ILMUIMAN.NET: Situs Cerita Terbaik 2015 (c) ilmuiman.net. All rights reserved. Berdiri sejak 2007, ilmuiman.net tempat berbagi kebahagiaan & kebaikan.. Seru. Ergonomis, mudah, & enak dibaca.. karya kami, anda, kita semua. Peringatan: Pembaca yang sensi dengan seloroh ala internet, silakan stop di sini. Silakan berkunjung ke ilmuiman.net. Terima kasih & salam. ***
Douglas Bader Douglas Bader, atau lengkapnya, Group Captain Sir Douglas Robert Steuart Bader, CBE, DSO & Bar, DFC & Bar, FRAeS, DL.. lahir 21 Februari 1910, meninggal September 1982, adalah pilot jagoan (Ace) dari angkatan udara Inggris RAF selama perang dunia kedua. Seorang pilot yang unik. Tiada duanya, dan seorang pribadi yang keras, sulit, namun punya determinasi luar biasa dan banyak jasanya bagi sekutu dan negaranya selama perang. Yaitu perang dunia kedua di daratan Eropa, dan bukan bukannya perang Pareg-reg di Mojopahit. Hehehe.. sapa juga yang nyangka jaman majapahit sudah ada pilot? Paling juga ada empu pembuat keris. Empu Cungkring. Sejarah mencatat, prestasinya selayaknya pilot ace lain. Dia memenangkan 20 duel udara, 4 kemenangan bersama pilot lain, 6 probables, 1 shared-probable, dan 11 damage atau perusakan. Probables itu kemungkinan menang tinggi, tapi tidak terkonfirmasi. Sedang damage itu, berhasil merusak pesawat musuh, tapi sang musuh
masih bisa kabur pulang dalam keadaan rusak. Begitu menurut wikipedia. Nggak tahu lagi bagaimana kalau menurut tivi-tivi. Nggak usah dibahas. Di tivi gak jelas, pemilu pilpres yang sama, pemenangnya bisa beda. Iya, kan? Ajaib. Awalnya Bader itu jagoan olah raga. Main tinju, hoki, golf, macam-macam. Main congklak nggak bisa kayaknya. Main bekel juga enggak. Tahun 1928, dia bergabung dengan RAF dan mulai fully commissioned tahun 1930. Lalu datang musibah itu. Desember 1931, saat terbang aerobatik, pesawatnya kecelakaan. Dia nyaris tewas, namun setelah beberapa lama dirawat di rumah sakit, kemudian selamat, subhanallah, cuma kedua kakinya harus diamputasi, dan sejak itu dia hidup dengan kaki palsu, the tin legs, kata teman-temannya. Sepanjang hidup, dia menolak disebut 'pilot tak berkaki'. Dia bilang, "Saya ini punya kaki-kaki. Hanya saja, bagian bawahnya kaki palsu.." Dalam kalimat itu, terkandung rasa optimisme, determinasi, dan pantang menyerah yang luar biasa. Sementara Douglas Bader hidup dengan kaki palsu, kalau para buaya darat, hidupnya dengan cinta palsu. Itu lain lagi. Nyambung juga enggak. Habis kecelakaan, dia terus melatih diri untuk terbang lagi. Yaitu Bader. Kalo buaya darat, nggak tahu pada ngapain. Namun saat meminta aktif kembali menjadi pilot militer, oleh RAF ditolak. Cinta ditolak, dukun bertindak. Begitu kalau dalam percintaan. Tapi ini urusan dinas militer. Jadi dukun tidak bisa dibawa-bawa. Bader kemudian, dipaksa pensiun karena alasan medis. Dia terus kerja di perusahaan perminyakan, masih ada hubungan juga sih dengan kedirgantaraan, yaitu menjadi supplier bahan bakarnya. Bukan bagian menjual minyak jelantah. Saat perang dunia kedua meletus tahun 1939, Bader nekat mendaftar jadi pilot tempur lagi, dan karena RAF butuh pilot sebanyak-banyaknya, ujungnya dia diterima, dan melalui jalan panjang luar biasa akhirnya dia betul-betul bisa dipercaya menjadi pilot tempur lagi. Dia manfaatkan semua cara. Lewat pertemanan, lewat kasak-kusuk sana-sini, menyiasati segenap birokrasi. Bagaimanapun, semua orang bisa membayangkan, orang normal saja akan amat kesulitan dalam keadaan geger mesti lari-lari keluar-masuk pesawat tempur, untuk bertempur. Manjat ke atas kokpit saja sudah susah bukan main. Turunnya juga susah. Lari-lari, dia tidak bisa. Bagaimana kalau pesawatnya jatuh di laut? Nyungsep di empang saja juga sudah susah. Tetapi Bader ini seperti tidak punya rasa takut. Bahkan konon, kekurangannya itu dia siasati menjadi keunggulan. Kalo kakinya digigit ikan hiu, ikan hiunya paling keselek. Ibaratnya begitu. Nah, mengubah kelemahan menjadi keunggulan, atau memandang situasi sulit dengan penuh optimisme, itu cirinya orang sukses. Presiden Indonesia dari waktu ke waktu konon juga pada punya kemampuan itu. Yaitu dalam cerita lelucon. Hehehe... Menyimpang dikit dulu boleh ya...
Suatu ketika, saat presiden kita bertemu enam mata dengan presiden Cina komunis dan presiden Amerika,.. tiba-tiba muncul malaikat maut. Malaikat bilang: "Tiga hari lagi.. dunia kiamat!" Waduh, pertemuan pun bubar. Presiden Amrik lalu pulang ke negaranya dan mengundang seluruh anggota kongress untuk rapat darurat. "Fellow congressman, saya membawa berita baik, dan berita buruk. Berita baiknya: ternyata malaikat maut benar-benar ada. Tapi berita buruknya: tiga hari lagi kiamat!" dan Amrik pun geger. Presiden Cina juga memanggil semua pembesar polit biro komunis untuk rapat darurat dan dia pun pidato: "Kamerad semua, saya membawa berita buruk, dan berita yang lebih buruk lagi. Berita buruknya: Ternyata malaikat maut itu benar-benar ada. Dan berita yang lebih buruk... tiga hari lagi dunia kiamat, sumprit! Gitu katanya" dan segera semua orang Cina baik yang ori maupun yang KW geger semua. Cuma presiden Indonesia saja yang tetap cool. Dengan tenang dia memanggil rapat seluruh wakil rakyat, lalu dia pun pidato. "Saudara-saudara, sebangsa dan setanah kusir,.. saya membawa dua berita. Satu berita yang biasa-biasa saja, dan satu lagi berita yang amat sempurna baiknya...", katanya. Wakil rakyat yang usil pun bertanya, "Berita yang biasa-biasa aja tuh apaan?" Presiden menjawab, "Berita yang biasa-biasa saja: malaikat maut ternyata benar-benar eksis. Dan bahkan saya sempat foto-fotoan selfi sama dia..." Wakil rakyat langsung membahas itu menjadi polemik. Tapi yang paling iseng terus nanya lagi. "Terus berita yang amat baik itu tadi apa, Bro?" begitu dia nanya. Dengan tersenyum lebar, Presiden pun lantas menjawab. "Berita amat baiknya bagi seluruh rakyat... Dalam tiga hari, maka seluruh masalah kita.. mahalnya BBM, masalah defisit neraca pembayaran, kurs rupiah, kemiskinan, pengangguran, masalah narkoba dan sebagainya.. semua akan lenyap!" Walah ini tadi kok jadi membelok ke cerita yang tidak masuk akal ya? Balik saja lagi ke cerita tentang Douglas Bader si pilot unik itu. Semua pilot tempur, bisa terkena black-out, semaput tak sadarkan diri, kalau pesawat manuver tajam, karena jantung kesulitan mensuplai darah ke kepala, disebabkan darah kesedot ke kaki oleh gaya gravitasi yang timbul berlipat ganda. Atau bila arah kebalikan, terlalu banyak darah mengalir ke kepala. Kalau darahnya kawula muda, itu namanya: Darah muda. Darahnya para remaja. Begitu kata Bang Haji. Haji Udin. Tukang dorokdok. Supaya cerita tidak belok lagi ke syair lagu dangdut, kita kembali ke cerita kita saja... Nah, untuk mencegah black out, semaput karena gaya gravitasi berlipat ganda saat manuver tajam, jaman sekarang pilot dipakaikan g-suit. Sekali g-suit, bukan g-string. Jaman dulu, g-suit-nya tentu tidak canggih. Dengan kaki palsu, konon Bader jadi (merasa?) lebih tahan terhadap g-force atau gaya grafitasi tinggi akibat manuver tajam itu. Wallahualam benar tidaknya, namun ujung ke ujung, Bader selalu merasa, dia adalah terbaik, jagoan, fearless. Yaitu fearless, tapi nggak pernah minum ekstra joss. Semboyannya sih sama: "Laki, fearless!!" Dasar korban iklan.
Nah, terlepas dari siapa yang jadi korban iklan, semangatnya bisa jadi contoh untuk siapa saja yang sering kali putus asa menghadapi belitan birokrasi, Tidak cuma dia bisa mengatasi belitan birokrasi, dia juga bisa membuat yang muskil menjadi ruarrr biasaa! Bisa! Roso! Roso! Korban iklan lagi deh.... Kemenangan tempurnya yang pertama diperoleh saat operasi evakuasi Dunkirk. Lalu banyak kemenangan gemilangnya pada peperangan udara kelas berat, Battle of Britain. Banyak temannya bilang, sebagai pribadi, dia rada antik, 'bukan teman minum teh' yang enak. Begitu kiasannya. Dalam taktik militer pun dia fanatik mendukung pendekatan 'big wing' yang kontrolversial. Dari situ, kemudian dia berteman dengan Air Vice-Marshal Trafford Leigh-Mallory si penggagas eksperimen "Big Wing" itu, yaitu serbuan udara dilakukan pesawat dalam jumlah masif, dalam formasi rapat. Tapi ini bikin sebel banyak punggawa RAF lain, karena ide big wing itu resikonya juga amat besar. Karir tempur Bader lalu meningkat. Di masa perang itu, dia lantas menanjak menjadi komandan atau perwira senior dari satuan tempur demi satuan tempur udara. Salah satunya adalah yang anggotanya pilot-pilot Kanada yang awalnya sudah demotivasi dan ancur-ancuran. Dengan kepribadiannya yang antik dan penuh determinasi, Bader bisa bangun lagi semangat tempur para prajurit Kanada itu, dan unitnya terus banyak mencetak prestasi tempur. Sementara perang terus berkecamuk.... Sepanjang 1939-1941 itu terus saja Bader taruhan nyawa di udara. Taruhan bola dia nggak pernah. Sampai akhirnya, sepandai-pandai tupai melompat, jatuh juga. Tapi ini bader. Bukan tupai. Agustus 1941, karena hajaran pesawat 109 milik Jerman (atau ada yang bilang, itu tabrakan udara), Bader terpaksa baled out. Lompat keluar dari pesawat, terjun untuk menyelamatkan diri. Terjun dengan parasut. Bukan terjun ke empang. Beberapa kali sebelumnya dia juga pernah nyaris baled out, kali ini dia baled out beneran. Horor. Kejadiannya di atas daratan Perancis, yang saat itu dikuasai oleh Jerman. Saat lompat itu, satu kaki palsunya terlepas, jadi kaki palsunya yang kebawa cuma satu. Dasar nasib. Segera setelah parasutnya menyentuh tanah, Bader pun ditangkap, yaitu melalui suatu operasi tangkap tangan. Kalau tangkap kaki, lah.. dia kan nggak punya kaki. Uniknya, tidak lama setelah dia tertangkap, antara kedua pihak, Jerman dan Inggris, kemudian ada komunikasi jalur khusus, yang memungkinkan satu pesawat Inggris lintas di atas tempat dia ditahan tanpa ditembak, konon diterbangkan oleh orang-orang Kanada anak buah Bader, dengan satu keperluan: melemparkan kaki palsu pengganti untuk Bader, dengan parasut. Ini cara perang gaya Eropa. Kebayang.... Mungkin saat rundingan mereka bilang, "Ya udah, lu drop deh itu kaki palsu pengganti buat temen lu Bader. Tapi lu jangan ngebom ya", kata orang-orang Jerman. Dan orang Inggris terus nyahut, "Oke. Pesawat gue yang ngedrop kaki palsu jangan lu tembakin juga, ya." mereka sepakat. "Oke, Bro. Tapi temen lu rada lucu ya. Namanya kok Bader. Kayak nama ikan..." Walah, dialog apaan tuh?
Di tahanan Jerman itu.. kemudian Bader berteman dengan pilot ace Jerman yang jagoan juga: Adolf Galland, yang nota bene musuhnya. Gaya gentleman Eropa kayak gitu tuh. Biar pun di medan laga bertempur bunuh-bunuhan, tapi nothing personal. Jadi, kita jangan sampai kalah. Jangan sampai gara-gara yang satu koalisi putih, satu koalisi hebat, malah jadi musuhan di setiap belokan. Bisa dicontoh tuh orang Madura. Eh, kok jadi jauh-jauh ke Madura, nih? Belok cerita Madura dikit ya. Mohon ijin... Kata Gus Dur, suatu ketika rombongannya anjang sana ke Madura. Lalu, ada pejabat Jakarta tanya pada para pemuka Madura. "Kiai,.. orang-orang di Madura ini rupanya hampir semua orang Islam ya?" Langsung para kiai Madura pun mengiyakan, "Iya, Boss. Kebanyakan orang-orang di Madura ini memang Islam. Cuma ada beberapa saja yang orang Muhamadiyah!" Gubrak. Mohon maaf buat handai taulan yang Madura. Ini sekedar joke. Hehehe... Balik lagi saja ke laptop. Soal kenapa Bader jatuh, sampai saat ini masih kontroversial. Ada yang bilang tertembak teman sendiri, tertembak musuh, atau tubrukan dengan musuh. Wallahualam. Yang jelas tidak ada yang bilang dia kelilipan atau keselek ikan asin. Bader ini pilot tempur, bukan supir odong-odong. Kita lanjutkan ceritanya... Walau kedua kaki-nya palsu, sebagai tawanan perang, Bader beberapa kali melarikan diri dari tahanan Jerman. Ini menunjukkan determinasinya yang luar biasa untuk sukses, dan untuk menang. Orang Jerman yang kewalahan, kemudian, konon, terus mengatur agar kaki-kaki palsunya disita dan diumpetin, kecuali untuk saat-saat tertentu. Kecian banget tuh anak. Berpindah penjara beberapa kali, akhirnya Bader ditawan di kamp tawanan perang di Colditz Castle.. sampai kemudian dibebaskan oleh 1st Army, angkatan darat Amerika bulan April 1945. Tiga tahun lebih dia di tahanan, dipindah ke sana-sini. Setelah itu dia terus dipulangkan. Pulang ke Inggris. Kalo pulang ke Majalaya mau ngapain? Jualan borondong garing mungkin. Atau dagang combro. Februari 1946, Bader pensiun selamanya dari dinas militer, tidak terus kerja di dinas pertamanan kota Bandung, tapi lalu melanjutkan kerja di perusahaan minyak yang dulu. Kehidupannya lalu dibuat buku dan dibuat filem. Bisa dicari di YouTube filemnya: "Reach For The Sky". Jangan ketuker sama filem Upin-Ipin. Cerita tentang dia juga banyak beredar di internet. Silakan di-googling bagi yang ingin baca lebih detil. Mengharukan,.. betapa seorang yang cacat, begitu mati-matian ikut perang, dengan seribu satu penderitaannya. Setelah pensiun dinas militer, Douglas Bader tidak berhenti berkontribusi. Dia terus membelokkan perjuangannya untuk mendukung para penyandang cacat, sampai kemudian dianugerahi gelar kebangsawanan oleh Ratu Inggris tahun 1976 karena jasa-jasanya di bidang itu. Di waktu senggang, dia tetap menerbangkan pesawat, sampai kemudian sakit tahun 1979. Sejak itu dia tidak terbang lagi, lalu tiga tahun kemudian, 5 September 1982, kurang lebih 43 tahun setelah perang Eropa meletus,
Bader pun wafat dalam usia 72 tahun karena serangan jantung. Innalillahi. May him rest in peace. Insya Allah sekarang di sana dia tidak perlu memikirkan tentang kaki palsu dan pertempuran udara lagi. Teman-teman dekatnya memanggil dia Dougie, dan di udara nama-juluk-nya adalah Dougsbody, seorang pilot jagoan, keras, pemberani, yang sejak kecelakaan itu tidak pernah lagi 'menginjak bumi'. Orangnya sudah tidak ada, tapi hidupnya tetap menginspirasi dunia sampai sekarang. Sebagai pribadi yang antik, penuh determinasi dan fearless. Andai di jaman perang itu dia cuma bantu doa saja, tentu seluruh rakyat dan bangsawan Inggris akan amat maklum. Atau, andaikan dia cukup jadi motivator saja untuk para pilot muda, itu juga sudah hebat. Seperti Pak Mario Teguh, itu sudah super sekali. Super bajay! Supir kalo itu kali ye... Bahkan kalau dia mencukupkan menjadi pilot pelatih, untuk para penempur muda yang tidak cacat, dia gurunya,.. dia mungkin sudah bisa mendapat bintang jasa juga. Namun dia berbuat yang lebih baik, yang lebih luar biasa. Mengesampingkan kecacatannya, dia maju ke garis depan tanpa rasa takut, rela taruhan nyawa, rela ditembakin abis sepanjang jalan, rela ditembak jatuh, terus ditahan musuh bertahun-tahun. Semua orang yang tidak cacat, mestinya malu padanya dan pada dunia ini, yaitu kalau ujungnya cuma bisa jadi pribadi yang lembek, gampang menyerah, gampang patah, nggak banyak kontribusi, dan.. bermental pecundang, atau.. kalo cuma puas sekedar jadi orang biasa-biasa saja, tidak sukses. (Selesai) Foto: Courtesy Getty Image. Cerita: Diringkaskan dari Wikipedia Oleh Yusuf Wibisono / ilmuiman.net.