LENSA PENDAS, Vol. 1 No. 1, September 2016
ISSN No. 2541-0199
IMPLEMENTASI MODEL THINK TALK WRITE BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS KELAS V SEKOLAH DASAR IMPLEMENTATION OF MODEL THINK TALK WRITE BASED MULTIMEDIA TO IMPROVE QUALITY OF SOCIAL STUDIES CLASS V IN ELEMENTARY SCHOOL Rusnilawati1, Irfan Fajrul Falah2 STKIP Muhammadiyah Kuningan, Jl. R.A Moertasiah Soepomo No.28B Kuningan Jawa Barat, 45511
[email protected] Abstrak Mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar merupakan pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial.Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan peningkatan keterampilan mengajar guru, aktivitas belajar, serta hasil belajar siswa kelas VA SD Islam Al-Madina Kota Semarang melalui penerapan model Think Talk Write berbasis multimedia.Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas yang terdiri atas tiga siklus. Setiap siklus terdapat empat tahapan yang dilalui yaitu perencanaan, pelaksanakan, pengamantan dan refleksi.Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dan non tes. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan analisis deskripstif kualitatif.Hasil penelitian menunjukkan: (1) Keterampilan guru siklus I mendapatkan skor 27 kategori baik, pada siklus II skor 30 kategori sangat baik, dan siklus III meningkat dengan skor 34 kategori sangat baik. (2) Aktivitas siswa siklus I mendapatkan skor 21.14 kategori baik, pada siklus II skor 23.20 kategori baik, dan siklus III meningkat dengan skor 27.30 kategori sangat baik. (3) Ketuntasan belajar klasikal siswa siklus I 76% meningkat pada siklus II menjadi 83,33%, dan meningkat pada siklus III menjadi 90%. Kesimpulan penelitian ini adalah penerapan model Think Talk Write berbasis multimedia dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS meliputi keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Kata kunci: kualitas pembelajaran ips, think talk write, multimedia.
Abstract Social studies in elementary school is a lesson that reviews a set of events, facts, concepts, and generalizations that has relationwith social issues. The aim of this research is to describe the enhancement of teachers' teaching skills, enhancement of learning activities, and enhancement of learning outcomes through the application of model Think Talk Write based multimedia. This research used classroom action research design that consists of three cycles. In 1
LENSA PENDAS, Vol. 1 No. 1, September 2016
ISSN No. 2541-0199
each cycle there are four stages, that is the planning, implementing, observation, and reflection. The Technique of data collection used was non-test and test. The analysis of data used was descriptive analysis of quantitative and descriptive analysis of qualitative. The results of research showed: (1) the teacher’s skillin cycle I is good with score 27, the teacher’s skillin cycle II is very good with score 30, and teacher’s skillin cycle III is very good with score 34; (2) student’sactivities in cycle I is good with score 21.14,student’sactivities in cycle II is good with score 23.2, and student’sactivities in cycle III is very good with score 27.3; (3) classical completeness of learning is 76% in cycle I, then increased in cycle II that is 83.33%, and increased in cycle III that is 90%. This researchconcluded that the application of the model Think Talk Write based multimedia can enhance the quality of social studies including teachers' skills, student’s activities, and student’s learning outcomes. Keywords: quality, learning, ips, think, talk, write, multimedia. PENDAHULUAN Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 Bab II pasal 3 menjelaskan tujuan pendidikan nasional yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Sanjaya, 2011:65). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang tertuang dalam Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 pasal 37 ayat 1 menerangkan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat: a) pendidikan agama, b) pendidikan kewarganegaraan, c) bahasa, d) matematika, e) ilmu pengetahuan alam, f) ilmu pengetahuan sosial, g) seni dan budaya, h) pendidikan jasmani dan olahraga, i) keterampilan/kejuruan, dan j) muatan lokal (Chamisijatin dkk, 2008:6-8). Berdasarkan Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 (BSNP, 2006:159), mata pelajaran IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 menjelaskan bahwa pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan yaitu: a) mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan
2
LENSA PENDAS, Vol. 1 No. 1, September 2016
ISSN No. 2541-0199
kehidupan masyarakat dan lingkungannya, b) memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, c) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, d) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global (BSNP, 2006:159). Depdiknas menemukan bahwa masih banyak permasalahan standar isi mata pelajaran IPS. Pelaksanaan KTSP mata pelajaran IPS yang diberlakukan sejak tahun 2006 menimbulkan berbagai permasalahan di lapangan. Masalah-masalah tersebut adalah: guru masih berorientasi pada buku teks, tidak mengacu pada dokumen kurikulum. Mereka lebih memilih pada buku teks yang dianggap sudah menjabarkan kurikulum. Kondisi ini jelas salah, karena seharusnya guru sendiri yang harus menjabarkan dan mengembangkan kurikulum. Ada suatu kecenderungan pemahaman yang salah bahwa pelajaran IPS adalah pelajaran yang cenderung pada hafalan. Guru dalam menerapkan metode pembelajaran lebih menekankan pada metode yang lebih menekankan pada aktivitas guru, bukan pada aktivitas siswa. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru kurang variatif. Pada umumnya sarana untuk mendukung pembelajaran IPS masih sangat minim (Depdiknas, 2007: 6-7). Sejalan dengan temuan tersebut, hasil refleksi dengan guru kolaborator selama PPL tanggal 23 Juli sampai dengan 13 Oktober 2012 di kelas VA SD AlMadina Semarang, menunjukkan bahwa kualitas pembelajaran IPS sebagai berikut, guru belum menggunakan multimetode saat menyampaikan materi dan belum mendorong siswa untuk berfikir kritis serta berani mengutarakan pendapatnya. Guru belum terbiasa dengan penggunaan multimedia dalam penyampaian materi. Selain itu, siswa juga kurang termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran secara aktif. Kondisi ini terbukti dari hasil belajar mata pelajaran IPS, hasil ulangan menunjukkan bahwa sebanyak 12 dari 30 siswa (40%) mendapat nilai rata-rata ulangan harian di bawah KKM (70), hanya 18 dari 30 siswa (60%) yang tuntas KKM. Nilai terendah yang diperoleh siswa 60 dan nilai tertinggi 93. Sedangkan nilai rata-rata kelas mencapai 71,9. Oleh karena itu perlu adanya proses penyelesaian untuk mengatasi permasalahan tersebut. Berdasarkan diskusi peneliti dengan guru kelas VA SD Islam Al-Madina Kota Semarang, pemecahan masalah pembelajaran dapat dilaksanakan melalui alternatif tindakan yang bertujuan meningkatkan keterampilan mengajar guru, aktivitas belajar siswa, serta hasil belajar. Dengan demikian peneliti bersama tim kolaborasi menyajikan solusi pemecahan masalah berdasarkan pendapat para ahli di bawah ini yang kemudian akan disimpulkan sebagai solusi untuk memecahkan masalah.
3
LENSA PENDAS, Vol. 1 No. 1, September 2016
ISSN No. 2541-0199
Menurut Yamin (2012:84) model pembelajaran Think Talk Write (TTW) pada dasarnya dibangun melalui berpikir, berbicara, dan menulis. Alur kemajuan model TTW dimulai dari keterlibatan peserta didik dalam berpikir atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses membaca, selanjutnya berbicara dan membagi ide (sharing) dengan temannya sebelum menulis.Sedangkan menurut Suyatno (2009:66), model pembelajaran Think Talk Write dimulai dengan proses berpikir melalui bahan bacaan (menyimak, mengkritisi, dan alternatif solusi), hasil bacaannya dikomunikasikan dengan presentasi, diskusi, dan kemudian membuat laporan hasil presentasi. Langkah-langkah model pembelajaran TTW meliputi: informasi, kelompok (membaca-mencatat-menandai), presentasi, diskusi, dan melaporkan. Selanjutnya Fatmawati (2010:4) menjelaskan bahwa penerapan strategi TTW dapat mendorong siswa untuk berfikir, aktif berpartisipasi dalam pembelajaran, berkomunikasi dengan baik, siap mengemukakan pendapatnya, menghargai orang lain dan melatih siswa untuk menuliskan hasil diskusinya ke dalam bentuk tulisan secara sistematis. Aktivitas siswa dalam pembelajaran yang dapat ditingkatkan melalui penerapan strategi TTW adalah aktivitas melihat, berbicara, mendengarkan, menulis, mental, dan aktivitas emosional. Sedangkan Kustiono (2010:31-32) mendefinisikan multimedia pembelajaran sebagai penggunaan multimedia untuk menyajikan dan menggabungkan teks, suara, gambar, animasi, dan video dengan alat bantu (tool) dan koneksi (link) sehingga penggunaannya dapat bernavigasi, berinteraksi, berkarya, dan berkomunikasi. Di dunia pendidikan, multimedia sering digunakan sebagai media pengajaran, baik di dalam kelas maupun secara sendiri-sendiri. Sesuai dengan teori tersebut, Daryanto (2011:49) menjelaskan bahwa multimedia pembelajaran berguna untuk menyalurkan pesan (pengetahuan, keterampilan, sikap) serta dapat merangsang pilihan, perasaan, perhatian, kemauan siswa sehingga secara sengaja proses belajar terjadi, bertujuan, dan terkendali. Berdasarkan beberapa teori yang dikemukakan oleh beberapa pakar maka peneliti merencanakan tindakan dengan menerapkan model Think Talk Write berbasis multimedia. Jenjang kemampuan siswa yang dituntut tidak hanya pada level yang rendah, misalnya kemampuan menghafal. Berbagai keterampilan berpikir dapat dikembangkan melalui penerapan model Think Talk Write berbasis multimedia. Pada umumnya sarana pembelajaran IPS sangat penting. Oleh karena itu, pembelajaran IPS perlu memanfaatkan multimedia untuk membangun pengetahuan dan pemahaman siswa secara mandiri. Pemakaian model ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan sebelumnya. Penelitian yang telah dilakukanRettob (2010) dengan judul Penggunaan Strategi Think Talk Write (TTW) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di SDN Manaruwi II Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan menunjukkan peningkatan perolehan skor hasil belajar. Hasil belajar
4
LENSA PENDAS, Vol. 1 No. 1, September 2016
ISSN No. 2541-0199
siswa yang merupakan pemahaman konsep IPS materi pokok masalah sosial secara klasikal mengalami peningkatan dari 58,17 % pada pra tindakan menjadi 67,76 % kemudian menjadi 81,5 % pada siklus. Penelitian juga dilakukan Wulandari (2012) yang berjudul Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif IPS Kelas IV SD Negeri Karangwuni. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara umum kualitas hasil penilaian multimedia pembelajaran termasuk dalam kategori “sangat baik”. Dari hasil pengembangan multimedia pembelajaran IPS ini menunjukan adanya peningkatan pencapaian hasil belajar IPS siswa berdasarkan acuan standar KKM yang ditentukan, dimana hasil dari pre-test sebesar 83,4% meningkat menjadi 96% pada hasil post-test-nya setelah menggunakan multimedia pembelajaran yang dikembangkan. Hasil tersebut menunjukan bahwa produk hasil pengembangan multimedia pembelajaran IPS ini layak digunakan sebagai media pembelajaran untuk mendukung dan meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas di Sekolah Dasar. Berdasarkan akar penyebab masalah yang terjadi di lapangan, maka peneliti merasa perlu untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul “Implementasi Model Think Talk Write Berbasis Multimedia untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Kelas VA SD Islam Al-Madina Kota Semarang”. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS siswa kelas VA di SD Islam Al-Madina Kota Semarang dengan menggunakan model Think Talk Write berbasis multimedia.Tujuan khusus yaitu: 1) mendeskripsikan peningkatan keterampilan mengajar guru melalui implementasi model Think Talk Write berbasis multimedia pada pembelajaran IPS di kelas VA SD Islam Al-Madina Kota Semarang, 2) mendeskripsikan peningkatan aktivitas belajar siswa melalui implementasi model Think Talk Write berbasis multimedia pada pembelajaran IPSdi kelas VA SD Islam Al-Madina Kota Semarang, 3) mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa melalui implementasimodel Think Talk Write berbasis multimedia pada pembelajaran IPSdi kelas VA SD Islam Al-Madina Kota Semarang.
METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (Classroom based action research) yang terdiri atas tiga siklus. Beberapa ahli mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, menurut Arikunto
5
LENSA PENDAS, Vol. 1 No. 1, September 2016
ISSN No. 2541-0199
(2010:137) secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui yaitu perencanaan, pelaksanakan, pengamantan, dan refleksi. Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas VA SD Islam Al-Madina Semarang dengan subjek penelitian siswa dan guru. Siswa kelas VA berjumlah 30 anak yang terdiri dari 21 siswa laki- laki dan 14 siswa perempuan. Data dan Cara Pengumpulan Data Sumber Data Sumber data siswa diperoleh dari hasil observasi, evaluasi dan catatan lapangan yang diperoleh secara sistematik selama pelaksanaan siklus pertama sampai siklus ketiga. Sumber data keterampilan guru berasal dari lembar pengamatan keterampilan guru yang terdiri dari 9 keterampilan dalam pembelajaran menggunakan model Think Talk Write berbasis multimedia serta catatan lapangan. Sumber data dokumen berasal dari data awal hasil tes, hasil pengamatan, catatan lapangan selama proses pembelajaran dan hasil foto. Sumber data yang berupa catatan lapangan berasal dari catatan selama proses pembelajaran berupa data aktivitas guru, aktivitas siswa, dan kualitas pembelajaran IPS. Jenis Data Data kuantitatif merupakan data yang berupa angka atau yang dikuantifikasikan dalam paparannya (Musfiqon, 2012:151). Data tersebut diperoleh dari hasil bejalar siswa kelas VA SD Islam Al-Madina Semarang pada pembelajaran IPS dengan menerapkan model Think Talk Write berbasis multimedia.Data kualitatif merupakan data yang nonangka, yaitu berupa kata, kalimat, pernyataan, dan dokumen (Musfiqon, 2012:151). Data tersebut diperoleh dari lembar pengamatan aktivitas siswa, kemampuan guru, wawancara, serta catatan lapangan dengan menerapkan model Think Talk Write berbasis multimedia. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik tes dan non tes. Metode tes berupa teknik tes, sedangkan nontes berupa observasi dan dokumentasi. Teknik Analisis Data Kuantitatif Data kuantitatif merupakan data yang berupa angka atau yang dikuantifikasikan dalam paparannya (Musfiqon, 2012:151). Data kuantitatif didapat dari hasil evaluasi belajar pada pembelajaran IPS melalui model Think
6
LENSA PENDAS, Vol. 1 No. 1, September 2016
ISSN No. 2541-0199
Talk Write berbasis multimedia pada setiap siklus. Selanjutnya hasil evaluasi dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dengan menentukan nilai evaluasi yang diperoleh siswa, mean atau rerata kelas, dan persentase ketuntasan belajar. Penyajian data kuantitatif disajikan dalam bentuk persentase dan angka. Ketuntasan belajar klasikal dapat tercapai apabila ≥ 85% dari keseluruhan obyek penelitian (Hamdani, 2011:60). Tabel 1. Kriteria Ketuntasan Klasikal Kriteria Ketuntasan Klasikal (%) Kualifikasi >85 Tuntas < 85 Tidak Tuntas Kualitatif Data kualitatif adalah data yang berupa tampilan kata-kata yang tertulis yang dicermati oleh peneliti dengan detail agar dapat ditangkap makna secara tersirat dalam dokumennya (Arikunto, 2010:22). Teknik analisis data kualitatif ini digunakan untuk menilai hasil aktivitas siswa dan keterampilan guru dalam pelaksanaan model Think Talk Write berbasis multimedia di kelas VA SD Islam Al-Madina Semarang. Analisis data observasi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan catatan lapangan dilakukan secara menyeluruh sejak awal data terkumpul sampai seluruh data penelitian terkumpul. Setelah data terkumpul diadakan reduksi data. Kegiatan reduksi data dikelompokkan dengan cara meringkas, membuang data yang tidak perlu dan disesuaikan dengan masalah yang ada dalam penelitian kemudian dilanjutkan pada penyimpulan. Hasil analisis catatan lapangan digukanan untuk menguatkan temuan dari hasil pengamatan keterampilan guru dan aktivitas siswa. Selanjutnya data hasil pengamatan keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran IPS menerapkan model pembelajaran Think Talk Write berbasis multimedia dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif. Data dijabarkan dalam kalimat yang dipisah-pisahkan menurut kriteria dalam beberapa paragraf agar diperoleh kesimpulan. Tabel 2. Kriteria ketuntasan data kualitatif keterampilan guru Kriteria Keterampilan Guru
Kategori
29,5 ≤ skor ≤ 36
Sangat Baik
22,5 ≤ skor <29,5
Baik
15,5 ≤ skor <22,5
Cukup
9 ≤ skor <15,5
Kurang
7
LENSA PENDAS, Vol. 1 No. 1, September 2016
ISSN No. 2541-0199
Tabel 3. Kriteria ketuntasan data kualitatif aktivitas siswa Kriteria Aktivitas Siwa
Kategori
26,5 ≤ skor ≤ 32
Sangat Baik
20 ≤ skor <26,5
Baik
13,5 ≤ skor <20
Cukup
8 ≤ skor <13,5
Kurang Indikator
Keberhasilan Penerapan model Think Talk Write berbasis multimedia dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS pada siswa kelas VA SD Islam Al-Madina Semarang dengan indikator sebagai berikut: 1. Keterampilan guru kelas VA SD Islam Al-Madina Semarang dalam pembelajaran IPS dengan penerapan model Think Talk Write berbasis multimedia meningkat dengan kriteria sekurang-kurangnya baik dengan skor minimal 22,5. 2. Aktivitas siswa kelas VA SD Islam Al-Madina Semarang dalam pembelajaran IPS dengan penerapan model Think Talk Write berbasis multimedia meningkat dengan kriteria sekurang-kurangnya baik dengan skor minimal 20. 3. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS dengan menerapkan model Think Talk Write berbasis multimedia di kelas VA SD Islam Al-Madina Semarang mengalami ketuntasan belajar klasikan 85% dan individual sebesar ≥ 70 (KKM). HASIL PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas VA SD Islam Al-Madina Semarang dalam III siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 4 Februari 2013, siklus II dilaksanakan pada tanggal 5 Februari 2013, dan siklus III dilaksanakan pada tanggal 11 Februari 2013. Peneliti memaparkan hasil penelitian yang terdiri atas keterampilan mengajar guru, aktivitas belajar siswa, serta hasil belajar melalui penerapan model Think Talk Write berbasis multimedia pada pembelajaran IPS. Hasil penelitian dari siklus I sampai siklus III kemudian di rekap untuk mengetahui berapa besar peningkatan variabel yang diteliti pada setiap siklus. Berikut ini akan disajikan tabel dan diagram batang yang menggambarkan adanya peningkatan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa pada siklus I , siklus II, dan siklus III. Tabel 4. Rekapitulasi Data Siklus I, Siklus II, dan Siklus III Siklus III Variabel Siklus I Siklus II Keterampilan Guru 75% 83,33% 94,44% Aktivitas Siswa 66,06% 72,50% 85,31%
8
LENSA PENDAS, Vol. 1 No. 1, September 2016
Hasil Blajar (Ketuntasan Klasikal)
ISSN No. 2541-0199
76%
83,33%
90%
Berdasarkan Tabel 4, menunjukkan adanya peningkatan pada setiap variabel penelitian. Peningkatan keterampilan guru darihasil observasi keterampilan guru, siklus I skor 27 persentase 75% kualifikasi baik, menjadi skor 30 persentase 83,33% kualifikasi sangat baik pada siklus II, dan siklus III meningkat dengan skor 34 persentase 94,44% kualifikasi sangat baik. Peningkatan aktivitas siswa dari rata-rata hasil observasi siklus I skor 21,14 persentase 66,06% kualifikasi baik, menjadi skor 23,20 persentase 72,50% kualifikasi baik pada siklus II, dan siklus III meningkat dengan skor 27,30 persentase 85,31% kualifikasi sangat baik.Sedangkan ketuntasan klasikal meningkat dari 76% pada siklus I menjadi 83,33% pada siklus II dan 90% pada siklus III. Rekapitulasi data penelitian digambarkan pada Gambar 1berikut.
94,44% 83,33% 75%
S k o r
85,31% 72,50% 66,06%
90% 83,33% 76%
Siklus I
Siklus II Siklus III
Keterampilan Guru
Aktivitas Siswa
Hasil Belajar
Gambar 1. Diagram batang rekapitulasi hasil penelitian Hasil penelitian di atas akan dibahas keterkaitannya dengan kajian teori penerapan model Think Talk Write berbasis multimedia pada pembelajaran IPS. PEMBAHASAN Keterampilan Guru Peningkatan keterampilan guru dari 75% pada siklus I menjadi 83,33% pada siklus II dan 94,44% pada siklus III.Menurut Rusman (2012:80) keterampilan dasar mengajar (teaching skills) merupakan bentuk perilaku bersifat mendasar dan khusus yang harus dimiliki oleh seorang guru sebagai modal awal untuk melaksanakan tugas-tugas pembelajarannya secara terencana dan profesional. Keterampilan dasar mengajar guru secara aplikatif indikatornya dapat digambarkan melalui sembilan keterampilan mengajar yaitu membuka pelajaran,
9
LENSA PENDAS, Vol. 1 No. 1, September 2016
ISSN No. 2541-0199
bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas, pembelajaran perseorangan, dan menutup pelajaran. Aktivitas Siswa Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS dengan model Think Talk Write berbasis multimediamengalami peningkatan terbukti pada perolehan skor siklus I sebesar 21,14 kategori baik, siklus II 23,2 kategori baik dan siklus III 27,3 kategori sangat baik. Delapan indikator pengamatan aktivitas siswa dari siklus I sampai siklus III mengalami peningkatan. Penyajian materi pembelajaran dalam bentuk slide presentasi dan CD pembelajaran dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Kondisi tersebut sesuai dengan penjelasan dari Hamalik (2008: 32) bahwa belajar dengan minat akan mendorong siswa belajar lebih baik daripada belajar tanpa minat. Minat ini timbul apabila murid tertarik akan sesuatu karena sesuai dengan kebutuhannya atau merasa bahwa sesuatu yang akan dipelajari dirasakan bermakna bagi dirinya. Sesuai dengan teori tersebut Kustiono (2010:9) menjelaskan bahwa multimedia pembelajaran memiliki fungsi edukatif salah satunya adalah memberi informasi tentang berbagai referensi dan sumber-sumber serta alat-alat audio-visual yang tersedia. Dengan demikian guru sebaiknya memanfaatkan multimedia pembelajaran dalam penerapan model Think Talk Write untuk menyampaikan materi pelajaran sehingga siswa lebih antusias dalam belajar. Hasil Belajar Siswa Menurut Sudjana (2011:35) tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Sedangkan Arikunto (2009:52) menjelaskan bahwa tes hasil belajar banyak digunakan untuk menentukan keberhasilan seseorang dalam suatu proses belajar mengajar atau untuk menentukan keberhasilan suatu program pendidikan. Dari data hasil belajar yang diperoleh dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran IPS melalui penerapan model Think Talk Write berbasis multimedia dapat meningkat, baik ketuntasan klasikal maupun nilai rata-rata secara klasikal. Pada siklus I ketuntasan memperoleh 76%, pada siklus II menjadi 83,33%, dan pada siklus III menjadi 90%. Sedangkan nilai rata-rata klasikal pada siklus I memperoleh 78,2; pada siklus II menjadi 83,8, dan pada siklus III menjadi 84,1. PENUTUP Simpulan
10
LENSA PENDAS, Vol. 1 No. 1, September 2016
ISSN No. 2541-0199
Penerapan model Think Talk Write berbasis multimediapada mata pelajaran IPS meningkatkan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan rata-rata hasil observasi keterampilan guru siklus I skor 27 persentase 75% kualifikasi baik, menjadi skor 30 persentase 83,33% kualifikasi sangat baik pada siklus II, dan siklus III meningkat dengan skor 34 persentase 94,44% kualifikasi sangat baik. Hasil ini telah mencapai indikator keberhasilan keterampilan guru yang telah ditetapkan peneliti dengan kriteria sekurang-kurangnya baik dengan skor minimal 22,5. Penerapan model Think Talk Write berbasis multimediapada mata pelajaran IPSmeningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan rata-rata hasil observasi aktivitas siswa siklus I skor 21,14 persentase 66,06% kualifikasi baik, menjadi skor 23,20 persentase 72,50% kualifikasi baik pada siklus II, dan siklus III meningkat dengan skor 27,30 persentase 85,31% kualifikasi sangat baik. Hasil ini telah mencapai indikator keberhasilan aktivitas siswa yang telah ditetapkan peneliti dengan skor minimal 20. Penerapan model Think Talk Write berbasis multimediapada mata pelajaran IPS meningkatkan hasil belajar siswa. Rata-rata persentase ketuntasan belajar klasikal siswa meningkat dari siklus I 22 siswa (76%) menjadi 25 siswa (83,33%) pada siklus II dan siklus III 27 siswa (90%). Hasil ini telah mencapai indikator keberhasilan hasil belajar siswa yang telah ditetapkan peneliti yaitu ketuntasan klasikal sekurang-kurangnya 85% dengan ketuntasan individual sebesar ≥ 70 (KKM).
11
LENSA PENDAS, Vol. 1 No. 1, September 2016
ISSN No. 2541-0199
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rieneka Cipta. BSNP. 2006. Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar SD/MI (Peraturan Mendiknas No.22 dan No. 23).Jakarta: BP Cipta Jaya. Chamisijatin, Lise, dkk. 2008. Pengembangan Kurikulum SD 3 SKS. Jakarta: Depdiknas. Daryanto. 2011. Media Pembelajaran. Bandung: Sarana Tutorial Nurani Sejahtera. Depdiknas. 2007. Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Jakarta: Depdiknas. Fatmawati, Nadia Dwitya. 2010. Penerapan Strategi Pembelajaran Think Talk Write Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Biologi Siswa Kelas X-1 Sma Al Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010. Jurnal Pendidikan Biologi.Surakarta: FKIP Universitas Sebelas Maret Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Kustiono. 2010. Media Pembelajaran Konsep, Nilai Edukatif, Klasifikasi, Praktek, Pemanfaatan dan Pengembangan. Semarang: UNNES Press. Musfiqon. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Prestasi Pusaka Raya. Rettob, Annastasia. 2010. Penggunaan Strategi Think Talk Write (TTW) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS di SDN Manaruwi II Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan. Malang: UiversitasNegeri Malang. Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.
12
LENSA PENDAS, Vol. 1 No. 1, September 2016
ISSN No. 2541-0199
Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka. Wulandari, Neny Triana. 2012. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif IPS Kelas IV SD Negeri Karangwuni. Yogyakarta: FIP Universitas Negeri Yogyakarta. Yamin, Martinis dan Ansari, Bansu I. 2012. Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press.
13