III. METODE PENELITIAN
3.1
Kerangka Pemikiran Persaingan di dunia bisnis semakin ketat. Berbagai jenis barang dan jasa dengan berbagai merek memasuki pasar di Indonesia. Begitu juga dengan halnya industri makanan ringan atau camilan yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Camilan dapat bermacam-macam jenisnya, mulai dari camilan buah, makanan kering, sampai keripik. Camilan yang saat ini sedang digemari masyarakat yaitu keripik Maicih. Keripik Maicih yang memanfatkan pemasaran melaui social media membuat keripik Maicih dicari karena selain rasanya yang gurih dan enak, cara pemasarannya juga unik. Namun keberhasilan dari bisnis keripik ini membuat persaingan yang ketat di industri kecil makanan ringan, khususnya keripik. Beberapa pesaing mulai muncul di pasaran sehingga Maicih harus dapat mempertahankan pasar yang kini telah diraupnya. Keberadaan keripik Maicih yang dijual di pasaran tanpa gerai atau toko, menuntut perusahaan untuk dapat menyampaikan informasi dan mengelola informasi tersebut kepada konsumen dengan lebih efektif agar keripik Maicih dapat terus menjadi pemimpin pasar. Salah satu komunikasi pemasaran yang dapat digunakan dan dapat mempengaruhi tingkat penjualan produk adalah word of mouth marketing melalui social media. Rasa jenuh konsumen dengan berbagai iklan yang ada di media membuat mereka lebih tertarik pada rekomendasi yang diberikan oleh konsumen lain yang telah memiliki pengalaman terhadap produk tersebut. Perilaku pembelian konsumen dalam proses keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu pengaruh lingkungan, perbedaan individu, dan dan proses psikologis. Pengaruh lingkungan mencakup budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga, dan situasi. Perbedaan individu mencakup sumber daya konsumen, motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup dan demografi. Sedangkan proses psikologis meliputi pengolahan informasi dan
29
pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan penelitian mengenai efektivitas social media produk Maicih dan faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian produk Maicih. Penelitian ini menggunakan dua alat analisis, yaitu Consumer Decision Model (CDM) yang digunakan untuk mengetahui efektivitas social media dalam keputusan pembelian produk Maicih dan analisis korelasi kanonik untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap produk Maicih. Kemudian, hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat menjadi bahan rekomendasi untuk produsen Maicih dalam menentukan kebijakan pemasaran di masa depan. Berikut ini bagan kerangka penelitian dapat dilihat pada Gambar 4. Era globalisasi dan persaingan ketat
Mempertahankan Pasar Keripik Maicih Komunikasi pemasaran Words of mouth markerting melalui social media
Efektivitas social media
Consumer Decision Model (CDM )
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian produk Maicih : - Perbedaan individu - Pengaruh lingkungan - Proses psikologis
Korelasi Kanonikal
Regresi Linier
Rekomendasi Kebijakan Pemasaran Gambar 7. Kerangka pemikiran penelitian
30
3.2
Lokasi dan Waktu Penelitiaan Penelitian ini dilakukan di kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) yang berlokasi di Dramaga, Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja, hal ini dikarenakan mahasiswa Instititut Pertanian Bogor merupakan salah satu lokasi konsumen yang potensial dilihat dari tempat berjualan keripik Maicih yang sering berada di sekitar kampus IPB. Waktu penelitian telah dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2012.
3.3
Metode Penelitian 3.3.1
Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pembagian kuesioner kepada responden, yaitu mahasiswa Strata 1 (S1) Institut Pertanian Bogor. Data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan dengan cara mempelajari dan menelaah buku-buku, majalah, internet, dan artikel-artikel yang berhubungan dengan penelitian. Data primer digunakan untuk mendapatkan data aktual yang dibutuhkan dalam penelitian. Sedangkan data sekunder digunakan untuk mendukung data primer yang didapatkan. Kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 1.
3.3.2
Penarikan Sampel Metode pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik nonprobability sampling atau penarikan sampel secara acak dengan teknik quota sampling. Quota sampling sama dengan Judgement Sampling
dua tahap. Tahap petama adalah
tahap dimana periset merumuskan kategori kontrol atau kuota dari populasi yang akan dirisetnya. Tahap kedua adalah penentuan bagaimana sampel akan diambil (Umar, 2002). Pengambilan sampel dilakukan di kampus Institut Pertanian Bogor dengan membagikan kuesioner kepada responden. Jumlah responden
31
dalam penelitian ini didapat dari kalkulasi rumus Slovin sebagai berikut : n =
N 1+ N (e)2
..........................................(1)
Keterangan : n
= jumlah sampel
N
= jumlah populasi
E
= kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir, yaitu 10 %
Asumsi = populasi berdistribusi normal. Berdasarkan hasil rekapitulasi oleh Direktorat Administrasi Pendidikan Institut Pertanian Bogor pada Tabel 1, total jumlah mahasiswa S1 IPB Dramaga semester 3 hingga semester 8 adalah 9.627 orang. Penentuan jumlah sampel yang dijadikan responden menggunakan Rumus Slovin dengan nilai e sebesar 10%, diperoleh nilai : n=
9627
1+9627(10%)2
= 98,97 ≈ 100
Tabel 1. Populasi mahasiswa program strata 1 IPB reguler dimulai dari semester 3 hingga semester 8 Fakultas Laki-Laki Perempuan Jumlah Pertanian 449 716 1165 Kedoteran Hewan 218 295 513 Perikanan dan Ilmu Kelautan 437 546 983 Peternakan 236 386 622 Kehutanan 465 583 1048 Teknologi Pertanian 608 580 1188 Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 771 1092 1863 Ekonomi dan Manajaemen 411 972 1383 Ekologi Manusia 195 667 862 Total 3790 5837 9627 Sumber: Direktorat Adminstrasi Pendidikan – IPB, 2011
(%) 12.10 5.40 10.21 6.50 10.90 12.35 18.35 14.37 8.95 100
32
Hasil kalkulasi rumus Slovin menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini berjumlah 100 orang dengan persentase yang berbeda di tiap fakultasnya, dapat dilihat pada Tabel 2. Pengambilan data kuesioner yang dilakukan oleh peneliti didapatkan dari responden yang pernah melihat status tentang kerpik Maicih di social media. Tabel 2. Jumlah Responden Pada Tiap Fakultas di IPB Fakultas Pertanian Kedoteran Hewan Perikanan dan Ilmu Kelautan Peternakan Kehutanan Teknologi Pertanian Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Ekonomi dan Manajaemen Ekologi Manusia Jumlah Sumber: Pengolahan Data Primer 3.3.3
% 12 5 10 7 11 12 19 15 9 100
Jumlah 12 5 10 7 11 12 19 15 9 100
Uji Validitas Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat ukur (instrument) mengukur apa yang ingin diukur (Umar 2002). Kuesioner dinyatakan valid apabila pertanyaan dalam kuesioner tersebut mampu mewakili sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner atau nilai korelasi item pertanyaannya lebih besar dari r tabel. Penelitian ini akan menggunakan rumus korelasi product moment pearson dalam menghitung nilai korelasi pada setiap item pertanyaan. Adapun rumus korelasi product moment pearson tersebut adalah sebagai berikut : n∑XY-(∑ X )( ∑ Y)
r=
√[(n∑X2) – (∑ X )2][(n ∑ Y 2)- (∑ Y)2 Keterangan : r = koefisien korelasi pearson n = jumlah responden
.......(2)
33
X= variabel bebas (skor masing-masing pertanyaan dari tiap responden) Y= variabel terikat (skor total semua pertananyaan dari tiap responden) 3.3.4
Uji Reliabilitas Kuesioner yang telah dinyatakan valid selanjutnya realibilitas kuesioner tersebut harus diuji. Realibilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama (Umar, 2002). Teknik yang digunakan untuk menguji keabsahan kuesioner tersebut adalah teknik Alpha Cronbach dengan rumus sebagai berikut : r 11 =
k
1- ∑σ b 2 σt2
k-1
...................(3)
Keterangan : r 11
= keandalan instrument
k
= jumlah butir pertanyaan
∑σ b 2
= jumlah ragam butir
σt2
= ragam total Apabila hasil r hitung lebih besar dari r pada tabel korelasi
product moment dengan taraf signifikasi 5 persen, maka kuesioner tersebut dapat dikatakan reliabel. 3.3.5
Pengolahan dan Analisis Data Data yang telah diperoleh dianalisis sesuai dengan tujuan yang akan diteliti. Pengolahan data menggunakan program Minitab 14¸ program Microsoft Excel dan Statistical Analysis System (SAS). Analisis data yang digunakan adalah Consumer Decision Model (CDM). 1. Cosumer Decision Model (CDM) Penelitian ini mengukur efektivitas social media dengan menggunakan alat analisis Consumer Decision Model (CDM). CDM
adalah
suatu
model
dengan
variabel
yang
saling
berhubungan, yaitu pesan iklan yang diinterpretasikan menjadi
34
informasi di social media (F, finding information), pengenalan merek (B, Brand Recognition), sikap konsumen (A, Attitude), tingkat keyakinan (C, Confidence), niat beli (I, Intention) dari konsumen dan pembelian (P, Purchase) yang nyata. Bukan hanya iklan yang dapat diukur tingkat efektivitasnya, CDM juga dapat diterapkan untuk mengukur efektifitas word of mouth marketing. Model ini menggunakan analisis bentuk hubungan dan analisis keeratan hubungan. Pengaruh langsung suatu variabel indepeden terhadap variabel dependen ditelusuri dengan analisis regresi sederhana dan regresi linier berganda. Regresi linier digunakan untuk melihat hubungan antara satu variabel dengan yang lainnya. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini mencakup semua variabel, yaitu sampai terjadi proses pembelian nyata. Informasi yang dilihat melalui social media pada penelitian ini diinterpretasikan dari variabel pesan iklan (F). Untuk mengetahui efektivitas iklan dengan menggunakan CDM digunakan analisis bentuk hubungan dan analisis keeratan hubungan. Pengaruh langsung suatu variabel independen terhadap variabel dependen ditelusuri dengan analisis regresi. Analisis regresi yang digunakan memeperhatikan prinsip parsimony, yaitu semakin sederhana suatu model semakin bagus model tersebut, dan dengan pertimbangan efisiensi dari sisi pengguna (Durianto,2003). Model populasi yang digunakan adalah : Y i = α +βX i + ε i .......................................... (4) Dimana : Y i = variabel dependen X i = variabel independen
α = intersep model β = koefisien regresi ε i = eror term Pada persamaan tersebut akan dianalisis persamaan regresi sederhana antara variabel informasi yang dilihat di social media (F)
35
dengan pengenalan merek (B), informasi yang dilihat di social media (F) dengan kepercayaan konsumen (C), informasi yang dilihat di social media (F) dengan sikap konsumen (A). Pada ketiga pesan tersebut, variabel informasi yang dilihat di social media (F) menjadi variabel independen dan variabel B, C, dan A menjadi variabel dependen. Persamaan regresi berikutnya adalah persamaan regresi antara variabel pengenalan merek (B) dengan kepercayaan konsumen (C), pengenalan merek (B) dengan sikap konsumen (A), dimana variabel B sebagai variabel independen dan variabel C dan A sebagai variabel dependen. Persamaan berikutnya yang akan dianalisis adalah persamaan regresi sederhana antara variabel niat beli (I) dengan kepercayaan konsumen (C), niat beli (I) dengan sikap konsumen (A), dan niat beli (I) dengan pembelian nyata (P). Pada persamaan ini, variabel niat beli (I) sebagai variabel dependen dan variabel C, A, dan P menjadi variabel independen. Pembentukan model dan pengujian signifikansi variable independent terhadap
variable dependent dilakukan melalui
pendekatan OLS method (Ordinary Least Square Method). Prinsip metode ini meminimumkan selisih kuadrat antara Y observasi dengan Y dugaan. Model sampel untuk regresi linier sederhana adalah: Y i = a + bX i ...................................................(5) Keterangan: a = penduga bagi intercept (α) b = penduga bagi koefisien regresi (β) dengan menggunakan OLS, nilai a dan b diperoleh dari: 𝑏=
𝑎=
𝑛(∑𝑋𝑌)−(∑𝑋)(∑𝑌) 𝑛(∑𝑋 2 )−(∑𝑋)2 ∑𝑌−𝑏(∑𝑋) 𝑛
...........................................(6)
......................................................(7)
36
Pengujian nilai parameter regresi, digunakan uji t apakah sama dengan nilai tertentu. Hipotesis nol dan hipotesis tandingannya ditentukan sebagai berikut : 𝐻01 : 𝛽1= 0 (variabel independen tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap variabel dependen)
𝐻𝑎1 : 𝛽1≠ 0 (variabel independen memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen)
Setiap nilai koefisien regresi dapat dihitung nilai t-nya sebagai berikut : 𝑡=
𝛽𝑘−𝛽𝑘 𝑆
...................................................(8)
hasil yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 . Jika nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka pengaruh variabel independen
terhadap dependen signifikan.
Asumsi utama yang mendasari model regresi dengan menggunakan metode OLS adalah sebagai berikut: 1. Model regresi linier, artinya linier dalam parameter 2. X diasumsikan nonstokastik, artinya nilai X dianggap tetap dalam sampel yang berulang 3. Nilai rata-rata kesalahan adalah nol E(u i X i )=0 4. Homokedasitisitas, artinya varians kesalahan sama untuk setiap periode(homo=sama;skedastisitas=sebaran). Dinyatakan dala bentuk matematis: var(u i X i )=σ2 5. Tidak ada otokorelasi antar kesalahan (antara u i dan u j tidak ada korelasinya). Dinyatakan dalam bahasa matematis: covarians (u i , u j ) = 0 6. Antara u dan X saling bebas, sehingga cov (u i , X i ) = 0 7. Tidak ada multikolinearitas yang sempurna antar variabel bebas 8. Jumlah observasi, n, harus lebih besar daripada jumlah parameter yang diestimasi (jumlah variabel bebas) 9. Model regresi telah dispesifikasikan secara benar. Dengan kata lain tidak ada bias (kesalahan) spesifikasi dalam model yang digunakan dalam analisis empiris.
37
Minitab versi 14 digunakan sebagai alat bantu alat penelitian. Kriteria signifikansi dilihat dari perbandingan nilai signifikansi yang diperoleh dengan 𝑎. Jika nilai signifikansi lebih kecil daripada nilai 𝑎 dinyatakan sebagai pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen hasilnya signifikan, dan jika yang terjadi sebaliknya maka hasilnya tidak signifikan. Nilai 𝑎 yang digunakan
dalam penelitian adalah 5%.
Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji hubungan antara variabel F (pesan iklan), B (pengenalan merek), C (kepercayaan konsumen). Dimana variabel C sebagai variabel dependen sedangkan variabel F dan B menjadi variabel independen. Selain itu , pengujian dilakukan terhadap hubungan antara variabel F, B dan A. Dimana variabel A (sikap konsumen) menjadi variabel dependen sedangkan variabel F dan B menjadi variabel independen. Selanjutnya menguji hubungan antara variabel C (kepercayaan konsumen) dengan variabel A (sikap konsumen) dan I ( niat beli konsumen), dimana variabel I menjadi variabel dependen sedangkan variabel C dan A menjadi variabel independen. Persamaan dalam regresi linier berganda adalah sebagai berikut :
Dimana :
𝑌 = 𝑎 + 𝑏1 𝑋1 + 𝑏2 𝑋2 .........................................(9)
Y = variabel dependen a = konstanta 𝑏1 𝑑𝑎𝑛 𝑏2 = koefisien regresi variabel independen 𝑋1 𝑑𝑎𝑛 𝑋2 = variabel independen
Setelah menganalisis dengan regresi linier, maka selanjutnya
hasil regresi diuji menggunakan uji F dan uji parsial (uji t), tujuannya adalah melihat sejauh mana suatu perhitungan statistik signifikan. Artinya, sejauh mana pengaruh suatu variabel penjelas dalam menerangkan variasi variabel terikat. Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas yang dimasukan kedalam
38
model memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. (Kuncoro, 2009) Langkah-langkah melakukan uji F adalah sebagai berikut : 1. Menentukan rumusan hipotesis. Hipotesis nol dan tandingannya ditentukan sebagai berikut : 𝐻02 : 𝛽1= 0 (𝑋1 𝑑𝑎𝑛 𝑋2 tidak memiliki pengaruh signifikan
terhadap Y)
𝐻𝑎2 : 𝛽1≠ 0 (𝑋1 𝑑𝑎𝑛 𝑋2 memiliki pengaruh signifikan terhadap Y)
2. Menentukan 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dengan menggunakan rumus : Dimana :
𝐹=
𝑅 2⁄(𝑘−1)
1−𝑅 2⁄(𝑛−3)
............................................(10)
R2 = koefisien determinasi k = jumlah variabel n = jumlah sampel Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan perbandingan antara
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dengan
𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yang sesuai dengan tingkat
signifikansi yang digunakan. Bila 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih kecil dari 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
atau p-value lebih besar dari nilai 𝑎, maka keputusannya adalah menerima H 0 . Artinya secara statistik bahwa semua variabel bebas
yang dimasukan dalam model tidak berpengaruh secara simultan terhadap variabel terikat. Jika yang terjadi sebaliknya, artinya nilai 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih besar dari 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
maka keputusannya adalah
menerima H a dan menolak H 0 . Artinya, secara statistik semua
variabel bebas berpengaruh terhadap nilai terikat secara bersamasama. Uji t atau uji parsial adalah uji yang menunjukan seberapa jauh pengaruh
satu
variabel
penjelas
secara
individual
dalam
menerangkan variasi variabel terikat. Berikut langkah-langkah dalam melakukan uji parsial:
39
1. Menentukan perumusan hipotesis, dimana hipotesis nol dan tandingannya ditentukan sebagai berikut: 𝐻03 : 𝛽1= 0 (𝑋1 tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Y)
𝐻𝑎3 : 𝛽1≠ 0 (𝑋1 memiliki pengaruh signifikan terhadap Y)
𝐻04 : 𝛽1= 0 ( 𝑋2 tidak memiliki pengaruh signifikan terhadapY)
𝐻𝑎4 : 𝛽1≠ 0 ( 𝑋2 memiliki pengaruh signifikan terhadap Y)
2. Menghitung nilai t untuk setiap koefisien regresi dengan menggunakan
rumus
(8)
yang
telah
disebutkan.
Bila
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih kecil dari 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau p-value lebih besar dari nilai 𝑎, maka keputusannya adalah menerima H 0 . Artinya secara
statistik bahwa koefisien regresi variabel independen tidak berpengaruh terhadap nilai dependen. Jika yang terjadi sebaliknya, artinya nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih besar dari 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka keputusannya adalah menerima H a dan menolak H 0 . Artinya,
secara statistik variabel independen berpengaruh terhadap nilai dependen. Artinya, secara statistik variabel independen (X 1 dan X 2 ) berpengaruh terhadap nilai dependen (Y). Menurut Simamora (2005), regresi stepwise digunakan untuk menilai pernyataan variabel independen yang paling berpengaruh terhadap variabel dependen. Regresi stepwise melibatkan dua jenis proses yaitu forward selection dan backward elimination. Teknik ini menggunakan beberapa tahap untuk menentukan variabel mana yang merupakan prediktor terbaik untuk dimasukan kedalam model selama nilai p-valuenya kurang dari nilai kritik 𝑎. Jika terdapat vairabel yang nilai p-valuenya lebih dari nilai kritik 𝑎 maka akan
dihilangkan. Proses ini akan terus berlanjut hingga variabel tidak dapat dihilangkan atau ditambahkan lagi. Menurut
Kuncoro
(2009),
koefisien
determinasi
(R2)
digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai satu. Artinya, semakin kecil nilai
40
koefisien determinasi maka kemampuan variabel-variabel bebas dalam
menjelaskan
variasi
variabel
terikat
amat
terbatas.
Sedangkan nilai koefisien determinasi yang semakin mendekati satu berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikat. Selain itu, perhitungan koefisien determinasi (R2) digunakan untuk menentukan apakah suatu variabel merupakan variabel antara dari variabel termaksud kepada variabel akhir dalam Consumer Decision Model. 2. Analisis Korelasi Kanonikal Analisis korelasi kanonikal digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam keputusan pembelian produk Maicih oleh konsumen. Korelasi kanonik merupakan teknik yang digunakan untuk menentukan tingkat hubungan dua kelompok dua variabel yang masing-masing terdiri dari beberapa variabel. Artinya, korelasi kanonik dapat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan independen, dependen dengan independen dan dependen dengan dependen. Disamping itu, korelasi kanonik juga dapat menguraikan struktur hubungan di dalam variabel dependen maupun di dalam variabel independen. Dalam penelitian ini yang menjadi gugus peubah dependen (Y) adalah pembelian nyata konsumen untuk membeli keripik Maicih dan yang menjadi gugus peubah independen adalah faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam proses keputusan pembelian. Analisis ini dilakukan untuk mencari faktor perilaku konsumen yang mempengaruhi pembelian nyata konsumen untuk membeli keripik Maicih yang diamati berdasarkan lima peubah pembelian, yaitu pembelian nyata modern (Y 1 ), pembelian nyata kesan (Y 2 ), pembelian nyata karakter (Y 3 ), pembelian nyata mudah diingat (Y 4 ) dan pembelian nyata sering lihat (Y 5 ). Faktor perilaku konsumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua puluh variabel, yaitu status sosial
41
(X1),
teman
(X2),
keluarga
(X3),
kondisi
cuaca
(X4),
wiraniaga(X5), besar pengeluaran (X6), variasi level (X7), bentuk kemasan (X8), ukuran kemasan (X9), harga (X10), merek (X11), manfaat (X12), pengetahuan atribut (X13), pengetahuan tempat pembelian (X14), kepercayaan (X15), kepribadian (X16), gaya hidup (X17), iklan (X18), media informasi (X19), dan pengalaman (X20). Prinsip dari metode ini yaitu membentuk suatu kombinasi linier dari setiap gugus peubah (dependen dan independen) sehingga korelasi diantara kedua gugus peubah tersebut menjadi maksimum. Nilai korelasi kanonikal didapat dari operasi aritmatika matrik korelasi kedua himpunan variabel (variat kanonikal). Tahapan analisis korelasi kanonik yaitu : (1) Merumuskan tujuan penelitian, (2) merancang, (3) asumsi yang diperlukan, (4) menentukan fungsi kanonik dan ukurannya, (5) interpretasi fungsi kanonik, dan (6) validasi hasil. Asumsi-asumsi yang harus menjadi perhatian
dalam
menentukan
fungsi
kanonik
dan
ukuran
kesesuaiannya adalah : 1. Korelasi antar peubah asal didasarkan pada hubungan linier. 2. Korelasi kanonik adalah hubungan linier antar variat 3. Multivariat ganda, asumsi ini digunakan ketika pengujian fungsi kanonik Setelah asumsi terpenuhi maka tahap selanjutnya adalah menentukan fungsi kanonik dan ukuran keragaman sampel yang dipilih. Fungsi kanonik didapatkan dengan cara mencari pasangan dari kombinasi linier variabel independen dengan variabel dependen yang memiliki korelasi terbesar. Selanjutnya, pasanganpasangan lain tidak diharapkan berkorelasi. Kombinasi ini disebut peubah kanonik dan korelasinya disebut korelasi kanonik. Kombinasi linier dari kedua gugus peubah dapat dituliskan dapat dituliskan sebagai berikut :
42
U = a’ X = a 1 X 1 + a 2 X 2 + ......+ a q X q ..................................... (12)
V = b’ Y = b 1 Y 1
+ b 2 Y2
+ ......+ b p Y p
..................................... (13)
Dari persamaan tersebut maka harus dicari nilai koefisien a dan b dari rumus berikut : Corr (U,V) = Setelah
𝑎′ ∑ 𝑥.𝑦 𝑏 �𝑎′ ∑ 𝑥.𝑥 𝑎 �𝑏′ ∑ 𝑦.𝑦 𝑏
penentuan
peubah
sebesar mungkin.............(14) kanonik,
maka
selanjutnya
menentukan ukuran keragaman sampel. Proporsi keragaman X dapat diterangkan dengan rumus : 2 R z,x 𝑝
=
𝑟 ∑𝑟𝑖=1 ∑𝑖=𝑘 𝑟𝑢,𝑧 ....................................(15) 𝑝
Sedangkan proporsi keragaman Y diterangkan dengan rumus: R
2
𝑞
𝑟 ∑𝑟𝑖=1 ∑𝑖=𝑘 𝑟𝑢,𝑧 ..................................(16) 𝑞
Z,X
=
Nilai keragaman proporsi yang didapat ditujukan untuk
menentukan baik tidaknya jumlah peubah kanonik yang dipilih. Semakin besar nilai proporsi, maka semakin baik peubah-peubah kanonik menerangkan keragaman data asal. Nilai-nilai yang didapat sebelumnya akan diinterpretasikan melalui koefisien kanonik atau yang disebut juga bobot kanonik dan nilai loading kanonik. Koefisien a dan b yang telah dibakukan merupakan nilai koefisien kanonik yang menjelaskan besarnya kontribusi peubah asal terhadap variate kanonik. Artinya, semakin besar nilai koefisien maka semakin besar kontribusi peubah asal terhadap variabel kanonik. Selain bobot kanonik, interpretasi analisis kanonik juga dilihat dari nilai loading kanonik yang dihitung dari korelasi antara peubah asal dengan masing-masing fungsi kanonik. Artinya, semakin besar nilai loading kanonik maka
43
semakin erat hubungan fungsi kanonik tersebut dengan peubah asal.