II. METODOLOGI A. Kerangka Berpikir Studi Latar Belakang masalah Data-data Analisis
Penentuan Sasaran Desain
Penentuan Ide
Ingin mengangkat citra kayu peti kemas ketingkat yang lebih tinggi. Membuat furniture yang tidak hanya memiliki fungsi tetapi memiliki nilai esteti dan konseptual. Sedikit minat masyarkat menggunakan furniture berbahan baku ini.
Anak kuliahan, ekskutif muda dan para newlywed dalam range usia 20-40
pengaplikasian kursi makan pada café yang cenderung besifat semi formal.
Solusi Permasalahan
Penggunaan material pendamping untuk menutupi keurangan karakter kayu yang getas. Penggunaan material pendamping agar dapat mengeksplorasi bentuk yang estetis. Menciptakan pengemasan produk furniture ini.
Proses Produksi
Proses Pra Produksi
Proses Produksi
Proses Paska Produksi
Brain storming menentukan konsep dan pengayan furniture. Sketsa desain alternative dan pembuatan 3d. Membuat gambar kerja dan gambar blow up.
Membuat konstruksi dasar Pewarnaan dan finishing kayu Perakitan furniture
Membuat branding sebagai wadah dan identitas produk furniture ini. Membuat promotion kit. Publikasi di website
Diagram 2.1. Kerangka Berfikir Sumber : Muhamad Kadafi, 2014
6
B. Proses Perancangan 1. Stategi Desain Desain Brief
Menentukan konsep desain
Menentukan media Scanning
Data dan informasi dari internet
Data dari buku “Desain Furniture” Formulasi
Analisis data secara kualitatif Rumusan
Paparan konsep dan ide perancangan menjadi visual yaitu sketsa dan digital.
Menggunakan tenaga pengerajin untuk memproduksi.
Implementasi Desain
Brain Storming Sketsa desain perancangan, sketsa alternatif desain, gambar 3D, gambar kerja, gambar blow-up Eksplorasi warna
Implementasi Media
Pemilihan media dasar kayu dan media pendamping. Perakitan furniture. Pemberian warna dan finishing.
7
2. Rincian Proses Perancangan Konsep Perancangan
Sketsa Desain Alternatif
Gambar Presentasi (3D) Produksi
Prototype
Gambar Kerja Publiksasi website Gambar Blow-Up Diagram 2.2. Rincian Proses Perancangan Sumber : Muhamad Kadafi, 2014
Dalam sebuah proses penciptaan sebuah karya desain, diperlukan langkah-langkah yang menuntun desainer guna memberikan arahan yang tepat dalam merealisasikan tujuan desain. Berikut ini adalah langkah-langkah proses penciptaan karya desain:1 1. Sketsa Desain Alternatif Setelah mengetahui seluruh teori-teori desain yang menjadi menjadi pedoman kerangka berfikir, maka tahap berikutnya adalah membuat sketsa desain alternatif. Sketsa desain yang dibuat sesuai pedoman pada konsep desain yang sudah dibuat, sehingga dalam pembuatan furniture tetap konsisten dengan pemikiran dan analisisnya. Sketsa desain alternatif yang berpedoman pada konsep desain dapat dipelajari dari studi sketsa beberapa mahasiswa atau juga dapat mempelajari dan menganalisa desain furniture dari desainer-desainer furniture terkenal. Juga dapat
1
Marizan Eddy, Desain Furniture (Yogyakarta : Media Pressindo. 2005),193
8
dilihat bagaimana sebuah proses desain furniture mulai dari sebuah skertsa hingga menjadi sebuah furniture.
2. Gambar Presentasi (3 Dimensi) Dengan adanya gambar presentasi ini menuangkan sketsa desain menjadi gambaran bentuk yang dapat dilihat dari beberapa sudut pandang kepada desainer. Pada umumnya, gambar presentasi dibuat sebaik mungkin. Gambar presentasi dibuat dalam bentuk gambar perspektif yang diberikan warna dan tekstur sesuai dengan konsep desain yang telah dirancang. 3. Gambar Kerja Gambar kerja merupakan gambar yang digunakan sebagai acuan untuk dilaksanakan / dikerjakan di lapangan, gambar kerja ini harus dibuat sedemikian rupa sehingga mudah dan bisa dimengerti di dalam pelaksanaan pekerjaannya, biasanya disebut juga dengan shopdrawing, gambar kerja merupakan penyempurnaan dari gambar desain yang telah ada dan disesuaikan dengan kondisi keadaan existing. Gambar kerja yang dibuat sacara detail dengan skala ukuran. Pada umumnya, skala ukuran dibuat antara 1:5, 1:10 atau 1:20. Sedangkan untuk detail konstrksinya dibuat skala 1:2 atau 1:1. 4. Gambar Blow- Up (Break Down) Setelah gambar kerja dibuat, langkah selanjutnya membuat gambar kerja yang dipecah atau dipilih berdasarkan komponen-komponen furniture yang dirancang. Pemilahan digambar dimaksutkan untuk memperlihatkan sistem penyambungan dan strukturnya. 5. Produksi Dalam tahapan ini semua proses semua perencanaan diproduksi secara nyata. Proses produksi furniture dilakukan meliputi dari pemilihan media pendamping (stainless), teknik sambung media stainless, finising media stainless, pewarnaan kayu jati belanda, finishing kayu jati belanda dan perakitan konstruksi dengan media kayu jati belanda.
9
6. Prototype Prototype adalah sample, maket atau pun mock-up. Prototype dibuat berdasarkan gambar kerja atau detail gmbr teknik. Skala yang sering digunakan adalah 1:10 atau 1:1. Idealnya sebuan prototype dibuat dengan ukuran sesunggunyayaitu 1:1. Bahan, warna, konstruksi dan tekstur prototype dibuat sesuai konsep perancangan, sehingga seluruh konsep desain dapat dievaluasi konsistensinya. 7. Publikasi Website Setelah semua tahap proses selesai dengan bentuk prototype ukuran 1:1 langkah selanjutnya adalah sebuah aksi untuk mempublikasikan ide konsep perancangan ini kepada khalayak umum. Maka dari itu pemilihan media website untuk menjembatani hal tersebut, dengan adanya pengemasan produk ini maka akan terciptanya identitas baru epada produk furniture ini.
10