III. METODE PENELITIAN
3.1. Wilayah Analisis Penelitian ini dilakukan pada beberapa wilayah kajian analisis. Kajian utama yang dilakukan adalah mencoba melihat bagaimana respon pesantren terhadap berbagai persoalan yang mendera masyarakat saat ini terutama persoalan lingkungan hidup. Persoalan utama ini bersumber pada bagaimana proses penafsiran terhadap teks agama dilakukan guna menjawab berbagai persoalan kekinian seperti problematika lingkungan hidup diatas. Wilayah analisa dilakukan dengan beberapa batasan analisis yaitu, pertama, masalah dan fokus penelitian ini adalah melihat bagaimana Pesantren memperlihatkan wujud pemaknaan para aktornya, terutama menginterpretasikan hubungan Pencipta dan makhluknya baik manusia, dan lingkungan hidup sekitar dalam kerangka sosiologis. Kemudian, secara empiris akan dilihat dalam pesantren beberapa hal yaitu: (1) bagaimana aktor dalam Pesantren memaknai lingkungan; (2) bagaimana proses manifestasi nilai teologi tersebut berlangsung; dan (3) apakah manifestasi nilai tersebut mewujud menjadi gerakan. Pada batasan ini kemudian dilakukan telaah terhadap bentuk gerakan ekologi, apakah merupakan satu kesatuan dengan nilai dan merupakan transenden, atau merupakan suatu hal yang terpisah.
3.2. Hipotesis Pengarah Guna mengarahkan penelitian ini, maka dirumuskan suatu hipotesis pengarah yaitu bahwa proses pemaknaan atas nilai teologi ekologi yang dilakukan oleh aktor pesantren yang kemudian termanifestasikan dalam praktik-praktik gerakan akan melahirkan suatu gerakan ekologi yang merupakan konvergensi antara idealita relijiusitas dengan praktik gerakan ekologi.
3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua lokasi pesantren dengan dua setting geografis yang berbeda yaitu di Pondok Pesantren Al Amin, Sukabumi dan Pondok Pesantren Daarul Ulum Lido, Bogor. Kedua pesantren ini dipilih secara
sengaja (purposive) karena kedua pesantren ini merupakan pesantren yang terlibat dalam aktivitas konservasi lingkungan dengan bentuk kegiatan yang berbeda. Selain itu tipe pesantren juga berbeda satu sama lain, Pesantren Al Amin merupakan pesantren yang identik dengan sebutan pesantren tradisional, sementara Pesantren Daarul Ulum Lido merupakan pesantren modern. Secara lebih jelas, tipe pesantren ini akan dibicarakan pada bab selanjutnya. Waktu penelitian dan pengambilan data lapangan dilakukan pada bulan April hingga Mei 2009. Selain bulan tersebut, juga terdapat beberapa fase diantaranya fase seperti penyusunan proposal, fase observasi dan pengumpulan data awal, fase analisa data, fase penulisan, seminar dan sidang hasil penelitian.
3.4. Pendekatan dan Tahapan Penelitian Pada penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif. Metodologi kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian seperti persepsi, perilaku, motivasi dan tindakan secara holistik dan dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 1995) sehingga informasi yang akan diperoleh nantinya bersifat subyektif dan historis. Sementara itu, kegiatan penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu pralapangan, kegiatan lapangan dan analisis intensif (Bogdan, 1972 dalam Moeleong, 1995). Secara jelas, tahapan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Tahapan pertama adalah tahap pralapangan yang terdiri dari perancangan penelitian secara umum mulai dari proposal, pemilihan lokasi penelitian, finalisasi administrasi penelitian, dan penjajakan awal berupa orientasi lapangan. Orientasi lapangan ini secara khusus bertujuan untuk mendapatkan pemahaman dan gambaran tentang pesantren yang akan diteliti. Selain itu juga dilakukan kajian awal kerangka teologi lingkungan dalam Islam melalui kajian literatur. 2. Tahapan kedua adalah tahapan pekerjaan lapangan yang terdiri dari beberapa tahap yaitu melakukan wawancara mendalam terhadap beberapa aktor kunci dalam pesantren terutama Kyai. Wawancara yang dilakukan bertujuan untuk
26
mendapatkan gambaran bagaimana pemahaman Kyai tersebut terhadap konteks penelitian serta latar historisnya. Selain itu dilakukan wawancara terhadap santri dan ustadz (guru) guna melihat bagaimana proses transformasi pengetahuan terjadi dan relasi yang terbangun di pesantren tersebut. Kemudian dilakukan pengamatan guna melihat berbagai bentuk manifestasi yang mungkin muncul sebagai implementasi pemahaman terhadap nilai teologi tersebut.
3.5. Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data ini merupakan hasil dari metode kualitatif yang berusaha menyediakan deskripsi secara mendetail dan analisis atas kualitas terutama dalam hal substansi atau pengalaman-pengalaman manusia (Marvasti, 2004). Data kualitatif yang dimaksud juga merupakan deskripsi lisan dan tulisan dari manusia atau perilaku manusia yang diamati (Taylor dan Bogdan, 1984 dalam Sitorus, 1998). Data kualitatif ini diperoleh melalui teknik wawancara mendalam (indepth interview) guna mendapatkan penjelasan dan kedalaman tineliti dalam memaknai teologi lingkungan serta bagaimana dorongan teologi tersebut mampu dimanifestasikan dalam suatu gerakan. Wawancara tersebut difokuskan pada informan kunci dan beberapa individu yang mewakili komponen pesantren seperti kyai, guru atau ustadz, santri, tokoh masyarakat, dan masyarakat sekitar pesantren serta informan lain yang berkaitan dengan gerakan di kedua pesantren tersebut (lihat Tabel 3.1). Proses wawancara dilakukan secara informal sehingga terbangun suasana dialektik antara peneliti dengan tineliti. Tabel 3.1. Jumlah Informan Yang di Wawancarai Informan Kyai Santri Asatidz atau guru Anggota Tani LSM (Conservation International) PT. Danone Aparatur Pemerintah
Jumlah (orang) 2 16 8 6 1 3 2
27
Selain itu juga dilakukan pengamatan atau observasi terhadap aktivitas keseharian dalam pesantren agar dapat memberikan gambaran yang utuh terutama dalam hubungannya dengan penelitian ini. Pengamatan berfungsi untuk mengoptimalkan kemampuan peneliti untuk melihat dunia sesuai dengan yang dilihat oleh tineliti, menangkap arti fenomena, kehidpan budaya dari pandangan tineliti serta merasakan dan menghayati apa yang dirasakan oleh tineliti sehingga memungkinkan pembentukan pengetahuan secara bersama (Moleong, 1995). Data juga dihimpun melalui pengumpulan dokumen. Moleong (1995) menjelaskan bahwa dokumen merupakan bahan tertulis atau film yang tidak dipersiapkan karena permintaan seorang. Dokumen tersebut dapat berupa dokumen pribadi, maupun dokumen resmi. Dalam penelitian ini, penelusuran dokumen dilakukan dengan mengumpulkan berbagai literatur maupun catatan sejarah pesantren, autobiografi pimpinan pesantren dan pelaku gerakan ekologi, dokumen resmi seperti risalah rapat, pengumuman tertulis, majalah internal pesantren maupun eksternal pesantren, buletin, pernyataan dan berita baik dimedia masa lokal maupun nasional. Selain itu, juga dilakukan pelacakan melalui media wawancara dengan ahli serta data penunjang lainnya. Secara ringkas, data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (Tabel 3.2): Tabel 3.2. Data dan teknik dalam pengumpulan data Teknik Pengambilan Macam Data Data Pengamatan Aktivitas kehidupan/keseharian didalam dan luar Pesantren atau Aktivitas koservasi/ekologi di Pesantren Observasi Dinamika Kehidupan Pesantren Aktivitas pendidikan didalam Pesantren Pola interaksi antara aktor didalam dan luar Pesantren Aktivitas kehidupan masyarakat disekitar Pesantren Aktivitas tokoh Pesantren baik didalam Pesantren maupun diluar Pesantren. Wawancara Pemahaman aktor dalam pesantren terhadap nilai keagamaan Mendalam Pemahaman nilai ekologi dalam Islam pada setiap aktor didalam Pesantren. Alasan keterlibatan/partisipasi dalam aktivitas ekologi Sejarah keterlibatan/partisipasi dalam aktivitas ekologi Sumber atau nilai ekologi yang mendasari aktivitas ekologi Struktur kehidupan didalam Pesantren Alur kegiatan ekologi yang dikembangkan 28
Studi Dokumen
Sikap dan pandangan terhadap problematika lingkungan disekitar Respon masyarakat terhadap aktivitas ekologi Pemaknaan aktor terhadap variasi pengembangan aktivitas Pemaknaan aktor terhadap induksi pengetahuan dari aktor diluar pesantren Sejarah Pesantren Sejarah aktor utama dalam Pesantren (Kyai) Sejarah aktivitas/gerakan ekologi dalam Pesantren Sejarah dan perkembangan wacana dan aktivitas gerakan ekologi baik lokal, regional dan nasional Rekam jejak proses adaptasi maupun konflik yang muncul akibat gerakan ekologi Dialektika wacana gerakan ekologi didalam Pesantren
3.6. Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan metode analisis data kualitatif dengan mendasarkan pada data-data yang diperoleh dilapang. Metode analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada orang lain (Bogdan dan Biklen, 1982 dalam Moleong, 1995). Beberapa langkah yang akan dilakukan dalam menganalisa secara kualitatif (Huberman dan Miles, 1994 dalam Marvasti, 2004) adalah dengan (a) reduksi data yang merupakan teknik agar data dapat lebih termanage dengan baik sehingga dapat diperoleh fokus data yang lebih universal; (b) mendisplay data yaitu suatu representasi tekstual dari data dengan tujuan melakukan seleksi yang tersegmentasi yang dapat mengilustrasikan konsepsi-konsepsi yang dikedepankan. Bentuk display data yang dimaksud adalah dengan melakukan pembacaan terhadap transkripsi data secara hati-hati, membuat catatan pada sisi-sisi data serta menyoroti bagian-bagian terpenting yang merepresentasikan konsep-konsep yang diajukan; (c) melukiskan kesimpulan yaitu mencakup bagaimana membuat pernyataan yang berarti sehingga data tersebut mengilustrasikan penelitian yang dimaksud. Teknik ini juga bermaksud untuk melukiskan arti dari proses display data diatas.
29
3.7. Definisi Operasional Secara operasional, penelitian ini akan ditopang dengan beberapa variabel yang dalam memahaminya diperlukan suatu definisi operasional. Oleh karena itu, berikut akan dijelaskan beberapa definisi operasional tersebut: 1. Nilai teologi yaitu nilai yang berkaitan dengan hubungan dasar-dasar agama atau keyakinan yang memberikan pemahaman dan keyakinan mendasar terhadap agama yang dianut. Teologi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah teologi lingkungan yang menekankan pada kaitan antara lingkungan dengan sang pencipta yang secara definisi, teologi ini adalah teologi yang obyek material kajiannya merupakan bidang lingkungan dan perumusannya didasarkan pada sumber nilai ajaran agama Islam. 2. Pesantren adalah suatu tempat pendidikan dan pengajaran yang menekankan pelajaran agama Islam dan didukung asrama sebagai tempat tinggal santri yang permanen. Pesantren memiliki lima elemen dasar yaitu Kyai, Santri, asrama masjid dan pengajaran kitab-kitab klasik. 3. Kyai adalah individu yang menjadi pemimpin pesantren dan menjadi figur sentral. Dalam fungsinya, kyai merupakan agen transformator yang menjadi pendorong signifikan bagi kehidupan pesantren dan sekitarnya (Horikoshi, 1986). 4. Gerakan Ekologi adalah gerakan yang mengandung jejaring yang luas antar individu dan oganisasi-organisasi yang saling mengikat diri dalam aksi bersama untuk mendapatkan atau mengejar keuntungan-keuntungan bagi lingkungan yang dipengaruhi oleh kesamaan ide atau nilai. 5. Deep Ecology atau Ekologi Dalam adalah suatu etika yang menekankan upaya melihat problematika lingkungan dalam perspektif yang lebih luas dan holistik yang menekankan pada upaya melakukan perubahan secara fundamental dan radikal, menyangkut transformasi cara pandang dan nilai (Keraf, 2002). 6. Shallow Ecology atau Ekologi Dangkal adalah suatu etika yang melihat
bahwa solusi atas berbagai problematika kerusakan sumberdaya alam dan lingkungan adalah dengan pemanfaatan teknologi dan ilmu pengetahuan (Keraf, 2002).
30