III METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Kajian Kajian ini dilakukan di Kabupaten Bogor, dari mulai November 2012 sampai dengan Mei 2013 dengan batasan waktu data dari tahun 2000 sampai 2012. Pertimbangan pemilihan lokasi kajian adalah karena ekspor Ikan hias air tawar Kabupaten Bogor terus meningkat dan berkontribusi 19.77% pada ekspor nasional ikan hias air tawar. Pemintaan ikan hias untuk ekspor terus naik, tapi pembudidaya tidak mampu memenuhi karena keterbatasan modal, disisi lain sering terjadi kelangkaan beberapa jenis ikan hias tertentu dan keberlimpahan jenis lainnya sehingga eksportir pun sering kesulitan memenuhi order dari importir. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan, wawancara, kuesioner dan Focus Group Discussion (FGD) sedangkan data sekunder berupa data time series tahun 2000-2012 antara lain : data PDRB Kabupaten Bogor, data nilai ekspor ikan hias Kabupaten Bogor, data jumlah ikan hias yang diekspor dari Kabupaten Bogor, data produksi ikan hias Kabupaten Bogor, data jumlah eksportir ikan hias di Kabupaten Bogor, data jumlah pembudidaya ikan hias di Kabupaten Bogor,data harga lokal ikan hias Kabupaten Bogor, data harga ekspor ikan hias Kabupaten Bogor, dan data Kurs Dolar Amerika Serikat terhadap Rupiah. Metode Pengumpulan Data Tehnik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara : 1. Melakukan wawancara dengan responden untuk memperoleh gambaran secara umum tentang hal-hal yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. 2. Memberikan kuesioner terstruktur dengan tujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh baik internal maupun eksternal. 3. Studi pustaka dengan menelaah berbagai referensi , laporan dan mengumpulkan data yang relevan. Teknik Pengambilan Contoh Pada penelitian ini pengambilan contoh dilakukan dengan purposive sampling yaitu memilih dengan sengaja sampel yang akan dijadikan responden. Total responden berjumlah 30 orang dengan tujuan mendapatkan objektifitas penilaian. Responden yang dipilih yaitu yang dianggap memiliki pengalaman, pengetahuan, komitmen dan kewenangan dalam upaya pengembangan komoditas ekspor ikan hias air tawar di Kabupaten Bogor, terdiri dari 18 orang pembudidaya, 6 orang pejabat instansi pemerintah, 4 orang eksportir, dan 2 orang pakar perguruan tinggi. Rancangan jenis dan sumber data untuk membahas tujuan kajian sebagaimana terlihat pada Tabel 7. Pengumpulan data primer untuk data matriks SWOT dan QSPM dilakukan melalui kuesioner, serta untuk menambah informasi tentang pengembangan komoditas ikan hias air tawar di Kabupaten Bogor dilakukan juga wawancara
tidak terstruktur pada responden yang sama yaitu ahli (expert) yang memiliki pengetahuan, komitmen, dan kewenangan dalam upaya pengembangan komoditas ekspor ikan hias air tawar di Kabupaten Bogor, dapat dilihat pada Tabel 8. Metode Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh diolah dan dianalisa lebih lanjut untuk mendapatkan prioritas strategi yang akan digunakan oleh pemda dalam pengembangan komoditas ekspor ikan hias air tawar di Kabupaten Bogor. Langkah-langkah pengolahan data adalah: 1. Mengidentifikasi secara deskriptif data dan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dan kuesioner. 2. Mengidentifikasi dan menganalisa faktor-faktor yang berpengaruh 3. Menganalisa faktor internal dengan melihat kekuatan dan kelemahan, dan faktor eksternal dengan melihat peluang dan ancaman. 4. Menentukan strategi yang mungkin digunakan dalam mengembangkan komoditas ekspor ikan hias air tawar di Kabupaten Bogor. 5. Merekomendasikan strategi yang sebaiknya digunakan oleh pemerintah daerah Kabupaten Bogor dalam pengembangan komoditas ekspor ikan hias air tawar di Kabupaten Bogor. Tabel 7 Rancangan Kajian untuk Membahas Tujuan No.
Tujuan
Data Jenis Data Data Sekunder
1.
Menganalisis kaitan program pengembangan perikanan Kabupaten Bogor dengan pembangunan ekonomi di Kab. Bogor
2.
Menganalisis faktor kekuatan,kelemahan, peluang dan ancaman dalam pengembangan komoditas ekspor ikan hias air tawar di Kabupaten Bogor.
Data Sekuder & Data Primer
Menyusun alternatif strategi pengembangan komoditas ekspor ikan hias air tawar di Kabupaten Bogor.
Data Sekunder, & Data Primer
Memberikan rekomendasi kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor tentang prioritas strategi yang dapat digunakan dalam rangka pengembangan komoditas ekspor ikan hias air tawar di Kabupaten Bogor
Data Hasil pembahasan
3.
4.
Sumber Disnakan Kab. Bogor ; Bappeda Kab. Bogor ; Badan Pusat Statistik Kementrian KKP RI ; Diskopukmperindag Kab Bogor ; Kementrian Perdagangan RI Disnakan Kab. Bogor ; Bappeda Kab. Bogor ; Badan Pusat Statistik Pembudidaya Pengusaha Eksportir Pakar Perguruan Tinggi Asosiasi KKP RI Kemendag RI Disnakan kab. Bogor Diskopukmperindag Kab. Bogor Pembudidaya Pengusaha Eksportir Pakar Perguruan Tinggi Asosiasi KKP RI Kemendag RI Disnakan kab. Bogor Diskopukmperindag Kab. Bogor Pembudidaya Pengusaha Eksportir Pakar Perguruan Tinggi Asosiasi KKP RI Kemendag RI Disnakan kab. Bogor Diskopukmperindag kab. Bogor
Metode Analisis Statistik Deskriptif Regresi Linear
IFE, EFE
SWOT
QSPM
Teknik analisis dalam penelitian ini dilakukan melalui 4 tahapan analisis yaitu: 1. Melihat keterkaitan antara program pengembangan perikanan Kabupaten Bogor dengan perekonomian di Kabupaten Bogor dengan metode statistik deskriptif dan regresi linear berganda. 2. Melihat faktor kekuatan, kelemahan peluang dan ancaman dalam pengembangan ikan hias air tawar di Kabupaten Bogor. Pada tahapan ini digunakan matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (EFE) 3. Menyimpulkan informasi dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi. Membangkitkan strategi alternatif dilaksanakan melalui penggabungan faktor eksternal dan internal yang utama. Pada tahap ini digunakan matriks SWOT. 4. Merumuskan strategi. Pada tahap ini digunakan Quantitative Strategy Planning (QSP) Tabel 8 Distribusi Responden SWOT dan QSPM No. Jenis Responden 1 Kasubdit Jaringan dan Pemasaran 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Direktorat Pengembangan Produk Non Konsumsi, Ditjen P2HP, KKP RI Kasubdit Pengembangan UKM Direktorat Pengembangan Produk Non Konsumsi, Ditjen P2HP, KKP RI Pakar dari IPB mantan Kepala Badan Karantina Ikan KKP RI Pakar dari IPB merangkap Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) Kasubdit Budidaya Ikan Hias, Direktorat Produksi Ditjen Perikanan Budidaya, KKP RI Kasubdit.Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor, Ditjen Ekspor Nasional, Kemendag RI Sekjen Asosiasi Eksportir Ikan Hias Indonesia (AEIHI) Kepala Bidang di Disnakan Kab. Bogor Pejabat Penandatangan SKA - Diskopukmperindag Kab. Bogor Pembudidaya Ikan Hias Eksportir
Jumlah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2
Regresi Linear Dalam analisis data menggunakan regresi linear. Pada analisis regresi tersebut akan dikembangkan sebuah estimating equation (persamaan regresi) yaitu formula matematika yang mencari nilai variabel dependent dari nilai independent yang diketahui. Analisis regresi digunakan terutama untuk peramalan, dimana dalam model tersebut terdapat sebuah variabel dependent dan variabel independent. Dalam prakteknya, metode analisis regresi sering dibedakan antara simple regression dan multiple regression. Disebut simple regression jika hanya ada satu variabel independent, sedangkan disebut multiple regression, jika ada lebih dari satu variabel independent. Pada model 1 analisis regresi linier berganda dimaksudkan untuk menganalisis tentang besarnya pengaruh dari variabel jumlah eksportir (JEK), jumlah pembudidaya ikan hias (JPB), kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah (KUR), harga ikan hias lokal (HLOK), harga ekspor (HEK) terhadap
perbandingan antara jumlah ekspor ikan hias dengan produksi ikan hias (SHE). Sedangkan pada model 2 dimaksudkan untuk menganalisis tentang besarnya pengaruh dari variabel nilai ekspor ikan hias kabupaten bogor (NEK), jumlah eksportir (JEK), harga ekspor (HEK) terhadap PDRB. Pada model 1 terdapat 1 (satu) variabel dependent, yaitu perbandingan antara jumlah ekspor ikan hias dengan produksi ikan hias (SHE) dan lima variabel independent yaitu jumlah eksportir (JEK), jumlah pembudidaya ikan hias (JPB), kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah (KUR), harga ikan hias lokal (LOK), harga ekspor (HEK). Sedangkan pada model 2 terdapat 1 (satu) variabel dependent, yaitu PDRB Kabupaten Bogor Tahun 2000-2012 dan 4 (empat) variabel independent yaitu nilai ekspor ikan hias (NEK), jumlah eksportir (JEK), kurs dolar terhadap rupiah (KUR) dan harga ekspor (HEK). Metode analisis yang digunakan adalah model Analisa Regresi dengan metode Cobb Douglas. Secara matematis fungsi Cobb-Douglas dinyatakan sebagai berikut: Y = a . X1b1 . X2b2 . X3b3 ......... Xnbn . eu Agar fungsi produksi di atas dapat ditaksir, maka persamaan tersebut perlu ditransformasikan ke dalam bentuk linier sehingga menjadi: Regresi Model 1 : Ln SHE = b0 + b1 Ln JEK + b2 Ln JPB + b3 Ln KUR+ b4 Ln HLOK+ b5 Ln HEK+ Ԑi
SHE
=
JEK JPB KUR HLOK HEK bo
= = = = = = =
Ԑi
Perbandingan antara Jumlah Ekspor Ikan Hias dengan Produksi Ikan Hias di Kabupaten Bogor (%) Jumlah Eksportir (orang) Jumlah Pembudidaya (orang) Kurs Dolar Amerika Serikat Terhadap Rupiah (Rupiah) Harga Ikan Hias Lokal (Rupiah) Harga Ekspor Ikan Hias (HEK) Intersep Error
Hipotesa dari regresi ini adalah: 1) 2) 3) 4) 5)
Koefisien parameter JEK memiliki tanda koefisien > 0 Koefisien parameter JPB memiliki tanda koefisien > 0 Koefisien parameter KUR memiliki tanda koefisien > 0 Koefisien parameter HLOK memiliki tanda koefisien < 0 Koefisien parameter HEK memiliki tanda koefisien > 0
Adapun pada regresi model 2 bentuk persamaan liniernya adalah sebagai berikut : Ln PDRB = b0 + b1 Ln NEK+ b2 Ln JEK+ b3 Ln KUR+ b4 Ln HEK+ Ԑi
PDRB NEK JEK KUR HEK bo Ԑi
= = = = = = =
PDRB Kabupaten Bogor Tahun 2000-2012 (Rupiah) Nilai Ekspor Ikan Hias Kabupaten Bogor tahun 2000-2012 (Rupiah) Jumlah Eksportir (orang) Kurs Dolar Terhadap Rupiah (Rupiah) Harga Ekspor (Rupiah) Intersep Error
Hipotesa dari regresi ini adalah: 1) 2) 3) 4)
Koefisien parameter NEK memiliki tanda koefisien > 0 Koefisien parameter JEK memiliki tanda koefisien > 0 Koefisien parameter KUR memiliki tanda koefisien > 0 Koefisien parameter HEK memiliki tanda koefisien > 0
Ketepatan fungsi regresi sample dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari goodness of fit-nya. Secara statistik, ini dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t. Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal organiasi berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki organisasi, dalam hal ini organisasi dapat mengetahui sampai berapa besar kekuatan yang dimilikinya. Untuk meyusun matriks IFE dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Membuat daftar faktor kekuatan dan kelemahan internal bedasarkan masukan dari responden. 2. Memberi bobot pada faktor yang ada dengan kissaran 0.0 untuk faktor yang tidak penting sampai dengan 1.0 untuk faktor yang sangat penting dengan total nilai bobot sebesar 1.0. 3. Memberi peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor untuk menunjukan apakah faktor itu mewakili kelemahan utama (peringkat = 1) kelemahan kecil (peringkat = 2), kekuatan kecil (peringkat = 3) atau kekuatan utama (peringkat = 4). 4. Mengalikan nilai bobot dengan nilai peringkat untuk mendapatkan nilai skor tertimbang untuk setiap variabel yang dianalisis. 5. Menjumlahkan nilai skor tertimbang dari setiap variable untuk menetukan nilai total skor tertimbang bagi organisasi. Jumlah nilai yang dibobot berkisar 1.0 yang rendah sampai dengan 4.0 yang tinggi, dengan rata-rata nilai bobot tertimbang adalah 2.5. Apabila total skor tertimbang lebih kecil dari 2.5 menunjukan organisasi lemah secara internal, dan apabila total nilai skor tertimbang lebih besar dari 2.5 menujukan organisasi kuat secara internal (Tabel 9).
Tabel 9 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) No
1.
Faktor Internal
Bobot Peringkat
Skor Tertimbang
Kekuatan 1. ………………………………………………… 2. ………………………………………………… Dst.
2.
Kelemahan 1. ………………………………………………… 2. ………………………………………………… Dst.
Total
1,00
Sumber : David, 2002
Matriks External Factor Evaluation (EFE) Matriks External Factor Evaluation (EFE) digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal organisasi. Data eksternal dikumpulkan untuk menganalisis hal-hal menyangkut persoalan ekonomi, sosial budaya, demografi, linkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi dan persaingan. Hal ini penting karena faktor eksternal berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap organisasi. Untuk menyuusun matriks Eksternal diperlukan langkah – langkah sebagai berikut : 1. Membuat daftar faktor peluang dan ancaman eksternal berdasarkan masukan dari responden. 2. Memberi bobot pada faktor yang ada dengan kisaran 0.0 untuk faktoryang tidak penting sampai dengan 1.0 untuk faktor yang sangat penting dengan total nilai bobot sebesar 1.0. 3. Memberi peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor sukses kritis untuk menunjukan berapa besar efektfitas strategi yang sekarang mampu merespon faktor-faktor linkungan yang berpengaruh tersebut. Nilai peringkat berkisar dari 4 jika jawaban sangat bagus, 3 jika diatas rata-rata, 2 jika jawaban ratarata, dan 1 jika buruk 4. Mengalikan nilai bobot dengan nilai rating untuk mendapatkan nilai skor tertimbang untuk setiap variable yang dianalisis. 5. Menjumlahkan nilai skor tertimbang dari seiap variabel untuk menetukan nilai total skor tertimbang bagi organisasi. 6. Total nilai yang dibobot tertinggi untuk suatu organisasi adalah 4,0 dan yang terendah adala 1.0. Rata rata nilai yang dibobot adalah 2.5. Apabila total nilai skor tertimbang lebih kecil dari 2.5 berarti srategi yang digunakan organisasi selama ini belum mampu merespon dinamika faktor-faktor linkungan eksternal dan apabila total nilai skor tertimbang lebih besar dari 2.5 berarti strategi yang digunakan sudah mampu merespon dinamika faktor lingkungan internal. Ilustrasi matriks EFE dapat dilihat pada Tabel 10. Matriks I-E Matriks I-E digunakan untuk memetakan posisi komoditas ikan hias air tawar di Kabupaten Bogor saat ini kedalam sembilan sel strategi berdasarkan analisis matriks IFE dan EFE (Gambar 2). Tujuan penggunaan matriks I-E adalah untuk memperolehstrategi pengembangan komoditas ikan hias air tawar yang lebih detail (Rangkuti, 2000). David (2002) menyatakan bahwa matriks I-E
didasari pada dua dimensi kunci, yaituskor bobot total IFE pada sumbu x dan skor bobot total EFE pada sumbu y. Pada sumbu y matriks I-E, skor total dari 1.0 hingga 1.99 dianggap rendah; 2.0 hingga 2.99 adalah menengah; dan 3.0 hingga 4.0 adalah tinggi. Table 10 Matriks Extrenal Factor Evaluation (EFE) No
1.
2.
Faktor Eksternal Kekuatan 1. ………………………………………………… 2. ………………………………………………… Dst. Kelemahan 1. ………………………………………………… 2. ………………………………………………… Dst. Total
Bobot Peringkat
Skor Tertimbang
1,00
Sumber : David, 2002
Sembilan sel matriks I-E yang terlihat pada Gambar 2 tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama yang memiliki implikasi strategiberbeda. Pertama, sel I, II, IV digambarkan sebagai tumbuh dan membangun. Strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau integratif (integrasi ke belakang, ke depan, dan horizontal) dapat menjadi strategi yang paling sesuai untuk diterapkan. Kedua, sel II, V, VII digambarkan sebagai pertahankan dan memelihara. Strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk adalah dua strategi yang umum digunakan untuk tipe sel ini. Ketiga, sel VI, VII, IX digambarkan sebagai panen atau divestasi, yaitu usaha memperkecil atau mengurangi usaha dengan menggunakan strategi divestasi, diversifikasi konglomerat, dan likuidasi.
Sumber: David, 2002
Gambar 3 Matriks IE
Matriks SWOT Analisis SWOT merupakan alat untuk memaksimalkan peranan faktor yang bersifat positif, meminimalisasi kelemahan yang terdapat dalam tubuh organisasi dan menekan dampak ancaman yang timbul. Hasil analisis SWOT adalah berupa matriks yang terdiri dari 4 kuadran. Masing-masing kuadran merupakan perpaduan strategi antara faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman). Secara lengkap matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 Matriks SWOT Faktor Internal Strength (S)
Weaknesses (W)
Strategi S-O Menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi S-T Menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
Strategi W-O Meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Strategi W-T Meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
Faktor Eksternal Opportunities (O)
Threats (T) Sumber: David, 2002
Menurut David (2002) langkah –langkah dalam menyusun matriks SWOT adalah sebagai berikut : Mendaftar peluang eksternal Mendaftar ancaman eksternal Mendaftar Kekuatan Internal Mendaftar kelemahan internal Memadukan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan hasilnya dalam sel S-O. 6. Memadukan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan hasilnya dalam sel W-O. 7. Memadukan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan hasilnya dalam sel S-T. 8. Memadukan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan hasilnya pada sel W-T.
1. 2. 3. 4. 5.
mencatat mencatat mencatat mencatat
Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) QSPM merupakan hasil keputusan strategis setelah menilai skor kemenarikan (Attractiveness Score/AS). Setiap faktor strategis baik faktor internal maupun eksternal. Dari hasil pembobotan dikalikan tingkat kemenarikan diperoleh skor kemenarikan total (Total Attractiveness Score/TAS). Untuk merumuskan startegi prioritas dalam analisis QSPM dilakukan langkah berikut : 1. Membuat daftar peluang/ancaman kunci eketenal dan kekuatan/kelemahan kunci internal yang diambil dari matriks IFE dan EFE. 2. Memberi bobot pada masing- masing kunci sukses internal dan eksternal seabagai mana yang ada pada matriks IFE dan EFE.