III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini adalah areal Taman Hutan Raya Bukit Soeharto (Gambar 3.1) dengan waktu penelitian selama 10 (sepuluh) bulan, yaitu mulai bulan Oktober 2009 sampai dengan Juli 2010.
Gambar. 3.1. Peta Lokasi Penelitian Taman Hutan Raya Bukit Soeharto (Ditjen PHKA Dephut, 1996) 3.2. Bahan dan Alat Bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah : a. Data Primer berupa data hasil survey dan Participatory Rural Appraisal (PRA) di lapangan berupa potensi sumberdaya alam mencakup data vegetasi, data biomass serta data kuisioner masyarakat. b. Data Sekunder berupa data yang diperoleh dari informasi mengenai kawasan Tahura Bukit Soeharto dari hasil studi pustaka dan data instansi pemerintah
18
cq. Dishut Prov. Kaltim, BKSDA Kaltim serta instansi/stakeholders yang terkait. Sedangkan alat yang dipergunakan adalah : peta citra landsat (sesuai peta yang ada di Dinas Propinsi Kaltim), peta kerja skala 1 : 50.000, teropong binokuler, alkohol, GPS, kompas, buku pengenalan jenis flora, phi band, haga, meteran, pita/tali rafia, kamera digital (dokumentasi), tally Sheet, papan dada, oven, timbangan. 3.3. Rancangan Penelitian 3.3.1. Metode Pengumpulan Data Data yang dipergunakan adalah data primer dan data sekunder. Data Primer yang diolah adalah data yang diperoleh dari hasil survey dan PRA di lapangan seperti data potensi vegetasi, data biomass, data asumsi masyarakat, serta harga pasar. Sedangkan data sekunder data informasi tentang potensi Tahura Bukit Soeharto lainnya seperti potensi batubara, potensi satwa, informasi
kebakaran,
informasi
kerusakan, informasi
pencurian serta demografi dan topografi.
a
e b c
d e
a = 20 x 20 m Tingkat Pohon b = 10 x 10 m Tingkat Tiang c = 5 x 5 m Tingkat Pancang d = 2 x 2 m Tingkat Semai e = 1 x 1 m Biomass
Gambar. 3.2. Metode Garis Transek Flora dan Biomass Pengambilan data primer yaitu data pohon, rotan, serta biomass semak dan serasah dilakukan dengan inventarisasi langsung di lapangan dengan survey transek sebagaimana disajikan pada Gambar 3.2. Metode yang dipergunakan adalah dengan pengambilan sampling acak secara sistematis dengan sistem jalur, plot sampling terdiri dari 4 plot yaitu 1 plot hutan
19
sekunder tua, 1 plot hutan sekunder muda, 1 plot hutan terbuka dan 1 plot di hutan pantai yang masing-masing plot sampling terdiri dari 3 jalur dengan panjang masing-masing jalur 1000 m atau 1 km dan ukuran lebar 20 m, dengan petak contoh pohon 20x20 m, petak ukur tingkat tiang 10x10 m, petak ukur pancang 5x5 m, semai 2x2 m dan biomass 1x1 m. Untuk data aktifitas masyarakat, responden dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal sekitar hutan serta instansi atau lembaga yang terkait dalam pengambilan data sekunder seperti Dinas Sosial, Kecamatan atau Desa untuk data penduduk, Dinas Kehutanan Propinsi Kalimantan Timur dan Kabupaten Kutai Kertanegara serta Kabupaten Panajam Paser Utara untuk data wilayah hutan, BPS, Bappeda Provinsi Kalimantan Timur serta institusi/stakeholders lain yang diperlukan. Wawancara
tidak
terstruktur
(In
depth
Interview)
dilakukan
menggunakan kuisioner dengan metode Participatory Rural Appraisal dengan jumlah sampling “key” responden adalah sebanyak 50 orang, dari setiap 5 kecamatan diwakili oleh 1 desa yang masing-masing desa terdiri dari dari 10 orang “key” responden. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data dan informasi manfaat apa saja yang dirasakan oleh masyarakat, untuk menentukan harga suatu manfaat dari Tahura Bukit Soeharto. Harga tersebut dikonversikan ke dalam harga pasar, dan jika tidak mempunyai harga pasar dinilai dari barang substitusinya yang mempunyai nilai pasar dan bila tidak memiliki harga pasar maka dipergunakan CVM
(Contingent Value
Method) untuk
mengetahui WTP (Willingness to Pay) masyarakat sekitar terhadap manfaat Tahura Bukit Soeharto. Dari nilai potensi yang ada, selanjutnya dihitung NPV (Net Present Value) selama 50 tahun dengan tingkat diskonto 10%, kemudian dilakukan penjumlahan seluruh nilai manfaat baik manfaat langsung (Direct Use), manfaat tidak langsung (Indirect Use), manfaat pilihan (Option Value) untuk memperoleh nilai total ekonomi (Total Economic Value) dan nilai kerusakan sebagai pembanding.
20
Pelaksanaan pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut : Tabel 3.1. Jenis Kegiatan dan Metode Penelitian No 1
2
Jenis Kegiatan Penelitian Penentuan dan Pembuatan Plot contoh
Pengukuran Potensi Vegetasi/Flora Pengukuran Biomass Aktifitas masyarakat dan asumsi masyarakat dan penentuan harga
3
4
5
6
7
8
Kerusakan akibat Kebakaran, Pertambangan/Pencurian/ Banjir Data Sumberdaya Alam (Non Vegetasi): Batubara,Satwa, Air, Pemanfaatan Lahan (sawah/ladang/temp at usaha), Keadaan Demografi THBS Pengolahan Data Awal Valuasi Ekonomi - Manfaat (Tangible dan Intangible) - Kerusakan (Tangible dan Intangible) Pengolahan dan Analisis Data Akhir Penulisan Laporan Penelitian/ Thesis
Metode Yang Dipakai
Alat yang dipakai Peta Tutupan Lahan (tergantung yang ada pada Dinas Prov. Kaltim)
Sumber Data Sekunder
GPS,Kompas, Phi Band, Clinometer, Haga, Meteran, Tali rafia, Kamera, Tally Sheet, Oven, Timbangan, Kuisioner
Primer
- Literatur - Laporan Kerusakan
Sekunder
Wawancara/ PRA Studi Pustaka
- Literatur - Stakeholders terkait
Sekunder
- Indeks Nilai Penting - Indeks Keragaman - Indeks Kesamaan - Harga Proksi - CVM (Contingent Value Method)
- Komputer - Program Exel - Direct Use - Indirect Use - Option value - TEV
Primer
- Penggabungan Metode
- Komputer - Program Exel - Pedoman Penulisan Karya Ilmiah IPB
Primer/ Sekunder
- Analisis Peta Tutupan Lahan - Penentuan 4 sample yang mewakili yaitu hutan sekunder muda, sekunder tua, kawasan terbuka dan pantai - Survey dengan Transek - Penegeringan Media Biomass - Purposive sampling, Wawancara/PRA (Participatory Rural Appraisal) masingmasing 1 desa pada 5 kecamatan dengan jumlah key responden keselurahan 50 orang. Studi Pustaka/ Wawancara Ground Cross Cek
- Penulisan ilmiah
Karya
Primer/ Sekunder
Seluruh Data
21
Interpretasi Peta Tutupan Lahan
Peta Tutupan Lahan
Data Flora dan Fauna Manfaat Langsung Manfaat kayu Manfaat kayu bakar Manfaat tanaman obat Batubara Manfaat binatang buruan Manfaat hasil rotan Manfaat hasil sayur Manfaat hasil buah Manfaat hasil madu Manfaat lahan pertanian dan perkebunan Manfaat Pilihan Pelestarian Tahura Valuasi Ekonomi 1. Nilai Pasar 2. Nilai Subtitusi 3. WTP
Plot Sampel Trasek
1. Nilai Manfaat Langsung 2. Nilai Manfaat Tidak Langsung 3. Nilai Pelestarian Tahura
Manfaat Tidak Langsung Pengatur Tata Air Pengendali Banjir Penyerapan Karbon Kersakan Akibat Kebakaran Nilai Karbon yang Hilang Produktivifitas Transportasi Kerusakan Vegetasi Kerusakan Akibat Pencurian Kerusakan Akibat Tambang Batubara Nilai Erosi
4. Nilai Total Kerugian Kebakaran Hutan 5. Nilai Akibat Kerusakan Pencurian 6. Nilai Kerusakan Akibat Tambang Batubara
Gambar. 3.3. Tahapan Kegiatan dan Output Penelitian 3.3.2. Metode Analisis Data a. Analisis Vegetasi/Flora Untuk proses analisis data Vegetasi atau Flora maka dilakukan perhitungan dengan rumus-rumus yang akan diuraikan di bawah ini. 1. Penentuan Indeks Nilai Penting Flora Penentuan Indeks Nilai Penting flora dilakukan dengan rumus sebagai berikut :
TEV (Total Economic Value)
22
Indeks Nilai Penting = Kerapatan Relatif + Frekuensi Relatif + Dominansi Relatif Khusus untuk tingkat semai dan tumbuhan bawah, Indeks Nilai Penting cukup dihitung dengan rumus : Indeks Nilai Penting = Kerapatan Relatif + Frekuensi Relatif 2. Potensi Kayu dan Rotan Potensi kayu, dihitung melalui volume batang bebas cabang dari setiap pohon dengan rumus : V = ¼ π (d/100)2 t . f, dimana : V = volume pohon bebas cabang (m3) D = diameter setinggi dada/1.30 m (cm) T = tinggi bebas cabang (m) f = angka bentuk batang (0.8). Kemudian dihitung potensi rata-rata per hektar serta potensi seluruh lahan hutan. Sedangkan untuk perhitungan potensi rotan dihitung dengan rumus :
, dimana : yi xi n i
= = = =
berat basah rotan jalur ke-i luas jalur ukur jumlah jalur nomor jalur (i=1,2,3 ... n).
23
3. Emisi Karbon Pengehitungan
Emisi
Karbon
dilakukan
dengan
tahapan
perhitungan sebagai berikut : a. Biomass Pohon Ketterings et al (2001) mengemukakan biomassa total pohon pada hutan campuran sekunder dapat dihitung dengan model rumus : W = 0,11 x ρ x D2,62 Dimana : W = Biomassa (kg/ph) Ρ = Massa jenis pohon (kg/m3) D = Diameter setinggi dada (130 cm) b. Biomass Total : Biomas Total = Biomass Pohon + Biomass Semak + Belukar/Serasah (Liter) Fraksi Biomas atas yang terbakar (x) = c. Berat Biomass per satuan waktu Berat Biomass dihitung dengan rumus : M =AxBxa xb Dimana : M = Berat Biomass per satuan waktu (gram/tahun) A = Total luas terbakar per tahun (m2/tahun) B = Rata-rata bahan organik per luas (gr/m2) A = Fraksi biomass atas terhadap B (1) b = Fraksi biomas atas yang terbakar (1 – x) d. Emisi Karbon : Emisi Karbon dihitung dengan Rumus : Emisi Carbon = M x L x K dimana : M = Jumlah Biomass antar waktu (gram/tahun) L = Luas Lahan Terbakar (hektar) K = Kandungan Karbon (0,45)
24
b. Identifikasi Manfaat dan Fungsi Ekosistem Hutan Identifikasi ini bertujuan untuk memperoleh data tentang berbagai manfaat dan fungsi ekosistem hutan terutama yang diperoleh masyarakat sekitar, yaitu : 1. Manfaat Langsung (ML) Nilai manfaat langsung adalah nilai yang diperoleh dari manfaat hutan seperti kayu baik kayu pertukangan maupun kayu bakar, rotan, hewan buruan, tanaman obat serta sayur dan buah (Bann, 1988). ML = MEKB + MEKP + METO + MEBB + MER + MEBS + MEM + MEL + MLd Dimana : ML = MEKB = MEKP = METO = MEBB = MER = MEBS = MEM = MEL = MLd =
Manfaat Langsung Manfaat Ekonomi Kayu Bakar Manfaat Ekonomi Kayu Pertukangan Manfaat Ekonomi Tanaman Obat Manfaat Ekonomi Binatang Buruan Manfaat Ekonomi Rotan Manfaat Ekonomi Buah dan Sayur Manfaat Ekonomi Madu Manfaat Ekonomi Lahan Manfaat Tidak Langsung Batubara
2. Manfaat Tidak Langsung (MTL) Adalah manfaat yang secara tidak langsung dirasakan baik barang dan jasa karena adanya hutan (Fauzi, 2002). Manfaat yang tidak secara langsung diperoleh dari areal hutan adalah pengatur tata air, pengendali banjir, penyerap karbon. MTL = MTLa + MTLb + MTLc Dimana : MTL = MTLa = MTLb = MTLc =
Manfaat Tidak Langsung Manfaat Tidak Langsung Pengatur Tata Air Manfaat Tidak Langsung Pengendali Banjir Manfaat Tidak Langsung Penyerap Karbon
3. Manfaat Pilihan Manfaat pilihan adalah nilai yang menunjukkan kesediaan seseorang atau individu untuk membayar demi kelestarian sumberdaya (konservasi), bagi pemanfaatan di masa depan dan potensi yang ada (Fahrudin, 1996). Manfaat pilihan ini didekati dengan mengacu dengan Contingen Value
25
Method (Wellingness to pay/WTP) untuk dampak yang dirasakan oleh masyarakat sekitar kawasan Tahura Bukit Soeharto. WTP dipergunakan untuk menilai Manfaat Pelestarian Kawasan Tahura Bukit Soeharto dengan maksud dana yang ada tersebut diperuntukkan untuk dana pengelolaan TAHURA Bukit Soeharto tersebut seperti kegiatan rehabilitasi lahan, pengamanan hutan, pemadaman kebakaran. Adapun rumus
yang
dipergunakan dalam
menghitung
nilai
Willingness to pay (WTP) terhadap pelestarian alam adalah :
4. Nilai Kerusakan Nilai kerusakan dihitung berdasarkan kerusakan di lapangan, sebagai faktor pengurang dari nilai ekonomi yang ada. Adapun nilai kerusakan yang dihitung adalah : a. Kerusakan akibat kebakaran yang terdiri dari emisi karbon yang terlepaskan (rumus emisi karbon), produktifitas transportasi darat, pembatalan pemberangkatan dan hilangnya vegetasi. b. Kerusakan akibat pencurian kayu dengan menghitung jumlah potensi yang dicuri dikalikan dengan harga pasar c. Kerusakan akibat tambang batubara berupa erosi dengan menghitung melalui pendekatan biaya pengerukan sedimentasi. c. Kuantifikasi Seluruh Manfaat dan Fungsi Secara Moneter Setelah pengambilan data baik primer maupun sekunder, kemudian dilakukan perhitungan tangible dan intangible akan manfaat-manfaat langsung dan tidak langsung dari lahan hutan tersebut dikuantifikasikan dengan beberapa teknik kuantifikasi, antara lain yaitu : 1. Nilai Pasar, yang digunakan untuk menilai hasil hutan yang langsung diperdagangkan seperti kayu bulat, kayu pertukangan, kayu bakar, rotan, binatang buruan, buah, madu serta sayur. 2. Harga tidak langsung, yang digunakan untuk menilai manfaat tidak langsung seperti pencegah banjir dengan pendekatan kerugian akibat banjir, penyedia O2 berdasar pendekatan produksi O2 dari hutan alam, penyerapan CO2 dari hutan alam (Anonim, 1999). Jika belum ada
26
penelitian tentang penyedia O2 dan penyerapan CO2 maka dilakukan dengan analog penelitian yang sudah ada per hektar. 3. Metode
Penilaian Kontingensi, yaitu
keinginan membayar dari
masyarakat yang dapat diketahui melalui pendekatan Metode Penilaian Kontingensi (Contingent Valuation Method atau CVM). Pendekatan ini disebut ”contongat” (tergantung keadaan), karena pada prakteknya informasi yang diperoleh sangat tergantung data yang ada. Pemakaian metode ini dapat juga dikonversi dalam biaya pembangunan hutan yang harus dilakukan jika hutan rusak (Yusran, 2001; Askary, 2004). 4. Metode Harga Substitusi, yang dipakai untuk menilai manfaat yang tidak diperdagangkan di pasar, tetapi barang substitusinya ada pasarnya, misalnya kayu bakar dengan substitusi harga minyak jika tidak di jual di pasaran (Yusran, 2001; Askary, 2004). 5. Proses penghitungan nilai sekarang dari pendapatan (Net Present Value), dapat digunakan tabel diskonto (disconto table) dimana menurut Khan (2006) rumus diskonto suatu komoditas adalah :
Dimana : NPV = Selisih antara penerimaan dan pengeluaran tiap tahun Bt = Benefit/Manfaat tahun ke t CT = Cost tahun ke t Menurut Yusran (2001) dan Askary (2004) teknik pemilihan Metode Penilaian Nilai Guna Langsung adalah melalui tahapan seperti gambar berikut Data demand dan supply tersedia lengkap.
Ya
Metode Manfaat Bersih (Net Social Benefit Methods)
Ya
Metode Harga Pasar (Market Price Methods)
Tidak
Produk dijual di pasar Tidak
Harga Penggantian (Surrogate Prices) : Hasil produk merupakan
Ya
Tidak
Ya Hasil produk merupakan produk antara
Harga Substitusi Harga Substitusi tidak langsung Biaya Opportunitas tidak langsung Nilai Tukar Biaya Relokasi
produk akhir
Nilai Produksi : Pendekatan fungsi produksi Faktor pendapatan bersih
Gambar 3.4. Teknik Pemilihan Metode Penilaian Nilai Guna Langsung
27
Kemudian dari hasil kuantifikasi di atas, akan didapatkan Nilai Manfaat Ekonomi Total dari lahan Taman Hutan Raya Bukit Soeharto dengan rumus : NMET = NML + NMTL + NMP - NK, Dimana : NMET = NML = NMTL = NMP = NK =
Nilai Manfaat Ekonomi Total Nilai Manfaat Langsung Nilai Manfaat Tidak Langsung Nilai Manfaat Pilihan Nilai Kerusakan
d. Asumsi-Asumsi yang Digunakan dalam Penelitian Beberapa asumsi yang dipakai adalah : 1. Penduduk yang memanfaatkan hasil hutan sebagai kayu bakar adalah + 75%. 2. Pemanenan/pengambilan hasil hutan dilakukan dalam jumlah yang ditetapkan setiap satuan waktu. 3. Hanya masyarakat sekitar lokasi penelitian saja yang memanfaatkan hasil Taman Hutan Raya Bukit Soeharto. 4. Estimasi kemampuan penyerapan karbon ditetapkan menurut Brown dan Peace (1994) yaitu kemampuan penyerapan karbon untuk hutan primer sebesar 263 ton/ha, penyerapan karbon untuk hutan sekunder sebesar 194 ton/ha dan untuk hutan tersier dan semak belukar 115 ton/ha, dimana untuk menghindari perhitungan yang terlalu tinggi (over estiate) maka dipergunakan faktor koreksi sebesar 90%. 5. Harga Karbon mengikuti standart Word Bank $ 10 US/ton dimana $ 1 US = Rp. 10.000,6. Harga dihitung dari harga pasar yang berlaku saat penelitian, jika tidak mempunyai nilai pasar maka dipakai harga barang substitusi nya atau WTP/harga estimasi pakar. 7. Nilai kerusakan atau dampak total dari kebakaran hutan hanya kerugian produktivitas selama keadaan kebakaran, pembatalan penerbangan, emisi karbon yang terlepaskan serta jumlah vegetsai yang hilang.
28 Tabel 3.2. Model Perhitungan Valuasi Ekonomi Sumberdaya Alam Tahura Bukit Soeharto No 1.
Bentuk Valuasi Ekonomi Nilai Manfaat Langsung a. Kayu
b. Kayu bakar
c. Tanaman Obat
e. Binatang buruan
Data yang dikumpulkan - Potensi kayu yang dapat
Jumlah volume kayu, m3
ditebang dan harga pasar kayu - Jumlah pemakaian kayu bakar oleh responden
Nilai ekonomi potensi kayu, Rp./thn
- Jumlah pengambilan obatobatan dari lahan - Jumlah pemanfaatan binatang buruan
d. Hasil rotan
- Jumlah potensi rotan
e. Batubara
- Potensi batubara
e. Hasil sayuran
- Jumlah pemanfaatan/ pengambilan sayuran
f. Hasil buah
Satuan Penilaian
- Jumlah pengambilan/ pemanenan buah
g. Madu
- Jumlah Pengambilan Madu
h. Pemanfaatan Lahan
- Jumlah dari pemanfaatan lahan sawah dan ladang
Rata-rata pemakaian setiap tahun,ikat/responden/thn Nilai ekonomi kayu bakar, Rp. /thn Rata-rata pemakaian setiap tahun. jenis/responden/thn Nilai ekonomi tanaman obat, Rp/thn Rata-rata hasil buruan setiap tahun,kg/responden/ tahun Nilai ekonomi binatang buruan, Rp./thn Menghitung potensi rotan/ ha Rata-rata pemakaian/pengambilan rotan setiap tahun, kg/responden/thn Nilai rotan, Rp./thn Menghitung pendapatan dan penjualan dan produksi batu bara Rata-rata pemanfaatan/pengambilan sayuran setiap tahun, kg/ responden/thn Nilai ekonomi sayuran, Rp. /thn Menghitung rata-rata penen buah, kg/responden/ thn (biji) Nilai ekonomi potensi buah Rp./ thn Menghitung rata-rata- panen madu liter/responden/tahun Menghitung rata-rata hasil panen kg/tahun (sawah dan ladang) Nilai Ekonomi Lahan
Rumus 2
- V=1/4Πd txf - NEPK= Potensi x(HK-BE) - XPKB = TPKB/ΣRT - NEKB = HKB x XPKB x ΣRT - XPTO = TPTO/ ΣRT - NETO = HBP x XPTO x ΣRT - XBB = TBB/ ΣRT - NEBB = HBB x XBB x ΣRT - VR = jml rumpun x kg/rumpun - XPR = TPR/ ΣRT - NER= HR x VR - PBb = PrBb x HBb - BrBb = BrBbh x LrBb - NBb = PBb – BrBb - XPS = TS/ ΣRT - NES = HS x XPS x ΣRT - XPB = TB/ ΣRT - NEB=XPB x HB XPM = TM/ΣRT NEM = XPM x HM - NPP = JHP x JP x LL x HK
2 8
29 No 2.
3. 4
Bentuk Valuasi Ekonomi Manfaat Tidak Langsung a. Pengatur tata air
Data yang dikumpulkan - Debit air
Satuan Penilaian Nilai ekonomi air (Rp./m3) atau pemanfaatan air oleh responden (Rp./thn) Nilai Ekonomi Pengendali- Banjir
Rumus - NEA = harga air (Rp./m3) x debit yang digunakan/ responden x jumlah responden NPB = WTP x Jumlah KK
b. Pengendali banjir
- Kejadian banjir dan kerugian yang terjadi
c. Penyerapan karbon
- Nilai serapan Karbon
Menghitung nilai serapan Karbon dengan menggunakan harga pasar sesungguhnya
- NSc = NScp + NScs - NScp = Lhp + Pchp + fk + Hc - NScs = Lhs + Pshs +Hc
- Nilai Pelestarian
Menghitung nilai pelestarian
- Npel = Rpel x JRT
Manfaat Pilihan a. Pelestarian Tahura Kerusakan a. Kebakaran
b. Pencurian pohon c. Tambang Batubara
- Menghitung kerugian akibat kebakaran
- Nilai kerugian produktifitas - Nilai transportasi - Nilai ekonomi karbon yang hilang - Nilai ekonomi hilangnya vegetasi - Nilai total kerugian akibat kebakaran
- Jumlah dan jenis hilang - Pendugaan erosi tanah
Nilai Ekonomi Nilai Kerugian akibat Erosi
- NKP = RJOS x Hct x JPKhr - NTP = JmPrb x BoP - NEEC = M x L x K x Hc - NEHV = JPH x L x HK - NTKK = NBS + NKP + NTP + NEEC + NEHV NKH = JAH x NESH x BRL - NKAT = JST x biaya keruk
2 9
30
Keterangan : : BE : HKP : XPKB : TPKB : NEKB : ΣRT HKB : : XPTO TPTO NETO HBP XBB TBB NEBB HBB XPR TPR NER XPS TPS NES HS XPB TB HB NEB NEA XPS TM NEM NPP JHP JPP LL HK NSL SL LLTU
NEBjr FB JKBjr NSc NSCp NSCs Lhp Lhs Pchp Pchs Fk Hc PBb
: : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : :
Biaya pembalakan kayu (Rp./m3) Harga kayu di pasaran (Rp./m3) Rata-rata pemakaian kayu bakar setiap hari (ikat/hari) Total pemakaian kayu bakar (responden/tahun) Nilai ekonomi kayu bakar (Rp./tahun) Jumlah rumah tangga/responden Harga kayu bakar (Rp./ikat) Rata-rata pengambilan/pemakaian tanaman obat (jenis/responden/minggu) Total pemakaian/pengambilan tanaman obat (jenis/minggu) Nilai ekonomi tanaman obat (Rp./tahun) Harga biaya pengobatan (Rp./responden) Rata-rata binatang buruan yang diburu (kg/ekor/minggu) Total binatang buruan yang di buru (kg/responden/minggu) Nilai ekonomi binatang buruan (Rp./tahun) Harga binatang buruan (Rp./kg) Rata-rata pengambilan rotan (Kg./responden/tahun) Total pengambilan rotan (kg/tahun) Nilai ekonomi rotan (Rp./tahun) Rata-rata pengambilan sayuran (buah/hari) (ikat/hari) Total pengambilan sayuran (ikat/responden/tahun) Nilai ekonomi sayuran (Rp./tahun) Harga sayuran (Rp./kg), (Rp./ikat) Rata-rata pemanenan/pengambilan buah (kg/tahun) (biji/tahun) Total pemanenan/pengambilan buah Harga buah (Rp./kg) (Rp./biji) Nilai ekonomi buah (Rp/ha/thn) Nilai ekonomi air Rata-rata pengambilan madu Total Pengambilan Madu Nilai Ekonomi Madu Nilai Ekonomi Pemanfaatan Lahan Jumlah Rata-rata Hasil Panen Jumlah Panen per tahun Luas Lahan (sawah atau ladang) Harga komoditi per kg Nilai Ekonomi Sewa Lahan (Ekonomi Lahan) Sewa Lahan per Hektar Luas Lahan Tempat Usaha Nilai Ekonomi Pengendalian banjir (Rp/thn) Frekuensi Banjir/waktu Jumlah kerugian akbiat banjir (Rp/thn) Nilai serapan karbon Tahura Nilai serapan karbon hutan primer di Tahura Nilai ekonomi serapan karbon hutan sekunder di Tahura Luas hutan primer Luas hutan sekunder Potensi karbon di hutan primer Potensi karbon di hutan sekunder Faktor Koreksi Harga karbon Pendapatan dari penjualan batu bara
31
PrBb HBb Npel Rpel JRT NKH NESH NEEC M L K NKAT JST NEHV JPH L HK
TEV TEV UV NUV DU IDU
: : : : : : : : : : : : : : : : :
Produksi tambang batu bara Harga Batu Bara Nilai pelestarian Tahura Rata-rata WTP masyarakat terhadap pelestarian Tahura Jumlah rumahtangga yang terdapat di Tahura. Nilai Kerusakan akibat pencurian Nilai ekonomi sumberdaya hutan (sesuai jenis) Nilai ekonomi Emisi karbon Jumlah Biomass antar waktu Luas areal yang terbakar Kandungan Karbon (0,15) Nilai ekonomi kerusakan akibar tambang batubara Jumlah Sedimentasi Nilai Ekonomi Hilangnya Vegetasi Jumlah Vegetasi yang Hilang Luas areal terbakar Harga Kayu
= = : : : : :
UV + NUV (DU+IDU)+ NUV Total economic value Use value (nilai guna) Non use value (nilai non guna) Direct use (manfaat langsung) Indirect use (manfaat tidak langsung)
3.4. Batasan-Batasan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini beberapa pembatasan yaitu : 1.
Sumberdaya alam yang divaluasi dalam penelitian ini tidak secara keseluruhan hanya sebatas yang tercantum pada tabel 3.3.
2.
Valuasi ekonomi tidak dilakukan pada fungsi hutan sebagai pengatur tata air secara keseluruhan, habitat mikroba/mikroorganisme dan pengatur iklim mikro, penyerbukan dan lainnya (nilai guna tidak langsung) karena belum sepenuhnya disadari manfaatnya oleh masyarakat sekitar sehingga belum dapat dihitung nilai ekonominya.
3.
Data yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu : a. Data primer meliputi data potensi sumberdaya alam vegetasi, harga, WTP dan persepsi masyarakat terhadap manfaat sumberdaya alam, Biomass serasah/semak (liter). b. Data sekunder meliputi data yang telah ada atau tersedia seperti sumberdaya alam satwa, batubara, kerusakan pencurian, kebakaran hutan serta banjir dan erosi hasil dari informasi stakeholders terkait.
32
3.5. Definisi Operasional 1.
Valuasi ekonomi sumberdaya alam Tahura Bukit Soeharto adalah upaya menentukan nilai ekonomi dari Tahura Bukit Soeharto.
2.
Unit contoh yang diteliti adalah lahan Tahura Bukit Soeharto Alam, sedangkan responden atau sasaran dalam penelitian adalah masyarakat sekitar Tahura Bukit Soeharto.
3.
Inventarisasi hutan adalah kegiatan untuk mengumpulkan data/potensi hutan sebagai dasar penyusunan rencana pengelolaan. Dalam penelitian ini inventarisasi dilakukan untuk mengumpulkan data potensi baik flora dan kerusakan hutan.
4.
Manfaat langsung adalah manfaat yang langsung diambil dari hutan dan dapat dinikmati langsung seperti kayu, rotan, sayuran serta buah.
5.
Manfaat Tidak langsung adalah manfaat yang secara tidak langsung dirasakan seperti pencegah erosi dan banjir.
6.
Manfaat pilihan adalah potensi manfaat dari manfaat langsung dan tidak langsung yang berpotensi dihasilkan di masa yang akan datang.
7.
Harga pasar adalah harga berdasarkan suplay and demand saat penelitian dilakukan.
8.
Barang substitusi adalah barang yang dapat menggantikan fungsi barang lain. Contoh minyak tanah menggantikan kayu bakar.
9.
Harga subtitusi adalah harga dari barang pengganti karena barang yang digantikan itu dijual/tidak mempunyai harga pasar.