III.
3.1.
METODE PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
yang merupakan data tahunan dari tahun 2006 sampai 2011. Sumber data berasal dari Bank Indonesia. Metode yang dilakukan adalah library research, dimana peneliti memperoleh data sekunder dengan membaca literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian di Perpustakaan Bank Indonesia. Selain itu, penulis juga menggunakan data-data yang tersedia di media cetak dan internet.
3.2.
Populasi dan Sampel Objek penelitian dibagi menjadi tiga yaitu untuk meneliti perkembangan
rasio keuangan perbankan, efisiensi tahunan, dan meneliti efisiensi bank-bank pasca krisis global. Pada analisis pertama akan diteliti rasio keuangan BUK dan BUS periode 2006-2011. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh BUS dan BUK yang laporan keuangannya tergabung dalam Statistik Perbankan Syariah Indonesia dan Statistik Perbankan Indonesia. Data rasio keuangan BUS yang tersedia merupakan data gabungan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah kecuali untuk data ROA menggunakan data Bank Umum Syariah saja. Analisis kedua akan meneliti perkembangan efisiensi BUK dan BUS pada periode 2006-2011 dan analisis ketiga akan meneliti tingkat efisiensi bankbank pasca krisis global pada saat kondisi perbankan nasional mengalami inefisiensi. Populasi dalam penelitian ini adalah BUS dan BUK yang terdaftar di Bank Indonesia pada periode 2006-2011. Pengambilan sampel dalam analisis ketiga dilakukan secara purposive sampling artinya metode pemilihan sampel dipilih berdasarkan pertimbangan (judgement sampling) yang berarti pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan pertimbangan tertentu. Sampel dalam penelitian ini diambil berdasarkan ketentuan sebagai berikut:
37
1.
BUS dan BUK yang beroperasi di Indonesia selama periode pengamatan 2006-2011.
2.
Sampel bukan termasuk Bank Pembangunan Daerah tertentu (BPD).
3.
Diketahui mempunyai jumlah asset dari tahun 2006-2011 dalam kisaran antara Rp 4.000.000,00 - 33.000.000.
4.
Secara konsisten tidak mengalami perubahan bentuk badan usaha pada periode pengamatan 2006-2011
5.
Menyajikan laporan keuangan yang lengkap pada periode pengamatan 20062011 dan telah dipublikasikan di Bank Indonesia. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, maka terpilih 12 sampel
penelitian yang dapat mewakili perbankan nasional yaitu 8 Bank Umum Konvensional (BUK) dan 4 Bank Umum Syariah (BUS). Sampel penelitian tersebut, yaitu: -
Bank Umum Konvensional: Bank Artha Graha Internasional, Bank Ekonomi Raharja, Bank ICBI BumiPutera, Bank Mayapada Internasional, Bank Mestika Dharma, Bank Mutiara, Bank Nusantara Parahyangan, dan Bank Sinarmas.
-
Bank Umum Syariah: Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank Syariah Mega Mandiri, dan BRI Syariah.
3.3.
Metode Analisis Analisis kinerja bank konvensional dan bank syariah di Indonesia
dilakukan dengan analisis deskriptif, analisis non parametrik, dan analisis parametrik
induktif.
Analisis
deskriptif
dilakukan
dengan
mengamati
perkembangan kinerja keuangan perbankan dari tahun 2006 hingga 2011. Analisis non parametrik dilakukan untuk mengamati efisiensi perbankan. Analisis ini menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA). Analisis pertama akan dilakukan terhadap BUK dan BUS dengan unit analisis tahun 2006 sampai 2011. Penelitian juga akan menganalisis efisiensi bank-bank sebagai unit analisis pasca krisis global. Analisis parametrik induktif dilakukan dengan Uji t untuk dua sampel berpasangan (paired samples t-test). Analisis tersebut digunakan untuk
38
melihat apakah terdapat perbedaan nyata rasio keuangan perbankan dan nilai efisiensi antara BUK dan BUS.
3.3.1.
Analisis Deskriptif Analisis deskriptif merupakan bentuk analisis sederhana yang bertujuan
mendeskripsikan dan mempermudah penafsiran yang dilakukan dengan membaca tabel dan gambar. Analisis deskriptif pada penelitian ini digunakan untuk melihat kinerja keuangan Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional. Analisis disajikan dalam bentuk uraian, tabel, dan gambar agar pembaca mudah membandingkan kinerja keuangan BUS dan BUK. Rasio Keuangan yang akan diteliti anatara lain: Tabel 3.1. Rasio Keuangan Perbankan Rasio Keuangan
BUK
Rasio Permodalan Capital (Solvabilitas)
Adequacy
BUS Ratio Capital
(CAR)
Rasio
Kualitas Non
Aktiva
Produktif (NPL)
Adequacy
Ratio
(CAR) Performing
Loan Non Performing Financing (NPF)
(KAP) Rasio Rentabilitas
Return on Asset (ROA)
Rasio Likuiditas
Loan
Rasio Efisiensi
3.3.2.
to
Deposit
Return on Asset (ROA) Ratio Financing to Deposit Ratio
(LDR)
(FDR)
Biaya Operasional terhadap
Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional
Pendapatan Operasional
(BOPO)
(BOPO)
Metode Data Envelopment Analysis (DEA) Alat analisis yang digunakan pada penelitian ini ialah non parametrik,
dengan metode yang dikenal dengan istilah Data Envelopment Analysis (DEA). DEA menghitung efisiensi teknis untuk seluruh unit. Skor efisiensi untuk setiap unit adalah relatif, tergantung pada tingkat efisiensi dari unit - unit lainnya di dalam sample. Efisiensi yang dihitung dengan asumsi bank memaksimalkan tingkat output yang dihasilkan.
39
Variabel yang digunakan pada penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu variabel input dan variabel output. Variabel yang dipilih berdasarkan pendekatan intermediasi. Variabel input dalam penelitian ini meliputi: 1.
Total DPK DPK atau simpanan merupakan titipan murni dari nasabah kepada bank, yang untuk kemudian dipergunakan oleh bank dalam aktivitas kegiatan ekonomi tertentu dengan catatan bank menjamin akan mengembalikannya secara utuh kepada nasabah (Antonio, 2002). Nasabah memberikan kepercayaan kepada bank untuk menyimpan dananya berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu, yang merupakan kewajiban bank kepada masyarakat dimana dana/simpanan tersebut dapat ditarik/dicairkan oleh masyarakat sesuai dengan ketentuan yang berlaku (PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/19/PBI/2000). Pratin dan Akhyar (2005) menyatakan DPK mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap total kredit atau pembiayaan. Semakin besar jumlah dana DPK akan meningkatkan kemampuan bank untuk melaksanakan kegiatan pembiayaan ke masyarakat melalui berbagai produk yang dihasilkannya. Menurut Merindawati (2006), DPK mempunyai hubungan yang positif terhadap laba operasional. Semakin besar DPK yang dihimpun, semakin besar kemampuan bank untuk melaksanakan kegiatannya sehingga menghasilkan laba yang besar pula dari berbagai produk yang dihasilkan.
2.
Total Aset Aset merupakan manfaat ekonomis yang akan diterima pada masa mendatang atau akan dikuasai oleh bank sebagai hasil dari transaksi atau kejadian. Semakin tinggi nilai total aset yang dimiliki oleh bank, semakin tinggi pula kredit/pembiayaan yang bisa diberikan (Hanafi dan Halim, 2003). Dengan tingginya nilai aset bank akan semakin mampu memperbaiki struktur modal yang cukup untuk menjamin risiko dari penempatan aset-aset produktif, salah satunya adalah pemberian kredit/pembiayaan, dengan tujuan menghasilkan laba dari kegiatan investasi tersebut.
40
3.
Biaya Operasional/ Biaya Tenaga Kerja Biaya operasional/ biaya tenaga kerja adalah biaya yang timbul dalam rangka kegiatan pokok perusahaan. Biaya operasional digunakan dalam perhitungan efisiensi perbankan nasional sedangkan biaya tenaga kerja digunakan untuk menghitung efisiensi 12 bank pada saat krisis. Biaya operasional terdiri dari biaya bunga, biaya valuta asing, biaya tenaga kerja, dan biaya administrasi umum. Tingginya biaya operasional dan biaya tenaga kerja menyebabkan turunnya laba operasional yang diperoleh bank. Dengan berkurangnya laba operasional bank, maka alokasi dari laba yang disetorkan untuk modal tambahan yang kemudian disalurkan dalam bentuk kredit atau pembiayaan menjadi berkurang. Variabel output dalam penelitian ini mencakup:
1.
Penyaluran kredit/pembiayaan Kredit dan pembiayaan merupakan produk penyaluran dana perbankan kepada masyarakat, baik individu maupun badan hukum yang digunakan untuk investasi, perdagangan ataupun konsumsi, yang dapat memberikan keuntungan bagi bank dengan adanya bunga ataupun bagi hasil.
2.
Pendapatan Operasional Pendapatan operasional terdiri dari hasil bunga yang diperoleh dari penempatan dana pada ektiva produktif, provisi, komisi, dan fee, serta pendapatan valuta asing yang diperoleh dari transaksi valas yang dilakukan bank. Tujuan dari DEA adalah untuk membentuk sebuah frontier non-
parametric envelopment terhadap suatu data dari titik pengamatan yang berada di bawah frontier. Salah satu kasus sederhana yang bisa dibuat contoh disini adalah; kasus sebuah industri perbankan yang memproduksi satu output dengan menggunakan dua buah input, dimana hal tersebut dapat digambarkan dalam sebuah grafik sebagai jumlah pertemuan garis atau bidang yang menyelubungi sebaran titik–titik yang berjarak rapat dalam ruang tiga dimensi. Asumsi CRS ini juga dapat diwakili oleh unit isokuan dalam input space. Cara terbaik untuk memperkenalkan DEA adalah dengan melalui bentuk rasio. Untuk setiap UKE, kita akan mendapatkan ukuran rasio dari semua output terhadap semua inputnya,
41
seperti ujyj / v’xi, dimana u adalah merupakan vektor M x 1 dari output tertimbang (weight output) dan v adalah vektor K x 1 dari input tertimbang (weigh input). Untuk memilih penimbang (weights) yang optimal kita harus menspesifikasikan
problema
programasi
matematis
(the
mathematical
programming problem), sebagai berikut: ∑ ∑ dimana : hs = efisiensi teknis bank s uis = bobot output i yang dihasilkan oleh bank s yis = jumlah output i, yang diproduksi oleh bank s vjs = bobot input j yang digunakan oleh bank s xjs = jumlah input j, yang diberikan oleh bank s dalam hal ini, termasuk juga menemukan nilai untuk u dan v, sebagai sebuah pengukuran efisiensi hs yang maksimal. Dengan tujuan untuk kendala bahwa semua ukuran efisiensi haruslah kurang dari atau sama dengan satu, salah satu masalah dengan formulasi atau rumusan rasio ini adalah bahwa ia memiliki sejumlah solusi yang tidak terbatas ( infinite) Untuk menghindari hal ini, maka kita dapat menentukan kendala sebagai berikut: ∑ ∑
1
ui dan vj ≥ 0 dimana N menunjukkan jumlah bank dalam sampel. Pertidaksamaan pertama menunjukkan adanya efisiensi rasio untuk perusahaan lain tidak lebih dari 1, sementara pertidaksamaan kedua berbobot positi f. Angka rasio akan bervariasi antara 0 sampai dengan 1. Bank dikatakan efisien apabila memiliki angka rasio mendekati 1 atau 100 persen, sebaliknya jika mendekati 0 menunjukkan efisiensi bank yang semakin rendah. Pada DEA, setiap bank dapat menentukan pembobotnya masing-masing dan menjamin bahwa pembobot yang dipilih akan menghasilkan ukuran kinerja yang terbaik. Berapa bagian program linear ditransformasikan sebagai berikut : Maksimisasi hs = ∑
42
Kendala ∑
0,
1, …
1 dan ui dan vj ≥ 0
∑ Efisiensi
∑
pada
masing-masing
bank
dihitung
menggunakan
programasilinier dengan memaksimumkan jumlah output yang dibobot dari bank s. Kendala jumlah input yang dibobot harus sama dengan satu untuk semua bank, yaitu jumlah output yang dikurangi jumlah input yang dibobot harus kurang atau sama dengan 0. Hal ini berarti semua bank akan berada atau dibawah referensi kinerja frontier yang merupakan garis lurus yang memotong sumbu origin.
3.4.
Uji T Data Berpasangan (Paired Sample T Test) Uji t data berpasangan akan menguji apakah terdapat perbedaan kinerja
keuangan dan efisiensi dengan sampel periode waktu pengamatan yaitu 2006 sampai 2011. Perbedaan yang akan diuji yaitu perlakukan terhadap perbankan pada tahun bersangkutan. Terdapat dua perlakuan yaitu bank dengan metode konvensional (BUK) dan bank dengan metode syariah (BUS). Hipotesis uji-t data berpasangan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: H0 : D = 0, tidak terdapat perbedaan nyata antara kinerja
BUK dan BUS pada
periode 2006 sampai 2011. H1 : D ≠ 0, terdapat perbedaan nyata antara kinerja BUK dan BUS pada periode 2006 sampai 2011.