III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Kinerja Kuangan Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (1999) dalam Lismawati (2009), kinerja keuangan adalah suatu penilian terhadap laporan keuangan perusahaan yang menyangkut posisi keuangan perusahaan serta perubahan terhadap posisi keuangan tersebut. Kinerja keuangan didefinisikan juga sebagai ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba. Pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan, perlu mengetahui kondisi keuangan perusahaan tersebut. Kondisi keuangan suatu perusahaan akan dapat diketahui dari laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan rugi laba, dan laporan-laporan lainya.
Analisis
terhadap pos-pos neraca akan dapat diketahui atau akan diperoleh gambaran tentang posisi keuanganya, sedangkan analisis terhadap rugi laba akan memberikan gambaran tentang hasil atau perkembangan usaha (Munawir, 2004). Laporan keuangan adalah informasi yang memuat informasi tentang posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas perusahaan, begitu juga dengan koperasi.
Informasi ini diperlukan untuk melihat kinerja manajemen
dalam melaksanakan kewenangan yang diberikan oleh pemilik modal atau anggota koperasi.
Laporan keuangan juga berfungsi untuk mengurangi
kesenjangan informasi antara pihak manajemen (pengurus koperasi) dengan para anggota atau pemilik modal yang berada di luar organisasi (Darsono, 2005). Menurut Munawir (2004), laporan keuangan akan dapat digunakan oleh manajemen untuk: 1) Mengukur tingkat biaya dari berbagai kegiatan perusahaan. 2) Menentukan/mengukur efisiensi tiap-tiap bagian, proses atau produksi serta dan untuk menentukan derajad keuntungan yang dapat dicapai.
3) Menilai dan mengukur hasil kerja tiap-tiap individu yang telah diserahi wewenang dan tanggung jawab. 4) Menentukan perlu tidaknya digunakan kebijaksanaan atau prosedur yang baru untuk mencapai hasil yang lebih baik. Tujuan laporan keuangan pada koperasi (Lismawati, 2009) adalah untuk menyediakan informasi yang berguna bagi pemakai utama dan pemakai lainnya. Adapun tujuan atau kepentingan pemakai terhadap laporan keuangan koperasi adalah: 1)
Menilai pertanggungjawaban pengurus.
2)
Menilai prestasi pengurus.
3)
Menilai manfaat yang diberikan koperasi terhadap anggotanya.
4)
Menilai kondisi keuangan koperasi (rentabilitas, likuiditas, dan solvabilitas).
5)
Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan jumlah sumber daya dan jasa yang akan diberikan kepada koperasi Menurut Sitio dan Tamba dalam Lismawati (2009), laporan keuangan
koperasi mempunyai karakteristik tersendiri yang membedakanya dengan badan usaha lain, yaitu: 1)
Laporan keuangan merupakan bagian dari pertanggungjawaban pengurus kepada para anggotanya di dalam RAT.
2)
Laporan keuangan biasanya meliputi neraca, laporan sisa hasil usaha dan laporan arus kas yang penyajiannya dilakukan secara komparatif.
3)
Laporan keuangan yang disampaikan pada RAT harus ditandatangani oleh semua anggota pengurus koperasi.
4)
Laporan rugi laba menyajikan hasil akhir yang disebut SHU. SHU koperasi dapat berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota dan bukan anggota.
5)
SHU yang berasal dari usaha anggota dan bukan anggota didistribusikan sesuai dengan komponen-komponen pembagian SHU yang telah diatur dalam AD dan ART.
6)
Posisi keuangan koperasi tercermin pada neraca, sedangkan SHU tercermin pada perhitungan hasil usaha.
Istilah perhitungan hasil usaha sebagai
pengganti istilah laporan rugi laba pada perusahaan bukan koperasi
19
mengingat manfaat dari usaha koperasi tidak semata-mata diukur dari laba, tetapi lebih ditekankan pada manfaat bagi anggota.
3.1.1.1. Analisis Rasio Analisis rasio merupakan salah satu cara untuk mengetahui bagaimana menganalisis laporan keuangan baik berupa laporan rugi laba maupun laporan neraca.
Laporan rugi laba merupakan suatu laporan yang sistematis tentang
penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Neraca adalah laporan sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu.
Tujuan dari neraca adalah untuk
menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu dimana buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun kalender (Munawir, 2002). Analisis rasio juga dapat menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan yang lain dalam suatu laporan keuangan. Kelompok rasio yang umum dipakai (Munawir, 2002) adalah likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas.
Mengggunakan analisis rasio dapat
menentukan tingkat likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas. Untuk dapat mengukur hal-hal tersebut diperlukan angka rasio yang disebut standard ratio. Standard rasio bukanlah merupakan angka pembanding yang ideal atau ukuran yang pasti, tetapi dapat digunakan sebagai pedoman atau pegangan penganalisa (Munawir, 2004).
3.1.1.2. Analisis Kecenderungan (Trend) Analisis trend digunakan untuk mengukur kemampuan koperasi dalam menjalankan usahanya dengan membandingkan pos-pos yang terdapat pada dua atau lebih daftar keuangan dengan menggunakan analisis dinamis yaitu menganalisa lebih dari satu periode. Analisis trend adalah suatu metode atau teknik analisis untuk mengetahui tendensi dari pada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau bahkan turun. Manurut Munawir (2004), analisis ini juga disebut dengan analisa naik turun.
20
3.1.2. Visi dan Misi Organisasi Visi adalah cara pandang yang menyeluruh dan futuristik terhadap keberadaan organisasi. Pernyataan visi menjawab pertanyaan akan menjadi sosok organisasi seperti apa dalam beberapa tahun ke depan. Menurut Umar (2008), visi yang dimiliki oleh sebuah perusahaan merupakan suatu cita-cita tentang keadaan di masa datang yang diinginkan untuk terwujud oleh seluruh personal perusahaan, mulai dari jenjang atas sampai yang paling bawah. Misi menjelaskan pernyataan jangka panjang mengenai tujuan yang membedakan sebuah bisnis organisasi dari organisasi lain yang sejenis. Sebuah misi mengidentifikasikan cakupan dari operasi organisasi dalam istilah produk dan pasar (David, 2004).
Umar (2008) menambahkan bahwa misi adalah
penjabaran secara tertulis mengenai visi agar visi menjadi mudah dimengerti atau jelas bagi seluru staf perusahaan.
3.1.3. Identifikasi Faktor-faktor Eksternal Organisasi Faktor eksternal merupakan faktor-faktor di luar organisasi yang bisa memengaruhi arah dan tindakan suatu organisasi.
Analisis eksternal
mengidentifikasi peluang dan ancaman yang menjadi landasan strategi organisasi. Menurut Pearce dan Robinson (1997), peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Analisis lingkungan eksternal merupakan proses mengidentifikasi peluang dan ancaman dari luar organisasi.
Lingkungan eksternal meliputi faktor
lingkungan jauh dan industri.
1) Lingkungan Jauh Lingkungan jauh tediri dari faktor-faktor yang bersumber dari luar, biasanya tidak berhubungan dengan situasi operasional organisasi. Lingkungan jauh terdiri atas faktor ekonomi, sosial, politik (kebijakan), teknologi dan lingkungan.
21
Ekonomi.
Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah sistem
ekonomi tempat organisasi beroperasi. Faktor ekonomi mempunyai daya tarik langsung pada daya tarik potensial dari berbagai strategi. Faktor ekonomi yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan usaha adalah pola konsumsi, laju inflasi, suku bunga primer (Pearce dan Robinson, 1997). Faktor ekonomi ini dapat membantu atau menghambat upaya mencapai tujuan organisasi dan menyebabkan keberhasilan atau kegagalan organisasi. Sosial.
Keyakinan, nilai, sikap, opini dan gaya hidup masyarakat di
lingkungan luar organisasi merupakan faktor sosial yang dapat memengaruhi kinerja. Faktor sosial berkembang dari kondisi kultural atau budaya, lingkungan, dan pendidikan. Perubahan faktor sosial dapat mengubah sikap dan permintaan konsumen terhadap produk organisasi.
Atau keyakinan dan nilai sosial
masyarakat memengaruhi sikap dan tindakan dalam melakukan usaha atau kegiatan ekonominya. Kebijakan pemerintah dan politik. Kebijakan pemerintah dan politik dapat memberikan ancaman dan peluang bagi dunia usaha. Kebijakan pemerintah dan politik tersebut dapat berupa undang-undang baik di tingkat pusat, provinsi, maupun kabupaten yang menentukan beroperasinya suatu usaha.
Kebijakan
pemerintah dan politik merupakan pertimbangan penting bagi para pemimpin dalam merumuskan strategi organisasi. Teknologi.
Teknologi ini digunakan menghindari keusangan dan
mendorong inovasi, organisasi harus mewaspadai perubahan teknologi yang mungkin memengaruhi.
Perubahan teknologi secara dramatis akan memberi
dampak organisasi. Kekuatan teknologi menggambarkan peluang dan ancaman utama yang harus dipertimbangkan dalam merumuskan strategi.
Kemajuan
teknologi dapat menciptakan pasar baru, menghasilkan perkembangan produk baru dan lebih baik, menciptakan rangkaian produksi yang lebih baik dan lebih pendek (David, 2004). Ekologi. Faktor ekologi atau lingkungan merupakan hubungan timbal balik antara aktivitas bisnis organisasi dengan makhluk hidup dan lingkungan abiotik di sekitarnya.
22
2) Lingkungan Industri Menurut Porter dalam David (2004), lingkungan industri meliputi ancaman pendatang baru, ancaman produk substitusi, kekuatan tawar menawar konsumen, kekuatan tawar menawar pemasok dan pesaing.
Sifat persaingan
dalam suatu industri dapat dilihat sebagai gabungan dari lima kekuatan tersebut. Suatu perusahaan dalam jangka panjang akan mampu bertahan jika berhasil mengembangkan strategi untuk menghadapi lima kekuatan yang membentuk suatu struktur persaingan dalam industri yang terdiri dari ancaman pendatang baru, kekuatan daya tawar menawar pemasok, kekuatan daya tawar pembeli, ancaman produk substitusi dan persaingan diantara anggota industri. Ancaman pendatang baru. Ancaman pendatang baru ke suatu industri membawa masuk kapasitas baru, keinginan untuk merebut bagian pasar dan sumberdaya yang cukup besar. Besarnya ancaman dengan masuknya pendatang baru ini tergantung pada hambatan masuk yang ada dan reaksi dari peserta persaingan yang sudah ada. Menurut David (2004), sumber utama hambatan masuk industri diantaranya skala ekonomis, diferensiasi produk, kebutuhan modal, biaya beralih pemasok dan akses saluran distribusi. Kekuatan tawar menawar konsumen. Konsumen selalu menginginkan kualitas prduk yang tinggi, pelayanan yang baik dan harga yang murah. Menurut Pearce dan Robinson (1997), kekuatan tawar menawar konsumen menjadi kuat apabila konsumen terkonsentrasi atau jumlahnya besar, membeli dalam jumlah banyak, produk tersebut standar, dan konsumen memiliki biaya pengalihan kecil. Konsumen yang kuat sering dapat menegosiasi harga jual dengan memaksa harga turun, melakukan tawar menawar untuk mutu yang lebih tinggi dan pelayanan yang lebih baik. Kekuatan tawar menawar pemasok. Kakuatan menawar dari pemasok memengaruhi intensitas persaingan dalam suatu isndustri, terutama kalau jumlah pemasok sedikit, pemasok tidak menghadapi produk pengganti lain (substitusi) untuk dijual kepada industri, produk kelompok pemasok tidak standar, industri bukan merupakan pelanggan penting bagi pemasok (Pearce dan Robinson, 1997). Ancaman produk substitusi. Perusahaan-perusahaan yang berada dalam suatu industri tertentu akan bersaing pula dengan produk substitusi.
Produk
23
substirttusi dapat memberikan fungsi atau jasa yang sama walaupun karakteristiknya berbeda. Menurut Pearce dan Robinson (1997), produk substitusi ini akan menjadi ancaman apabila kualitasnya sama bahkan lebih tinggi dari produk-produk suatu industri dan dihasilkan oleh industri yang menikmati laba tinggi. Pesaing. Persaingan diantara perusahaan yang bersaing biasanya paling berpengaruh diantara lima kekuatan. Strategi yang dijalankan oleh salah satu perusahaan dapat berhasil hanya sejauh strategi itu menyediakan keunggulan bersaing atas strategi yang dijalankan oleh perusahaan pesaing. Persaingan ini terjadi karena satu atau lebih pesaing melihat peluang untuk memperbaiki posisi. Intensitas persaingan cenderung meingkat kalau jumlah pesaing bertambah karena perusahaan yang bersaing menjadi setara dalam ukuran dan kemampuan (David, 2004).
3.1.4. Identitias Faktor-Faktor Internal Organisasi Faktor internal organisasi merupakan faktor yang memengaruhi arah dan tindakan organisasi yang berasal dari intern organisasi.
Analisis internal
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang menjadi landasan bagi strategi organisasi. Menurut Pearce dan Robinson (1997), kekuatan adalah sumberdaya, keterampilan atau keunggulan-keunggulan lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani atau ingin dilayani perusahaan. Kelemahan adalah kekurangan atau keterbasan dalam sumberdaya, keterampilan dan kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja efektif perusahaan. Menajemen. Fungsi manajemen terdiri dari lima aktivitas dasar yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, penunjukkan staf dan pengendalian (David, 2004). Perencanaan terdiri dari semua aktivitas manajerial yang berkaitan dengan persiapan menghadapi masa depan. Tugas spesifik dari perencanaan ini meliputi
meramalkan,
menetapkan,
sasaran,
menetapkan
strategi
dan
mengembangkan kebijakan. Pengorganisasin berkaitan dengan semua aktivitas manajerial yang menghasilkan struktur tugas dan hubungan wewenang. Fungsi pengorganisasi ini berkaitan dengan desain organisasi, spesialisasi pekerjaan, uraian pekerjaan, spesifikasi pekerjaan, rentang kendali, kesatuan komando, 24
desain pekerjaan dan analisis pekerjaan. Pemotivasian merupakan usaha yang diarahkan untuk membentuk tingkah laku manusia.
Fungsi pemotivasian
berkaitan dengan kepemimpinan, komunikasi, kerjasama, delegasi wewenang, kepuasan pekerjaan, pemenuhan kebutuhan, perubahan organisasi, moral karyawan dan moral manajerial. Penunjukkan staf berkaitan dengan pengelolaan sumberdaya yaitu adminsitrasi gaji dan upah, tunjangan karyawan, wawancara, penerimaan, pemecatan, pelatihan, pengembangan manajemen, keselamatan karyawan, tindakan pembenaran, peluang kerja yang sama, pengembangan karier, riset personalia, kebijakan disiplin, prosedur menyatakan keluhan dan hubungan masyarakat.
Pengendalian ini terdiri dari semua aktivitas manajerial yang
diarahkan untuk memastikan hasil konsistensi dengan yang direncanakan. Bidang kunci yang diperhatikan termasuk pengendalian mutu, pengendalian keuangan, pengendalian penjualan, pengendalian persediaan, pengendalian biaya, analisis penyimpanan, penghargaan dan sanksi. Pemasaran. Pemasaran merupakan proses menetapkan, mengantisipasi, menciptakan dan memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan akan produk dan jasa. Menurut Kotler (1997), pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Keputusan yang mendasar dalam pemasaran adalah bauran pemasaran. Menurut Kotler (1997), bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya. McCarthy dalam Kotler (1997), memperkenalkan bauran pemasaran yaitu produk, harga, tempat dan promosi. Sumberdaya manusia. Masalah sumberdaya manusia sering menjadi fokus utama dalam perusahaan.
Kegiatan mengelola orang-orang yang
merupakan unsur dasar organisasi seringkali menjadi masalah bagi perusahaan. Keberhasilan pengelola organisasi sangat ditentukan oleh kegiatan pendayagunaan sumberdaya manusia.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen
sumberdaya manusia adalah jumlah tenaga kerja, tingkat pendidikan tenaga kerja, tingkat upah dan produktivitas tenaga kerja. Sebagai pelaksana kegiatan-kegiatan
25
usaha perusahaan, diperlukan sumberdaya manusia yang bertanggungjawab dan professional. Produksi dan operasi.
Produksi terdiri dari semua aktivitas yang
mengubah masukan menjadi barang dan jasa. Menurut David (2004), menyatakan bahwa manajemen produksi terdiri dari lima fungsi atau bidang keputusan, yaitu proses, kapasitas, sediaan, tenaga kerja dan mutu. Proses menyangkut desain dari sistem produksi fisik.
Keputusan spesifik termasuk peramalan, perencanaan
fasilitas, perencanaan anggaran, penjadwalan, dan perencanaan kapasitas. Sediaan mencakup mengelola banyaknya bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi. Keputusan spesifik termasuk apa yang dipesan, kapan memesannya, berapa yang dipesan dan penanganan material. Tenaga kerja berkenaan dengan mengelola tenaga kerja terampil, tidak terampil dan manajerial.
Keputusan
spesifik termasuk desain pekerjaan, pengukuran kerja, standard kerja dan teknik motivasi.
Mutu bertujuan untuk memastikan bahwa barang dan jasa yang
bermutu tinggi yang dihasilkan.
Keputusan spesifik termasuk kendali mutu,
mengambil sampel, pengujian, pemastian mutu dan kendali biaya. Kekuatan dan kelemahan dalam lima fungsi produksi dapat berarti sukses atau gagalnya dari suatu usaha. Keuangan. Kondisi keuangan sering dianggap ukuran tunggal terbaik dari posisi bersaing organisasi atau perusahaan dan daya tarik keseluruhan bagi investor. Menetapkan kekuatan keuangan dan kelemahan amat penting untuk merumuskan alternatif strategi secara efektif. Indikator keuangan yang sering digunakan antara lain adalah likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas. Fungsi keuangan terdiri dari tiga keputusan, yakni keputusan investasi, finansial dan deviden.
Keputusan investasi juga disebut anggaran modal
merupakan alokasi dan realokasi modal dan sumberdaya untuk proyek, produk, harta dan divisi dari status organisasi. Keputusan keuangan berkaitan dengan menggunakan struktur modal terbaik untuk perusahaan dan termasuk meneliti berbagai metode yang dapat meningkatkan modal. Keputusan deviden berkaitan dengan isu seperti persentase penghasilan yang dibayarkan kepada pemegang saham (dalam koperasi adalah anggota), stabilitas deviden yang dibayarkan dalam periode tertentu, dan pembelian kembali atau penerbitan saham (David, 2004).
26
3.1.5. Formulasi Strategi Formulasi strategi dilakukan dengan menggunakan analisis matriks SWOT.
Menurut Rangkuti (2008), analisis SWOT (strengths-weaknesses-
opportunity-threats) adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi.
Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunity), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategis (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini.
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional Koperasi Mina Usaha Desa Jetis mempunyai visi sebagai wadah perekonomian yang dapat membantu kehidupan masyarakat nelayan khususnya bagi para nelayan anggota. Dalam usaha pengembangan usaha sesuai misi dan visinya saat ini mengalami permasalahan yang ditunjukkan oleh penurunan pendapatan usaha waserda, hasil tangkapan yang berkurang yang memengaruhi pendapatan jasa TPI, penurunan jumlah anggota dan penurunan SHU. Kondisi tersebut dapat memengaruhi koperasi dalam melakukan pengembangan usaha. Penurunan laba yang ditunjukkan oleh nilai SHU tidak terlepas dari pendapatan unit-unit usaha koperasi dan biaya operasional koperasi itu sendiri. Penurunan hasil unit usaha waserda tidak terlepas dari jumlah transaksi barang yang dijual oleh waserda. Para pembeli barang waserda sebagian besar adalah nelayan yang juga sebagai anggota koperasi. Pemenuhan kebutuhan perlengkapan alat tangkap oleh nelayan saat ini, bukan hanya ke waserda. Nelayan bisa membeli ke tempat lain terutama ke ibukota kabupaten. Hal tersebut berpengaruh pada jumlah barang yang dijual oleh waserda. Selain itu, adanya beberapa pihak swasta perorangan yang memberikan modal ke nelayan dapat memberikan pengaruh terhadap hubungan dan kontribusi nelayan sebagai anggota koperasi.
27
Sebagian besar anggota koperasi adalah nelayan penangkap ikan. Dalam melakukan usaha penangkapan ikan di laut tidak terlepas dari pengaruh kondisi cuaca termasuk alat tangkap yang digunakan. Kondisi cuaca akhir-akhir ini yang tidak menentu berpengaruh terhadap kegiatan penangkapan ikan di laut. Himbauan dari badan meteorologi tentang larangan melakukan kegiatan di beberapa lokasi perairan laut Indonesia menjadi perhatian termasuk nelayan Desa Jetis khususnya yang juga sebagai anggota koperasi. Analisis kinerja kuangan diperlukan untuk mengetahui kondisi keuangan dan juga perkembangan usaha koperasi. Kinerja keuangan merupakan salah satu aspek penting dalam memperlihatkan prestasi yang dicapai oleh suatu koperasi selama periode tertentu. Hasil analisis kinerja keuangan dapat digunakan oleh para pengambil keputusan untuk mengambil langkah, baik yang berkaitan langsung ataupun tidak langsung dengan keuangan. Untuk mengatahui kinerja keuangan Koperasi Perikanan Mina Usaha Desa Jatis, dapat dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan melalui analisis rasion dan trend. Analisis rasio meliputi analisis likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas. Analiis trend untuk melihat pergerakan setiap pos selama waktu tertentu apakah menunjukkan kenaikan atau penurunan. Analisis kinerja keuangan berkaitan dengan kondisi keuangan koperasi, dimana kondisi keuangan merupakan salah satu variabel kondisi lingkungan internal koperasi. Hasil analisis kinerja keuangan juga dapat digunakan untuk menggambarkan kondisi internal koperasi dari variabel keuangan. Tindakan manajemen strategi perlu dilakukan untuk mempertahankan dan mengembangkan usaha maupun organisasi Koperasi Perikanan Mina Usaha Desa Jetis.
Tahapan yang dilakukan adalah meformulasikan strategi melalui
pengembangan misi dan visi, identifikasi faktor internal dan eksternal dan merumuskan alternatif strategi. Proses formulasi strategi dalam pengembangan usaha terdiri dari tahap pengumpulan data (input stage), pencocokan (matching stage) dan pengambilan keputusan (decision stage). Pada proses ini tahapan dilakukan hanya sampai pencocokan. Tahap pengumpulan data (input stage) dilakukan melalui identifikasi faktor internal dan eksternal dan tahap pencocokan (matching stage) dilakukan dengan SWOT.
28
Identifikasi faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan pada tahap pengumpulan data (input stage). Faktor internal yang diidentifikasi adalah aspek manajemen, keuangan (dari hasil analisis kinerja keuangan), pemasaran, produksi dan operasi serta sumber daya manusia. Identifikasi faktor eksternal meliputi yang memengaruhi perkembangan Koperasi Perikanan Mina Usaha Desa Jetis juga perlu dilakukan. Pada tahap ini dilakukan analisis faktor eksternal dan internal untuk menetapkan strategi pengembangan koperasi agar dapat meningkatkan daya saingnya.
Analisis lingkungan eksternal berguna untuk
mengidentifikasikan peluang dan ancaman yang dihadapi koperasi.
Analisis
internal berguna untuk mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki koperasi. Langkah selanjutnya setelah identifikasi faktor eksternal dan internal sebagai tahap pengumpulan data, dilanjutkan dengan tahap pencocokan (matching stage). Pada tahap pencocokan ini digunakan analisis SWOT yang merupakan salah satu matching tool dalam pengembanagn strategi.
Secara keseluruhan,
analisis SWOT menunjukkan peran penting dari identifikasi kekuatan dan kelemahan intern dalam pencarian strategi yang efektif. Pencocokan yang cermat antara peluang dan ancaman yang dihadapi dengan kekuatan dan kelemahannya merupakan saripati dari formulasi strategi yang tepat. Strategi yang dihasilkan dari analisis ini adalah empat tipe strategi yang meliputi; strategi SO (strength – opportunity), WO (weakness – opportunity), ST (strength – threat), dan WT (weakness – threats). Secara skematis kerangka pemikiran operasional disajikan pada gambar 1.
29
Visi dan Misi Koperasi Perikanan Mina Usaha Desa Jetis
Permasalahan Koperasi Perikanan Mina Usaha Desa Jetis: Penurunan pendapatan waserda, SHU, hasil tangkap nelayan anggota, pendapatan jasa TPI, dan jumlah anggota
Analisis Kinerja Keuangan
Analisis Faktor Lingkungan Internal
Analisis Faktor Lingkungan Eksternal
Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan
Identifikasi Peluang dan Ancaman
Formulasi Strategi (Matriks SWOT) Rumusan Strategi (Alternatif Strategi) Pengembangan Usaha Koperasi Perikanan Mina Usaha Desa Jetis
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional
30