16
III.
3.1.
METODE PENELITIAN
Kerangka Pemikiran Menurut Syamsir (2011), salah satu industri pengolahan minuman yang
memiliki prospek yang semakin baik adalah industri yoghurt. Hal ini terkait nilai tambah yoghurt dibandingkan dengan susu biasa dan semakin meningkatnya jumlah konsumen yang peduli dengan kesehatan. Ditambah lagi dengan adanya berbagai manfaat serta kandungan yoghurt. Hal ini menimbulkan sebuah peluang usaha dan kemudian para pelaku usaha pun melirik usaha industri pengolahan yoghurt. Banyaknya pesaing usaha yoghurt saat ini tentu saja tidak menyurutkan sang pemilik yoghurt My Healthy dalam menjalankan usahanya. Bahkan dengan adanya kompetitor yang bergerak di bidang industri yang sama akan menjadikan usaha tersebut semakin berkualitas. Banyak cara atau strategi yang dimiliki dalam menjalankan suatu usaha agar usahanya berada pada tingkat aman. Oleh karena itu, untuk menghadapi tingkat persaingan dan untuk meraih pangsa pasar selain dengan membuat visi dan misi perusahaan juga diperlukan pengetahuan yang mendalam mengenai prilaku konsumen dalam pembelian suatu produk khususnya produk yoghurt. Pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan mengenai preferensi berupa kebutuhan konsumen terhadap produk yoghurt My Healthy yang meliputi karakteristik konsumen, proses pengambilan keputusan konsumen serta faktor-faktor yang mempengaruhi para konsumen untuk membeli yoghurt My Healthy. Diharapkan dengan berbekal pengetahuan tersebut perusahaan dapat terus memperbaiki produknya. Hal ini dilakukan agar terdapat keselarasan antara apa yang diinginkan konsumen dengan yang akan diberikan oleh produsen. Berdasarkan hal tersebut perusahaan dapat menentukan langkah-langkah yang seharusnya dilakukan agar mampu bersaing dan mempertahankan pangsa pasarnya melalui penelitian preferensi konsumen ini. Secara ringkas, kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.
17
Visi dan Misi Perusahaan
Produk yang ditawarkan
Pesaing semakin ketat
Perlu mengetahui kebutuhan konsumen
Karakteristik konsumen
Proses pengambilan keputusan konsumen
Analisis Deskriptif
Faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen
Analisis Faktor
Pengembangan UKM yoghurt My Healthy Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian 3.2.
Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian yang dipilih adalah di daerah Dramaga Bogor tepatnya
dienam outlet penjualan My Healthy di antaranya: kantin ITK, kantin Ayu, warung sekitar Badoneng, kantin Silvasari, warung Kunuwanol, dan Lab. MSP.
18
Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive dengan responden adalah orang yang pernah mengkonsumsi yoghurt My Healthy. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai dengan April 2012. 3.3.
Jenis dan Sumber Data Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder. Menurut Suliyanto (2005), data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu organisasi atau perseorangan langsung dari objeknya, dalam hal ini penulis melakukan pengambilan data dengan menyebarkan kuesioner yang diberikan kepada responden serta wawancara yang dilakukan dengan pihak terkait. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya sudah dalam bentuk publikasi. Data sekunder penelitian ini dapat diambil dari berbagai literatur, internet, buku-buku, dan dari hasil penelitian terdahulu yang berkaitan. 3.4.
Teknik Pengambilan Data Menurut Malhotra (2005), populasi adalah gabungan seluruh elemen yang
memiliki serangkaian karakteristik serupa yang mencakup semesta untuk kepentingan riset pemasaran. Menurut Umar (2003), ada beberapa macam cara yang dapat digunakan untuk menentukan jumlah sampel dari suatu popolasi, salah satunya yaitu: …………………..……………………………………………… (1)
N = Keterangan:
n = Jumlah sampel (orang) N = Jumlah populasi (orang) e = Nilai kritis yang digunakan 10% Berdasarkan informasi dari pihak pemilik My Healthy, rata-rata konsumen yang mengkonsumsi My Healthy per bulan di daerah Dramaga Bogor adalah dua yoghurt per orang, sehingga dapat diperoleh pendekatan di mana jumlah konsumen (populasi) sebesar 1050 orang per bulan. Sehingga penentuan jumlah sampel adalah:
19
n = = 91,30≈ 100 orang Metode yang digunakan untuk penentuan sampel adalah Purposive Sampling. Purposive sampling adalah sampel yang dipilih berdasarkan syaratsyarat yang telah ditetapkan sebelumnya, di antaranya kesediaan responden yang mengisi kuesioner tersebut adalah orang yang pernah mengkonsumsi yoghurt My Healthy. 3.5.
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data responden yang digunakan adalah sebagai
berikut: 1. Wawancara adalah untuk memperoleh data primer, yaitu teknik pengumpulan data yang pelaksanaannya dapat dilakukan secara langsung dengan responden dan pihak terkait dari UKM yoghurt My Healthy. Instrumen yang digunakan dapat berupa kuesioner dan pedoman wawancara. 2. Studi literatur adalah studi untuk memperoleh data sekunder. Data sekunder adalah data yang berasal dari buku, internet, dan hasil penelitian terdahulu. 3.6.
Metode dan Analisis Data Metode yang sudah terkumpul kemudian diolah dengan menggunakan
analisis
deskriptif
untuk
mengidentifikasikan
karakteristik
dan
proses
pengambilan keputusan konsumen UKM yoghurt My Healthy. Sedangkan data mengenai faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen diolah dengan menggunakan analisis faktor. 3.6.1
Uji Validitas Menurut Suliyanto (2005), validitas didefinisikan sebagai sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Pengertian valid tidaknya suatu alat ukur tergantung kemampuan alat ukur tersebut untuk mengukur objek yang diukur dengan cermat dan tepat. Menurut Umar (2003), validitas menunjukan sejauh mana suatu alat ukur itu mengukur apayang akan diukur. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan korelasi Product Moment Pearson yang digunakan untuk menentukan suatu besaran yang
20
menyatakan seberapa kuat hubungan suatu peubah dengan peubah lain. Uji validitas dalam penelitian ini terdiri dari uji validitas responden dan uji validitas kuesioner. Teknik korelasi Product Moment Pearson memiliki rumus sebagai berikut: …………………….…………….(2)
rxy =
Keterangan: rxy = Korelasi antara X dan Y n
= Banyaknya butir pertanyaan
X = Skor masing-masing pertanyaan Y = Skor total pertanyaan Uji validitas dilakukan pada 30 responden awal dan hasil pengujian tingkat validitas pada penelitian ini menunjukan bahwa r hitung lebih besar dari pada r tabel. Di mana r hitung atribut dalam pertanyaan tersebut memiliki nilai korelasi atau r hasil antara 0,403 sampai dengan 0,832 dan tidak ada yang lebih kecil dari r tabel 0,361. Sehingga pertanyaan-pertanyaan di dalam kuesioner pada penelitian ini dikatakan valid. Pengujian validitas diolah dengan menggunakan SPSS versi 16 for windows. Hasil pengujian validitas dapat dilihat pada Lampiran 3. 3.6.2
Uji Reliabilitas Menurut Suliyanto (2005), reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya. Jika hasil pengukuran yang dilakukan berulang menghasilkan hasil yang relatif sama, pengukuran tersebut dianggap memiliki tingkat reliabilitas yang baik. Sedangkan menurut Umar (2003), reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukan konsistensi suatu alat pengukur dalam mengukur gejala yang sama. Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan memberikan hasil pengukuran yang konsisten. Alat ukur yang digunakan untuk menguji tingkat reliabilitas ini adalah dengan analisis Conbach’s Alpha dengan bantuan SPSS versi 16 for windows. Rumus dari teknik Cronbach’s Alpha adalah sebagai berikut:
ri
=
………………………………………….. (3)
21
Keterangan: ri
= Reliabilitas instrument
k
= Banyak butir pertanyaan t
∑
2
= Jumlah ragam total b
2
= Jumlah varian butir Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan menunjukan bahwa nilai
alpha sebesar 0,926 untuk 30 responden awal. Di mana nilai alpha tersebut lebih dari 0,60. Hal tersebut menunjukan bahwa pertanyaan pada kuesioner tersebut reliabel. Hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 4. 3.6.3
Analisis Deskriptif Menurut Nazir (1998), analisis deskriptif merupakan suatu metode dalam
meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuannya adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Rumus dari analisis deskriptif adalah sebagai berikut: P=
x 100%
…………………………………………….……………. (4)
Keterangan: P
= Persentase responden yang memilih kategori tertentu
fi
= Jumlah responden yang memilih kategori tertentu = Total jawaban
3.6.4
Analisis Faktor Menurut Suliyanto (2005), analisis faktor adalah suatu teknik untuk
menganalisis tentang saling ketergantungan atau interpendence dari beberapa variabel secara simultan dengan tujuan untuk menyederhanakan dari bentuk hubungan antara beberapa variabel yang diteliti menjadi sejumlah faktor yang lebih sedikit daripada variabel yang diteliti, yang berarti dapat juga menggambarkan tentang struktur data dari suatu penelitian. Pada prinsipnya analisis faktor digunakan untuk mengelompokkan beberapa variabel yang memiliki kemiripan untuk dijadikan suatu faktor, sehingga
22
dimungkinkan dari beberapa atribut yang mempengaruhi suatu komponen variabel dapat diringkas menjadi beberapa faktor utama yang jumlahnya lebih sedikit. Analisis faktor dapat digunakan untuk: 1. Mengidentifikasi dimensi-dimensi mendasar yang dapat menjelaskan korelasi dari serangkaian variabel 2. Mengidentifikasi
variabel-variabel
baru
yang
lebih
kecil,
untuk
menggantikan variabel tidak berkorelasi dari serangkaian variabel asli yang berkorelasi 3. Mengidentifikasi beberapa variabel kecil dari sejumlah variabel yang banyak untuk dianalisis dengan analisis multivariate lainnya. Prinsip utama dalam analisis faktor adalah korelasi, artinya variabel yang memiliki korelasi erat akan membentuk suatu faktor, sedangkan variabel yang ada dalam suatu faktor akan memiliki korelasi lemah dengan variabel yang terdapat pada faktor yang lain. Karena prinsip utama dalam analisis faktor adalah korelasi, maka asumsi dalam analisis faktor berkaitan erat dengan korelasi berikut: 1. Korelasi atau keterkaitan antar variabel harus kuat 2. Indeks perbandingan jarak antara koefisien korelasi dengan koefisien korelasi parsialnya secara keseluruhan harus kecil 3. Dalam beberapa kasus, setiap variabel yang akan dianalisis dengan menggunakan analisis faktor harus menyebar secara normal. Pada dasarnya, model analisis faktor dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut: a. Principal Components Analysis Principal Components Analysis merupakan model dalam analisis faktor yang tujuannya untuk melakukan preduksi terhadap sejumlah faktor yang dihasilkan. Jika ditulis dalam bentuk matriks adalah: F = ℓ X, di mana: F = faktor Principal Components Analysis (unobservable) X = variabel yang diteliti (observable) di antaranya: harga, daya tarik merek, tingkat kemudahan mengingat merek, keamanan kemasan, kemasan menarik, bentuk kemasan, ukuran kemasan, variasi warna, kualitas produk, sifat/cara kerja produk, komposisi, hasil/manfaat
23
produk, kehalalan, kepuasan produk, kualitas tahan lama, keamanan mengkonsumsi, kenyamanan mengkonsumsi, promosi, kemudahan mendapatkan
produk,
kemudahan
mendapatkan
informasi,
ketersediaan produk, variasi rasa produk, kesesuaian rasa dan aroma, dan fleksibel untuk semua kalangan. ℓ = bobot dari kombinasi linier (loading) b. Common Factor Common Factor merupakan model dalam analisis faktor yang tujuannya untuk mengetahui struktur dari variabel yang diteliti (karakteristik dari observasi). Jika ditulis dalam bentuk matriks adalah: X = ℓF + є, di mana: F = Common Factor (unobservable) X = variabel yang diteliti (observable) ℓ = bobot dari kombinasi linier (loading)
є = specific factor