17
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Usaha Kecil Menengah (UKM) pengolahan pupuk kompos padat di Jatikuwung Innovation Center, Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar pada bulan Juni sampai Agustus 2015. B. Desain Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif dengan teknik survei. Metode deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri (independen) tanpa membuat perbandingan atau penghubungan dengan variabel yang lain. Penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan survei langsung pada usaha pengelolahan pupuk padat di Jatikuwung Innovation Center. C. Teknik Penentuan Sampel Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara purposive sampling (sudah ditentukan sebelumnya). Sesuai pernyataan dari Sugiyono (2001) purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu, dengan kata lain unit sampel yang dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian. Pengolahan pupuk kompos di JIC dipilih karena usaha tersebut merupakan salah satu unit usaha dalam kandang percobaan milik Program Studi Peternakan dengan sistem pengolahan dan manajemen yang dibimbing langsung oleh dosen Peternakan Universitas Sebelas Maret, sehingga perkembangan UKM ini dimasa mendatang memiliki prospek yang baik. D. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui kegiatan wawancara dan observasi
17
18
secara langsung di JIC, sedangkan data sekunder diperoleh dari BPS dan studi pustaka. E. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan seluruh data yang diperlukan dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa cara yang meliputi : 1. Wawancara: Pihak-pihak yang diwawancarai terutama adalah manajemen bagian produksi, keuangan, pemasaran serta pihak lain yang berhubungan langsung dengan pengolahan usaha pupuk kandang organik. 2. Observasi Melihat secara langsung obyek yang akan diteliti terutama terhadap praktek yang dilakukan dalam usaha pupuk tersebut. 3. Studi literatur dan kepustakaan bertujuan untuk dapat menganalisa secara teoritis terhadap masalah-masalah yang berhubungan dengan penulisan dengan membaca skripsi, studi kepustakaan dilakukan dengan membaca berbagai text book, jurnal, dan sumber-sumber lain guna memperoleh data sekunder. F. Metode Analisis Data Informasi dan data yang di dapatkan dari hasil wawancara kemudian ditabulasi selanjutnya dengan menggunakan model analisis finansial. 1. Analisis Finansial a. Net Present Value (NPV) Net Present Value (NPV) adalah selisih bersih antara present value (nilai sekarang) dari benefit (keuntungan) dan present value dari biaya yang besarnya dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan: Bt = Benefit bruto proyek pada tahun ke –t Ct = Biaya bruto proyek pada tahun ke-t
19
n = Umur ekonomis proyek i = Tingkat bunga modal (%) t = Periode per tahun Apabila dalam perhitungan NPV diperoleh lebih besar dari nol atau positif, maka proyek yang bersangkutan diharapkan menghasilkan tingkat keuntungan, sehingga layak untuk diteruskan. Nilai NPV jika lebih kecil dari nol atau negatif, maka proyek akan memberikan hasil yang lebih kecil dari pada biaya yang dikeluarkan atau akan merugi (Kadariah, 1999). b. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio) Analisis Net B/C bertujuan untuk mengetahui beberapa besarnya keuntungan
dibandingkan
dengan
pengeluaran
selama
umur
ekonomisnya. B/C ratio merupakan ukuran berdiskonto manfaat proyek yang pertama dikenal (Ibrahim, 2003). Adapun rumus akan yang dipakai sebagai berikut : Βt Ct (1 i) t Β/C n Ct Bt t 1 (1 i) t
n
t 1
Keterangan: Bt = Benefit kotor pada tahun ke-t Ct = Biaya kotor pada tahun ke-t i
= Tingkat bunga (discount rate)
t
= Umur ekonomis
Kriteria nilai B/C Ratio: B/C > 1 maka pengembalian investasi yang ditanamkan dapat kembali, dengan kata lain usaha tersebut layak untuk dilanjutkan. B/C < 1 maka pengembalian investasi yang ditanamkan tidak dapat kembali, dengan kata lain usaha tersebut tidak layak untuk dilanjutkan.
20
c. Internal Rate of Return (IRR) Internal Rate of Return dari suatu investasi adalah suatu nilai tingkat bunga yang menunjukan bahwa nilai sekarang netto (NPV) sama dengan jumlah seluruh ongkos investasi proyek. Menurut Kasmir dan Jakfar (2003) cara untuk dapat memperoleh IRR yaitu:
Keterangan: i1
= Nilai discount Rate NPV pertama
i2
= Nilai discount Rate NPV kedua
NPV1
= NPV pada tingkat discount rate I
NPV2
= NPV pada tingkat discount rate II
Kriteria nilai IRR: Bila IRR ≥ tingkat suku bunga yang berlaku,maka usaha tersebut layak untuk dijalankan. Bila IRR < tingkat suku bunga yang berlaku, maka usaha tersebut tidak layak untuk dijalankan. d. Payback Period of Credit (PPC) Payback Period of Credit (PPC) adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas. Metode ini merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu (periode) pengembalian investasi suatu usaha. Perhitungan ini diperoleh setiap tahun. Semakin cepat waktu pegembalian maka semakun baik untuk diusahakan. Menurut Pudjosumarto (2002) PPC dihitung dengan rumus: PPC n
a b 1 tahun cb
Keterangan: n = Tahun terakhir dimana jumlah pendapatan masih belum bisa menutup investasi awal
21
a = Jumlah investasi awal b = Jumlah kumulatif pendapatan pada tahun ke – n c = Jumlah kumulatif pendapatan pada tahun ke n + 1 2. Analisis Break Even Point (BEP) Break Even Point (BEP) merupakan suatu keadaan dimana pendapatan usaha mencapai titik impas, artinya tidak mengalami keuntungan maupun kerugian. Menghitung break even point yang harus diketahui adalah jumlah total biaya tetap, biaya variabel per unit atau total variabel, hasil penjualan total atau harga jual per unit. Menurut Riyanto (2001), rumus perhitungan BEP sebagai berikut:
Break even point dalam unit BEP (unit)
FC P VC
Break even point dalam rupiah
BEP (rupiah)
FC 1 VC
S
Keterangan : BEP (unit)
= Jumlah unit
BEP (rupiah) =Volume penjualan/ penerimaan dalam rupiah FC
= Biaya tetap
P
= Harga jual per unit
VC
= Biaya variabel per unit / Biaya variable total
S
= Penerimaan total
G. Definisi Batasan Operasional 1. Responden merupakan pengurus JIC yang terkait dalam struktur organisasi usaha kecil menengah pengolahan pupuk kompos di JIC. 2. Discount factor yang digunakan adalah 12% disesuaikan dengan tingkat bunga pada usaha saat penelitian. 3. Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan atau pembuatan bersifat fisik seperti pembuatan Pembuatan Mesin dan
22
Pembuatan instalasi pengolahan pupuk padat yang dinyatakan dalam satuan rupiah. 4. Biaya operasional adalah pengeluaran yang diperlukan agar kegiatan operasi dan produksi berjalan lancar yang dinyatakan dalam satuan rupiah. 5. Total biaya adalah keseluruhan biaya dikeluarkan yang terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional (biaya tetap dan variabel) yang dinyatakan dalam satuan rupiah. 6. Penerimaan adalah penerimaan per tahun selama usaha pengolahan pupuk kompos. 7. Keuntungan atau pendapatan adalah selisih antara penerimaan total dengan biaya total. 8. Cash flow adalah aliran kas pada suatu usaha yang terdiri atas inflow (penerimaan usaha) dan outflow (pengeluaraan usaha). 9. Inflow yang berada dalam cash flow adalah suatu aliran kas masuk atau penerimaan bagi suatu usaha. 10. Outflow adalah aliran kas yang dikeluarkan oleh suatu usaha, yang terdiri dari biaya investasi, biaya tetap dan biaya operasional.