III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Produksi merupakan sebuah siklus yang dilakukan oleh perusahaan dalam penyediaan barang atau jasa yang akan ditawarkan kepada pasar demi keberlangsungan bisnis perusahaan tersebut. Begitu pula dengan PT. Pupuk Kujang yang memproduksi barang berupa berbagai jenis pupuk dan diversifikasi produk lainnya dalam beberapa bentuk dan ukuran. Konsumen tertarik membeli hasil produksi perusahaannya jika perusahaan menetapkan standarisasi dalam mengklasifikasi produk sesuai kebutuhan dan pangsa pasarnya. Mutu produk PT. Pupuk Kujang telah ditunjang manajemen yang handal berupa ISO 9001:2000, ISO 14001:2004, SMK3, GCG dan Manajemen Risiko yang otomatis membuat brand imaging perusahaan di masyarakat berkembang ke arah positif. Standarisasi dan metode pengendalian mutu yang digunakan perusahaan dapat diketahui pada Gambar 2 disajikan kerangka pemikiran penelitian yang dimaksud.
PT Pupuk Kujang Proses Produksi Proses Pengemasan Produk Proses Pengendalian Mutu Diagram Pareto
Grafik Kendali Terkendali atau Tidak Terkendali
Faktor yang Paling Mempengaruhi Mutu
Diagram Sebab-Akibat Penyebab Masalah
Mempertahankan Grade Pengendalian Mutu
Umpan balik
Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian
16
17
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PT Pupuk Kujang Jl. A. Yani no. 39, Cikampek41373, Jawa Barat. Waktu pelaksanaan penelitian selama dua (2) bulan, terhitung mulai tanggal 30 April 2011 sampai 31 Juli 2011. 3.3. Pengumpulan Data Kegiatan pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data primer dan sekunder (Tabel 2). Data primer diperoleh dari wawancara dengan pihak manajemen perusahaan. Data sekunder berupa data gambaran umum perusahaan, data divisi produksi, data standar mutu, data hasil pengukuran yang berkaitan dengan standar mutu dan literatur-literatur perusahaan lainnya yang dibutuhkan dalam penelitian. Tabel 2. Proses pengumpulan data No
Tujuan penelitian
Sumber data
Data yang dibutuhkan
Metode Metode pengumpulan analisis data 1. Pengamatan 1.Studi 2. Wawancara literatur 3. Data sekunder perusahaan 2. Analisis deskriptif
1 Mengetahui proses produksi pada pengemasan pupuk organik dan pelaksanaan manajemen pengendalian mutu di PT. Pupuk Kujang.
Bagian 1. Proses produksi dan produksi bagian 2. Sistem quality pengendalian control (QC) mutu
2 Mengidentifikasi permasalahan produksi dan penyebab dari permasalahan tersebut dalam proses pengemasan pupuk organik PT. Pupuk Kujang.
Bagian QC
1.Jenis-jenis permasalahan 2.Penyebab timbulnya permasalahan
3 Menganalisis keterkendalian proses produksi dalam pengemasan pupuk organik PT. Pupuk Kujang.
Bagian QC
Data hasil Data sekunder pengukuran yang berkaitan dengan standar mutu
1. Wawancara 1.Analisis 2. Data sekunder Pareto 2.Analisis sebab akibat
Analisis bagan kendali
Arah analisis (output) 1.Mengetahui langkah produksi 2.Mengetahui pelaksanaan manajemen pengendalian mutu 1.Mengetahui masalah yang sering terjadi dalam proses produksi 2.Mengetahui akar penyebab masalah · Mengetahui keterkendalian proses produksi, apakah in control atau out control
3.4. Pengolahan dan Analisis Data 1. Grafik Kendali Suatu proses dikatakan terkendali, apabila dalam proses tersebut hanya terdapat variasi penyebab umum dan proses dikatakan tidak terkendali, apabila terdapat penyebab khusus yang terjadi dalam proses tersebut.
18
Untuk menganalisis keterkendalian proses digunakan grafik kendali X dan R. Grafik ini digunakan untuk menentukan apakah suatu proses berada dalam keadaan in control atau out control. Batas pengendalian yang meliputi batas atas UCL (upper control limit) dan batas bawah LCL (lower control limit) dapat membantu untuk menggambarkan performansi yang diharapkan dari suatu proses, yang menunjukkan bahwa proses tersebut konsisten. Peta kendali standar deviasi digunakan untuk mengukur tingkat keakurasian suatu proses (X dan S). Langkah-langkah pembuatan peta kendali X dan S adalah sebagai berikut: 1. Tentukan ukuran contoh/subgrup (n > 10) 2. Kumpulkan banyaknya subgrup (k) sedikitnya 20–25 sub-grup 3. Hitung nilai rataan dari setiap subgrup, yaitu x 4. Hitung nilai rataan dari seluruh x, yaitu x yang merupakan garis tengah (center line) dari Grafik Kendali x 5. Hitung simpangan baku dari setiap subgrup yaitu S -
S
å (X i - X )2
=
n -1
...................................................
(1)
6. Hitung nilai rataan dari seluruh s, yaitu S yang merupakan garis tengah dari Grafik Kendali S 7. Hitung batas kendali dari Grafik Kendali x : UCL
LCL
=x+
=x–
3. * S C 4 * n …………………………………. 3. * S
(2)
…………………………………...
(3)
= A3 ………………………………….
(4)
UCL = x + (A3 * S) …………………………………….
(5)
LCL
(6)
dimana
C4 * n 3
C4 * n
Sehingga : = x – (A3 * S) …………………………………….
19
8. Hitung batas kendali untuk peta kendali S : UCL
= S+
dimana 1 + LCL
3. (1 - C 4) = B4 …………………………….. C4
= S-
dimana 1 -
3 * S (1 - C 4) C4 ………………………………
3 * S (1 - C 4) C4 ……………………………..
(7) (8)
(9)
3. (1 - C 4) = B3 …………………………….. (10) C4
Sehingga : UCL = B4 * S ………………………………………….. (11) LCL
= B3 * S ………………………………………….. (12)
9. Petakan data X dan S pada Grafik Kendali x dan S serta amati apakah data tersebut berada dalam pengendalian atau diluar pengendalian Suatu pola dikatakan tidak terkendali menurut Montgomery (1996) jika data terdapat beberapa faktor (Tabel 3) seperti berikut ini : 1. Satu atau beberapa titik diluar batas pengendali. 2. Suatu giliran dengan paling sedikit tujuh (7) atau delapan (8), dengan macam giliran dapat berbentuk giliran naik atau turun, giliran di atas atau di bawah garis tengah atau giliran di atas atau dibawah median. 3. Dua (2) atau tiga (3) titik yang berturutan di luar batas peringatan 2sigma, tetapi masih dalam batas pengendali. 4. Empat (4) atau lima (5) titik yang berturutan di luar batas 1-sigma. 5. Pola tidak biasa atau tidak acak dalam data. 6. Satu (1) atau beberapa titik dekat satu batas peringatan. Tabel 3. Intepretasi pola data sistematik No Pola 1 Perubahan mendadak
2
Siklis atau periodisitas
Keterangan Satu titik berada diluar kontrol secara mendadak.
Adanya titik-titik yang menunjukan pola perubahan yang sama sepanjang interval sama.
20
Lanjutan Tabel 3. No Pola 3 Campuran atau merangkul batas kendali
Keterangan Adanya titik-titik yang mendekati garis batas kendali.
Adanya titik-titik yang mendekati garis pusat.
Stratifikasi atau merangkul garis pusat 4
5
Pergeseran dalam tingkat proses
Adanya titik-titik yang cenderung bergeser dari garis pusat..
6
Tren
Adanya kenaikan atau penurunan secara kontinu, tepatnya 6 (enam) titik menurun atau meningkat
7
Pelarian
Adanya titik yang cendrung terletak pada satu sisi saja dari garis median, bila pergeseran atau pelarian mempunyai 7 (tujuh) titik atau 8 (delapan) titik atau bila 10 keluar dari 11 titik.
Sumber : Trisyulianti, dkk (2003)
2. Diagram Sebab-Akibat Diagram sebab akibat digunakan untuk menganalisis persoalan dan faktor-faktor yang menimbulkan persoalan. Dalam penelitian ini diagram sebab
akibat
digunakan
untuk
menganalisis
faktor-faktor
yang
mempengaruhi mutu produksi pupuk urea dapat dilihat dari faktor “9M”. a.
Dapatkan kesepakatan tentang masalah yang terjadi dan ungkapkan masalah itu sebagai suatu pertanyaan masalah.
b.
Temukan
sekumpulan
penyebab
yang
mungkin,
dengan
menggunakan teknik brainstorming atau membentuk anggota tim yang memiliki ide- ide yang berkaitan dengan masalah yang sedang dihadapi. c.
Gambarkan diagram dengan pertanyaan mengenai masalah untuk ditempatkan pada sisi kanan (membentuk kepala ikan) dan kategori utama, seperti bahan baku, metode, manusia, mesin, pengukuran dan lingkungan ditempatkan pada cabang utama (membentuk tulang-
21
tulang besar dari ikan). Kategori utama dapat diubah sesuai kebutuhan. d. Tetapkan setiap penyebab dalam kategori utama yang sesuai dengan menempatkannya pada cabang yang sesuai. e.
Untuk setiap penyebab yang mungkin, tanyakan “mengapa” untuk menemukan akar penyebab, kemudian tulislah akar-akar penyebab itu pada cabang-cabang yang sesuai dengan kategori utama (membentuk tulang-tulang kecil dari ikan). Untuk menemukan akar penyebab, kita dapat menggunakan teknik bertanya “mengapa” sampai lima (5) kali.
f.
Interpretasi atas diagram sebab akibat itu adalah dengan melihat penyebab-penyebab yang muncul secara berulang kemudian dapatkan kesepakatan
melalui
konsensus
tentang
penyebab
tersebut.
Selanjutnya, fokuskan perhatian pada penyebab yang dipilih melalui konsensus. g. Terapkan hasil analisis dengan menggunakan diagram sebab akibat dengan cara mengembangkan dan mengimplementasikan tindakan korektif, serta memonitor hasil- hasil. 3. Diagram Pareto (Pareto Diagram) Diagram Pareto sebagai alat yang digunakan untuk menentukan pentingnya atau prioritas kategori kejadian yang disusun menurut ukurannya atau sebab-sebab yang akan dianalisis, sehingga dapat memusatkan perhatian pada sebab-sebab yang mempunyai dampak terbesar terhadap kejadian tersebut (Ariani, 2002). Rincian pelaksanaan sebagai berikut: a.
Menentukan metode atau arti dari pengklasifikasian data, misalnya berdasarkan
masalah,
penyebab,
jenis
ketidaksesuaian,
dan
sebagainya. b.
Menentukan satuan
yang
digunakan
untuk
membuat
urutan
karakteristik-karakteristik tersebut. c.
Mengumpulkan data sesuai dengan interval waktu yang telah ditentukan.
22
d.
Merangkum data dan membuat rangking kategori data tersebut dari terbesar hingga terkecil.
e. Menghitung frekuensi atau persentase kumulatif yang digunakan. f. Menggambar diagram batang, menunjukkan tingkat kepentingan relatif masing-masing masalah, dengan cara mengidentifikasi beberapa hal yang penting untuk mendapat perhatian Perhitungan dan pengurutan kesalahan dapat menggunakan grafik histogram terlebih dulu, sehingga dapat dilihat faktor manakah yang paling dominan dalam kesalahan suatu produksi.