PERBANDINGAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK BEBERAPA MAKANAN CEPAT SAJI Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN
OLEH : Hanifia Zahra Rahmawati 1112103000025
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H / 2015 M
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan pada kehadirat Allah SWT atas rahmat dan nikmat yang tiada hentinya diberikan kepada penulis. Kesehatan, semangat dan kekuatan senantiasa diberikan oleh-Nya hingga penulisan laporan penelitian ini selesai. Kepada Nabi Muhammad SAW atas tauladannya. Penulis menyadari, tanpa bimbingan dan segenap bantuan dari berbagai pihak maka penelitian ini tidak akan selesai. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. DR. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes, selaku Dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah JakartadanProf. Dr. dr. Sardjana, SpOG (K), SH, Maftuhah, Ph.Ddan Fase Badriah, Ph.D selaku Pembantu Dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. dr. Achmad Zaki, M.Epid, Sp.OT selaku Ketua Program studi Pendidikan Dokter dan drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph.D selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Dokter 3. dr. Witri Ardini, M.Gizi, SpGK selaku pembimbing 1 yang telah memberikan segenap waktu, tenaga, pikiran dan kesabaran kepada penulis. Atas bimbingannya yang sangat bermanfaat dalam proses penyelesaian penelitian ini. 4. Bu Zeti, selaku pembimbing 2 atas segala masukan , dan kritik, dan bersedia meluangkan waktu untuk membantu penulis dalam proses penyelesaian laporan penelitian ini. Atas kesediaan beliau untuk membimbing kami hingga penulisan laporan ini selesai. 5. dr. Nouval Shahab, Sp.U, FICS FACS yang mengajarkan dan memfasilitasi penulis untuk menyelesaikan penelitian. Selaku penanggungjawab modul riset PSPD 2012. 6. Bapak dan Ibu tercinta atas limpahan kasih sayang, doa dan air mata yang tiada pernah berakhir untuk penulis walaupun jarak memisahkan. Segala perjuangan dan pengorbanan yang telah dilakukan demi pendidikan penulis. Tercurah doa selalu untukmu Bapak dan Ibu.
v
7. Para teman-teman responden, Eka, Qory, Novput,Afi, Wana, Imi, Rivki, Rizky, Faruq, Dede Ilo, Bos Kojek. Terima kasih atas kerja sama kalian dalam penelitian ini. Sukses selalu untuk kalian. 8. Teman-teman sekelompok penelitian “Gula Ajaib”, Mbeks, Eel , Ega, dan Silvi. Terima kasih atas segala kebersamaan dan motivasi dari awal hinggapenyelesaian laporan penelitian ini. Semoga perjuangan kita selama ini akan berbuah manis. 9. Kepada teman-teman seperjuangan di Kost-an Dokter Cantik, Nurul,Imi, Ubat, Nabila dan Dewi atas dukungan dan hiburannya ditengah-tengah kesibukan kuliah. atas bantuan dan ilmu dan moral yang sangat bermanfaat dalam proses penyelesaian penelitian ini. 10. Nurul, terima kasih atas motivasi dan dukungan moral yang telah diberikan kepada penulis. Sukses selalu. 11. Kak Jidi, Kak Evan dan Kak Andhin atas sharing pengalaman dan masukan yang bermanfaat kepada penulis. 12. Teman teman seperjuangan PSPD 2012, untuk kebersamaan selama tiga tahun ini. Atas dukungan dan motivasi yang terus mengalir tiada henti. Semoga perjuangan yang telah kita lakukan bersama selama tiga tahun ini akan berbuah hasil yang memuaskan dan dilancarkan coAss dan internshipnya. Penulis menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari bentuk yang sempurna. Segala kritik dan saran dari berbagai pihak sangat penulis harapkan. Demikian laporan ini penulis susun, semoga bermanfaat untuk ilmu pengetahuan, agama, dunia dan setelahnya nanti. Amien.
Ciputat, 7Agustus 2015
Hanifia Zahra Rahmawati
vi
Abstrak Hanifia Zahra Rahmawati. Program Studi Pendidikan Dokter. Perbandingan Indeks Glikemik Dan Beban Glikemik Beberapa Makanan Cepat Saji. 2015 Angka kejadian Diabetes semakin meningkat setiap tahunnya. Salah satu faktor yang berperan adalah pola makan. Saat ini pola makan di Indonesia lebih mengarah pada makanan cepat saji. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai indeks glikemik dan beban glikemik beberapa makanan cepat saji.Penelitian merupakan penelitian eksperimen dengan jumlah responden sebelas orang . Penelitian meliputi pemeriksaan glukosa darah secara berkala pada menit 0, 15, 30, 45, 60, 90, 120 setelah mengkonsumsi roti lapis daging ayam dan burger daging. Penghitungan indeks glikemik menggunakan metode area under curve (AUC). Rerata indeks glikemik roti lapis daging ayam dan burger daging adalah 109,65%, 89,06%. Kedua makanan ini termasuk dalam indeks glikemik tinggi dan terdapat perbedaan yang bermakna (p< 0,01) . Sedangkan rerata beban glikemik makanan uji adalah 57,69 dan 38,04 kedua makanan ini termasuk dalam beban glikemik tinggi dan terdapat perbedaan bermakna (p< 0,01). Kata kunci : Glukosa darah, indeks glikemik, beban glikemik, makanan cepat saji Abstract Hanifia Zahra Rahmawati. Medical Education Study Program . Comparison of Glycemic Index and Glycemic Load in Some Fast Food. 2015 The incidence of diabetes is increasing every year. One contributing factor is diet. Currently in Indonesia diet leads to more fast food. The purpose of this study was to determine the glycemic index and glycemic load some fast food. The research was an experimental study with the number of respondents eleven people. The research included examination of blood glucose at minute 0, 15, 30, 45, 60, 90, 120 after consuming chicken sandwich and Meat burger. The glycemic index calculations using area under the curve (AUC) method. The mean glycemic index is 109.65%, 89.06%. Both meals are included in the high glycemic index and there is a significant difference (p-value 0.00). While the mean glycemic load test foods are 57.69 and 38.04 both meals are included in the high glycemic load and there is a significant difference (p-value) . Keywords: blood glucose, glycemic index, glycemic load, fast food
vii
DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL ......................................................................................... i LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................... ii LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................... iii LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... iv KATA PENGANTAR .............................................................................. v ABSTRAK ................................................................................................ vii DAFTAR ISI ............................................................................................. viii DAFTAR TABEL .................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xi DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 2 1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 2 1.3.1 Tujuan Umum .................................................................. 2 1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................. 2 1.4 Manfaat Peneliti ............................................................................ 2 1.4.1 Bagi Peneliti ..................................................................... 2 1.4.2 Bagi Institusi ........................................................................ 3 1.4.3 Bagi Masyarakat .............................................................. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori .............................................................................. 4 2.1.1 Karbohidrat ......................................................................... 4 2.1.2 Pencernaan Karbohidrat ...................................................... 5 2.1.3Absopsi Karbohidrat ............................................................ 6 2.1.4 Metabolisme Karbohidrat ..................................................... 7 2.1.5 Regulasi Glukosa Darah ....................................................... 7 2.1.6 Indeks Glikemik ...................................................................... 9 2.1.7 Beban Glikemik ................................................................... 11 2.1.8 Makanan Cepat Saji .............................................................. 12 2.2 Kerangka Teori ............................................................................... 13 2.2 Kerangka Konsep ............................................................................ 13 2.3 Definisi Operasional ....................................................................... 14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian .......................................................................... 3.2 Waktu Dan Tempat Penelitian ...................................................... 3.3Populasi Penelitian ......................................................................... 3.4 Alat Dan Bahan Penelitian ............................................................ 3.5 Kriteria Inklusi Dan Eksklusi........................................................ 3.4.1 Kriteria Inklusi .................................................................... 3.4.2 Kriteria Eksklusi ................................................................. 3.4.2 Kriteria Drop - Out.............................................................. 3.6Besar Dan Cara Pengambilan Responden ...................................... 3.7Alur Penelitian ...............................................................................
viii
16 16 16 16 16 16 17 17 17 18
3.8Cara Kerja Penelitian ..................................................................... 18 3.9 Rencana Pengolahan Dan Analisa Data ........................................ 19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden ............................................................... 4.2 Makanan Standar dan Makanan Uji .............................................. 4.3 Kadar Glukosa Darah .................................................................... 4.4 Indeks Glikemik ............................................................................ 4.5 Beban Glikemik ............................................................................ 4.6 Keterbatasan Penelitian .................................................................
21 22 23 24 25 25
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ................................................................................... 26 5.2 Saran ............................................................................................. 26 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 27 LAMPIRAN ................................................................................................ 29
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Hormon yang mengatur regulasi Glukosa darah................................... 8 Tabel 2.2 Faktor yang mempengaruhi kadar indeks glikemik makanan .............. 9 Tabel 2.3 Klasifikasi Indeks Glikemik.................................................................. 11 Tabel 2.4 Klasifikasi Beban Glikemik .................................................................. 11 Tabel 4.1 Karakteristik Responden ....................................................................... 21 Tabel 4.2Kandungan Gizi Makanan Standar dan Makanan Uji ........................... 22 Tabel 4.3Makanan standar dan makanan uji dengan karbohidrat 50 gram.......... 22 Tabel 4.4Persentase kenaikan Glukosa darah ....................................................... 23 Tabel 4.5 Klasifikasi Nilai Indeks Glikemik ........................................................ 24 Tabel 4.6Rerata Nilai Indeks Glikemik ................................................................ 24 Tabel 4.7 Klasifikasi Nilai Beban Glikemik ....................................................... 25 Tabel 4.8 Rerata Nilai Beban Glikemik ................................................................ 25
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pencernaan Glukosa oleh Enzim ....................................................... 6 Gambar 2.2 Regulasi keseimbangan gula oleh insulin dan glukagon ................... 8
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Surat Persetujuan Responden ............................................... 28 Lampiran 2 Lembar Status Kesehatan Responden................................................ 29 Lampiran 3Kriteria Status Gizi Menurut Asia-Pasifik.......................................... 30 Lampiran 4Data Hasil Pemeriksaan Responden ................................................... 31 Lampiran 5 Analisis Gizi dan Perhitungan Jumlah Makanan ............................... 32 Lampiran 6 Kurva Respon Glukosa Darah .......................................................... 33 Lampiran 7Perhitungan Luas Area di bawah Kurva ............................................. 39 Lampiran 8Perhitungan Indeks Glikemik dan Beban Glikemik .......................... 42 Lampiran 9 Hasil Indeks Glikemik dan Bebaan Glikemik setiap Responden....... 43 Lampiran 10Hasil Uji Statistik.............................................................................. 43
xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) adalahsuatu kelainan metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Diabetes mellitus merupakan penyebab kematian ke-3 di dunia dan ke-6 di indonesia.1, 2 Data dari RISKESDAS tahun 2013 menunjukan bahwa prevalensi DM mengalami peningkatan dari 1,1 % pada tahun 2007 menjadi 2,4 % pada tahun 2013. Prevalensi diabetes mellitus di Indonesia tertinggi terdapat di DI Yogyakarta (2,6%), DKI Jakarta (2,5%), Sulawesi Utara (2,4%) dan Kalimantan Timur (2,3%).3 Salah satu faktor risiko yang berperan dalam patogenesis DM adalah pola makan sehingga pengaturan pola makan merupakan bagian dari pilar penatalaksanaan DM, baik sebagai upaya kuratif maupun preventif. Implementasi pengaturan pola makan bagi diabetisi adalah mengkonsumsi makanan atau minuman dengan indeks glikemik rendah agar tidak menaikkan kadar gula secara drastis. 2,4 Indeks Glikemik (IG) adalah kemampuan suatu makanan untuk menaikkan kadar glukosa darah dengan kandungan karbohidrat tertentu. Tingginya kadar indeks glikemik berperan penting terhadap terjadinya kerusakan oksidatif, dan penyakit-penyakit degeneratif.5Sedangkan beban glikemik (BG) adalah Respon glukosa darah setelah mengkonsumsi satu porsi makanan yang mengandung karbohidrat.5 Dewasa ini pola makan di indonesia lebih mengarah pada makanan cepat saji. Masyarakat banyak memilihnya karena lebih cepat, mudah, dan praktis. Disamping itu juga maraknya restoran cepat saji di Indonesia memudahkan akses untuk mendapatkan makanan cepat saji .
2
Berdasarkan uraian diatas peneliti ingin mengetahui perbandingan makanan cepat saji berupa roti lapis daging ayam dan burger dari restoran cepat saji dalam meningkatkan kadar gula darah . 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Apakah terdapat perbedaan nilai indeks glikemik dan beban glikemik pada beberapa makanan cepat saji? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum Mengetahui nilai indeks glikemik (IG) dan beban glikemik (BG) beberapa makanan cepat saji 1.3.2 Tujuan khusus 1. Mengetahui klasifikasi indeks glikemik dan beban glikemik beberapa makanan cepat saji 2. Mengetahui perbandingan nilai Indeks glikemik dan beban glikemik beberapa makanan cepat saji 1.4 Manfaat penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti 1. Mendapatkan pengalaman dan pengetahuan dalam penelitian di bidang ilmu gizi dan kesehatan 2. Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana kedokteran 1.4.2 Bagi Institusi 1. Memberikan data mengenai indeks glikemik dan beban glikemik dari beberapa jenis makanan cepat saji sehingga dapat menjadi panduan
pemilihan
makanan
pada
penderita
gangguan
metabolisme karbohidrat 2. Menambah referensi penelitian di FKIK UIN Syarif Hidayatullah
1.4.3 Bagi Masyarakat Memberikan informasi indeks glikemik dan beban glikemik beberapa makanan cepat saji sehingga dapat menjadi acuan dalam pemilihan makanan
BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Karbohidrat Karbohidrat merupakan molekul yang tersebar paling banyak di alam. Karbohidrat berfungsi menyediakan energi pada organisme dan menyediakan cadangan energi di dalam tubuh. 6 Karbohidrat diklasifikasikan menjadi 2 golongan yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Monosakarida, disakarida, dan oligosakarida merupakan bagian dari karbohidrat sederhana sedangkan yang termasuk dalam karbohidrat kompleks adalah polisakarida dan serat.7 1.
Monosakarida
Monosakarida merupakan karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis lagi menjadi bentuk yang lebih sederhana. Monosakarida tidak banyak berada bebas di alam, namun merupakan penyusun utama disakarida dan polisakarida.Terdapat banyak monosakarida yang telah diidentifikasi namun hanya sebagian kecil yang berperan dalam metabolisme energi. Monosakarida yang paling penting untuk manusia dalam metabolisme energi adalah glukosa, galaktosa, dan fruktosa yang terdiri atas 6 karbon (heksosa). 6,8,9 2.
Disakarida dan Oligosakarida
Disakarida merupakan jenis karbohidrat yang jika dihidrolisis akan menghasilkan dua molekul monosakarida yang sama atau berbeda. Dalam ilmu gizi terdapat 3 jenis disakarida, yaitu sukrosa, laktosa dan maltosa. Oligosakarida jika dihidrolisis akan menghasilkan dua sampai sepuluh unit monosakarida. 3.
7,8
Polisakarida
Polisakarida merupakan karbohidrat yang saat dihidrolisis akan menghasilkan lebih dari sepuluh unit monosakarida.8
4
2.2 Pencernaan karbohidrat. Tempat utama terjadinya pencernaan karbohidrat adalah mulut dan lumen usus halus. 1. Pencernaan karbohidrat di mulut dan lambung Makanan yang mengandung polisakarida dapat berasal dari hewan (glikogen) maupun tumbuhan (zat tepung, berupa amilosa dan amilopektin). Selama proses pengunyahan makanan di mulut, enzim amilase- yang yang terkandung dalam air liur akan memecah zat tepung menjadi disakarida maltosa dan polimer glukosa kecil. Makanan berada di mulut dalam waktu singkat sehingga hanya 5 % karbohidrat yang terhidrolisis. Saat memasuki lambung pencernaan karbohidrat akan berlangsung selama satu jam dalam korpus dan fundus lambung . Setelah bercampur dengan sekret dari lambung proses pencernaan akan berhenti sementara karena enzim amilase-tidak dapat berfungsi pada suasana asam.6.10 2. Pencernaan karbohidrat di usus halus Ketika kimus mencapai usus halus, keasaman lambung akan dinetralkan oleh bikarbonat yang disekresi oleh pankreas dan enzim amilase-. pankreas akan melanjutkan proses pencernaan karbohidrat. Dalam duodenum, pencernaan seluruh karbohidrat telah selesai namun hasilnya berupa maltosa polimer polimer glukosa kecil. Pencernaan karbohidrat terakhir terjadi di mukosa jejenum bagian atas. menggunkana enzim oligosakaridase dan disakaridase. Contohnya, maltase akan memecah maltosa menjadi dua glukosa, sukrase akan memecah sukrosa menjadi fruktosa dan glukosa, dan laktase akan memecah laktosa menjadi galaktosa dan glukosa. Jadi produk akhir pencernaan karbohidrat adalah monosakarida yang didominasi oleh glukosa sebanyak 80 % diikuti oleh fruktosa 10% dan galaktosa 10%.
5
Pencernaan karbohidrat oleh enzim tercantum pada gambar 2.110
Gambar 2.1 Pencernaan Glukosa oleh enzim 10 2.3. Absopsi karbohidrat Duodenum dan jejenum bagian atas merupakan tempat terjadinya absopsi karbohidrat. Sebagian besar karbohidrat diabsopsi dalam bentuk monosakarida, lebih dari 80 persen karbohidrat yang diabsopsi adalah glukosa dan sisanya terdiri dari fruktosa dan galaktosa. Glukosa dan galaktosa diserap melalui transpor aktif sedangkan fruktosa diserap dalam darah melalui transpor pasif yang di perantarai oleh pembawa.6,11 Kemampuan pencernaan dan absopsi glukosa oleh traktus gastrointestinal bergantung pada (1) Respon zat tepung terhadap aktivitas enzim (2) aktivitas enzim pencernaan, terutama laktase di mukosa brush border (3) adanya faktor makanan lainnya seperti lemak yang akan memperlambat pengosongan lambung serta serat yang akan memperlemah kerja enzim 9 Setelah di absorbsi, sekitar 50% dari glukosa yang beredar di sirkulasi akan mengalami oksidasi dan disimpan menjadi glikogen. Galaktosa dan fruktosa akan diubah menjadi glukosa di hati. Sebagian lain glukosa akan dimetabolisme menghasilkan energi. 9
6
2.4. Metabolisme karbohidrat Hampir 80% karbohidrat yang diabsopbsi adalah glukosa sedangkan sebagian besar fruktosa dan hampir seluruh galaktosa akan diubah menjadi glukosa di hati. Glukosa yang akan ditranspor ke dalam jaringan. Kecepatan ambilan glukosa sangat dipengaruhi oleh insulin. Kecepatan pengangkutan glukosa dengan insulin meningkat 10 kali lebih cepat dibanding tanpa insulin. 10 Setelah berada dalam sel, glukosa akan mengalami proses metabolisme berupa fosforilasi oksidatif, glikolisis, dan siklus krebs. Tujuan proses tersebut adalah untuk membentuk adenosin trifosfat (ATP) yang berfungsi sebagai energi bagi sel.11 2.5 Regulasi Glukosa Darah Pengaturan utama kadar glukosa darah setelah makan adalah (1) jumlah dan kemampuan pencernaan karbohidrat yang dikonsumsi, (2) absorbsi dan kemampuan hati dalam ambilanglukosa, erta (3) sekresi insulin dan jaringan sensitif terhadap insulin. 9 Insulin merupakan hormon utama dalam regulasi kadar glukosa darah. Jika kadar glukosa darah tinggi insulin akan disekresikan. Insulin memiliki efek anabolik yaitu mengubah glukosa menjadi glikogen dan lemak sehingga gula darah akan turun. 10,12 Glukagon, memiliki efek yang berlawanan dengan insulin yaitu meningkatkan kadar glukosa darah. Efek glukagon dalam metabolisme glukosa adalah (1) glikogenolisis yaitu pemecahan glikogen dan (2) glukoneogenesis. Kedua efek tersebut akan meningkatkan kadar gula darah. 9
7
Gambar 2.2 Regulasi keseimbangan gula oleh insulin dan glukagon 12 Selain insulin dan glukagon terdapat pula hormon lain yang mempengaruhi regulasi glukosa seperti epinefrin, kortisol, dan hormon pertumbuhan seperti yang tercantum dalam tabel 2.112 Tabel 2.1 Hormon yang mengatur regulasi Glukosa darah 11
Hormon Insulin
Rangsang utama
Efek pada
untuk sekresi
glukosa darah
Mekanisme
Glukosa darah
Menurunkan
pengambilan glukosa
Asam amino darah
gula darah
Glikogenesis Glikogenolisis Glukoneogenesis
Glukagon
Glukosa darah
Meningkatkan
Glikogenolisis
Asam amino darah
glukosa darah
Glukoneogenesis glikogenesis
Epinefrin
Stimulasi simpatis
Meningkatkan
Glikogenolisis
saat stress dan
glukosa darah
Glukoneogenesis glikogenesis
olehraga
sekresi insulin sekresi glukagon Kortisol
Stress
Meningkatkan
Glukoneogenesis
glukosa darah
ambilan glukosa oleh jaringan kecuali otak
Hormon
Tidur lelap
pertumbuhan Stress Olahraga
Meningkatkan
Absopsi glukosa oleh
glukosa darah
otot penghematan glukosa
8
2.6.Indeks glikemik Indeks glikemik (IG) adalah angka dalam persen yang menggambarkan kemampuan suatu makanan untuk meningkatkan kadar glukosa darah. Indeks glikemik diukur menggunakan perbandingan luas area dibawah kurva antara makanan uji dengan makanan standar yang memiliki kandungan karbohidrat sebanyak 50 gram. 13,14 Indeks glikemik suatu makanan dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor individu dan faktor makanan.faktor individu yaitu sensitivitas insulin, fungsi dari sel β pankreas, motilitas saluran cerna, metabolisme makanan sebelumnya, dan juga regulasi karbohidrat. Sedangkan untuk faktor makanan tercantum dalam tabel 2.2.15 Tabel 2.2 Faktor yang mempengaruhi kadar indeks glikemik makanan15 Faktor
Makanisme
Tingkat gelatinisasi pati
Proses
Contoh makanan
pencernaan Spageti,oatmeal
makanan
akan
lama
semakin
jika
tingkat
gelatinisasi rendah Bentuk fisik makanan
Lapisan serat pada biji- roti pumpernikel dan roti bijian dan yang menempel gandum, serta
kacang-
pada dinding sel tumbuhan kacangan merupakan
penghalang
bagi enzim untuk mencerna pati Serat
Serat
solubel
meningkatkan
dapat Buncis, apel, roti putih, viskositas sereal
kimus serta memperlambat pencernaan pati oleh enzim karena dapat menyerap air Rasio
amilosa
amilopektin
dan Semakin banyak amilosa Nasi dalam
makanan
basmati,
kacang-
akan kacangan, tepung jagung
9
mamperlambat pencernaan (maizena) pati. Sedangkan semakin banyak amilopektin akan mempercepat
pencernaan
pati Gula (sukrosa)
Pencernaan fukrosa yang Cookies, sereal terdiri dari glukosa dan fruktosa
hanya
menghasilkan
setengah
molekul glukosa dari pati dalam jumlah yang sama. Sukrosa dapat menghambat gelatinisasi
pati
dengan
cara mengikat air Tingkat keasaaman
Asam
dalam
makanan Jeruk
menghambat pengosongan lambung
Pada tahun 2081 Jenkins menggunakan IG untuk mengurutkan kemampuan makanan yang mengandung karbohidrat dalam meningkatkan gula darah dibandingkan dengan makanan standar. 9
10
Berdasarkan indeks glikemiknya, Milleret al mengklasifikasi makanan menjadi 3 seperti yang tercantum pada tabel 2.316 Tabel 2.3 Klasifikasi Indeks Glikemik 16 Kategori Makanan
Rentang IG
Rendah
> 55
Sedang
55 – 69
Tinggi
> 70
Penggunaan IG dapat memprediksi efek terhadap kadar glukosa darah dan juga dapat
membantu
pemilihan
nutrisi
pada
pasien
dengan
diabetes
dan
hiperlipidemia. Pada pasien hiperlipidemia yang mengkonsumsi makanan dengan indeks glikemik rendah menunjukan penurunan kadar kolesterol HDL dan konsentrasi triasilgliserol. Diet makanan dengan indeks glikemik rendah juga secara potensial mampu menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.5 2.7
Beban Glikemik
Beban glikemik (BG) adalah hasil dari respon glukosa darah setelah mengkonsumsi satu porsi makanan yang mengandung karbohidrat. Beban glikemik didapatkan dengan mengalikan nilai
IG dengan jumlah karbohidrat
dalam satu porsi makanan kemudian dikali dengan 100. Klasifikasi beban glikemik dapat dilihat pada tabel 2.4 berikut : Tabel 2.4 Klasifikasi Beban Glikemik 16 Klasifikasi
Nilai beban glikemik
Beban glikemik rendah
≤ 10
Beban glikemik sedang
> 10 sampai < 20
Beban glikemik tinggi
≥ 20
Hubungan IG dengan BG tidak selalu berbanding lurus. Makanan dengan IG tinggi dapat memiliki BG yang rendah jika di konsumsi dalam jumlah sedikit. Sebaliknya makanan dengan IG rendah dapat memiliki BG yang sedang hingga tinggi jika porsi yang di konsumsi dalam jumlah besar.16
11
Makanan dengan IG dan BG yang tinggi dapat menyebabkan berbagai penyakit kronik yang berkaitan dengan pola hidup. Konsep pemeriksaan IG dan BG dapat digunakan sebagai salah satu sarana dalam mengidentifikasi makanan yang dapat mengurangi risiko penyakit-penyakit kronik atau dapat pula berguna untuk managemen penyakit.4,16 Dengan mengganti makanan IG tinggi dengan makanan IG rendah pada pasien diabetes dapat meningkatkan kontrol glikemik sedangkan untuk pasien DM yang menggunakan insulin, akan mengurangi episode hipoglikemik .17 Makanan dengan GL yang tinggi memiliki peran terhadap terjadinya DM tipe 2. Makanan dengan GL yang tinggi akan meningkatkan kebutuhan insulin dan meningkatkan resistensi insulin sehingga meningkatkan risiko DM tipe 2.17 2.8
Makanan Cepat Saji
Makanan cepat saji sangat diminati pada masa globalisasi sekarang ini. Hal ini disebabkan oleh menjamurnya restoran cepat saji di indonesia serta pelayanan yang cepat dan rasa yang sesuai dengan selera masyarakat indonesia. Namun begitu makanan cepat saji umumnya mengandung zat gizi yang rendah dan kaya akan kandungan lemak serta natrium. 18 Menurut Poti , anak-anak yang mengkonsumsi makanan cepat saji memiliki total asupan lemak yang lebih tinggi serta asupan serat yang rendah dibandingkan dengan anak-anak yang tidak mengkonsumsi makanan cepat saji. 19 Individu yang mengkonsumsi makanan cepat saji dua kali seminggu berat badannya akan meningkat hingga 4,5 kg dan memiliki risiko 104% lebih tinggi dibanding dengan individu yang hanya mengkonsumsi kurang dari satu makanan seminggu.20
12
2.10. Kerangka teori makanan Faktor dalam makanan
Proses pengolahan
Kandungan nutrisi makronutrien
Karbohidrat
Polisakarida
mikronutrien
lemak
Kandungan dalam satu porsi
Protein
serat
Disakarida Faktor yang mempengaruhi
Monosakarida Glukosa Absopsi
Glukosa darah metabolisme
Indeks glikemik
Beban glikemik
13
2.11
Kerangka Konsep
2.7
Definisi Operasional
No
Variabel
1
Glukosa Darah
2
Definisi
Hasil absopsi karbohidrat dari saluran pencernaan yang bersirkulasi dalam darah dan dihitung kadarnya dengan pemeriksaa n darah Indeks Respon Glikemik kenaikan kadar glukosa darah terhadap sejumlah karbohidrat dalam makanan
Alat Ukur Blood Glucose meter merek Easy Touch
Timbanga n
Cara Skala Ukur Ukur Penganbi mg/dL lan darah kapiler kemudia n diujikan pada test strip blood glucose meter
Hasil Ukur
Memban % dingkan area di bawah kurva antara makanan standar dengan makanan
Numerik
Numerik
14
3
Beban respon Timbanga Glikemik glukosa n darah setelah mengkonsu msi satu porsi makanan yang mengandun g karbohidrat
uji Mengali % kan indeks glikemik dengan kandung an karbohid rat dalam satu porsi
Numerik
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental untuk mengetahui nilai Indeks Glikemik (IG) dan Beban Glikemik (BG) pada 2 varian makanan cepat saji berupa roti lapis daging ayam dan burger daging
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Mei 2015 hingga Juni 2015 di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan sekitarnya.
3.3 Populasi Penelitian Populasi penelitian adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.4 Alat dan Bahan Penelitian a.
Glukosameter dan test strip glukosa darah merk Easy touch
b.
Makanan standar: roti tawar putih kupas yang mengandung 50 gram karbohidrat
c.
Makanan uji : Roti lapis daging ayam dan burger daging restoran cepat saji
d.
Sampel darah responden yang diambil dengan metode finger-prick
3.5 Kriterian inklusi dan eksklusi 3.5.1
Kriteria Inklusi
a.
Responden sehat
b.
Responden memiliki IMT normal menurut kriteria Asia – pasifik
c.
Responden tidak menderita DM atau memiliki riwayat gangguan toleransi glukosa
16
3.5.2
Kriteria Eksklusi
a. Responden memiliki gangguan hormon b. Responden memiliki gangguan pembekuan darah c. Responden alergi terhadap makanan standar dan makanan uji d. Responden dalam keadaan hamil 3.5.3 d.
Kriteria Drop – Out Responden sakit selama penelitian dan tidak dapat melanjutkan penelitian
3.6 Besar dan cara pemilihan responden Responden dalam penelitian ini berjumlah 11 orang dengan jenis kelamin laki – laki dan perempuan. Metode pemilihan responden dilakukan cara consecutive sampling. Penentuan responden diawali dengan anamnesis berupa identitas dan riwayat penyakit kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik berupa tanda vital, berat badan dan tinggi badan. Dilakukan pemeriksaan gula darah puasa untuk screening adanya gangguan metabolisme. Hasil GDP dicocokkan dengan nilai normal GDP. Responden yang telah memenuhi semua kriteria inklusi dan bersedia untuk mengikuti penelitian kemudian mengisi lembar informed consent.
17
3.7 Alur penelitian
3.8 Cara Kerja a.
Responden menjalani puasa selama 10 -12 jam dan tidak beraktivitas berat
b.
Reponden mengkonsumsi makanan standar yang mengandung 50 gram karbohidrat
18
c.
Dilakukan pemeriksaan glukosa darah kapiler menggunakan glukometer pada menit ke 0, 15, 30, 45, 60, 90 dan 120
d.
Satu minggu setelah nya responden mengulang langkah a dan diberi makanan uji pertama dilanjutkan dengan langkah c
e.
Pada minggu ke-3 pemeriksaan , responden mengkonsumsi makanan uji kedua dengan prosedur yang sama sepeerti pemeriksaan sebelumnya. Untuk makanan standar, roti lapis daging ayam dan 2 dilakukan pengukuran terlebih dahulu untuk mendapatkan 50 gram karbohidrat
f.
Selama mengkonsumsi makanan standar maupun makanan uji responden diberikan air putih sebanyak 250 ml
g.
Hasil glukometer kemudian dimasukan kedalam kurva
h.
Menghitung nilai indeks glikemik
i.
Menghitung nilai beban glikemik
3.9 Rencana pengolahan dan analisa data Hasil kadar glukosa darah responden disajikan dalam bentuk tabel dan kurva. Sedangkan indeks glikemik disajikan dalam bentuk presentase dan untuk penghitungan digunakan rumus sebagai berikut13 : 𝑙𝑢𝑎𝑠𝑎𝑟𝑒𝑎𝑑𝑖𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ𝑘𝑢𝑟𝑣𝑎𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑔𝑙𝑢𝑘𝑜𝑠𝑎𝑑𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛𝑢𝑗𝑖 𝐼𝐺 = × 100% 𝑙𝑢𝑎𝑠𝑎𝑟𝑒𝑎𝑑𝑖𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ𝑘𝑢𝑟𝑣𝑎𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑔𝑙𝑢𝑘𝑜𝑠𝑎𝑑𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 Pengukuran luas area dibawah kurva menggunakan metode trapezoid secara manual dan MS Excel. Metode trapezoid menghitung area berbentuk bangun trapezoid dalam kurva respon gula darah dan selanjutnya dijumlahkan. Penghitungan metode trapezoid13 : 𝑙𝑢𝑎𝑠𝑡𝑟𝑎𝑝𝑒𝑧𝑖𝑢𝑚 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑠𝑖𝑠𝑖𝑠𝑒𝑗𝑎𝑗𝑎𝑟 × 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 2
19
Setelah didapatkan nilai indeks glikemik dilanjutkan dengan penghitungan beban glikemik menggunakan rumus sebagai berikut : 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠𝑔𝑙𝑖𝑘𝑒𝑚𝑖𝑘 × 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑘𝑎𝑟𝑏𝑜ℎ𝑖𝑑𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑝𝑜𝑟𝑠𝑖 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛𝑔𝑙𝑖𝑘𝑒𝑚𝑖𝑘 = 100 Penelitian akan dianalisis menggunkana SPSS 22 dan akan dilakukan uji normalitas dengan Shapiro-Wilk karena jumlah responden kurang dari 50. Bila sebaran selisih normal gunakan Pair T test, bila sebaran selisih tidak normal gunakan uji Wilcoxon.19
BAB IV Hasil dan Pembahasan 4.1.
Karakteristik responden Responden berjumlah 11 orang , terdiri dari 5 laki-laki dan 6 perempuan.
Karakteristik responden tercantum pada tabel 4.1 Tabel 4.1 karakteristik responden Karakteristik (n = 11) No Usia (tahun)
IMT (kg/m2)
Glukosa darah puasa (mg/dL)
Rerata
20,64
20,22
90
Standar deviasi
0,505
1,26
4,24
Rerata umur responden untuk penelitian ini adalah 20,64(SD±0,505) . Rerata IMT responden adalah 20,22(SD±1,26) dan merupakan kategori normal menurut kriteria IMT asia-pasifik. Responden memiliki rerata GDP 90(SD±4,24) yang menunjukan bahwa responden tidak memiliki gangguan metabolisme glukosa.
21
4.2.
Makanan Standar dan Makanan Uji Pada penelitian makanan yang di gunakan sebagai makanan standar adalah
roti tawar putih. Makanan uji menggunakan beberapa menu dari restoran cepat saji yaitu roti lapis daging ayam dan burger daging. Kandungan gizi makanan standar dan makanan uji tercantum dalam tabel 4.2 Tabel 4.2 Kandungan gizi makanan standar dan makanan uji Makanan uji Roti tawar putih Roti lapis daging ayam Burger daging Sebelum
Sajian (gram) 40
Karbohidrat (gram) 17
Lemak (gram) 1,5
Protein (gram) 3
Serat (gram) 1
124,49
52,62
25,75
12,27
-
127,96
42,71
29,2
12,52
-
dikonsumsi sebagai makanan uji, roti lapis daging ayam dan
burger daging ditimbang terlebih untuk menentukan porsi yang setara dengan 50 gram karbohidrat yang tercantum dalam tabel 4.3 Tabel 4.3 Makanan standar dan makanan uji dengan karbohidrat 50 gram Makanan uji Roti tawar putih Roti lapis daging ayam Burger daging
Sajian (gram) 118
Karbohidrat Lemak (gram) (gram) 50 4,41
Protein (gram) 8,82
Serat (gram) 2,94
118
50
24,47
11,66
-
149,8
50
34,18
14,66
-
22
4.3. Kadar Glukosa Darah Rerata hasil pemeriksaan glukosa pada setiap pemeriksaan dapat dilihat pada kurva 4.1
Respon Glukosa Darah
Glukosa Darah (mg/dL)
200 150 100 50 0 0
20
40
60 80 100 120 waktu pemeriksaan (menit) makanan standar roti lapis daging ayam burger daging
140
Kurva 4.1 Kurva Respon Glukosa darah Pada kurva respon glukosa darah terlihat makanan standar dan roti lapis daging ayam puncak peningkatan glukosa darah adalah pada menit ke-45, sedangkan burger daging baru mencapai puncak nya setelah menit ke-60. Jika membandingkan roti lapis daging ayam dan burger daging, terlihat burger daging lebih rendah dalam meningkatkan kadar glukosa darah. Keadaan ini disebabkan oleh kadar protein dan lemak pada makanan 2 lebih tinggi. Lemak dan protein dapat meningkatkan insulin sehingga kadar glukosa darah pada burger daging lebih rendah di banding roti lapis daging ayam.11 Persentase kenaikan kadar glukosa darah dapat dilihat pada tabel 4.4 Tabel 4.4 Persentase kenaikan Glukosa darah Persentase Kenaikan glukosa darah pada menit ke15
30
45
60
90
makanan standar
17,98
14,29
12,50
-7,41
-8,00 -15,65
roti lapis daging ayam
12,87
15,79
11,36
-7,48
-10,29 -13,11
burger daging
10,87
9,80
7,14
3,33
-4,84
120
-7,63
23
Terlihat pada tabel bahwa makanan standar lebih cepat meningkatkan kadar glukosa darah yaitu 17,98% sedangkan roti lapis daging ayam 12,87% dan burger daging 10,87%. Puncak peningkatan glukosa darah roti lapis daging ayam terjadi antara menit 15 dan 30 yaitu 15,79%. Burger daging mengalami penurunan kadar glukosa antara menit ke-60 dan 90 yaitu menurun sebesar 4,84% sedangkan roti lapis daging ayam sudah mengalami penurunan 7,48% antara menit ke-45 dan 60. 4.4.
Indeks Glikemik Penghitungan Indeks Glikemik dilakukan dengan cara perhitungan di
bawah kurva dengan metode trapezoid. Klasifikasi nilai Indeks glikemik pada penelitian kali ini dapat di lihat pada tabel 4.5 sedangkan perbandingan rerata nilai Indeks Glikemik dapat dilihat pada tabel 4.6 Tabel 4.5. Klasifikasi Nilai Indeks Glikemik Makanan Indeks Glikemik (%) Makanan Standar 100 Roti lapis daging ayam 109,65 Burger daging 89,06 Tabel 4.6 Perbandingan rerata nilai indeks glikemik Makanan Mean ± SD Makanan Standar 100 ± 0,00 Roti lapis daging ayam 109,65 ± 10,68 Makanan Standar 100 ± 0,00 Burger daging 89,06 ± 12,56 Roti tawar lapis daging ayam 109,65 ± 10,68 Burger daging 89,06 ± 12,56
Klasifikasi Ringgi Tinggi Tinggi
P value ,13 ,16 ,00
Secara umum terlihat bahwa indeks glikemik roti lapis daging ayam yaitu 109,65 % (SD±12,55%) lebih tinggi dibanding makanan standar dan burger daging meskipun demikian roti lapis daging ayam dan burger daging termasuk dalam klasifikasi indeks glikemik tinggi. Terdapat perbedaan indeks glikemik yang bermakna antara roti lapis daging ayam dan burger daging (P-value 0,00). Burger daging memiliki indeks glikemik lebih rendah di banding dengan roti lapis daging ayam karena kandungan protein dan lemak pada burger daging lebih tinggi dibanding roti lapis daging ayam. Meskipun Indeks glikemik burger daging adalah 89,06% (SD±10,68%) lebih rendah di banding makanan standar namun peneliti tidak menganjurkan
24
makanan ini untuk dikonsumsi karena burger daging tidak memenuhi kriteria gizi seimbang. Roti lapis daging ayam dan burger daging termasuk dalam jenis makanan cepat saji yang tidak di anjurkan untuk rutin di konsumsi karena mengkonsumsi makanan cepat saji secara rutin dapat meningkatkan risiko obesitas dan resistensi insulin.
4.5.
Beban Glikemik Penghitungan Glikemik load dilakukan dengan cara mengalikan indeks
glikemik dengan kadar glukosa dalam satu porsi dibagi dengan 100. Hasil rerata Indeks glikemik pada penelitian kali ini dapat di lihat pada tabel
4.7 dan
perbandingan rerata beban glikemik pada penelitian ini dapat di lihat pada tabel 4.8 Tabel 4.7. Klasifikasi beban glikemik Makanan
Glikemik load
Klasifikasi
Makanan Standar
17,00
Sedang
Roti lapis daging ayam
57,02
Tinggi
Burger daging
46,31
Tinggi
Tabel 4.8 Perbandingan rerata beban glikemik Makanan Makanan Standar Roti lapis daging ayam Makanan Standar Burger daging Roti tawar lapis daging ayam Burger daging
Mean ± SD 17 ± 0,00 57,02 ± 5,56 100 ± 0,00 57,02 ± 5,56 109,65 ± 10,68 46,31 ± 6,52
P value ,00 ,00 ,00
Beban glikemik roti lapis daging ayam adalah 57,02 (SD±5,6) dan burger daging adalah 46,31 (SD±6,52). Kedua makanan uji tersebut termasuk dalam beban glikemik tinggi.
25
4.6.
Keterbatasan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan bagi
peneliti sehingga dapat mempengaruhi proses dan hasil penelitian. Pada penelitian ini, pemantauan terhadap responden sulit dilaksanakan terutama pembatasan aktivitas saat puasa, dan pemantauan porsi makan normal sebelum puasa.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Hasil penelitian menunjukan bahwa indeks glikemik roti tawar putih kupas, lapis daging ayam dan burger daging termasuk dalam klasifikasi indeks glikemik tinggi 2. Indeks glikemik roti lapis daging ayam paling tinggi dibanding dengan burger daging dan roti tawar putih kupas 3. Hasil penelitian menunjukan bahwa beban glikemik roti lapis daging ayam dan burger daging termasuk dalam klasifikasi beban glikemik tinggi 4. Terdapat berbedaan bermakna antara indeks glikemik roti lapis daging ayam dan burger daging 5. Terdapat berbedaan bermakna antara beban glikemik roti lapis daging ayam dan burger daging 6. Roti lapis daging ayam dan burger daging tidak di anjurkan untuk dikonsumsi secara rutin karena tidak memenuhi kriteria gizi seimbang 5.2 Saran 1. Perlu dilakukan pengawasan yang lebih ketat terhadap responden agar mengkonsumsi porsi makanan normal
sebelum puasa dan tidak
melakukan aktivitas berat 3 hari sebelum pemeriksaan hingga selesai pemeriksaan glukosa darahPelu dilakukan penelitian indeks glikemik dan beban glikemik pada varian makanan cepat saji yang lain 2. Memberikan informasi mengenai IG dan GL pada produk-produk makanan 3. Untuk dapat mengurangi indeks glikemik dan beban glikemik roti lapis daging ayam dan burger daging dapat dengan mengurangi porsi .
DAFTAR PUSTAKA 1. WHO. Noncommunicable diseases country profiles 2014. WHO Press 2014 2. Anonim. Standards of medical care in diabetes 2014. ADA 2014 3. Kementerian kesehatan RI. Riset kesehatan dasar RISKESDAS 2013. Jakarta : Kementerian Kesehatan; 2013 4. Galgani J, Aguirre C, Diaz E. Acute effect of meal glycemic index and glycemic load on blood glucose and insuline respone in humans. NutritionJ 2006, 5:22 5. Jenkins DJA, Kendall CWC, Augustin LSA, Franceschi S, Hamidi M, Marchie A, etc. Glycemic index: overview of implications in health and disease. Am J Clin Nutr 2002;76:266S-73S 6. Champe PC, Harvey RA, Ferrier DR. Biokimia ulasan bergambar. Edisi 3. Jakarta: buku kedokteran EGC; 2011 7. Almatsier S. Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta : Gramedia; 2004 8. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia harper. Edisi 27. Jakarta: buku kedokteran EGC; 2009 9. Gallaghe L. Margie. Nutrient and Their metabolism. Dalam : Mahan LK, editor. Krause’s Food and nutrition Therapy, 12th edition. Missouri: Elsevier; 2008. Hal 49-52 10. Guyton AC, Hall J. Buku ajar fisiologi kedokteran, edisi 11. Jakarta: EGC; 2007 11. Sherwood L. Fisiologi manusia: Dari sel ke sistem, edisi 6. Jakarta: Buku kedokteran EGC; 2012 12. Fox SI. Human Physiology. 12th Edition. New York: Mc Graw Hill; 2011 13. Jenkins DJA, Wolever TMS, Taylor RH, Barker H, Fielden H, Baldwin JM et al. Glycemic index of foods: a physiological basis for carbohdrate exchange. Am J. Clin. Nutr. 34: 362-366, 2081 14. Paper: Carbohydrate in human nutrition. FAO Food and Nutrition [internet] . 2098. Chapter 4: The Role of the Glycemic index of food. Tersedia dalam http://www.fao.org/docrep/w8079e/w8079e0a.htm
28
15. Kalergis M, De Grandpre E, Andersons C. The role of glycemic Index in the prevention and management of diabetes: A review and discussion 16. Venn BJ, Green TJ. Review: Glycemic index and glycemic load: measurement issues and their effect on diet-disease relationships. EJCN 2007; 61: S122-S131 17. Willett W, Manson JA, Liu S. Glycemic index, glycemic load, and risk type 2 diabetes.Am J Clin Nutr 2002;76(suppl);274S-80S 18. Heryanti E. Kebiasaan makan cepat saji (fast food modern), aktivitas fisik dan faktor lainnya dengan status gizi pada mahasiswa penghuni asrama UI depok Tahun 2009. FKM UI 2009 19. Poti JM, Duffey KJ, Popkin BM. The association of fast food consumtion with poor dietary outcomes and obesity among children : is it the fast food or the reminder of the diet?. Am J Clin Nutr 2014;99:162-71 20. Dahlan MS. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan, edisi 6. Jakarta: Epidemiologi Indonesia; 2014
LAMPIRAN Lampiran 1 Lembar Surat Persetujuan Responden
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN Setelah saya mendapatkan penjelasan mengenai tujuan dan manfaat penelitian, serta prosedur yang harus dilakukan oleh responden dalam penelitian PERBANDINGAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK BEBERAPA MAKANAN CEPAT SAJI, maka saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
:
...................................................................................................................... Telp/HP
:
...................................................................................................................... Prodi
:
...................................................................................................................... Semester :....................................................................................................................... Dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia untuk berpartisipasi menjadi responden penelitian dan bersedia untuk menjalani pemeriksaan glukosa darah sesuai dengan prosedur yang telah di tetapkkan dalam penelitian, dengan catatan bahwa semua data mengenai identitas diri saya dijamin kerahasiaannya. Saya berhak mengundurkan diri dalam penelitian ini serta membatalkan persetujuan yang telah saya buat ini tanpa saksi apapun dan dari pihak manapun.
Ciputat...............................2015
Yang membuat pernyataan
.................................................
Mengetahui,
Peneliti
.................................................
30
Lampiran 2 Lembar Status Kesehatan Responden LEMBAR ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK PERBANDINGAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK BEBERAPA MAKANAN CEPAT SAJI Nama
:
Usia
:
BB
:
TB
:
IMT
:
Tanda vital 1. 2. 3. 4.
Tekanan darah Frekuensi Nafas Frekuensi nadi Suhu
GDP
: : : : :
Riwayat penyakit 1. Apakah anda Menderita diabetes melitus ? Ya/Tidak 2. Apakah Menderita penyakit ginjal dalam dan hati dalam sebulan terakhir ? Ya/Tidak 3. Apakah terdapat riwayat diabetes melitus pada keluarga ? Ya/Tidak Jika ya, siapa 4. Apakah keluarga memiliki riwayat penyakit tertentu ? Ya/Tidak Jika ya, siapa? 5. Apakah anda memiliki riwayat alergi ? Ya/Tidak 6. Apakah anda seorang perokok ? Ya/Tidak 7. Apakah anda mengkonsumsi alkohol ? Ya/Tidak
31
Lampiran 3 Kriteria Status Gizi Guna menentukan status gizi responden digunakan indeks masa tubuh (IMT). Perhitungan IMT menggunakan rumus: 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝐾𝑔) 𝐼𝑀𝑇 = 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 2 Setelah didapatkan hasil IMT kemudian di kriteriakan menurut kriteria AsiaPasifik, status gizi di kategorikan menjadi underweight, normoweight, overweight dan obesitas. Klasifikasi Underweight
IMT <18,5
Normoweight Overweight Resiko Obesitas I Obesitas II
18,5-22,9 ≥23 23-24,9 25-29,9 ≥30
Resiko Komorbiditas Rendah (dapat menjadi parah jika terdapat masalah klinis) Rata-rata Meningkat Sedang Berat
32
Lampiran 4 Data Hasil Pemeriksaan Responden No
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
ERM AQZ ANF NOP IWA RVK RZK HMP DMN FYM IHM
Usia
Berat badan (Kg) 19 20 19 20 20 19 20 19 20 20 20
Tinggi badan (m) 48 50 55 53 51 53 53 43 56 54 48
1,56 1,55 1,58 1,55 1,53 1,69 1,66 1,49 1,7 1,63 1,58
IMT
GDP
19,72 20,81 22,03 22,06 21,79 18,56 19,23 19,37 19,38 20,32 19,23
85 90 87 97 89 87 89 90 99 88 89
33
Lampiran 5 Analisis Gizi dan Perhitungan Jumlah makanan Analisis gizi dan perhitungan kebutuhan makanan uji sebanyak 50 Gram karbohidrat Makanan uji Roti tawar putih Chicken fillet OR Burger
Sajian (gram) 40
Karbohidrat (gram) 17
Lemak (gram) 1,5
Protein (gram) 3
124,49 127,96
52,62 42,71
25,75 29,2
12,27 12,52
Serat (gram) 1
1. 40 gram roti tawar mengandung 17 gram karbohidrat Untuk mendapatkan 50 gram karbohidrat dibutuhkan ± 6 lembar roti dengan analisis gizi sebagai berikut : Sajian Karbohidrat Lemak protein Serat 118 50 4,41 8,82 2,94 2. Satu porsi chicken fillet seberat 124,49 gram mengandung 52,62 gram karbohidrat Untuk mendapatkan 50 gram karbohidrat di butuhkan 118 gram Chicken fillet dengan analisis gizi sebagai berikut: Sajian Karbohidrat Lemak protein Serat 118 50 24,47 11,66 3. Satu porsi OR Burger seberat 127,96 gram mengandung 42,71 gram karbohidrat Untuk mendapatkan 50 gram karbohidrat di butuhkan 149,8 OR Burger dengan analisis gizi sebagai berikut: Sajian Karbohidrat Lemak Protein Serat 149,8 50 34,18 14,66
34
Lampiran 6 Kurva Respon Glukosa Darah ERM 180 kurva glukosa darah (mg/dL)
160 140 120 100 80
makanan standar
60
Chicken fillet
40
OR Burger
20 0 0
15
30
45
60
75
90
105
120
menit
AQZ 200 180 kurva glukosa darah (mg/dL)
160 140 120 100
makanan standar
80
Chicken fillet
60
OR Burger
40 20 0 0
15
30
45
60 Menit
75
90
105
120
35
ANF 180 160 kurva glukosa darah (mg/dL)
140 120 100 makanan standar
80
Chicken fillet
60
OR Burger
40 20 0 0
15
30
45
60
75
90
105
120
menit
NOP 160
kurva glukosa darah (mg/dL)
140 makanan standar
120 100
Chicken fillet
80 60
OR Burger
40 20 0 0
15
30
45
60 menit
75
90
105
120
36
IWA 180
kurva glukosa darah (mg/dL)
160 140 120 100 makanan standar
80
Chicken fillet
60
OR Burger
40 20 0 0
15
30
45
60
75
90
105
120
menit
RVK 140
kurva glukosa darah (mg/dL)
120 100 80 makanan standar
60
Chicken fillet
40
OR Burger
20 0 0
15
30
45
60 menit
75
90
105
120
37
RZK 140
kurva glukosa darah (mg/dL)
120 100 80 makanan standar
60
Chicken fillet
40
OR Burger
20 0 0
15
30
45
60
75
90
105
120
menit
HMP 160
kurva glukosa darah (mg/dL)
140 120 100 80
makanan standar
60
Chicken fillet
40
makana uji 2
20 0 0
15
30
45
60 menit
75
90
105
120
38
DMN 180
kurva glukosa darah (mg/dL)
160 140 120 100 makanan standar
80
Chicken fillet
60
OR Burger
40 20 0 0
15
30
45
60
75
90
105
120
menit
FYM 180
kurva glukosa darah (mg/dL)
160 140 120 100 makanan standar
80
Chicken fillet
60
makana uji 2
40 20 0 0
15
30
45
60 menit
75
90
105
120
39
IHM 180
kurva glukosa darah (mg/dL)
160 140 120 100 makanan standar
80
Chicken fillet
60
OR Burger
40 20 0 0
15
30
45
60 menit
75
90
105
120
40
Lampiran 7 Perhitungan Luas Area Bawah Kurva Luas area bawah kurva respon glukosa darah menggunakan metode trapezoid.
𝑙𝑢𝑎𝑠𝑡𝑟𝑎𝑝𝑒𝑧𝑖𝑢𝑚 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑠𝑖𝑠𝑖𝑠𝑒𝑗𝑎𝑗𝑎𝑟 × 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 2
1. Makanan Standar
A
B
C
D
F
E
Perhitungan luas area bawah kurva Makanan Standar Makanan Standar Nama Bangun A B C D E F
Sisi 1 Sisi 2 89 105 105 120 120 135 135 125 125 115 115 97 Total luas area
Tinggi 15 15 15 15 30 30
Luas Area 1455 1687,5 1912,5 1950 3600 3180 13785
41
2. Makanan Uji 1 (Chicken Fillet)
Chicken fillet 147
160
136
132
140 120 101
125
114
106
100 80 Chicken fillet
60
B
A
40
C
D
F
E
20 0 0
15
30
45
60
75
90
105
120
Perhitungan luas area bawah kurva makanan uji 1 ( Chicken Fillet ) Makanan uji 1 (Chicken Fillet) Nama Bangun Sisi 1 A 101 B 114 C 132 D 147 E 136 F 125 Total luas area
Sisi 2 114 132 147 136 125 106
Tinggi 15 15 15 15 30 30
Luas Area 1612,5 1845 2092,5 2122,5 3915 3465 15052,5
42
3. Makanan Uji 2 (O.R Burger)
Or Burger 140 120 100
124
119
113
118
109
102 92
80 60
A
40
B
D
C
Or Burger
F
E
20 0 0
15
30
45
60
75
90
105
120
Perhitungan luas area bawah kurva makanan uji 2 (O.R Burger) Makanan uji 2 (O.R Burger) Nama Bangun A B C D E F Total luas area
Sisi Sisi 1 2 Tinggi Luas Area 92 102 15 1455 102 113 15 1612,5 113 119 15 1740 119 124 15 1822,5 124 118 30 3630 118 109 30 3405 13665
43
Lampiran 8 Perhitungan Indeks Glikemik dan Beban Glikemik Perhitungan nilai indeks glikemik makanan standar dan makanan uji dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut :
𝑙𝑢𝑎𝑠𝑎𝑟𝑒𝑎𝑑𝑖𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ𝑘𝑢𝑟𝑣𝑎𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑔𝑙𝑢𝑘𝑜𝑠𝑎𝑑𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛𝑢𝑗𝑖 𝐼𝐺 = × 100% 𝑙𝑢𝑎𝑠𝑎𝑟𝑒𝑎𝑑𝑖𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ𝑘𝑢𝑟𝑣𝑎𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑔𝑙𝑢𝑘𝑜𝑠𝑎𝑑𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 Makanan
Luas area
Indeks glikemik
Makanan Standar
13785
100
makanan Uji 1
15052,5
109,2
Makanan Uji 2
13665
99,1
Sedangkan perhitungan nilai beban glikemik makanan standar dan makanan uji digunakan rumus sebagai berikut :
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠𝑔𝑙𝑖𝑘𝑒𝑚𝑖𝑘 × 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑘𝑎𝑟𝑏𝑜ℎ𝑖𝑑𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑝𝑜𝑟𝑠𝑖 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛𝑔𝑙𝑖𝑘𝑒𝑚𝑖𝑘 = 100 Makanan
Indeks Glikemik
Karbohidrat persajian (g)
Beban Glikemik
Makanan Standar
100
34
34
Makanan Uji 1
91,6
52,62
48,2
Makanan Uji 2
110,2
42,71
47,1
44
Lampiran 9 Hasil Indeks glikemik dan beban glikemik setiap responden NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Makanan standar LB IG ERM 14475 100 qory 15083 100 afi 13298 100 novput 13875 100 wana 14783 100 rivki 13253 100 rizki 11963 100 hillmiana 12698 100 dimas 15075 100 faruq' 14588 100 ilham 12480 100 13779,18 100 Rerata Nama
GL 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17
Makanan uji 1 LB IG 15915 109,9 15787,5 104,7 15022,5 113,0 12870 92,8 16132,5 109,1 13702,5 103,4 13717,5 114,7 15232,5 120,0 14190 94,1 16852,5 115,5 16095 129,0 15047,05 109,65
GL 57,2 54,4 58,7 48,2 56,7 53,8 59,6 62,4 48,9 60,1 67,1 57,02
Makanan uji 2 LB IG 12860 88,8 11260 74,7 11878 89,3 11261,5 81,2 14630,5 99,0 12299 92,8 10991 91,9 11460,5 90,3 11665,5 77,4 11058,5 75,8 14802 118,6 12196,95 89,06
GL 46,2 38,8 46,4 42,2 51,5 48,3 47,8 46,9 40,2 39,4 61,7 46,31
45
Lampiran 10 Hasil uji Statistik 1. Hasil uji normalitas IMT dan GDP Descriptives Statistic
20,227473809389 ,38006158458832
Mean
940 Lower Bound
95% Confidence Interval for Mean Upper Bound
19,380643826621 444 21,074303792158 440
863 19,723865877712
Median
130
Variance
1,589 1,2605216733071
Std. Deviation
72 18,556773222226
Minimum
212 22,060353798127
Maximum
050 3,5035805759009
Range
38 2,5529316257075
Interquartile Range
90
Skewness Kurtosis Mean
GDPawal
,488
,661
-1,349
1,279
90,00
1,279
95% Confidence Interval for
Lower Bound
87,15
Mean
Upper Bound
92,85
5% Trimmed Mean
89,78
Median
89,00
Variance
18,000
Std. Deviation
8
20,218463842635
5% Trimmed Mean
IMT
Std. Error
4,243
Minimum
85
Maximum
99
46
Range
14
Interquartile Range
3
Skewness
1,412
,661
Kurtosis
1,360
1,279
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic
df
Shapiro-Wilk Sig.
Statistic
df
Sig.
IMT
,205
11
,200*
,881
11
,107
GDPawal
,318
11
,003
,816
11
,015
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
2. Uji normalitas rerata Indeks Glikemik Descriptivesa Statistic Mean
indeks glikemik M1
109,6489
95% Confidence Interval for
Lower Bound
102,4734
Mean
Upper Bound
116,8244
5% Trimmed Mean
109,5141
Median
109,9482
Variance
114,080
Std. Deviation
3,22039
10,68083
Minimum
92,76
Maximum
128,97
Range
36,21
Interquartile Range
12,13
Skewness
-,025
,661
Kurtosis
-,024
1,279
89,0635
3,78574
Mean
Indeks glikemik M2
Std. Error
95% Confidence Interval for
Lower Bound
80,6283
Mean
Upper Bound
97,4987
5% Trimmed Mean
88,2227
Median
89,3251
Variance
157,650
Std. Deviation
12,55589
47
Minimum
74,66
Maximum
118,61
Range
43,95
Interquartile Range
15,42
Skewness
1,199
,661
Kurtosis
2,237
1,279
a. Indeks Glikemik roti is constant. It has been omitted. Tests of Normalitya Kolmogorov-Smirnovb Statistic indeks glikemik M1
Df
,117
Indeks glikemik M2
Shapiro-Wilk Sig.
11
,201
11
Statistic
df
Sig.
,200
*
,971
11
,898
,200
*
,888
11
,130
*. This is a lower bound of the true significance. a. Indeks Glikemik roti is constant. It has been omitted. b. Lilliefors Significance Correction
3. Uji normalitas beban Glikemik Descriptivesa Statistic Mean
Beban glikemik M1
57,6972
95% Confidence Interval for
Lower Bound
53,9215
Mean
Upper Bound
61,4730
5% Trimmed Mean
57,6263
Median
57,8547
Variance
31,587
Std. Deviation
1,69457
5,62025
Minimum
48,81
Maximum
67,86
Range
19,05
Interquartile Range
6,38
Skewness
-,025
,661
Kurtosis
-,024
1,279
38,0390
1,61689
Mean Beban Glikemik M2
Std. Error
95% Confidence Interval for
Lower Bound
34,4364
Mean
Upper Bound
41,6417
5% Trimmed Mean
37,6799
48
Median
38,1507
Variance
28,758
Std. Deviation
5,36262
Minimum
31,89
Maximum
50,66
Range
18,77
Interquartile Range
6,59
Skewness
1,199
,661
Kurtosis
2,237
1,279
a. Beban Glikemik Roti is constant. It has been omitted.
Tests of Normalitya Kolmogorov-Smirnovb Statistic Beban glikemik M1
df
,117
Beban Glikemik M2
Sig. 11
,201
Shapiro-Wilk
11
Statistic
df
,200
,971
11
,898
,200
*
,888
11
,130
*. This is a lower bound of the true significance. a. Beban Glikemik Roti is constant. It has been omitted. b. Lilliefors Significance Correction
4. Uji T berpasangan Paired Samples Statistics Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
IGM1
109,6489
11
10,68083
3,22039
IGM2
89,0635
11
12,55589
3,78574
100,00
11
,000
,000
109,6489
11
10,68083
3,22039
100,00
11
,000
,000
89,0635
11
12,55589
3,78574
GLR
17,00
11
,000
,000
GL1
57,0174
11
5,55403
1,67460
GLR
17,00
11
,000
,000
GL2
46,3130
11
6,52906
1,96859
GL1
57,0174
11
5,55403
1,67460
GL2
46,3130
11
6,52906
1,96859
Pair 1
Pair 2
Pair 3
Pair 4
Pair 5
IGR IGM1 IGR IGM2
Sig.
*
Pair 6
49 Paired Samples Test Paired Differences Mean
Pair 1
IGM1 -
20,58539
t
Std.
Std. Error
95% Confidence Interval
Deviation
Mean
of the Difference Lower
Upper
df
Sig. (2tailed)
9,80566
2,95652
13,99786
27,17292
6,963
10
,000
IGM2
Pair 2
IGR - IGM1
-9,64888 10,68083
3,22039
-16,82436
-2,47340
-2,996
10
,013
Pair 3
IGR - IGM2
10,93651 12,55589
3,78574
2,50134
19,37167
2,889
10
,016
Pair 4
GLR - GL1
-40,01742
5,55403
1,67460
-43,74867
-36,28617
-23,897
10
,000
Pair 5
GLR - GL2
-29,31302
6,52906
1,96859
-33,69930
-24,92673
-14,890
10
,000
Pair 6
GL1 - GL2
10,70440
5,09894
1,53739
7,27889
14,12992
6,963
10
,000
50
Lampiran 11 DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Hanifia Zahra Rahmawati
Tempat, tanggal lahir
: Metro, 21 November 1994
Alamat
: Jl. dr Soetomo no 168 Purwoasri, Metro, Lampung
No. HP
: +62 896 3144 6885
Email
:
[email protected]
Riwayat Pendidikan
:
1. 2. 3. 4. 5. 6.
TK Abadi Perkasa Tulang Bawang SD Abadi Perkasa Tulang Bawang SD Muhamadiyah 1 Metro SMP Negeri 1 Metro SMA Negeri 1 Metro UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
: 2000-2001 : 2001-2004 : 2004-2006 : 2006-2009 :2009-2012 : 2012 - Sekarang