41
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan eksploratif yaitu mengeksplorasi variabel – variabel atau indikator – indikator dominan yang membentuk faktor – faktor kepuasan wisatawan terhadap produk freestanding restaurant di Kawasan Nusa Dua. Namun data primer awalnya adalah data kualitatif berupa
pernyataan dari responden
wisatawan, selanjutnya dikuantifikasi dengan skala likert lima tingkatan. Dengan demikian fenomena yang diteliti adalah berkenaan dengan faktor – faktor yang mempengaruhi kepuasan wisatawan terhadap produk freestanding restaurant di Kawasan Nusa Dua dan perbedaan tingkat kepuasan antara kelompok wisatawan yang menikmati produk freestanding restaurant di dalam Kawasan BTDC dengan kelompok wisatawan di luar Kawasan BTDC. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan pada restoran – restoran yang berada diluar hotel (freestanding restaurant) di Kawasan Pariwisata Nusa Dua, Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Kawasan ini merupakan suatu kawasan yang dibangun secara terencana, terintegrasi dan pada dasarnya diperuntukkan untuk pembangunan hotel berbintang yang dikelola oleh suatu Badan Usaha Milik Negara yaitu PT BTDC (Bali Torism Development Coorporation). Berdirinya BTDC memiliki tujuan utama sebagai penyedia sarana dan prasarana pariwisata, mengundang investor untuk membangun hotel serta mengelola dan
42
memelihara Kawasan Pariwisata Nusa Dua. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1972 maka pada tanggal 12 Nopember 1973 PT. (Persero) Pengembangan Pariwisata Bali (BTDC) didirikan. Konsep pembangunan Nusa Dua oleh BTDC dimulai dengan menyiapkan master plan, membangun sarana prasarana kawasan, membagi lot – lot, dan mengundang investor dengan hak guna bangunan diatas hak pengelola lahan (HPL) BTDC untuk jangka waktu 30 tahun dan dapat diperpanjang 20 tahun lagi. Fasilitas pariwisata yang tersedia di kawasan ini antara lain: hotel, service apartement, BICC (Bali International Convention Centre), Bali Collection and Entertaiment, lapangan golf, Amphitheatre Candra Loka, Pasifika Museum, Spa, serta Restoran dan Bar. Berdirinya BTDC di Kawasan Nusa menimbulkan multifflier effect khususnya di sektor ekonomi dengan munculnya berbagai jenis usaha seperti restoran, bar, penyewaan kendaraan, dan toko cenderamata. Salah satunya yang berkembang cukup pesat adalah restoran yang berdiri di luar hotel atau freestanding restaurant. Di kawasan ini terdapat 43 buah freestanding restaurant yang tersebar di Jalan Pantai Mengiat, Jalan Terompong, Jalan By Pass Nusa Dua, Main Gate BTDC, dan di Bali Collection yang berada di dalam Kawasan BTDC. Penelitian ini menggunakan sampel restoran sebanyak 15 buah yaitu: di Jalan Pantai Mengiat: Restoran Laguna Garden, Restoran Mai – Mai, Nyoman ‘s Beer Garden, Loco Café, dan Restoran Ulam, di Main Gate BTDC: Restoran Mai – Mai, Nusa Dua Café, dan Restoran Balidine, di dalam Bali Collection: Restoran Frangifani, Pica Tapas Bar Mediteranian Restaurant, The Paon, Restoran Laguna Garden, Loco Café, Restoran Pandan Sari, dan Restoran Mai – Mai.
43
1. Restoran Laguna Garden Restoran Laguna Garden terletak di dua lokasi yaitu di Jalan Pantai Mengiat dan di dalam Bali Collection, bergaya arsitektur Bali. Menu yang ditawarkan di kedua restoran ini sangat bervariasi, dari menu continental sampai makanan tradisional Bali. Kapasitas tempat duduk di Laguna Pantai Mengiat adalah 60 tempat duduk (seats), sedangkan di Bali Collection dapat menampung tamu sebanyak 45 seats. Kedua restoran ini dibuka untuk makan siang (lunch) dan makan malam (dinner). Waktu buka restoran ini mulai dari pukul 11.00 sampai pukul 23.00 wita. 2. Restoran Ulam Ulam restoran adalah salah satu restoran yang tertua di Kawasan Nusa Dua, mulai dibuka pada tahun 1986. Berlokasi di Jalan Pantai Mengiat No. 14, restoran ini dibangun dengan gaya arsitektur Bali berlantai dua. Menu yang ditawarkan awalnya adalah menu tradisional Bali, namun seiring dengan perjalanan waktu restoran ini juga menyediakan menu continental. Restoran ini dapat menampung 70 seats, dibuka untuk makan siang (lunch) dan makan malam (dinner). Waktu buka restoran ini mulai dari pukul 11.00 sampai pukul 23.00 wita. 3. Nyoman’s Beergarden Restaurant Restoran ini terletak di Jalan Pantai Mengiat, bergaya arsitektur Internasional. Menu yang ditawarkan adalah menu internasional. Kapasitas tempat duduk restoran ini adalah 40 tempat duduk dan dibuka untuk makan siang (lunch) dan makan malam (dinner). Waktu buka restoran ini mulai dari pukul 10.00 sampai pukul 23.00 wita.
44
4. Restoran Mai – Mai Restoran ini berlokasi di tiga tempat yaitu di Jalan Pantai Mengiat, Main Gate BTDC, dan di Bali Collection. Restoran ini cenderung bergaya terbuka (open air restaurant). Menu yang ditawarkan sangat bervariasi, mulai dari menu seafood, Balinese, Western, Italian, Indonesian, dan Chinese. Kapasitas tempat duduk di Restoran Mai – Mai Pantai Mengiat adalah 40 tempat duduk, di Main Gate BTDC 30 tempat duduk, dan di Bali Collection 50 tempat duduk. Restoran ini dibuka untuk makan siang (lunch) dan makan malam (dinner). Waktu buka restoran ini mulai dari pukul 11.00 sampai pukul 23.00 wita. 5.
Loco Café Loco Cafe terletak di dua lokasi yaitu di Jalan Pantai Mengiat dan di dalam Bali
Collection, bergaya arsitektur klasik dan modern. Menu yang ditawarkan di kedua restoran ini adalah menu tradisional dan internasional. Kapasitas tempat duduk di Loco Cafe Pantai Mengiat adalah 45 tempat duduk (seats), sedangkan di Bali Collection dapat menampung tamu sebanyak 40 seats. Loco Café di dalam Bali Collection dibuka untuk makan pagi (breakfast), makan siang (lunch), dan makan malam (dinner). Waktu buka restoran ini mulai dari pukul 08.00 sampai pukul 23.00 wita. Sedangkan Loco Café di Pantai Mengiat hanya dibuka untuk makan siang (lunch) dan makan malam (dinner).Waktu buka restoran ini mulai dari pukul 10.00 sampai pukul 23.00 wita. 6. The Paon Berlokasi di dalam Bali Collection, bergaya arsitektur Bali dan menawarkan menu tropis yang merupakan campuran dari menu Western, Italian, dan Balinese. Restoran ini dapat menampung 40 tempat duduk dan dibuka untuk makan siang (lunch) dan
45
makan malam (dinner). Waktu buka restoran ini mulai dari pukul 10.00 sampai pukul 23.00 wita. 7. Restoran Frangipani
Restoran Frangifani terletak di dalam Bali Collection, bergaya arsitektur Bali. Menu yang ditawarkan di restoran ini adalah menu continental dan menu tradisional Bali. Kapasitas tempat duduk restoran ini sebanyak 45 seats, dibuka untuk makan siang (lunch) dan makan malam (dinner). Waktu buka restoran ini mulai dari pukul 11.00 sampai pukul 23.00 wita. 8. Pica Tapas Bar Mediteranean Restaurant
Restoran ini berlokasi di dalam Bali Collection, menawarkan menu mediteranean dengan konsep terbuka (open air restaurant). Restoran ini dibuat dengan gaya modern dan didominasi oleh warna hitam sehingga menimbulkan kesan dinamis. Menu yang ditawarkan adalah menu mediteranean dan internasional. Kapasitas tempat duduk restoran ini adalah 80 seats, dibuka untuk makan siang (lunch) dan makan malam (dinner). Waktu buka restoran ini mulai dari pukul 10.00 sampai pukul 23.00 wita. 9. Restoran Pandan Sari Restoran ini berlokasi di dalam Bali Collection, menawarkan menu seafood, Balinese, dan continental. Restoran ini dibuat dengan gaya klasik Bali. Menu yang ditawarkan adalah menu seafood dan internasional. Kapasitas tempat duduk restoran ini adalah 50 seats, dibuka untuk makan siang (lunch) dan makan malam (dinner). Waktu buka restoran ini mulai dari pukul 11.00 sampai pukul 23.00 wita.
46
10.
Nusa Dua Café Restoran ini terletak di Main Gate BTDC, bergaya arsitektur Bali dengan konsep terbuka. (open air restaurant). Menu yang ditawarkan adalah menu Bali dan internasional. Kapasitas tempat duduk restoran ini adalah 45 seats, dibuka untuk makan siang (lunch) dan makan malam (dinner). Waktu buka restoran ini mulai dari pukul 11.00 sampai pukul 23.00 wita. 11. Restoran Balidine
Restoran ini terletak di Main Gate BTDC, bergaya arsitektur Bali. Menu yang ditawarkan adalah menu Bali dan internasional. Kapasitas tempat duduk restoran ini adalah 30 seats, dibuka untuk makan siang (lunch) dan makan malam (dinner). Waktu buka restoran ini mulai dari pukul 11.00 sampai pukul 23.00 wita. Penentuan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive) yang didasarkan beberapa pertimbangan yaitu : (1) keuntungan yang diperoleh dari restoran ini akan dirasakan sekaligus diperoleh secara langsung oleh penduduk lokal, apalagi mengingat wisatawan yang tinggal di kawasan ini adalah quality tourist dengan daya beli (buying power) yang tinggi akan dapat memberikan hal yang positif bagi perkembangan freestanding restaurant di kawasan ini, (2) daerah wisata ini merupakan kawasan yang menunjukkan tingkat kunjungan wisatawan yang relatif lebih banyak dan lebih baik dibandingkan dengan destinasi lainnya yang ada di Bali, (3) freestanding restaurant yang berada di kawasan ini cukup banyak, (4) jenis wisatawan yang berkunjung ke kawasan ini lebih banyak bertujuan untuk berlibur atau mengikuti MICE, dan (5) belum pernah ada penelitian serupa oleh peneliti sebelumnya di Kawasan Nusa Dua.
47
Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih tiga bulan terhitung mulai minggu ketiga bulan Maret sampai minggu ketiga bulan Juni 2011. 3.3 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini membahas produk freestanding restaurant di Kawasan Pariwisata Nusa Dua saja. Faktor produk yang dinilai ada lima faktor yaitu faktor makanan dan minuman, pelayanan (service), kebersihan dan higienitas, harga dan atmosfer/suasana. Faktor makanan dan minuman diproksi dengan empat variabel laten yaitu jenis/variasi menu makanan dan minuman, rasa makanan dan minuman, presentasi makanan dan minuman, dan ukuran porsi makanan dan minuman. Faktor pelayanan (service) diproksi dengan tujuh variabel laten yaitu kecepatan pelayanan, ketepatan pelayanan, fasilitas reservasi atau pemesanan tempat duduk, ketersediaan pembayaran dengan kartu kredit, jam operasional restoran, prilaku karyawan yang siap membantu, dan karyawan yang penuh perhatian. Faktor kebersihan dan higienitas diproksi dengan tiga variabel laten yaitu penampilan karyawan yang bersih dan rapi, daftar menu yang bersih dan rapi, dan kebersihan area keseluruhan. Faktor harga diproksi dengan tiga variabel laten yaitu value for money, pemberian diskon, dan happy hour. Faktor atmosfer/suasana diproksi dengan lima variabel laten yaitu desain dan dekorasi restoran, pencahayaan yang tepat, penataan meja makan, kenyamanan furnitur, dan hiburan (entertainment). Untuk menentukan faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan wisatawan terhadap produk freestanding restaurant dilakukan analisis faktor konfirmatori dan analisis diskriminan untuk melihat perbedaan tingkat kepuasan kelompok wisatawan yang menikmati produk di dalam Kawasan BTDC dan di luar Kawasan BTDC. Hasil penelitian ini hanya berlaku untuk freestanding restaurant di Kawasan Pariwisata Nusa Dua saja.
48
3.4 Penentuan Sumber Data 3.4 1 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan yang berkunjung ke freestanding restaurant di Kawasan Nusa Dua tahun 2011 yang tidak diketahui jumlahnya. Sedangkan populasi freestanding restaurant adalah seluruh freestanding restaurant yang berjumlah 43 buah restoran yang tersebar di Jalan Pantai Mengiat, Jalan Terompong, Jalan By Pass Nusa Dua, Main Gate BTDC dan di Bali Collection yang berada di dalam Kawasan BTDC. Menurut Simamora (2004:36) sampel adalah sebagian dari populasi yang dianggap mewakili populasi. Karena sampel mewakili populasi, apapun hasil yang diperoleh dari sampel dianggap telah menggambarkan populasi secara keseluruhan. Maholtra (2005: 364) mengemukakan sampel adalah subkelompok elemen populasi yang terpilih untuk berpartisipasi dalam studi. Sampel adalah sebagian objek yang diambil dari populasi dimana karakteristiknya akan diselidiki dan dianggap dapat mewakili seluruh populasi yang menjadi perhatian dalam penelitian (Pramesti, 2006:2) Penentuan responden wisatawan digunakan metode non-probability sampling, yaitu tehnik pengambilan sampel dimana tidak adanya kesempatan yang sama bagi anggota populasi dipilih sebagai sampel. Salah satu tehnik non-probability yang akan digunakan dalam mencari data wisatawan adalah purposive sampling yang digunakan apabila peneliti mempunyai pertimbangan tertentu dalam menetapkan sampel (Kusmayadi dan Sugiarto, 2000). Dalam penelitian ini ditentukan yang dijadikan sampel dalam penelitian adalah wisatawan mancanegara yang sudah pernah menikmati produk freestanding restaurant di Kawasan Nusa Dua.
49
Untuk keperluan analisis data dengan menggunakan analisis faktor disarankan menggunakan pedoman ukuran sampel sebesar 5-10 kali jumlah parameter yang diestimasi. Dalam penelitian ini terdapat 22 parameter yang diestimasi, sehingga diperlukan sampel sebesar 110 – 220 orang. Atas pertimbangan waktu, biaya, dan kebutuhan data yang sesuai dengan alat analisis faktor , maka jumlah sampel dalam penelitian ini ditetapkan 110 orang. Sedangkan untuk sampel restoran dilakukan dengan cara purposive dimana sampel restoran sengaja dipilih dengan beberapa pertimbangan seperti freestanding restaurant yang memiliki kesamaan karakter menu dan restoran yang memiliki aktivitas kunjungan wisatawan yang cukup tinggi. Dalam penelitian ini ditentukan jumlah sampel restoran sebanyak 15 freestanding restaurant. 3.4.2 Jenis Data 3.4.2.1 Data kuantitatif, yaitu data
berupa angka yang dapat dianalisis dengan
analisis kuantitatif, seperti : umur wisatawan, jumlah kunjungan ke Bali, dan jumlah restoran. 3.4.2.2 Data Kualitatif, yaitu data berupa kata atau kalimat atau pernyataan yang
selanjutnya dikuantitatifkan secara manual, seperti: rasa dari makanan dan minuman, ukuran porsi makanan dan minuman, dan prilaku karyawan yang siap membantu. 3.4.2 Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari sumber data primer dan sumber data sekunder. Data primer berupa data yang didapat langsung melalui proses penelitian diantaranya bersumber dari angket wisatawan. Data sekunder adalah
50
data yang diperoleh dari berbagai pihak terkait, diantaranya bersumber dari BTDC dan pengelola freestanding restaurant. 3.4.4 Tehnik Pengumpulan Data Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Observasi adalah tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara turun langsung ke lokasi penelitian untuk mengetahui secara jelas aktivitas, perilaku, lingkungan, dan lokasi penelitian. 2. Metode angket, yaitu tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada responden dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner terstruktur. Tehnik ini dilakukan untuk mengetahui pendapat wisatawan terhadap produk freestanding restaurant di Kawasan Nusa Dua. Data yang dikumpulkan melalui angket dalam penelitian ini merupakan data ordinal. 3.Tehnik wawancara adalah satu metode pengumpulan data untuk memperoleh informasi mengenai isu yang diteliti dengan melakukan wawancara langsung kepada responden baik wisatawan maupun para Manajer Restoran. Wawancara bisa dilakukan secara terstruktur, dengan cara tatap muka, dan melalui telepon. 4. Studi dokumentasi, yaitu tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengambil gambar/foto objek dan kegiatan yang berhubungan dengan penelitian seperti, brosur freestanding restauran dan foto restoran.
51
3.5 Variabel Penelitian 3.5.1 Identifikasi Variabel Agar terlihat gambaran yang jelas dan terarah tentang masalah yang akan diteliti, maka penentuan variabel merupakan hal yang penting dilakukan. Berdasarkan variabel penelitian ini, dapat mendeskripsikan gambaran permasalahan yang akan diobservasi pada objek penelitian. Variabel berfungsi sebagai pembeda agar jelas setiap item yang diteliti dan juga sekaligus berfungsi untuk menggambarkan adanya saling keterkaitan atau memiliki hubungan antar satu variabel dengan variabel lainnya serta memberi gambaran hubungan keterkaitan yang erat dengan teori yang digunakan, dalam hal ini adalah tentang tingkat kepuasan wisatawan terhadap produk freestanding restaurant di Kawasan Nusa Dua. Terdapat lima faktor produk restoran dengan masing – masing variabelnya, maka variabel dalam penelitian ini adalah faktor makanan dan minuman dengan empat variable (X1.1, X1.2,…X1.4), faktor pelayanan (service) dengan tujuh variabel (X2.1, X2.2,….X2.7), faktor kebersihan dan higienitas dengan tiga variabel (X3.1, X3.2, X3.3), faktor harga dengan tiga variabel (X4.1, X4.2, X4.3), dan faktor atmonfer/suasana dengan lima variabel (X5.1, X5.2,…X5.5). Gambaran mengenai faktor dan variabel penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1.
52
Konstruk Kepuasan wisatawan terhadap produk freestandi ng restaurant
Tabel 3.1 Konstruk, Faktor, dan Variabel dalam Kerangka “Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Wisatawan Terhadap Produk Freestanding Restaurant di Kawasan Nusa Dua” Faktor(Jenis Variabel Kode Penguk Produk) uran Makanan dan Minuman F1 Pelayanan (service) F2
Kebersihan dan Higienitas F3 Harga F4 Atmosfer/ suasana F5
Jenis/variasi pilihan menu makanan dan minuman X1.1
Ordinal
Rasa makanan dan minuman Presentasi makanan dan minuman Ukuran porsi makanan dan minuman Kecepatan pelayanan
X1.2 X1.3 X1.4 X2.1
Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal
Ketepatan pelayanan
X2.2
Ordinal
Fasilitas reservasi atau pemesanan tempat duduk
X2.3
Ordinal
Ketersediaan pembayaran dengan kartu kredit
X2.4
Ordinal
Jam operasional restoran
X2.5
Ordinal
Prilaku karyawan yang siap membantu
X2.6
Ordinal
Karyawan yang penuh perhatian
X2.7
Ordinal
Penampilan karyawan yang bersih dan rapi X3.1 Daftar makanan dan minuman (menu) yang X3.2 bersih dan rapi Kebersihan area keseluruhan X3.3
Ordinal Ordinal
Value for money
X4.1
Ordinal
Pemberian diskon Happy hour
X4.2 X4.3
Ordinal Ordinal
Desain dan dekorasi restoran Pencahayaan yang tepat
X5.1 X5.2
Ordinal Ordinal
Penataan meja makan
X5.3
Ordinal
Kenyamanan furnitur
X5.4
Ordinal
Hiburan (entertainment)
X5.5
Ordinal
Ordinal
Sumber: data diolah Untuk melihat hubungan antara variabel dependen dengan variabel independent, dihubungkan dengan garis anak panah, dalam penelitian ini terdapat 22 anak panah.
53
Seluruh anak panah tersebut menggambarkan variabel-variabel penelitian yang digunakan dari lima dependen variabel yang dapat diukur (measurable) yang berupa faktor – faktor produk restoran. Sedangkan konstruk yang masih belum dapat teramati (unmeasurable) berupa tingkat kepuasan wisatawan terhadap produk restoran yang sekaligus sebagai permasalahan yang diteliti pada penelitian ini. Gambaran seluruh indikator atau variabel yang diduga merupakan variabel produk yang dianggap berpengaruh terhadap kepuasan wisatawan di freestanding restaurant Kawasan Nusa Dua terlihat pada Gambar 3.1. X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X3.1 X3.2 X3.3 X4.1 X4.2 X4.3
Makanan dan minuman (F1)
Pelayanan /service (F2) F2
Tingkat Kepuasan Wisatawan
Kebersihan dan higienitas(F3)
Harga (F4)
X5.1 Atmosfer/suasana X5.2 (F5) X5.3 X5.4 X5.5 Gambar 3.1 Variabel – variabel pada faktor – faktor yang mempengaruhi kepuasan wisatawan terhadap produk freestanding restaurant di Kawasan Nusa Dua.
54
Pengukuran masing – masing variabel dalam penelitian ini dilakukan secara ordinal menggunakan skala likert dengan lima tingkatan yang dapat dilihat pada Tabel 3.2 di bawah ini: Tabel 3.2 Skala Pengukuran (Likert) Lima Tingkatan Skala
Tingkat Kepuasam
1
Tidak Puas
2
Kurang Puas
3
Cukup Puas
4
Puas
5 Sumber: data diolah 3.5.2
Sangat Puas
Definisi Operasional Variabel
Agar penelitian tidak menyimpang dari pokok permasalahan, maka dalam penelitian ini diberikan batasan – batasan yang meliputi : 1.
Tingkat kepuasan wisatawan
adalah respon wisatawan terhadap evaluasi
ketidaksesuaian/diskonfirmasi yang dirasakan antara harapan sebelumnya dengan kinerja aktual yang diberikan pemasar. Kepuasan wisatawan tercapai jika kita bisa memenuhi ekspektasi (harapan) pelanggan. 2.
Produk restoran merupakan segala sesuatu yang disediakan oleh restoran dan dapat dinikmati oleh pelanggannya baik yang bersifat nyata (tangible) dan tidak nyata (intangible). Produk dalam operasional makanan dan minuman lebih dari hanya sekedar makanan dan minuman yang ditawarkan untuk dijual, tetapi termasuk didalamnya pelayanan (sevice) dan ambience (suasana) dari fasilitas yang ditawarkan.
55
3.
Makanan dan minuman adalah segala jenis hidangan (makanan dan minuman) yang disediakan oleh restoran kepada pelanggannya yang merupakan produk nyata restoran (tangible). 4. Pelayanan (service) adalah segala bentuk layanan dan fasilitas yang disediakan
produsen seperti: kemampuan, kecepatan, kesigapan, dan ketanggapan pramusaji dalam menghidangkan makanan, pembayaran dengan kartu kredit, dan fasilitas layanan antar jemput (pick up service). 5. Kebersihan dan higienitas adalah kebersihan dan kesehatan area restoran secara
keseluruhan yang terbebas dari bibit penyakit dan kesan yang kotor serta menjijikkan. 6. Harga adalah tingkat harga jual yang ditawarkan restoran kepada konsumen
untuk menikmati produk restoran. 7.
Atmosfer/suasana adalah : situasi dan suasana restoran yang dapat dirasakan
oleh wisatawan baik yang dapat dilihat langsung, dirasakan dan dinikmati oleh wisatawan. 8. Jenis/variasi pilihan menu makanan dan minuman adalah ragam/banyaknya pilihan daftar makanan dan minuman yang dapat dipesan oleh wisatawan di restoran. 9. Rasa makanan dan minuman adalah citarasa makanan dan minuman. 10. Presentasi makanan dan minuman adalah penampilan makanan yang indah dan dapat merangsang selera makan wisatawan. 11. Ukuran porsi makanan dan minuman adalah ukuran berat standar makanan dan ukuran volume standar minuman dalam penyajian sesuai dengan karakternya.
56
12. Kecepatan pelayanan adalah kesigapan dan kecepatan pelayanan makanan dan
minuman oleh pramusaji. 13. Ketepatan pelayanan adalah pelayanan makanan dan minuman diberikan
dengan benar dan tepat, seperti makanan dan minuman yang diantarkan kepada tamu sudah sesuai dengan pesanan. 14. Fasiliatas reservasi atau pemesanan tempat duduk adalah fasilitas yang disediakan restoran kepada pelanggannya untuk memesan terlebih dahulu tempat atau meja di restoran. 15. Ketersediaan pembayaran dengan kartu kredit adalah restoran menerima pembayaran dengan kartu kredit. 16. Jam operasional restoran adalah waktu buka restoran dalam sehari. 17. Prilaku karyawan yang siap membantu adalah sikap karyawan yang bersedia
membantu pelanggannya tanpa diminta. 18. Karyawan yang penuh perhatian adalah sikap karyawan yang memberikan perhatian terhadap seluruh kebutuhan dan keinginan pelanggan dengan cermat dan segera memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan tersebut. 19. Penampilan karyawan yang bersih dan rapi adalah penampilan karyawan secara
keseluruhan dari ujung rambut sampai ujung kaki yang bersih dan rapi (staff grooming). 20. Daftar makanan dan minuman (menu) yang bersih dan rapi adalah tampilan
daftar makanan (menu) bersih tanpa noda serta rapi. 21. Kebersihan area keseluruhan adalah kebersihan area restoran secara keseluruhan
termasuk ruang makan, bar, dapur, dan toilet.
57
22. Value for money adalah kesesuaian antara kepuasan yang diperoleh dengan
sejumlah uang yang dikeluarkan pelanggan. 23. Pemberian diskon adalah pemberian potongan harga kepada pelanggan. 24. Happy hour adalah pemberian diskon pada jam-jam sepi kunjungan tamu. 25. Desain dan dekorasi restoran adalah penataan dan tema utama dari restoran
serta hiasan yang dipergunakan di dalam restoran. 26. Pencahayaan yang tepat adalah tingkat pencahayaan yang tepat bagi pelanggan (tidak terlalu terang dan tidak terlalu gelap) dan sesuai dengan desain restoran. 27. Penataan meja makan adalah sejumlah peralatan makan yang disediakan dan
disusun diatas meja makan yang dapat dipergunakan oleh pelanggan menikmati hidangan di restoran. 28. Hiburan (entertainment) adalah pertunjukan yang disediakan oleh restoran
untuk pelanggannya antara lain tarian dan musik. 3.6 Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan instrumen berupa kuesioner yang akan disebarkan kepada wisatawan mancanegara yang sudah pernah berkunjung ke freestanding restaurant di Kawasan Nusa Dua. Kuesioner dalam penelitian ini memuat tentang dua hal yaitu : (1) data demografi responden, seperti asal negara, umur, status perkawinan, jenis kelamin, tujuan berkunjung, dan jumlah kunjungan ke Bali dan (2) data tingkat kepuasan responden terhadap produk freestanding restaurant yang berisi 22 pernyataan yang berkaitan dengan variabel produk yang diteliti. Responden cukup memberi tanda rumput pada lima skala yang disediakan yaitu satu untuk tidak puas, dua untuk kurang puas, tiga untuk cukup puas, empat untuk puas, dan lima untuk sangat puas.
58
Menurut Kusmayadi dan Sugiarto (2000:108), sebelum terjun ke lapangan untuk mengumpulkan data yang sesungguhnya, terlebih dulu instrumen yang telah selesai disusun harus diujicobakan supaya dapat diketahui keabsahan dan keandalannya (validitas dan reliabilitas). Instrumen dalam penelitian ini yang berupa kuesioner akan diujicobakan terlebih dahulu pada beberapa respoden, kemudian akan dilakukan uji validitas dan reliabilibitas. 3.7 Analisis Data 3.7.1 Analisis Faktor Mengacu pada model penelitian (Gambar 2.1) dalam penelitian ini telah digambarkan bahwa analisis yang digunakan untuk penelitian ini adalah analisis faktor dan analisis diskriminan. Dalam analisis faktor data kerangka model konstruk yang diuraikan pada Table 3.1 diungkapkan dalam persamaan melalui proses analisis faktor dengan mengikuti beberapa tahapan. 3.7.1.1 Trasformasi data ordinal menjadi data interval Dalam melakukan analisis terhadap hasil penelitian ini, proses yang mendahului analisis faktor adalah transformasi data ordinal menjadi data interval dengan tahapan sebagai berikut : 1. Angket yang telah diisi oleh responden diberi penomeran sesuai dengan jumlah
sampel atau responden. 2. Setiap angket selanjutnya dimasukkan ke dalam data ordinal melalui program
microsoft excel. Data ordinal ini diberi tentang tingkat kepuasan wisatawan diurut dari tidak puas, kurang puas, cukup puas, puas, sangat puas dengan menggunakan
59
skala Likert yaitu 1= tidak puas, 2= kurang puas, 3= cukup puas, 4= puas, 5= sangat puas, pada setiap variabel yang pada awalnya merupakan daftar pertanyaan pada angket. 3. Setelah semua rekap data angket masuk ke dalam data ordinal, maka
selanjutnya diolah dengan menggunakan program SPSS 19.0 for windows. Dalam program tersebut tersedia beberapa fasilitas analisis yang salah satunya adalah analisis faktor. 4. Selanjutnya
akan dilakukan pengolahan data dengan cara melakukan
transformasi dari data ordinal ke dalam data interval. Karena sebagaimana diketahui bahwa data ordinal tidak bisa dianalisis melalui analisis faktor secara langsung. Transformasi yang dilakukan untuk mengkuantifikasi data kualitatif pada penelitian ini adalah dengan menggunakan Metode Suksesif Interval (MSI). Kegunaan dari pada metode ini adalah untuk mengubah data dari data ordinal menjadi data interval. 5. Dalam proses kuantifikasi untuk mencari data interval melalui Metode Suksesif
Interval, data ordinal yang diolah secara teratur dengan langkah-langkah sebagai berikut : (1)
Menghitung frekwensi (F) responden yang memberikan pilihan jawaban
yang sama untuk setiap skor dari setiap item pertanyaan. (2)
Menghitung proporsi frekwensi relative (Pi) dari hasil perhitungan pada
poin 1 diatas untuk setiap skor dengan cara membagi frekwensi mutlak dengan skor responden.
60
(3)
Menghitung frekwensi komulatif dari hasil perhitungan poin 2 untuk
setiap skor. (4)
Sebaran frekwensi komulatif (FKi) dari hasil perhitungan pada poin 3
untuk seluruh skor, diasumsikan mengikuti sebaran normal. (5)
Sebaran frekwensi komulatif (FKi) dari hasil perhitungan pada poin 4
dijadikan sebaran normal baku (sebaran normal Z). FKi= area pada table Z (6)
Selanjutnya adalah mencari densitas masing – masing skor (yang
tersedia pada ordinat table Z). Menghitung nilai skala (scale value) untuk setiap skor dengan rumus : Densitas pada batas bawah - Densitas pada batas atas SV = Area dibawah batas atas - Area dibawah batas bawah (8)
Mentransformasi nilai skala (SV) yang terkecil diubah menjadi sama
dengan satu (=1), dengan menggunakan rumus Yi=SVi+SV terkecil+1, hasilnya menjadi data proporsional. (9)
Nilai – nilai Yi yang terbentuk berdasarkan transformasi di atas pada
setiap skor atau pilihan jawaban adalah merupakan nilai interval dari setiap skor awal. Setelah proses trasformasi data ordinal menjadi data interval selesai dilakukan maka dilanjutkan dengan pengujian data dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.
61
Hasil dari pengujian data tersebut selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis faktor konfirmatori (confirmatory factor analysis). Sebagaimana diungkapkan oleh Supranto (2004:125), bahwa analisis faktor konfirmatori yaitu secara apriori yang berdasarkan teori dari konsep sudah dibuat beberapa faktor yang akan dibentuk, serta variabel laten yang termasuk dalam faktor-faktor tersebut. Pada penelitian ini telah ditentukan faktor - faktor yang bersifat apriori sehingga dalam analisis ini dilakukan konfirmatori nilai – nilai faktor yang muncul dari variabel-variabel yang telah ditentukan sebagai faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan wisatawan pada produk freestanding restaurant di Kawasan Nusa Dua. 3.7.1.2 Proses dasar analisis faktor Menurut Santoso (2010: 59-69) proses dasar analisis faktor meliputi hal – hal sebagai berikut: 1. Menentukan varibel apa saja yang akan dianalisis. Dalam penelitian ini sudah
ditentukan bahwa variabel yang akan dianalisis berjumlah 22 variabel. 2.
Menguji variabel – variabel yang telah ditentukan, dengan metode Bartlett’s test of sphericity serta pengukuran MSA (Measure of Sampling Adequacy). Pada tahap awal analisis faktor ini, dilakukan penyaringan terhadap sejumlah variabel, hingga didapat variabel – variabel yang memenuhi syarat untuk dianalisis. Untuk melihat ada tidaknya korelasi, dapat dilihat pada uji Kaiset Meyer Oikin (KMO) measure of sampling adequancy, yang merupakan suatu indeks yang dipergunakan untuk meneliti ketepatan analisis faktor. Nilai tinggi antara 0,5 – 1,0 berarti analisis faktor tepat, kalau kurang dari 0,5 analisis faktor dikatakan tidak tepat.
3. Proses factoring dan Rotasi
62
Pada tahap ini dilakukan ekstraksi terhadap sekumpulan variabel yang ada, sehingga terbentuk satu atau lebih faktor. Metode yang digunakan adalah PCA (Principal Component Analysis) dan metode yang digunakan untuk rotasi adalah Varimax. Dari proses ini akan muncul Tabel Communalities, yang pada dasarnya menunjukkan jumlah varians (bisa dalam persentase) dari suatu variabel yang mula – mula bisa dijelaskan oleh faktor yang ada. Tabel berikutnya yang muncul adalah Tabel Total Variance Explained, yang menampilkan eigenvalues (akar ciri) masing – masing faktor. The eigenvalue untuk suatu faktor menunjukkan jumlah varian, sebagai sumbangan atau kontribusi dari faktor yang bersangkutan terhadap total variance, karena masing – masing variabel sudah dibakukan, berarti rata – ratanya nol dan variannya satu. Berdasarkan besarnya eigenvalue ini, maka bisa ditentukan banyaknya jumlah faktor yang bisa diterima secara empirik. Semakin besar eigenvalue setiap faktor maka faktor tersebut semakin reliable (representatif) untuk mewakili sekelompok variabel. Faktor yang dipertimbangkan akan bermakna apabila eigenvalue dari faktor tersebut lebih besar dari satu (>=1). Setelah diketahui faktor yang dapat diterima, Tabel Component Matrix menunjukkan distribusi masing – masing variabel terhadap faktor, sedangkan angka – angka pada tabel menunjukkan factor loadings, yang menunjukkan besar korelasi antara suatu variabel dengan faktor yang terbentuk. Variabel dengan loading besar berarti merupakan komponen penyusun terbesar dari faktor yang bersangkutan. 3.7.2
Analisis Diskriminan Analisis diskriminan adalah tehnik multivariat yang termasuk pada dependent
method, dengan ciri adanya variabel dependen dan independen. Variabel dependen bisa berupa grup satu dan grup dua, dengan tujuan diskriminan secara umum adalah untuk
63
mengetahui apakah terdapat perbedaan yang jelas antar grup (Santoso, 2010:155). Proses dasar dari analisis diskriminan adalah: 1. Memisahkan variabel – variabel menjadi variabel dependen dan variabel independen 2. Menentukan metode untuk membuat fungsi diskriminan 3. Menguji
signifikansi
dari
fungsi
diskriminan
yang
telah
terbentuk,
menggunakan Wilk’s Lambda, F test dan lainnya. Tabel Tests of Equality of Group Means menunjukkan angka Wilk’s Lambda dan signifikansi. Jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka antar variabel terdapat perbedaan, dan jika nilai signya lebih besar dari 0,05 maka antar variabel cenderung sama (tidak terdapat perbedaan).