kosiding IvItI\tAS Terumbu IGrang 200? Hal:r,216 ISBN: Pelindung: M Syamzullvlaarif Penasehat:
Yayailfirlyana
Editor: JaualuddinJompa EffitaNe,zorl Banr$adarun EvaTri L€stari Layout/Tata l.etak
:
EvaTriLrstari
DitsbitkanOleh: Pro$am n€habilitad dan pengelolaan Ten:nrbu lGrang
I
CORE}&{P Dire,horatJeaderal
&lautaq
paBi$ir dan pulau-pulau Keeil
Departemen lhlarrtan dan pen]ranan Jl.
T*et Raya No. 91, Jakarta Selatan IS8il ??S-t?1-lab?-Lr{ -q ilnilEtlflilnilt H[ ll]a
d:
t
s
IMTf,PMIfiAIMAN tqdu Puji kita panjatkan kehadirat Tuhan YME atas terbihrya prosiding MUNAS Terumbu Karang 2007 ini. Prosiding ini merupakan kompian makalah
ra.g dipresentastT p"9l-&egiatan mini iymposium Musyawarah
Nasional Terumbu Karang Tahun 2w7 y*g diselenggar&"n oleh COREMAP II sebagai bagran da:i program bertuiuan untukieningkatkan pemahaman bersama {ang antar stakeholders di pusat maupun daerah lahm ,pryu penyelamatan terumbu karang Indonesia.
Tuiuan Penylsunan prosiding ini adalah sebagai bentuk pertukaran inforrnasi atas hasil-hasil penelitiantan kegiatan yang telah dilakukan oleh pihak-pihak yang berkompeten dan p"^urhuti terhadaf keselamatan terumbu karang Indonesia yang diharapkdn dapat menjadi pembeiajaru., dan program selanjutnya.
r.tot
penelitian
Terima kasih k:d sampaikan kepada semua pihak yang terah berpartisipasi dalam mini sympori rrr, MunL ini, khusurrryu t"puda yang bersedia menerbitkan makalah lengkapnya untuk diterbitkanmereka
Prosiding Nasional Terumbu Karang ini.
dalam
Akhirnya kami berharap semoga prosiding ini bermanfaat bagi pihak yang membutut*a1 dalam program pengelolaan dan penyelamatan lgnunjang ekosistem terumbu karang di Indone*+ a"r,i gu.,".iri sekarang au., yu.,g akan datang.
|akarta, Oktober 2008 Tim Penyusun
DA$"TARISI Katl
Halaman
Pengantar
i
Daftar Isi ...
lv
DaftarGambar......-.- -- ..,
vii
Kepadatan Zooxanthelt" y*g Berasosiasi dengan Kima (Tridacnidae) di Perairan Kepulauan Sperlrronde ............
il
ilI
Analisis spasial pada Terumbu Karang Batulawang pasirputih situbondo |awa Timur dengan Aprikasf sofhoare anc view dart Autocad LANDMAP 20A4............. : Desenkalisasi pengelolaan
Bunaken
dan pendanaan Taman
11
Nasional
... .. . ... _. ... ... . _
.
..:
24
IV
Perubahan Ildim: Kaitannya dengan Terumbu
V
Bisnis Wisata Selam
VI
Transplantasi Karang saat Ini dan Tantangannya di Masa Depan
\rII
Membenihkan Karang Terumbu Secara Massal
Sg
Prospek Terumbu Buatan Biorock dalam peningkatan sumberdaya Ikan di Kepulauan Seribu ..... .:........ _....:.:..:_
68
Karang Ba$ fuau Reef Batt Setelah Tiga Tahun, I"hq:l di Teluk Benete, KabupatenSumbawa Barat... ::::.:.._.::
7z
VIII
x
Karang
U
Indonesia
46
...
50
variabilitas suhu permukaan L^aut (19gilz00z) Estimasi dari Citra satelit dan Dampaknya terhadap Terumbu 'i;;g di perairan
Indonesia
..........
....._.:
g6
Pembenfukan Kawasan Konservasi [^aut Daerah di Kabupaten Raja
Ampat
99
ll
XII
Inventarisasi dan sebaran Biota Ascidian Terumbu Berau,
KalimantanTimur
di
Halaman perairan 105
xm .
pembentukan Daerah perlindungan taut dan lembelaiaran dalam Pengelolaan TN. Kepulauan Togean
122
xIV
Permasalahan Ilmiah Krusial daram pemetaan Terumbu Karang menggumkan Citra Satelit di Indonesia ....
132
Studi tentang Budidaya Beberapa |enio Spons Bioaktif di perairan Gondol, Kabupaten Buleleng - Bali ......... .
1,g
Kondisi T:T.Tby Karang pasca Kejadian Gempa dan Tsunami Tahun 2004 di pulau Nias, Sumatera Utara
155
XV XVI xwl
Penentuan Daerah perlindungan Ekosistem
xuu
lury*!"
Laut dalam pengelolaan Karang nerkelaqutan di Kepurauan iadaido,
Kolaborasi pengeloraan perikanan Ikan Hias Laut menuju Pemanfaatan yang Bertanggung |awab dan Berkeranjutan :
Seribu
176
Pemanfaatan potensi rerumbu Karang Melalui Budidaya Karang Ornamen sebagai Model Pemberdaya; Masyarakat di pulau Kecil
lg2
Terumbu B.,.tan di Kepulauan-seribu sebagai Upaya Mendukung Rehabilitasi Ekosistem dan perikanan Tangk-ap nertlu4utan .......
1gg
Pembelaiaran dari Kepulauan
xx xx xx xxII XKII
Indeks Keberlaniutan sosial-Ekonomi pengelolaan
Kawasan Terumbu Karang di Selat Lembeh, Bitung Provinsi Sulawesi Utara :lgs
Analisis Kondisi rerumbu Karang Gugusan pulau pari, Kepulauan Seribu Perdagangan Karang Hias Indonesia
ut
207 21.4
Prosiding MUl,lAS Tentnba thrans 2 OO 7
XV. STUDI TENTANG BUDIDAYA BEBERAPAIENIS SPONS BIOAKTIF DI PERAIRAN GONDOL, KABUPATEN BULELENG.BALI OIeh: Ofri |ohan*, Adi Hanafi**, loni Haryadi*, Reagan Septory**, Gunawan** Pusat Riset Perikanan dan Budidaya Email
[email protected]
Peneliti Pusat Riset Perikanan dan Budidaya, [. Ragunan 2O Pasar Minggu ]akarta Selatan, 12540. Telp. 021-7805052 Fax. 021-7815101. Peneliti Balai Besar Riset perikanan Budidaya Laut
ABSIRAK fery.lijian
tentang buili ilaya- spons sangat penting ililahtkan untuk melihat kemungkinan keberhnsilan
bu!!doyl dnlam rangka usalw memeniW UA"tunan dibidangfarmasi
y!*'!
9:..4pd
datam skalabesar secara
nlengurangtkctergantungan terhidop pen{imbilan longsung dai alam. penelitian
ini sudah-dilaksanakm paila perairan Gondol, Yab. Bulcleng-n1o* S"pt"*W, 20{M pebrumi 2007. Tuiuan dai pelaksonaan budiilaya ini adalah untuk nelihai tiigl@t inUnt n budiitaya itari ue\ryra iryi1 swns yang mengqndung unsur bio-aktip. Metofr budidaya yang digunaian dengan t ti d* Ytl!*utn 3 ienb substrat yang berbeda yaitu substrat dai balwn 11n11 spons yang diuiicobalan yaitu ienis Stylbsa flabellifmmis, nuoneita flDinheoi, Cinactryra sf, Callyspongta aeizusa day A1!y-apas. Xasit penititian menunjulel
*it
u*i,
?'-ly\f if"fs l:ul:kokbh
bbih berhasil hidyylva diba.ndingkan dengan
usalubudiilaya
spons
yU
hi"tot
ir&i.
W"Si*t*'
bin krrena pen'gikitannya dapat ' lenis styrissaqou-ttiyrr*ir"arn
metodc
dan pototgan ?ons rudah go{ang aan"urtepas. Aptos aptos dapat hidup ilengan boik (INW; semitara jeab' lain'mengiami kenatini dari beberapa ftagmen yang iliuiicobakan. Poryebab l<ematian terutana itisebabkan oih odoryo endapan xdimen yang-menutupi permukaankoloni spons. Hasil penelititn ini itilwrapkan dapat-menjaii acuan untuk peaelitirn laniutm ilan bermanfaat bagi infuasi moal bagi berbagai prhak' yang berminat melala*nn
di masa akm iktang.
ABSTRACT: The study of sponges culture on Gondol u)qtels, Buteretg Regenq Tlrc rexarch of sponge anlture b important to cary out to htow the successful of sponge culture in need in huge scale and to dectease depending on wilit'stocie. T'lis"rexarch canbd out on Gondol utafd+ Bulelang Req7tcy, Bati ftom September 206s - ftb*ory 2007. The research Purposes are to obxrae the successful of sponge anlture of seoeral spcics wnici naue bi*actiae substanes- TIu research used three kinits' suistrat ttwt ire cement'substrate, herisontal nylon rope and. sponSe s4cies which used in this resarch are Stylissa y.tt' flafutliformb, Theonella-swinheb;, c.tnaclV.ra Callyspongia aeizusa and Aptos aptos. Ttirexaich resrlt shsru ttwt ttw bouni! sponge 1P, to nets is the more succzssful tlwn otlerc nethod du-e-to it has strength bound and tlu fragment not shaky and released from its s-ubstrate- Species of Stytissa
suppor\8 qlnrmacy
!,
flabttiforuis and Aptos ipti,
c*
ii
W
surukxdttery ntell (700%), wtib-others spcies has didsome of iti treanent fragments.I ho7 tlb research result become a good reference for nert re*arch anit give necessary iiyoination to sti*et o1e, ailo interest to anlture tlis sponge on ilu yuture. Key und: iporgr, subsriat,"plurmocy, ,nru, bi*
actiue, Gondol
PENDAHULUAN
Hewan dan tumbuhan laut selain diiadikan sebagai sumber makanan, juga dimanfaatkan dibidang kesehatan dan bahan rn{ustri. SE'ak 1gb, para peneliti dari beberapa negara dibidang farmalogi dan industrinya telah melaiukan isohsi dan mengidenfiJikasi organisme laut Beberapa organisme tersebut memiliki struktur kimia yani unik dan frryran Rcizl,ihaAdo, Poq&hor Touzlo K.oaV-
ARDW|I, Dtr
Prosldng MUl,l,AS Terumbu Karans 2OOZ
mengandung unsul bioaktip. Sebagian besar produk laut dilaporkan mengandung unsur bioaktip (Faulkner, 2000). Pada saat ini, beberapa dari kandungan yang ditemukan Iersebut sedang dilakukan uii klinik sebagai obat kanker, penyakit iofeksi, penyakit kronis dan rematik (Fenicaf 2002; Faulkner, 2000). Spons (Porifera) berada dalam grup metazoan dan tergolong hewanfilter feeding dan hewan multiseluler primitive, ditemulan ada sekitar 8000 spesies yang sudah dideskripiikan
dan diperkirakan ada sekitar dua kali lipatnya yang belum diidentifikasi.
-Spons
dikelompokkan kedalam 3 kelas yaitu Hexactinellida (glass sponge) dan Calcarea (Calcareous sponges) dan Demospongiae (thakur et a1.,2004; Amir dan Budiyanto, 1996; Romimohtarto dan ]uwana, 1999; Rani et al., 20CFl; voogd, 2005). Spons menghasilkan senyawa bioaktif yang mempunyai banyak madaat, antara lain sebagai antibiotik, anti-jamur, anti-turrror, anti-virus, antifouling (Marin et al-, 2C[4), IJYTotection, anti-predator, kompetisi ruang dan penghambat aktivitas enzim tertentu. Iumlah senyawa bioaktif yang telah didapatkan dari spons laut sampai tahun 1998, yaitu 3500 ienis yang berasal dari 475 spesies dengan dua kelas, Calcarea dan Demospongiae (vanSoest dan Braekmaru 1999). Selain sebagai sumber senyawa bioaktif untuk keperluan industri farmasi dan induski kimia lainnya, sllons iuga dapat dimanfaatkan sebagai alat mandi, indikator biologi untuk pemantauan pencemaran laut, terutama'logam berat dan pestisida (Amir, 1991), indikator dalam interaksi komunitas (Bergquisf 1978), dan sebagai hewan penting untuk akuarium laut (Riselep 1971; Warrer91982; Ranief q1.,ZU&). Penelitian hansplantasi spons laut telah dilakukan di Selandia Baru (Duckworth ef al., 19991 dan di Italia (Pronzato et a1.,1999), namun di Indonesia upaya hansplantasi spons laut merupakan hal yang baru dan belum banyak dilakukan. Peneiitian transplantasi spons laut melalui fragmentasi buatan ini diharapkan dapat menjawab permasalahan pemanfaatan sumber daya spons di masa yang akan datang sehingga pemenuhan kebutuhan spons laut untuk berbagai keperluan, terutama untuI< pengambilan senyawa tertentu dan pencarian senyawa baru untuk industri farmasi dan kimia lainnya dapat terpenuhi- Pemenuhan
kebutuhan tersebut dapat diperoleh melalui budidaya massal dari hasil karsplantasi. Dengan cara ini sumberdaya hayati spons laut dapat dilestarikan dan dapat dimanfaatkan secara terus menerus.
ME'TODE PENELTTIAN Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Pekerjaan Penelitian dimulai dari September 200Gfanuari 2007 pada Dusun Gondol Gerokg& Provinsi Bali. Lokasi penelitian berada dibelakang kantor Balai Besar Budidaya Perikanan Laut. Pelaksanaan
Kegiatan budi daya spons dan karang lunak ini baru dilaksanakan pada tanggal 11 November 2006 di Gondol, Kab. Buleleng BaIi pada tanggal 25 November zao6. Pada lokasi ditempatkan rak besi sebanyak 25 buah, pencarian bibit di lakukan di sekitar lokasi dan lokaksi lain yang masih berdekatan dengan dierah tersebut. Bibit dipotong ls1ai- *Y* yang diinginkan sekitar 1G25 cm, dan bagian potongan harus ada riri y*g disisakan dengan pinacoderm dan oskula yang tengkap Eani,2005).
Monitoing Setelah dilakukan kanplantasi, perlu dilakukan pengambilan data kualitas air dan Pengamatan kondisi (mortalitas) dan tingkat pertumbuhannya dengan mencatat jumlah yang mati dan pertambahan ukuran diameter spons yang dilaksanakan sebanyak 2 kali sampai akha pcrelitian yaitu pada saat pelaksanaan dan monitoring pada bulan Desember.
hqran Rotn[ihollo, P,doea Tow$r Koay - ARE/%plI
Dtr
:
Ptosldlns
MUIAS T*unbu KanngZOOT METODE PENELTTIAN
Metode penelitian yang dilakukan ada 3 macam berdasarkan tempat pengikatan, yaitu; 1) metode pengikatan pada subshat semen; dimana fagramen sporu diikatkan ke substrat dmgan menggunakan tali pengikab 2) metode pengikatan ke jaring secara langsung; dimana fagramen spons diikatkan ke jaring secara langsung, dan 3) metode pengikatan ke hli; dimana bagian tengah fragmen dilalui tali yang ditempatkan diantara kedua rak yang berdampingan (Gambar 15.1). Spons atau karang lunak sebagai fragmen bibit dipotong langsung di dasar dan disisakan sekitar 30"/o dari volume awal, untuk memberikan kesempatan beregenerasi sehingga tidak merusak dan tidak menyebabkan kematian bagi induk setelah dilakukan pengambilan bibit. Semua fragmen dikumpulkan dan ditempa&an pada rak-rak tempat pengikatan yang telah dipersiapkan. Kemudian dilakukan pemotongan sehingga mmjadi fragmen dengan kisaran ukuran 10-25 cm. Semua fragmen paling sedikit mempunyai satu sisi yang tidak terpotong dengan pinacodetm dan oskula yang lengkap. Kerrudian fragmen diikatkan pada subshat sesuai dengan metode yang dijelaskan di atas. Rangka rak berukuran 80x100 cm. Fragmen disusun dengan iarak antar fragmen 25 crn. Satu jenis fragmen dari spons atau karang lunak ditempatkan pada 2 rak yang masingmasing rak terdapat perlakuan pengikatan pada substrat beton dan faring, sementara pengikatan dengan tali ditempatkan diantara kedua rak tersebut, dimana ujung tali diikatkan antar kedua rak. Ada 3 tali yang dianggap sebagai ulangan yang diikatkan diantara 2 rak tersebul
Gambar 15.1. Metode budidaya spons. a) Pengikatan pada substrat beton b) pengikatan pada jaring c) pengikatan pada tali.
Pertumbuhan dan Sintasan Pengukuran pertumbuhan spons laut didasarkan pada pertumbuhan mutlak pada setiap bulannya. Penguluran pertumbuhan diameter sporu dan karang lunak dilakukan untuk setiap individu yang mewakili dalam satu rak setiap ienis yang dibudidayakan dengan
menggnnakan jangka sorong (caliper), demikian juga tingkat sintasannya dihitung berdasarkan junlah individu yang hidup dari perwakilan koloni yang diukur setiap bulan selama pengamatan.
Pengukuran Peubah Lingkungan Untuk melihat hubungan anhra pertumbuhan dengan peubah lingkungan dilakukan pengukuran beberapa peubah lingkungan fisik dan kimia, meliputi suhu, salinitas dan pH,
hryraz Rddtha lot Porddao
tunfu foug -
CORElttlP
L Dtr
E
Ptosldlng MUiIAS Tenmbu lQmtg2OOZ
yang dilakukan sec:ua iz situ di sekitar hewan uji; serta fosfat dan nikat yang analisisnya dilakukan di laboratorium. Pengukuran peubah tersebut dilakukan setiap bulan selama
penelitian.
Analisis Data :
Sintassn Untuk mengetahui sintasan hewan uji dihitung menurut Stiling (1999): No
s
-
x100o/o
-N'
Dimana : S = sintasan (%); Nt = itunlah individu alhir; dan No = junlah individu awal.
Pertumbuhan
Untuk mengetahui pertumbuhan mutlak bulanan diameter tubuh hewan uji dihitung berdasarkan fonnula (Affandi dan Tang, 2001): a = Lt - Lo dimana: a = pertumbuhan diameter ind (mm); Lf = diameter ind (mm) pada waktu ke-i; dan Lo = diameter ind (mm) pada waktu ke.O. Sintasan dan respon pertumbuhan mutlak antara
metode bansplantasi pada masing-masing habitat dianalisis secara deskriptif dengan bantuan grafik. Analisis secara induktil tidak dapat dilakukan karena data pada metode ikat dan tusuk tidak mencukupi (sintasan sangat rendah). Analisis induktif hanya dilakukan berdasarkan data pertumbuhan yang diperoleh dari metode iaring untuk menentukan habitat yang terbaik dalam transplantasi spons, yaitu dengan analisis t-Studeflt. Proses perhitungannya dilakukan denganbantuan perangkat lunak Excel Xp.
HASIL DAN PEMBAHASAN -Lokasi Gondol, BaIi Lokasi penempatan budi daya berada persis di belakang kantor Balai Besar Riset Perikanan Budidaya I^aut sehingga kegiatan ini sangat didulung oleh Balai melalui kerjasama sehingga dapat memudahkan dalam pelaksanaan kegiatan. Lokasi perairan sangat dekat dan cocok bagi pertumbuhan dilihat dari ombak dan arus yang relatif kecil sehingga tidak akan membuat rak terbalik dan saat kerja di laut lebih aman baik penyelaman maupun menggunakan kapal. Survei awal dilakukan pada beberapa lokasi di sekitar perairan Gondol dengan menggunakan perahu dan melibatkan 3 orang peneliti Balai sebagai pendamping di lokasi. Penempatan rangka rak tempat pemiliharaan fragmen spons dan karang lunak pada bentangan dataran di kedalaman 5 m. Karena kondisi dasar perairan yang datar (reef plate) sehingga rak dapat disusun memanjang sejajar dengan garis pantai. Lokasi sumber induk yang akan digunakan berada pada sebuah Gosong sekitar 1.5 km dari lokasi. Sumber bibit berada pada kedalam !25 m. Pengambilan bibit tidak akan merusak induk karena rlisisakan minimal 30oh agar hewan tersebut dapat regenerasi. Sebagian induk sudah diambil dan ditempatkan pada rak sementara sehingga nanti pada waktu pelaksanaan dapat digunakan dan memudahkan pencarian induk berikutnya
yaitu hanya untuk jenis-ienis yang belum ditemukan dan kekurangan jumlah yang dibutuhkan sesuai besar potongan yang diinginkan"
?tryran Ralaitfuallat ?ado{za Toozla
Koag-
COREhTIP0I
Dtr
E
Prosldng MUl,lAS Tenrnbu t(*ang
-
2NZ
Sintesan
5
6q E o? ov
{l)
o-" aL
Er -)
0
Styissa flablliformis
Slzlissa
Tharldlla
Cdlysptgia
Cimchynsp
swnf,6i
Aptos qptos
aeriztre
f,abllifornis Tlraldla slrtinhai
@lygttgb
Cio*hyIasP-
aerizusa
co
tr5 E+ o B3
EZ s1
a
Sflzf.ssa Theonella flabelliformis
Cinachyra
sr,vinheoi
sp
Cattyspngia
Aptos apfos
aeriansa
..trenis
Gambarl5-2 Tingkat kematian sporu pada masing-masing metode yang diguaakan di lokasi Gondol, Bali.
Pada spons menuniukkan bahwa pengikatan langsung ke jaring tebih berhasil dibandingkan dengan metode lain, terlihat dari tingkat t="*uf,urr yang lebih rendah (3 fagmen) seperti terlihat pada Gambar 15.2. Semenf,ra metode lain telcatat sebanyak 5 fragmen pada substrat semen dan 14 fragmm pada metode pengikatan pad.a r^li. Berdasarkan tingkat kematian terlihat metode pengikatan piau pi"g lebih baik dibandingkan dengan metode lain, hal ini dikarenakuo piau iretode ii-,i fr"p,"""febih kokoh menyatu pada substralla1 tia* goyang karena arus atau ombak. Kondisi-ini sama dengan yang dilaporkan oleh Hadas et all., eCfJl5) yang menyatakan budi daya spons pada metide mesh bags dimana biota tidak stress, penempatan tebih mudah seiringg" tidak merusak iaringan tubuh koloni saat pengikatan dibandingkan dengan metode laiir yaitu pengikatan pada tali.
Perambatan pada substrat sangat dipengaruhi oleh kokoh atau tidaknya suatu fragmen ke substral Apabila fragmen tidak kokoh menempel pada substrat saat pengikatan memuuat fragmen akan goyah dan terayun-ayr.u, k*ma ad.anya arus dan Imbak, 3t-a1 bahkan dapat lepas dari pengikatan. Kondisi ini ddak memberikan kesempatan bagi spons
hogan
Rddikd lar
Patdrdoar Tanilo Koog
-
@REllilp
tI
DK?
qpons
Ptosidins
MUIUS Tennfiu KararyzQoz
karang lunak untuk merambat ke lan diujicobakan.
substrat sebagai tempat penempelan yang
pada spons diperoleh iettis Theonella swinhei dan Callyspngic sp lebih aiuuodingkan ienis lain yaitl tidak memiliki tingkat kemaf,an. dpo* yu11g ferfasif liilp berhasil hidup pada umumnya memiliki bentuk pertumbuhin massioe, berca-bang'dan submassioe. Hal ini dikarenakan bentuk pertumbuhan tersebut tidak merriliki ba6anLbuh menamPung endapan sedimen seperti pada spons yang berbentuk aaui I,""8 |it: 1fonous1. Iirteraksi spons terhadap sdimur terlihat rp""i aapat mengeliarkuo lend.ir atau mofl15 berwama Pltih transparan. Cara adaptasi ini sangat membant spons untuk bertahan dAi, apabila kondisi lingkungan sudah kembali pulih, mocus tersebut akan hil*g dan kembali terlihat wama spons pada kondisi normal. Spons tidak maapu bertahan pada perairan yang bersedimen tingg karena apabila pori-pori tubuhnya sudah tertutup dengan adanya sedimen akan mengganggu tubuhnya menyaring air, sementara Proses ini sangatpentingbagi spons untuk *"naipu&k makanan. _P-engamatan
Apabila tutuPan sedimen
perllbuhgnya
ini
berlangsung berlangsung lama akan membuat spons
terganggu yang ditandai iuga dengan idar,yu perubahan *u*u ,|o* menjadi coklat dan kehitaman, terakhir kondisi ini dapat menyebabkan *"ngul"*i k:T"rY* Sebagian besar spons yang mengalami kematian pada penelitian "po* ini disef,abkan oleh adanya stress dan sedimentasi pada sporu. Hal ini ditandai i.ogur, perubahan warrra yTq 69$ cerah (gelam dan hitam), ukuran diameter lebih kecil dari ukuran awal dan iuga ada indikasi sporu dan akrang lunak dimakan oleh ikan
-
Pertumbuhan
Pada Tabel 1 t-erlihat bahwa sebagian spons mengalami pertumbuhan negatif setelah bulan kegratan. Kondisi ini menunjukkan spcns tersebul mengalami stress saat fthkruouu., kegiatan karena Proses pengikatan dan faktor lingkungan 1aru dimana biota tersebut membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan. Perubahan ukuran koloni tersebut te.jadi karena spons tidak memifiki tubuh dan kerangka_ tubuh yang keras seperti yang dimiliki karang keras. Berbagai penelitian lain mengenai spons melaporkan hal yang sama, biasanya ukuran koloni atan lemUati ke ukuran awal setelah beberapa bulan setelah proses pemotongan. 1
Tabel 15.1. Pertumbuhan spons di lokasi Gondor, Bari selama penelitian
No
Jenis tylis
ll abelliformis
1
S
2
Aaptos aaptos
3
4
Callyspongw oeizusa Gnachyra sp
5
Theonella swinluoi
sa
0.34 -0.35 0.06 -1.86 0.31
Pada Tabel15.1ili atas terlihat spons jenis StylissaftafutlifonnisO.34 cm/bln memiliki laju pertumbuhan lebih Bgg, qt*dingkan dengan jenis lain, kemudian diiiuti oleh jenis Tlaonella xuinlwoi 0.31 cm/bln. ukuran loloni yaig berkuang teriadi pada beberapu ;'"r,ir, sama halnya dengan lokasi lain di Baho, Kendari . Spons memiliki-simbion yang berpotensi untuk bisa menjadi fotokopik dan alga yang bersimbiosis tersebut dapat mempeicepat pertunDuhan spong @avy er all., zffil). Spo_ns memperoleh nitro_gen dari simbiosisnya yaitu alga. Sebagain bdar'dalam tubuh spons
terdapat-biota lain yang bersimbiosis seperti cyanobacte*a, diatoits, unicellular chlorophytes ag1u dinoflagellates.
l*g*atan pada hli tidak cocok untuk budi daya spons karena teriadi pengkerutan ukuran koloni dapat menyebabkan fragmen terlepas'dan hil*g. Disamping iti proses hryran Xo{d,i&ad lot Porfubq
Mz
Kow, -
CORDTA|
E
Dtr
M&S
nUfAS
Tennnbu
Knew?@z
pengikatan dapat merusak jaringan tubuh dari spons yang pada akhirnya dapat menyebabkan skess (Hada s, et ail., 2005).
KESIMPT.ILAN i, . - Pada penelitian tmtang budi daya spons ini setelah dilakukan pmgamatan saat pelaksanaan dan monitoring dengan dilakukan pengambilan data pertummbuhan serta kondisi lingkungan dapat disimpulkan semenhra:
+
SPoos dapat tumbuh dengan baik pada perairan Gondol, Bali dengan kedalaman antara t1-6 m yang diuiicobakan, pada dataran reef ptate yang memiliki arus dan ombak tidak
terlalu kuat.
o Motede pengikatan
langsung ke jaring lebih cocok untuk budi daya spons $bandingkan metode lain yaitu pengikatan pada subshat semen dan pengikatan ke
bentangan tali herisontal antar 2 rak.
O
Lokasi yang bersediureatasi akan dapat membunuh ienis spons yang memiliki bentuk pertumbuhan seperti daun atau lembararS sementara bentuk pertumbuhan lain memiliki daya adaptasi derrgan menggeluarkan moctui ke permukaan tubuhrmya.
Ucapan Terima Kasih
Penelitian ini disponsori oleh COREMAP II program Rehabilitas dan Pengelolaan Terumbu Karang. Ucapan terima kasih disampaikan pada Ibu Ir. Elfita Nezoru UM sAaru {uasa Pmggunaan Anggaran COREMAP II beserta stafnya. Ucapan terima kasih juga {*amPaikan pada tim pembantu lapangan dari P2GLIPi; Abdui Haris sebagai Dosen Universitas Hassanudin Makasar; dari peneliti Balai Besar Riset Perikanan Budilaya Laut serh tenaga teknis lainnya yang telah membantu kelancaran pelaksanaan (egiatan 9:t*1, ini Ukuran diameEr lebih kecil dari ukuran awal dan juga ada indikasi spons dan fir*S lunak dimakan oleh ikan.
frugron Rdalt&a{lat PoVdoln& Tawla Ksay
-
CORE/r,ilpE,
Dtr