45
III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu metode penelitian yang berusaha menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data. Data tersebut dikumpulkan, disusun, diolah dan dianalisis kemudian diintepretasikan (Nazir, 2003). Sehingga, dalam penelitian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana persepsi petani di Kecamatan Mojolaban terhadap pupuk organik cair limbah etanol. Penelitian ini menggunakan teknik survei. Teknik survei yaitu penelitian dengan cara pengambilan sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data, dan menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis (Singarimbun dan Efendi, 1995). B. Metode Penentuan Lokasi Penelitian Penentuan lokasi dalam penelitian ini dilakukan secara purposive. Metode
pengambilan
pengambilan
yang
daerah
dilakukan
secara
purposive
berdasarkan
merupakan
metode
pertimbangan-pertimbangan
tertentu atau berdasarkan kesesuaian karakteristik yang dimiliki suatu wilayah penelitian dengan tujuan penelitian (Mardikanto, 2007). Lokasi yang dipilih adalah
di
Kecamatan
Mojolaban
Kabupaten
Sukoharjo.
Sosialisasi
penggunaan pupuk cair limbah etanol di Kabupaten Sukoharjo telah dilakukan di semua kecamatan wilayah tersebut. Kecamatan Mojolaban merupakan wilayah utama percontohan atau uji coba awal untuk menguji kemanfaatan dan kelayakan pupuk organik tersebut dalam berusahatani dan sebagai upaya sosialisasi pemerintah daerah terkait penggunaan pupuk organik cair limbah etanol kepada petani.
45
46
C. Metode Penentuan Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang
memiliki
ciri-ciri
tertentu
yang
akan
diduga
(Singarimbun dan Efendi, 1995). Menurut Mardikanto (2007), populasi dapat berupa individu, keadaan atau gejala yang dijadikan objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah dua desa di Kecamatan Mojolaban. Berikut dijelaskan jumlah petani yang mengadopsi dan tidak mengadopsi pupuk organik cair limbah etanol di Kecamatan Mojolaban : Tabel 3. Jumlah Petani yang Mengadopsi dan tidak Mengadopsi Pupuk Organik Cair Limbah Etanol di Kecamatan Mojolaban Tahun 2015 No.
Desa
Jumlah Anggota
Mengadopsi
Tidak Mengadopsi
% Mengadopsi
1.
Laban
222
67
155
30,18
2.
Tegalmade
238
99
139
40,75
3.
Wirun
284
90
194
31,69
4.
Bekonang
192
82
97
39,58
5.
Cangkol
161
54
107
33,54
6.
Klumprit
483
126
357
26,08
7.
Kragilan
455
126
329
27,69
8.
Sapen
412
155
257
37,62
9.
Joho
531
218
313
41,05
10.
Demakan
244
69
175
28,28
11.
Dukuh
398
153
245
38,44
12.
Plumbon
285
109
176
38,24
13.
Gadingan
218
76
142
34,86
14.
Palur
320
138
182
42,50
15.
Triyagan
124
42
82
33,87
4599
1602
2997
34,83
Jumlah
Sumber: Data Rekapan Pengambilan Pupuk Kelompok Tani 2015
47
Berdasarkan Tabel 3., dipilih dua desa dalam penelitian ini yang dilakukan secara purposive yaitu desa dengan persentase terbesar dan persentase terkecil yang petaninya mengadopsi pupuk organik cair limbah etanol. Berdasarkan penentuan tersebut maka diperoleh dua desa yaitu Desa Palur dengan persentase 42,50 % petani dan Desa Klumprit dengaan persentase 26,08 % petani. 2. Sampel Sampel adalah sub-unit populasi survei yang oleh peneliti dipandang mewakili populasi target penelitian (Danim, 2000). Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan mengunakan metode proporsional random sampling yaitu pengambilan sampel dari tiap-tiap sub populasi dengan memperhitungkan besar kecilnya sub-sub populasi tersebut (Narbuko dan Achmadi, 2013). Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 50 petani. Penentuan jumlah sampel petani untuk setiap kelompok tani ditentukan dengan rumus sebagai berikut : ni = Nk x n N Keterangan : ni
: Jumlah sampel dari masing-masing kelompok tani
Nk
: Jumlah petani dari masing-masing kelompok tani
N
: Jumlah keseluruhan petani
n
: jumlah sampel yang akan diambil yaitu 50 petani
Berdasarkan rumus di atas, diperoleh distribusi jumlah sampel pada masing-masing desa yang akan yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah dijelaskan pada Tabel 4. sebagai berikut :
48
Tabel 4. Distribusi Jumlah Petani dan Jumlah Responden Petani Berdasarkan Kelompok Tani di Desa Palur dan Desa Klumprit Kecamatan Mojolaban No. 1.
2.
Desa Palur
Klumprit
Kelompok Tani
Jumlah Petani
Responden
Marsudi Raharjo
103
7
Marsudi Utomo
87
5
Marsudi Roso
40
3
Marsudi Kromo Bogo
90
6
Karya Tani
153
9
Karya Subur
163
10
Karya Rejeki
167
10
803
50
Jumlah
Sumber: Data Kelompok Tani Kecamatan Mojolaban 2015 Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan Systematic Sampling (teknik pengambilan sampel secara acak sitematis). Teknik pengambilan sampel secara acak sistematis merupakansuatu teknik dimana hanya unsur pertama dari sampel yang dipilih secara acak, sedangkan unsur-unsur selanjutnya dipilih secara sistematis menurut pola tertentu (Sugiyono, 2011). Berikut rumus penentuan teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini sebagai berikut: k = AR + N n Keterangan : k
: Sampel yang akan dijadikan responden
Nk
: Angka random (1 > random start > k)
N
: Banyak populasi
n
: Banyak sampel
49
D. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. 1. Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumber penelitian baik melalui survei, eksperimen wawancara ataupun diskusi (Sinambela, 2014). Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan melakukan wawancara kepada petani padi yang menjadi responden di Desa Palur dan Desa Klumprit Kecamatan Mojolaban dengan menggunakan alat bantu wawancara yaitu kuesioner. Data primer yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan formal, tingkat pendidikan nonformal, tingkat pengalaman menggunakan pupuk organik, tingkat ekonomi, tingkat kedekatan dengan objek, sumber informasi, dan lingkungan sosial serta persepsi petani responden terhadap karakteristik pupuk organik cair limbah etanol. 2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung atau yang dikumpulkan dari instansi pemerintah setempat atau lembaga terkait (di luar instansi setempat) (Sinambela, 2014). Data sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi keadaan alam, keadaan penduduk dan keadaan pertanian yang tersusun dalam data monografi Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo maupun data lain yang terkait penelitian. Data diperoleh dengan mencatat atau mengkopi catatan data berupa deskripsi, gambar, foto, audiovisual dan lain sebagainya. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Wawancara Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui komunikasi langsung (tatap muka) antara pihak penanya (interviewer) dengan pihak yang ditanyai atau penjawab (Sinambela, 2014). Wawancara bertujuan untuk
mendapatkan
informasi
guna
mencapai
tujuan
tertentu
50
(Herdiansyah, 2010). Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat bantu kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan aspek dalam penelitian meliputi keadaan internal petani meliputi
pendidikan
formal,
pendidikan
nonformal,
pengalaman
menggunakan pupuk organik, tingkat ekonomi (penerimaan) dan kedekatan dengan objek serta keadaan eksternal petani seperti sumber informasi dan lingkungan sosial yang dilakukan dengan mendatangi responden. 2. Pencatatan atau Dokumentasi Pencatatan atau dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan mencatat dan menganalisis dokumen atau ilustrasi yang dibuat oleh subjek itu sendiri atau orang lain tentang suatu objek sehingga diperoleh gambaran dari sudut pandang subjek (Herdiansyah, 2010). Pencatatan atau dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan dengan mencatat hasil wawancara pada daftar pertanyaan dan mencatat atau mengkopi data sekunder dari instansi pemerintah atau lembaga yang terkait dengan penelitian ini serta sumber-sumber dari pustaka yang berkaitan dengan persepsi petani terhadap pupuk organik cair limbah etanol di Kecamatan Mojolaban dan data lain yang diperlukan dalam penelitian yang diperoleh dari kantor-kantor instansi pemerintah maupun non pemerintah seperti Dinas Petanian Kabupaten Sokoharjo, Balai Penyuluhan Pertanian Mojolaban termasuk perpustakaan dan sumber lainnya. 3. Observasi Observasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat gejala-gejala serta peristiwa yang diselidiki secara sistematis (Narbuko dan Achmadi, 2013). Observasi, digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda. Observasi dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan mengamati aktivitas petani secara langsung di daerah penelitian sehingga diperoleh
51
gambaran langsung mengenai kondisi daerah penelitian dan kondisi petani responden. F. Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Identifikasi faktor pembentuk persepsi petani terhadap karakteristik pupuk organik cair limbah etanol di Kecamatan Mojolaban. Identifikasi faktor-faktor pembentuk persepsi petani terhadap karakteristik pupuk organik cair limbah etanol di Kecamatan Mojolaban yang terdiri atas pendidikan formal, pendidikan nonformal, pengalaman petani, tingkat pendapatan, kedekatan dengan objek, sumber informasi serta lingkungan sosial dianalisis dengan menggunakan median score. 2. Analisis persepsi petani terhadap karakteristik pupuk organik cair limbah etanol di Kecamatan Mojolaban. Identifikasi persepsi petani terhadap karakteristik pupuk organik cair limbah etanol dimana variabel-variabel yang digunakan meliputi keuntungan relatif (relative advantage) kesesuaian (compatibility), kerumitan penggunaan (complexity), tingkat kemudahan untuk dicoba (triability)
dan
manfaat
hasil
(observability)
dilakukan
dengan
menggunakan analisis nilai tengah (Median score). 3. Analisis hubungan antara faktor-faktor pembentuk persepsi dengan persepsi petani terhadap karakteristik pupuk organik cair limbah etanol di Kecamatan Mojolaban. Analisi hubungan antara faktor-faktor pembentuk persepsi dengan persepsi petani terhadap karakteristik pupuk organik cair limbah etanol dilakukan dengan uji Korelasi Rank Kendall. Korelasi Rank Kendall merupakan ukuran korelasi yang mengukur kedua variabel atau lebih dan tingkat signifikansi hubungan, dimana variabel tersebut diukur sekurangkurangnya dalam skala ordinal. Angka dalam data ordinal ditunjukkan untuk tingkat ukuran yang memungkinkan peneliti untuk mengurutkan respondennya dari tingkat yang “paling rendah” ke tingkat yang “paling tinggi” menurut suatu kategori tertentu (Singarimbun dan Efendi, 1995).
52
Guna mengetahui korelasi antara 2 himpunan variabel, digunakan Uji Korelasi Rank Kendall Siegel (1997) dirumuskan sebagai berukut :
τ=
S 1 2
N (N−1)
Keterangan: τ
: koefisien korelasi rank kendall
N
: jumlah sampel
S
: skor sebenarnya Untuk menguji tingkat signifikansi hubungan digunakan uji z dengan
tingkat kepercayaan 95% menggunakan rumus :
z=
τ 2 (2 N+5)
√9 N (N−1) Kriteria pengambilan keputusan : H0
: Kedua variabel tidak ada hubungan (bebas satu sama lain)
H1
: Kedua variabel tidak saling bebas (saling mempengaruhi)
a. Apabila z hitung > z tabel (α = 0,05), maka Ho ditolak. Berarti ada hubungan
yang
signifikan
antara
variabel
faktor-faktor
yang
mempengaruhi persepsi petani terhadap karakteristik pupuk organik cair limbah etanol di Kecamatan Mojolaban. b. Apabila z hitung < z tabel (α = 0,05), maka Ho diterima. Berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel faktor faktor-faktor yang mempengaruh persepsi petani terhadap karakteristi pupuk organik cair limbah etanol di Kecamatan Mojolaban.