21
III. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Pantai Tanjung Bara Sangatta, Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimanan Timur selama 3 (tiga) bulan, mulai bulan Januari sampai dengan April 2010. 3.2. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam pengumpulan data adalah kuisioner, panduan wawancara, peta kawasan, pengelola, masyarakat dan pengunjung. Alat yang digunakan adalah alat tulis menulis, kamera, binokuler, Global Position System (GPS) serta buku panduan flora dan fauna mangrove. 3.3. Metode Pengumpulan Data Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode non experimental yaitu deskriptif eksploratif, pengamatan lapangan (observasi) dan studi pustaka guna mengumpulkan data yang diperlukan. Data yang dihimpun meliputi data primer dan sekunder yaitu data potensi penawaran ekowisata, data permintaan ekowisata dan data keadaan umum lokasi penelitian (Tabel 2 dan Tabel 3). Tabel 2 Jenis dan komposisi data primer yang digunakan dalam penelitian Metode Jenis Data Pengumpulan Aspek - aspek No. Primer Data 1 2 3 4 Potensi 1 Penawaran Pengamatan a. Keindahan alam Daya Tarik lapangan b. Kekhasan dan dan studi keunikan vegetasi pustaka mangrove c. Keanekaragaman jenis fauna d. Keindahan fisik kawasan e. Kebersihan dan kenyamanan pantai f. Keamanan kawasan g. Kepekaan sumberdaya alam h. Variasi kegiatan wisata
22
2
Unsur Penunjang
Pengamatan lapangan, wawancara dan studi pustaka
Potensi Permintaan (Pengunjung)
Kuisioner dan wawancara
a. Infrastruktur b. Fasilitas dan pelayanan di dalam dan sekitar ODTWA c. Akomodasi d. Elemen institusi e. Masyarakat sekitar kawasan f. Kualitas lingkungan a. Karakteristik b. Asal c. Pola kunjungan d. Motivasi e. Preferensi f. Persepsi g. Harapan
Tabel 3 Jenis dan komposisi data sekunder yang digunakan dalam penelitian Metode No. Jenis Data Pengumpulan Aspek - aspek Data 1 2 3 1. Kondisi umum lokasi Wawancara dan a. Kondisi fisik penelitian studi pustaka b. Kondisi biologi c. Kondisi sosial, ekonomi 2. Peta Studi pustaka a. Peta kawasan mangrove b. Peta pariwisata daerah 3.4. Tahapan Penelitian 3.4.1. Tahap pemilihan responden dan pengumpulan data 1. Pengamatan Lapangan Pengamatan lapangan dilakukan untuk menganalisis unsur daya tarik dan unsur penunjang sebagai penawaran ekowisata yang terdapat di kawasan mangrove Pantai Tanjung Bara Sangatta dengan mengunakan metode scoring. 2. Wawancara Wawancara terhadap pengunjung dilakukan dengan menggunakan kuisioner (Lampiran 2). Pemilihan responden dari pengunjung dilakukan dengan metode random sampling. Metode ini memberikan probabilitas yang
23
sama terhadap semua pengunjung untuk dipilih menjadi responden (Singarimbun dan Effendi 1989). Jumlah responden yang diwawancarai adalah 60 orang atau sebanyak 10% dari rata-rata jumlah pengunjung selama 2 bulan. Data yang diambil dari pengunjung meliputi karakteristik, asal pengunjung, pola kunjungan, persepsi, motivasi dan preferensi kegiatan ekowisata. Wawancara terstruktur terhadap pengelola kawasan, instansi yang terkait di lingkup Pemda Kabupaten Kutai Timur, pihak Taman Nasional Kutai dan masyarakat dilakukan dengan menggunakan panduan wawancara (Lampiran 3). Kusmayadi (2004) mengungkapkan bahwa wawancara terstruktur merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab dan bertatap muka langsung dengan menggunakan alat panduan wawancara, semua pertanyaan telah dirumuskan sebelumnya secara cermat dan secara tertulis. Pengambilan data melalui wawancara didasarkan pada alasan bahwa peneliti dapat menggali informasi yang dibutuhkan
selengkap
mungkin,
baik
yang
terlihat
maupun
masih
tersembunyi. Masyarakat yang di wawancarai adalah masyarakat Desa Singa Gembara dengan pertimbangan bahwa desa tersebut merupakan desa yang terdekat dengan kawasan mangrove Pantai Tanjung Bara. Pemilihan responden dilakukan dengan purposive sampling. Kusmayadi (2004) menjelaskan bahwa purposive sampling dilakukan dengan cara mengambil orang-orang yang terpilih yang dihendaki oleh peneliti dengan kriteria telah matang berpikir dan secara positif dalam mengambil tindakan. Jumlah responden sebanyak 70 responden atau 5% dari total jumlah penduduk Desa Singa Gembara (Kusmayadi 2004). Data yang diambil dari masyarakat meliputi usia, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, persepsi, harapan
dan
partisipasi masyarakat yang berhubungan dengan kegiatan ekowisata. 3. Studi Pustaka Studi pustaka diperoleh dari berbagai sumber seperti publikasi ilmiah, perundang-undangan dan bentuk publikasi lainnya yang berhububungan
24
dengan keadaan umum lokasi penelitian dan potensi kawasan secara umum yang berkaitan dengan judul penelitian. 3.4.2. Pengolahan Data Data yang telah dikumpulkan diolah dengan menggunakan metode analisa deskriptif kuantitatif, yaitu mentransformasikan data mentah ke dalam bentuk data yang mudah dimengerti dan ditafsirkan, menyusun dan menyajikan sehingga menjadi suatu informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian. Selain metode analisis dskriptif juga digunakan metode kriteria pengembangan ADO-ODTWA dan analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity and Threats) untuk menentukan strategi pengembangan ekowisata. 3.5. Analisis Data 3.5.1. Analisis Potensi Penawaran Ekowisata Di Kawasan Mangrove PantaiTanjung Bara Sangatta Potensi suatu kawasan untuk dikembangkan menjadi Objek Daya Tarik Ekowisata diperlukan penilaian terhadap beberapa unsur yang diperlukan sebagai potensi penawaran (Supply). Analisis potensi penawaran ekowisata menggunakan sistem nilai skor dan pembobotan menurut Pedoman Pengembangan ODTWA (PHKA 2001) dimodifikasi Kriteria Perencanaan Ekowisata (Damanik and Weber 2006). Unsur-unsur tersebut antara lain mencakup daya tarik objek, infrastruktur, fasilitas dan layanan, potensi pasar, keamanan, kondisi sosial ekonomi masyarakat, elemen institusi, kualitas lingkungan dan akomodasi. Potensi penawaran ekowisata dalam pengembangan ekowisata mangrove di Pantai Tanjung Bara didasarkan pada ketiga klasifikasi penilaian, tinggi, sedang dan rendah (Tabel 4). Tabel 4 Penilaian ADO-ODTWA Ekowisata di kawasan Mangrove Pantai Tanjung Bara Nilai Tertimbang Unsur Penilaian Rendah Sedang Tinggi Daya Tarik 48 - 111 112 - 175 176 – 240 Penunjang
137 - 302
303 - 469
470 - 625
25
Cara klasifikasinya menggunakan penghitungan : Nilai Tertimbang Maksimal – Nilai Tertimbang Minimal Interval =
Banyaknya Klasifikasi
3.5.2. Analisis Permintaan Ekowisata di Kawasan Mangrove Pantai Tanjung Bara, Sangatta Analisis permintaan ekowisata dilakukan secara deskriptif berdasarkan tabulasi data yang telah diolah, disusun dan disajikan menjadi informasi penting berdasarkan karakteristik, pola kunjungan, motivasi, persepsi, preferensi
dan
harapan pengunjung. Selanjutnya dilakukan analisis ADO-ODTWA untuk mendukung analisis SWOT terhadap seluruh faktor internal dan eksternal pengembangan ekowisata di kawasan mangrove Pantai Tanjung Bara. 3.5.3. Analisis Strategi Pengembangan Ekowisata Arahan strategi pengembangan ekowisata di kawasan mangrove Pantai Tanjung Bara dirumuskan menggunakan analisis SWOT. Menurut Rangkuti (2000), analisis SWOT mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Tahapan yang dilakukan dalam analisis SWOT adalah : 1. Identifikasi dan pemberian bobot faktor internal dan eksternal (Tabel 5). Tabel 5
Matrik identifikasi dan pemberian bobot faktor internal dan eksternal pengembangan ekowisata di kawasan mangrove Pantai Tanjung Bara
No. Faktor I. Internal Kekuatan Kelemahan
II. Eksternal a. Peluang b. Ancaman
Nilai ADO-ODTWA*)
Bobot
Nilai unsur ADO-ODTWA
Nilai unsur ODTWA dibagi total nilai keseluruhan unsur
Nilai unsur ADO-ODTWA
Nilai unsur ODTWA dibagi total nilai keseluruhan unsur
26
2. Analisis faktor internal dan eksternal. Berdasarkan matrik internal dan eksternal yang telah dibuat, maka bobot dan rating dapat diberikan terhadap masing-masing parameter yang telah ditentukan untuk memperoleh nilai tertimbang. Nilai tersebut kemudian akan memberikan arahan tentang prospek pengembangan ekowisata di kawasan mangrove guna memperoleh konsep strategi pengembangan ekowisata di kawasan mangrove di Pantai Tanjung Bara (Tabel 6). Tabel 6 No. 1
2
Rangkuman matrik internal dan eksternal SWOT pengembangan ekowisata di kawasan mangrove Pantai Tanjung Bara
Faktor Strategi Internal a. Kekuatan b. Kelemahan Strategi Eksternal a. Peluang b. Ancaman
Bobot 0–1
Rating 2-4
Nilai tertimbang (Bobot x Rating)
0–1
2-4
(Bobot x Rating)
Unsur-unsur tersebut kemudian dihubungkan keterkaitannya satu sama lain dalam bentuk matriks untuk memperoleh beberapa alternatif strategi. Matriks ini akan menghasilkan empat kemungkinan strategi pengembangan ekowisata mangrove di Pantai Tanjung Bara (Tabel 7). Perumusan alternatif strategi pengembangan ekowisata mangrove kemudian dilanjutkan dengan pembuatan matrik grand strategy untuk menentukan strategi pengembangan ekowisata mangrove di Pantai Tanjung Bara (Gambar 2). Tabel 7 Tabel analisis SWOT untuk merumuskan strategi pengembangan ekowisata di Pantai Tanjung Bara Internal
Kekuatan (Strengths)
Kelemahan (weaknesses)
SO, Strategi kekuatanpeluang yaitu menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang ST, Strategi kekuatanancaman yaitu menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
WO, Strategi kelemahanpeluang yaitu menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang WT, Strategi kelemahanancaman yaitu menciptakan strategi untuk meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
Eksternal Peluang (opportunities)
Ancaman (threats)
27
Penentuan posisi strategi pengembangan meliputi analisis matriks space dan analisis grand strategy (Gambar2).
Peluang Sel 2
Sel 1
Kekuatan
Kelemahan
Sel 3
Sel 4 Ancaman
Gambar 2 Model matriks grand strategy. 3.6. Sintesis Data Hasil analisis SWOT selanjutnya diintegrasikan dalam sintesis terhadap rumus rencana pengembangan. Hasil sintesis secara kuantitatif akan mengarahkan pengembangan ekowisata di kawasan mangrove Pantai Tanjung Bara sesuai dengan potensi dan kondisi objek ekowisata.