III. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah di Kota Jakarta Timur, dengan fokus pada Kecamatan Jatinegara. Kecamatan ini memiliki 8 Kelurahan yaitu Cipinang Cempedak, Cipinang Besar Utara, Cipinang Besar Selatan, Kampung Melayu, Rawa Bunga, Balimester, Cipinang Muara, Bidara Cina. Survei lapangan dan kuesioner dilakukan di 4 kelurahan yang berada di Kecamatan Jatinegara yaitu kelurahan Cipinang Besar Utara, Kampung Melayu, Rawa Bunga, dan Balimester dan 1 kelurahan yang berada di Kecamatan Tebet yaitu Kelurahan Bukit Duri yang berbatasan dengan kelurahan Kampung Melayu. . 3.2. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa seperangkat kuesioner, data statistik BPS, data Direktori RW Kumuh 2008 serta citra digital QuickBird tahun 2006. Peralatan yang digunakan adalah GPS (Global Positioning System), seperangkat komputer, dan perangkat lunak yang terdiri dari Microsoft Office, Quick basic QB45, dan ArcView GIS 3.3.
3.3. Tahap Kegiatan Penelitian 3.3.1. Penetapan Lokasi Contoh Penetapan lokasi permukiman kumuh didasarkan pada data tabular BPS DKI yaitu “Evaluasi RW Kumuh DKI 2008”. Dari data ini diperoleh informasi bahwa jumlah Kepala Keluarga (KK) kumuh paling banyak terdapat di Kecamatan Jatinegara. Sebagai tambahan dan perbandingan, Kelurahan Bukit Duri di Kecamatan Tebet juga ditetapkan sebagai salah lokasi contoh, kelurahan ini berbatasan langsung dengan Kelurahan Kampung Melayu (lihat Gambar 1). Klasifikasi permukiman kumuh dilakukan berdasarkan data yang terdapat pada “Evaluasi RW Kumuh DKI 2008”. Klasifikasi tersebut berdasarkan kategori permukiman kumuh yang digunakan oleh Dinas Perumahan DKI Jakarta (1997) yaitu: 1. Kawasan permukiman kepadatan rendah (kumuh ringan) apabila jumlah penduduk < 300 jiwa / Ha. 2. Kawasan permukiman kepadatan sedang (kumuh sedang) apabila jumlah
11
3.
penduduk 300-800 jiwa / Ha. Kawasan permukiman kepadatan tinggi (kumuh berat) apabila jumlah penduduk >800 jiwa / Ha.
3.3.2. Inventarisasi Karakteristik Tempat Tinggal dan Aktifitas Masyarakat Permukiman Kumuh Inventarisasi karakteristik tempat tinggal dan aktifitas masyarakat di permukiman kumuh dilakukan dengan cara survei lapangan di beberapa kawasan permukiman kumuh yang berada di Kecamatan Jatinegara dan Kelurahan Bukit Duri. Cek lapang dilakukan untuk memperoleh data primer dan sekunder tentang keadaan lingkungan kawasan kumuh di daerah yang diteliti. Melalui wawancara, data kondisi lingkungan dan kegiatan penghuni di lingkungan kawasan kumuh tersebut dapat dilakukan untuk mendapatkan gambaran secara lengkap dan detil tentang daerah yang diteliti. Pada setiap titik pengamatan lapang, koordinat lokasi yang diperoleh dari GPS dicatat dan selanjutnya dibandingkan dengan kenampakan citra Quickbird. Informasi yang digali melalui kuesioner meliputi keberadaan lokasi dan situasi rumah, jenis penerangan yang digunakan di sekitar rumah, tempat pembuangan sampah yang biasa digunakan oleh masyarakat, tempat MCK yang digunakan setiap hari, sumber air bersih yang biasa digunakan oleh masyarakat, luas rumah yang ditempati, lebar jalan yang terdekat dengan rumah, status kepemilikan lahan, serta kondisi fisik rumah yang berupa jenis lantai, jenis dinding, jenis atap, dan ventilasi. Tabel 1 menyajikan sebaran responden berdasarkan lokasi tempat tinggalnya, sedangkan Gambar 1 menyajikan situasi lokasi penelitian. Tabel 1. Jumlah Sebaran Responden Pada Setiap Kelurahan Berdasarkan Kedekatannya Terhadap Obyek Penting Kecamatan
Kelurahan
Jatinegara Jatinegara
Balimester Cipanang Besar Utara
Jatinegara Jatinegara Tebet
Kampung Melayu Rawa Bunga Bukit Duri
Sungai
Pasar
Sungai, Pasar
Jalan Raya
Rel Kereta
0 24
5 0
0 0
0 10
0 0
0 5 1
0 1 0
17 0 0
0 0 0
0 0 9
12
Gambar 1. Poligon Merah Menunjukkan (A) Kelurahan Bukit Duri, (B) Kelurahan Kampung Melayu Yang Letaknya Pada Citra Quickbird Terlihat Berdekatan
Jumlah responden tersebut ditetapkan proporsional terhadap jumlah KK kumuh dari data Badan Pusat Statistik 2008. Direktori KK Kumuh terbitan BPS tersebut menyajikan jumlah KK kumuh di setiap RW di wilayah Jakarta Timur. Selain itu juga disesuaikan dengan lokasi dan kedekatannya dengan berbagai penciri lokasi (sungai, pasar, jalan raya dan jalan kereta) ditetapkan sebaran sebagaimana disampaikan pada Tabel 1 tersebut. Total jumlah responden adalah sebanyak 72 KK. Dari setiap responden KK tersebut digali informasi aktifitas seluruh anggota keluarga. Total individu yang menjadi responden aktifitas dengan demikian 312 orang.
3.3.3. Identifikasi Mobilitas Masyarakat Permukiman Kumuh Mobilitas atau pergerakan masyarakat permukiman kumuh diidentifikasi melalui wawancara kepada penghuni permukiman kumuh. Wawancara ini berkaitan dengan perilaku sehari-hari dari penghuni permukiman kumuh. Selanjutnya informasi hasil wawancara terkait orientasi pemenuhan fasilitas digunakan untuk penentuan titik-titik koordinat lokasi yang sering digunakan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. 3.3.4. Teknik Analisis Data 3.3.4.1.Analisis Identifikasi Permukiman Kumuh Secara Spasial Analisis spasial untuk mengidentifikasi permukiman kumuh diawali dengan koreksi geometri dan dilanjutkan dengan digitasi layar (on screen digitizing). Tiga unsur spasial yang dapat dibentuk melalui digitasi layar ini antara lain titik, garis, dan poligon. Proses interpretasi cakupan permukiman kumuh selanjutnya dilakukan berdasarkan titik yang sebelumnya telah direkam oleh perangkat GPS. Hasil proses dijitasi layar adalah sebaran pemukiman kumuh pada lokasi yang terpilih.
13
3.3.4.2.Analisis Penentuan Faktor Penciri Pemukiman Kumuh Untuk menentukan faktor penciri permukiman kumuh digunakan metode Kuantifikasi Hayashi II. Analisis tersebut ditujukan untuk menduga parameter koefisien keterkaitan antara peubah-peubah penjelas dengan satu peubah tujuan tertentu yang bersifat kategori kelompok (Grouping Variables). Selanjutnya, dari hasil pengujian terhadap nilai penduga parameter koefisien keterkaitan ini diperoleh peubah-peubah penjelas yang nyata kaitannya dengan tingkat kekumuhan suatu kawasan. Peubah yang ditelaah dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Peubah Untuk Mengidentifikasi Faktor-Faktor Penciri Tingkat Kekumuhan Peubah X Asal
Kategori 1 = Jabodetabek 2 = Banten, Jawa,Yogyakarta 3 = Luar Jawa Pendidikan 1 = Tidak Sekolah 2 = SD 3 = SMP,SMA,S1 Pekerjaan 1= Pegawai, Wiraswasta 2= 2= Buruh, Pedagang Informal, Pemulung,Supir 3= Ibu rumah tangga, Pensiunan, Pengangguran Lokasi Rumah 1= Dekat Sungai 2= Dekat Pasar 3= Dekat Jalan Raya Buang Sampah 1= Sungai, Selokan 2= Dibakar 3= Dikumpulkan, Gerobak, Tempat Sampah Skor Kualitas Rumah 1= Rendah 2= Sedang 3= Baik Skor Polusi 1= Rendah 2= Tinggi Luas Rumah 1= 0-26 2= 26-52 3= >52 Lebar Jalan 1= 0-1 2= >1
Persamaan pengujian korelasi parsial peubah yang berperan nyata terhadap tingkat kekumuhan di suatu lokasi adalah sebagai berikut: t2 r , dimana t= nilai t- tabel t2 n 2
14
Nilai t tabel diidentifikasi dari tabel t-student pada tingkat kepercayaan (1-α) * 100% tertentu dengan derajat bebas (n-2). Dalam hal ini ditetapkan tingkat kepercayaan sebesar 95%. Dari hasil persamaan tersebut diperoleh nilai batas kritis yang digunakan sebagai titik ambang korelasi yang nyata pada tingkat kepercayaan 95% tersebut. Nilai korelasi parsial dinyatakan nyata pada tingkat kepercayaan 95% jika nilai korelasi parsial lebih besar dari nilai r hasil perhitungan.
3.3.4.3.Analisis Penentuan Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Mobilitas Untuk mengidentifikasi mobilitas masyarakat di permukiman kumuh, penelitian ini menggunakan pendekatan Kuantifikasi Hayashi I. Pada analisis ini peubah tujuan frekuensi kegiatan di ukur dalam skala kuantitatif dan peubah-peubah penjelas (Lampiran 1) diukur dalam skala kualitatif. Struktur data dan pendekatan yang digunakan pada penelitian ini disajikan pada Tabel 3, sedangkan keterkaitan antar sub komponen penelitian digambarkan pada diagram alir pada Gambar 2.
Gambar 2. Diagram Alir Penelitian
15
Tabel 3. Data, Sumber Data, Variabel Serta Teknik Analisis Yang Digunakan Dalam Penelitian Ini Adalah
No
Tujuan
1
Identifikasi Permukiman Kumuh
Data & alat yang digunakan Peta Administrasi Jakarta Timur, Citra Quickbird, Data Direktori RW kumuh DKI 2008 Kamera, kuesioner
Sumber Data
Variabel yang digunakan
Teknik Analisis
Bappenas
Kenampakan visual (tekstur, rona, hue, keteraturan pola/bentuk)
Koreksi Geometri, Digitasi On Screen, Tumpang tindih Peta (Overlay)
Jumlah Penduduk, pencemaran air dan udara, tempat pembuangan sampah, MCK, fasilitas pendidikan dasar, fasilitas kesehatan, sumber air bersih
Deskriptif
Badan Pusat Statistik, Pemda Jakarta Timur, Responden di kawasan Permukiman Kumuh Responden di kawasan Permukiman Kumuh
Jumlah penduduk, jumlah sarana dan prasarana yang digunakan, jarak, arah perjalanan, moda transportasi Asal, pendidikan, pekerjaan, skor kualitas rumuh,skor polusi, lokasi rumah, cara buang sampah,lebar jalan terdekat,luas rumah
Analisis Sosiogram, deskriptif, Analisis Hayashi I
2
Karakteristik Permukiman Kumuh
3
Mobilitas Masyarakat Permukiman Kumuh
Pengisian Kuesioner, GPS
4
Faktor Penciri Permukiman kumuh
Pengisian Kuesioner
Badan Pusat Statistik DKI Jakarta Badan Pusat Statistik, Pemda Jakarta Timur
Analisis Hayashi II
16