IDENTIFIKASI PEMALSUAN SUSU KAMBING MELALUI UJI SIFAT LISTRIK
WAHID SIDIK S
DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul identifikasi pemalsuan susu kambing melalui uji sifat listrik adalah benar karya saya dengan arahan pembimbing bapak Irmansyah dan ibu Irma Isnafia Arief, serta belum diajukan kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis ini kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2013 Wahid Sidik S NIM. G74090027
ABSTRAK WAHID SIDIK S, identifikasi pemalsuan susu kambing melalui uji sifat listrik. Dibimbing oleh Dr. Ir IRMANSYAH, M.Si dan Dr. IRMA ISNAFIA ARIEF, S.Pt, M.Si. Susu kambing merupakan salah satu bahan pangan yang memiliki nutrisi tinggi. Dalam beberapa periode ini banyak kasus pencampuran bahan makanan dengan bahan lain. Susu termasuk dalam kategori yang rentan untuk dipalsukan. Pemalsuan susu yang sering dengan penambahan air, air cucian beras, air tajin, dan santan. Salah satu upaya untuk mengidentifikasi pemalsuan ini dengan menguji sifat listrik dari susu murni dan susu yang telah dipalsukan. Dari penelitian yang dilakukan, susu yang dicampurkan dengan air, air beras, air tajin, dan santan memiliki korelasi antara konsentrasi bahan tambahan dengan impedansi, resistansi, dan konduktansi yang dimiliki sampel. Semakin besar konsentrasi bahan penambah maka nilai dari impedansi dan resistansinya akan meningkat, namun nilai konduktansinya semakin menurun. Untuk kapasitansi yang diukur tidak memiliki korelasi dengan penambahan konsentrasi bahan penambah. Dengan demikian pemalsuan susu yang ditambah air, air cucian beras, air tajin, dan santan dapat identifikasi dengan mengukur impedansi, resistansi, dan konduktansinya. Kata kunci : susu kambing, impedansi, kapasitansi, resistansi, konduktasi
ABSTRACT WAHID SIDIK S, identification adulteration of goat’s milk by electrical properties measurements. Supervised by Dr. Ir IRMANSYAH, M.Si and Dr. IRMA ISNAFIA ARIEF, S.Pt, M.Si. Goat's milk is one of the foods that have high nutritional. In this period there are some cases of foodstuffs by mixing with other materials. Milk is included in the vulnerable category to forge. Adulteration of milk that often with the addition of water, rice water, starch water, and coconut milk. One of the efforts to identify these case by examining the electrical properties of pure milk and milk that had been forged. From the research, milk that has been mixed with water, rice water, starch water, and coconut milk have correlation between concentration of additive with impedance, resistance, and conductance of the sample. The greater the concentration of the additive, impedance and resistance will increase, but the conductance decreases. The measured capacitance has no correlation with the concentration of additive. Thus adulteration of milk with addition of water, rice water, starch water, and coconut milk can be identified by measuring the impedance, resistance, and conductance. Keywords: goat’s milk, impedance, capacitance, resistance, conductance
IDENTIFIKASI PEMALSUAN SUSU KAMBING MELALUI UJI SIFAT LISTRIK
WAHID SIDIK S
Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Fisika
DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
Judul Nama NIM
Identifikasi Pemalsuan Susu Kambing melalui Ujia Sifat Listrik Wahid Sidik S
074090027
Disetujui oleh
Tanggal:
~ 4 SEP 201~
Judul Nama NIM
: Identifikasi Pemalsuan Susu Kambing melalui Uji Sifat Listrik : Wahid Sidik S : G74090027
Disetujui oleh
Dr. Ir. Irmansyah, M.Si
Dr. Irma Isnafia Arief, S.Pt, M.Si
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Diketahui oleh
Dr. Akhiruddin Maddu, M.Si Ketua Departemen Fisika
Tanggal :
PRAKATA Segala puji hanya untuk Allah SWT yang menciptakan segala sesuatunya dengan keteraturan. Tak lupa shalawat dan salam kepada utusannya Muhammad SAW sebagai pembawa risalah kenabian dan ilmu pengetahuan. Alhamdulillah, Penelitian tugas akhir dengan judul identifikasi pemalsuan susu kambing melalui uji sifat listrik, akhirnya dapat diselesaikan dengan baik. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada : 1. Ayah dan Ibu, Sukarmin dan Sukinah atas dukungan serta doa tulusnya yang telah diberikan selama proses belajar di IPB. Adikku Ulfa yang selalu memberikan inspirasi, semangat, dukungan, canda dan kebersamaan. 2. Bapak Irmansyah, Alm. Ibu Rarah dan Ibu Irma atas kesabarannya sebagai Dosen Pembimbing dengan terus memberikan bimbingan, saran, dan motivasi. Segenap dosen fisika yang telah banyak memberikan ilmunya. 3. Bapak Indro dan Bapak Firman yang telah membantu selaku KOMDIK di Departemen Fisika IPB. 4. Halaqah, Mas Aryo, Okta Dwi P, Cici A, dan Jenal yang telah senantiasa menyemangati selama ini. 5. Seluruh civitas Departemen Fisika IPB, Fakultas MIPA, Fisika 46, KMF, HIMAFI, pejuang Serum-G IPB, BRIGADE G-14 atas kenangan dan kebersamaan kita selama ini. 6. Semua pihak yang telah menemani, menginspirasi, menyemangati, memberikan masukan mengkritik penulis sepanjang perjalanan menuntut ilmu hingga terselesaikannya skripsi ini. Semoga Allah membalas semuanya dengan yang lebih baik, agar silaturahmi kita tetap terjaga tanpa batas waktu. Dan semoga tulisan ini dapat memberi manfaat yang seluas-luasnya. Bogor, Juni 2013 Wahid Sidik S
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................
viii
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
ix
PENDAHULUAN .....................................................................................
1
Latar Belakang ...................................................................................
1
Perumusan Masalah ............................................................................
2
Tujuan Penelitian ................................................................................
2
Hipotesis .............................................................................................
2
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................
2
Susu Kambing ....................................................................................
2
Konduktivitas Listrik ..........................................................................
4
Kapasitansi ........................................................................................
5
Impedansi ..........................................................................................
6
METODOLOGI PENELITIAN ..................................................................
7
Waktu dan Tempat Pelaksanaan...........................................................
7
Alat dan Bahan Penelitian ....................................................................
7
Prosedur Penelitian ...............................................................................
7
HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................
9
Sifat Fisik-Kimia dan Sifat Listrik Susu Kambing ..............................
9
Sifat Listrik Bahan Penambah .............................................................
10
Sifat Listrik Susu Kambing dengan Penambahan ................................
11
Impedansi .....................................................................................
11
Kapasitansi ...................................................................................
13
Resistansi ......................................................................................
16
Konduktansi...................................................................................
18
SIMPULAN DAN SARAN
20
Simpulan .............................................................................................
20
Saran ....................................................................................................
21
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
21
RIWAYAT HIDUP ...................................................................................
33
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Halaman Plat Kapasitor Menggunakan Papan PCB ........................................ 7 Diagram Alir Penelitian ................................................................... 8 Hubungan Impedansi dengan Konsentrasi Bahan Penambah pada Sampel Susu IPTP ..................................... 11 Hubungan Impedansi dengan Konsentrasi Bahan Penambah pada Sampel Susu INTP ..................................... 12 Hubungan Impedansi dengan Konsentrasi Bahan Penambah pada Sampel Susu Darul Falah (DF) .................. 13 Hubungan Kapasitansi dengan Konsentrasi Bahan Penambah pada Sampel Susu IPTP ..................................... 14 Hubungan Kapasitansi dengan Konsentrasi Bahan Penambah pada Sampel Susu INTP ..................................... 15 Hubungan Kapasitansi dengan Konsentrasi Bahan Penambah pada Sampel Susu Darul Falah (DF) .................. 15 Hubungan Rsistansi dengan Konsentrasi Bahan Penambah pada Sampel Susu IPTP ..................................... 16 Hubungan Resistansi dengan Konsentrasi Bahan Penambah pada Sampel Susu INTP ..................................... 17 Hubungan Resistansi dengan Konsentrasi 17 Bahan Penambah pada Sampel Susu Darul Falah (DF) .................. Hubungan Konduktansi dengan Konsentrasi Bahan Penambah pada Sampel Susu IPTP ..................................... 18 Hubungan Konduktansi dengan Konsentrasi Bahan Penambah pada Sampel Susu INTP ..................................... 19 Hubungan Konduktansi dengan Konsentrasi Bahan Penambah pada Sampel Susu Darul Falah (DF) .................. 19
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5
Halaman Syarat Mutu Susu Segar Menurut SNI 01-3141-1998 ..................... 3 Komposisi Susu Hewan Ternak dan Manusia ................................. 4 Hasil Pengujian Susu Kambing dengan Milkotester ........................ 9 Sifat Listrik Susu Kambing Pada Frekuensi 23.583 kHz.............................................................. 9 Sifat Listrik Bahan Penambah Pada Frekuensi 23.583 kHz.............................................................. 10
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5 6 7
Halaman Grafik Sifat Listrik Susu dengan Penambahan pada Frekuensi 42 Hz ...................................................................... 23 Grafik Sifat Listrik Susu dengan Penambahan pada Frekuensi 479 Hz .................................................................... 24 Grafik Sifat Listrik Susu dengan Penambahan pada Frekuensi 1.27 kHz ................................................................. 25 Grafik Sifat Listrik Susu dengan Penambahan 27 pada Frekuensi 165.406 kHz ........................................................... Grafik Sifat Listrik Susu dengan Penambahan pada Frekuensi 438.055 kHz ........................................................... 28 Grafik Sifat Listrik Susu dengan Penambahan pada Frekuensi 1.887 MHz .............................................................. 29 Nilai Sifat Fisik-Kimia dan Sifat Listrik Susu Kambing PE ..................................................................................... 31
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Keamanan suatu bahan pangan saat ini menjadi hal yang sering dibicarakan. Hal ini karena pangan merupakan suatu hal yang berpengaruh langsung terhadap kesehatan manusia. Kesadaran akan keamanan pangan pun semakin meningkat dan menjadi pertimbangan pokok bagi konsumen baik dalam perdagangan nasional maupun internasional.1 Susu merupakan sumber protein hewani yang mengandung nilai gizi tinggi sehingga banyak dikonsumsi oleh masyarakat.2 Pada beberapa waktu ke belakang, muncul kabar mengenai pemalsuan susu. Beberapa peternak hewan perah mulai melakukan kecurangan dengan mencampurkan susu segar dengan air. Pada kenyataannya bahan campuran tersebut tidak hanya air, tetapi juga menggunakan bahan-bahan lain yang tidak diketahui keamanannya seperti santan, air tajin, air beras, dan bahan lainnya. Susu kambing merupakan susu yang memiliki keunggulan tertentu dibandingkan dengan susu sapi. Susu ini banyak dikonsumsi oleh masyarakat karena diyakini memiliki khasiat menyembuhkan beberapa penyakit kronis.3 Secara ekonomi susu kambing memiliki nilai jual yang lebih tinggi daripada susu sapi, sehingga banyak peternak yang mencapurkan susu dengan bahan lain untuk mendapatkan keuntungan yang lebih. Akibat pemalsuan susu ini bukan saja menimbulkan masalah kesehatan jika dikonsumsi secara terus menerus, tetapi konsumen juga dirugikan. Konsumen membeli susu dengan harga mahal, akan tetapi kualitas susunya tidak baik 4 Memeriksa kualitas susu terhadap dugaan pemalsuan bukan hal yang mudah, karena susu dari kandang setiap hari kadang berubah-ubah disebabkan kemungkinan adanya pencampuran susu dari jenis kambing yang berbeda, kemudian jenis dan jumlah pakan serta imbangan pakan yang diberikan pada ternak penghasil susu juga dapat memengaruhi susu. Sehingga diperlukan metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi pemalsuan susu tersebut. Salah satu metodenya adalah dengan mengidentifikasi sifat listrik dari susu. Karena susu yang murni dengan susu yang sudah dicampur oleh bahan tertentu akan memiliki
2
sifat listrik yang berbeda seperti konduktivitas listrik, resistansi, kapasitansi, dan lainnya.
Perumusan Masalah a.
Apakah sifat listrik dari susu kambing dapat digunakan untuk mengidentifikasi pemalsuannya ?
b.
Apakah sifat listrik susu kambing berkorelasi dengan konsentrasi bahan dalam penambahan tersebut ?
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : a.
Menguji sifat listrik susu kambing murni.
b.
Menguji sifat listrik dari susu kambing yang dicampur dengan air beras, air tajin, air, dan santan.
c.
Menganalisis hubungan tingkat pemalsuan susu kambing dengan sifat listrik yang dihasilkan.
Hipotesis Penambahan air, air beras, air tajin, dan santan ke dalam susu kambing akan memengaruhi sifat listrik dari susu tersebut. Semakin besar jumlah bahan penambahnya maka akan semakin terlihat perbedaan pada sifat listrik dari masing-masing penambah.
TINJAUAN PUSTAKA
Susu Kambing Susu kambing merupakan hasil sekresi dari ambing kambing sebagai makanan anaknya. Susu kambing dapat dikonsumsi manusia sebagiamana susu sapi. Menurut Tambing 3 susu kambing diyakini memiliki khasiat menyembuhkan penyakit kuning, asma, eksim, migrain, TBC, asam urat, impotensi, bronchitis, dan darah tinggi. Kandungan flourin pada susu kambing cukup tinggi yang
3
berfungsi sebagai antiseptik alami dan dapat membantu menekan pertumbuhan bakteri dalam tubuh. Susu kambing juga kaya protein dan asam amino sehingga menambah nutrisi tubuh, dan mengoptimalkan kerja pankreas untuk memproduksi insulin.5 Komponen alami susu kambing terdiri atas air, lemak, protein, laktosa, dan komponen lainnya seperti garam, enzim, vitamin, asam sitrat, gas, dan fosfolipid. 6 Syarat mutu susu segar menurut Standar nasioanal Indonesia (SNI) tahun 1998 dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Syarat Mutu Susu Segar Menurut SNI 01-3141-1998.7 No. 1.
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
17
18.
19. 20.
Kriteria Uji Keadaan : 1.1 Bau 1.2 Rasa 1.3 Warna 1.4 Konsistensi Suhu pada waktu diterima Kotoran dan benda aasing Berat jenis pada 27,5 celcius Titik beku Uji alkohol 70% Uji didih Uji reduktase Uji katalase Uji pemalsuan Uji peroksida Lemak Bahan kering tanpa lemak Protein Tingkatan keasaman Cemaran logam : 16.1 Timbal (Pb) 16.2 Tembaga (Cu) 16.3 Seng (Zn) 16.4 Merkuri (Hg) 16.5 Arsen (As) Cemaran mikroba : 17.1 Angka lempeng total 17.2 E.coli 17.3 Salmonella 17.4 S.aureus 17.5 Strep. Group B Residu Pestisida/insektisida Antibiotik
Satuan
Jumlah sel radang Angka refraksi
Koloni/ml
Persyaratan
%.B/B %.B/B %.B/B derajat SH
Normal Normal Normal Normal Maks. 8 Tidak boleh ada 1,0260 – 1,0280 -0,520 s.d. -0,560 Negatif Negatif 2 -5 Maks. 3 Negatif Positif Min. 3,0 Min. 8,0 Min. 2,7 6 -7
mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg
Maks. 0,3 Maks. 20,0 Maks. 40,0 Maks. 0,03 Maks. 0,1
Koloni/ml Koloni/ml Koloni/ml Koloni/ml Koloni/ml
Maks. 1 x 106 Negatif Negatif Maks. 1 x 102 Negatif
Celcius
Celcius
Jam ml
Sesuai peraturan Dep.Kes. yang berlaku Maks. 4 x 105 36 -38
4
Razafindrakoto et al.8 menyatakan bahwa susu kambing memiliki gizi yang serupa dengan susu sapi dan dapat digunakan sebagai pengganti susu sapi untuk merehabilitasi anak-anak yang menderita gizi buruk. Kandungan protein susu kambing dan sapi relatif sama. Jumlah vitamin A, vitamin B, riboflavin, dan niasin pada susu kambing lebih banyak dibanding susu sapi, namun kandungan vitamin B6 dan B12 pada susu sapi lebih banyak. Menurut Barrionuevo et al.9, hewan percobaan yang diberi susu kambing menunjukkan tingkat cerna zat besi yang lebih tinggi dibanding diberi diet standar dan diet susu sapi. Keuntungan susu kambing dibanding susu sapi adalah susu kambing dapat mencegah kekurangan zat besi pada pencernaan dan metabolisme zat besi pada kontrol dan hewan dengan gejala malabsorpsi. Perbandingan komposisi susu hewan ternak dan manusia dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Komposisi Susu Hewan Ternak dan Manusia Komposisi Air (%) Total padatan (%) Lemak (%) Diameter globula lemak (µm) Total nitrogen (%) Kasein (%) Serum Protein (%) Laktosa (%) Mineral (%) Ca (mg/l) Energi (kkal/l) Berat jenis (gr/cm3) Derajat keasaman (0SH) pH Titik Beku (0C) Sumber : Pulina dan Nudda, 200410
Domba 82,5 17,5 6,5 4,0 5,5 4,5 1,0 4,8 0,92 193 1050 1,037 8,5 6,65 -0,580
Kambing 87,0 13,0 3,5 3,9 3,5 2,8 0,7 4,8 0,8 134 650 1,032 8,0 6,60 -0,570
Sapi 87,5 12,5 3,5 4,4 3,2 2,6 0,6 4,7 0,72 119 700 1,032 7,1 6,50 -0,524
Manusia 87,5 12,5 4,4 1,1 0,4 0,7 6,9 0,30 32 690 1,015 6,85 -
Konduktivitas listrik Konduktansi didefinisikan sebagai ukuran kemampuan suatu bahan untuk mengalirkan muatan dan dalam standar SI mempunyai satuan siemens (S). Nilai konduktansi
yang
besar
menunjukkan
bahwa
bahan
tersebut
mampu
mengkonduksikan arus dengan baik, tetapi nilai konduktansi yang rendah menunjukkan bahan itu susah mengalirkan muatan. Arus I akan mengalir dalam konduktor logam bila terdapat perbedaan potensial V pada kedua ujungnya, dalam
5
suatu daerah yang cukup lebar, berbanding lurus dengan V. hubungan empiris ini disebut hokum Ohm yang dinyatakan dengan Persamaan (1).11 (1) Keterangan :
I = Arus (A) V = Potensial (volt) R = Hambatan (Ω)
Dan persamaan konduktansi dinyatakan dengan Persamaan (2). (2) Keterangan : G = Konduktansi (S)
Konduktivitas
listrik
adalah
kemampuan
suatu
bahan
untuk
menghantarkan arus listrik. Dimana dinyatakan oleh Persamaan (3).12 (3)
Keterangan : σ = Konduktivitas (1/Ω-m) R = Hambatan (Ω) A = Luas permukaan (m²) l = panjang (m)
Kapasitansi Kapasitansi adalah kemampuan dari suatu kapasitor untuk dapat menampung muatan elektron. Coulombs pada abad 18 menghitung bahwa 1 coulomb = 6.25 x 1018 elektron. Michael Faraday membuat postulat bahwa sebuah kapasitor akan memiliki kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan tegangan 1 volt dapat memuat muatan elektron sebanyak 1 coulomb. Ditunjukkan pada Persamaan (4). (4) Keterangan : Q = muatan elektron (C)
6
C = nilai kapasitansi (F) V = besar tegangan (V) Dalam praktek pembuatan kapasitor, kapasitansinya memiliki nilai sesuai dengan Persamaan (5). (5) Keterangan : C = nilai kapasitansi (F) k = konstanta dielektrik A = luas penampang kapasitor (m) d = jarak antar plat kapasitor (m)
Impedansi Jika suatu kapasitor dirangkai dengan resistor dan induktor pada rangkaian arus bolak balik, maka hambatan total rangkaian tersebut dikenal dengan impedansi.13 Dengan analisis fasor untuk tegangan diperoleh nilai impedansi rangkaian seri sesuai Persamaan (6).
√
(6)
Keterangan : Z = Impedansi (Ω) R = Resistansi (Ω) XL = Reaktansi Induktif (Ω) XC = Reaktansi Kapasitif (Ω)
Secara formulasi hukum Ohm untuk impedansi diperoleh dengan perbandingan tegangan total dengan arus total dalam rangkaian. (7) Keterangan : Z
= Impedansi (Ω)
∆V = Beda potensian (V) I
= Arus listrik (A)
7
METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan di Lab Biofisika Membran Departemen Fisika IPB dan di Lab Teknologi Pengolahan Susu Departemen IPTP IPB. Waktu penelitian adalah dari bulan Oktober 2012 sampai bulan Mei 2013.
Alat dan Bahan Penelitian Alat yang digunakan adalah botol sampel, plat kapaistor, pendingin, LCR meter dan Milko tester. Bahan yang digunakan antara lain susu kambing, air beras, air tajin, air biasa, dan santan.
Prosedur Penelitian 1.
Pembuatan 2 buah plat kapasitor menggunakan papan PCB dengan ukuran 4 cm x 5 cm, dan jarak kedua plat 0.5 cm. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.
2.
Mengidentifikasi karakteristik susu kambing yang murni menggunakan Milkotester sehingga didapatkan nilai dari sifat kimia dan fisik susu tersebut, yaitu Lemak (F), Protein (P), Padatan tanpa lemak (SNF), Garam (S), Laktosa (L), Densitas (D), Titik beku (FP), Air (W).
3.
Mengidentifikasi susu yang belum dicampur tersebut berdasarkan sifat listriknya menggunakan LCR meter, yaitu konduktansi (G), impedansi (Z), kapasitansi (Cs), dan resistansi (Rs).
4.
Mencampurkan susu kambing dan air biasa dengan perbandingan 90:10 ; 80:20 ; 70:30 ; 60:40 ; 50:50 ; 40:60 ; 30:70 ; 20:80 ; 10:90.
kabel kabel
5 cm
4 cm 0.5 cm
Gambar 1 Plat Kapasitor Menggunakan Papan PCB
8
5.
Mencampurkan susu kambing dan air tajin dengan perbandingan 90:10 ; 80:20 ; 70:30 ; 60:40 ; 50:50 ; 40:60 ; 30:70 ; 20:80 ; 10:90.
6.
Mencampurkan susu kambing dan santan dengan perbandingan 90:10 ; 80:20 ; 70:30 ; 60:40 ; 50:50 ; 40:60 ; 30:70 ; 20:80 ; 10:90.
7.
Mencampurkan susu kambing dan air beras dengan perbandingan 90:10 ; 80:20 ; 70:30 ; 60:40 ; 50:50 ; 40:60 ; 30:70 ; 20:80 ; 10:90.
8.
Pada setiap jenis campuran susu dengan bahan lain dilakukan identifikasi sifat listriknya menggunakan LCR meter.
9.
Menset nilai tegangan input 1 V, pengukuran menggunakan frekuensi 42 Hz – 5 MHz dengan membagi menjadi 25 titik.
10. Merangkum semua data yang didapat dari Milko tester dan LCR meter ke dalam grafik dan tabel. 11. Menganalisis data dan bentuk grafik yang diperoleh. 12. Menyimpulkan hasil dari pengujian identifikasi.
Diagram Alir penelitian ditunjukkan pada Gambar 2. Mulai
Penyiapan Alat dan Bahan
Susu Murni Pengukuran dengan MilkoTester dan LCR meter
Penambahan susu dengan air, air beras, air tajin, dan santan. Masing-masing dengan konsentrasi 90:10, 80:20, 70:30, 60:40, 50:50, 40:60, 30:70, 80:20, 90:10
Pengujian dengan LCR meter
F, P, SNF, S, D, W, L, FP,
Z, Cs, G, Rs
Analisis data dan penarikan kesimpulan
Penyusunan skripsi
Selesai
Gambar 2 Diagram Alir Penelitian
9
HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat Fisik-Kimia dan Sifat Listrik Susu Kambing Jumlah sampel susu kambing yang digunakan berasal dari 3 peternakan yang berbeda. Hasil pengukuran sifat fisik-kimia susu kambing yang dijadikan sampel menggunakan Milkotester dapat dilihat pada Tabel 3. Pada tabel tersebut menunjukkan bahwa setiap peternakan memiliki sifat fisik-kimia susu kambing yang berbeda, yaitu perbadaan presentase lemak, protein, laktosa, garam, dan padatan tanpa lemak. Menurut Goetsch et al.14 konsentrat dan bahan pakan akan memengaruhi kualitas dari susu. Pada sampel DF, peternakan menggunakan hijauan dan bahan organik saja sebagai pakannya, sedangkan pada sampel IPTP dan INTP selain hijauan, juga menambahkan konsentrat, sehingga membuat kandungan lemaknya semakin meningkat. Hal lain yang menyebabkan perbedaan nilai tersebut, adalah genetik, kebersihan kandang, musim, dan cuaca di daerah pemeliharaan.14 Setiap bahan memiliki sifat listrik yang berbeda. Karateristik ini yang berasal dari produk biologi telah menjadi parameter yang sering digunakan dalam teknologi pangan.15
Tabel 3 Hasil Pengujian Susu Kambing dengan Milkotester Sampel Susu
Lemak (%)
Padatan tanpa lemak (%)
Densitas (g/ml)
Titik Beku (°C)
Protein (%)
Laktosa (%)
Garam (%)
Air (%)
IPTP
6.48
8.88
1.0284
-0.438
4.91
3.17
0.81
99
INTP
5.77
9.75
1.0319
-0.491
5.29
3.57
0.88
99
DF*
7.20
9.46
1.0301
-0.471
5.24
3.35
0.86
99
*DF : Darul Falah
Tabel 4 Sifat Listrik Susu Kambing pada Frekuensi 23.583 kHz Sampel Susu
Impedansi (Ω)
Kapasitansi (µF)
Resistansi (Ω)
Konduktansi (S)
IPTP
19.1230
0.7178
16.6510
0.0455
INTP
10.9050
0.0002
10.9040
0.0917
DF
21.7200
2.1945
21.5010
0.0456
10
Tabel 4 memperlihatkan sifat listrik yang berbeda antara 3 sampel susu yang digunakan pada pengukuran menggunakan LCR meter. Nilai impedansi terbesar ditunjukkan oleh sampel DF, dan impedansi yang terkecil ditunjukkan oleh sampel INTP. Nilai impedansi ini dipengaruhi oleh kandungan lemak pada susu tersebut. Sampel DF memiliki presentase lemak lebih besar dibanding sampel IPTP dan sampel IPTP lebih besar daripada INTP yang diperlihatkan pada tabel 3. Beberapa penyebab yang membuat perbedaan tersebut antara lain kandungan dari susu seperti lemak, garam, protein dan mineral lain.16
Sifat Listrik Bahan Penambah Bahan penambah yang digunakan untuk pemalsuan pada penelitian ini adalah air, air beras(cucian beras), air tajin, dan santan. Bahan yang dunakan dipilih karena pada pencampuran dengan susu secara penglihatan biasa tidak memiliki perbedaan dengan susu yang murni. Tabel 5 memperlihatkan fenomena yang sama dengan Tabel 4. Setiap bahan memiliki karateristik listrik yang berbeda. Pada Tabel 5, air memiliki nilai kapasitansi yang paling besar dibanding dengan 3 bahan lainnya. Namun, santan memiliki nilai impedansi dan resistansi yang terbesar dibanding yang lainnya. Hal tersebut disebabkan karena santan memiliki kandungan lemak yang tinggi dibanding dengan air, air beras, dan air tajin. Air tidak memiliki kandungan lemak, sedangkan air beras merupakan air yang berasal dari cucian beras, dan air tajin adalah air putih kental yang diambil ketika sedang memasak beras, sehingga berdasarkan hal ini, santan memiliki kandungan lemak yang lebih besar dari beras karena beras merupakan sumber pangan utama yang dominan mengandung pati dibanding kandungan kimia yang lainnya.
Tabel 5 Sifat Listrik Bahan Penambah pada Frekuensi 23.583 kHz Bahan Penambah
Impedansi (Ω)
Kapasitansi (µF)
Resistansi (Ω)
Konduktansi (S)
Air Air Beras Air Tajin Santan
272.5700 243.1300 85.1620 898.8700
3.1297 0.4799 0.0036 0.2444
272.5600 242.7300 85.1610 898.4400
0.0037 0.0041 0.0117 0.0011
11
Berdasarkan persamaan (2) konduktansi berbanding terbalik terhadap resistansi, sehingga konduktansi santan memilki nilai yang paling kecil.
Sifat Listrik Susu Kambing dengan Penambahan Air, Air Tajin, Air Beras, dan Santan Sifat listrik dari susu kambing ketiga sampel yang telah ditambahkan dengan bahan lain, yaitu air, air beras, air tajin, dan santan diukur pada frekuensi 42 Hz – 5 MHz. Berdasarkan data yang didapatkan maka dipilih frekuensi 23.583 kHz untuk mewakili hasil pengukuran sifat listrik susu yang ditambahkan dengan bahan penambah. Pada frekuensi ini dapat membedakan antara masing-masing penambahan air, air beras, air tajin, dan santan serta pola hubungan antara penambahan dengan sifat listriknya. Pada frekuensi yang lain menunjukkan bentuk grafik yang cukup bias seperti yang ditunjukkan pada lampiran, sehingga dipilih frekuensi 23.583 kHz dalam penyajian hasil pengukuran sifat listriknya.
Impedansi Impedansi merupakan penghalang dalam suatu medan listrik yang diberikan pada kapasitor. Impedansi dipengaruhi oleh besarnya frekuensi, resistansi, kapasitamsi, dan induktansi dari bahan yang disisipkan pada keping kapasitor.
Impedansi (Ω)
Impedansi (Ω)
30 Bahan Aditif
25
Air
20
Air Beras
15
Air Tajin 10
Santan
5 0 10
20
30
40 50 60 Konsentrasi (%)
70
80
90
Gambar 3 Hubungan Impedansi dengan Konsentrasi Bahan Penambah Sampel Susu IPTP
pada
12
Gambar 3 menunjukkan peningkatan konsentrasi menunjukkan perbedaan antara masing-masing perlakuan penambahan semakin terlihat nyata. Pada gambar tersebut kecenderungan diagram menunjukkan semakin tinggi konsentrasi bahan penambah yang dicampurkan ke dalam susu kambing sampel IPTP maka nilai impedansinya semakin besar. Hal tersebut disebabkan semakin banyak jumlah air yang ditambahkan ke dalam susu, karena air bersifat polar maka ini akan membuat medan listrik yang mengalir di dalam kapasitor semakin terhambat sehingga jumlah muatan yang berpindah dari sisi kapasitor ke sisi yang lain sedikit. Begitu pun dengan penambahan air beras dan air tajin, karena beras mengandung pati yang merupakan molekul polar. Sampel INTP yang ditunjukkan pada Gambar 4 memiliki kecenderungan yang mirip dengan Gambar 3, secara umum diagram menggambarkan untuk semua bahan menunjukkan semakin besar konsentrasi bahan penambah yang dicampurkan pada susu maka nilai impedansinya semakin besar. Impedansi susu dengan penambahan santan memiliki nilai yang lebih kecil daripada impedansi dengan penambhan bahan yang lain. Di dalam santan selain lemak ada mineral yang memiliki kemungkinan bereaksi dengan senyawa yang berada di dalam susu sehingga menyebabkan penurunan jumlah muatan yang mengalir di dalam kapasitor tidak sebesar pada penambahan bahan lai n.
Impedansi (Ω) 35 30
Bahan Aditif
Impedansi (Ω)
25
Air
20
Air Beras
15
Air Tajin
10
Santan
5 0 10
20
30
40 50 60 Konsentrasi (%)
70
80
90
Gambar 4 Hubungan Impedansi dengan Konsentrasi Bahan Penambah Sampel Susu INTP
pada
13
Impedansi (Ω)
Impedansi (Ω)
2500 2000
Bahan Aditif
Air
1500
Air Beras Air Tajin
1000
Santan 500
0 10
20
30
40
50
60
70
80
90
Konsentrasi (%)
Gambar 5 Hubungan Impedansi dengan Konsentrasi Bahan Penambah Sampel Susu Darul Falah (DF) Diagram
diatas
menunjukkan
hubungan
yang
fluktuatif
pada
antara
penambahan bahan dengan sampel susu DF. Nilai impedansi yang tinggi dimiliki oleh santan dengan konsentrasi 70 % dan air tajin dengan konsentrasi 60%, sehingga pada diagram ini tidak dapat menyatakan keterkaitan antara presentase penambahan bahan dengan sampel susu terhadap besarnya impedansi.
Kapasitansi Nilai kapasitansi sebuah kapasitor keping sejajar dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya luas penampang keping, jarak antar keping, dan sifat bahan dielektriknya.17 Dalam hal ini yang menjadi bahan dielektrinya adalah sampel susu dari 3 peternakan yang ditambahkan oleh air, air tajin, air beras, dan santan. Menurut persamaan (5), bahan dielektrik yang terdapat diantara keping sejajar akan melemahkan medan listrik diantaranya, karena adanya medan listrik internal yang ada diantara keping akan menghasilkan medan listrik yang memiliki arah berlawanan dengan medan listrik luar, sehingga menyebabkan kapaistansinya naik.
14
Kapasitansi (µF) 100
Kapasitansi (µF)
90 Bahan Aditif
80 70
Air
60
Air Beras
50
Air Tajin
40
Santan
30 20 10
0 10
20
30
40
50
60
70
80
90
Konsentrasi (%)
Gambar 6 Hubungan Kapasitansi dengan Konsentrasi Bahan Penambah pada Sampel Susu IPTP Pada kenaikan konsentrasi terlihat kenaikan nilai kapasitansi pada semua penambahan bahan, kecuali santan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6. Kenaikan nilai kapasitansi ini disebabkan presentase dari molekul air dan pati yang ditambahkan pada sampel susu IPTP semakin besar sehingga medan listrik yang berada di antara kapasitor semakin melemah. Untuk santan dengan semakin bertambahnya konsentrasi mengakibatkan menurunyya nilai kapasitansi. Hal yang menyebabkan peristiwa ini karena lemak yang berada pada santan merupakan molekul non polar, dan jumlah lemak yang ada pada dielektrik semakin besar, sehingga menyebabkan menurunnya nilai kapasitansi. Pada konsentrasi kurang dari 50 % susu yang dicampurkan dengan bahan penambah mengalami kenaikan nilai kapasitansi seiring dengan bertambahnya konsnetrasi bahan penambah, kecuali pada penambahan santan. Hal ini menandakan molekul bahan yang semakin terpolarisasi dengan bertambahnya jumlah air dan pati yang berada pada bahan tersebut.
15
Kapasitansi (µF) 45 40 Bahan Aditif
Kapasitansi (µF)
35 30
Air
25
Air Beras
20
Air Tajin
15
Santan
10 5 0 10
20
30
40
50
60
70
80
90
Konsentrasi (%)
Gambar 7 Hubungan Kapasitansi dengan Konsentrasi Bahan Penambah pada Sampel Susu INTP Gambar 7 memperlihatkan bentuk diagram yang fluktuatif hampir untuk semua jenis penambahan. Pada penambahan air beras terjadi penurunan nilai kapasitansi pada konsentrasi penambahan lebih dari 50 %, sedangkan penambahan yang lain tidak menunjukkan kecenderungan pola tertentu.
Kapasitansi (µF) 35
Kapasitansi (µF)
30
Bahan Aditif
25
Air
20
Air Beras
15
Air Tajin
10
Santan
5 0 10
20
30
40
50
60
70
80
90
Konsentrasi (%)
Gambar 8 Hubungan Kapasitansi dengan Konsentrasi Bahan Penambah pada Sampel Susu Darul Falah (DF)
16
Berdasarkan Gambar 8, secara umum pada konsentrasi rendah pertambahan konsentrasi menyebabkan nilai kapasitansinya menurun. Pada sampel susu DF memiliki kandungan lemak yang paling tinggi dibandingkan dengan 2 sampel susu lainnya sehingga jumlah molekul dielektrik yang bersifat non polar meningkat. Meskipun jumlah bahan yang ditambahkan semakin besar, namun tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kenaikan nilai kapasitansi. Ini menunjukkan polaritas dari bahan tersebut rendah pada konsentrasi 10 % sampai 50 %. Dan pada konsentrasi bahan penambah yang sangat tinggi yaitu 80 % dan 90 % terjadi kenaikan nilai kapasitansi, yang menandakan molekul tersebut mengalami peningkatan polarisasi.
Resistansi Resistansi merupakan salah satu faktor yang menentukan besarnya impedansi sesuai dengan persamaan (6). Resistansi adalah kemampuan suatu bahan untuk menghambat aliran arus listrik pada keping kapasitor. Pada gambar 9, 10, dan 11 yang merupakan grafik hubungan antara resistansi yang dimiliki oleh susu dengan bahan penambah memiliki kesesuaian pola dengan grafik hubungan impedansi dengan konsentrasi susu yang dicampur dengan air, air beras, air tajin, dan santan pada gambar 3, 4, dan 5.
Resistansi (Ω) 30
Resistansi (Ω)
25
Bahan Aditif
20
Air Air Beras
15
Air Tajin 10
Santan
5 0 10
20
30
40
50
60
70
80
90
Konsentrasi (%)
Gambar 9 Hubungan Resistansi dengan Konsentrasi Bahan Penambah Sampel Susu IPTP
pada
17
Resistansi (Ω) 35
Resistansi (Ω)
30
Bahan Aditif
25 Air 20
Air Beras
15
Air Tajin
10
Santan
5 0 10
20
30
40
50
60
70
80
90
Konsentrasi (%)
Gambar 10 Hubungan Resistansi dengan Konsentrasi Bahan Penambah pada Sampel Susu INTP
Resistansi (Ω) 2000 1800
Resistansi (Ω)
1600
Bahan Aditif
1400
Air
1200 1000
Air Beras
800
Air Tajin
600
Santan
400 200 0 10
20
30
40
50
60
70
80
90
Konsentrasi (%)
Gambar 11 Hubungan Resistansi dengan Konsentrasi Bahan Penambah pada Sampel Susu Darul Falah (DF) Dengan demikian fenomena yang terjadi berdasarkan Gambar 9, 10, dan 11 sama dengan fenomena pada Gambar 3, 4, dan 5. Hal yang membedakan antara impedansi dengan resistansi ada pada besarnya nilai hambatan dari sampel susu yang telah dicampur bahan penambah, karena impedansi adalah hambatan
18
total pada suatu rangkaian listrik tertutup yang di dalamnya terdapat resistansi, reaktansi kapasitif, dan reaktansi induktif. Resistansi susu yang ditambahkan dengan santan seharusnya memiliki nilai yang lebih tinggi dibanding dengan penambahan bahan lain, namun nilai resistansi yang didapatkan dari penambahan santan paling rendah dibanding penambahan bahan lain. Dari hal tersebut, diasumsikan terjadi suatu proses kimiawi antara susu dengan santan sehingga menurunkan nilai resistansinya dibanding bahan lain.
Konduktansi Konduktansi adalah kemampuan suatu bahan untuk menghantarkan listrik, konduktansi dipengaruhi oleh konsentrasi ion dan mobilitas ion yang dapat menghantarkan listrik pada bahan. Semakin banyak ion dan tingkat mobilitas ion yang tinggi akan memperbesar nilai konduktansinya. Gambar 12 menampilkan hubungan konduktansi dengan konsentrasi bahan yang ditambahkan pada sampel susu IPTP.
Pada diagram di atas
menunjukkan semakin besar konsentrasi bahan yang ditambahkan ke dalam susu kambing IPTP maka nilai konduktansinya semakin menurun.
Konduktansi (S)
Konduktansi (S)
0,25 Bahan Aditif
0,20
Air
0,15
Air Beras Air Tajin
0,10
Santan
0,05 0,00 10
20
30
40
50
60
70
80
90
Konsentrasi (%)
Gambar 12 Hubungan Konduktansi dengan Konsentrasi Bahan Penambah pada Sampel Susu IPTP
19
Konduktansi (S) 0,16
0,14 Bahan Aditif
Konduktansi (S)
0,12 0,10
Air
0,08
Air Beras Air Tajin
0,06
Santan
0,04 0,02
0,00 10
20
30
40
50
60
70
80
90
Konsentrasi (%)
Gambar 13 Hubungan Konduktansi dengan Konsentrasi Bahan Penambah pada Sampel Susu INTP Penambahan bahan santan pada sampel susu INTP memiliki nilai konduktansi yang lebih tinggi dibanding bahan penambah lain pada konsentrasi 40 % sampai 90 % sedangkan untuk bahan penambah air, air beras, dan air tajin diagram menunjukkan kecenderungan semakin besar konsentrasi bahan yang ditambahkan ke dalam sampel susu INTP, maka nilai konduktansinya semakin kecil. Konduktansi (S) 0,08
Konduktansi (S)
0,07
Bahan Aditif
0,06 0,05
Air
0,04
Air Beras Air Tajin
0,03
Santan
0,02 0,01 0,00 10
20
30
40
50
60
70
80
90
Konsentrasi (%)
Gambar 14 Hubungan Konduktansi dengan Konsentrasi Bahan Penambah pada Sampel Susu Darul Falah (DF)
20
Pada penambahan air beras terlihat
mengalami penurunan nilai
konduktansi yang tidak terlalu besar dari konsentrasi 10 % hingga 40 %. Susu yang ditambah dengan santan memiliki nilai konduktansi pada konsentrasi 30 % hingga 70 % yang kecil dibanding susu yang ditambah dengan bahan lain, hal ini disebabkan sifat dari santan yang sukar dalam menghantar listrik karena kandungan lemak yang tinggi. Untuk penambahan air tajin, diagram menunjukkan nilai konduktansi yang semakin menurun dengan meningkatnya konsentrasi air tajin, ini disebabkan kandungan pati yang tinggi sehingga jumlah muatan yang mengalir di dalam kapasitor menjadi sedikit, namun juga terdapat kenaikan nilai konduktansi di beberapa konsentrasi. Kejadian ini dimungkinkan karena proses atomik yang terjadi dalam campuaran tersebut yang tidak diteliti pada percobaan ini.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan Sampel susu yang digunakan pada penelitian ini diambil dari 3 peternakan yaitu, IPTP, INTP, dan Darul Falah. Pengujian kemurnian susu kambing dilakukan menggunakan Milkotester sehingga didapatkan data kandungan kimia dan sifat fisik dari susu tersebut. Pengujian menggunakan LCR meter dilakukan untuk mengetahui sifat listrik dari susu kambing murni, yaitu impedansi, kapasitansi, resistansi, dan konduktansinya. Sifat listrik pada susu kambing memiliki keterkaitan dengan kandungan lemaknya. Semakin tinggi kandungan lemak yang dimiliki susu kambing maka nilai impedansi, resistansi, dan kapasitansinya juga akan tinggi sedangkan konduktansinya berbanding terbalik dengan kandungan lemak dari susu tersebut. Susu kambing yang dicampurkan dengan bahan penambah, yaitu air, air beras, air tajin, dan santan memiliki sifat listrik yang beragam. Frekuensi yang digunakan pada analisis sifat listrik adalah 23.583 kHz. Untuk sampel susu IPTP dan INTP hubungan antara konsentrasi dengan sifat listrik tampak pada parameter impedansi, resistansi, dan konduktansi sehingga pada kedua sampel susu ini
21
tingkat pemalsuan dengan air, air tajin, air beras, dan santan dapat diidentifikasi dengan mengukur impedansi, resistansi, dan konduktansinya. Parameter kapasitansi dari kedua sampel masih belum menunjukkan pola hubungan antara konsentrasi penambahan dengan nilai kapasitansinya. Nilai impedansi dan resistansi semakin meningkat dengan semakin bertambahnya jumlah bahan penambah, sedangkan konduktansi memiliki hubungan yang berbanding terbalik dengan konsentrasi bahan penambah. Tingkat pemalsuan susu kambing dengan penambahan air, air beras, air tajin, dan santan pada sampel Darul Falah (DF) tidak menunjukkan pola korelasi antara konsentrasi penambahan dengan masing-masing sifat listrik yang diukur, sehingga perlu dilakukan pengujian dengan metode yang lain. Ada dugaan bahwa sampel susu Darul Falah dan bahan aditif yang akan dicampurkan ke sampel susu terkontaminasi sebelum dilakukan pengujian sifat listriknya.
Saran Untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan pengujian dengan frekuensi yang lebih tinggi dari 5 MHz dan pengujian untuk susu dengan kadar lemak yang tinggi perlu dilakukan analisis secara molekul untuk mengetahui fenomena tertentu yang tidak menunjukkan korelasi sifat
listrik dengan tingkat
pemalsuannya. Selain itu, juga perlu diperhatikan kesterilan susu saat mobilisasi dan bahan aditif yang digunakan sehingga pada saat pengujian menghasilkan data yang menunjukkan hubungan pada masing-masing parameter yang diuji.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Marlina, E. T. dkk. Deteksi Jumlah Dan Grup Koliform Pada Susu Sapi
Perah
Peternak
Anggota
Kud
Tanjungsari
Di
TPS
Cimanggung.Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Bandung. 2004.
22
2.
Prabowo, A.R. Aktivitas Antimikroba Dadih Susu Sapi Hasil Fermentasi Berbagai Starter Bakteri Probiotik. Skripsi. Bogor : Institut Pertanian Bogor. 2005.
3.
Tambing S. N. Susu Kambing. [Terhubung Berkala]. www.iphpk.gov.my/Malay/susukambing. 11 September 2012. 2004.
4.
Priyono. Waspada Terhadap Pemalsuan Susu. Pasca Sarjana Ilmu Ternak Universitas Diponegoro. Semarang. 2005.
5.
Moeljanto, Damayanti, R, Wiryanta, B.T. Wahyu. Khasiat dan Manfaat; Susu Kambing. Depok: Agromedia Pustaka. 2002.
6.
Spreer, E. Milk and Dairy Product Technology. Translated : A.Mixa. Marcel Dekker, Inc., New York. 1998.
7.
Badan Standarisasi Nasional (BSN). SNI 01-3141-1998. Susu Segar. Dewan Standarisasi Nasional. Jakarta. 1998.
8.
Razafindrakoto, O. et al. Goat’s Milk as A Substitute for Cow’s Milk in Undernourished Children : A Randomized Double-blind Clinical Trial. J. Dairy Sci. 94 (1):65-69. 1994.
9.
Barrionuevo, M et al. Beneficial Effect of Goat Milk on Nutritive Utilization of Iron adn Copper in Malabsorption Syndrome. J. Dairy Sci. 85:657-664. 2002.
10.
Pulina, G. dan Nudda. A. Milk Production. dalam G. Pulina dan R. Bencini
(editors).
Dairy Sheep
Nutrition.
CABI
Publishing.
Wallingford. 2004. 11.
Beiser, A. Konsep Fisika Modern. Jakarta : Erlangga. 1992.
12.
Arishandi, R. Uji sifat Listrik dan Sifat Optik Film Tipis xTiO3
BaxSr1-
(BST) yang Dibuat dengan Metode Chemical Solution
Deposition. Skripsi. Bogor : Institut Pertanian Bogor. 2010. 13.
Putri, R. Kajian Sifat Listrik Buah Manggis pada Tingkat Kematangan Berbeda. Skripsi. Bogor : Institut Pertanian Bogor. 2007.
14.
Goetsch, A.L. et al. Factors Affecting Goat Milk Production and Quality. Jurnal of Small Ruminant Research. America : Langston University. 2011.
23
Içıer, F., & Baysal, T. Dielectric Properties of Food Materials-
15.
2:Measurements Technique. Critical Reviews in Food Science and Nutrition, 44, 473-478. 2004. 16.
Petty, M.C., Mabrook, M.F. Effect of Composition on The Electrical Condutance of Milk. Jurnal of Food Engineering 60 (2003) 321-325.. 2003. Kusnadi. Sifat Listrik Telur Ayam Kampung Selama Penyimpanan.
17.
Skripsi. Bogor : Institut Pertanian Bogor. 2007.
LAMPIRAN Lampiran 1 Grafik Sifat Listrik Susu dengan Penambahan pada Frekuensi 42 Hz
Impedansi (Ω) 00.250 250 Air
00.200 200
Air Beras
00.150 150
Air Tajin
00.100 100
Santan
00.050 50 0 00.000
0
20
40 60 Konsentrasi (%)
80
100
Kapasitansi (µF) 00.100 100
00.080
Air
00.060
Air Beras
00.040
Air Tajin
00.020
Santan
80 60 40 20
00.000 0
-00.020
0
20
40
60
Konsentrasi (%)
80
100
24
Resistansi (Ω) 100 00.100 90 00.090 80 00.080 70 00.070 60 00.060 50 00.050 40 00.040 30 00.030 20 00.020 10 00.010 0 00.000 0
Air Air Beras Air Tajin
Santan
20
40 60 Konsentrasi (%)
80
100
Konduktansi Konduktansi ( x 10^-4 S) (S) 00.000 250 Air
00.000 200
Air Beras
00.000 150
Air Tajin
100 00.000
Santan
50 00.000 0 00.000
0
20
40 60 Konsentrasi (%)
80
100
Lampiran 2 Grafik Sifat Listrik Susu dengan Penambahan pada Frekuensi 479 Hz
Impedansi (Ω) 00.040 40 00.035 35 00.030 30 00.025 25 00.020 20 00.015 15 00.010 10 00.005 5 00.000 0
Air
Air Beras Air Tajin Santan
0
20
40 60 Konsentrasi (%)
80
100
25
Kapasitansi (F) 120
00.120 100 00.100
Air
80 00.080
Air Beras
60 00.060
Air Tajin
40 00.040
Santan
00.020 20 00.000 0 -00.020
0
20
40
60
80
100
Konsentrasi (%)
Konduktansi (S) (x 10^-4 S) 00.000 1000 00.000 900 800 00.000 700 00.000 600 00.000 500 00.000 400 00.000 300 00.000 200 00.000 100 00.000 0 00.000 0 20
Air Air Beras Air Tajin Santan
40 60 Konsentrasi (%)
80
100
Lampiran 3 Grafik Sifat Listrik Susu dengan Penambahan pada Frekuensi 1.27 kHz
Impedansi Impedansi (Ω)(Ω) 35 00.035 30 00.030
Air
25 00.025
Air Beras
20 00.020
Air Tajin
15 00.015
Santan
10 00.010 5 00.005 0 00.000
0
20
40 60 Konsentrasi (%)
80
100
26
Kapasitansi (F) 100 00.100 80 00.080
Air
60 00.060
Air Beras
40 00.040
Air Tajin
00.020 20
Santan
00.000 0 -00.020
0
20
40
60
80
100
Konsentrasi (%)
Resistansi (Ω) 00.035 35 30 00.030
Air
25 00.025
Air Beras
20 00.020 15 00.015
Air Tajin
10 00.010
Santan
5
00.005 0
00.000 0
20
40 60 Konsentrasi (%)
80
100
Konduktansi (S) (x10^-4 S)
1400 00.000 1200 00.000 1000 00.000 800 00.000 600 00.000 400 00.000 200 00.000 000.000
Air Air Beras Air Tajin Santan
0
20
40 60 Konsentrasi (%)
80
100
27
Lampiran 4 Grafik Sifat Listrik Susu dengan Penambahan pada Frekuensi 165.406 kHz
Impedansi (Ω) 00.040 40 00.035 35 00.030 30 25 00.025 20 00.020 15 00.015 10 00.010 5 00.005 0 00.000 0
Air Air Beras Air Tajin Santan
20
40 60 Konsentrasi (%)
80
100
Kapasitansi (F) 00.030 30 00.025 25 00.020 20
Air
Air Beras
00.015 15 00.010 10 00.005 5 00.000 0
Air Tajin Santan
-00.005 0
20
40
60
80
100
Konsentrasi (%)
Resistansi (Ω) 00.035 35 00.030 30
Air
00.025 25
Air Beras
00.020 20
Air Tajin
00.015 15
Santan
10 00.010 5 00.005 0 00.000
0
20
40 60 Konsentrasi (%)
80
100
28
Konduktansi (S)(x 10^-4 S) 00.000 1600 00.000 1400 00.000 1200 00.000 1000 00.000 800 00.000 600 00.000 400 00.000 200 000.000
Air Air Beras Air Tajin Santan
0
20
40 60 Konsentrasi (%)
80
100
Lampiran 5 Grafik Sifat Listrik Susu dengan Penambahan pada Frekuensi 438.055 kHz
Impedansi (Ω) 00.040 40 00.035 35 00.030 30 00.025 25 00.020 20 00.015 15 00.010 10 5 00.005 0 00.000 0
Air Air Beras Air Tajin Santan
20
40 60 Konsentrasi (%)
80
100
Kapasitansi (F)(x 10^-4 F) 00.000 3000 00.000 2500
Air
2000 00.000
Air Beras
1500 00.000
Air Tajin
1000 00.000
Santan
500 00.000 0 00.000 0
20
40 60 Konsentrasi (%)
80
100
29
Resistansi (Ω) 00.040 40 00.035 35 00.030 30 00.025 25 00.020 20 00.015 15 00.010 10 00.005 5 00.000 0
Air Air Beras Air Tajin Santan
0
Konduktansi (S) 00.000 1200
20
40 60 Konsentrasi (%)
80
100
(x 10^-4 S)
00.000 1000
Air
800 00.000
Air Beras
600 00.000 400 00.000
Air Tajin Santan
200 00.000 0 00.000 0
20
40 60 Konsentrasi (%)
80
100
Lampiran 6 Grafik Sifat Listrik Susu dengan Penambahan pada Frekuensi 1.887 MHz
Impedansi (Ω) 00.040 40 00.035 35 30 00.030 25 00.025 20 00.020 15 00.015 10 00.010 5 00.005 0 00.000
Air Air Beras Air Tajin Santan
0
20
40 60 Konsentrasi (%)
80
100
30
Kapasitansi (F)(x 10^-4 F) 00.000 80 00.000 70 Air
60 00.000 50 00.000 40 00.000 30 00.000
Air Beras
Air Tajin Santan
20 00.000 10 00.000 0 00.000 0
20
40
60
80
100
Konsentrasi (%)
Resistansi (Ω) 00.035 35 00.030 30
Air
25 00.025
Air Beras
20 00.020
Air Tajin
15 00.015 10 00.010
Santan
5 00.005 0 00.000 0
20
40
60
80
100
Konsentrasi (%)
Konduktansi (S)(x 10^-4 S) 450 00.000 400 00.000 350 00.000 300 00.000 250 00.000 200 00.000 150 00.000 100 00.000 50 00.000 0 00.000
Air Air Beras Air Tajin Santan
0
20
40
60
Konsentrasi (%)
80
100
31
Lampiran 7 Nilai Sifat Fisik-Kimia dan Sifat Listrik Susu Kambing PE Parameter Lemak (%) Protein (%) Densitas (g/ml) Garam (%) Laktosa (%) Padatan Tanpa Lemak (%) Titik Beku (°C) Impedansi (Ω) Kapasitansi (µF) Resistansi (Ω) Konduktansi (S)
5.77 5.29 1.0319 0.88 3.57 9.75 -0.491 10.9050 0.0002 10.9040 0.0917
Nilai 6.48 4.91 1.0284 0.81 3.17 8.88 -0.438 19.1230 0.7178 16.6510 0.0455
7.20 5.24 1.0301 0.86 3.35 9.46 -0.471 21.7200 2.1945 21.5010 0.0456
32
33
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 3 Januari 1992. Penulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK Islam Al-Ikhlas pada tahun 1997 dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 17 Pulogebang Jakarta Timur dan lulus pada tahun 2003. Setelah itu penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 172 Jakarta dan lulus pada tahun 2006 kemudian melanjutkan ke SMA Negeri 89 Jakarta dan lulus pada tahun 2009. Tahun 2009 penulis diterima sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Ujian Selaksi Masuk IPB (USMI) di Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengtahuan Alam. Selama menmpuh pendidikan, penulis juga pernah aktif di beberapa organisasi, yaitu sebagai anggota Rohani Islam (Rohis) SMAN 89 Jakarta, Kaderisasi Forum Alumni Rohis (FORMIS) SMAN 89 Jakarta, ketua angkatan fisika 2009, pengurus LDK Al Hurriyyah IPB, pengurus LDF MIPA (Serum G), Senior Resident Asrama Putra TPB IPB.