55
III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di lima bandara di Indonesia, yaitu bandara Juanda di Surabaya, bandara Hasanuddin di Makasar, bandara Pattimura di Ambon, bandara Ngurah Rai di Denpasar, dan bandara Sepinggan di Balikpapan. Pemilihan kelima bandara tersebut dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa kelima bandara tersebut terletak di pulau-pulau besar dan kecil di Indonesia yaitu Pulau Jawa, Sulawesi, Kepulauan Maluku, Pulau Bali, dan Kalimantan. Selain itu, kelima bandara tersebut mewakili kota besar dan kecil di Indonesia. Alasan lainnya yaitu kelima bandara tersebut ditangani oleh PT. (Persero) Angkasa Pura I. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan yaitu pada Juli sampai dengan Desember 2008. 3.2. Desain, Sumber Data, dan Sampel Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian survei dengan pendekatan deskriptif kuantitatif untuk memperoleh gambaran, informasi, penjelasan, dan kondisi terkini yang berkaitan dengan nilai kerja dan kepedulian lingkungan pegawai bandara. Selain itu, desain ini juga bertujuan untuk melihat pengaruh yang signifikan dari faktor-faktor nilai kerja terhadap kepedulian lingkungan dalam dan luar bandara. Data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui hasil pengisian kuesioner oleh responden dan hasil wawancara langsung terhadap pegawai bandara. Wawancara langsung dilakukan dengan menggunakan bantuan kuesioner terstruktur. Sementara data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari PT. (Persero) Angkasa Pura I, pihak manajemen bandara, literatur yang bersumber dari buku-buku, laporan-laporan, jurnal ilmiah, dan sumber-sumber lainnya yang relevan dengan tujuan penelitian. Sampel adalah seleksi dari populasi yang digunakan untuk memberikan gambaran umum tentang populasi tersebut. Populasi adalah keseluruhan unit yang di dalamnya terdapat informasi yang ingin diketahui (Parasuraman, 1991). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai/karyawan yang bekerja di lingkungan bandara dan stakeholders yang terkait dengan lingkungan bandara.
56 Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik convenience proportional sampling, artinya responden yang disurvei bersedia dan merasa nyaman untuk mengisi kuesioner penelitian. Jumlah responden yang disurvei di tiap-tiap bandara adalah 110 responden, sehingga jumlah keseluruhan responden di lima bandara adalah 550 responden dengan klasifikasi seperti terlihat pada Tabel 3. Tabel 3. Jumlah Responden yang Diambil dari Masing-Masing Bandara Responden
Bali
Surabaya
Makasar
Balikpapan
Ambon
Total
Pimpinan
5
5
5
5
5
25
Staf
15
15
15
15
15
75
Karyawan
25
25
25
25
25
125
Pemakai jasa
55
55
55
55
55
275
Pemerintah daerah
10
10
10
10
10
50
Total
110
110
110
110
110
550
3.3. Teknik Analisis Data Untuk mencapai tujuan penelitian, berbagai data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan beberapa metode. Metode analisis persepsi dengan teknik rentang kriteria digunakan untuk memperoleh deskripsi ringkas tentang responden. Teknik analisis regresi berganda digunakan untuk menjelaskan keterkaitan faktor-faktor nilai kerja dengan kepedulian lingkungan. Teknik Focus Group Discussion (FGD) digunakan untuk menganalisis kebutuhan stakeholders terhadap kepedulian lingkungan bandara. Teknik analisis prospektif dilakukan untuk menentukan faktor kunci kinerja lingkungan bandara. Secara ringkas, masing-masing metode tersebut dijelaskan berikut ini. 3.3.1 Analisis Persepsi dengan Teknik Rentang Kriteria Perolehan data primer dari penelitian (persepsi responden) tergolong ke dalam data kualitatif yang tidak memiliki nilai nominal, sehingga dibutuhkan proses pengkuantitatifan data yang berasal dari data kualitatif. Hal ini dilakukan dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert dikembangkan oleh Rensis Likert yang banyak digunakan dalam riset-riset pemasaran, Sumber Daya Manusia (SDM), dan lain sebagainya yang menggunakan metode survei untuk mengukur
57 persepsi responden (Istijanto, 2005). Skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas lima pilihan sikap alternatif, sebagaimana tertera dalam Tabel 4. Tabel 4. Skala Likert Pendapat Responden Pendapat Responden Sangat Tidak Setuju (STS) Tidak Setuju (TS) Netral (N) Setuju (S) Sangat Setuju (SS)
Skor Skala Likert 1 2 3 4 5
Penggunaan skala Likert sebanyak lima pilihan alternatif atau berjumlah ganjil dimaksudkan agar dapat menampung kategori yang netral. Sedangkan alasan menggunakan lima pilihan alternatif bukan tujuh, sembilan, atau seterusnya dikarenakan penggunaan kategori yang terlalu banyak sering membingungkan responden, sebab perbedaan tiap kategori menjadi sedemikian tipis, sehingga membingungkan responden dalam menentukan pilihan (Istijanto, 2005). Analisis rataan skor digunakan untuk mengetahui bagaimana tingkatan persepsi responden terhadap pernyataan-pernyataan yang diberikan peneliti kepada responden. Persepsi merupakan proses di mana seseorang memberikan arti pada lingkungan. Hal tersebut melibatkan pengorganisasian dan penerjemahan berbagai stimulus menjadi suatu pengalaman psikologis (Ivancevich et al. 2006). Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis rataan skor adalah sebagai berikut (Umar, 2005): a. Mengelompokkan/Memberi Bobot Jawaban Kuesioner yang terkumpul dikelompokkan sesuai pilihan jawaban dan kemudian diberi bobot nilai, yakni : Bobot 1
= STS (Sangat Tidak Setuju)
Bobot 2
= TS (Tidak Setuju)
Bobot 3
= CS (Cukup Setuju)
Bobot 4
= S (Setuju)
Bobot 5
= SS (Sangat Setuju)
58 b. Menghitung Skor Setelah jawaban dikelompokkan, selanjutnya setiap skor komponen variabel dihitung dengan mengalikan jumlah frekuensi dari masing-masing komponen variabel dengan bobot tersebut di atas. c. Menentukan Rataan Skor Hasil perhitungan skor tersebut kemudian masing-masing dibagi dengan jumlah responden. d. Memberi Penilaian. Langkah berikutnya adalah memberi penilaian terhadap tiap kriteria yang dinilai dalam kuesioner sehingga dapat diperoleh kesimpulan bagaimana tanggapan responden terhadap variabel-variabel yang diteliti. Untuk menentukan nilai dari objek yang diteliti maka digunakan rumus sebagai berikut: RK =
m − n …………………………..(1) K
Keterangan : RK = Rentang Kriteria m = Skala jawaban terbesar n
= Skala jawaban terkecil
K = Jumlah kelas Berdasarkan rumus di atas, maka dapat diperoleh rentang kriteria sebagai berikut: RK =
(5 − 1) = 0,8 .......................................(2) 5
sehingga dapat disusun penilaian persepsi variabel nilai kerja dan kepedulian lingkungan bandara seperti pada Tabel 5 dan Tabel 6. Tabel 5. Penilaian Persepsi Variabel Nilai Kerja Indeks Penilaian 1,00 – 1,80 1,81 – 2,60 2,61 – 3,40 3,41 – 4,20 4,21 – 5,00
Kriteria Tidak Baik Kurang Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik
Persepsi Kondisi nilai kerja di bandara tidak baik. Kondisi nilai kerja di bandara kurang baik. Kondisi nilai kerja di bandara cukup baik. Kondisi nilai kerja di bandara baik. Kondisi nilai kerja di bandara sangat baik.
59 Tabel 6. Penilaian Persepsi Variabel Kepedulian Lingkungan Indeks Penilaian 1,00 – 1,80 1,81 – 2,60 2,61 – 3,40 3,41 – 4,20 4,21 – 5,00
Kriteria Sangat Rendah Rendah Cukup Tinggi Tinggi Sangat Tinggi
Persepsi Kondisi kepedulian lingkungan sangat rendah Kondisi kepedulian lingkungan rendah Kondisi kepedulian lingkungan cukup tinggi Kondisi kepedulian lingkungan tinggi Kondisi kepedulian lingkungan sangat tinggi
3.3.2 Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menguji pengaruh indikator-indikator nilai kerja terhadap kepedulian lingkungan bandara, baik lingkungan dalam maupun lingkungan luar bandara. Analisis regresi merupakan alat statistika untuk mengevaluasi hubungan antara satu peubah dengan peubah lainnya, atau satu peubah dengan beberapa peubah lainnya. Analisis regresi memiliki dua pengertian, yakni merupakan pencarian tempat kedudukan atau lokasi dari rataan Y untuk berbagai nilai X, serta usaha untuk mengepas suatu kurva terhadap sekumpulan data.
Dalam analisis regresi terdapat dua jenis
peubah/variabel (Draper dan Smith, 1992), yaitu:
Peubah peramal (predictor variable) disebut juga peubah bebas (independent variable), yaitu peubah yang tidak dipengaruhi oleh peubah lainnya yang nilainya dapat ditentukan atau diatur dan dinotasikan dengan X.
Peubah respon (response variable) disebut juga peubah tidak bebas (dependent variable), yaitu peubah yang nilainya dipengaruhi oleh peubah lainnya dan dinotasikan dengan Y. Model regresi di mana hubungan antara X dan Y dinyatakan dalam fungsi linier/ordo 1 dan banyaknya peubah penjelas/bebas lebih dari satu disebut regresi linier berganda.
Model regresi linier berganda dengan nilai peubah yang
digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut. Y = β0 + β1X1 + β2X2 + … + βkXk + ε Keterangan : Y
= nilai kepedulian lingkungan bandara
Xi
= variabel nilai kerja ke-i yang diamati
β0
= Intercept = constant
βk
= Slope β1 sampai dengan βk
60 ε
= sisaan/galat/error Pengujian
parameter
regresi
linier
berganda
dilakukan
dengan
menggunakan Uji-t. Uji -t dimaksudkan untuk menguji pengaruh setiap peubah penjelas secara satu per satu terhadap peubah responnya. Hipotesis yang diujikan antara lain : -
H0 : βi = 0 → nilai kerja ke-i (xi) berpengaruh nyata terhadap kepedulian lingkungan di bandara secara linier H1 : βi≠ 0 → nilai kerja ke-i (xi) tidak berpengaruh nyata terhadap kepedulian lingkungan di bandara secara linier Tolak H0 jika t < -tn-2,α/2 atau t > tn-2,α/2 atau jika P-value < taraf signifikansi yang ditentukan (α).
-
H0 : βi ≥ 0 → nilai kerja ke-i (xi) berpengaruh nyata terhadap kepedulian lingkungan di bandara secara linier dan hubungannya negatif H1 : βi < 0 → nilai kerja ke-i (xi) tidak berpengaruh negatif terhadap kepedulian lingkungan di bandara secara linier Tolak H0 jika t < -tn-2,α/2 atau jika P-value < taraf signifikansi yang ditentukan (α).
-
H0 : βi ≤ 0 → nilai kerja ke-i (xi) berpengaruh nyata terhadap kepedulian lingkungan di bandara secara linier dan hubungannya positif H1 : βi > 0 → nilai kerja ke-i (xi) tidak berpengaruh positif terhadap kepedulian lingkungan di bandara secara linier Tolak H0 jika t > tn-2,α/2
,
atau jika P-value < taraf signifikansi yang
ditentukan (α). Dimana rumus statistik uji sebagai berikut : , dengan derajat bebas = n-k-1 Selanjutnya dilakukan uji-F. Informasi-informasi yang dapat diperoleh melalui uji-F antara lain : peubah-peubah penjelas yang ada dalam model berpengaruh secara serempak terhadap respon atau tidak, penambahan satu peubah penjelas ke dalam model setelah peubah penjelas lainnya ada dalam model berpengaruh nyata atau tidak terhadap respon, penambahan sekelompok peubah
61 penjelas ke dalam model setelah peubah penjelas lainnya ada dalam model berpengaruh nyata atau tidak terhadap respon. Hipotesis yang diujikan: H0 : β1 = β2 = …= βk = 0 (Peubah respon tidak mempunyai hubungan linier dengan peubah penjelas ke- 1 sampai dengan ke- k). H1 : minimal ada satu βj ≠ 0, j=1,2,…,k (Peubah respon mempunyai hubungan linier dengan minimal satu peubah penjelas ke- 1 sampai dengan ke- k). Statistik Uji :
Keterangan : KTR : Kuadrat Tengah Regresi KTG : Kuadrat Tengah Sisaan Kaidah Pengambilan Keputusan : Tolak H0 jika Fhit > Fk,n-k-1,α atau jika P-value < taraf signifikansi yang ditentukan (α). Selanjutnya menentukan nilai koefisien determinasi. Koefisien determinasi (R2) mengukur proporsi keragaman atau variasi total di sekitar nilai tengah yang dapat dijelaskan oleh garis regresi. Secara grafis, koefisien determinasi mengukur jauh/dekatnya titik pengamatan terhadap garis regresi. atau Keterangan : Nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1. R2 = 1 : menyatakan kecocokan sempurna. R2 = 0 : menyatakan tidak ada hubungan antara variabel tak bebas Y dengan variabel bebas X.
3.3.3 Analisis Kebutuhan Stakeholders Kebutuhan stakeholders di masa mendatang dikaji secara mendalam. Kajian dimulai dengan identifikasi untuk menentukan stakeholders yang terkait dengan lingkungan bandara. Teknik identifikasi yang digunakan adalah teknik
62 snowball yakni identifikasi stakeholders oleh stakeholders lainnya. Stakeholders yang diidentifikasi mulai dari tingkat nasional, regional, dan lokal. Masingmasing stakeholders yang terpilih menyatakan kebutuhannya di masa mendatang dalam kaitan dengan kualitas lingkungan bandara. Teknik yang digunakan untuk merumuskan kebutuhan stakeholders adalah wawancara
mendalam
terhadap
semua
stakeholders
terpilih.
Kemudian
merumuskan faktor kunci pemenuhan stakeholders melalui wawancara dengan stakeholders kunci dengan teknik FGD. FGD adalah suatu metode riset yang oleh Irwanto (1988) didefinisikan sebagai suatu proses pengumpulan informasi mengenai suatu permasalahan tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok. Metode FGD termasuk metode kualitatif. Seperti metode kualitatif lainnya (direct observation, indepth interview, dan lain sebagainya) FGD berupaya menjawab jenis-jenis pertanyaan how-and why, bukan jenis-jenis pertanyaan what-and-how-many yang khas untuk metode kuantitatif (survei, dan lain sebagainya). FGD dan metode kualitatif lainnya sebenarnya lebih sesuai dibandingkan metode kuantitatif untuk suatu studi yang bertujuan “to generate theories and explanations” (Morgan and Kruger, 1993). Dalam analisis kebutuhan, hal pertama yang dilakukan adalah menentukan stakeholders yang terkait dengan kualitas lingkungan bandara. Sistem yang digunakan adalah mengidentifikasi stakeholders berdasarkan tingkat pengaruh dan kepentingan dalam bandara. Identifikasi stakeholders yang terlibat dalam sistem kualitas lingkungan bandara pada dimensi kebijakan publik adalah pemerintah, pengusaha, masyarakat, dan lembaga swadaya masyarakat dimana setiap stakeholders
mengidentifikasi
stakeholders
lainnya.
Hasil
identifikasi
stakeholders disajikan pada matriks stakeholders yang memuat kategori stakeholders dengan masing-masing kepentingan. Selanjutnya dilakukan wawancara mendalam kepada stakeholders yang telah teridentifikasi mengenai kebutuhan dalam kaitan dengan kualitas lingkungan bandara. Selain itu dikaji pula pandangan setiap stakeholders tentang kebutuhan stakeholders lainnya sehingga dapat terakomodasi semua kebutuhan stakeholders. Berdasarkan hasil wawancara tersebut dirumuskan faktor-faktor kunci pemenuhan kebutuhan stakeholders secara partisipatif. Pertanyaan yang diajukan difokuskan
63 pada faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk mewujudkan kebutuhan stakeholders dalam kerangka peningkatan kepedulian terhadap lingkungan bandara secara berkelanjutan.
3.3.4 Analisis Prospektif Analisis prospektif merupakan suatu upaya untuk mengeksplorasi kemungkinan di masa depan. Dari analisis ini akan diperoleh informasi mengenai faktor kunci yang berperan dalam sistem berdasarkan faktor kunci yang terlibat dalam sistem. Penentuan faktor kunci dan tujuan strategis tersebut penting, dan sepenuhnya merupakan pendapat dari pihak yang berkompeten sebagai stakeholders pengembangan PT. Angkasa Pura I. Pendapat tersebut diperoleh melalui bantuan kuesioner dengan wawancara (indepth interview) di wilayah studi (Trayer, 2000). Bourgeois (2004) menjelaskan tahapan analisis prospektif yaitu: (1) mengidentifikasi faktor kunci penentu untuk masa depan dari sistem yang dikaji. Pada tahap ini dilakukan identifikasi semua faktor penting dengan menggunakan kriteria faktor variabel, menganalisis pengaruh dan ketergantungan seluruh faktor dengan melihat pengaruh timbal balik dengan menggunakan matriks dan menggambarkan pengaruh dan ketergantungan dari masing- masing faktor ke dalam 4 kuadran utama; (2) menentukan tujuan strategis dan kepentingan pelaku utama; dan (3) mendefinisikan dan mendeskripsikan evolusi kemungkinan masa depan. Pada tahap ini dilakukan identifikasi cara elemen kunci dapat berubah dengan menentukan keadaan (state) pada setiap faktor, memeriksa perubahan mana yang dapat terjadi bersamaan, dan menggambarkan skenario dengan memasangkan perubahan yang akan terjadi dengan cara mendiskusikan skenario dan implikasinya terhadap sistem. Penentuan faktor kunci kinerja lingkungan PT. Angkasa Pura I dilakukan dengan analisis prospektif. Pada tahap ini dilakukan pada seluruh faktor penting dengan menggunakan faktor kunci berdasarkan hasil analisis sebelumnya. Data yang digunakan dalam analisis prospektif adalah pendapat pakar dan stakeholders yang terlibat dengan peningkatan kinerja lingkungan PT. Angkasa Pura I. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dan wawancara secara langsung serta melalui diskusi.
64 Analisis prospektif dilaksanakan dengan metode kuesioner melalui tahapan sebagai berikut: menjelaskan tujuan studi; identifikasi faktor-faktor; dan analisis pengaruh dan ketergantungan antar faktor. Analisis pengaruh dan ketergantungan
seluruh
faktor
melihat
pengaruh
timbal
balik
dengan
menggunakan matriks dan menggambarkan pengaruh dan ketergantungan dari masing-masing faktor pada empat kuadran utama. Tingkat pengaruh dan
Pengaruh
ketergantungan antar faktor di dalam sistem disajikan pada Gambar 9.
Kuadran I Faktor penentu INPUT
Kuadran II Faktor penghubung STAKES
Kuadran IV Faktor bebas UNUSED
Kuadran III Faktor terikat OUTPUT
Ketergantungan
Sumber: Godet et al.,1999
Gambar 9.
Tingkat pengaruh dan ketergantungan antar faktor dalam sistem
Pada tahap pertama analisis prospektif untuk melihat pengaruh langsung antar faktor dalam sistem dilakukan menggunakan matriks. Pengaruh dan ketergantungan dari masing-masing faktor diisi dengan teknik sebagai berikut: 1. Apakah faktor tidak mempunyai pengaruh terhadap faktor lain? Jika jawabannya ya, maka diberi skor 0. 2. Jika jawabannya tidak, maka dilanjutkan ke pertanyaan berikut: Apakah pengaruhnya sangat kuat? Jika jawabannya ya diberi skor 3. 3. Jika jawabannya tidak, maka dilanjutkan dengan pertanyaan apakah pengaruhnya kecil? jika jawabannya ya diberi skor 1, jika jawabannya tidak, diberi skor 2. Hasil analisis tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada semua stakeholders terkait. Hal ini dilakukan untuk memperkuat hasil analisis. Selain itu, hasil kajian ini diharapkan dapat diimplementasikan oleh manajemen PT. Angkasa Pura I dan
65 pihak manajemen bandara. Tahapan penelitian selengkapnya disajikan pada Gambar 10.
Kondisi Lingkungan Bandara Analisis Regresi dan Korelasi
Identifikasi Faktor Kualitas Lingkungan
Tahap 1
Dokumentasi
Faktor Penentu Kualitas Lingkungan Tahap 2
Wawancara dan pustaka
Analisis Prospektif
Analisis Kebutuhan Stakeholders Focus Group Discussion
Faktor Kunci Peningkatan Kinerja Lingkungan Focus Group Discussion
Tahap 3
Strategi Implementasi Focus Group Discussion
Gambar 10. Tahapan Penelitian
Tahap 4