IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MENGGAMBAR DENGAN SISTEM CAD (COMPUTER AIDED DESIGN) SISWA Hamid Abdillah Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta Karang Gayam, Catur Tunggal, Depok Sleman, Yogyakarta, 55281,
[email protected] Abstrak Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui peningkatan kompetensi menggambar dengan sistem CAD pada penerapan model Problem Base Learning (PBL) bagi siswa Kelas XI jurusan teknik pemesinan Di SMK N 2 Depok; (2) Menegetahui bentuk dari PBL yang diterapakan pada siswa kelas XI jurusan teknik pemesinan di SMK N 2 Depok. Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2013 hingga mei 2013 di SMK N 2 Depok Sleman. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas XI TPA sebanyak 20 Responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, tes hasil belajar, dan dokumentasi. Teknik penilaian yang dilakukan menggunakan penilaian berbasis produk dan proses yang berdasar dari hasil gambar siswa. Hasil penelitian tindakan kelas ini adalah: 1) Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan rata-rata nilai akhir kompetensi pada siklus I (80%) meningkat pada siklus II (85%) dan menurun sedikit pada siklus III (83%). Namun jumlah siswa yang memperoleh nilai diatas KKM pada siklus 3 meningkat. 2) Bentuk model pembelajaran Problem Based Learning yang dilakukan pada mata diklat CAD yakni (a)Melakukan perencanaan masalah dan tuntutan yang harus di penuhi siswa.(b)Melakukan pengorganisasian kelas dengan membentuk kelompok diskusi untuk perencanaan menggambar. Tetapi pelaksanaan tugas tetap bersifat individu. (c)Melakukan pemaparan masalah yang diikuti dengan acuan pemecahan masalah beserta tuntutan penyelesaiannya. (d)Siswa melakukan penyelesaian masalah yang di dukung dengan bimbingan dan diskusi penyelesaian masalah. (e) Melakukan evaluasi dan refleksi bersama siswa mengenai hasil pembelajaran untuk menunjukan hasil dan tingkatan yang dicapai oleh siswa.
Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Computer Aided Design (CAD). Kompetensi Abstract This classroom action research aims to: (1) increased competence Knowing drawing with CAD systems on the application of learning models Problem Base Learning (PBL) for Class XI students majoring in mechanical engineering on SMK N 2 Depok, (2) Knowing the shape of the model PBL is applied class XI students majoring in mechanical engineering on SMK N 2 Depok. This type of research is a classroom action research. The study was conducted in February 2013 to May 2013 at SMK N 2 Depok Sleman. The subjects were students of class XI landfill by 20 respondents. Data collection techniques used include observation, achievement test, and documentation. Assesment using a valuation technique products and processes based assessment and based of the results is from student works. The results of this class action are: 1) The results of the study showed no increase in the average value of competence at the end of the first cycle (80%) increase in second cycle (85%) and decreased slightly in the third cycle (83 %). But the number of students who scored above KKM increase in cycle 3. 2) The PBL model of learning in the CAD training are (a) Conduct planning issues and demands that must be fulfilled students. (b) Organize the class in a group discussion to draw plans. But implementation remains the task of the individual. (c) exposure is followed by a reference problem solving along with the demands of its completion. (d) Students perform problem resolution that is supported by guidance and problem-solving discussions. (e) Evaluation and reflection with students regarding learning outcomes and levels to show the results achieved by the students.
Keywords: Problem Based Learning (PBL), Computer Aided Design (CAD). competence
Pendahuluan CAD dapat
desain yang dilakukan oleh para engineer diartikan
sebagai
di industri
penggunaan komputer untuk membantu dalam
membuat,
memodifikasi
menganalisis dan mengoptimalkan sebuah desain (Lalit, Malikarjuna, Sarcar ; 2008). Kegiatan membuat desain dimulai dari pengumpulan (konsep),
ide,
pembuatan
membuat
model,
sketsa
membuat
gambar detail, menganalisa desain, sampai
Gambar 1. Grafik penjualan CAD/CAM
dengan membuat simulasi atau animasi.
berdasarkan bentuk applikasinya
Tentunya jika seluruh kegiatan desain
(Zeid I., Sivasubramanian R.; 2009)
tersebut dilakukan secara manual, maka
Sekolah Menegah Kejuruan (SMK)
akan memakan waktu dan biaya yang
adalah salah satu bentuk pendidikan formal
besar. Penggunakan CAD akan mencakup
yang
keseluruhan proses desain dan dapat
kejuruan. Pendidikan kejuruan di SMK
terakomodir dengan cepat dan murah. Hal
dirancang untuk menyiapakan tenaga kerja
itu dikarenakan kesalahan dalam proses
di dunia industri ataupun dunia usaha.
pembuatan desain dapat diminimalisir dan
Dengan
berimplikasi pada pengurangan waktu dan
kejuruan dan ketenagakerjaan merupakan
biaya desain itu sendiri. Sehingga industri
satu kesatuan. Seperti yang tercantum
akan lebih efektif dan efisien dalam
dalam Permendiknas No. 23 Tahun 2006
melakukan proses desain.
mengenai Standar Kompetensi Lulusan –
Di dunia Industri saat ini, CAD semakin
dipercaya
untuk
membantu
pembuatan desain. Hal itu berbanding lurus
dengan
nilai
penjualan
dan
menyelenggarakan
demikian
antara
pendidikan
pendidikan
Standar Kompetensi Pendidikan (SKL-SP) SMK/MAK. Realita yang muncul dalam SMK adalah pembelajaran yang dilakukan masih
penggunaan CAD di industri yang semakin
bersifat
meningkat. Selain itu, software-software
oriented). Hasil observasi yang penulis
CAD
yang
lakukan pada siswa kelas XI, nampak
berlomba-lomba
pembelajaran CAD siswa hanya sebatas
baru
semakin
bermunculan memberikan gunakan
dan fasilitas
untuk
banyak
yang
dapat
mempermudah
di
proses
terpusat
pada
guru
(teacher
dengan apa yang telah diberikan oleh guru.
Sehingga siswa kurang dapat bereksplorasi
Model pembelajaran ini menyajikan suatu
untuk
permasalahan yang nyata bagi siswa
mendapatkan
pengalaman
saat
menangani sebuah masalah dalam design
sebagai
and drawing yang dilakukan dengan
diselesaikan melalui penyelidikan dan
sistem CAD.
diterapkan
Field (2004) menyatakan bahwa
pembelajaran
yang
dengan
kemudian
menggunakan
pendekatan pemecahan masalah. Dengan
pembelajaran dan pelatihan CAD dalam
demikian model pembelajaran
dunia
memfasilitasi siswa untuk mengasah dan
pendidikan
harus
berubah.
Pembelajaran dan pelatihan CAD harus
membangun kompetensi dan
menggunakan
siswa
suasana
kerja
tim,
ini dapat
kreatifitas
manajemen proyek dan lebih menekankan pada “pick and click” (memilih dan
Kajian Pustaka dan Metode
penggunaan
A. Pendidikan Teknik
comands
feature)
dalam
penggunaan sofware. Sehingga perbaikan
(Engineering
Education) Pembelajaran
dalam pembelajaran CAD yang dilakukan
yang
dilakukan
mutlak dibutuhkan. Hal ini dilakukan
dalam pendidikan teknik tentunya harus
untuk meningkatkan kompetensi siswa
dapat mencerminkan situasi yang sama
dalam mata diklat menggambar dengan
dengan di industri. Dunia industri
sistem CAD guna menghadapi tantangan
membutuhkan
dunia
daya
usaha
dan
industri.
Melihat
sumber
yang
daya–sumber
terbiasa
untuk
karakteristik dari mata diklat menggambar
berkomunikasi, bekerjasama dan cakap
dengan sistem CAD yang menuntut siswa
dalam
untuk dapat membangun kompetensi dan
Sehingga
kreatifitas secara mandiri tentunya dapat
dalam pendidikan teknik harus mampu
digunakan
mengakomodir dan memberikan bekal
menentukan
sebagai model
dasar
untuk
pembelajaran.
menyelesaikan lingkungan
masalah. pembelajaran
mengenai hal-hal tersebut.
yang
Namun realita yang ada saat ini
digunakan hendaknya berorientasi pada
yang terjadi dalam dunia pendidikan
siswa (student oriented learning).
kejuruan adalah pembelajaran yang
Sehingga
model
pembelajaran
Problem Based Learning (PBL)
dilakukan
tidak
sesuai
dengan
merupakan salah satu model pembelajaran
kebutuhan industri seperti pendapat
yang bersifat student oriented learning.
Felder. dan Silverman (1988) yang
masih cukup relevan dengan keadaan
University Canada (Savery, 2006).
saat ini :
Model pembelajaran ini menyajikan
In recent years studies have been conducted in many countries to determine the technical and personal abilities required of engineers by today’s industry. These studies have indicated some key concerns. Today’s engineering graduates need to have strong communication and teamwork skills, but they don’t. They need to have a broader perspective of the issues that concern their profession such as social, environmental and economic issues, but they haven’t. Finally, they are graduating with good knowledge of fundamental engineering science and computer literacy, but they don’t know how to apply that in practice
suatu permasalahan nyata bagi siswa
Dari pernyataan tersebut dapat di
di bahas tiap sesi dan mengatur rencana
simpulkan bahwa isi dari pendidikan
pembelajaran. Jumlah sesi di sesuaikan
kejuruan yang dilakukan sudah cukup
dengan cakupan materi, output dan
relevan. Namun penggunaan metode
outcome dari mara diklat tersebut. (2)
pembelajaran yang dilakukan masih
menyediakan materi pembelajaran baik
kurang
berbentuk cetak mau pun elektronik
dapat
pengetahuan
mengakomodir siswa
dalam
sebagai kemudian
B. Pengertian Problem Based Learning
pembelajaran
diselesaikan
PBL merupakan salah satu model
melalui
menggunakan pendekatan pemecahan masalah Dalam
PBL
pembelajarannya
lebih mengutamakan proses belajar, dimana tugas guru harus memfokuskan diri untuk membantu siswa. Peran guru dalam model pembelajaran ini adalah (1) mempersiapkan skenario yang akan
serta menyediakan sumber referensi (3)sebagai
mendorong
sudah
fasilitator
siswa
mengeksplorasi
(PBL)
yang
penyelidikan dan diterpakan dengan
belajar.
mengaplikasikan ilmunya.
awal
untuk
pengetahuan
dimiliki
dan
guru
yang
menentukan
pembelajaran yang dapat menolong
pengetahuan yang diperlukan untuk
siswa
selanjutnya.
Pada
kompetensi yang dibutuhkan pada era
diharapkan
menahan
diri
globalisasi.
memberikan
informasi.
Sebaliknya,
pertama
untuk
kali
mengembangkan
PBL oleh
dikembangkan Prof.
Howard
berdiskusi
pembelajaran
(Sudarman, 2007).
di
MCMaster
guru tidak
guru mendorong siswa untuk saling
Barrows sekitar tahun 1980-an dalam medis
umumnya
memecahkan
masalah
dihasilkan oleh peserta didik. Untuk
C. Kompetensi Kompetensi adalah sesuatu yang
mengetahui ketercapaian kompetensi
ingin dimiliki oleh peserta didik dan
dalam sebuah pembelajaran dapat
merupakan komponen utama yang
dilihat
harus dirumuskan dalam pelajaran,
pengetahuan (kognitif), sikap (afektif),
yang memiliki peran penting dalam
dan keterampilan (psikomotor).
menentukan
arah
berdasarkan dipelajari,
pelajaran
materi
yang
penetapan
metode
dari
CAD pada dasarnya merupakan
dan
alat bantu yang digunakan untuk
penilaian.
mendesain
dari
merupakan
sikap
(afektif),
pengetahuan
(kognitif),
dan
keterampilan
(psikomotor).
Ketiga
kompetensi
tersebut
yaitu
harus
menggambar
perpaduan
aspek
D. CAD
media pembelajaran, serta terhadap Kompetensi
tiga
direfleksikan
(juru
gambar)
dan
(enginner/designer).
Selama beberapa dekade, sistem dan pengetian
CAD
berubah
dari
Computer Assisted Drawing/Drafting menjadi
Computer
Aided
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak
Design/Drawing.
(Mulyasa, 2006:169).
digunakan untuk berbagai industri
Sedangkan mengemukakan
pendapat bahwa
lain
kompetensi
antara
lain,
bangunan.
CAD
dapat
dirgantara,
Perangkat
mobil,
lunak
CAD
merupakan integrasi dari pengetahuan,
digunakan untuk merancang produk
sikap
mulai dari desain, ukuran sebuah
dan
ketrampilan
untuk pekerjaan
produk
dengan efektif yang sesuai dengan
dengan
standar atau ukuran yang di berikan.
Rancangan tersebut dapat diproses
Dalam hal ini standar atau ukuran
lebih lanjut oleh engineer untuk
yang di maksud adalah prinsip atau
proses
aturan
untuk
tertentu (Finite Element Analysis)
(Yaumi
untuk mendeteksi titik-titik lemah
melakukan
tugas
yang
melakukan
atau
digunakan
penlaian.
hingga
desain
assembly
produk/komponen
pengujian
dengan
lain.
metode
sebuah produk. Perangkat lunak CAD
Muhammad, 2013:84). tujuan
untuk analisa dapat menggerakkan
pada
bagian-bagian produk tersebut seperti
tingkat pencapaian kompetensi yang
sedang digunakan. Ketika rancangan
Ketercapaian pembelajaran
dapat
dilihat
itu selesai, perangkat lunak CAD
2) Kemampuan untuk menggunakan
dapat menyiapkan spesifikasi rinci
komputer dalam menyelesaikan
yang diperlukan untuk memproduksi
masalah.
produk yang diingingkan. Spesifikasi
Merupakan
ini kemudian disimpan dalam desain
menggunakan
database. Desain database inilah yang
menyelesaiakan masalah (misal
akan berhubungan dengan data produk
mekanika)
dengan sistem dalam PDM (Lalit,
mengepaskan
Malikarjuna, Sarcar ; 2008).
tersebut dengan masalah yang
Pembelajaran CAD seharusnya tidak
hanya
mengajarkan
siswa
kemampuan
untuk
komputer
dalam
dan
bagaimana penyelesaian
dihadapi. 3) Kemampuan
Mempraktekan
mengenai aplikasi feature comands
secara mandiri (hal terpenting).
apa
Tidak ada hal lain yang lebih
yang
hendaknya
digunakan,
tetapi
mengajarkan
mengenai
penting
selain
mempraktekan
untuk
penggunaan CAD secara langsung
masalah-masalah
meskipun dalam ranah yang keci
dalam proses design and drawing. Ye
(misal assembly sederhana dengan
Xiuz,
3 parts).
cara
menggunkan
menyelesaikan
Peng
CAD
Wei
&
cai
Yi-Yu
mengatakan beberapa hal penting yang
perlu
diberikan
dalam
E. Metode Penelitian
ini
merupakan
pembelajaran CAD adalah:
penelitian tindakan yang difokuskan
1) Kemampuan untuk memformulasi
pada situasi kelas atau yang sering
penyelesaian
engineering
Penelitian tindakan kelas adalah salah
problems. Merupakan digunakan masalah
disebut Classroom Action Reserch.
kemampuan untuk
dengan
yang
menganalisi menggunakan
satu penelitian yang dilakukan guru untuk
meningkatkan
pembelajaran
kualitas
dikelas Metode
(Pardjono,
bebrapa pertanyaan seperti; upaya
2007:12).
ini
dipilih
yang ingin draftsment lakukan?
berdasarkan pertimbangan: (1) masalah
Bagaimana membuat ini menjadi
dan tujuan penelitian menurut sejumlah
mudah bagi draftsmen?.
informasi dan tindak lanjut berdasarkan observasi, (2) masalah dan tujuan
penelitian menurut tindakan reflektif,
dilakukan dengan menjumlahkan nilai dari
kolaboratif,
dan
gambar 3D siswa yang berbobot 40%
berdasarkan
situasi
partisipatif kelas
dalam
dengan nilai gambar output siswa yang berbobot
pelaksanaan pembelajaran.
60%.
Perbedaan
boboi
ini
Model penelitian tindakan kelas
dikarenakan inti dari menggambar dengan
ini menggunakan empat komponen
sistem CAD adalah gambar output. Selain
penelitian.
itu penilaian ini disesuaikan dengan level
Keempat
komponen
tersebut dipandang sebagai satu siklus.
siswa
Oleh karena itu, pada konteks ini siklus
drafter/draftsmen.
diartikan
merupakan alat yang digunakan untuk
sebagai
suatu
putaran
SMK
yang
disiapkan
Pada
intinya
dalam
sebagai CAD
kegiatan yang terdiri atas perencanaan,
mempermudah
tindakan, pengamatan, dan refleksi.
penggambaran. Dan gambar merupakan
Adapun desain penelitian ini adalah
bahasa teknik yang baku sehingga harus
sebagai berikut:
mampu
memberikan
melakukan
informasi
yang
lengkap dalam ukuran, keterangan gambar, pandangan
Perencanaan
untuk
memberikan
arahan
untuk bekerja (Svense, 1921;38) Pada penelitian tindakan kelas yang
Pelaksanaan
dilakukan ini dapat diketahui bahwa Siklus 1 Pengamatan
Siklus 2
penggunaan model pembelajaran PBL menujukan adanya peningkatan dalam
Observasi
kompetensi siswa dalam menggambar
Refleksi
dengan sistem CAD. Hal ini terlihat dari peningkatan
rata-rata
nilai
akhir
Gambar 1. Model PTK yang dilakukan
kompetensi pada siklus I 79.54 (80%)
mengadopsi dari Suharsimi Arikunto
meningkat pada siklus II 84,45(85%) dan menurun sedikit pada siklus III 83,4
Hasil Penelitian dan Pembahasan
(83%). Walapun nilai menurun pada siklus
A. Pencapaian
III namun hal ini tidak bisa di kategorikan
Kompetensi
Menggambar Dengan Sistem CAD. Dalam menggambar
penilaian dengan
kompetensi sistem
CAD
sebagai penurunan. Hal ini dikarenakan pada tiap siklus memiliki tingkatan tugas yang meningkat.
Tabel 1. Pencapaian Nilai Kompetensi Menggambar Dengan Sistem CAD
No.
Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Responden 1 Responden 2 Responden 3 Responden 4 Responden 5 Responden 6 Responden 7 Responden 8 Responden 9 Responden 10 Responden 11 Responden 12 Responden 13 Responden 14 Responden 15 Responden 16 Responden 17 Responden 18 Responden 19 Responden 20
Rata-rata Persentase Rata-rata Median Modus Standar Deviasi
Sub Kompetensi Sub Kompetensi Nilai Akhir Memodifikasi Gambar Menghasilkan Gambar Kompetensi 3D Output Siklus Siklus Siklus Siklus Siklus Siklus Siklus Siklus Siklus I II III I II III I II II 78 83 95 78 90 95 78 87,2 95 76 85 85 75 86 85 75,4 85,6 85 81 85 95 83 93 85 82,2 89,8 89 76 79 75 82 87 80 79,6 83,8 78 78 83 85 82 86 90 80,4 84,8 88 78 82 80 82 80 80 80,4 80,8 80 78 80 80 78 80 75 78 80 77 76 77 85 78 86 75 77,2 82,4 79 75 77 80 79 82 65 77,4 80 71 77 82 85 83 82 85 80,6 82 85 78 85 85 83 84 85 81 84,4 85 75 82 80 78 81 80 76,8 81,4 80 77 84 85 81 87 80 79,4 85,8 82 78 79 85 80 82 80 79,2 80,8 82 79 83 85 80 86 70 79,6 84,8 76 85 95 100 85 95 100 85 95 100 77 80 80 82 88 85 80 84,8 83 78 80 85 80 90 90 79,2 86 88 79 83 85 82 84 80 80,8 83,6 80 77 83 85 83 88 85 80,6 86 85 77,8 82,35 85 80,7 85,85 82,5 79,54 84,45 83,4 78% 82% 85% 81% 86% 83% 80% 84% 83% 78 78 2,21
82,5 83 3,86
85 85 5,85
81,5 82 2,45
86 86 4,13
82,5 85 8,03
79,6 78 2,11
84,6 84,8 3,57
Grafik Distribusi Nilai Akhir Kompetensi Frekuensi
20 15
70 - 76
10
77 - 82
5
83 - 88
0
89 - 94 1
2 Siklus
3
95 - 100
Gambar 2 Grafik Ditribusi Nilai Pencapaian Komptensi Tiap Siklus
82,5 85 6,61
B. Analisis Bentuk Penerapan
Model
penglaman langsung kepada siswa. Untuk
PBL Dalam Mata Diklat CAD. Dalam penerapannya pada mata
menujang
pembelajaran
pelaksanaan
hendaknya
dalam
diklat CAD, masalah yang disajikan
pembelajaran di sertai juga dengan
berupa
buku-buku
kebenaran
gambar,
cara
referensi
yang
dapat
strategi
digunakan untuk sumber informasi
penggambaran 3D dan 2D gambar
dalam menyelesaikan masalah. Guru,
kerja. Kecakapan dalam tim terwujud
dalam pelaksanaanya berperan sebagai
dari adanya kelompok diskusi untuk
narasumber masalah yang memberikan
merumuskan strategi penggambaran
gambaran penyelesaian masalah dan
3D dan 2D gambar kerja. Dalam
informasi-informasi pendukung. Selain
perencanaannya,
itu
menggambar
penentuan
dan
perlu
tingkatan
adanya
pembelajaran
guru
juga
berperan
sebagai
fasilitator diskusi tanya jawab.
yang akan dilakukan, perencanaan
Setelah pelakasanaan, dilakukan
masalah beserta hasil yang dapat
refleksi dan evaluasi hasil kerja siswa
diukur dan tujuan akhir pembelajaran
dengan melibatkan siswa. Evaluasi
serta tuntutan yang harus dipenuhi oleh
dilakukan dengan pemaparan hasil
siswa.
kerja yang diperoleh siswa yang di
Dalam pelaksaan pembelajaran,
bandingkan
dengan
tuntutan
yang
diawali dengan penjelasan cara-cara
diberikan. Setelah itu siswa dapat
penyelesaian
secara
melakukan evaluasi secara mandiri
secara
mengai
bertingkat. bertingkat
masalah Maksud
adalah.
dari
Penjelasan
cara
kemampuanyanya
menyelesaikan
dalam
masalah
penyelesaian masalah yang dilakuan
dilakukannya.
dimulai dengan menjelaskan secara
pelaksanaan pembelajaran CAD yang
keseluruhan pada tindakan pertama,
menggunakan
sebagian
diwujudkan seperti pada gambar 14.
pada
tindakan-tindakan
Sehingga
yang
model
kerangka
PBL
dapat
berkutnya. Kemudian siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk
Simpulan
diskusi
A. Hasil
perencanaan
gambar.
penelitian
menunjukkan
rata-rata
nilai
ada
Sedangkan untuk pengerjaan tetap
peningkatan
akhir
bersifat individu guna memberikan
kompetensi CAD, yaitu pada siklus I
79.54 (80%) meningkat menjadi di
Field, David. (2004). “Education and
siklus II 84,45(85%) dan menurun
Training for CAD in Auto Industry”.
sedikit pada siklus III 83,4 (83%).
Computer Aided Design International
Namun jumlah siswa yang memperoleh
Journal.Volume 36. ELSEVIER
nilai diatas KKM pada siklus III meningkat.
Mulyasa.
(2006).
Menjadi
Profesional
B. Bentuk model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang dilakukan pada mata diklat CAD yakni :
Guru
Menciptakan
Pembelajaran
Kreatif
dan
Menyenangkan. Bandung : Rosda Pardjono, dkk. (2007). Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Lembaga
Perencanaan Masalah dan Tuntutan Penyelesaian Masalah (kebenaran gambar)
Penerbit UNY Sudarman.
(2007).
Problem
Based
Learning: Suatu Model Pembelajaran Memberikan Kiriteria Penyelesaian Masalah (cara menggambar dan aplikasi comand feature)
Untuk
Mengembangkan
Meningkatkan Pengorganisasian siswa untuk kelompok diskusi perencanaan cara menggambar. Guru berperan sebagai fasilitator diskusi
dan
Kemampuan
Memecahakan
Masalah.
Jurnal
Pendidikan Inovatif (Volume 2, Nomor 2), Maret 2007: hal. 68-73. Universitas Mulawarman Samarinda
Pelaksanaan penyelesaian masalah secara individu berdasarkan dari perencanaan yang telah di diskusikan. Guru berperan sebagai pengamat
Svensen, C. (1929). Machine Drawing : A Text and Problem Book For Technical Students and Draftsmen. New York :
Evaluasi hasil kerja siswa disesuaikan dengan kriteria penilaian dan tuntutan penyelesaian masalah
D. Van Nostrand Company. Ye, Xiuzi., Peng, Wei., Chen, Zhiyang & Cai, Yi-Yu. 2004. “Today’s Stundent,
Gambar 3 Diagram alir pelaksanan model PBL pada Mata Diklat CAD
Tomorrow’s Engineers : an Industrial Perspective
on
CAD
Education.
Computer Aided Design International Pustaka Rujukan
Journal.Volume 36. ELSEVIER
Felder & Silverman. (1988). Learning and Teaching
Styles
in
Engineering
Education. Journal of Engineering Education (Volume 78 Number 7)
Zeid, Ibrahim & Sivasubramanian. 2009. CAD/CAM : Teory and Practice. New Delhi: Tata McGraw Hill.