PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, SOLVABILITAS, DAN UKURAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP AUDIT REPORT LAG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PADA TAHUN 2010-2013 Iin Khalil Annisa, Dr. Fachruzzaman, S.E, M.D.M, Ak Binus University, Jl. Winong No.22 Ciledug Tangerang 15151, 081318993060,
[email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris pengaruh Ukuran Perusahaan diproksikan berdasarkan Ln Total Asset, Profitabilitas diproksikan berdasarkan Return On Asset, Solvabilitas diproksikan berdasarkan Debt to Total Asset, dan Ukuran Kantor Akuntan Publik diproksikan berdasarkan Kantor Akuntan Publik yang berafiliasi The Big Four dan Non The Big Four terhadap Audit Report Lag.
Metode dan objek penelitian dengan
menggunakan regresi berganda dengan sampel penelitian berjumlah 301 perusahaan yang terdaftar di BEI dari tahun 2010-2013. Analisis penelitian dengan variabel dependen dan independen yang memiliki pengaruh secara parsial ataupun simulta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial profitabilitas, solvabilitas, dan ukuran kantor akuntan publik berpengaruh terhadap audit report lag, sedangkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Nilai signifikansi dari keempat variabel independen masing-masing sebesar 0.068, 0.001, 0.045, dan 0.001 dengan nilai adjusted R2 sebesar 0,118. Oleh karena itu, diharapkan penelitian ini dapat berkontribusi dalam literatur saat ini mengenai audit report lag. (IKA) Kata Kunci: Audit Report Lag, ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, ukuran kantor akuntan publik
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan mempunyai peran yang penting dalam proses pengukuran dan penilaian kinerja perusahaan serta bermanfaat untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan harus disusun sedemikian rupa agar dapat memenuhi kebutuhan dari seluruh pihak yang membutuhkannya. Pihak-pihak yang membutuhkan laporan keuangan seperti: manajemen, pemegang saham, pemerintah, kreditor, dan investor (Lianto dan Kusuma, 2010). Otorisasi Jasa Keuangan diresmikan pada awal tahun 2013. Otorisasi Jasa Keuangan didirikan untuk menggantikan BAPEPAM-LK. Otorisasi Jasa Keuangan (OJK) dibentuk berdasarkan UU No. 21 Tahun 2011 yang berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan. Otorisasi Jasa Keuangan merupakan lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain. Pasal 55 (1) UU No. 21 Tahun 2011 “Sejak tanggal 31 desember 2012, fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan disektor pasar modal, perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan lainnya beralih dari Menteri Keuangan dan Badan Pengawasan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ke Otorisasi Jasa Keuangan”. Otorisasi Jasa Keuangan untuk mengatur, mengawasi, dan melindungi Pasar Modal, IKNB, Perbankan, dan konsumen. Untuk memperoleh laporan keuangan yang relevan dan andal, terdapat beberapa kendala. Salah satu kendala tersebut adalah ketepatan waktu pelaporan keuangan. Ketepatan waktu (timeliness) publikasi suatu laporan keuangan perusahaan merupakan faktor penting yang mempengaruhi tingkat keandalan dan relevansi informasi yang terkandung dalam laporan keuangan bagi para pengguna laporan keuangan. Dalam PSAK Tahun 2012 No.1 Paragraf 38 dinyatakan bahwa manfaat suatu laporan keuangan akan berkurang jika laporan tersebut tidak tersedia tepat pada waktunya. Hal ini diatur di dalam PSAK tahun 2012 pada Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Paragraf 43, bahwa jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam laporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Abdulla (1996) menyatakan bawa semakin pendek waktu antara tanggal akhir periode laporan keuangan dengan tanggal publikasi laporan keuangan, semakin banyak keuntungan yang diperoleh dari laporan tahunan yang telah diaudit (Ahmad& Kamarudin, 2003). Knechel dan Payne (2001) menyatakan nilai informatif suatu laporan keuangan yang telah diaudit akan berkurang secara proporsional seiring makin lama penundaan publikasi laporan keuangan, sejak para pengguna laporan keuangan dapat memperoleh informasi dari sumber substitusi (Ponte, Rodriguez, & Dominguez, 2005). Menurut Subekti dan Widiyanti (2002) dalam Lianto dan Kusuma (2010) untuk perusahaan publik laporan keuangan harus disajikan sesuai dengan Standar Akuntasi Keuangan dan diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar di OJK. Hal ini dilakukan OJK selaku lembaga yang memegang fungsi pengawasan terhadap pasar modal dan lembaga keuangan untuk melindungi para pemegang saham pada perusahaan yang terdaftar dalam pasar modal tersebut, karena laporan keuangan yang disampaikan oleh perusahaan dianggap sebagai user utamanya (investor dan creditor) sebagai good news dan bad news (Venny dan Ubaidillah, 2008). Perusahaan yang sudah go public harus menyerahkan laporan keuangan tahunannya disertai dengan opini auditor kepada BAPEPAM. Penyampaian laporan keuangan diatur dalam penjelasan Keputusan Ketua BAPEPAM KEP-36/PM/2003
tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala, BAPEPAM mewajibkan setiap perusahaan publik yang terdaftar di Pasar Modal wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan yang disertai dengan laporan auditor independen kepada BAPEPAM selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan (Iskandar dan Trisnawati, 2010). Namun hingga tahun 2009 masih ditemukan perusahaan yang mengalami keterlambatan dalam penyampaian laporan keuangannya. Laporan keuangan disusun sesuai dengan SAK, hal tersebut dilakukan BAPEPAM untuk melindungi para pemegang saham yang menerima informasi yang relevan. Menurut Knechel dan Payne (2001), audit report lag merupakan periode waktu antara akhir tahun fiskal dan tanggal audit perusahaan, sedangkan menurut Petronila (2007) dalam Kusuma (2010), audit report lag adalah jangka waktu antara tanggal tahun buku perusahaan berakhir sampai dengan tanggal laporan audit. Audit report lag menunjukan rentang penyelesaian audit, dengan tujuan menyeluruh dari laporan audit keuangan yaitu menyatakan pendapat akan laporan keuangan yang disajikan secara wajar dalam semua hal yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Ketepatan waktu perusahaan dalam mempublikasikan laporan keuangan kepada umum tergantung dari ketepatan waktu auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya. Oleh karena itu, proses audit dalam menyelesaikan lamanya audit dapat menjadi suatu hambatan dalam ketepatan waktu publikasi laporan keuangan. Penelitian ini merupakan replikasi mengenai audit report lag telah banyak dilakukan oleh banyak peneliti di berbagai negara, terutama mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi lamanya audit report lag. Di negara luar pengujian ukuran perusahaan sebagai faktor yang memengaruhi audit report lag dilakukan oleh Asthon, et al. (1987), Dyer dan McHugh (1975), Courtis (1976), Carslaw dan Kaplan (1991), dan Almosa dan Alabbas (2007). Di Indonesia, Rachmawati (2008) melakukan penelitian mengenai audit report lag pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode tahun 2003 sampai tahun 2005. Penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa audit report lag dipengaruhi secara signifikan oleh ukuran perusahaan dengan indikator total asset (ln total aktiva), dan ukuran kantor akuntan publik. Menurut Dyer dan Mc Hugh (1975) dalam Rachmawati (2008) manyatakan bahwa perusahaan besar yang memiliki lebih konsisten untuk tepat waktu dibandingkan dengan perusahaan kecil dalam menginformasikan laporan keuangannya. Sedangkan, Ahmad dan Kamarudin (2003) dan Merdekawati (2010) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Menurut Kartika (2009) bahwa perusahaan tidak akan menunda penyampaian informasi yang berisi berita baik. Oleh karena itu, perusahaan yang mampu menghasilkan profit akan cenderung mengalami audit report lag yang lebih pendek, sehingga good news tersebut dapat segera disampaikan kepada para investor dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya. Berdasarkan penelitian Novice dan Budi (2010) menunjukkan bahwa profitablitas, solvabilitas, dan umur perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap audit report lag, bahwa perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang lebih tinggi membutuhkan waktu dalam pengauditan laporan keuangan lebih cepat dikarenakan keharusan untuk menyampaikan kabar baik secepatnya kepada publik. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin cepat jangka waktu penyelesaian audit dan tingginya jumlah hutang yang dimiliki oleh perusahaan membutuhkan waktu pengauditan yang relatif lebih lama serta perusahaan yang telah lama berdiri dan telah melakukan ekspansi baik didalam negeri maupun diluar negeri akan memperpanjang proses audit yang pada akhirnya berpengaruh pada audit report lag. Melihat pentingnya jangka waktu penyelesaian audit atas laporan keuangan (audit report lag) sebagai faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan sekaligus nilai informatif laporan
keuangan bagi para pengguna laporan keuangan, dan masih adanya perbedaan hasil penelitian dari berbagai negara lain dari luar dan dari dalam negeri, dengan begitu penulis beranggapan bahwa audit report lag merupakan suatu objek yang masih perlu diteliti lebih lanjut. Dalam penelitian ini faktor-faktor yang diuji adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, dan ukuran kantor akuntan publik. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang terdahulu ada terletak pada jenis industry yang di audit yaitu pada industri manufaktur, variabel independen yang digunakan, dan periode sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tahun 2010-2013. Pada penelitian ini memilih perusahaan manufaktur sebagai objek penelitian karena memiliki populasi terbesar dalam kelompok industri non keuangan dan salah satu penyedia kebutuhan primer dan sekunder bagi masyarakat sehingga turut memiliki peran penting dalam perekonomian. Dari latar belakang di atas, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul skripsi “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Solvabilitas, dan Ukuran Kantor Akuntan Publik Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Pada Tahun 2010-2013”. Dari penelitian ini berharap dapat mengetahui faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi lamanya audit dalam penyelesaian laporan keuangan yang lebih cepat pada perusahaan manufaktur di BEI selama periode tahun 2010-2013.
Identifikasi Masalah Lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal ditandatanganinya laporan audit (tanggal opini) ini kemudian didefinisikan sebagai audit report lag. Dengan demikian, permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian kali ini adalah: 1) Bagaimana pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit report lag pada perusahaan manufaktur tahun 2010-2013? 2) Bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap audit report lag pada perusahaan manufaktur tahun 20102013? 3) Bagaimana pengaruh solvabilitas terhadap audit report lag pada perusahaan manufaktur tahun 20102013? 4) Bagaimana pengaruh ukuran kantor akuntan publik terhadap audit report lag pada perusahaan manufaktur tahun 2010-2013? 5) Bagaimana pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, dan ukuran kantor akuntan publik terhadap audit report lag pada perusahaan manufaktur tahun 2010-2013?
Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini: 1) Mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit report lag. 2) Mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap audit report lag. 3) Mengetahui pengaruh solvabilitas terhadap audit report lag. 4) Mengetahui pengaruh ukuran kantor akuntan publik terhadap audit report lag. 5) Mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, dan ukuran kantor akuntan publik terhadap audit report lag.
Sesuai dengan judulnya, penelitian ini ingin mengetahui perusahaan dalam menyelesaikan laporan keuangan auditan. Berdasarkan peraturan yang dibuat oleh BAPEPAM-LK KEP-36-PM 2003 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala, BAPEPAM mewajibkan setiap perusahaan publik yang terdaftar di Pasar Modal wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan yang disertai dengan laporan auditor independen kepada BAPEPAM selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Dengan adanya peraturan BAPEPAM-LK diharapkan perusahaan publik yang terdaftar di BEI dapat menyelesaikan laporan keuangan auditan lebih cepat. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya. Perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh peneliti sekarang dengan penelitian sebelumnya, yakni terletak pada variabel penelitian yang digunakan dan periode penelitian. Alasan dilakukan penelitian pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI karena meupakan tempat dimana perusahaan untuk menyampaikan laporan keuangan auditannya kurang dari 90 hari dan jika perusahaan tidak menyampaikan ke BEI akan dikenakan denda milyaran rupiah dan perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang cukup lambat dalam menyampaikan laporan keuangan auditan. Berdasarkan latar belakang di atas, tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh secara simultan dan parsial pada variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, dan ukuran kantor akuntan publik terhadap audit report lag pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2013.
METODE PENELITIAN Pengambilan sampel merupakan suatu proses pemilihan unit analisis yang tepat mewakili populasi. Populasi menurut Haryadi dan Winda (2010:21) adalah seluruh karekteristik yang menjadi objek penelitian, dimana karakteristik tersebut berkaitan dengan seluruh kelompok orang, peristiwa, atau benda yang menjadi pusat perhatian bagi peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2013. Sedangkan arti sampel itu sendiri menurut Haryadi dan Winda (2010:21) adalah bagian dari populasi yang dipercayai dapat mewakili karakteristik populasi secara keseluruhan. Namun karena peneliti memiliki keterbatasan waktu, tenaga dan biaya untuk mempelajari dan meneliti populasi, maka dilakukan pemilihan sampel yang diharapkan dapat mewakili karakteristik populasi sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan sebagai berikut:
Tabel 4.1 Kriteria Pemilihan Sampel
No.
Keterangan Pemilihan Sampel
Jumlah
Jumlah Perusahaan
Data
Pertahun 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI secara konsisten berturut-turut untuk tahun 2010-2013
142
568
(26)
(104)
2. Perusahaan manufaktur yang tidak rutin menerbitkan laporan keuangan audit di BEI untuk tahun 2010-2013 3. Perusahaan manufaktur yang tidak menerbitkan
laporan keuangan untuk tahun yang berakhir 31 desember secara konsisten dan lengkap dengan catatan atas laporan keuangan untuk tahun 2010-2013
(4)
(16)
(21)
(84)
4. Laporan keuangan dengan tidak menggunakan mata uang rupiah 5. Jumlah data outlier
(63)
Jumlah data yang dapat dijadikan sampel penelitian
91
301
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purpose sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 364 perusahaan sebelum outlier dan 301 setelah outlier selama e,pat tahun berturut-turut. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan digunakan uji F. Uji Statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Pengujian model penelitian akan dilakukan dengan uji F dengan tingkat signifikansi 5%. Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut: 1. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas : a. Jika signifikan (F) < 0,05, makaHoditolak, Ha diterima b. Jika signifikan (F) > 0,05, maka Ho diterima, Ha ditolak 2. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai F-hitung : a. Jika F-hitung > F-tabel, maka Ho ditolak (ada pengaruh) b. Jika F-hitung < F-tabel, maka Ho diterima (tidak ada pengaruh) Sedanngkan untuk mengetahui pengaruh secara parsial digunakan Uji t. Uji statistik t pada dasarnya menujukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini secara parsial digunakan uji t dengan tingkat signifikansi 5%. Pada penelitian ini, hipotesis 1 sampai dengan hipotesis 3 diuji dengan menggunakan uji t. Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut : 1. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas : a. Jika signifikan < tingkat kesalahan (α = 0,05), maka Ho ditolak b. Jika signifikan > tingkat kesalahan (α = 0,05), maka Ho diterima 2. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai t-hitung : a. Jika t-hitung >t-tabel, maka Ho ditolak b. Jika t-hitung
HASIL DAN BAHASAN Setelah dilakukannya pengujian asumsi klasik seperti uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas dengan uji glejser, dan uji autokorelasi dengan Durbin-Watsons menunjukan bahwa data-data yang telah diolah
tidak menimbulkan penyimpangan pengujian asumsi klasik. Analisis regresi berganda ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel dependen yaitu audit report lag dan variabel independen yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, dan ukuran kantor akuntan publik. Berdasarkan tabel t pada lampiran 10 dengan tingkat signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan df = n-k-1= 301-4-1= 296. ( n adalah jumlah sampel, k = jumlah variabel independen), maka diperoleh t tabel sebesar 1,98552. Berikut akan disajikan hasil uji t dalam penelitian ini adalah : Tabel 4.14 Hasil Uji t (Setelah Outlier) Unstandardized Coefficients
t
Sig.
Model B
Std. Error Kesimpulan
(Constant)
67.992
6.540
SIZE
0.876
0.479
1.829
0.068
Tidak Berpengaruh
PROF
-27.860
8.654
-3.219
0.001
Berpengaruh
SOLV
1.867
1.276
1.993
0.045
Berpengaruh
1.399
-3.225
0.001
Berpengaruh
UKAPa -4.511 a. a variabel dummy b.
Sumber: Hasil dari pengolahan SPSS (Lampiran 6)
a.
Variabel Ukuran Perusahaan (size)
Berdasarkan tabel 4.14 dapat diketahui bahwa nilai t hitung diperoleh sebesar 1.829 dengan tingkat signifikansi 0.068. Oleh karena itu t hitung > t tabel (1.829 > 1.968) dan tingkat signifikansi > 0.05 (0.068 > 0.05) berarti bahwa maka ho diterima dan ha ditolak. Dengan kata lain variabel ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap audit report lag pada perusahaan manufaktur. b.
Variabel Profitabilitas (prof)
Berdasarkan tabel 4.14 dapat diketahui bahwa nilai t hitung diperoleh sebesar -3.219 dengan tingkat signifikansi 0.001. Oleh karena itu -t hitung < -t tabel (-3.219 < -1.968), koefisien variabel bernilai negatif yaitu sebesar -27.860 dan tingkat signifikansi < 0.05 (0.001 < 0.05) berarti bahwa maka ho ditolak dan ha diterima. Dengan kata lain variabel profitabilitas memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap audit report lag pada perusahaan manufaktur. c. Variabel Solvabilitas (solv) Berdasarkan tabel 4.14 dapat diketahui bahwa nilai t hitung diperoleh sebesar 1.993 dengan tingkat signifikansi 0.045. Oleh karena itu t hitung > t tabel (1.993 < 1,968), koefisien variabel bernilai 1.867, dan tingkat signifikansi < 0.05 (0.045 < 0.05) berarti bahwa maka ho ditolak dan ha diterima. Dengan kata lain variabel solvabilitas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap audit report lag pada perusahaan manufaktur. d. Variabel Ukuran KAP (ukap)
Berdasarkan tabel 4.14 dapat diketahui bahwa nilai t hitung diperoleh sebesar -3.225 dengan tingkat signifikansi 0.001. Oleh karena itu -t hitung < -t tabel (-3.225 < -1.968) dan tingkat signifikansi < 0.05 (0.001 < 0.05) berarti bahwa maka ho ditolak dan ha diterima. Dengan kata lain ukuran KAP berpengaruh negatif dan signifikan terhadap audit report lag pada perusahaan manufaktur.
Analisis Regresi Berganda Berdasarkan tabel dapat diketahui analisis regresi berganda untuk melihat hubungan variabel independen terhadap variabel dependen sebagai berikut: = α + ß1SIZE + ß2PROF + ß3SOLV + ß4UKAP + e
ARL
= 67,992 + 0,876(SIZE) – 27,860(PROF) + 1,867(SOLV) – 4,511(UKAP) + e
dimana: ARL SIZE
= Audit report lag (dalam hari) = Ukuran perusahaan, diproksikan dengan total asset (Ln total
aset) dalam jutaan
rupiah PROF
= Profitabilitas, diproksikan dengan Return On Asset
SOLV
= Solvabilitas, diproksikan dengan Debt to Total Asset
UKAP
= Ukuran KAP, diproksikan dengan ukuran kantor akuntan publik (1 untuk KAP the big four dan 0 untuk KAP non the big four)
α
= Konstanta
e
= Tingkat Kesalahan (error)
β
= Koefisien Regresi
Dari hasil persamaan regresi linier berganda di atas ada beberapa hal yang dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Konstanta sebesar 67.992 artinya apabila variabel lainnya seperti ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, dan ukuran KAP tidak dipertimbangkan atau dianggap 0 maka audit report lag sebesar 67.992%. 2. Koefisien regresi variabel ukuran perusahaan (X1) sebesar 0,876 artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan ukuran perusahaan mengalami kenaikan 1% maka audit report lag (ARL) akan mengalami peningkatan sebesar 0.876%. 3. Koefisien regresi variabel profitabilitas (X2) sebesar -27.860 artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan profitabilitas mengalami kenaikan 1% maka audit report lag (ARL) akan mengalami penurunan sebesar 27.86%. 4. Koefisien regresi variabel solvabilitas (X3) sebesar 1.867 artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan solvabilitas mengalami kenaikan 1% maka audit report lag (ARL) akan mengalami peningkatan sebesar 1.867%. 5. Koefisien regresi variabel ukuran KAP (X4) sebesar -4.511 artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan ukuran KAP mengalami kenaikan 1% maka audit report lag (ARL) akan mengalami penurunan sebesar 4.511%.
Pembahasan Pada tabel 4.14 diketahui bahwa variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Hal ini dijelaskan didalam nilai signifikan variabel ukuran perusahaan sebesar 0.068 > 0.05 dan nilai koefisien variabel sebesar 0.876. Dengan demikian hipotesis Ha1 dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa “ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap audit report lag” ditolak dan Ho diterima. Berarti dari hasil penelitian ini tidak konsisten dengan uji hipotesis yang dikembangkan dan tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ponte, Rodriguez, dan Dominguez (2005), Almosa dan Alabbas (2007), Rachmawati (2008), Al Ajmi (2008), Kartika (2009), dan Yuliyanti (2011). Ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap audit report lag yang dapat mempercepat penyelesaian laporan keuangan karena ukuran perusahaan yang besar memiliki sistem pengendalian internal perusahaan yang baik, perusahaan dengan sistem pengendalian internal yang telah berjalan secara efektif dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam penyajian laporan keuangan, sehingga bukti audit yang diperoleh akan lebih dapat dipercaya daripada jika pengendalian internalnya lemah, manajemen dengan skala besar cenderung diberikan insentif untuk mempercepat penerbitan laporan keuangan auditan disebabkan perusahaan berskala besar di awasi oleh pihak investor, kreditor, manajemen, masyarakat, dan pihak yang berkepentingan lainnya yang membutuhkan informasi baik tentang laporan keuangan perusahaan. Tidak mungkin berita baik dapat ditunda. maka penyelesaian laporan keuangannya lebih cepat yaitu kurang dari 90 hari sesuai dengan peraturan BAPEPAM. Sehingga hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Lianto & Kusuma (2010), Trisnawati dan Alvin (2010), Yuliyanti (2011), Listiana (2012), dan Juanita (2012) bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap audit report lag. Hal ini berarti disebabkan oleh ukuran perusahaan yang mempunyai total asset yang lebih besar akan menyelesaikan audit lebih lama dibandingkan dengan perusahaan yang mempunyai total asset lebih kecil, dikarenakan jumlah sampel yang harus diambil semakin besar dan semakin banyak prosedur audit yang harus ditempuh sehingga penyelesaian laporan keuangan auditan lebih lama. Semua perusahaan diawasi oleh investor, regulator, dan pihak yang berkepentingan lainnya sehingga dituntut untuk lebih cepat dalam menyelesaikan dan menyampaikan laporan auditan ke BAPEPAM. Oleh karena itu ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Pada tabel 4.14 diketahui bahwa variabel profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap audit report lag. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi variabel profitabilitas sebesar 0.001 < 0.05 dan nilai koefisien variabel sebesar -27.860. Dengan demikian hipotesis Ha2 yang menyatakan bahwa “profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit report lag“ diterima pada tingkat kepercayaan 95% sehingga Ho ditolak. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Lianto dan Kusuma (2010), Rosmawati (2012), Lestari (2010) serta Hilmi dan Ali (2008) yang mengatakan bahwa perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi dapat dikatakan bahwa laporan keuangan perusahaan tersebut mengandung berita baik dan perusahaan yang mengalami berita baik cenderung menyerahkan laporan keuangannya tepat waktu dan lebih pendek. Berarti dalam hal ini profitabilitas cenderung lebih pendek pada perusahaan yang memiliki profit (ROA) bernilai negatif dan perusahaan yang memiliki tingkat profit cenderung ingin segera mempublikasikan laporan keuangannya, sebab hal tersebut merupakan good news yang akan mempertinggi nilai perusahaan di mata pihak-pihak berkepentingan yang ingin mendapatkan informasi dari laporan keuangan auditan perusahaan. Kondisi seperti ini terjadi karena perusahaan ingin menunjukkan kinerja perusahaan bahwa perusahaan dapat
dikelola dengan baik dan sesuai dengan keinginan para pemakai laporan keuangan. Sementara pada perusahaan yang tidak memiliki profit cenderung terjadi kemunduran publikasi laporan keuangan. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuliyanti (2011) dan Rachmawati (2008) bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap audit report lag . Pada tabel 4.14 diketahui bahwa variabel solvabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap audit report lag. Hal ini ditunjukkan dari nilai signifikansi variabel solvabilitas sebesar 0.045 < 0.05 dan nilai koefisien sebesar 1.993. Dengan demikian hipotesis Ha3 yang menyatakan bahwa “solvabilitas berpengaruh positif terhadap audit report lag“ diterima dan Ho ditolak. Hasil penelitian ini konsisten dengan hipotesis yang dikembangkan dan konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Lianto dan Kusuma (2010), Lestari (2010), Listiana (2012), dan Cecile C S (2010) yang menyatakan bahwa tingginya hutang dapat memperlambat atau memperpanjang penyelesaian laporan auditan yaitu lebih dari 90 hari sehingga menyampaikan laporan auditan ke BAPEPAM menjadi terhambat. Bahkan hasil penelitian ini dengan tingkat hutang yang tinggi memungkinkan auditor untuk meningkatkan kehati-hatian dan kecermatan yang lebih dalam pengauditan terkait dengan masalah kelangsungan hidup perusahaan. Debt to total asset tinggi maka pendanaan hutang semakin banyak sehingga semakin sulit perusahaan untuk mendapatkan tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu membayar hutang sehingga perusahaan menutupi hutang-hutangnya didalam laporan keuangan sehingga semakin lama berita baik (good news) di berikan ke pihak yang berkepentingan. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Juanita (2012), Yuliyanti (2011), Rachmawati (2008), dan Meylisa J I dan Estralita T (2010) bahwa solvabilitas tidak memperlambat penyelesaian auditan. Dengan Solvabilitas berpengaruh negatif terhadap audit report lag maka perusahaan yang mempunyai hutang besar cenderung dapat menyelesaikannya lebih pendek karena kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang pada kenyataaannya tidak mempengaruhi audit report lag dan kualitas auditor dalam mengerjakan auditnya dimana dalam melaksanakan prosedur audit perusahaan telah menyediakan waktu sesuai dengan kebutuhan jangka waktu untuk menyelesaikan proses pengauditan sehingga pendeknya dalam penyelesaian laporan keuangan auditan, dengan kemajuan teknologi saat ini yang mendukung pekerjaan auditor untuk melakukan proses pengauditan. Dari hasil tabel 4.14 didapatkan bahwa variabel ukuran KAP berpengaruh negatif dan signifikan terhadap audit report lag dengan nilai signifikansi sebesar 0.001 < 0.05 dan nilai koefisen sebesar -4.511. Dengan demikian hasil hipotesis Ha4 yang menyatakan bahwa “ukuran kantor akuntan publik berpengaruh negatif terhadap audit report lag” diterima pada tingkat kepercayaan sebesar 95% sehingga Ho ditolak. Berdasarkan pada hasil uji hipotesis diperoleh bahwa ukuran KAP berpengaruh negatif dan signifikan terhadap audit report lag diterima sehingga dalam hal ini lamanya audit report lag pada perusahaan yang diaudit oleh KAP The Big Four cenderung lebih pendek karena memiliki ukuran KAP besar, memiliki sumber daya manusia yang lebih banyak, memiliki tekanan yang lebih besar baik dari pihak dalam maupun luar dalam menyelesaikan laporan keuangan auditannya, dan lebih professional. Hasil penelitian ini telah konsisten dengan penelitian terdahulu, teori awal, dan hipotesis penelitian. Penelitian yang konsisten dengan ukuran KAP berpengaruh negatif terhadap audit report lag ialah Lee Ho-Young (2008) menjelaskan bahwa KAP The Big Four menjalankan jasanya lebih efisien, memiliki teknologi yang lebih unggul, dan memiliki staff yang professional sehingga lebih pendek auditnya. Hasil penelitian ini konsisten dengan Ashton et al. (1989) dalam Lucyanda & Nura’ni (2013), Leventis et al. (2005), Sistya
Rachmawati (2008), Yuliyanti (2011) serta Iskandar dan Trisnawati (2010) dalam hal ini adalah KAP The Big Four akan memberikan kualitas pekerjaan audit yang efektif dan efisien sehingga audit dapat diselesikan secara tepat waktu. KAP The Big Four didukung oleh kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang lebih baik sehingga akan berpengaruh pada kualitas jasa yang dihasilkan. Penelitian yang dilakukan oleh Ika dan Regina (2011), Marathani (2013), Jefry (2012), Febrianty (2011), dan Juanita (2012) tidak konsisten dengan hasil penelitian. Tidak ada jaminan perusahaan yang diaudit oleh KAP berafiliasi the big four dapat menyelesaikan laporan auditnya lebih cepat dan semakin baik kualitas KAP maka belum tentu memberikan jaminan terhadap kualitas audit yang dilakukan salah satunya dengan menyelesaikan laporan audit tepat waktu.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan (SIZE), profitabilitas (PROF), solvabilitas (SOLV), dan ukuran kantor akuntan publik (UKAP) terhadap audit report lag (ARL) di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan selama empat tahun berturut-turut dari tahun 2010-2013 dan terdiri dari 301 sampel perusahaan manufaktur. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang terdapat dalam bab empat dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
Pada penelitian ukuran perusahaan terhadap audit report lag diketahui bahwa variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh negatif terhadap audit report lag. Hal ini dijelaskan didalam nilai signifikan variabel ukuran perusahaan sebesar 0.068 > 0.05 dan nilai koefisien variabel sebesar 0.876 sehingga hipotesis Ha1 dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa “ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap audit report lag” ditolak dan Ho diterima. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Lianto & Kusuma (2010) dan Juanita (2012).
2.
Pada penelitian profitabilitas terhadap audit report lag diketahui bahwa variabel profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit report lag. Hal ini dijelaskan didalam nilai signifikansi sebesar 0.001 < 0.05 dan nilai koefisien variabel sebesar -27.860. Dengan demikian hipotesis Ha2 yang menyatakan bahwa “profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit report lag“ diterima sehingga Ho ditolak. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Lianto dan Kusuma (2010) dan Rosmawati (2012).
3.
Pada penelitian solvabilitas terhadap audit report lag diketahui bahwa variabel solvabilitas berpengaruh positif terhadap audit report lag. Hal ini dijelaskan didalam nilai signifikansi sebesar 0.045 < 0.05 dan nilai koefisien sebesar 1.993. Dengan demikian hipotesis Ha3 yang menyatakan bahwa “solvabilitas berpengaruh positif terhadap audit report lag“ diterima dan Ho ditolak. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Lianto dan Kusuma (2010) dan Listiana (2012).
4.
Pada penelitian Ukuran KAP terhadap audit report lag diketahui bahwa ukuran KAP berpengaruh negatif terhadap audit report lag. Hal ini dijelaskan didalam nilai signifikansi sebesar 0.001 < 0.05 dan nilai koefisen sebesar -4.511. Dengan demikian hasil hipotesis Ha4 yang menyatakan bahwa “Ukuran KAP berpengaruh negatif terhadap audit report lag” diterima pada sehingga Ho ditolak. Hasil penelitian ini konsisten dengan Lee Ho-Young (2008) dan Iskandar dan Trisnawati (2010).
5.
Pada penelitian ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, dan ukuran KAP secara simultan berpengaruh terhadap audit report lag. Dimana nilai signifikansi sebesar 0.000 < 0.05 dan F hitung > Ftabel yaitu sebesar 9.154 > 2.402.
5.2
Keterbatasan Penelitian Dalam melakukan penelitian mengenai hubungan antara ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas,
dan ukuran kantor akuntan publik dengan audit report lag, penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu: 1.
Penelitian ini hanya menggunakan periode selama empat tahun yaitu tahun 2010, 2011, 2012, dan 2013.
2.
Penelitian ini hanya menggunakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3.
Penelitian ini hanya menguji empat variabel independen antara lain: ukuran perusahaan (SIZE), profitabilitas (PROF), solvabilitas (SOLV), dan ukuran kantor akuntan publik (UKAP) sedangkan masih banyak variabel independen lain yang memiliki pengaruh terhadap audit report lag.
5.3
Saran
1. Dalam penelitian ini ada tiga faktor yang berpengaruh terhadap audit report lag. Oleh karena itu sebaiknya pihak manajemen lebih memperhatikan faktor-faktor ini, misalnya untuk perusahaan yang memiliki laporan keuangan lebih dari 90 hari sebaiknya untuk memperhatikan apa yang menyebabkan laporan keuangan tersebut lebih dari 90 hari dan selanjutnya memperbaikinya sehingga saat menyerahkan laporan keuangan ke BAPEPAM tidak ada lagi laporan keuangan yang lebih dari 90 hari sehingga masyarakat, investor, kreditor, dan pihak berkepentingan lainnya dapat menerima good news.
2. Sebaiknya perusahaan dengan memiliki total aset yang besar dalam menyelesaikan laporan keuangan relatif lebih cepat dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan teknologi perusahaan sehingga dapat pendek audit report lag nya.
3. Selain itu perusahaan dengan memiliki solvabilitas relatif tinggi maka perusahaan hampir di biayai setengahnya oleh hutang. Oleh karena itu sebaiknya kondisi ini perusahaan tidak untuk menambah hutang dikarenakan dikhawatirkan perusahaan tidak mampu untuk membayar dengan aktiva yang dimiliki. Dengan ini sebaiknya perusahaan untuk mengurangi hutang agar perusahaan dapat meningkatkan kualitas dengan lebih mempercepat audit report lag.
4. Seharusnya pihak perusahaan memperhatikan laporan keuangan perusahaan untuk tidak menghasilkan laporan yang memiliki hutang, apabila perusahaan memiliki hutang yang cenderung besar maka calon investor dan investor diperkirakan akan ragu untuk berinvestasi diperusahaan tersebut karena dikhawatirkan perusahaan tersebut tidak bisa membayar hutang sehingga akan berdampak pada investor.
5. Perusahaan sebaiknya dalam menyelesaikan laporan keuangan audit dengan menggunakan KAP yang berafiliasi the big four sehingga dapat menyerahkan laporan keuangan auditan ke BAPEPAM kurang
dari 90 hari dan dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan tersebut apabila menyelesaikan laporan keuangan auditan kurang dari 90 hari.
REFERENSI Arens, A. A., R. J. Elderm M. S. Beasley & A. A. Jusuf. 2009. Auditing and Assurance Services: An integrated Approach.An Indonesian Adaption. Pearson Prentice Hall: Singapore. Arens, A.A., & J.K. Loebbecke. 2005. Auditing: Pendekatan Terpadu, Buku 1 Edisi Indonesia. Salemba Empat, Jakarta.
Arens, A.A., & J.K. Loebbecke. 2005. Auditing: Pendekatan Terpadu, Buku 2 Edisi Indonesia. Salemba Empat, Jakarta.
Ashton, Robert H., John J. Willingham, dan Robert K. Elliot. 1987. ”An Empirical Analysis of Audit Delay”, Journal of Accounting Research25(2) Autumn:275-292.
Azizah, Nur & Ratih Kumalasari. 2010. Pengaruh Profitabilitas, Rasio Hutang, UkuranPerusahaan dan Jenis Perusahaan Terhadap Audit Report Lag. Jurnal.
Dewi, Karina Mutiara. 2013. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu dan audit delay penyampaian laporan keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode 2007-2011). Jurnal. Semarang. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro.
Estrini, Dwihayu. 2013. Analisis Faktor-faktor yang MempengaruhiAudit Delay (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2009-2011). Skripsi. Semarang. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Harahap, Sofyan Syafri. 2008. Analisa Kritis atas Laporan Keuangan, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta. Harahap, Sofyan Syafri. 2011. Teori Akuntansi (edisi Revisi 2011): PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta. Indriyani, R. E. & Supriyati. (2012, h. 185-202). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag Perusahaan Manufaktur di Indonesia dan Malaysia. The Indonesian Accounting Review Vol 2 No 2. July 2012. h. 185-202.
Iskandar, Meylisa Januar & Estralita Trisnawati. (2010, h. 175-186). Faktor-faktor yang mempengaruhi audit report lag pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 12, No. 3. Desember 2010. H. 175-186.
Juanita, Greta & Rutji Satwiko. (2012, h. 31-40). Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik, Kepemilikan, Laba Rugi, Profitabilitas dan Solvabilitas terhadap Audit Report Lag. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol 4, No 1. April 2012. h. 31-40.
Kartika, Andi. (2009, h. 1-17). Faktor-faktor yang mempengaruhiAudit Delay Di Indonesia (Studi Empiris Pada Perusahaan-Perusahaan LQ 45 Yang TerdaftarDi Bursa Efek Jakarta). Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE)Vol 16 No 1. Maret 2009. h.1-17.
Kasmir. 2013. Analisis Laporan Keuangan. PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Kusuma, Budi Hartono, dan Novice Lianto. 2010. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit Report Lag. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 12 No. 2. Agustus 2010. h. 97-106.
Lee Ho-Young. 2008. Determinants Of Audit Report Lag: Evidence From Korea – An Examination Of Auditor – Related Factors. The Journal of Applied Business Research Volume 24, Number 2. Yonsei University, Korea.
Lianto, Novice dan Budi Hartono Kusuma. 2010. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit Report Lag. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.12, No. 02. hlm.97-106.
Listiana Lisa. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Reporting Lag Perusahaan. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 2, No. 1, hlm 10.
Nugraha, Ardi & Dr. Masodah. 2011. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Debt To Total Asset Ratio, Opini Going Concern, dan Ukuran Kantor Akuntan Publik Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal. Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansin Universitas Gunadarma.
Perdhana, Galih Seta. 2009. Analisa/Pengaruh Ukuran Perusahaan, Opini Audit, Ukuran KAP terhadap Audit Lag pada Perusahaan Publik (terdaftar di BEI: Manufaktur & Perbankan). Jurnal. Depok. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Prasetyantoko, A. 2008. Bencana Finansial, Stabilitas Sebagai Barang Publik. Kompas Media Nusantara. Jakarta. Rachmawati, Sistya. 2008.Pengaruh internal dan eksternal perusahaan terhadap audit delay dan timeliness. Jurnal akuntansi dan keuangan: 1-10. Riyanto, Bambang.2010.Dasar-Dasar Pembelanjaan Negara.Yogyakarta: BPFE. Sawir, Agnes, 2009. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan keauangan Perusahaan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Susanto, Regina. 2013. Faktor-faktor yangmempengaruhi Audit Report Lagpada Perusahaan Manufakturdi Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Jakarta. Jurusan AKuntansi Trisakti school of Management.
Suliyanto. (2011:127). Ekonometrika Terapan. Wirakusuma, Made Gde. 2004. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi RentangWaktu Penyajian Laporan Keuangan ke Publik”, Simposium NasionalAkuntansi VII: 1202-1222.
RIWAYAT PENULIS Nama
: Iin Khalil Annisa
Tempat, Tanggal lahir
: Tangerang, 20 November 1990
Pendidikan Terakhir
: S1 (Universitas Bina Nusantara) jurusan (Akuntansi) Tahun 2014