30
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Denzim dan Licoln (1994) penelitian kualitatif bertujuan untuk mencapai pemahaman mendalam mengenai peristiwa khusus daripada mendiskripsikan bagian dari permukaan dari sampel sebuah populasi. Penelitian ini juga bertujuan untuk menjelaskan penjelasan tersirat mengenai struktur, tatanan dan pola yang luas yang terdapat dalam suatu kelompok partisipan. Selain itu, Denzim dan Lincoln juga menegaskan bahwa penelitian kualitatif ditujukan untuk mendapatkan pemahaman yang mendasar melalui pengalaman first-hand dari peneliti yang langsung berproses dan melebur menjadi satu bagian yang tak terpisahkan dengan subyek dan latar yang akan diteliti berupa laporan dan catatan lapangan yang aktual. selain itu penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana para subyek penelitian mengambil makna dari lingkungan sekitar dan bagaimana maknamakna tersebut mepengaruhi perilaku subyek sendiri. karena first-hand maka dalam penelitian kualitatif peneliti harus terjun langsung dan harus mengenal subyek penelitian secara personal dan tanpa perantara.
31
3.2 Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia yang saat ini masih terdaftar sebagai mahasiswa aktif. 3.3 Instrumen Penelitian Pada penelitian ini, peneliti juga sebagai instrumen dari penelitian itu sendiri, hal ini seperti yang dijelaskan Herdiansyah (2014) bahwa dari awal penelitian hingga akhir peneliti sendiri harus terlibat aktif dalam penelitian bukan orang lain ataupun asisten penelitian, hal tersebut karena dalam setiap pengumpulan data yang telah dipilih pasti terdapat banyak simbol yang harus dianalisis, diuraikan serta diintepretasikan secara langsung oleh peneliti yang bersangkutan. Peneliti dalam penelitian ini bertugas sebagai perencana dalam menetapkan fokus, memilih informan, pengumpulan data, menafsirkan data, dan menarik kesimpulan serta menganalisis data yang ada di lapangan secara alami dan tanpa dibuat-buat (Musbikhin, 2015). Peneliti juga harus mengembangkan wawasannya mengenai sertifikasi profesi, untuk kemudian bisa dikembangkan dengan wawancara kepada mahasiswa akuntansi FE UII sebagai obyek penelitian. 3.4 Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer didapat dari hasil wawancara dengan subyek penelitian, yaitu mahasiswa
32
akuntansi FE UII. Data yang telah dikumpulkan oleh peneliti tesebut kemudian di analisis, sehingga bisa menjawab rumusan masalah yang telah ditentukan. 3.5 Sumber Data Penelitian ini menggunakan data primer, sehingga peneliti perlu melakukan wawancara dengan informan, yaitu Mahasiswa Akuntansi FE UII. Mahasiswa akuntansi FE UII yang akan peneliti wawancarai adalah Mahasiswa yang masih terdaftar aktif sebagai mahasiswa FE UII. Hal ini dilakukan untuk menggali informasi mengenai kesadaran serta keinginan mereka terhadap sertifikasi profesi. Selain itu, peneliti juga akan mewawancarai Ketua Jurusan Prodi Akuntansi yaitu Bapak Dekar Urumsah, Drs., S.Si, MCom(IS), PhD untuk mengetahui kebijakan dan rencana starategis berkaitan dengan sertifikasi profesi akuntansi. Mahasiswa Akuntansi FE UII yang dipilih bersifat tidak mengikat, sehingga ketika terjadi suatu hal yang tidak diinginkan, maka akan dicari mahasiswa akuntansi FE UII yang lain sebagai informan. 3.6 Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer sehingga teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan wawancara. Wawancara dilakukan langsung dengan subyek penelitian. 3.6.1 Wawancara Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara, menurut Moleong (2005) wawancara adalah percakapan
33
dengan maksud tertentu. Percakapan tersebut dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara atau pihak mengajukan pertanyaan dan terwawancara sebagai pihak yang menjawab pertanyaan. Sedangkan menurut Stewart & Cash (2008) wawancara diartikan sebagai sebuah interaksi yang didalamnya terdapat pertukaran atau berbagai aturan, tanggung jawab, perasaan, kepercayaan, motif dan informasi. Wawancara bukanlah suatu kegiatan dengan kondisi satu orang melakukan pembicaraan sedangkan yang lain hanya mendengarkan akan tetapi dalam wawancara harus ada interaksi satu sama lain. Dalam penelitian ini teknik wawancara yang digunakan adalah teknik wawancara semi-terstruktur, menurut Herdiansyah (2014) wawancara semiterstruktur banyak digunakan untuk penelitian yang bersifat kualitatif karena bertujuan untuk memahami sebuah fenomena. beberapa acuan yang digunakan dalam teknik wawancara semi-terstruktur ini adalah (1) pertanyaan yang diberikan bersifat terbuka namun ada batasan tema dan alur pembicaraan (2) pertanyaan yang diajukan bersifat fleksibel, tergantung situasi dan kondisi serta alur pembicaraan, (3) pedoman yang ada dalam wawancara semi-terstruktur ini dijadikan patokan atau kontrol dalam hal alur pembicaraan serta untuk prediksi waktu wawancara. berikut alur dati proses wawancara yang peneliti lakukan. 3.7 Pengujian Keabsahan Data Data dalam penelitian ini bersifat kualitatif, sehingga untuk menguji keabsahan data digunakan teknik triangulasi. triangulasi menurut Herdiansyah (2014) adalah penggunaan dua atau lebih sumber untuk mendapatkan hal yang
34
menyeluruh tentang suatu fenomena yang akan diteliti. dengan begitu data yang diperoleh dapat lebih rigor yang berarti tingkat derajat penelitian memiliki interpretasi yang dapat dipertanggungjawabkan. triangulasi memiliki beberapa cara yaitu 3.7.1 Triangulasi Sumber Pada tahap pengujian ini, peneliti akan menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui wawancara dengan beberapa informan. Data yang diperoleh kemudian dideskripsikan dan dikategorisasikan sesuai dengan apa yang diperoleh dari beberapa informan tersebut. Setelah itu akan dilakukan pemilahan data untuk dianalisis lebih lanjut. 3.7.2 Triangulasi Waktu Informan dalam wawancara yang ditemui pada pertemuan awal dapat memberikan informasi yang berbeda pada pertemuan selanjutnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengecekan berulang-ulang agar didapatkan informasi yang lebih terpercaya. Jika wawancara hanya dilakukan cukup dalam satu kali pertemuan, maka pada pertemuan itu pewawancara harus menanyakan berulang mengenai pernyataan yang telah diucapkan oleh informan di awal percakapan untuk mmastikan bahwa apa yang dikatakan informan adalah benar adanya tanpa ada rekayasa. 3.8 Teknik Data Analisis Terkait dengan penelitian ini dengan pendekatan kualitatif, dan peran peneliti sebagai instrumen utama dalam penelitian kualitatif, pada penelitian ini
35
metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis interaktif, menurut Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiono (2008) mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus menerus sampai tuntas, dan sampai datanya menjadi jenuh. aktivitas dalam anailis data dilakukan dengan 3 langkah sebagai berikut: pertama Reduksi data (data reduction) yaitu cara mencari dan memfokuskan perhatian pada pencarian materi penelitian dari berbagai literatur yang digunakan sesuai dengan pokok masalah dalam rumusan masalah. menurut Sugiono ( 2008) reduksi data antisipasi terjadi tanpa kesadaran peneliti yang dimana kerangka konseptual, situs, pertanyaan penelitian, pendekatan pengumpulan data dan data yang relevan dianalisis secara cermat, sedangkan data yang kurang relevan akan disisihkan. Tahap kedua, penyajian atau model display yang digunakan dengan tahap diskriptif. menurut Emzir (2010) bentuk yang paling sering digunakan oleh data kualitatif selama ini adalah teks naratif. dengan men-display data maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, serta merancanakan kerja berikutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut (Sugiyono, 2008) Tahap ketiga, penarikan kesimpulan, dari pengumpulan data analisis, peneliti mencari makna pada setiap gejala yang terjadi pada proses penelitian mencatat implikas positif dari penelitian serta keterbatasan dari penelitian tersebut. Menurut Emzir (2010) dari tinjauan ini, ketiga jenis aktivitas analisis dan pengumpulan data ini akan membentuk siklus interaktif (lihat Gambar 3.1.). Peneliti secara mantap bergerak diantara keempat model ini selama pengumpulan
36
data, kemudian bergerak bolak-balik diantara reduksi data, model atau data display, dan penarikan/ verifikasi kesimpulan untuk sisa studi tersebut. Gambar 3.1: Komponen analisis data, model interactive
(Emzir, 2010)
Dalam penelitian ini, analisis data yang dilakukan oleh peneliti dengan mencari tahu terlebih dahulu literatur-literatur yang relevan dengan topik penelitian, literatur tersebut berupa jurnal penelitian, buku, dan barbagai literatur lainnya. literatur tersebut kemudian dipahami dan ditelaah untuk menarik kesimpulan awal. Dari data yang telah dikumpulkan kemudian dilakukan wawancara untuk memperoleh data catatan hasil wawancara, data dari wawancara tersebut kemudian ditelaah dan diverifikasi kembali agar sesuai dengan konteks yang sebenarnya. Setelah itu, dilakukan display data, dimana hasil dari kajian literatur dan data wawancara diuraikan dan dijabarkan secara deskriptif dan terperinci. Tujuannya agar mempermudah untuk memahami apa yang terjadi secara relevan,
37
dengan memperoleh gambaran yang jelas mengenai topik serta mencari korelasi antara data satu dengan yang lainnya guna menjawab rumusan masalah yang ada. Tahap terakhir setelah data-data yang telah diurai telah memberikan uraian makna yang jelas mengenai permasalahan yang diteliti kemudian didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat penelitian dilakukan di lapangan, maka setelah itu dapat dilakukan penarikan kesimpulan, dimana kesimpulan yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah tersebut adalah kesimpulan yang credible, selain itu peneliti juga mencatat keterbatasan yang dihadapi serta implikasi positif yang dapat diperoleh dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini digunakan standar proses analisis data yang sistematis yaitu analisis coding,. Menurut Poerwandari (1998) fungsi analisis coding adalah untuk mengorganisasi dan mensistematisasi data secara lengkap dan menditail, sehingga data dapat memunculkan gambaran tentang topik dan peneliti menemukan makna dari data yang dikumpulkan. menurut Strauss dan Cobin (1990) coding dibagi menjadi 3 bagian yaitu open coding, axial coding serta selective coding. 3.8.1 Open Coding Menurut Koentjoro (2006) open coding berisi kegiatan memeberi nama, mengategorisasikan fenomena yang diteliti melalui proses menelaah secara mendetail dengan tujuan untuk menemukan kategorisasi fenomena yang diteliti. Pada tahapan ini peneliti mengsegmentasikan informasi yang telah diperoleh dari hasil wawancara, sehingga peneliti mendapatkan fokus apa yang
38
ingin didapatkan. sealin itu peneliti juga melakukan koreksi apakah hasil wawancara tersebut apakah telah lengkap data yang didapatkan untuk bisa menjawab rumusan masalah yang ada. Maka pada tahap ini akan dilakukan peninjauan ulang terhadap hasil data yang telah dikumpulkan untuk mendapatkan kesimpulan yang benar. 3.8.2 Axial Coding Koding Aksial (Axial Coding) adalah pelacakan hubungan diantara elemen-elemen data yang terkodekan. Teori substantif muncul melalui pengujian adanya persamaan dan perbedaan dalam tata hubungan, diantara kategori atau subkategori, dan diantara kategori dan propertisnya (Sudira, 2009). Menurut Koentjoro (2006) axial coding merupakan prosedur yang diarahkan untuk melihat keterkaitan antara kategori-kategori yang dihasilkan oleh open coding. Pada tahapan Axial Coding ini, maka peneliti akan mengklasifikasikan dari hasil jawaban narasumber satu dengan yang lainnya. Dalam penelitian ini, dilakukan wawancara dengan 18 informan, maka peneliti harus membuat konsep dari hasil jawaban antara satu informan dengan informan yang lain hingga di dapatkan suatu konsep tertentu. 3.8.3 Selective Coding Menurut Koentjoro (2004) selective coding merupakan satu proses untuk menyeleksi kategori pokok, kemudian secara sistematis menghubungkannya dengan kategori-kategori lainnya. Proses ini secara langsung akan memvalidasi keterkaitan antara kategori-kategori yang berhasil diidentifikasi.
39
Pada tahap selective coding ini, tugas dari peneliti adalah menyimpulkan dari hasil axial coding yang telah dilakukan. Peneliti harus bisa menggabungkan antara jawaban satu informan dengan informan yang lain untuk kemudian dibuat suatu kata kesimpulan yang bisa menjawab rumusan masalah yang telah dibuat.