26
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud untuk mengetahui sejauh mana perkembangan
usaha
perusahan
yang
tercermin
dari
laporan
keuangannya dari tahun ke tahun. Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan seberapa berhasil suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya. Gambaran mengenai kinerja keuangan suatu perusahaan dapat diperoleh dengan cara melakukan analisis terhadap laporan keuangannya, sehingga laporan keuangan tersebut bisa memberikan informasi yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dapat dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan perusahaan untuk periode 2006-2010. Laporan keuangan yang digunakan adalah neraca dan rugi laba. Laporan neraca menunjukkan posisi finansial suatu perusahaan pada suatu saat, sedangkan laporan rugi laba menunjukkan hasil operasi selama periode tertentu. Melalui analisis laporan keuangan biasa diantaranya analisis Trend ,analisis peramalan, analisis
per
komponen,
analisis
rasio
(likuiditas,
solvabilitas,
profitabilitas dan aktivitas) serta analisis Du Pont dapat diketahui informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara ringkas kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 2.
27
Aktivitas PT. Goodyear Indonesia Tbk
Laporan Keuangan
Neraca
Rugi/Laba
Analisis Kinerja Keuangan
Analisis Trend
Analisis Per Komponen
Analisis Rasio - Likuiditas - Solvabilitas - Profitabilitas - Aktivitas
Analisis Du Pont
Proyeksi (Analisis Peramalan)
Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Keuangan perusahaan
Gambar 2. Kerangka Pemikiran 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di mulai dengan pengumpulan data sekunder mengenai PT. Goodyear Indonesia Tbk. Data tersebut diolah dan dianalisis untuk memperoleh gambaran mengenai kinerja keuangan yang dapat menghasilkan suatu kesimpulan dan saran bagi kinerja keuangan
28
PT. Goodyear. Penelitian ini dilaksanakan dalam waktu 3 bulan dari bulan Mei hingga bulan Juli 2011. 3.3. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang meliputi laporan neraca dan rugi laba kurun waktu lima tahun terakhir (20062010), profil perusahaan serta literatur-literatur perusahaan yang terkait dalam kebutuhan data penelitian. 3.4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian kinerja keuangan ini terdiri dari teknik pengumpulan data sekunder. Teknik pengumpulan data sekunder dilakukan melalui penelusuran literaturliteratur dan teknik kepustakaan dengan mencari data laporan keuangan PT. Goodyear Tbk. Penelusuran literatur dilakukan melalui pencarian data di Internet dan laporan. Adapun data-data yang diperoleh adalah sebagai berikut : a) Profil Perusahaan : Sejarah pendirian PT. Goodyear, tujuan penirian, visi misi
PT. Goodyear dan perkembangan PT. Goodyear hingga
sekarang b) Kondisi Keuangan : Perkembangan laporan keuangan 3.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh dari penelitian diolah secara manual maupun dengan menggunakan komputer berdasarkan kerangka pemikiran yang telah disusun. Selanjutnya data yang telah diolah akan ditampilkan dalam bentuk tabel agar mudah dibaca. Metode analisis data yang digunakan adalah : 1. Analisis Trend Metode analisis ini digunakan untuk melihat gambaran mengenai perkembangan kondisi keuangan perusahaan dari tahun ke tahun. Dengan menganalisis laporan keuangan perusahaan dari tahun ke tahun dapat diketahui kecenderungan atau trend dari hasil-hasil yang
29
telah di capai perusahaan, apakah tetap, meningkat atau menurun (Munawir, 2007). Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan perusahaan melalui rentang perjalanan waktu yang telah lau dan memproyeksikan situasi di masa yang akan datang. Analisis ini merupakan pelengkap dari analisis rasio, dimana hasil dari analisis trend akan dijadikan dasar dalam melakukan interpretasi hasil analisis rasio. Dalam analisis trend dibutuhkan satu tahun dasar. Dalam penelitian ini yang dijadikan tahun dasar adalah tahun 2006 karena merupakan tahun yang paling awal dari periode yang dianalisis. Setiap pos yang terdapat dalam laporan keuanganyang dipilih sebagai tahun dasar diberikan angka indeks 100, sedangkan pos-pos yang sama dari periode yang dianalisis dihubungkan dengan pos yang sama dalam laporan keuangan tahun dasar dengan cara membagi jumlah rupiah tiap-tiap pos dalam periode yang dianalisis dengan jumlah rupiah dari pos yang sama dalam laporan keuangan tahun dasar, sehingga dapat dilihat kenaikan atau penurunan nilai persentase tiap pos. Analisis ini merupakan pelengkap dari analisis rasio karena hasil dari analisis ini akan membantu didalam menginterpretasikan hasil analisis rasio. Analisis trend dapat dirumuskan sebagai berikut : Rxt =
Pxt × 100% Pxo
..................................................................(1)
Dimana : Rx t = nilai presentase untuk tahun ke-t Px t = pos x dalam laporan keuangan yang akan dianalisis Px o = pos x dalam laporan keuangan sebagai tahun dasar
2. Analisis Peramalan Pada penelitian model peramalan yang dipakai adalah model peramalan Double Exponential Smoothing menggunakan data historis dalam bentuk time series tahunan dengan menggunakan Software Minitab 15. Metode ini dipakai karena data yang akan diramalkan berbentuk trend (tidak stasioner) yang ditandai adanya kecenderungan arah data bergerak menaik (growth) atau menurun (decline) pada
30
jkangka panjang. Menurut Santoso (2009), metode Forecasting yang tepat pada data non stasioner adalah metode double exponential smoothing. Metode ini akan menyesuaikan faktor trend yang ada pada pola data, dengan rumus sebagai berikut : Untuk komponen level estimate
L t = αYt + (1 - α )(L t -1 + Tt -1 ) .........................................................(2) Untuk komponen trend estimate
Tt = β (L t - L t -1 ) + (1 - β ) Tt -1
.........................................................(3)
Sehingga untuk forecast periode ke p dengan rumus : ^
Y t + p = L t + pTt
........................................................................(4)
Dimana : L= level estimate T = trend estimate ^
Y = nilai forecast untuk periode mendatang
α =Parameter pertama perataan antara 0 dan 1 β =Parameter kedua untuk pemulusan trend p =Periode ke depan yang akan diramalkan 3. Analisis Persentase Per Komponen (Common Size Statement) Metode analisis ini digunakan untuk melihat gambaran mengenai perubahan-perubahan dalam masing-masing pos dari tahun ke tahun dalam hubungannya dengan total aktiva atau dengan total penjualan (Munawir, 2007). Analisis ini dilakukan dengan menghitung persentase dari setiap pos dalam aktiva dengan total aktivanya, dan setiap pos dalam pasiva dengan total pasivanya, serta setiap pos dalam laba-rugi dengan total penjualannya. Analisis persentase per komponen dapat dirumuskan sebagai berikut :
Ry t =
Py t × 100% .......................................................................(5) Py o
Dimana : Ryt = nilai persentase pos yang dibandingkan Pyt = pos y dalam laporan keuangan tahun ke-t Pyo = pos dasar sebagai pembanding
31
4. Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik mengenai kondisi keuangan perusahaan dan prestasi perusahaan dibandingkan analisis yang hanya didasarkan pada data keuangan yang tidak berbentuk rasio (Sawir, 2005). Analisis rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis likuiditas, analisis aktivitas, analisis leverage, analisis profitabilitas dan analisis nilai pasar. a) Analisis Likuiditas, rasio ini mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban finansialnya yang akan segera jatuh tempo dan juga mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghadapi ketidakpastian yang mungkin terjadi yang terdiri dari : • Rasio Lancar (Current Ratio) adalah rasio yang dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Rasio ini merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui
kesanggupan
perusahaan
dalam
memenuhi
kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut : Rasio Lancar =
Aktiva Lancar .........................................(6) Hutang Lancar
• Rasio Cepat (Quick Ratio) adalah rasio yang dihitung dengan menggunakan aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan dibagi dengan kewajiban lancar. Rasio cepat merupakan ukuran penting untuk mengetahui kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya tanpa memperhitungkan penjualan persediaan. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut : Rasio Cepat =
b) Rasio
Aktiva Lancar - Persediaan ............................(7) Hutang Lancar
solvabilitas,
rasio
ini
digunakan
untuk
mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban keuangannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang serta
32
untuk mengukur seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang, yang terdiri dari : • Rasio Hutang (Debt to Total Asset Ratio) mengukur sejauh mana kewajiban perusahaan digunakan untuk mendanai pembelian atau investasi atas aktiva perusahaan. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut : Rasio Hutang =
Total Hutang ................................................(8) Total Aktiva
• Rasio Hutang terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio) adalah rasio yang menunjukkan perbandingan antara hutang dan ekuitas (modal) yang digunakan dalam mendanai aktiva dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Rasio hutang terhadap ekuitas dapat dirumuskan sebagai berikut : Rasio Hutang terhadap Ekuitas =
Total Hutang .....................(9) Total Ekuitas
• Rasio Hutang Jangka Panjang terhadap Ekuitas (Long Term Debt to Equity Ratio) adalah rasio yang menunjukkan proporsi hutang jangka panjang dan modal sendiri dalam pembiayaan aktiva, dan juga merupakan jaminan terhadap hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Rasio Hutang Jk Panjang thp Ekuitas =
Hutang Jk Panjang ..(10) Total Ekuitas
• Rasio Ekuitas terhadap Total Aktiva (Equity to Total Asset Ratio) adalah rasio yang menunjukkan besarnya modal sendiri yang digunakan untuk mendanai seluruh aktiva perusahaan. Rasio ekuitas terhadap total aktiva dirumuskan sebagai berikut : Rasio Ekuitas thp Total Aktiva =
Ekuitas .....................(11) Total Aktiva
33
c) Rasio profitabilitas, yaitu rasio-rasio yang menunjukkan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan perusahaan, yang terdiri dari: • Rasio Marjin Laba Kotor (Gross Profit Margin) adalah rasio keuntungan yang menunjukkan kemampuan dari penjualan untuk mendapatkan laba kotor dan berguna untuk memberikan indikasi mengenai efisiensi operasi perusahaan dan penetapan harga jual. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut: Rasio Marjin Laba Kotor =
Laba Kotor .................................(12) Penjualan
• Rasio Marjin Laba Bersih (Net Profit Margin) adalah rasio keuntungan yang menunjukkan kesanggupan perusahaan dalam melakukan penjualan untuk memperoleh laba bersih dan memberikan gambaran relatif mengenai efisiensi perusahaan setelah memperhatikan semua pengeluaran biaya maupun pajak. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut : Rasio Marjin Laba Bersih =
Laba Bersih .............................(13) Penjualan
• Rasio Tingkat Pengembalian Investasi (Return of Investment) adalah rasio yang menunjukkan kemampuan dari seluruh dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bersih pada tahun berjalan, yaitu laba bersih setelah dikurangi bunga dan pajak. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :
Rasio Tingkat Pengembalian Investasi (ROI) =
Laba Bersih ….(14) Total Aktiva
• Rasio Tingkat Pengembalian Ekuitas (Return of Equity) adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba atas modal yang ditanam oleh para pemiliknya. Angka rasio yang
tinggi
menunjukkan
keberhasilan
dari
manajemen
perusahaan dalam mengelola modal yang ditanamkan oleh
34
pemilik perusahaan, dimana laba yang diperoleh tinggi. Rumus ini dirumuskan sebagai berikut : Rasio Tingkat Pengembalian Ekuitas =
Laba Bersih …………...…..(15) Ekuitas
d) Rasio Aktivitas, yaitu rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai berapa besar efektifitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya, yang terdiri dari : • Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turn Over Ratio) memberikan gambaran relatif mengenai efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan aktiva yang ada dalam perusahaan untuk menghasilkan penjualan. Semakin cepat perputarannya yang ditunujukkan dengan angka rasio yang lebih besar adalah semakin baik karena perusahaan dapat memanfaatkan total aktivanya dengan efisien untuk menghasilkan penjualan. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut : Rasio Perputaran Total Aktiva =
Penjualan ..................(16) Total Aktiva
• Rasio Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Asset Turn Over Ratio) berguna
untuk
mengukur
efisiensi
perusahaan
dalam
penggunaan aktiva tetapnya untuk menghasilkan penjualan. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut : Rasio Perputaran Aktiva Tetap =
Penjualan ....................(17) Aktiva Tetap
• Rasio Perputaran Piutang (Account Receivable Turn Over Ratio) merupakan kemampuan dana tertanam dalam piutang untuk berputar dalam suatu periode tertentu. Semakin tinggi angka rasio berarti semakin cepat perputaran piutang dalam satu periode, maka modal kerja yang tertanam dalam piutang semakin turun karena semakin cepat pencairan piutang menjadi bentuk kas. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut : Rasio Perputaran Piutang =
Penjualan .............................(18) Piutang
35
Sedangkan untuk mengetahui efektifitas dari penagihan piutang dapat dilihat dari rata-rata periode penagihan piutang yang dirumuskan sebagai berikut :
Periode Pengumpulan Piutang = 5.
360 hari ..............................(19) Penjualan
Analisis Du Pont Persamaan Du Pont menunjukkan bahwa tingkat pengembalian atas aktiva dapat diperoleh dari perkalian marjin laba dengan perputaran total aktiva, yang dapat dirumuskan sebagai berikut : ROA = Margin laba × Perputaran total aktiva =
Laba bersih Penjualan × Penjualan Total aktiva
.............................(20)
Pengembalian atas ekuitas (ROE) perusahaan tergantung pada penggunaan kewajiban. ROA harus dibagi dengan 1-rasio hutang untuk mendapatkan ROE, adapun rumus ROE yaitu : ROE =
ROA .............................................................(21) 1 - Rasio Hutang