III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Untuk mengetahui keinginan konsumen akan minuman kesehatan, kepuasan konsumen merupakan salah satu faktor terpenting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Konsumen yang puas pada umumnya lebih mudah didorong untuk menjadi loyal, oleh karena itu faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan perlu untuk diketahui. Penelitian ini meneliti atribut bauran produk Yakult, kemudian atributatribut bauran tersebut dianalisis untuk mengetahui sampai sejauh mana konsumen puas terhadap atribut produk tersebut. Melalui survei lapangan kepada masyarakat Kelurahan Gunung Parang, Kecamatan Cikole Kota Sukabumi, karakteristik konsumen dianalisis melalui analisis deskriptif (descriptive analysis) dan di uji dengan menggunakan analisis uji kebebasan Chi Square (analisis crosstab) sehingga dapat dilihat hubungan antara tingkat pendapatan per bulan dan tingkat kepuasan terhadap karakteristik konsumen Kelurahan Gunung Parang, Kecamatan Cikole Kota Sukabumi. Tingkat kepuasan konsumen dianalisis dengan menggunakan metode Customer Satisfaction Index (CSI) yaitu dengan melakukan pembobotan tingkat kepentingan dan atribut dari produk Yakult menurut konsumen sehingga diperoleh indeks kepuasan konsumen secara keseluruhan maupun per atribut. Perbaikan atribut pada penelitian ini dilakukan dengan memberikan pertanyaan tertutup kepada konsumen terhadap kepentingan dan kinerja atribut produk, seberapa penting suatu atribut bagi konsumen atau seberapa besar harapan konsumen terhadap kinerja atribut Yakult. Hal ini dianalisis melalui Importance Performance Analysis (IPA). Adapun atribut produk Yakult yang mewakili dimensi kualitas produk Yakult yaitu: (1) Rasa (A), (2) Memiliki Izin Depkes (B), (3) Tanpa adanya zat pengawet (C), (4) Tanpa adanya zat pewarna (D), (5) Kebersihan Produk (E), (6) Komposisi Produk (F), (7) Keoptimalan Kondisi Bakteri (G), (8) Kejelasan Tanggal Kadaluarsa (H), (9) Informasi Nilai Gizi (I), (10) Manfaat
23
kesehatan (J), (11) Jenis kemasan (K), (12) Desain kemasan (L), (13) Ukuran Tebal kemasan (M), (14) Ukuran Tipis kemasan (N), (15) Ukuran Diameter kemasan (O), (16) Ukuran Panjang kemasan (P), (17) Ukuran Lebar kemasan (Q), (18) Ukuran Tinggi kemasan (R), (19) Merek (S), (20) Gaya Kemasan (T) dan (21) Jaminan Pengembalian (U). Analisis-analisis tersebut diharapkan dapat memberi masukan untuk dapat merekomendasikan strategi bauran produk yang dilakukan oleh pihak perusahaan sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki kinerja produk di massa mendatang. Untuk lebih jelasnya, kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.
24
Bauran Pemasaran Bauran Produk Yakult
Analisis Atribut-Atribut Produk Yakult 1. Rasa (A) 2. Memiliki Izin Depkes (B) 3. Tanpa adanya zat pengawet (C) 4. Tanpa adanya zat pewarna (D) 5. Kebersihan Produk (E) 6. Komposisi Produk (F) 7. Keoptimalan Kondisi Bakteri (G) 8. Kejelasan Tanggal Kadaluarsa (H) 9. Informasi Nilai Gizi (I) 10. Manfaat Kesehatan (J) 11. Jenis Kemasan (K) 12. Desain kemasan (L) 13. Ukuran Tebal kemasan (M) 14. Ukuran Tipis Kemasan (N) 15. Ukuran Diameter Kemasan (O) 16. Ukuran Panjang Kemasan (P) 17. Ukuran Lebar Kemasan (Q) 18. Ukuran Tinggi Kemasan (R) 19. Merek (S) 20. Gaya Kemasan (T) 21. Jaminan Pengembalian (U)
Analisis Tingkat Kepentingan terhadap Bauran Produk
Analisis Deskriptif
Uji Kebebasan Chi Square
Hubungan Karakteristik Responden terhadap Tingkat Kepuasan
Analisis Tingkat Kepuasan terhadap Bauran Produk
Importance Performance Analysis (IPA)
Customer Satisfaction Index (CSI)
Diagram Kartesius dan Indeks Kepuasan Pelanggan
Feed Back
Rekomendasi Strategi terhadap Bauran Produk Yakult
Gambar 2. Kerangka Pemikiran
25
3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2010 sampai dengan Juni 2011. Penelitian ini merupakan survei terhadap konsumen minuman kesehatan merek Yakult yang berlokasi di Kelurahan Gunung Parang, Kecamatan Cikole Kota Sukabumi. 3.3. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yaitu data primer dan data skunder, yang akan diuraikan sebagai berikut: Data primer diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner yang
diberikan
kepada
responden.
Kusioner
disusun
untuk
mengidentifikasi dan menganalisis aspek-aspek demografi responden terhadap kepuasan terhadap produk yang diteliti. Kuesioner diberikan kepada responden berisikan pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka. Pertanyaan tertutup berupa pertanyaan yang alternatif jawabannya telah disediakan, sehingga responden hanya memilih salah satu jawaban yang menurutnya paling sesuai. Sedangkan pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang memberikan kebebasan jawaban kepada responden untuk menjawab pertanyaan. Untuk data sekunder, dapat diperoleh melalui data-data perusahaan Center Yakult Cabang Kota Sukabumi, berbagai instansi terkait Kelurahan Gunung Parang, Kecamatan Cikole Kota Sukabumi perpustakaan LSI dan Manajemen Bisnis S2 IPB, buku, skripsi terdahulu dan internet yang mendukung dalam penelitian ini. 3.4. Teknik Penarikan Sampel Teknik pengambilan dan pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan metode convenience sampling. Pengambilan sampel sebanyak 100 orang, yaitu responden dipilih berdasarkan kesedian nya untuk mengisi kuesioner dan yang telah meminum produk Yakult. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat di Kelurahan Gunung Parang, Kecamatan Cikole Kota Sukabumi. Penentuan Jumlah sampel atau
26
responden ditentukan berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus Slovin dalam Umar (2005), yaitu:
n
N ……………………………….(1) (1 Ne 2 )
Dimana : n = Jumlah sampel. N = Jumlah Populasi e = Nilai kritis (batas ketelitian) yang digunakan (persen kelonggaran penelitian karena kesalahan pengambilan sampel populasi). Berdasarkan data yang diperoleh dari Kelurahan Gunung Parang, Kecamatan Cikole Kota Sukabumi jumlah populasi yang terdata adalah sebanyak 4020 penduduk. Dengan menggunakan nilai kritis sebesar 10% maka diperoleh jumlah sample sebanyak:
n= =
( ,
)
= 99,97 ≈ 100 Orang
Berdasarkan perhitungan di atas maka jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang. Wawancara akan disesuaikan dengan waktu yang paling cocok untuk pengambilan sampel. 3.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data Dalam melakukan penelitian ini, digunakan metode analisa deskriptif (descriptive analysis), Chi Square, Customer Satisfaction Index, Importance Performance Analysis. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan alat bantu software komputer microsoft excel 2007 dan software SPSS versi 15.00 for windows. Berikut ini akan dijelaskan mengenai metode-metode analisis data tersebut: 3.5.1. Uji Validitas Uji Validitas dilakukan dengan tujuan sebagai petunjuk tentang sejauh mana suatu alat pengukur (instrumen) mengukur apa yang ingin diukur. Validitas dari setiap pertanyaan dapat dilihat dari masing-
27
masing nilai korelasinya dan dapat diketahui dengan menggunakan teknik korelasi product moment person. Teknik korelasi product moment person ini berfungsi untuk menentukan hubungan antar dua variabel (gejala) yang berskala interval (menggunakan angka) oleh karena itu ketegori ini termasuk ke dalam uji statistik parametrik dimana jika: <0,20
= Hubungan dianggap tidak ada
0,20 – 0,40
= Hubungan ada, tetapi rendah
>0,40 – 0,70
= Hubungan Cukup
>0,70 – 0,90
= Hubungan tinggi
>0,90 – 1,00
= Hubungan sangat tinggi
Adapun rumus dari teknik ini adalah sbb:
rxy
n XY X Y n X X 2
2
n Y Y 2
2
…………………(2)
(Sumber: Sarwono, 2006) Keterangan: rxy = Korelasi antara variabel x dengan y n = Jumlah Responden X = Skor masing-masing pertanyaan Y = Skor Total kemudian rxy dibandingkan dengan rtabel dengan taraf kesalahan tertentu. Jika rhitung > rtabel maka H0 ditolak dan terima H1. Pengujian validitas dilakukan dengan metode korelasi yaitu dengan melihat angka koefisien korelasi (rxy) dan nilai signifikansinya (probabilitas statistik) pada item korelasi yang menyatakan hubungan antara skor pertanyaan dengan skor total. Dengan jumlah sampel uji coba kuesioner sebanyak 30 responden, maka dilakukan analisis korelasi antara skor pertanyaan dengan skor total. Apabila nilai probabilitas statistik < level of significan 10% = 0,1, maka dapat dinyatakan item tersebut valid, sehingga seluruh pertanyaan dalam kuesioner dinyatakan valid. Selanjutnya kuesioner tersebut akan digunakan dalam penelitian.
28
Uji coba kuesioner dilakukan terhadap 30 orang responden yang pernah meminum produk Yakult. Setelah dilakukan perhitungan uji validitas dengan metode product moment pearson, maka diperoleh hasil korelasi setiap pernyataan untuk masing-masing atribut tingkat kepentingan dan tingkat Kepuasan. Seluruh butir pernyataan tentang kepuasan pelanggan Produk minuman kesehatan merek Yakult diuji dinyatakan valid. Hal ini dapat dilihat dari nilai r hitung validitasnya yang lebih besar dari nilai r tabel (rxy > 0,361), dalam hal ini berarti responden dapat mengerti maksud dari setiap pernyataan yang diajukan oleh penulis dalam kuesioner penelitian. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan metode-metode
statistik
yang
relevan
dengan
informasi
yang
didapatkan dari hasil penelitian. Pengolahan hasil penelitian ini menggunakan microsoft excel dan software SPSS versi 15.00 for windows. Proses analisis data diawali dengan melakukan coding (pengkodean) terlebih dahulu, yang dilanjutkan dengan proses tabulasi data. Setelah proses tabulasi data selesai dilakukan, kemudian analisis dilanjutkan dengan interpretasi data serta pembahasan dari analisis data tersebut. Hasil nilai uji validitas pertanyaan kuesioner selengkapnya dapat dilihat pada (Lampiran 2). 3.5.2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas sangat penting dalam suatu penelitian, ada dua manfaat dalam memiliki skala dengan keandalan tinggi (high reliability) yaitu: 1. Dapat membedakan antara berbagai tingkatan dengan lebih baik daripada skala dengan keandalan rendah. 2. Besar kemungkinan bahwa kita akan menemukan hubungan yang signifikan (sangat berarti) antara variabel yang sebenarnya memang terkait satu sama lain (berkorelasi). Pengujian reabilitas yang digunakan pada penelitian ini adalah Alfa Cronbach digunakan pada pengujian elemen perceived quality. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
29
Keterangan: k
=(
)
1−
…………………………………….….(3)
= Mean kuadrat antar subyek (Banyaknya belahan tes)
st2 = Varian belahan ; t = 1, 2, ..... k st 2
= Varians total skor tes. Dalam suatu kelompok item-item pertanyaan dinyatakan reliabel
bilamana angka koefisisen
0,60. Untuk pengujian reliabilitas
dilakukan dengan teknik cronbach alpha, dengan jumlah sampel uji coba kuesioner sebanyak 30 responden. Suatu instrumen penelitian dinyatakan reliabel apabila nilai ralpha > 0,60. Uji reliabilitas dilakukan dengan teknik alfa cronbach. Dalam teknik ini, instrumen diuji cobakan pada 30 responden dan hasilnya dicatat. Pengolahan teknik alfa cronbach menggunakan bantuan software SPSS versi 15.00 dan 16.00 for windows. 3.5.3. Analisis Deskriptif Tujuan dari analisis deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis aktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diteliti (Nazir, 1988). Langkah awal dalam analisis ini membuat tabel frekuensi sederhana berdasarkan responden. Data tentang identitas responden dikelompokan berdasarkan jawaban yang sama, lalu ditabulasikan dan dipersentasekan. Persentase terbesar merupakan faktor-faktor yang dominan dari masing-masing atribut yang diteliti antara tingkat pendapatan per bulan dengan karakteristik responden dan tingkat kepuasan dengan karakteristik responden. 3.5.4. Skala Likert, Rataan dan Simpangan Baku Skala likert adalah skala pengukuran yang dapat digunakan untuk menunjukan tanggapan konsumen terhadap karakteristik suatu produk. Skala
likert
merupakan
skala
pengukuran
ordinal.
Hasil
pengukurannya dapat dibuat peringkat tanpa diketahui besar selisih antara satu tanggapan dengan tanggapan lain. Misalnya, sangat baik =
30
5, baik = 4, cukup baik = 3, buruk = 2, sangat buruk = 1. Setelah data diperoleh, data digolongkan kedalam kategori berdasarkan nilai yang diperoleh dengan cara mengalikan besarnya bobot pada kategori tertentu yang telah ditetapkan dengan jumlah responden yang masuk kedalam kategori yang sama. Dari data yang diperoleh, dicari nilai rataannya dan simpangan baku untuk mengetahui ukuran pemusatan dan ukuran keragaman tanggapan responden dengan menggunakan rumus (Durianto, et al. 2001) sbb:
=
Rataan
̅=
∑ .
………………………….….(4)
2 . 2 − (∑ . ) Simpangan Baku (S) = …………..(5) −1 (Sumber: Durianto, et al. 2001) Keterangan: ∑
xi = nilai pengukuran ke-i fi = frekuensi kelas ke-i n = banyaknya pengamatan Hasil dari rataan dan simpangan baku tersebut dipetakan ke rentang skala dengan mempertimbangkan informasi interval berikut: Interval
= Nilai tertinggi - Nilai terendah Banyaknya Kelas
= =
0,8 Analisis tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan ini diukur dengan
menggunakan
skala
likert
1-5.
Tingkat
kepentingan
dikategorikan menjadi tidak penting, kurang penting. cukup penting, penting,
dan
sangat
penting.
Sedangkan
tingkat
kepuasan
dikategorikan menjadi tidak puas, kurang puas, cukup puas, puas dan sangat puas. Skor atau nilai yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3 dibawah ini:
31
Tabel 3. Skor/nilai tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan Skor/nilai Tingkat Kepentingan 1 Tidak Penting 2 Kurang Penting 3 Cukup Penting 4 Penting 5 Sangat Penting (Sumber: Rangkuti, 2005).
Tingkat Kepuasan Tidak Puas Kurang Puas Cukup Puas Puas Sangat Puas
3.5.5. Importance Performance Analysis (IPA) Untuk mengukur sejauh mana kepentingan dan tingkat kepuasan konsumen, maka digunakan Importance and Performance Analysis. Sebelum melakukan pengolahan data, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan (editing) data terhadap hasil kuesioner. Sementara itu, sebelum menyiapkan tabel maka data-data tersebut harus terlebih dahulu diberi angka (coding) pada pertanyaan yang bersifat tertutup. Tingkat kepentingan adalah seberapa penting suatu atribut bagi pelanggan atau seberapa besar harapan pelanggan terhadap kinerja suatu atribut. Data yang digunakan dengan menggunakan skala Likert, yang berguna untuk mengetahui tingkat kepentingan secara nyata dari suatu produk. Dalam tingkatan kepentingan ini, digunakan 5 skala
peringkat
yang terdiri dari Sangat Penting, Penting, Cukup Penting, Kurang Penting, Tidak Penting. Kelima penilaian tersebut diberi bobot sebagai berikut : a. Jawaban Sangat Penting diberi bobot 5 b. Jawaban Penting diberi bobot 4 c. Jawaban Cukup Penting diberi bobot 3 d. Jawaban Kurang Penting diberi bobot 2 e. Jawaban Tidak Penting diberi bobot 1 Sedangkan untuk tingkat Kepuasan diberikan 5 tingkatan penilaian (skala likert) yang terdiri dari Sangat Puas, Puas, Cukup Puas, Kurang Puas, Tidak Puas. Kelima penilaian tersebut diberi bobot sebagai berikut :
32
a. Jawaban Sangat Puas diberi bobot 5 b. Jawaban Puas diberi bobot 4 c. Jawaban Cukup Puas diberi bobot 3 d. Jawaban Kurang Puas diberi bobot 2 e. Jawaban Tidak Puas diberi bobot 1 Skala likert digunakan dengan memberi skor secara kuantitatif untuk dipakai dalam perhitungan tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan. Adapun perhitungan untuk memperoleh bobot pada setiap skor (skor 1-5) adalah angka skor dikali dengan jumlah jawaban yang diperoleh dari responden. Maka yang akan muncul adalah nilai skor yang kemudian dibagi total responden, sehingga akan diperoleh skor rata-rata. Skor penilaian kepentingan konsumen dan skor penilaian kinerja
perusahaan
yang
sudah
dirata-ratakan
kemudian
diformulasikan kedalam diagram kartesius. Masing-masing atribut diposisikan dalam sebuah kuadran, di mana rata-rata dari skor tingkat kinerja (X) menunjukkan posisi suatu atribut pada sumbu X, sementara posisi atribut pada sumbu Y ditunjukkan oleh rata-rata dari skor tingkat kepentingan konsumen terhadap atribut (Y) (Rangkuti, 2005). Diagram Kartesius tersebut dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik (X), dimana X merupakan rata-rata dari rata-rata skor tingkat kinerja dibagi dengan banyaknya atribut dan
Y merupakan rata-rata dari rata-rata skor tingkat kepentingan dibagi dengan banyaknya atribut yang mempengaruhi kepuasan konsumen.
Secara ringkas pada (Gambar 3) disajikan diagram Kartesius Importance Performance Matrix. Diagram kartesius terdiri dari 4 bagian yang dibatasi oleh dua buah garis tegak lurus pada titik X dan titik Y. Dimana skor rata-rata penilaian terhadap tingkat kepuasan (X) menunjukkan posisi suatu atribut pada sumbu X, sementara posisi atribut pada sumbu Y, ditunjukkan oleh skor rata-rata tingkat kepentingan terhadap atribut (Y).
33
X=
∑
………….(6)
Y=
(Sumber: Umar, 2000)
Dimana:
∑
…….……(7)
X = Skor rata-rata tingkat kepuasan
Y = Skor rata-rata tingkat kepentingan
X = Skor rata-rata penilaian kepuasan konsumen
Y = Skor rata-rata penilaian kepentingan konsumen n = Jumlah responden
Diagram Kartesius atau Matrix yang digunakan adalah suatu bangun yang dibagi menjadi empat bagian yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik (X , Y), yang ditunjukan pada (Gambar 3). Rumusnya adalah sbb:
X=
∑
……..(8)
Dimana: X = Batas Sumbu X (tingkat kepuasan)
Y=
∑
……….(9)
Y = Batas Sumbu Y (tingkat kepentingan) k = Banyaknya atribut yang diteliti Kepentingan
Y
A. Prioritas Utama
B. Pertahankan Prestasi
C. Prioritas Rendah
D. Berlebihan
X
Kepuasan
Gambar 3. Diagram Kartesius Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kepuasan.
34
1. Kuadran A (Prioritas Utama) Kuadran ini menggambarkan tentang atribut yang dianggap penting atau sangat penting oleh konsumen, tetapi atribut tersebut belum dilaksanakan dengan baik oleh pihak perusahaan sesuai dengan keinginan konsumen. Dalam waktu dekat perusahaan perlu melakukan perbaikan kinerja terhadap atribut ini. 2. Kuadran B (Pertahankan Prestasi) Kuadran ini menunjukan atribut-atribut yang dianggap penting maupun sangat penting oleh konsumen dan telah dilaksanakan dengan baik oleh pihak perusahaan. Oleh sebab itu pihak perusahaan sekarang harus mempertahankan kinerja terhadap atribut-atribut tersebut dan meningkatkannya. 3. Kuadran C (Prioritas Rendah) Kuadran
ini
menunjukan
bahwa
atribut-atribut
yang
bersangkutan memang dianggap kurang penting oleh konsumen dan pelaksanaan kinerjanya juga dianggap biasa saja atau kurang baik. Prioritas untuk meningkatkan perbaikan kinerja berada pada urutan ketiga (prioritas rendah). 4. Kuadran D (Berlebihan) Kuadran ini menggambarkan atribut-atribut yang dianggap kurang penting oleh konsumen tetapi pihak perusahaan telah menjalankannya dengan baik, sehingga konsumen menilai peningkatan kinerja terhadap atribut dianggap sudah berlebihan. Oleh karena itu sumber daya yang digunakan pada atribut tersebut dapat digunakan untuk dialokasikan bagi perbaikan kualitas atribut yang berada pada Kuadran I. 3.5.6. Customer Satisfaction Index (CSI) Tahapan-tahapan pengukuran CSI adalah sbb: 1. Menghitung Weighting Factor (WF), yaitu mengubah nilai ratarata kepentingan menjadi angka persentase dari total rata-rata tingkat kepentingan seluruh aatribut yang diuji, sehingga didapatkan total WF sebesar 100%.
35
2. Menghitung Weight Score (WS), yaitu menilai perkalian antara nilai rata-rata tingkat kepuasan masing-masing atribut dengan WF masing-masing atribut. 3. Menghitung Weight Total (WT), yaitu menjumlahkan WS dari semua atribut. 4. Menghitung Satisfaction Index, yaitu WT dibagi skala maksimum yang digunakan (dalam penelitian ini skala maksimal adalah 5), kemudian dikalikan 100%. Tingkat kepuasan responden secara keseluruhan dapat dilihat dari kriteria tingkat kepuasan pelanggan, dengan kriteria sbb: 0,00 - 0,34 = Tidak Puas 0,35 - 0,50 = Kurang Puas 0,51 - 0,65 = Cukup Puas 0,66 - 0,80 = Puas 0,81 – 1,00 = Sangat Puas Sumber: PT. Sucofindo dalam Aditiawarman (2000). 3.5.7. Uji Kebebasan Chi Square Uji Chi Square merupakan salah satu uji statistik non parametric, maka uji chi square dapat diterapkan untuk pengujian data nominal atau kategorik. Menurut Nazir (1988) Chi-Square digunakan untuk menguji hipotesa tentang distribusi dari ukuran atau variabel-variabel penelitian tersebut. Uji Chi-Square berguna untuk menguji apakah dua atau lebih populasi mempunyai distribusi yang sama, secara umum digunakan dalam
penelitian
untuk
mencari
kecocokan
ataupun
menguji
ketidakadaan hubungan antara beberapa populasi. Pada penelitian ini dilakukan uji Chi-Square antara tingkat pendapatan per bulan, tingkat kepuasan total dan tingkat kepuasan terhadap masing-masing atribut produk Yakult dengan karakteristik responden yaitu jenis kelamin, usia, umur, tempat tinggal, status pekerjaan, kriteria usaha, pendapatan rata-rata per bulan, dan pengeluaran rata-rata per bulan.
36
Menurut Nazir (1988), prosedur uji Chi-Square (χ2) adalah : 1. Rumuskan hipotesa : H0 = Distribusi dari proporsi yang berhubungan dengan r buah alternatif adalah sama pada semua populasi (Kedua variable saling bebas). H1 =
Distribusi proporsi yang berhubungan dengan alternatif tidak sama (berbeda) dari masing-masing populasi (Kedua variable saling berhubungan).
2. Tentukan kategori yang akan diuji. 3. Tentukan level signifikansi. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 0,1 (10%) karena angka ini dinilai cukup ketat untuk mewakili hubungan antara dua variabel. 4. Buat tabel kontingensi dari alternatif atau kategori populasi. 5. Hitung harga Chi-Square dengan rumus sebagai berikut :
2 Keterangan :
i
j
(cij eij ) 2 eij
.............................(10)
χ2 = Chi square Cij = Nilai yang diamati Eij = Nilai yang diharapkan 6. Tentukan daerah-daerah penolakan hipotesa dengan mencari harga Chi-Square pada tabel distribusi Chi-Square, pada level signifikansi yang telah ditentukan dengan degree of freedom df = (r-1)(k-1), yaitu : χ2 tabel, df = (r-1)(k-1) 7. Tolak H0, terima H1 jika : χ2 > χ2 tabel, df = (r-1)(k-1) Terima H0, tolak H1 jika : χ2 ≤ χ2 tabel, df = (r-1)(k-1) 8. Rumuskan kesimpulan.