42
III.
METODE PENELITIAN
A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi analisis yaitu metode penelitian yang menuturkan dan menafsirkan data sehingga kegiatannya tidak hanya mengumpulkan dan menyusun data namun juga menganalisis dan menginterpretasikan arti data tersebut. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk mengukur dengan cermat fenomena sosial tertentu. Peneliti mengembangkan konsep dan menghimpun fakta, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesis (Efendi dan Tukiran, 2014). B. Metode Penentuan Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di KUB Srikandi Barokah yang berlokasi di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa KUB Srikandi Barokah merupakan unit usaha yang pertama memproduksi yoghurt di Kabupaten Boyolali dengan merek Toyo Yoghurt. KUB Srikandi Barokah merupakan kelompok ternak sapi perah yang mendapat binaan dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali, Balai Penelitian Ternak Bogor dan Balai Besar-Pasca Panen Bogor. KUB Srikandi Barokah berdiri sejak tahun 2007 dan mulai memproduksi yoghurt pada tahun 2010, tetapi dalam pemasarannya masih memiliki kendala seperti pangsa pasar yang belum luas serta media promosi yang masih minim, sehingga perlu merumuskan strategi pemasarannya. C. Metode Pengambilan Sampel Informan kunci dalam penelitian ini dipilih secara sengaja (purposive), yaitu pihak-pihak yang memiliki kontribusi besar terhadap perumusan dan pelaksanaan strategi di KUB Srikandi Barokah, khususnya strategi pemasaran Toyo Yoghurt. Adapun penentuan informan kunci pada penelitian ini sebagai berikut : 42
43
1. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Penentuan sampel dalam tahap ini dilakukan secara sengaja (purposive) karena informan kunci yang dipilih merupakan responden yang memiliki kontribusi yang besar pada KUB Srikandi Barokah sehingga dapat memberikan informasi yang dibutuhkan peneliti. Informan kunci dalam penelitian ini berjumlah 13 orang, dimana informan kunci untuk faktor internal antara lain ketua dari KUB Srikandi Barokah, 1 orang karyawan bagian pemasaran dan 1 orang karyawan bagian produksi. Informan kunci untuk faktor eksternal antara lain 3 orang konsumen, 1 orang dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali, 1 orang dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Boyolali, 1 orang dari Dinas Koperasi dan UMKM, 2 lembaga pemasaran, 1 pemasok susu, dan 1 pesaing yoghurt. 2. Pemberian Bobot dan Rating pada Matriks IFE dan EFE Informan kunci untuk pemberian skor bobot dan rating pada matriks IFE dan EFE adalah orang yang dianggap memahami atau mengetahui keadaan KUB Srikandi Barokah. Informan kunci tersebut adalah ketua KUB Srikandi Barokah, karyawan bagian pemasaran, dan Dinas Peternakan dan Perikanan. 3. Perumusan Alternatif Strategi dan Prioritas Strategi Informan kunci dalam penetapan bobot dan Nilai Daya Tarik untuk menentukan prioritas strategi dalam matriks QSP yaitu orang yang paling mengetahui kondisi KUB Srikandi Barokah. Informan kunci yang dipilih yaitu ketua KUB Srikandi Barokah. D. Jenis dan Sumber Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitatif, serta berasal dari sumber internal dan eksternal perusahaan. Menurut Umar (2005), data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, baik dari individu atau perseorangan. Data primer dalam penelitian ini merupakan hasil dari wawancara seperti data produksi dan penjualan Toyo yoghurt, keadaan umum
44
KUB Srikandi Barokah atau hasil pengisian kusioner yang biasa dilakukan oleh peneliti. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui literatur ataupun studi pustaka. Data tersebut bersumber dari data laporan internal Srikandi Barokah, situs-situs internet, Badan Pusat Statistik (BPS), buku teks manajemen strategis, perpustakaan dan data-data dari beberapa instansi terkait lainnya. E. Teknik Pengumpulan Data Menurut Umar (2005), data merupakan salah satu komponen riset, artinya tanpa data tidak akan ada riset. Data yang akan dipakai dalam riset haruslah data yang benar, karena data yang salah akan menghasilkan informasi yang salah. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: 1. Wawancara Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data. Pelaksanaannya dapat dilakukan secara langsung berhadapan dengan yang diwawancarai, tetapi dapat juga secara tidak langsung seperti memberikan daftar pertanyaan. Instrumen dapat berupa pedoman wawancara maupun checklist (Umar, 2005). Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara kepada responden terkait data internal maupun eksternal dari KUB Srikandi Barokah, seperti data mengenai kondisi umum KUB Srikandi Barokah, data produksi dan penjualan Toyo yoghurt. 2. Observasi Teknik ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap obyek yang akan diteliti sehingga didapatkan gambaran yang jelas mengenai daerah yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi untuk mengetahui kondisi umum dari KUB Srikandi Barokah, serta kegiatan produksi dan pemasaran Toyo yoghurt.
45
3. Pencatatan Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data sekunder dari instansi atau lembaga yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Data sekunder tersebut antara lain, jumlah produksi susu sapi di Kabupaten Boyolali dan jumlah produksi dan penjualan yoghurt di KUB Srikandi Barokah. F. Metode Analisis Data Metode analisis data yang peneliti gunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Analisis Faktor Internal dan Faktor Eksternal Analisis
faktor
internal
dan
eksternal
digunakan
untuk
mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal kunci yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman di dalam pemasaran Toyo yoghurt di KUB Srikandi Barokah. Analisis faktor internal bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal kunci yang menjadi kekuatan dan kelemahan,
sedangkan
analisis
faktor
eksternal
bertujuan
untuk
mengidentifikasi faktor-faktor eksternal kunci yang menjadi peluang dan ancaman. Tabel 6. Matrix Internal Factors Evaluation (IFE) Faktor-faktor Internal Utama
Bobot
Rating
Skor Bobot (Bobot x Rating)
Kekuatan Kelemahan Total
Sumber : David, 2009 Tabel 7. Matrix External Factors Evaluation (EFE) Faktor-faktor Eksternal Utama Peluang Ancaman Total
Sumber : David, 2009
Bobot
Rating
Skor Bobot (Bobot x Rating)
46
Pemberian bobot pada setiap faktor dalam matriks IFE (Internal Factors Evaluation) maupun matriks EFE (External Factors Evaluation) adalah sama yaitu dengan memberikan angka 0,20 untuk faktor yang berpengaruh sangat kuat, 0,15 untuk faktor diatas rata-rata, 0,10 untuk faktor rata-rata, dan 0,05 untuk faktor dibawah rata-rata. Jumlah total seluruh bobot yang diberikan pada faktor itu harus sama dengan 1,0. Pemberian rating dalam matriks IFE (Internal Factors Evaluation) yaitu antara 1 sampai 4, dimana 1 = sangat lemah, 2 = lemah, 3 = kuat, dan 4 = sangat kuat. Sedangkan untuk pemberian rating dalam matriks EFE (External Factors Evaluation) yaitu antara 1 sampai 4, dimana 1 = responnya di bawah rata-rata, 2 = responnya rata-rata, 3 = responnya di atas rata-rata, dan 4 = responnya sangat bagus. Matriks Internal-Eksternal (IE) SKOR BOBOT TOTAL IFE Kuat
Rata-rata
Lemah
3,0-4,0
2,0-2,99
1,0-1,99
SKOR BOBOT TOTAL EFE
4,0
3,0
2,0
1,0
Tinggi
I
II
III
3,0-4,0
Tumbuh dan
Tumbuh dan
Menjaga dan
Membangun
Membangun
Mempertahankan
Menengah
IV
V
VI
2,0-2,99
Tumbuh dan
Menjaga dan
Panen atau
Membangun
Mempertahankan
Disvestasi
Rendah
VII
VIII
IX
1,0-1,99
Menjaga dan
Panen atau
Panen atau
Mempertahankan
Disvestasi
Disvestasi
3,0
2,0
1,0
Sumber : David, 2009 Gambar 2. Matriks Internal-Eksternal (IE) Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga bagian besar yang mempunyai implikasi strategi yang berbeda-beda. Pertama, ketentuan untuk divisi-divisi yang masuk dalam sel I, II, atau IV dapat digambarkan
47
sebagai tumbuh dan membangun (grow and build). Strategi yang intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal) bisa menjadi yang paling tepat bagi divisi-divisi ini. Kedua, divisi-divisi yang masuk dalam sel III, V, atau VII dapat ditangani dengan baik melalui strategi menjaga dan mempertahankan (hold and maintain); penetrasi pasar dan pengembangan produk adalah dua strategi yang paling banyak digunakan dalam jenis divisi ini. Ketiga, ketentuan umum untuk divisi yang masuk dalam sel VI, VIII, atau IX adalah panen atau divestasi (harvest or divest) (David, 2009). 2. Alternatif Strategi Pemasaran Matriks SWOT digunakan untuk merumuskan alternatif strategi pemasaran Toyo yoghurt di KUB Srikandi Barokah. Matriks SWOT menampilkan delapan kolom, yaitu dua paling atas adalah kolom faktor internal (Kekuatan dan Kelemahan), sedangkan dua kolom sebelah kiri adalah kolom faktor eksternal (Peluang dan Ancaman). Empat kolom lainnya merupakan kolom isu-isu strategis yang timbul sebagai hasil titik pertemuan antara faktor-faktor internal dan eksternal. Empat kolom ini merupakan kemungkinan alternatif strategi, yaitu strategi kekuatanpeluang (S-O strategies), strategi kelemahan-peluang (W-O strategies), strategi kekuatan-ancaman (S-T strategies), strategi kelemahan-ancaman (W-T strategies). Tabel 8. Matriks SWOT Faktor Internal
Faktor eksternal Peluang atau Opportunities (O) Menentukan faktor-faktor kekuatan eksternal Ancaman atau Thearts (T) Menentukan faktor-faktor kelemahan eksternal
Sumber : Rangkuti, 2001
Kekuatan atau Strength (S) Menentukan faktor-faktor kekuatan internal Strategi S-O Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi S-T Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
Kelemahan atau Weakness (W) Menentukan faktor-faktor kelemahan internal Strategi W-O Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Strategi W-T Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk mengatasi ancaman
48
3. Prioritas Strategi Pemasaran Setelah melakukan analisis SWOT, maka untuk menentukan prioritas strategi dalam pemasaran Toyo yoghurt di KUB Srikandi Barokah digunakan analisis matriks QSP. Menurut David (2009), matriks QSP adalah alat yang memungkinkan para penyusun strategi mengevaluasi berbagai strategi alternatif secara objektif, berdasarkan faktor-faktor keberhasilan
penting
eksternal
dan
internal
yang
diidentifikasi
sebelumnya. Tabel 9. Matriks QSP (Quantitative Strategic Planning Matrix) Faktor-Faktor Utama
Bobot
Alternatif Strategi Strategi II AS TAS
Strategi I AS TAS
Strategi III AS TAS
Faktor-Faktor Utama Internal 1. Kekuatan 2. Kelemahan Total Bobot Faktor-Faktor Utama Eksternal 1. Peluang 2. Ancaman Total Bobot Jumlah Total Nilai Daya Tarik
Sumber : David, 2009 Menurut David (2009), ada enam tahapan dalam pembuatan matriks QSP yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : a.
Membuat
daftar
berbagai
peluang/ancaman
eksternal
dan
kekuatan/kelemahan internal utama di kolom kiri QSPM. b.
Memberi bobot pada setiap faktor eksternal dan internal utama tersebut. Bobot ini sama dengan bobot yang ada dalam Maktiks IFE dan Matriks EFE. Bobot ditampilkan dalam kolom kecil tepat di kanan faktor-faktor keberhasilan penting eksternal dan internal.
c.
Mencermati
matriks-matriks
mengidentifikasi
berbagai
tahap strategi
2
(pencocokan),
alternatif
yang
dan harus
dipertimbangkan untuk diterapkan. d.
Menentukan
Nilai
Daya
Tarik/Attractive
Score
(AS)
yang
didefinisikan sebagai angka yang menunjukkan daya tarik relatif
49
masing-masing strategi pada suatu rangkaian alternatif tertentu. Nilai Daya Tarik ditentukan dengan memeriksa masing-masing faktor eksternal atau faktor internal, satu per satu, sambil mengajukan pertanyaan, “Apakah faktor ini mempengaruhi pilihan strategi yang dibuat?” Jika jawaban atas pertanyaan tersebut adalah ya, strategi kemudian perlu diperbandingkan relatif terhadap faktor utama tersebut. Secara khusus, Nilai Daya Tarik harus diberikan pada setiap strategi untuk menunjukkan daya tarik relatif suatu strategi atas strategi yang lain, dengan mempertimbangkan faktor tertentu. Kisaran Nilai Daya Tarik adalah 1 = tidak memiliki daya tarik, 2 = daya tariknya rendah, 3 = daya tariknya sedang, dan 4 = daya tariknya tinggi. e.
Menghitung Total Nilai Daya Tarik/TAS (Total Alternatif Skor). Total Nilai Daya Tarik didefinisikan sebagai hasil mengalikan bobot (langkah b) dengan Skor Daya Tarik (langkah d). Skor Daya Tarik Total mengindikasikan daya tarik relatif dari setiap strategi alternatif, dengan hanya mempertimbangkan dampak dari faktor keberhasilan penting eksternal atau internal yang berdekatan. Semakin tinggi Skor Daya Tarik Totalnya, semakin menarik pula strategi alternatif tersebut.
f.
Menghitung Jumlah Keseluruhan Daya Tarik Total. Jumlahkan Skor Daya Tarik Total di setiap kolom strategi dari QSPM. Jumlah Keseluruhan Daya Tarik Total (Sum Total Attractiveness ScoresSTAS) menunjukkan strategi yang paling menarik di setiap rangkaian alternatif. Skor yang lebih tinggi mengindikasikan strategi yang lebih menarik, mengingat semua faktor eksternal dan internal relevan yang dapat mempengaruhi keputusan strategis. Besarnya selisih antara Jumlah Keseluruhan Daya Tarik Total di rangkaian alternatif strategi tertentu menunjukkan ketertarikan relatif satu strategi terhadap strategi yang lain.