III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada periode Juli 2015 sampai dengan Januari 2016, bertempat di Screen House B, Rumah Kaca B, dan Laboratorium Ekologi dan Manajemen Produksi Tanaman (EMPT) Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta. B. Bahan dan Alat Penelitian 1. Bahan Bahan yang digunakan adalah Benih tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) varietas New Sutysna F1, larutan nutrisi standard dengan komposisi A (Kalsium nitrat 1100 gram, Kalium nitrat 580 gram, Fe EDTA 38 gram), sedangkan komposisi B (Kalium dihidro fosfat 450 gram, ZA 30 gram, Kalium sulfat 150 gram, Magnesium sulfat 790 gram, Cupri sulfat 0,4 gram, Zinc sulfat 1,5 gram, Asam borat 4 gram, Mangan sulfat 8 gram, Amonium molibdat 0,1 gram), air kelapa, arang sekam, pasir pantai, pasir progo dan air. 2. Alat Alat yang digunakan adalah polybag (30 x 35 cm), gelas ukur, timbangan analitik, drum air, pengaduk nutrisi, ember, sprayer, termometer, EC meter dan meteran. C. Perancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri 2 faktor. Faktor pertama adalah media tanam dengan 5 taraf (M0 = arang sekam, M1 = pasir progo, M2 = pasir pantai tidak dicuci, M3 = pasir pantai dicuci 1 kali, dan M4 = pasir pantai dicuci 2 kali), sedangkan faktor kedua adalah nutrisi dengan 2 taraf (N1 = Larutan nutrisi standar, dan N2 = Larutan nutrisi standar ditambah air kelapa). Dari kedua faktor diatas didapatkan 10 kombinasi perlakuan. Setiap kombinasi perlakuan diulang lima kali sehingga terdapat 50 satuan percobaan. Berikut rincian perlakuan yang diuji :
10
11
M0N1 = Arang sekam dengan nutrisi standar M0N2 = Arang sekam dengan nutrisi standar dan air kelapa M1N1 = Pasir progo dengan nutrisi standar M1N2 = Pasir progo dengan nutrisi standar dan air kelapa M2N1 = Pasir pantai tidak dicuci dengan nutrisi standar M2N2 = Pasir pantai tidak dicuci dengan nutrisi standar dan air kelapa M3N1 = Pasir pantai dicuci 1 kali dengan nutrisi standar M3N2 = Pasir pantai dicuci 1 kali dengan nutrisi standar dan air kelapa M4N1 = Pasir pantai dicuci 2 kali dengan nutrisi standar M4N2 = Pasir pantai dicuci 2 kali dengan nutrisi standar dan air kelapa D. Pelaksanaan Penelitian 1. Persiapan Screen House Screen House dibersihkan dari gulma yang tumbuh dengan cara disiangi menggunakan sabit dan melakukan pembersihan dari sampah yang ada dengan cara manual dengan menyapu atau mengambilnya secara langsung. 2. Analisis substrat a. Analisis Fisika Substrat Analisis fisika substrat (lampiran 7, gambar 24) dilakukan sebelum digunakan sebagai media tanam meliputi analisis berat volume serat (Bulk Density), kepadatan partikel (Particle Density), dan kapasitas menahan air. Cara pengukuran : (1) Timbang gelas ukur ...............................................................(A) (2) Timbang gelas ukur + substrat pasir/ arang sekam ................ (B) Bulk Density = (3) Timbang gelas ukur + substrat pasir/ arang sekam + air hingga volume 1 liter ......................................................................... (C) (4) Hitung volume air yang ditambahkan = C – (A+B) .............. (D) (5) Hitung volume substrat = 1000 – D ....................................... (E)
12
Particle Density = (6) Analisis kapasitas menahan air dilakukan pada awal sebelum digunakan sebagai media tanam. Kapasitas menahan air dilakukan dengan cara mengisi polibag dengan substrat sebanyak 1L, ditimbang sebagai berat kering (BK). Tuangkan air ke dalam polibag yang telah berisi substrat, menunggu 30 menit hingga air membasahi seluruh bagian substrat. Kemudian ditimbang lagi sebagai berat basah (BB). Kapasitas menahan air = b. Analisis Kimia Substrat Analisis kimia substrat pasir/ arang sekam yaitu menghitung pH substrat setelah digunakan sebagai media tanam menggunakan pH meter (lampiran 7, gambar 24). 3. Persiapan media dan bahan tanam Pasir pantai diambil dari Pantai Parangtritis Yogyakarta dan pasir progo diambil dari Sungai Progo Yogyakarta. Pasir pantai dan pasir progo dibawa ke rumah kaca untuk dilakukan pencucian (lampiran 7, gambar 16) dan tanpa pencucian sesuai perlakuan. Selain itu, juga membakar sekam mentah agar menjadi arang sekam. Setelah media tanam siap kemudian dimasukkan ke dalam polibag (lampiran 7, gambar 17). Bahan tanam yang digunakan yaitu bibit tomat varietas New Sutysna F1 yang tahan terhadap Bacterial Wilt dan Gemini Virus yang sering menyerang tomat. 4. Pembuatan larutan nutrisi Pembuatan larutan standar yaitu dengan melarutkan garam-garam pekatan A dan B masing-masing ke dalam 25 liter air. Setelah masing-masing pekatan diencerkan dan sudah larut, kemudian pekatan A dan B masingmasing diambil 2 liter dan diencerkan dalam 100 liter air (1 : 50). Lalu diaduk hingga homogen (lampiran 7, gambar 20). Larutan nutrisi standar yang sudah jadi dicek Electrical Conductivity (EC) untuk mengetahui kepekatannya. EC yang
dikehendaki
yaitu
2-2,5
mS/cm.
Air
kelapa
juga
13
diencerkan dengan perbandingan 1 : 1 yaitu air dan air kelapa masing-masing 500 ml. 5. Penanaman Bibit tomat umur 3 minggu dipindahtanamkan ke polybag 30 x 35 cm yang sudah berisi media tanam sesuai perlakuan. Pemindahan dilakukan dengan cara dicabut perlahan agar tidak merusak akar. Setiap polibag ditanami 1 bibit tomat dengan jarak tanam antar polibag 60 cm x 40 cm (lampiran 7, gambar 18). 6. Pemeliharaan Pemeliharaan yang dilakukan meliputi : a. Pemberian nutrisi Pemberian nutrisi standar 2 kali sehari setiap pagi dan sore hari dengan cara disiramkan (lampiran 7, gambar 21). Pemberian air kelapa seminggu 2 kali pada pagi hari dengan cara disemprotkan langsung pada daun. b. Pemberian ajir Pemberian ajir dilakukan ketika tanaman berumur 3 minggu setelah tanam untuk menopang tegaknya tanaman agar tidak mudah rebah. c. Pemangkasan Bila perlu dilakukan pemangkasan pada daun-daun yang sudah layu dan tidak produktif. d. Penyulaman Penyulaman dilakukan apabila terdapat tanaman yang mati atau pertumbuhannya terhambat. 7. Pengendalian hama Pengendalian hama tanaman tomat dilakukan secara manual yaitu dengan cara menggunakan perangkap tikus yang dipasang disekitat pertanaman tomat karena hama utama yang menyerang adalah tikus. 8. Pengamatan dan Pengukuran Pengamatan dan pengukuran tanaman dilakukan seminggu sekali yaitu mengukur tinggi tanaman dan jumlah daun.
14
9. Panen Panen dilakukan pada saat tanaman berumur 85-100 HST (hari setelah pindah tanam) yang ditandai dengan berubahnya warna buah tomat yang semula hijau menjadi merah 75%. Panen dilaksanakan dalam 5 periode panen (lampiran 7, gambar 23). Pada akhir pengamatan media tanam dibongkar untuk memudahkan pengamatan pada bagian akar. E. Pengamatan Peubah Parameter yang diamati dalam penelitian antara lain : 1. Kondisi Umum Lokasi Penelitian Kondisi lingkungan meliputi suhu dan kelembaban udara di dalam screen yang mana dapat mempengaruhi pertumbuhan dari tanaman tomat tersebut. 2. Variabel pertumbuhan a. Tinggi tanaman Tinggi tanaman dihitung setiap seminggu sekali dari awal penanaman hingga fase vegetatif berakhir. Tinggi tanaman dihitung dari pangkal batang hingga titik tumbuh tanaman pada setiap pengamatan. b. Jumlah daun Jumlah daun dihitung setiap minggu sekali dengan menghitung daun yang terbentuk sempurna. Perhitungan dilakukan sejak awal transplanting hingga panen hingga fase vegetatif berakhir. c. Kadar Klorofil Pengukuran kadar klorofil pada saat tanaman masih dalam fase vegetatif dengan menggunakan Clorophylmeter. d. Volume akar Volume akar dihitung dengan mencelupkan akar ke dalam gelas ukur yang telah berisi air, kemudian penambahan volume dihitung sebagai volume akar.
15
e. Panjang akar Panjang akar diukur dari pangkal akar hingga akar terpanjang pada saat akhir pengamatan (setelah panen). Pengukuran panjang akar dengan menggunakan meteran. f. Sebaran akar Pengamatan sebaran akar dilakukan dengan menggunakan papan berpaku (pinboard) yang dilakukan pada akhir penelitian. Pengamatn dilakukan dengan meletakkan polibag yang berisi akar pada papan pinboard yang terdiri dari deretan paku yang berjarak (2 cm x 2 cm) utuk memperoleh gambaran sebarannya. Setelah polibag tertancap pada pinboard, kemudian membuka polibag pada salah satu bagian sisinya hingga akar terlihat, selanjutnya disemprot air sampai tinggal akarnya saja yang melekat pada pinboard. Pengamatan sebaran akar meliputi ukuran dan persebaran akar. g. Berat basah per tanaman Pengukuran dilakukan dengan menimbang seluruh tanaman tomat setelah proses pemanenan dengan menggunakan timbangan analitik. h. Berat kering per tanaman Pengukuran dilakukan dengan mengoven seluruh tanaman tomat pada suhu 60⁰C selama 24 jam kemudian menimbang seluruh tanaman tomat setelah proses pengovenan dengan menggunakan timbangan analitik. Pengukuran berat kering didapatkan hingga hasil konstan yaitu hasil pengurangan berturut-turut tidak lebih dari 0,2 gram. 3. Variabel hasil a. Jumlah buah per tanaman Jumlah buah dihitung ketika panen dilakukan dengan cara menghitung banyaknya buah yang dihasilkan per tanaman. b. Berat buah per tanaman Penimbangan total berat buah per tanaman dilakukan dengan memanen buah 5 periode per tanaman. Berat buah yang dipanen tiap periode kemudian dijumlahkan. Akumulasi berat tomat dilakukan dengan
16
menimbang seluruh buah tomat yang dipanen serta ditimbang pada saat panen pertama hingga kelima pada 10 perlakuan. c. Diameter buah tomat Diameter buah tomat diukur dengan menggunakan jangka sorong pada bagian buah yang dianggap paling lebar, pada buah yang di panen dari awal sampai terakhir dari tiap tanaman dan merupakan buah layak konsumsi. E. Analisis Data Data hasil pengamatan diuji dengan menggunakan uji F atau Analisis of Varians (ANOVA) taraf 5% dengan tingkat kepercayaan 95%. Apabila uji F 5% signifikan maka dilanjutkan dengan uji perbandingan rata-rata menggunakan Duncan Multiple Range Test (DMRT) taraf 5%, uji ini dilakukan untuk mengetahui taraf perlakuan yang paling mempengaruhi variabel pengamatan.