam hasil sebuah pengukuran glukosa darah postprandial. Menurut penelitian meta-analisis 12
13
yang telah dilakukan, konsimsi makanan dengan IG atau BG yang rendah dapat menjaga respon glikemik sehinggabermanfaat mengendalikan kadar glukosa darah dan mengurangi risiko hiperglikemik13,14. Dalam penentuan BG, kualitas karbohidrat dan kuantitas karbohidrat sangatlah menentukan hasil BG.Selain itu, terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengukuran konsentrasi glukosa postprandial, antara lain adanya gangguan toleransi glukosa cenderung akan didapat IG dan BG yang lebih tinggi.
2.7 Bubur Ayam Tradisional Bubur adalahmakanan lembek dan berair yang dibuat dari beras, kacangkacangan, dan sebagainya yang direbus. Karena bentuknya yang semi cair, bubur mudah dicernadan diserap oleh saluran cerna. Bubur termasuk makanan favorit di Indonesia yang umumnya dikonsumsi saat sarapan.. Bubur pada dasarnya merupakan makanan universal dan tersebar merata di berbagai negara. Yang membedakannya hanya cara penyajiannya. Di Asia bubur lebih dikenal dengan nama Congee atau conjee19,20. Cara pengolahan dan penyajian bubur di setiap negara dapat berbeda-beda. Di Indonesia, bubur biasanya dibuat dari beras yang direbus dengan air dengan komposisi air lebih banyak dibandingkan dengan memasak nasi, dan dimasak hingga lembut kemudian disajikan dalam keadaan hangat. Contoh menu bubur yang banyak dikonsumsi oleh penduduk Indonesia adalah bubur ayam19. Bubur ayam umumnya terdiri atas bubur nasi, saus kuah kuning, ayam yang disuir/dipotong kecil-kecil serta dengan beberapa tambahan sebagai pelengkapberupa daun bawang, saus sambal, cahkwe, kacang-kacangan, dan kerupuk. Bubur nasi umumnya dimasak tersendiri untuk kemudian disajikan dengan bahan-bahan pelengkap19. Kandungan nutrien pada bubur nasi adalah sama dengan kandungan nutrien pada nasi, hanya jumlahnya yang berbeda untuk tiap porsinya, karena bubur mengandung air yang lebih banyak.
13
14
2.8 Bubur Ayam Instan Bubur ayam instan adalah produk makanan instan yang bahan bakunya terbuat dari beras. Untuk bahan pelengkap produk ini menggunakan bahan zat pengawet, gula tambahan dan bahan pewarna23.
Informasi Nilai Gizi Takaran Saji : 1 Bungkus (45g) Jumlah Sajian per Kemasan : 1
Jumlah Per Sajian Energi Total
160kkal
Energi dari Lemak
25kkal
% AKG* Lemak Total
3g
5%
Protein
3g
5%
Karbohidrat Total
31g
10%
790 mg
34%
Natrium Vitamin A
15%
Vitamin B125% Vitamin B2
20%
Vitamin B6
15%
Vitamin B12
20%
* Persen AKG berdasarkan kebutuhan energi 2000 kkal. Kebutuhan energi anda memungkinkan lebih tinggi atau lebih rendah
Gambar 2.2. Informasi Nilai Gizi bubur instan dalam label kemasan23 Dalam satu kemasan super bubur terdapat bahan nasi instan, bumbu penyedap, kerupuk, bawang goreng, kecap asin dan sambal. Dalam penyajiannya cukup dengan menuangkan air panas sebanyak 250cc, diaduk hingga rata dan ditunggu hingga kurang lebih dua menit sebelum kemudian siap untuk disantap23. Bubur instan merupakan salah satu pilihan makanan bagi orang-orang yang sibuk, memiliki waktu luang yang sedikit dan dikejar waktu masuk kantor, kuliah dan sekolah. Contohnya untuk pekerja kantoran, mahasiswa hingga pelajar yang biasanya memiliki waktu sarapan yang sedikit dan cenderung memilih 14
15
makanan yang cepat untuk disajikan. Namun, tidak menutup kemungkinan dari seluruh kalangan dapat memakan produk ini. Selain itu, harganya pun cukup murah sehingga terjangkau untuk semua kalangan. Metode pembuatan bubur instan yang sering digunakan di industri yaitu dengan metode ekstrusi. Teknologi ekstrusi memungkinkan kita untuk melakukan serangkaian
pengolahan,
seperti
mencampur,
menggiling,
memasak,
mendinginkan, mengeringkan dan mencetak dalam satu rangkaian proses saja. Berbagai proses didalam satu mesin meupakan salah satu bentuk efisiensi yang dapat mengurangi biaya produksi bagi suatu industri. Selain itu, teknologi ekstrusi memiliki beragam modifikasi proses sehingga dapat menghasilkan produk yang diinginkan. Hal-hal tersebut yang mendasari teknologi ekstrusi diaplikasikan secara luas, termasuk dalam pengolahan pangan21,22.
15
16
2.9 Kerangka Teori Intake makanan denganBeban Glikemik tinggi
↑ Pengeluaran Insulin dari pankreas
- Pengaruh Genetik - Obesitas - Rekurensi
Kronik Kelelahan sen β Pankreas
Gangguan pengeluaran Insulin
Intoleransi glukosa
DIABETES MELITUS
16
17
2.10 Kerangka Konsep
Responden
Makanan Uji
Metabolisme Tubuh
Respon Peningkatan Kadar Glukosa Darah Tubuh
Nilai Indeks Glikemik
Nilai Beban Glikemik
17
18
2.11 Definisi Operasional No.
Variabel
Definisi
Alat Ukur
Cara Ukur
Skala Ukur
Hasil Ukur
1.
Indeks Glikemik
Perbandingan respon glukosa darah terhadapkons umsikarbohid rat 50gr makanan uji dengan respon glukosa darah terhadap karbohidrat 50 gr makanan standar dalam jangka waktu 2 jam Total efek glikemik dari seluruh makanan uji dan makanan standar
Timbang an
perhitungan Nume Luas Area rik di Bawah Kurva kadar glukosa darah makanan uji selama 2 jam dibagi makanan standar selama 2 jam lalu dikalikan 100
Nilai indeks glikemik dalam persen (%)
Nilai indeks Nume makanan rik standar dan makanan uji dikali jumlah karbohidrat dalam makanan lalu dibagi 100
Nilai beban glikemik
FingerNume prick pada rik pembuluh darah kapiler
Nilai glukosa darah (mg/dl)
2.
3.
Beban Glikemik
Kadar Glukosa Darah
Timbang an
Jumlah Glukosa glukosa meter dalam darah setelah mengkonsum si makanan standar dan makana uji
18
Rendah jika <55, sedang jika 55-69, tinggi jika >70
Rendah jika <10, sedang jika 11-19, tinggi jika >20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental untuk mengetahui nilai indeks glikemik dan beban glikemik bubur ayam instandan bubur ayam tradisional. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Mei 2015 sampai dengan bulan Juni 2015, bertempat di Kampus Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan lingkungan FKIK. 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1. PopulasiTarget Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta usia 17-21 tahun.
3.3.2. Populasi Terjangkau Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta usia 17-21 tahun pada tahap preklinik.
3.3.3. Besar Sampel Sampel pada penelitian berjumlah 12 orang. Sampel didapat dengan menggunakan cara non-probability sampling,yaituconsecutive sampling. 3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi 3.4.1. Kriteria Inklusi
20
1. Mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta usia 17-21 tahun yang sehat serta
menyetujui dan telah mengisi informed consent dalam
penelitian ini. 2. Responden memiliki IMT normal kriteria Asia-Pasifik. 3. Responden tidak mengalami penyakit gangguanpenyerapan glukosa. 4. Sedang tidak hamil dan tidak menyusui. 3.4.2. Kriteria Eksklusi 1. Melaksanakan diet tertentu. 2. Memiliki penyakit gangguan hormon. 3. Mempunyai riwayat gastritis atau saluran cerna lain. 4. Memiliki alergi terhadap bahan dalam komposisi makanan uji. 3.4.3. Kriteria Drop Out 1. Responden sakit saat penelitian sedang berlangsung. 3.5 Cara Kerja 3.5.1 Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Glucometer merk easy-touch® 2. Strip Glucose merk easy-touch® 3. Lancet 4. Lancing Device 5. Alcohol Swab 6. Timbangan Ukur Digital Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Makanan standar : Roti tawar putih kupas sari roti enam lembar dengan berat karbohidrat 50 gram. 2. Makanan uji : Bubur ayam tradisional, bubur ayam instan 3. Air mineral 20
21
3.5.2 Besar dan Cara Pengambilan Responden Responden terdiri dari 11 orang perempuan dan 1 laki-laki. Pemilihan responden dilakukan dengan cara non probabilitas-consecutive sampling. Proses penentuan responden dilakukan dalam beberapa tahap. Pertama dilakukan anamnesis yang meliputi identitas dan riwayat penyakit, kemudian dilakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan sehingga didapatkan responden yang sesuai dengan kriteria inklusi yang diinginkan. Dalam mengeksklusikan responden yang memiliki gangguan hormonal dengan gangguan metabolisme glukosa, dilakukan pemeriksaan GDP (Gula Darah Puasa) dan dibandingkan dengan kriteria normal menurut PERKENI. Responden yang memenuhi kriteria inklusi dan bersedia mengikuti penelitian ini kemudian diberikaninformed consent. (lampiran 1)
21
22
3.6 Alur Penelitian Populasi Seluruh mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta usia 17-21 tahun
Pemilihan sampel dengan cara nonprobability sampling,berupaconsecutive sampling 12 orang responden
Informed Consent melakukan penelitian
Bersedia
Intervensi : Memakan jenis makanan yang di teliti oleh peneliti
untuk
Tidak Bersedia
Drop Out
Pengambilan data dalam tiga kesempatan yang berbeda
Puasa selama minimal 10 jam sebelum pengambilan sampel Meminta responden memakan makanan yang diteliti
Minggu pertama
Makanan standar : Roti tawar
Minggu kedua
Bubur ayam tradisional
Ukur glukosa darah setiap menit ke 15, 30, 45, 60, 90, dan 120 setelah makan sebanyak satu kali
Hitung Indeks Glikemik
22 Hitung Glikemik Load
Minggu ketiga
Bubur ayam instan
Menggunakan “finger-prick” pada pembuluh darah kapiler
23
3.7 Rencana Manajemen dan Analisis Data Pada penelitian yang dilakukan ini, hal pertama yang dicari yaitu indeks glikemik makanan uji dengan menggunakan metode mengukur luas area di bawah kurva atau disebut juga metode trapezoid (lampiran 4,5). Dalam menganalisis data statistik dalam penelitian ini digunakan Microsoft Excel 2013 dan SPSS 22. Uji normalitas dilakukan dengan Shapiro-Wilk karena responden yang diteliti kurang dari 50 responden.Selanjutnya apabila distribusi data normal akan dilakukan uji Paired T Test, sedangkan bila distribusi data tidak normal menggunakan uji Friedman.
23
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik Responden Responden berjumlah 12 orang, terdiri dari 1 orang laki-laki dan 11 orang perempuan. Karakteristik responden tersaji dalam tabel 4.1. Tabel 4.1 Karakteristik Responden
No
Rerata SD
n
12
Usia (tahun)
19,25 ±0,83
Berat Badan (kg) 50,42
Indeks Tinggi
Massa
Badan
Tubuh (kg/m2)
154,92
21,05 ±1,32
Glukosa Darah Puasa 93,17 ±5,4
Rerata umur responden dalam penelitian ini adalah 19,25 tahun (SD±0,83) dan dengan rerata IMT dari seluruh responden adalah 21,05 (SD±1,32). Nilai IMT setiap responden dan nilai IMT rata-rata seluruh responden termasuk dalam kategori normal menurut klasifiaksi status gizi berdasarkan IMT dari Asia Pasifik. Setiap responden juga tidak memiliki gangguan metabolisme glukosa, hal ini terlihat pada pemeriksaan gula darah puasa (GDP) dari setiap responden berada dalam batas normal dengan nilai rata-rata adalah 93,17(SD±5,4). 4.2 Bahan Makanan yang Digunakan Bahan makanan yang digunakan pada penelitian ini adalah roti tawar sebagai bahan makanan standar, bubur ayam instan merk “super bubur”, dan bubur ayam tradisional. Semua bahan makanan yang digunakan dalam penelitian ini mengandung 50 gram karbohidrat. Perincian mengenai hasil analisis zat gizi tiap makanan uji dapat dilihat pada tabel berikut ini :
25
Tabel 4.2 Analisis nutrien bahan makanan Makanan Uji
Sajian
Karbohidrat Lemak
Protein
Serat
(gram)
(gram)
(gram)
(gram)
(gram)
Roti Tawar Putih
40 (2lbr)
17
1,5
3
1
Bubur Ayam Instan
45 (1bks)
31
3
3
-
Bubur Ayam
419
39,81
6,37
8,4
2,2
Tradisional
4.3 Kadar Glukosa Darah Hasil pemeriksaan glukosa darah setiap 15 menit dalam satu jam pertama dan setiap 30 menit dalam satu jam kedua dengan waktu total pemeriksaan selama dua jam setelah pemberian setiap makanan uji dapat dapat dilihat pada tabel 4.3 dan grafik 4.1. Tabel 4.3 Nilai rerata glukosa darah No
Bahan Makanan
1.
Roti Tawar Putih
2.
Bubur Ayam Instan
3.
Bubur Ayam
n
12
Glukosa darah (mg/dl) pada menit ke : 0‟
15‟
30‟
45‟
60‟
90‟
120‟
104,9
120,16
133,41
138,83
132,41
128,41
125,25
94,66
131
167,16
169,33
164,83
138
110,66
95,25
135,75
153,58
152,66
155
137,41
124,33
Kadar glukosa darah mg/dl
Tradisional
200 150 100
Roti
50
Bubur Ayam Instan Bubur Ayam Tradisional
0 0
15
30
45
60
90
120
Menit
Gambar 4.1 Kurva Kadar Glukosa Darah Makanan Standar dan Makanan Uji Tabel 4.4 Persentase kenaikan/penurunan kadar glukosa darah (%) 25
26
Makanan
n
Roti Tawar Putih Bubur Ayam Instan
12
Bubur Ayam Tradisional
15
30
45
60
90
120
14.5
11.02
4.06
-4.62
-3.02
-2.47
38.39
27.61
1,30
-2.66
-11.28
-19.81
42.52
13.14
-0.6
1.53
-11.34
-9.52
Pada tabel 4.4 tanda (+) atau tidak ada tanda menunjukkan besar kenaikan kadar
glukosa
darah
sedangkan
tanda
(-)
menunjukkan
besar
penurunan.Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat perbedaan kenaikan kadar glukosa darah berbagai varian makanan. Dapat dilihat pada roti tawar menggalami peningkatan secara perlahan dengan puncak kenaikan glukosa darah pada menit ke-45 dan turun hingga menit ke-120 bubur ayam instan mengalami peningkatan yang menanjak drastis setelah pemberian makanan dengan puncak peningkatam glukosa pada menit ke-45 dan turun hingga menit ke-120. Sedangakan pada bubur ayam tradisional juga mengalami peningkatan kadar glukosa darah secara perlahan dengan puncak peningkatan pada menit ke-30 dan turun hingga menit ke-120. Hal ini disebabkan karena kandungan lemak dalam santan pada bubur ayam tradisional yang terkandung dalam kuahnya dibandingkan dengan kandungan lemak yang ada di roti putih dan bubur ayam instan. Adanya lemak dalam santan yang terdapat pada kuah bubur ayam tradisional menyebabkan pencernaan dan absorpsi karbohidrat lebih lambat dibandingkan dengan bubur instan. Selain itu, berdasarkan data yang di dapat kadar glukosa darah setelah dua jam pemberian masing-masing makanan dibandingkan dengan kadar glukosa darah pada menit ke-0. Kadar glukosa darah setelah dua jam roti tawar putih yaitu125,25 mg/dL dan pada menit ke-0 104,9 mg/dL. Pada bubur ayam instan kadar glukosa darah setelah dua jam pemberian yaitu 110,66 mg/dL dan pada menit ke-0 94,66 mg/dL. Sedangkan pada bubur ayam tradisional setelah dua jam pemberian yaitu 124,33 mg/dL dan pada menit ke-0 95,25 mg/dL.
26
27
Berdasarkan hasil yang di dapat, ternyata kedua makanan uji memiliki indeks glikemik jauh lebih tinggi daripada makanan standar. Hal ini disebabkan oleh kandungan bubur dan proses pengolahan bubur itu sendiri. Berdasarkan analisis nutrient kandungan bubur instan dan bubur tradisional, kedua makanan uji ini memiliki serat yang sedikit bahkan tidak ada sama sekali. Berdasarkan penelitian, serat dapat menjadi kontrol glikemik yang baik. Serat juga memiliki fungsi menurunkan peningkatan glukosa darah dan respon insulin. Serta berperan menurunkan resiko DM tipe dua. Normalnya jumlah serat yang dianjurkan untuk dikonsumsi yaitu 25-35 gram per hari24. Proses masak dan pengolahan bubur menjadi peran penting terhadap peningkatan glukosa darah pada penelitian ini.Panas dan air menyebabkan pati membengkak dan melunak, awalnya memiliki struktur yang intak hingga akhirnya granulnya rusak sehingga melepaskan molekul-molekul dari pati sederhana.Proses lamanya makanan dimasak, membuat proses penghancuran karbohidrat atau serat yang berakibat proses absorpsi karbohidrat dalam tubuh semakin tinggi. Sehingga respon glikemik tubuh semakin tinggi.Glukosa yang mudah diserap juga akan berada di dalam aliran darah lebih sebentar, oleh karena itu rasa lapar semakin cepat dirasakan kembali25,26. 4.4 Indeks Glikemik Perhitungan luas area bawah kurva dihitung dengan metode trapezoid. Setelah dirata-ratakan, didapatkan nilaiindeks glikemik makanan uji yang dilampirkan dalam tabel 4.5 berikut :
Tabel 4.5 Indeks Glikemik Makanan Uji Makanan
IG Mean ± SD
Klasifikasi Tinggi (> 70) Sedang (55-69) Rendah (<55)
Roti tawar putih
100± 0,00
Tinggi
Bubur Ayam Instan
112,2± 6,2
Tinggi
Roti tawar putih
100± 0,00
Tinggi
Bubur Ayam Tradisional
109,24± 8,01
Tinggi
27
P-value*
0,000
0, ,001
28
Bubur Ayam Instan
112,2± 6,2
Tinggi
Bubur Ayam Tradisional
109,24± 8,01
Tinggi
0,271
*berdasarkan uji statistik Paired T Test Secara keseluruhan bedasarkan tabel diatas, indeks glikemik tertinggi adalah bubur ayam instan yaitu 112,2% (SD±6,20), disusul oleh bubur ayam tradisional yaitu 109,24% (SD±8,01). Makanan berbahan dasar beras yang dijadikan makanan uji dalam penelitian ini keduanya termasuk dalam makanan yang berindeks glikemik tinggi (>70%).
4.5 Beban Glikemik Perhitungan nilai beban glikemik makan uji berbahan dasar bubur ini dengan menggunakan rumus : Beban Glikemik =
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑔𝑙𝑖𝑘𝑒𝑚𝑖𝑘 100
× 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑟𝑏𝑜ℎ𝑖𝑑𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑝𝑜𝑟𝑠𝑖
Berdasarkan rumus ini, nilai beban glikemik makanan uji berbahan dasar bubur didapatkan sebagai berikut :
Tabel 4.6 Beban glikemik Makanan Uji Makanan
BG Mean ± SD
Klasifikasi Tinggi Sedang Rendah
Roti tawar putih
17± 0,00
Tinggi
Bubur Ayam Instan
34,78± 1,92
Tinggi
Roti tawar putih
17± 0,00
Tinggi
Bubur Ayam Tradisional
43,48±3,19
Tinggi
Bubur Ayam Instan
34,78± 1,92
Tinggi
Bubur Ayam Tradisional
43,48±3,19
Tinggi
P-value*
0,000
0,000
0,000
*berdasarkan uji statistik Paired T Test
Beban glikemik bubur ayam instan yaitu 34,78 (SD±1,92)dan bubur ayam tradisional yaitu 43,49 (SD±3,19). Dari data nilai beban glikemik yang didapatkan ini, bubur ayam instan dan bubur ayam tradisional termasuk dalam kategori tinggi (>20). Walaupun dalam literatur mengatakan bahwa hubungan antara indeks 28
29
glikemik dan beban glikemik tidak selalu harus selaras satu sama lain, namun pada penelitian ini peneliti mendapatkan informasi bahwa indeks glikemik dan beban glikemik pada bubur ayam instan dan bubur ayam tradisional termasuk dalam kategori tinggi.
4.6 Keterbatasan Penelitian Dalam menjalankan penelitian ini ada beberapa keterbatasan yang dihadapi oleh peneliti yaitu pada pemeriksaan kadar glukosa darah makanan standar, peneliti hanya melakukan satu kali saja setiap waktu pengambilan dikarenakan masalah teknis. Seharusnya dalam satu kali waktu pengambilan dianjurkan untuk mengulang pemeriksaan dua hingga tiga kali agar hasil yang di dapat lebih akurat. Selain itu pengawasan dan pemantauan responden yang cukup sulit untuk dilakukan. Sebelum pengambilan data dilakukan, responden diminta untuk puasa selama 10-14 jam dan kemarinnya dianjurkan untuk makan biasa yang tidak berlebihan. Jadi, peneliti hanya percaya dengan ketaatan respondennya.
29
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan penelitan yang dilakukan, indeks glikemik dan beban glikemik makanan berbahan dasar bubur yaitu bubur ayam instanadalah 112,2% (SD±6,20) & 34,78 (SD±1,92) dan bubur ayam tradisional adalah 109,24% (SD±8,01)& 43,49 (SD±3,19).Kedua makanan yang diujikan ini dapat digolongkan sebagai makanan
dengan
indeks
glikemik
dan
beban
glikemik
tinggi.Dalam
mengkonsumsi bubur ayam, sebaiknya mengkombinasikan bubur dengan makanan yang memiliki serat yang tinggi sehingga dapat membantu penyerapan karbohidrat.
5.2
Saran 1. Bagi peneliti yang ingin melalukan penelitian indeks glikemik ataupun beban glikemik dengan menggunakan makanan yang belum ada perhitungan absolutnya, contohnya bubur ayam tradisional yang dijual dipasaran, maka dianjurkan untuk bisa lebih akurat dalam menghitung takaran per-porsinya atau takaran yang dibutuhkan lainnya. Karena perbedaan takaran akan mempengaruhi hasil yang didapat. 2. Human error maupun technical error bisa terjadi kapan saja, makan dalam pengambilan data saat finger prick test tidak hanya dilakukan sekali saja untuk hasil yang lebih akurat. 3. Peneliti menganjurkan untuk pasien diabetes melitus atau pra-diabetes untuk tidak berlebihan dalam mengonsumsi makanan berbahan dasar bubur.Karena berdasarkan hasil penelitian yang di dapat kedua makanan tersebut memiliki indeks glikemik dan beban glikemik yang tinggi. Jika tetap ingin mengkonsumsi bubur ayam, sebaiknya mengkombinasikan bubur dengan makanan yang memiliki serat yang tinggi.
31
DAFTAR PUSTAKA
1. World Health Organization and International Diabetes Federation. Definition And Diagnosis Of Diabetes Mellitus And Intermediate Hyperglycemia. Switzerland: World Health Organization and International Diabetes Federation; 2006. 2. Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Pedoman Pengendalian Diabetes Melitus dan Penyakit Metabolik. Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2008. 3. Pusat Data dan Informasi PERSI [Internet]. Jakarta: RI Rangking Keempat Jumlah Penderita Diabetes Terbanyak Dunia. Pdpersi; 2011. [Diakses pada: 22 Januari 2015]. Tersedia pada : www.pdpersi.co.id 4. Sherwood L. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. Edisi 6. Jakarta: EGC; 2012. 5. Ludwig DS, Eckel RH. The Glycemic Index at 20 y. The American Journal of Clinical Nutrition;2002;76(suppl):264S–5S. 6. Fernanda LL, Mirtes S, Rene‟ B, Denise V.d.M. Understanding the Glycemic Index and Glycemic Load and Their Practical Application. BAMBED; 2009;37:296-300. 7. American Diabetes Association. Standards Of Medical Care In Diabetes2015. The Journal of Clinical and Applied Research and Education. January 2015;38: Supplement 1. 8. Jongsoon Lee, Paul F. Pilch. The Insulin Receptor: structure, function, and signaling. Department of Biochemistry Boston University School Of Medicine; 1994;0193: 1849-94. 9. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Karbohidrat yang Penting Secara Fisiologis dari Biokimia Harper. Edisi 27.Jakarta: EGC; 2009. 10. Smith C, Marks AD, and Marks DB. Biokimia kedokteran dasar: sebuah pendekatan klinis. Jakarta : EGC; 2000 11. Gerard J. Tortora and Bryan Derrickson. Principles of Anatomy and Physiology. 12th edition. USA: John Wiley & Sons, Inc; 2009.
31
32
12. Jenkins DJA, Wolever TMS, Taylor RH, Barker H, Fielden H,Baldwin JM, dkk. Glycemic Index of Foods : a Physiological Basis for Charbohydrate Exchange. American Society for Clinical Nutrition; 1981: 362-366. 13. UW Integrative Medicine Department of Family Medicine. Glycemic Index & Glycemic Load. Wisconsin: University of Wisconsin School of Medicine and Public Health; 2008. 14. BJ Venn dan TJ Green. Glycemic index and glycemic load: measurement issues and their effect on diet-disease relationship. European Journal of Clinical Nutrition; 2007: S122-S131. 15. LL Hui and EAS Nelson. Meal glycaemic load of normal-weight and overweight Hong Kong children.European Journal of Clinical Nutrition; 2006;60: 220–227. 16. Wolever TMS, Brand-Miller JC, Aernethy J, Astrup A, Atkinson F and Axelsen M. Measuring the glycemic index of foods: interlaboratory study. The American Journal of Clinical Nutrition; 2008;87: 247S-57S. 17. Alan W Barclay, Peter Petocz, Joanna McMillan-Price, et al. Glycemic index, glycemic load, and chronic disease risk-a metaanalysis of observational studies. The American Journal of Clinical Nutrition; 2008;87:627–37. 18. John A Monro and Mick Shaw. Glycemic impact, glycemic glucose equivalents, glycemic index, and glycemic load: definitions, distinctions, and implications. The American Journal of Clinical Nutrition; 2008;87(suppl):237S–43S. 19. Food and Environmental Hygiene Department. Nutrient Values Of Indigenous Congee, Rica and Noodle Dishes. Hongkong: The Government of The Hong Kong Special Administrative Region; 2006. 20. United States Department of Agriculture. Rice, White, Enriched, Long Grain. Healthy Choice American Grown; 2012: 100491-100492. 21. Tri Dewanti W, Harijono, Nurma S. Tepung Bubur Sereal Instan Metode Estruksi dari Sorgum dan Kecambah Kacang Tunggak. Jurnal Teknologi Pertanian; 3;1:35-44. 22. Jamaludin JB. Production Of Instant Fish Rice Porridge By Using SingleScrew Extruder. Faculty of Applied Sciences Universiti Teknologi MARA; 2013. 23. Super Bubur [Internet]. Mayora PT Dellifood Sentosa Corpindo. 2007; [Diakses pada : 20 Januari 2015]. Tersedia pada : www.mayora.com 32
33
24. Lattimer JM and Haub MD. Effects of dietary fiber and its components on metabolic health. Nutrient Journal; 2010; 2:1266-1289. 25. Murugkar, D. A, Gulati, P, Kotwaliwale, N, Gupta, C, Chakraborty, S. K, & Aiman. Optimization Of Nutritionally Rich Instant Porridge With Sprouted Legumes, Malted Millets And Papaya And Its Comparison With Conventional Porridge In Terms Of Textural, Rheological And Particle Size Properties. International Journal Of Food And Nutritional Sciences; 2015: 49-55. 26. Vosloo MC. Some factors affecting the digestion of glycaemic carbohydrates and the blood glucose response. Journal of Family Ecology and Consumer Sciences. 2005; 33. 27. Aziz AA, Kenney LS, Goulet B, Abdel-Asl ES. Dietary Starch Type Affects Body Weight and Glycemic Control in Freely Fed but Not EnergyRestricted Obese Rats. The Journal of Nutrition; 2009;(136): 1881-1889. 28. Hardinsyah, Hadi R, Victor N. Kecukupan Energi, Protein, Lemak, dan Karbohidrat. Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB & Departemen Gizi, FK UI; 2012. 29. Dahlan MS. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Edisi 6. Jakarta : Epidemiologi Indonesia; 2014. 30. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi 3. Jakarta : Sagung Seto; 2010.
33
34
Lampiran 1 Lembar Surat Persetujuan Responden Formulir Informed Consent PERBANDINGAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK ANTARA BUBUR AYAM INSTAN DAN TRADISIONAL Setelah memperoleh kejelasan mengenai tujuan, manfaat, prosedur dan kemungkinan resiko, serta jawaban atas pertanyaan yang diberikan oleh peneliti dalam penelitian, PERBANDINGAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK ANTARA BUBUR AYAM INSTAN DAN TRADISIONALmaka saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Alamat Jurusan Semester
: : : :
Dengan ini menyatakan dengan penuh kesadaran bersedia berpartisipasi dalam penelitian tersebut dan bersedia melakukan finger prick test sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dalam penelitian. PERBANDINGAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK ANTARA BUBUR AYAM INSTAN DAN TRADISIONAL. Selanjutnya, apabila dalam masa penelitian saya merasa dirugikan karena penelitian ini, saya berhak mengundurkan diri dari keterlibatan saya, serta membatalkan persetujuan ini, tanpa sanksi apapun dan dari pihak manapun. Ciputat, ........................ 2015 Mengetahui, Responden
(
Peneliti
)
(Nadiyah Zhafirah Luvi) 34
35
Lampiran 2 Status kesehatan responden
LEMBAR ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK PERBANDINGAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK ANTARA BUBUR AYAM INSTAN DAN TRADISIONAL Nama : Usia
:
BB
:
TB
:
IMT
:
GDP
:
Tanda vital 1. Tekanan darah : 2. Frekuensi napas : 3. Frekuensi nadi :
Riwayat penyakit 1. Menderita diabetes mellitus ? Ya/tidak 2. Menderita penyakit ginjal dan hati ? Ya/tidak 3. Keluarga ada yang mempunyai riwayat diabetes mellitus ? Ya/tidak Jika ya, siapa? 4. Keluarga ada yang mempunyai riwayat penyakit tertentu ? Ya/tidak Jika ya, siapa? 5. Alergi terhadap makanan tertentu ? Ya/tidak 35
36
Jika ya, apa ? 6. Apakah memiliki riwayat gastritis dan gangguan pencernaan ? Ya/tidak Jika ya, kapan terakhir mengalaminya ? 7. Merokok ? Ya/tidak 8. Konsumsi alkohol ? Ya/tidak 9. Hamil atau menyusui ? Ya/tidak
36
37
Lampiran 3 Karakteristik Responden
Tabel Karakteristik Responden
No
n
Kode Nama
Jenis Kelamin (P/L)
Usia (tahun)
Berat Badan (kg)
Indeks Tinggi
Massa
Badan
Tubuh (kg/m2)
Glukosa Darah Puasa
1.
RA
P
19
48
154
20,25
98
2.
AM
P
19
46
150
20,44
96
3.
AA
P
19
44
152
19,13
92
4.
IS
P
19
58
160
22,6
99
5.
ZA
P
19
52
156
21,6
85
TB
P
18
44
152
19,13
99
DR
L
20
60
161
23
83
8.
ZR
P
20
50
149
22,7
89
9.
KW
P
20
57
162
22
90
10.
AM
P
21
48
155
20
95
11.
LU
P
18
50
153
21,7
92
12.
NM
P
19
48
155
20
100
19,25 ±0,83
50,42
154,92
21,05 ±1,32
93,17 ±5,4
6. 7.
Rerata SD
12
37
38
Lampiran 4 Kriteria Status Gizi Menurut Asia-Pasifik
Untuk menilai status gizi responden harus dilihat dari hasil penghitungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan rumus: 𝐼𝑀𝑇 =
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛)2
Kriteria yang digunakan adalah penggolongan status gizi dengan IMT AsiaPasifik, status gizi dikategorikan dalam underweight, normoweight, overweight dan obesitas.
38
39
Lampiran 5 Contoh Perhitungan Luas Area di Bawah Kurva
Metode yang digunakan untuk menghitug luas area di bawah kurva adalah metode trapezoid. 160
Kadar glukosa darah mg/dl
140 120 100 80
A
60
B
D
C
E
F
Roti Putih
40 20 0 0'
15'
30'
45'
60'
90'
120'
Menit
180
Kadar glukosa darah mg/dl
160 140 120 100 80
A
60
B
D
C
E
F
40 20 0 0'
15'
30'
45'
60'
Menit
39
90'
120'
Super Bubur
40
180
Kadar glukosa darah mg/dl
160 140 120 100 80
A
60
B
D
C
E
Bubur Ayam
F
40 20 0 0'
15'
30'
45'
60'
90'
Menit
A. Perhitungan Luas Bangunan Roti Putih Luas bangun A = Luas bangun B = Luas bangun C = Luas bangun D = Luas bangun E = Luas bangun F =
104,91+120,16
× 15 = 1688,12
2 120,16+133,41
× 15 = 1901,87
2 1333 ,41+138,83
× 15 = 2041,87
2 138,83+132,41
× 15 = 2034,37
2 132,41 + 128,41
× 15 = 1956,25
2 128,41+125,25 2
× 15 = 1902,5
Total Luas Bangun = 11524,98
B. Perhitungan Luas Bangunan Bubur Ayam Instan Luas bangun A = Luas bangun B = Luas bangun C = Luas bangun D =
94,67+131 2 131+167,16 2
× 15 = 1692,5 × 15 = 2236,25
167,16+169,33 2 169,33+164,83 2
× 15 = 2523,75 × 15 = 2506,25
40
120'
41
Luas bangun E = Luas bangun F =
164,83+138 2 138+110,67 2
× 15 = 2271,25 × 15 = 1865
Total Luas Bangun = 13094,8
C. Perhitungan Luas Bangunan Bubur Ayam Luas bangun A = Luas bangun B = Luas bangun C = Luas bangun D = Luas bangun E = Luas bangun F =
95,25+135,75
× 15 = 1732,5
2 135,75+153,58 2 153,58+152,67 2 152,67+155 2
× 15 = 2170 × 15 = 2296,87
× 15 = 2307,5
155 + 137,41
× 15 = 2193,12
2
137,41+124,33 2
× 15 = 1963,12
Total Luas Bangun = 12663,11
D. Perhitungan indeks glikemik bubur ayam instan 13094 ,8
Indeks Glikemik = 11524 ,98 × 100 = 112,20 Glikemik Load =
113,62 ×31 100
= 34,78
E. Perhitungan indeks glikemik bubur ayam tradisional 12663 ,11
Indeks Glikemik = 11524 ,98 × 100 = 109,24 Glikemik Load =
109,87 ×40,07 100
= 43,49
41
42
Lampiran 6 Analisis Gizi dan Perhitungan Kebutuhan Makanan Uji Sebanyak 50 Gram Karbohidrat Makanan Roti tawar putih Bubur Ayam Instan Bubur Ayam Tradisional
Sajian (gram) 40 45 419
Karbohidrat (gram) 17 31 39,8
Lemak (gram) 1,5 3 6,37
Protein (gram) 3 3 8,4
Serat (gram) 1 2,2
Berdasarkan informasi gizi kemasan roti putih dan Daftar Analisis Bahan Makanan FKUI 2001, maka estimati kebutuhan makanan yang digunakan sebanyak 50 gram adalah:
1. Satu sajian roti tawar putih (2lbr) mengandung 40 gram roti tawar putih yang mengandung 17 gram karbohidrat. Untuk mendapatkan 50 gram karbohidrat maka dilakukian perhitungan matematika sehingga dibutuhkan kurang lebih 120 gram roti tawar putih. Jika di ubah dalam kebutuhan per lembarnya maka dibutuhkan roti tawar putih 6 lembar. 2. Satu sajian super bubur memiliki takaran saji sebesar 45 gram yang mengandung 31 gram karbohidrat. Untuk mendapatkan 50 gram karbohidrat maka dibutuhkan satu bungkus super bubur yang ditambah lagi dengan 25 gram beras super bubur. 3. Untuk memasak bubur dibutuhkan 3 L beras untuk satu kali pemasakan dengan jumlah porsi rata-rata mencapai 70 porsi sekali masak. Jika 3 L beras di konversikan menjadi satuan kilogram yaitu 2,1 kilogram. Sehingga dalam satu porsi bubur hanya terdapat 30 gram beras. Kuah kuning mengandung beberapa bahan makanan seperti santan, garam, gula, bumbu kuning yang berisikan beberapa bumbu dapur, dan air. Topping bubur ayam per porsi terdiri dari ayam suir, kacang kedelai, seledri, bawang goreng, kecap, dan kerupuk. 42
43
100 gram beras mengandung 78,9 gram karbohidrat 100 gram santan mengandung 5,6 gram karbohidrat 100 gram kerupuk mengandung 85,9 gram karbohidrat Bumbu-bumbu dapur yang terdapat dalam kandungan bubur ayam dapat di abaikan, karena tidak terlalu mempengaruhi jumlah karbohidrat pada sediaan bubur ayam. Untuk mendapatkan bubur ayam dengan perkiraan 50 gram karbohidrat dibutuhkan 45 gram beras yang direbus dengan 143 gram air. Kuah kuning dengan kandungan santan, garam, gula dan bumbu dapur seperti kunyit, jahe, kemiri, cabe merah, ketumbar, bawang merah, bawang putih dengan total karbohidrat sebesar 1,8 gram. Kerupuk aci 12 gram, ayam suir 8 gram, kacang kedelai 4 gram, kecap 11 gram.
43
44
Lampiran 7 Hasil Perhitungan Luas Area di bawah Kurva, Indeks Glikemik dan Beban Glikemik Bubur
Kode
Makanan Standar LB IG
Responden RA 15855 AM 15270
GL
Bubur Ayam Instan LB IG
GL
Bubur Ayam Tradisional LB IG
GL
100 17
15240
96,12
29,80 17302,5
109,13 43,44
100 17
16897,5
110,66
34,30 16642,5
108,99 43,39
AA
14647,5
100 17
16545
112,95
35,02 15675
107,01 42,60
IS
14805
100 17
17302,5
116,87
36,23 18780
126,85 50,50
ZA
14250
100 17
16935
118,84
36,84 13792,5
96,79
TB
16462,5
100 17
17602,5
106,92
33,15 17670
107,33 42,73
DR
16822,5
100 17
18037,5
107,22
33,24 17430
103,61 41,25
ZR
14715
100 17
17152,5
116,56
36,14 16455
111,82 44,52
KW
16545
100 17
19500
117,86
36,54 19882,5
120,17 47,84
AM
13807,5
100 17
16260
117,76
36,51 14715
106,57 42,43
LU
15195
100 17
16987,5
111,80
34,66 15000
98,72
NM
100 17 16230 15383,75 100 17
34,98 18487,5 34,78 16819,4
113,91 45,35 109,24 43,49
Rerata
18315 112,85 17231,25 112,20
44
38,53
39,30
45
Lampiran 8 Hasil Uji Statistik a. Uji Normalitas Data Usia, IMT, GDP
Descriptives Statistic Mean
19,2500
95% Confidence Interval for Lower Bound Mean Upper Bound
18,7489
5% Trimmed Mean
19,2222
Median
19,0000 ,688
Std. Deviation
,82916
Minimum
18,00
Maximum
21,00
Range
3,00
Interquartile Range
1,00
Skewness
,454
,616
Kurtosis
,517
1,191
Mean
21,0458
,36816
95% Confidence Interval for Lower Bound Mean Upper Bound
20,2436
5% Trimmed Mean
21,0437
Median
21,0458
21,8479
Variance IMT
,22997
19,7511
Variance Usia
Std. Error
1,762
Std. Deviation
1,32742
Minimum
19,13
Maximum
23,00
Range
3,87
Interquartile Range
2,30
Skewness
-,001
,616
Kurtosis
-1,312
1,191
45
46
Mean
94,666
95% Confidence Interval for Lower Bound Mean Upper Bound
87,775 101,558
5% Trimmed Mean
95,2407
Median
95,00
Variance GDP
3,1629
130,056
Std. Deviation
11,40419
Minimum
67,00
Maximum
112,00
Range
45,00
Interquartile Range
12,00
Skewness
-,951
,616
Kurtosis
2,072
1,191
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic Usia IMT GDP
,234 ,137 ,177
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
13
,050
,892
13
,102
13
,200
*
,937
13
,421
,200
*
,931
13
,351
13
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
b. Uji Normalitas Rata-Rata Indeks Glikemik dan Beban Glikemik Descriptives
IG_M1
Mean
95% Confidence Interval for
Lower Bound
Mean
Statistic
Std. Error
112,201900459
1,72204601016
899960
8358
108,449884519 667880
Upper Bound
115,953916400 132040
5% Trimmed Mean
112,726378138 291120
46
47
Median
112,846580406 654340
Variance
38,551
Std. Deviation
6,20892518837 0196
Minimum
96,1210974456 0075
Maximum
118,842105263 15790
Range
22,7210078175 5715
Interquartile Range
8,37538179337 537
Skewness Kurtosis GL_M1
Mean
95% Confidence Interval for
Lower Bound
Mean
-1,482
,616
2,848
1,191
34,7825891425
,533834263152
68995
191
33,6194642010 97050
Upper Bound
35,9457140840 40940
5% Trimmed Mean
34,9451772228 70250
Median
34,9824399260 62845
Variance
3,705
Std. Deviation
1,92476680839 4761
Minimum
29,7975402081 36233
Maximum
36,8410526315 78950
Range
7,04351242344 2714
Interquartile Range
2,59636835594 6368
Skewness Kurtosis
47
-1,482
,616
2,848
1,191
48
IG_M2
Mean
95% Confidence Interval for
Lower Bound
Mean
109,242735210
2,22354413751
901840
2469
104,398048716 758320
Upper Bound
114,087421705 045360
5% Trimmed Mean
108,956455169 249480
Median
108,988212180 746570
Variance
64,274
Std. Deviation
8,01710240105 8557
Minimum
96,7894736842 1052
Maximum
126,849037487 33535
Range
30,0595638031 2483
Interquartile Range
7,77517290087 101
Skewness Kurtosis GL_M2
Mean
95% Confidence Interval for
Lower Bound
Mean
,682
,616
1,022
1,191
43,4895328874
,885192921143
60040
714
41,5608631941 41504
Upper Bound
45,4182025807 78570
5% Trimmed Mean
43,3755648028 78230
Median
43,3882072691 55210
Variance
10,186
Std. Deviation
3,19160846586 1411
Minimum
38,5318894736 84210
48
49
Maximum
50,4986018237 08206
Range
11,9667123500 23997
Interquartile Range
3,09529633183 6742
Skewness Kurtosis
,682
,616
1,022
1,191
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic IG_M1
df
Sig.
,171
GL_M1
13
,171
IG_M2
13
,192
GL_M2
Shapiro-Wilk
13
,192
13
Statistic
df
Sig.
,200
*
,863
13
,052
,200
*
,863
13
,052
,200
*
,943
13
,492
,200
*
,943
13
,492
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
c. Uji Paired T Test Paired Samples Statistics Mean Pair 1
IG_R IG_M1
100,000 112,201900459 899960
Pair 2
IG_R IG_M2
100,000 109,242735210 901840
Pair 3
IG_M1
112,201900459 899960
IG_M2
109,242735210 901840
Pair 4
GL_1 GL_M1
17,000 34,7825891425 68995
Pair 5
GL_1
17,000
N
Std. Deviation 13 13 13 13
13
13 13 13 13
49
Std. Error Mean
,0000
,0000
6,20892518837
1,72204601016
0194
8357
,0000
,0000
8,01710240105
2,22354413751
8555
2468
6,20892518837
1,72204601016
0194
8357
8,01710240105
2,22354413751
8555
2468
,0000
,0000
1,92476680839
,533834263152
4761
191
,0000
,0000
50
GL_M2
43,4895328874
13
60020 Pair 6
GL_M1
34,7825891425
13
68995 GL_M2
43,4895328874
13
60020
3,19160846586
,885192921143
1411
714
1,92476680839
,533834263152
4761
191
3,19160846586
,885192921143
1411
714
Paired Samples Correlations N
Correlation
Sig.
Pair 1
IG_R & IG_M1
13
.
.
Pair 2
IG_R & IG_M2
13
.
.
Pair 3
IG_M1 & IG_M2
13
,174
,571
Pair 4
GL_1 & GL_M1
13
.
.
Pair 5
GL_1 & GL_M2
13
.
.
Pair 6
GL_M1 & GL_M2
13
,174
,571
Paired Samples Test
Paired Differences 95% Confidence Interval of Std.
Std. Error
Deviation
Mean
6,208925188
1,722046010
370195
168358
8,017102401
2,223544137
058557
512469
2,959165248
9,249171854
2,565258721
998119
096529
194105
1,924766808
,5338342631
394762
52191
3,191608465
,8851929211
861412
43714
Mean Pair 1
IG_R -
-
IG_M1
12,20190045 9899960
Pair 2
IG_R -
-
IG_M2
9,242735210 901841
Pair 3
IG_M1 IG_M2
Pair 4
GL_1 -
-
GL_M1
17,78258914 2568995
Pair 5
GL_1 -
-
GL_M2
26,48953288 7460022
50
the Difference Lower
Sig. (2-
Upper
t
df
-
-
-
15,9539164
8,449884519
7,08
00132034
667886
6
-
-
-
14,0874217
4,398048716
4,15
05045353
758330
7
8,548383862
1,15
151574
4
-
-
-
18,9457140
16,61946420
33,3
84040937
1097053
11
-
-
-
28,4182025
24,56086319
29,9
80778555
4141490
25
2,63005336 4155338
tailed)
12
,000
12
,001
12
,271
12
,000
12
,000
51
Pair 6
GL_M1 GL_M2
8,706943744 891028
3,429119122
,9510665249
098078
53745
51
-
-
-
10,7791396
6,634747798
9,15
91327272
454784
5
12
,000
52
Lampiran 9 Dokumentasi 1. Makanan Standar dan Makanan Uji
Roti tawar putih
Bubur ayam instan
Bubur ayam tradisional
2. Alat - Glucometer merk easy-touch® - Strip Glucose merk easy-touch® - Lancet - Lancing Device - Alcohol Swab
Timbangan Ukur Digital
3. Proses Pengambilan Sampel Darah
52
53
Lampiran 10 DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Nadiyah Zhafirah Luvi
Tempat, tanggal lahir
: Palembang, 4 Agustus 1995
Alamat
: Jl. Sultan M. Mansyur No.1/2388 RT.33 RW.11 Bukil Lama, Palembang, Sumatera Selatan.
No. HP
: +62 853 8053 6677
Email
:
[email protected]
Riwayat Pendidikan
:
1. TK Islam Az-Zahrah Palembang
: 1999 - 2000
2. SD Islam Az-Zahrah Palembang
: 2000 - 2006
3. SMP Negeri 17 Palembang
: 2006 - 2009
4. MA Negeri 3 Palembang
: 2009 - 2012
5. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
: 2012 - sekarang
53