IDENTIFIKASI POTENSI GUA BOJONG SEBAGAI OBJEK WISATA MINAT KHUSUS DI DESA CIAWI KECAMATAN KARANGNUNGGAL KABUPATEN TASIKMALAYA Identification of potential bojong cave as tourism objek Special interest tours in ciawi village of karangnunggal sub-distict tasikmalaya regency Siti Fadjarajani¹ (
[email protected]) Ridwan Nasrullah² (
[email protected])
Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi ABSTRACT RIDWAN NASRULLAH. 2014. Identification of potential bojong cave as tourism objek Special interest tours in ciawi village of karangnunggal sub-distict tasikmalaya regency, Geography Education Courses. Faculty of Teacher Training and Educational Sciences. Siliwangi University. Background in this research is bojong cave in ciawi village of karangnunggal sub-district. Bojong cave constitute one of horizontal cave which are karst region South Tasikmalaya. Have potential Special interest tours, but that potential not developing because limited cave identification and science about cave tourism. Problems in this research is cave characteristics bojong and classification bojong cave to development special interest tours, The purpose of this research is to know the characteristics bojong cave and purpose classification cave bojong to development. The research method used is descriptive quantitative methods. Data collection techniques used are observation, interview, questionnaire, library studies, the study documentation. The population in the study is the entire KK in the village of Gandasari, the visitors as many as 20 people. Random sampling techniques and purposive sampling/judgemental sampling. The total number of samples is as much as 23 respondents and visitors as many 10 people. The Result of the research show that characteristics bojong cave is karst cave which unique morphology, there rich biospeleologi, kind of ornament that many find in bojong cave with exclusive morphology as ornament stalaktite, stalagmite, heliktit, columns, draperies, gourdam, gordayn, straw, canopy. The shave of cave ornament become beautiful there no find othere . classification The level of difficult of the caves can be divided into four : easy, moderate, difficult and very difficult. Bojong cave is difficult (class III) with the value of 8.0. the Cave Bojong viable on a special interest in the challenges and specific expertise in trace. Classification of the cave , including the quality of class C with a value of 40 , which indicates that the cave bojong have many ornaments and high- value content .
Keywords: Special interest tours, Cave Bojong , Karst Tasikmalaya
LATAR BELAKANG Kawasan merupakan suatu daerah tertentu yang memiliki ciri khusus, misalnya kawasan batu gamping atau karst. Batu gamping merupakan batuan endapan yang pada mulanya terbentuk di dasar laut yang tersusun dari rumah binatang koral dalam kurun waktu yang sangat lama. Melalui proses geologis akhirnya rumah binatang koral tersebut terangkat ke permukaan laut dan membentuk batuan (Coral Reef) yang disebut batu gamping. Selanjutnya, oleh proses air yang umumnya air hujan dengan kandungan CO2 di dalamnya maka terjadilah proses kimiawi hingga membentuk rongga berbagai bentuk dan ukuran dalam kurun waktu ribuan tahun atau lebih. Endapan batu gamping semacam ini disebut karst. Karst adalah sumber daya alam yang tidak terbarukan (non-renewable), mudah rusak. Sekali rusak tidak dapat pulih kembali (unretrievable),
rentan
terhadap pencemaran, namun memiliki berbagai nilai strategis, antara lain nilai ekonomi, ekologi, kemanusiaan, estetika dan ilmiah. Kecuali memiliki aneka nilai, kawasan karst juga memilki banyak fungsi. Antara lain fungsi ekologi (goagoanya merupakan habitat hewan terbang yang memegang peran penting dalam menjaga keseimbangan ekologi, seperti burung walet, burung sriti, kelelawar), fungsi sosiobudaya (merupakan lokasi pemukiman dengan penduduk yang memiliki tradisi, legenda, kepercayaan yang melekat pada lokasi tersebut) dan fungsi pendidikan (dalam bidang arkeologi, paleontologi, vegetasi endemis. karstologi, speleologi, konservasi, hidrologi, ilmu pariwisata). Pariwisata merupakan salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kawasan karst dengan obyek keindahan Gua - Gua. Salah satu obyek wisata Gua yang sering dikembangkan adalah keindahan ornamen Gua seperti stalaktit, stalakmit, gourdam dan lain-lain. Seiring dengan berkembangnya wisata yang bersifat back to nature, Gua masih menyimpan banyak potensi. Gua merupakan suatu tempat yang memiliki daya tarik tersendiri karena memberikan unsur petualangan. Kegiatan penelusuran Gua termasuk merangkak, merayap, jongkok, kadang harus berenang, serta memerlukan alat khusus seperti jummar, croll, tali, karabiner dan lain-lain memberikan tantangan yang berbeda. Semua
kegiatan itu dilakukan hanya dengan bantuan alat penerangan yang dimiliki penelusur memberikan tantangan yang cukup menarik untuk dilakukan. Oleh karena itu wisata Gua bisa dikembangkan sebagai wisata minat khusus. Wisata minat khusus adalah wisata yang memerlukan keahlian khusus dalam melakukannya, wisata yang berisiko tinggi serta memiliki medan yang sulit sehingga jumlah peminatnya pun sedikit (Ko 2001). Desa Ciawi Kecamatan Karangnunggal merupakan salah satu wilayah dengan gua-gua yang sangat berpotensi jika dimanfaatkan secara tepat. Yaitu Gua Bojong, Gua Singalarang, Gua Pasirtasraje, Gua Wayang, Gua Liang Cai, Gua Paguyangan Munding dll, oleh karna itu perlu adanya penelitian dalam pendataan dan pemetaan gua-gua yang berada di Desa Ciawi dengan salah satu tujuan untuk kelestarian dan diharapakan dapat dimanfaatkan sebagai obyek wisata minat khusus dengan tingkat petualangan yang lebih tinggi, dan kawasan ini pula diharapkan dapat menjadi salah satu kawasan wisata minat khusus dengan kelestarian kawasan karst yang dapat dikelola secara lestari dan meminimalisasi pemanfaatan Gua yang tidak tepat Keberadaan gua-gua di Desa Ciawi sangat penting terhadap masyarkat karena beberapa diantara sebaran gua tersebut dimanfaat kan oleh masyarakat sebagai mata air untuk kegiatan sehari hari terutama dalam pertanian yang sumber air persawahan hampir dari keseluruhannya berasal dari gua, selain di manfaatkan airnya sebagian gua dimanfaatkan untuk ditambang batu pospat dan batu-batu ornament gua. Dari keseluruhan
gua-gua yang berada di Desa Ciawi, Gua Bojong
memiliki keindahan yang berbeda dari gua-gua yang lain diantaranya kekayan hidrologi, biospeleologi, arkeologi, speleogenesis dll. sehingga berpotensi besar untuk dijadikan wisata minat khusus yang hanya menjadi wisata dalam tujuan khusus terutama dalam bidang keilmuaan. Maka dari itu penulis tertarik untuk mengidentifikasi dengan mengambil judul “Identifikasi Potensi Gua Bojong Sebagai Objek Wisata Minat Khusus di Desa Ciawi Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya”.
TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan dari penelitian ini diantaranya adalah : 1. Untuk mengetahui
karakteristik Gua Bojong sebagai obyek wisata minat
khusus berdasarkan peminatnya. 2. Untuk mengetahui klasifikasi potensi Gua Bojong sebagai wisata minat khusus berdasarkan derajat kesulitan, Gua dan penelusurnya. METODE PENELITIAN Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, yang bertujuan untuk mengkaji masalah yang terjadi saat sekarang dengan cara mengumpulkan data, menyusun dan mengklasifikasikan data, kemudian dianalisa untuk membuktikan hipotesa yang diajukan. PEMBAHASAN Deskripsi Gua Bojong di Desa Ciawi Kecamatan Karangnunggal Gua Bojong adalah salah satu gua horizontal yang berada dikawasan karst Tasikmalaya Selatan, terdapat di Kampung Bojong Dusun Gandasari Desa Ciawi Kecamatan Karang nunggal tepatnya pada titik koordinat S 07 39’ 58,6” E 108 07’ 01,1”. Penamaan Gua Bojong ini sendiri karena gua tersebut terdapat di kampung yang bernama bojong, dalam kamus besar bahasa Indonesia bojong berarti sebuah daerah atau wilayah yang letaknya menjorok ke sudut (ujung), baik itu laut ataupun sungai dengan kata lain nama bojong berarti juga tanjung. hal tersebut serupa dengan yang di utarakan oleh salah satu kuncen yang ada dikampung bojong, bahwa penamaan kampung bojong karena berada pada daerah yang menjorok ke arah sungai cilutung Gua ini merupakan gua yang sangat vital perananya pada kehidupan masyarakat terutama karena perannya sebagai sumber air untuk menopang kehidupan sehari-hari. Kekayaan hidrologinya yang mampu mengairi sawah hingga musim kemarau mencapai ratusan hektare. Sebelum sumber air ini dibendung aliran ini masuk ke sungai yang cukup besar dan mengalir ke daerah yang lebih rendah, air gua ini dalam kesehariannya dipergunakan untuk mandi, cuci kakus. Pola alirannya bersumber dari Gua Cilutung dan sumber air vadosa, karena gua ini memiliki dua tingkat lorong dan dua percabangan hingga mampu
mensuplai air cukup besar. Gua ini juga menghasilkan berupa posfat yang tergolong banyak, pada lorong berupa doom yang luas dan banyak terdapat udang-udang yang cukup besar khas udang gua sebagai kekayaaan biospeleologi. Karakteristik Gua Bojong 1. Gua Karst Gua karst ditemukan di dusun gandasari desa ciawi Kecamatan Karangnunggal yang diberi nama oleh penduduk sekitar yaitu gua bojong, terbentuk dibawah permukaan air tanah dimana pada rekahan-rekahan terbentuk goa akibat proses pelarutan. diperlebar akibat dari korosi oleh air phreatik yang mengalir pelan. Perkembangan perguaan terjadi ketika water table diperrendah oleh denudasi (penggundulan) permukaan, sehingga pengeringan gua dari air tanah dan membuatnya menjadi vadose dan udara masuk kedalam gua. Selama proses kedua ini aliran permukaan dari cilutung masuk ke sistem perguaan dan sedikit demi sedikit merubah bentuk lorong gua oleh korosi. 2. Lorong Aktif Sistem lorong gua mempengaruhi pada kekayaan fauna didalam gua karena variasi habitat berkorelasi positif dan dan mempengaruhi pada proses pembetukan ornamen gua, Jenis lorong gua bojong termasik pada lorong vadosa. Jenis lorong ini termasuk dalam gua aktif yaitu terdapatnya sungai dan dipenuhi dengan berbagai jenis ornamen yang pada kesuluruhan masih aktif. 3. Lintasan Sungai Permukaan Gua bojong merupakan gua yang dilintasi air permukaan, air ini topografi yang unik dan bentuk lorong gua yang berkelok-kelik, gua ini membelah bukit yaitu berupa aliran sungai yang tembus dari singalarang dan karakteristik lorong gua yang besar Dari kondis fisik gua bojong pada keseluruhan lantay gua dilintasi sungai dari cilutung dengan debit air 0,5 m . sungai cilutung di Desa alirannya masuk ke bawah permukaan menjadi sungai bawah tanah dan keluar di mulut gua bojong alirannya nampak di permukaan seperti sungai biasa mengairi persawahan yang ada di dusun gandasari. 4. Ornamen Gua Jenis ornamen banyak ditemukan digua bojong dengan bentukan dan jenis yang khas diantaranya ornamen stalaktit, stalagmite, heliktit, tiang, draperies, gourdam, gordayn, straw, canopy. Bentukan ornament gua ini menjadi daya tarik keindahan yang tidak dapat ditemukan diluar gua (eksokarst).
Gua Bojong memiliki ornamen – ornamen yang jarang dijumpai pada gua lain berikut adalah beberapa oranamen yang terdapat di Gua Bojong. a. Stalaktit Gua Bojong terdapat banyak ornament stalaktit dengan bentuk yang berpariasi. Stalaktit merupakan kerucut kapur yang menempel bergantungan pada atap gua kapur. Terbentuk dari tetesan air kapur dari atap gua, berbentuk runcing dan mempunyai lubang pipa tempat menetesnya air. Ornament ini terdapat pada hampir seluruh atap Gua Bojong dan dengan berbagai ukuran yang berbeda beda dari yang termuda hingga staktit tua. b. Stalagmit Stalagmit merupakan kerucut kapur berbentuk tumpul yang menempel berdiri pada dasar gua, dan tidak mempunyai lubang pipa, akibat dari tetesan air yang diendapkan. ornamen ini terbentuk tumbuh dari lantai goa yang dikarenakan tetesan dari stalaktit yang terus menunpuk pada satu titik. Gua Bojong terdapat beberapa ornamen stalagmit, ornamen ini terdapat pada lorong dengan diameter yang lebih besar (chamber) dengan rata rata tinggi ornamen stalagmit 3 – 4 m dan lebar 50 cm – 2 m. c. Curtain (gordyn) Endapan yang berbentuk seperti lembaran yang terlipat, menggantung di langit-langit gua atau di dinding gua. Ornamen ini menyerupai gorden jendela rumah, proses pembentukan curtain terbentuk Karena aliran air yang membawa mineral karbonat dan yang mineral pengendap lainya meresap pada celah reka yang memanjang sehingga mengendap mengikuti celah tersebut berbentuk tipis. d. Gourdam Berbentuk seperti bendungan yang terbentuk ketika terjadi pengendapan air, CO2-nya menghilang dan menyisakan kalsit yang bersusun-susun. ornamen ini berbentuk mirip petak-petak sawah. Ada dua jenis mikro (berukuran kecil) dan makrogourdam (berukuran besar). Terbentuk akibat pengendapan kalsit pada saat aliran air terhambat atau diperlambat pada bibir gourdam tersebut. Pada Gua Bojong gourdam ditemukan pada daerah yang aliran airnya tidak terlalu deras yaitu pada genangan lantay lorong gua
e. Heliktit Merupakan ornamen yang tumbuh pada atap atau dingding gua dengan bentuk yang tidak beraturan pada Gua Bojong heliktit dijumpai dengan lokasi straw dan jarang ditemukan kecuali di bagian lorong yang sulit untuk di telusuri f. Straw jenis staktit yang dibagian tengahnya berlubang (seperti sedotan minuman: sodastraw). Straw adalah ornamen yang jarang dijumpai di Gua Bojong terkecuali pada daerah yang sulit di jumpai dan pada suhu yang relatif konstan g. Canopy Ornament gua yang tumbuh pada dingding gua, berbentuk menyerupai setengah tudung payung, atau jamur terbentuk karena aliran air yang mengalir diatas batu yang menempel pada dinding goa. Proses tebentuknya ornamen ini karna aliran air yang terus mengalir pada dinding gua sehingga membentuk seperti payung. Canopy h. Tiang (columns) Yang terbentuk jika stsaktit dan stalagmite bertemu atau ketika stalagmite mencapai lantai gua. i. Draperis merupakan ornamen pada dinding goa yang menyerupai susunan gigi atau gergaji dibagian bawahnya. Atau kelanjutan gordyn yang bagian bawahnya terbentuk bentukan gergaji. Pada Gua Bojong ornamen ini terdapat didingding Gua Bojong yang pada hampir keseluruhannya berdampingan dengan stalaktit. Ornament ini terbentuk dari aliran air yang terus menerus mengalir pada celah batuan kapur dan mengenda mengikuti gelombang aliran air. 5. Kekayaan biospeleologi Fauna gua Bojong di bagi menjadi 3 kelompok yaitu trogloxenes ditemukan hewan katak, nyamuk, ular, troglophiles ditemukan hewan gua kelalawar, wallet, sriti dan troglobionts ditemukan hewan Udang, Jangkrik Gua. Laba- laba dan ikan.
Klasifikasi Berdasarkan Kondisi Fisik Gua Bojong Gua Kelas C dan Derajat Kelas III sehingga dapat dikembangkan sebagai Wisata Minat Khusus dengan variasi lorong dan keindahan gua itu sendiri diantamya ornamen (speleotem) yang menghiasi seluruh lorong gua. 1. Gua dan penyelarasannya Gua bojong dikategorikan pada kelas C yaitu, ditemukannya bentukan alam yang indah yang tidak pernah dijumpai di atas permukaan tanah seperti stalaktit, stalagmite gourdam yang menyerupai petakan tanah, heliktit, tiang, draperies, gourdam, gordayn, straw, canopy. Semua dekorasi indah dan langka ini, adalah daya tarik estetika (keindahan) dari gua bojong. Daya tarik estetika inilah yang dipakai promosi objek wisata gua. 2. Gua berdasarkan derajat bahayanya Gua dengan derajat kelas III, kesulitan gua sangat Sulit diperuntukan bagi para kelompok peminat dengan umur antara 17-35 tahun. Hal ini didasarkan pada kondisi kesulitan gua yang memerlukan keterampilan khusus, kondisi fisik yang maksimal dan memerlukan pendamping yang berpengalaman dalam teknik penelusuran gua SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Setelah dilakukan analisis terhadap hasil penelitian mengenai Potensi Gua Bojong untuk pengembangan wisata minat khusus yang ada di Desa Ciawi, Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya, maka penulis menyimpulkan sebagai berikut. 1. Karakteristik Gua Bojong memiliki beberapa ornamen yang unik dan indah serta keakayaan biospeleologi dan bentukan lahan yang jarang dijumpai pada zona eksokarst, gua ini dapat dikembangkan dengan membuat suatu konsep wisata berupa wisata minat khusus sehingga konsep tersebut dapat mendorong dalam peningkatan pelestarian kawasan karst dan pendapatan masyarakat sekitar serta pemerintah daerah. Dikembangkan sebagai minat khusus agar menjadi suatu jalan alternatif dalam upaya pelestarian kawasan karst tersebut dibandingkan dengan kegiatan wisata masal. 2. Berdasarkan penilaian gua didapatkan klasifikasi kelayakan gua untuk dikembangkan sebagai wisata minat khusus yaitu Gua Bojong layak dikembangkan dengan tingkat kelas III (sulit) dan kelas C. Melakukan penelusuran gua sangat ditentukan oleh derajat kesulitan gua. Semakin tinggi derajat kesulitan gua, maka kisaran umur penelusur dalam kesempatan penelusuran semakin sempit. Penelusuran gua pada kondsi gua yang semakin sulit sangat diperlukan keahlian atau keterampilan dan kondisi fisik yang cukup kuat. Sebelum penelusuran gua disarankan untuk dilakukan penyuluhan
terlebih dahulu oleh pemandu untuk meminimalisasi resiko kecelakaan penelusur dan kerusakan gua sebagai akibat dalam penelusuran yang mungkin terjadi. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam setiap penelusuran adalah kondisi kesehatan penelusur sehingga direkomendasikan untuk menyertakan surat keterangan sehat dari dokter sebagai salah satu syarat dalam kelayakan penelusuran gua. Saran 1. Mengadakan penelitian lebih lanjut tentang kawasan karst diantaranya dengan tema jumlah minimal dan maksimal penelusur dalam kegiatan wisata minat khusus penelusuran gua dan dampak yang akan terjadi dari kegiatan wisata tersebut bagi ekosistem karst. 2. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan dapat melihat hal-hal yang lebih signifikan dan lebih mampu mengembangkan serta mengungkapkan permasalahan mengenai pengembangan objek wisata minat khusus. DAFTAR PUSTAKA R.K.T. Ko, Kumpulan Makalah Himpunan Kegiatan Speleologi Indonesia 1983-2003 Nasution, S. (2012). Metode Research, Penelitian Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara. Profil Desa Ciawi Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya Propinsi Jawa Barat. 2013 Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Tim Dosen Geografi. (2011). Pedoman Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Mahasiswa Geografi. Universitas Siliwangi. Yoeti, Oka. (1982). Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung:Angkasa Bandung.