III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik, metode ini mempunyai ciri-ciri memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang, yaitu masalah-masalah yang aktual. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dianalisis, dan dijelaskan (Surakhmad, 1994). Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan metode survey. Menurut Singarimbun dan Effendi (2008), metode survey yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dengan menggunakan daftar pertanyaan berbentuk kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. B. Metode Pengambilan Daerah Penelitian Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan metode purposive atau secara sengaja berdasarkan pertimbangan tertentu. Menurut Singarimbun dan Efendi (2008), purposive yaitu pemilihan lokasi penelitian berdasarkan pertimbangan tertentu didasarkan pada ciri atau sifat yang sudah diketahui sebelumnya sesuai dengan kepentingan peneliti. Berdasarkan Tabel 2, Kecamatan Delanggu merupakan salah satu dari beberapa kabupaten di Propinsi Jawa Tengah yang merupakan sentra dari komoditas padi sawah dan memiliki jumlah produksi padi sawah terbesar di Provinsi Jawa Tengah. a. Penentuan Sampel Kecamatan Penentuan daerah sampel kecamatan dilakukan secara sengaja dengan mempertimbangkan kriteria kecamatan tersebut berdasarkan luas panen dan tingkat produksi terbesar yang ada di Kecamatan Delanggu. Adapun luas panen dan tingkat produksi tanaman padi sawah untuk tiap-tiap kecamatan yang ada di Kecamatan Delanggu dapat dilihat pada Tabel 2 1
2
Tabel 2. Luas Panen per Desa di Kecamatan Delanggu Tahun 2013 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Desa Bowan Dukuh jetis Butuhan Banaran Karang Sribit Krecek Mendak Delanggu Sabrang Tlobong Gatak Kepanjen Segaran Sidomulyo
Luas Panen (Ha) 174 181 124 187 212 185 282 195 221 144 178 187 171 173 163 248
Sumber : Kecamatan Delanggu dalam Angka Tahun 2013
Berdasarkan data yang tertera pada Tabel 2, dari 16 desa yang terdapat di Kecamatan Delanggu terdapat desa yang memiliki luas panen terluas yaitu Desa Sribit. Desa Sribit akhirnya dipilih menjadi sampel desa dikarenakan desa tersebut memenuhi kriteria dari pertimbangan bahwa desa yang dijadikan sampel adalah desa dengan luas panen terluas di Kecamatan Delanggu. b. Metode Pemilihan Petani Sampel
Singarimbun dan Efendi (2008) menyatakan bahwa bila data dianalisis dengan statistik parametik, maka jumlah sampel harus besar sehingga dapat mengikuti distribusi normal. Sampel yang berdistribusi normal adalah sampel yang jumlahnya 30.
3
Penentuan desa sampel dilakukan secara sengaja, yaitu dengan mempertimbangkan jumlah petani terbanyak dari desa yang ada di Kecamatan Delanggu. Berdasarkan pertimbangan dari luas produksi terluas maka terpilih Desa Sribit. Penentuan jumlah petani sampel dari tiap desa dilakukan dengan metode propotional random sampling yaitu pengambilan jumlah sampel mengikuti proporsi jumlah petani yang ada di desa sampel. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 40 orang petani padi sawah dari seluruh petani yang ada di satu desa yang terpilih sebagai petani sampel. (Nazir, 1988) Metode yang di gunakan dalam pengambilan petani sampel yaitu dengan menggunakan simple random sampling artinya pengambilan sampel sedemikin rupa sehingga setiap petani mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel (Singarimbun dan Effendi, 2008). Tabel 3. Jumlah Petani Padi Sawah di Desa Sribit Kecamatan Delanggu Tahun 2014 No 1
Desa Sribit
Kecamatan Delanggu
Jumlah
Jumlah Petani Padi Sawah 489
Jumlah Petani Sampel 40 40
Sumber : Dinas Pertanian Klaten Selanjutnya penentuan sampel dilakukan secara random dengan cara undian dan diambil sampel sesuai dengan jumlah yang telah ditetapkan sebelumnya. C. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer sebagai data utama dan data sekunder sebagai data pendukung. Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti dari para responden
4
yang dipilih, dengan menggunakan daftar pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya (Soekartawi, 2006). Data primer yang dimaksud disini adalah data yang bersumber dari hasil wawancara secara langsung kepada petani padi sawah di Kecamatan Delanggu dan data hasil wawancara dengan pihak lain yang berhubungan dengan usahatani padi sawah di Kecamatan Delanggu. Data primer ini meliputi data karakteristik responden, data biaya sarana produksi, biaya tenaga kerja dan biaya lain-lain. Data pendukung yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari instansi atau badan pemerintah yang berkaitan dengan penelitian ini. Instansi atau badan pemerintah tersebut adalah Dinas Pertanian Kecamatan Delanggu dan Badan Pusat Statistik Kecamatan Delanggu. Data sekunder ini meliputi data keadaan geografi Kecamatan Delanggu dan keadaan penduduk Kecamatan Delanggu.
5
D. Teknik Pengambilan Data 1. Wawancara yaitu metode pengambilan data dengan wawancara langsung dengan petani sampel menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah dipersiapkan sebelumnya. 2. Pencatatan yaitu metode pengumpulan data dengan melakukan pencatatan data sekunder dari instansi yang berkaitan dengan tujuan penelitian. 3. Observasi yaitu metode pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara langsung di daerah penelitian
E. Metode Analisis Data 1. Analisis Biaya, Penerimaan, dan Pendapatan a. Analisis Biaya Konsep biaya dalam penelitian ini adalah biaya mengusahakan. Biaya mengusahakan adalah biaya yang secara nyata dibayarkan selama proses produksi oleh petani dalam satu kali musim tanam yang terdiri dari biaya untuk sarana produksi yang meliputi biaya bibit atau benih, pupuk, obat kimia, biaya tenaga kerja luar, biaya tenaga kerja dalam dan biaya lain lain yang meliputi biaya selamatan, pajak tanah , biaya penyusutan dan transportasi. Dirumuskan sebagai berikut: TC = biaya sarana produksi (biaya pembelian bibit/benih + biaya pembelian pupuk + biaya pembelian obat kimia + biaya tenaga kerja luar + biaya tenaga kerja dalam + biaya lain-lain (biaya selamatan + transportasi + biaya penyusutan + pajak tanah) Keterangan : TC
= Biaya mengusahakan (Rp)
6
b. Analisis Penerimaan Penerimaan adalah perkalian antara hasil produk padi sawah yang terjual dengan harga padi sawah tersebut yang dirumuskan sebagai berikut : TR = Q x P Keterangan : TR
= Total Revenue/ Total peneriman padi sawah (Rp)
Q
= Quantity Produksi padi sawah (kg)
P
= Price/ Harga produk padi sawah (Rp/kg)
c. Analisis Pendapatan Pendapatan usahatani padi sawah adalah selisih antara total penerimaan dengan total biaya usahatani, dirumuskan sebagi berikut Pd = TR – TC Keterangan: Pd
= Income/ Pendapatan usahatani padi sawah(Rp)
TC
= Total Cost/ Biaya mengusahakan padi sawah(Rp)
TR
= Total Revenue/ Total peneriman padi sawah(Rp)
2. Efisiensi usahatani Analisis efisiensi usahatani padi sawah dengan menggunakan Revenue Cost Ratio. R/C Ratio dikenal sebagai perbandingan (nisbah) antara penerimaan usahatani dengan biaya usahatani. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut : TR Efisiensi usahatani padi sawah ( R/C Ratio ) = T C
Keterangan : TR = Total Revenue / Penerimaan usahatani padi sawah (Rp)
7
TC = Total Cost / biaya mengusahakan dalam usahatani padi sawah (Rp) Dari rumus yang tertera di atas didapatkan kriteria sebagai berikut : R/C > 1, berarti usahatani padi sawah efisien R/C = 1, berarti usahatani padi sawah dalam kondisi break even point R/C < 1, berarti usahatani padi sawah tidak efisien
8