PENGEMBANGAN POTENSI OBJEK WISATA PANTAI SANTOLO SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA DI DESA PAMALAYAN KECAMATAN CIKELET KABUPATEN GARUT Siti Fadjarajani1(
[email protected]) SelyPuspita Sari2 (
[email protected]) Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi ABSTRACT SELY PUSPITA SARI. 2015.Potential development Coast Attractions Santolo As Travel Destination In Pamalayan Village District Cikelet Garut. Geography Education Departement Faculty of Teachers Training and Educational Siliwangi University Tasikmalaya. Santolo beach is a tourist attraction that has unique characteristics compared to existing ODTW in Garut besides natural tourist attraction, on the coast there are also cultural attractions and tourist attraction educational / scientific. The level of tourist visits to this attraction from year to year is always increasing therefore need to be supported with the provision of facilities and infrastructure. But in fact, in the attraction Santolo Beach facilities and infrastructure that takes tourists in the majority among which has not been provided and are still inadequate. This study intends to analyze the potential of becoming tourist attraction Santolo Coast and check the availability of facilities and infrastructure for tourism development Santolo Coast as a tourist destination in the Village District Cikelet Pamalayan Garut. The method used is descriptive quantitative methods of data collection techniques such as literature studies, studies of documentation, interviews and field observations questionnaire. The population in this study amounted to 944 persons include Pangawaren community, tourists, merchants, and managers. Sampling using accidental sampling technique for tourists as much as 15% or 26 people, random sampling to the public as much as 2% or 14 families and traders 20% or 10 people, purposive sampling for managers as much as 50% or 2 people. Analysis of the data used is the percentage analysis and SWOT analysis. The results of the study show the potential that the main attractions Santolo beach them, white sand, the waves are not too hard, fishing activities, attractions ngala lauk hejotonggong (catch sardines/mackerel bluefin), cultural performances hajat laut pakidulan and scientific tourism National Institute of Aeronautics and Space (LAPAN). the availability of facilities and infrastructure for tourism development Santolo beach as a tourist destination in the Village Pamalayan Garut District Cikelet includes lodging, restaurants, modes of transportation, boat, souvenir stalls, places of worship, place of payment of admission, clean water (fresh), road , health services, and the police are already available while signs information, toilets, parking space less available and the tourist information center, sanitation and gazebo are not available.
Keywords: Santolo Beach, tourism potential, tourism infrastructure
1|
ABSTRAK SELY PUSPITA SARI. 2015. Pengembangan Potensi Objek Wisata Pantai Santolo Sebagai Daerah Tujuan Wisata Di Desa Pamalayan Kecamatan Cikelet Kabupaten Garut. Program Studi Pendidikan Geografi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi. Pantai Santolo merupakan objek wisata yang mempunyai keunikan tersendiri apabila dibandingkan dengan ODTW yang ada di Kabupaten Garut selain daya tarik wisata alam, di pantai ini juga terdapat daya tarik wisata budaya dandaya tarik wisata pendidikan/ilmiah. Tingkat kunjungan wisatawan ke objek wisata ini dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan oleh karenanya perlu ditunjang dengan penyediaan sarana dan prasarana. Namun pada kenyataannya, di objek wisata Pantai santolo sarana dan prasaran yang dibutuhkan wisatawan di sebagian diantarnya belum disediakan dan masih belum memadai. Penelitian ini bermaksud untuk menganalisis potensi yang menjadi daya tarik objek wisata Pantai Santolo dan mengetahui ketersediaan sarana dan prasarana untuk pengembangan objek wisata Pantai Santolo sebagai daerah tujuan wisata di Desa Pamalayan Kecamatan Cikelet Kabupaten Garut. Metode yang digunakan ialah metode deskriftif kuantitatif dengan teknik pengumpulan data berupa studi literatur, studi dokumentasi, observasi lapangan wawancara dan kuisioner. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 944 orang meliputi masyarakat Dusun Pangawaren, wisatawan, pedagang, dan pengelola. Pengambilan sampel menggunakan teknik samplingaksidental untuk wisatawan sebanyak 15% atau 26 orang, randomsampling untuk masyarakat sebanyak 2% atau 14 KK dan pedagang 20% atau 10 orang, purposive sampling untuk pengelola sebanyak 50% atau 2 orang. Analisis data yang digunakan yaitu analisis persentase dan analisis SWOT. Hasil dari penelitian menunjukan potensi yang menjadi daya tarik objek wisata pantai Santolo diantaranya, pasir putih, deburan ombak tidak terlalu keras, aktifitas nelayan, atraksi Ngala lauk hejotonggong (menangkap ikan sarden/ikan mackerel sirip biru), pagelaran kebudayaan hajat laut pakidulan dan wisatailmiahLembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional ( LAPAN). ketersediaan sarana dan prasarana untuk pengembangan objek wisata pantai Santolo sebagai daerah tujuan wisata di Desa Pamalayan Kecamatan Cikelet Kabupaten Garut meliputi penginapan, rumah makan, moda transportasi, perahu, kios cinderamata, tempat ibadah, tempat pembayaran tiket masuk, air bersih (tawar), jalan, pelayanan kesehatan, dan kantor polisi sudah tersedia. Sementara rambu-rambu informasi, toilet, tempat parkir kurang tersedia dan pusat informasi wisatawan, sarana kebersihan serta gazebo tidak tersedia.
Kata Kunci: Pantai Santolo, potensi wisata, sarana dan prasarana pariwisata
A. Latar Belakang Perkembangan pariwisatasaat ini telah dirasakan oleh bangsa Indonesia. Menurut data statistik, tercatat bahwa sektor pariwisata memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian nasional.Berdasarkan data kinerja pembangunan 2004-2014, jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia sebesar 8 juta lebih dan menyumbangkan devisa bagi negara sebesar 9.121 juta dolar Amerika Serikat. Selanjutnya jumlah tersebut terus meningkat, dilansir dalam harian media Indonesia (19/12/2014) hasil MUSRENBANGNAS
2|
RPJMN 2015-2019 tercatat sepanjang tahun 2014 jumlah wisatawan mancanegara mencapai 9 juta orang. Kunjungan wisatawan ke Indonesia dilatarbelakangi oleh berbagai motivasi. Meskipun begitu, menurut Spillane (1994:99) motivasi yang mendorong orang untuk mengadakan perjalanan akan menimbulkan permintaan-permintaan yang sama mengenai prasarana, sarana-sarana perjalanan dan perhubungan, saranasarana akomodasi dan jasa-jasa, serta persedian-persediaan lain. Pengembangan dan pengelolaan sektor pariwisata bukanlah suatu hal yang mudah di masa sekarang ini. Banyak kendala yang menjadi penghambat dalam pengembangannya, salah satu kendala pengembangan pariwisata di Indonesia terletak pada konektivitas, jalan rusak, minimnya sarana dan prasarana transportasi, hingga ketiadaan petunjuk jalan seringkali menyulitkan wisatawan mencapai daerah tujuan. (MUSRENBANGNAS RPJMN 2015-2019). Jawa Barat merupakan provinsi yang memiliki banyak daya tarik wisata alam, khususnya di Kabupaten Garut yang mempunyai banyak potensi yang bisa diandalkan sebagai sumber pendapatan daerah. Keberadaan Kabupaten Garut sebagai daerah penyangga bagi pengembangan wilayah Bandung mempunyai kedudukan
yang
strategis
termasuk
dalam
dunia
pariwisata.
Dalam
mengembangkan potensi pariwisatanya pemerintah Kabupaten Garut membagi wilayah wisata menjadi empat kawasan strategi pariwisata kabupaten (KSPK) yaitu KSPK perkotaan Garut, KSPK Garut utara, KSPK Garut tengah dan KSPK Garut selatan (RIPPDA Kabupaten Garut tahun 2013-2017). PanjangpantaiselatanKabupatenGarutsekitar72km, denganfaktainiKabupatenGarutmendapatkan
keuntungandariadanyapantai-
pantaitersebut apalagi ditunjang dengan pembangunan jaringan jalan lintas bagian selatan Jawa Barat yang akan memudahkan aksesbilitas ke objek wisata Pantai Santolo.
Namun,potensipantaiyangada
belumdimanfaatkandenganoptimal,baikpemanfaatan potensilautnyamaupun potensi pariwisatanya.Kawasan strategi pariwisata kabupaten (KSPK) Garut selatan merupakan gabungan dari Kecamatan Pameungpeuk, Cikelet, Cisompet, Cibalong, Peundeuy, Cihurip,Pakenjeng, Bungbulang, Mekarmukti, Cisewu,dan Caringin. Beberapa potensi objek wisata pantai yang ada di KSPK Garut selatan yaitu,
3|
Kampung Dukuh, Curug Tujuh, Pantai Santolo, Pantai Sayangheulang, Pantai Karang paranje, Pantai Puncak Gua, Pantai Rancabuaaya, Pantai Gunung Geder, dan Pantai Taman Manalusu. Dari beberapa objek wisata pantai yang terdapat di KSPK Garut selatan Pantai Santolo merupakan pantai yang mempunyai keunikan tersendiri, selain beragamnya aktifitas yang dapat dilakukan potensi yang ditawarkanpun cukup banyak seperti adanya pasir putih dan kegiatan ngala lauk hejotonggong. Masih banyak lagi daya tarik atau potensi yang belum dikelola, ditata dan berpotensi untuk dikembangakan. Pantai Santolo terletak di Kecamatan Cikelet, Pantai ini merupakan objek wisata yang paling banyak dikunjungi oleh wisatawan di KSPK Garut selatan. Berdasarkan data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (DISPARBUD) Kabupaten Garut total jumlah kunjungan wisatawan ke Pantai Santolo pada tahun 2005 adalah sebanyak100.658 orang, jumlah ini meningkat dua kali lipat pada tahun 2013 yaitu menjadi 205.595 orang. Namun jumlah demikian
masih sangat jauh apabila
dibandingkan dengan objek –objek wisata yang berada di KSPK Perkotaan Garut maupun KSPK Garut utara yang mencapi rata-rata 500.000 orang per tahunnya. Peningkatan pengunjung dari tahun ketahun seharusnya selaras dengan peningkatan sarana dan prasarana wisata yang memadai baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Namun pada kenyataannya, sarana dan prasaran yang dibutuhkan wisatawan di objek wisata Pantai Santolo sebagian diantarnya belum disediakan dan masih belum memadai, padahal sarana dan prasrana wisata merupakan ujung tombak dari pengembangan pariwisata. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik untuk meneliti topik permasalahan dengan judul “Pengembangan Potensi Objek Wisata Pantai Santolo Sebagai Daerah Tujuan Wisata di Desa Pamalayan Kecamatan Cikelet KabupatenGarut”.
B. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah penulis kemukakan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
4|
1. Untuk menganalisis potensi yang menjadi
daya tarik objek wisata pantai
Santolo di Desa Pamalayan Kecamatan Cikelet KabupatenGarut. 2. Untuk mengetahui ketersediaan sarana dan prasarana yang terdapat di objek wisata
pantai Santolodalam menunjang pengembangannya sebagai daerah
tujuan wisata di Desa Pamalayan Kecamatan Cikelet KabupatenGarut.
C. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan
metode deskriftif dengan
pendekatan Kuantitatif.Metode deskriptif yaitu penulisan yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data - data, jadi ia juga menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasi (Nurbuko dan Achmadi, 2005:44). Sedangkan pendekatan kuantitatif didasarkan atas sesuatu yang teramati dan terukur yaitu berupa ketersediaan sarana dan prasarana yang ada di objek wisata Pantai Santolo.
D. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi
meliputi
masyarakat
Dusun
Pangawaren
Desa
Pamlayan
Kecamatan Cikelet, wisatawan, pedagang dan pengelola. Jumlah sampel keseluruhan adalah sebanyak 52 orang. Sampel masyarakat dan pedagang diambil dengan teknik random samplingdengan jumlah sampel masyarakat 14 KK dan pedagang 10 orang, sampel wisatawan diambil dengan teknik aksidental dengan jumlah 26 orang, sementara sampel pengelola diambil dengan teknik purposive sampling dengan jumlah 2 orang.
E. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan diantaranya observasi lapangan, studi literatur, studi dokumentasi, wawancara, dan kuisioner.
F. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Objek Wisata Pantai Santolo Pantai Santolo terletak disebelah selatan Kabupaten Garut dan berbatasan langsung dengan samudra Hindia, secara astronomis berada pada
5|
koordinat 70 39’ 26,89” LS dan 1070 41’ 30,09” BT. Panjang pantai ini sekitar 5 Km dengan rata-rata lebar pantai lebih dari 50 meter dan berada pada ketinggian 0-100 meter diatas permukaan laut. Pantai Santolo termasuk jenis pantai berpasir, hamparan pasir di Pantai Santolo berwarna putih dengan tekstur halus hasil pelapukan karang. Organisme hidup yang dijumpai di Pantai Santolo tidak begitu banyak, hanya terdapat tiga jenis vegetasi yang dominan yaitu pandan laut (Pandanus odoratissimos), katang-katang (Ipomea pescaprae)dan ketapang (Terminalia Catappa). Sementara itu, biota laut bahkan tidak di temui di sekitar pesisir pantai. Di sebelah selatan Pantai Santolo terdapat Pulau Santolo yang secara administratif termasuk kedalam wilayah Desa Mancagahar Kecamatan Pameungpeuk. Pada penelitian ini hanya difokuskan pada Pantai Santolo yang secara administratif termasuk pada wilayah Dusun Pangawaren Desa Pamalayan Kecamatan Cikelet. Kemiringan lahan di Pantai Santolo relatif landai, rata-rata tinggi gelombang kurang dari dua meter, kisaran suhu di pantai ini 24-280C. Berdasarkan klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson iklim daerah penelitian termasuk iklim B dengan sifat agak basah sementara menurut pembagian iklim F.Junghuhn berada pada zona iklim panas karena berada pada ketinggian 0-100 m dpl, dengan kondisi tersebut sangat cocok untuk kegiatan wisata Pantai. 2. PotensiObjek Wisata Pantai Santolo Suatu daerah tujuan wisata harus memiliki komponen atau unsur yang harus ada diantaranya: Objek dan daya tarik wisata,Prasarana pariwisata,Sarana wisata,Tata laksana/infrastruktur,Masyarakat/lingkungan (Suwantoro, 2004:19). Potensi yang terdapat di objek wisata Pantai Santolo cukup beragam, berdasarkan hasil penelitian potensi-potensi tersebut dapat diklasifikasikan menjadi daya tarik wisata alam, daya tarik wisata budaya dan daya tarik wisata pendidikan atau ilmiah. Potensi-potensi tersebut adalah sebagai berikut: a. Pasir Putih Hamparan pasir putih yang membentang dari utara sampai timur Pantai Santolo merupakan potensi yang menjadai daya tarik wisata alam pantai ini. kemenarikan pasir putih bagi wisatawan
6|
dimanfaatkan untuk
berbagai macam kegiatan wisata, selain bermain air. Kegiatan tersebut seperti bermain pasir, berjemur, bersepeda, dan olahraga pantai. b. Deburan Ombak Deburan ombak yang tidak terlalu keras yang terdapat di objek wisata pantai Santolo memungkinkan wisatawan untuk melakukan berbagai macam aktivitas wisata pantai. Aktivitas tersebut seperti berenang, berperahu, selancar air, dan bermain banana boat. Adanya variatif kegiatan yang dapat dilakukan, membuat wisatawan tidak merasa cepat bosan. Namun kegiatan selancar air dan banana boat tidak dapat dinikmati setiap hari karena penyewaannya hanya tersedia pada akhir minggu dan pada hari libur panjang saja. c. Aktivitas Nelayan Suasana pendaratan ikan dan hilir mudik perahu nelayan di dermaga Pantai Santolo merupakan pemandangan menarik yang jarang dijumpai di objek wisata pantai pada umumnya. Di dermaga ini wisatawan dapat melihat berbagai aktivitas nelayan seperti menambatkan perahu pada saat pergi dan pulang melaut, ataupun pendaratan berbagai macam ikan yang kemudian di lelang di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang berada di sekitar Pantai Santolo. Dalam kegiatan tersebut wisatawan dapat ikut serta membeli langsung dalam pelelangan, namun
jika tidak sempat wisatawan dapat
membeli pada pedagang bakul di sekitar tempat pelelangan ikan. d. Ngala Lauk Hejotonggong Ngala lauk hejotonggong (menangkap ikan sarden mackerel sirip biru) berlangsung hanya pada saat terjadi angin monsun timur, masyarakat sekitar menyebutnya dengan musim timur yaitu sekitar bulan MeiSeptember. Orang-orang yang mengambil ikan ini bukan hanya nelayan, masyarakat umumpun banyak yang terlibat baik itu untuk ikut menjaring atau hanya sekedar menonton saja. Pada saat musim ini masyarakat tumpah ruah memenuhi Pantai Santolo, tidak hanya kaum lelaki anak-anak dan ibuibupun ikut serta dalam kegiatan yang berlangsung malam hari sampai menjelang waktu subuh. Pada musim timur jumlah ikan di Pantai Santolo sangat melimpah terutama ikan hejotonggong. Hal ini dikarenakan pada
7|
bulan-bulan
tersebut
terjadi
gelaja
Uppwelling,
sehingga
untuk
mengambilnya cukup menunggu di bibir pantai. Orang-orang yang mengambil ikan hejotonggong pada umumnya menggunakan jaring namun banyak juga yang menggunakan tangan secara langsung dan bahkan ada yang memungut dari jaring orang lain. e. Upacara Hajat Laut Pakidulan Upacara hajat laut pakidulan merupakan pagelaran budaya dengan maksud sebagai ungkapan rasa syukur kepada sang pencipta yang telah memberikan rezeki berupa limpahan ikan dan kekuatan khususnya kepada masyarakat sekitar Pantai Santolo. Upacara hajat laut pakidulan ditujukan pula kepada Ratu Nyai Roro Kidul yang dipercayai masyarakat sebagai penguasa laut selatan, sebagai bentuk permohonan agar diberi keselamtan selama mencari ikan di laut. Dalam pelaksanaanya prosesi upacara hajat laut pakidulan tidak jauh berbeda dengan upacara tasyakur laut yang sering dilaksanakan di pantai-pantai selatan Jawa. Kurangnya promosi
dan
sosialisasi terhadap masyarakat umum seringkali upacara hajat laut pakidulan ini hanya disaksikan oleh masyarakat sekitar Garut selatan saja. f. Wisata Ilmiah LAPAN Sejak dikomersilkan pada tahun 2003 untuk kegiatan wisata ilmiah, LAPAN tidak hanya menerima kunjungan dari pemerintah tapi kini menerima juga bagi masyarakat umum terutama para pelajar dan mahasiswa. Selama berada di LAPAN para pengunjung dapat melihat roket yang tidak jadi diluncurkan, atau beberapa alat meteorologi dan klimatologi yang diletakan secara terpisah yang berada di sekitar gedung LAPAN seksi atmosfera. Selain itu pengunjung dapat
mendengarkan persentasi dan
simulasi mengenai kegiatan LAPAN secara keseluruhan. Meskipun pembangunan museum yang berhubungan dengan dunia kedirgantaraan telah direncanakan dari tahun-tahun sebelumnya
namun menurut pihak
pengelola LAPAN rencana tersebut terkendala penyediaan lahan. 3. Ketersediaan Sarana dan Prasarana di Objek Wisata Pantai Santolo Menurut Yoeti (1996:172) kepuasan dan kenyamanan wisatawan selama berwisata ditentukan oleh dua faktor yaitu daya tarik wisata (tourism resources)
8|
danfasilitas sarana dan prasarana (tourist service). Lebih lanjut Yoeti (1996:199200) menyebtkan sarana pokok pariwisata merupakan fasilitas minimal yang harus ada pada suatu daerah tujuan wisata, jika salah satu dari padanya tidak ada, maka dapat dikatakan perjalanan wisata yang dilakukan tidak berjalan seperti yang diharapkan. Sarana dan prasarana tersebut adalah sebagai berikut: a. Penginapan Sebagai objek wisata yang sudah sejak lama dikembangkan keberadaan sarana penginapan di objek wisata Pantai Santolo dari waktu ke waktu terus bertambah. Jumlah penginapan yang tersedia di objek wisata Pantai Santolo ±47 unit dengan rata –rata jumlah kamar sebanyak 5-10 kamar dan kapasitas rata-rata kamar 2-6 orang. Berbagai macam penginapan dari hotel kelas melati I sampai home stay sudahtersediadengan kisaran harga Rp.75.000-300.000 permalam, harga tersebut dapat naik dua kalilipat saat musim libur panjang. Namun keberadaan penginapan tersebut tidak tertatata dan berada di sekitar bibir pantai sehingga mengganggu aktivitas wisata. b. Rumah Makan Secara kuantitatif rumah makan di objek wisata Pantai Santolo sudah tersedia. Letak rumah makan di objek wisata Pantai Santolo umumnya bersatu dengan penginapan, dengan jumlah ± 20 unit dan menyediakan berbagai macam menu olahan laut. Selain rumah makan di objek wisata ini juga tersedia kios makanan dan minuman ringan. Keberadaan sebagian rumah makan yang tidak tertatat disepanjang bibir pantai menyebabkan keindahan Pantai Santolo terusak karena tidak jarang sisa-sisa limbahnya di buang begitu saja ke pantai. Berdasrkan wawancara dengan kepala desa dan pengelola setempat usaha penataan bangunan di sekitar Pantai Santolo terkendala oleh kepemilikan lahan yang merupakan lahan sengekta serta ditambah dengan adanya oknum-oknum yang memprovokasi ketika akan direncanakannya usaha penataan tersebut. c. Rambu-rambu Informasi Menurut Marpaung (2000:43) pantai umum harus memiliki fasilitas penjaga pantai, rambu-rambu pembatas, P3K, pos keamanan, kios-kios, 9|
restoran, akomodasi fasilitas penyewaan perahu, peralatan selancar, dan lokasi berenang untuk anak-anak.Rambu-rambu informasi yang terdapat di objek wisata Pantai hanya rambu-rambu zona evakuasi apabila terjadi bencana tsunami. Namun rambu-rambu mengenai informasi zona keamanan berenang belum ada. Sehingga banyak yang tidak mengetahui sejauh zona mana wisatawan dapat melakukan aktivitas berenang. d. Moda Transportasi Dalam mencapai objek wisata Pantai Santolo wisatawan tidak hanya dapat menggunakan kendaraan pribadi juga dapat menggunakan kendaraan umum, karena di objek wisata Pantai Santolo terdapat moda transportasi umum seperti mikrobus (elf), mobil pick up atau masyarakat setempat menyebutnya dengan mobil lautan dan ojeg dengan jumlahmikrobus (elf) yang melewati objek wisata Pantai Santolo ± 8 unit dan beroperasi sampai jam 17.00 sedangkan angkutan lokal mobil pick up berjumlah ±15 unit. e. Pusat Informasi Wisatawan ketersediaan pusat informasi di objek wisata Pantai Santolo tidak tersedia, sehingga banyak wisatawan yang kesulitan mencari informasi mengenai objek wisata Pantai Santolo. f. Perahu Keberadaan dermaga di objek wisata Pantai Santolo selain untuk memenuhi kebutuhan nelayan juga menunjang dalam kegiatan pariwista di objek wisata Pantai santolo,
adanya perahu nelayan disamping untuk
keperluan melaut juga dapat dipakai untuk aktivitas wisatawan seperti berlayar mengelilingi perairan Pantai Santolo.Jumlah perahu yang berada di Pantai Santolo menurut ketua nelayan setempat berjumlah ±500 unit dan hampir setengahnya digunakan untuk jasa mengelilingi Pantai Santolo dengan kapasitas rata-rata 7-10 orang. g. Kios Cinderamata Kios cinderamata di objek wisata Pantai Santolo sudah tersedia dengan berbagai macam produk khas pantai seperi aksesoris, baju, topi bahkan ikan asinpun sudah tersedia jumlahnya ± 10 unit. Di objek wisata
10 |
inipun tersedia olahan rumput laut yaitu agar kertas yang diolah secara tradisional. h. Toilet Ketersediaan sarana toilet umum di objek wisata Pantai Santolo masih sangat jarang hanya terdapat ±10 unitdan dalam kondisi kurang terawat. Hal ini membuat sebagian wisatawan yang tidak menginap merasa kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Rata-rata tarif yang dikenakan adalah Rp.2000 perorang. i. Tempat Ibadah Sarana tempat ibadah berupa mesjid di objek wisata Pantai Santolo sudah tersedia dengan kondisi bersih dan cukup luas, sehingga wisatawan yang sedang berwisata Pantai Santolo tidak perlu khawatir untuk melakukan kegiatan ibadah. j. Tempat Parkir Tempat parkir di objek wisata Pantai Santolo mempunyai luas sekitar 17 × 12 m2 dengan kapasitas kendaraan 50 unit untuk kendaraan roda dua dan 23 unit untuk kendaraan minibus. Dengan melihat jumlah wisatawan rata-rata 171 orang/hari yang umumnya membawa kendaraan pribadi tentunya penyediaan tempat parkir tersebut dirasa masih kurang, sehingga banyak wisatawan yang memarkirkan kendaraanya di sepanjang pesisir pantai dan hal tersebut tidak jarang menyebabkan kemacetan di sepanjang jalan objek wisata Pantai Santolo. k. Sarana Kebersihan Sarana kebersihan di objek wisata Pantai Santolo berupa tempat sampah sampai saat ini tidak tersedia, sehingga sampah sisa aktivitas wisatawan banyak yang bersekaran di sekitar pesisir pantai. Sebagian besar wisatawan yang bekunjung ke objek wisata Pantai Santolo banyak yang mengeluhkan akan kebersihannya. l. Gazebo Ketersediaan gazebo di objek wisata Pantai Santolo sampai saat ini tidak tersedia. Sementara vegetasi di objek wisata ini jarang sehingga
11 |
banyak wistawan yang memilih beristirahat atau makan di Pulau Santolo yang kondisinya sejuk dan teduh. Pengadaan sarana di objek wisata Pantai Santolo ini seharusnya menjadi tanggung jawab bersama antara pengelola dan pemerintah namun kenyataanya seolah saling menuduh dan saling mengandalkan antara satu sama lain, sehingga sampai sekarang sarana-sarana mendasar yang dibutuhkan masyarakat masih juga belum tersedia. m. Tempat Pembayaran Tiket Masuk Pengembangan objek wisata Pantai Santolo tidak terlepas dari peran serta masyarakat lokal. Oleh karenanya pihak pemerintah Desa Pamalayan mempercayakan pengelolaannnya pada masyarakat setempat baik itu dalam retribusi tiket maupun parkir. Namun tempat pembelian tiket masuk atau masyarakat setempat menyebutnya dengan portal yang sudah ada ini hanya buka pada hari sabtu, minggu dan hari libur nasional saja. n. Air Bersih (Tawar) Prasarana wisata merupakan sumber daya alam dan sumber daya buatan manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalannaya di daerah tujuan wisata, seperti jalan, listrik, air, telekomunikasi, terminal, jembatan, dan lain sebagainya (Suwantoro, 2004:21). Ketersediaan air bersih di objek wisata Pantai Santolo sudah tersedia. sumber air bersih tersebut berasal dari PAM pedesaan dan sumur gali dengan kondisi bersih tawar dan beberapa diantarnya agak asin. o. Pelayanan Kesehatan Prasarana pelayanan kesehatan di objek wisata Pantai Santolo sudah tersedia yaitu berupa klinik yang buka sampai 24 jam dan ditunjang dengan tenaga medis dokter umum. p. Jalan Raya Kondisi jalan raya menuju objek wisata Pantai Santolo sudah dalam keadaan dihotmix namun beberapa titik diantaranya ada yang berlubang yaitu pada daerah sekitar 3 km sebelum mencapai objek wisata dan disekitar tempat pelelangan ikan. q. Kantor Polisi 12 |
Di objek wisata Pantai Santolo sudah tersedia kantor polisi perairan yang berjaga setiap harinya dengan 9 anggota dan satu orang kepala polisi serta dilengakapi dengan alat pengamanan perairan seperti septy boat, Raber boat, dan rinboy yaitu semacm pelampung bulat.
G. Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian tentang pengembangan potensi objek wisata Pantai Santolo sebagai daerah tujuan wisata di Desa Pamlayan Kecamatan Cikelet Kabupaten Garut dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Simpulan a. potensi yang menjadi daya tarik objek wisata pantai Santolo diantaranya, pasir putih, deburan ombak tidak terlalu keras, aktifitas nelayan, atraksi Ngala lauk hejotonggong (menangkap ikan sarden/ikan mackerel sirip biru), pagelaran kebudayaan hajat laut pakidulan dan wisatailmiahLembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional ( LAPAN). b. ketersediaan sarana dan prasarana untuk pengembangan objek wisata pantai Santolo sebagai daerah tujuan wisata di antarnaya: 1) Sarana pariwisata yang ada di objek wisata Pantai Santolo masih ada yang kurang tersedia dan bahkan tidak tersedia. Sarana yang kurang tersedia yaitu rambu-rambu informasi, tempat parkir dan toilet umum. Sementara sarana yang belum/tidak tersedia diantaranya pusat informasi wisatawan sarana kebersihan dan gazeboNamun begitu sarana yang tersediapun jauh lebih banyak
saran tersebut meliputi penginapan,
rumah makan, moda transportasi, kios cinderamata, tempat ibadah,dan tempat pembayaran tiket masuk. 2) Pada umumnya prasarana di objek wisata Pantai Santolo sudah tersedia dan dalam kondisi yang baik. Prasarana tersebut diantaranya: air bersih, pelayanan kesehatan berupa klinik, jalan dan kantor polisi. 2. Saran-saran Berdasarkan hasil penelitian ini, maka saran yang dapat diajukan agar penelitian ini lebih bermanfaat dintaranya:
13 |
a. Diperlukan adanya penataan bangunan disekitar objek wisata baik itu penginapan maupun rumah makan, sehingga keindahan dan aktivitas wisatawan tidak terganggu. b. Diperlukan upaya dalam menyediakan sarana dan prasarana yang kurang tersedia ataupun tidak tersedia, sehingga wisatawan merasa nyaman ketika berwisata. c. Mengemas dan mempromosikan setiap potensi wisata secara menarik dan berkala. d. Melakukan pembinaan dan pelatihan bagi masyarakat dan pengelola yang terlibat di Pantai Santolo sehingga lebih mengerti dan mendukung dalam pengembangan objek wisata Pantai Santolo. e. Mengintensifkan kerja sama dengan berbagai pihak seperti anatara pihak pemerintah setempat, pengelola, LAPAN dan AURI. f. Penulis mengharapkan agar penulis selanjutnya dapat meneruskan dan meneliti potensi budaya dan aktivitas nelayan yang ada di objek wisata Pantai Santolo.
DAFTAR PUSTAKA Harian Media Indonesia (2014). MUSRENBANGNAS RPJMN 2015-2019. (19 Desember 2014). Marpaung, Happy. (2000). Pengetahuan Kepariwisataan. Bandung:Alfabeta. Narbuko, Cholid dan Achmadi Abu. (2005). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. Spillane, James J. (1994). Ekonomi Pariwisata Sejarah dan Prospeknya. Yogyakarta: Kanisius. Suwantoro, Gamal. (2004). Dasar Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi. Yoeti, Oka A. (1996). Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: P.T Angkasa.
14 |