Jurnal Online Agroekoteknologi ISSN No. 2337- 6597 Vol.2, No.1: 72-85, Desember 2013 IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DALAM PENYUSUNAN DESKRIPSI JERUK SIAM (Citrus nobilis) DI BEBERAPA DAERAH KABUPATEN KARO Dedi M. A. L. Tobing1*, Eva Sartini Bayu2, Luthfi A.M. Siregar 2 1
Alumnus Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian USU, Medan 20155 2 Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian USU, Medan 20155 * Corresponding author: E-mail:
[email protected] ABSTRACT
Identification of Morphological Characterisric of Citrus nobilis at Some Areas of Karo District. Karo district is one of the centres of citrus production in north Sumatera that have verygood prospect and market potential in our country and overseas, so we need to increase quantity, quality, and continuity. The objective of this research is to identification of morphological characteristic of citrus at Karo district. This research well done at December 2012 to February 2013 using purposive sampling method. Data obtained fom the interviews irectly to farmers with some obsevationn on the parameters to be analyzed using the software Minitab 16.The result of this research indicate that morphological characteristic of citrus at 3 villages on 37 samples have different morphological characteristic. The higest genetic relationship at C9 and C14 in Kacinambun Village sample (99.89%) and the lowest genetic relationship at A1 and A2 in Suka Village sample (39.44%). Key words : citrus, identification, morphological ABSTRAK Identifikasi Karakter Morfologi Jeruk Siam (Citrus nobilis) di beberapa Daerah di Kabupaten Karo. Kabupaten Karo merupakan salah satu daerah sentra produksi buah jeruk di Sumatera Utara dimana prospek dan potensi pasar yang sangat baik di dalam maupun di luar negeri, maka memerlukan peningkatan baik kuantitas, kualitas maupun kontinuitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakter morfologi tanaman jeruk di kabupaten Karo. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai Februari 2013 menggunakan metode purposive sampling. Data diperoleh dari wawancara langsung kepada petani dengan beberapa pengamatan parameter untuk dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak Minitab 16. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakter morfologis jeruk di 3 desa pada 37 sampel jeruk memiliki perbedaan karakter morfologis. Hubungan kekerabatan tertinggi yaitu pada sampel C9 dan C14 di Desa Kacinambun yaitu sebesar 99,89% sedangkan untuk hubungan kekerabatan terendah yaitu pada sampel A1 dan A2 di Desa Suka yaitu sebesar 39,44%. Kata kunci : jeruk, identifikasi, morfologi
72
Jurnal Online Agroekoteknologi ISSN No. 2337- 6597 Vol.2, No.1: 72-85, Desember 2013 nasional perlu terus ditingkatkan (Karsinah, PENDAHULUAN 2002). Tanaman jeruk adalah tanaman buah
Indonesia merupakan negara tropis di
tahunan yang berasal dari Asia. Cina dipercaya
mana berbagai jenis jeruk banyak dijumpai dan
sebagai tempat pertama kali jeruk tumbuh. Sejak
dibudidayakan mulai dari dataran rendah hingga
ratusan tahun yang lalu, jeruk sudah tumbuh di
dataran tinggi. Bahkan beberapa jenis jeruk
Indonesia baik secara alami atau dibudidayakan.
tersebut telah menjadi unggulan daerah maupun
Tanaman jeruk yang ada di Indonesia adalah
nasional, salah satunya di Sumatera Utara yaitu
peninggalan orang Belanda yang mendatangkan
jeruk siam madu (Martasari dan Mulyanto,
jeruk manis dan keprok dari Amerika dan Itali
2008).
(Deptan, 2012). Sektor
Kabupaten Karo merupakan salah satu pertanian
merupakan
sektor
daerah sentra produksi buah jeruk di Sumatera
andalan dalam pembangunan perekonomian
Utara. Jeruk memiliki prospek dan potensi pasar
nasional. Peranannya antara lain menyumbang
yang sangat baik di dalam maupun di luar negeri,
penyediaan sumber devisa melalui ekspor,
maka
penyediaan pangan dan bahan baku industri,
memerlukan peningkatan baik kuantitas, kualitas
pengentasan kemiskinan, penyediaan lapangan
maupun
kerja dan perbaikan pendapatan masyarakat
produktivitas jeruk di Indonesia masih rendah.
(Panggabean, 2008).
Rendahnya produktivitas tersebut antara lain
Jeruk merupakan salah satu komoditas
pengusahaan
kontinuitas.
disebabkan
oleh
komoditas
Sampai
gangguan Tumbuhan
tersebut
saat
ini
Organisme
hortikultura yang berfungsi sebagai sumber gizi,
Pengganggu
(OPT)
sumber pendapatan, dan sumber devisa negara.
(Direktorat Perlindungan Hortikultura, 1996).
Besarnya kontribusi agroindustri jeruk dalam
Komoditi buah-buahan di Kabupaten
meningkatkan pendapatan akan menumbuhkan
Karo termasuk komoditi unggulan. Kabupaten
sentra pengembangan jeruk baru. Ketersediaan
Karo merupakan sentra produksi komoditi jeruk.
varietas unggul, baik mutu maupun produktivitas
Varietas jeruk yang ditanam di Kabupaten Karo
yang
konsumen
sekarang ini adalah washington, sunkist, padang,
menjadi mutlak yang harus dipenuhi dalam era
siam madu dan sebagainya. Pada tahun 2010,
pasar bebas. Untuk mencapai imbangan antara
produksi jeruk di Kabupaten Karo mencapai 890
permintaan dan penawaran, maka produksi jeruk
ribu ton. Selain jeruk, Karo juga menghasilkan
sesuai
dengan
kebutuhan
73
Jurnal Online Agroekoteknologi ISSN No. 2337- 6597 Vol.2, No.1: 72-85, Desember 2013 buah-buahan lain seperti mangga, alpokat, pisang suatu varietas. Penelitian ini bertujuan untuk dan marquisa (BPS Kabupaten Karo, 2011). Metode kuantitatif
yang
melakukan
pendekatan digunakan
pengamatan
kualitatif adalah
langsung
mengidentifikasi
karakter
morfologi
dalam
dan
menentukan sifat yang unggul dalam menyusun
dengan
deskripsi varietas yang baku pada jeruk siam
berbagai
(Citrus nobilis) di beberapa daerah Kabupaten
informasi di lapangan mengenai berbagai jenis
Karo.
tanaman budidaya, khususnya tanaman buahbuahan yang memiliki keunggulan spesifik yang
BAHAN DAN METODE
diusahakan oleh masyarakat lokal dan prospek pengembangan selanjutnya. Keungulan spesifik yang
dimaksud
adalah
keunggulan
dalam
Penelitian dilaksanakan di Desa Suka, Desa
Ajinembah,
dan
Desa
Kacinambun,
menampilkan karakter yang menjadi identitas
Kabupaten Karo dengan ketinggian tempat
keanekaragaman
seperti
terletak antara 800-1500 meter diatas permukaan
misalnya tahan hama dan penyakit, produksi
laut (dpl). Dimulai pada bulan Desember 2012
tinggi, rasanya enak, dan memiliki peranan
sampai Februari 2013. Bahan yang digunakan
penting di bidang sosial dan ekonomi masyarakat
pada penelitian ini adalah beberapa ekotipe
lokal (Purwanto, 2000).
tanaman
ditingkat
genetik,
Salah satu pendeteksi keragaman genetik adalah
pencirian
varietas.
Pada
jeruk
dengan
mengambil
sampel
tanaman dari Desa Suka (Kec. Tiga Panah), Desa
umumnya
Ajinembah (Kec. Tiga Binanga), dan Desa
pencirian kultivar berdasarkan atas asal daerah,
Kacinambun (Puncak 2000) sebagai bahan
warna kulit buah, warna daging buah, aroma dan
penelitian. Alat yang digunakan pada penelitian
rasa. Penggunaan karakter morfologi merupakan
ini adalah kamera, gunting, parang, pisau, ember,
metode yang mudah dan cepat, namun kendala
buku lapangan, meteran, pensil/pulpen, dan alat
yang timbul adalah adanya faktor lingkungan
pendukung lainnya.
yang dapat mempengaruhi hasil karakterisasi
Metode yang digunakan yaitu purposive
secara visual.
sampling dengan menggunakan quisioner dan
Menurut SK. Menteri Pertanian Nomor :
petani sebagai target atau objek. Dari setiap jeruk
700/Kpts/OT.320/D/12/2011 menyatakan bahwa
tersebut dipilih 10n + 1% dari tanaman tersebut.
deskripsi varietas merupakan kumpulan karakter
Data diperoleh dari wawancara dan identifikasi
kuantitatif dan kualitatif yang disusun menurut
morfologi
prosedur tertentu sehingga dapat mencirikan
dibudidayakan oleh petani-petani dari tiga Desa
dari
tanaman-tanaman
yang
74
Jurnal Online Agroekoteknologi ISSN No. 2337- 6597 Vol.2, No.1: 72-85, Desember 2013 di kecamatan Tiga Binanga, Tiga Panah, dan (1987) dalam Mansyah dkk (2003) sebagai Kacinambun.
berikut :
Analisis data fenotipe pada karakter
Apabila
kuantitatif dilakukan untuk melihat keragaman yang ada pada populasi. Analisis perbandingan keragaman perbandingan
keragaman luas
Apabila
juga dilakukan dengan melihat keragaman
fenotipe
berarti bahwa
>
berarti bahwa
<
keragaman sempit
dengan
standar deviasi keragaman fenotipe.
Data kualitatif dan kuantitatif yang telah
Nilai keragaman fenotipe dihitung yaitu sebagai
distandarisasi diolah menggunakan program
berikut :
minitab 16 dengan analisis gerombol (cluster) untuk mengetahui tngkat kekerabatan antar aksesi dari setiap sampel masing-masing jeruk di tiga desa di kabupaten Karo. Analisis cluster digunakan untuk memvisualisasikan data yang
= keragaman fenotipe
multivarians (dari parameter yang diukur) hasil survey.
xi
N
Analisis
cluster
menghasilkan
= nilai sampel ke- i
dendogram yang digunakan untuk menilai pola
= nilai rata-rata sampel ke-i
keragaman dari data survey.
= jumlah populasi yang diuji
Untuk menganalisis nilai (scoring) data kualitatif digunakan dengan cara tes organoleptic
Selanjutnya standar deviasi keragaman fenotip
atau penilaian dengan menggunakan organ
dihitung berdasarkan rumus ;
(panca indra) manusia dengan bantuan beberapa orang peserta sebagai tim penilai data kualitatif seperti rasa daging buah, tekstur daging buah dan sebagainya.
= standar deviasi keragaman N
Penilaian
dilaksanakan
dengan
langkah sebagai berikut :
= jumlah populasi yang diuji
1. Penentuan beberapa orang sebagai tim penilai.
Kriteria penilaian terhadap luas dan sempitnya keragaman
ditentukan
berdasarkan
Darajat
2. Mengambil sampel secara acak tanpa diketahui tim penilai
75
Jurnal Online Agroekoteknologi ISSN No. 2337- 6597 Vol.2, No.1: 72-85, Desember 2013 3. Sampel diberikan kepada tim penilai untuk penilaian.
5. Nilai diberikan sesuai dengan pilihan scoring data pengisian deskripsi rasa
4. Scoring dari sampel diberikan tim
daging buah:
penilai sesuai dengan hasil panca indra masing-masing. Manis hambar
:1
tanaman,
tekstur
batang,
morfologi
daun
Manis asam
:2
diantaranya bentuk daun, ukuran daun, warna
Manis sekali
:3
daun, tepi daun, morfologi bunga antara lain
Asam
:4
warna bunga, kedudukan bunga, warna kelopak
Lainnya
:5
bunga, morfologi buan diantaranya adalah
6. Langkah diatas diulang beberapa kali
tekstur kulit buah, berat buah (gram), warna kulit
sampai mewakili semua sampel yang
buah, warna daging buah, rasa daging buah,
diuji untuk setiap peserta penilai (tes
terstur daging buah.
organoleptic). HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan penelitian dimulai dengan melakukan
koordinasi
penelitian.
Dari Tabel 1 diketahui bahwa karakter
Berdasarkan hasil kordinasi dengan petani maka
lahan dengan ketinggian tertinggi yaitu pada
lokasi yang diperoleh tiga desa untuk melakukan
Desa Kacinambun yaitu ±1252 mdpl, sedangkan
pengamatan
“Suka”,
lahan dengan ketinggian terendah pada desa
“Ajinembah”, dan “Kacinambun”. Kemudian
Suka yaitu ±1100 mdpl. Umur tanaman jeruk
diambil sampel dari 10n +1% jumlah tanaman
yang diteliti pada jeruk Desa Suka yaitu berumur
dari tiga ekotipe tanaman yang berbeda secara
±15 tahun, pada jeruk
acak.
tahun, dan pada jeruk jeruk Desa Kacinambun
adalah
lokasi
pada
desa
Desa Ajinembah ±12
Peubah amatan yang diamati adalah
yaitu berumur ±7 tahun. Tanaman jeruk pada
wawancara langsung kepada petani, morfologi
masing-masing desa diperoleh dari hasil okulasi.
batang diantaranya tinggi tanaman (m), bentuk Dari
Tabel
3
diketahui
hubungan
yaitu pada sampel C9 dan C14 sebesar 99,89 %.
kekerabatan jeruk di tiga desa Kabupaten Karo
Sedangkan
tingkat
kemiripan
(kesamaan)
diketahui bahwa tingkat kemiripan (kesamaan)
terendah yang memiliki hubungan kekerabatan
tertinggi yang memiliki hubungan kekerabatan
yaitu A1 dengan A2 sebesar 39,44 %. 76
Jurnal Online Agroekoteknologi ISSN No. 2337- 6597 Vol.2, No.1: 72-85, Desember 2013 Dari hasil dendogram karakteristik Buah pada 54,90%. Hal ini dikarenakan berat buah Jeruk di Kabupaten Karo di tiga Desa yaitu Desa
pada sampel A4 dan A6 merupakan berat buah
Suka, Desa Ajinembah, dan Desa Kacinambun
terendah dari keseluruhan sampel di tiga desa.
diperoleh tingkat kmiripan tertinggi untuk
Sehingga mengakibatkan perbedaan yang sangat
karakteristik Buah jeruk yaitu pada sampel C9
signifikan dari cluster lainnya. Berat buah pada
dan C14 yaitu sebesar 100,00% sedangkan untuk
sampel A4 dan A6 lebih rendah dibandingkan
tingkat kemiripan terendah yaitu pada sampel A1
sampel lainnya dikarenakan kondisi tanaman
dan A4 yaitu sebesar 59,90%. Kemudian pada
sampel A4 dan A6 lebih banyak terserang hama
sampel A4 dan A6 memiliki cluster tersendiri
dan penyakit dan kekurangan unsur hara.
yaitu terpisah dari cluster sampel lainnya, yaitu
Tabel 1. Analisis data umum kuesioner pemilik lahan dan karakter lahan Uraian Desa Suka Nama J. Tarigan Pekerjaan Wiraswasta Alamat Lahan Desa Suka, Kec. Tiga Panah Luas Lahan 5 Rante Umur Tanaman 15 Tahun Ketinggian Tempat ±1100 mdpl Jumlah Tanaman 274 Nama Varietas Jeruk siam Cara Perbanyakan Vegetative Asal Tanaman Bibit hasil okulasi Hasil Panen Dijual Ke Tengkulak
Berdasarkan
hasil
dendogram
Desa Ajinembah S. Ginting Petani Desa Ajinembah, Kec.Tiga Binanga 4 Rante 12 Tahun ±1120 mdpl 176 Jeruk siam Vegetative Bibit hasil okulasi Dijual Ke Tengkulak
Desa Kacinambun N. Ginting Pengusaha Desa Kacinambun Puncak 2000 2 Ha 7 Tahun ±1252 mdpl 480 Jeruk siam Vegetative Bibit hasil okulasi Dijua ke Tengkulak
hubungan
terdiri dari B1, B5, B6, B7, B9, B10, C1, C2, C3 ,C6.
kekerabatan jeruk yang dilakukan di tiga desa di
Kelompok 1 memiliki tingkat kemiripan yang
Kabupaten Karo diketahui bahwa pada tingkat
lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok 2.
kemiripan 61,54% sampel dapat dikelompokkan
Pada
tingkat
kemiripan
74,36%,
pada 2 kelompok. Kelompok 1 terdiri dari
kelompok 1 bisa dibagi kembali menjadi 2
sampel A1, A2, A3, A4, A5, A6, A7, A8, A9, A10,
subkelompok yaitu pada kelompok 1a terdiri dari
A11, A12, B2, B3, B4, B7, B8, B11, C4, C5, C6, C7,
21 sampel A1, A3, A4, A5, A11, A12, B2, B3, B4,
C8, C9, C10, C11, C12, C13, C14. Kelompok 2
B8, B11, C4, C5, C7, C8, C9,C10, C11, C12, C13, 77
Jurnal Online Agroekoteknologi ISSN No. 2337- 6597 Vol.2, No.1: 72-85, Desember 2013 C114. Pada kelompok 1b terdiri dari sampel A2, dari sampel B1, B5, B7, B9, B10, C1, C2, C3, C6 A6, A7, A8, A9, A10. Dan pada kelompok 2 dibagi
dan ada kelompok 2b terdiri dari 1 sampel yaitu
kembali menjadi 2 subkelompok yaitu terdiri
B6.
Dari hasil penelitian jeruk di tiga desa di Kabupaten Karo diperoleh dendogram hubungan
desa pada masing-masing sampel dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2 berikut :
kekerabatan jeruk dan karateristik buah di tiga
Tabel 2. Deskripsi jeruk siam di tiga desa di Kabupaten Karo Asal tanaman Tinggi tanaman Bentuk tajuk Keadaan tajuk Percabangan Bentuk batang Warna batang Bentuk daun Warna daun bagian atas Warna daun bagian bawah Tepi daun Panjang daun Lebar daun Warna bunga Kedudukan bunga Warna kulit buah
Desa Suka 4-8 meter Perdu Rindang Melengkung ke atas Bulat Cokelat Jorong Hijau tua
Desa Ajinembah 2,5–6 meter Perdu Rindang Melengkung ke atas Bulat Cokelat Jorong Hijau tua
Desa Kacinambun 3,5-6 meter Perdu Rindang Melengkung ke atas Bulat Cokelat Jorong Hijau tua
Hijau
Hijau
Hijau
Bergerigi Besar (> 50 mm) Sedang (30 - 50 mm) Putih Ujung batang Kuning kehijauan
Tekstur kulit buah Warna daging buah Rasa buah
Halus Kuning Manis dan asam berimbang Sedang 130 – 200 gram Beserat halus Vegetatif (okulasi) Rentan terhadap lalat buah, agak peka terhadap penyakit
Bergerigi Besar (> 50 mm) Sedang (30 - 50 mm) Putih Ujung batang Kuning dan kuning kehijauan Halus Kuning Manis hambar dan manis asam Sedang 130 – 200 gram Beserat halus Vegetatif (okulasi) Agak Rentan terhadap lalat buah, tahan terhadap penyakit
Bergerigi Besar (> 50 mm) Sedang (30 - 50 mm) Putih Ujung batang Kuning dan kuning kehijauan Halus Kuning Manis sekali dan manis asam Sedang 135 – 200 gram Beserat halus Vegetatif (okulasi) Rentan terhadap serangan lalat buah dan tahan tehadap penyakit
Aroma buah Berat buah Tekstur daging buah Perbanyakan Ketahanan terhadap penyakit
78
Jurnal Online Agroekoteknologi ISSN No. 2337- 6597 Vol.2, No.1: 72-85, Desember 2013 Peneliti Mahasiswa Pemuliaan Mahasiswa Pemuliaan Tanaman FP USU Tanaman FP USU
Mahasiswa Pemuliaan Tanaman FP USU
Tabel 3. Hubungan kekerabatan jeruk di tiga desa di Kabupaten Karo Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Nilai Similaritas (%) 99,89 99,77 99,36 98,93 98,57 98,09 96,83 96,08 95,06 94,20 94,07 93,82 92,31 92,14 91,98 89,25 89,11 86,51 85,89 84,56 83,35 83,25 83,16 83,02 80,02 76,07 74,99 73,14 72,26 70,54 68,35 63,23 57,07 54,58 46,17 39,44
Hubungan Kekerabatan C9 C1 B11 C8 A5 A4 C1 C9 A11 A5 C4 A6 B5 C8 A4 B1 B5 B9 A3 B1 C1 A1 A2 A3 B4 A1 A3 B8 B1 A1 A3 B1 A1 A1 A1 A1
C14 C6 C5 C10 A12 B3 C3 C11 C12 A9 C9 A10 B11 C13 A11 B6 C7 B10 C4 B7 C8 A4 A6 A7 B5 A8 A5 C1 B9 B4 B8 B2 C2 A3 B1 A2 79
Jurnal Online Agroekoteknologi ISSN No. 2337- 6597 Vol.2, No.1: 72-85, Desember 2013
Hubungan Kekerabatan Jeruk di Kabupaten Tanah Karo
Similarity
61,54
74,36
87,18
100,00
A 1B 11 C 5 A 3C 13A 11 C 7C 12 B2 C 4 B8 C 8C 10 A4 B3 B4 A 5A 12 C 9C 14C 11 A 2 A6 A 8A 10 A 7 A 9 B 1 B7 B10 B5 C2 B9 C 1 C 6 C 3 B 6
Observations
Gambar 1. Dendogram hubungan kekerabatan jeruk di Desa Suka, Desa Ajinembah, dan Desa Kacinambun Kabupaten Karo.
Gambar 2. Dendogram karakteristik buah jeruk siam di Kabupaten Karo
80
Jurnal Online Agroekoteknologi ISSN No. 2337- 6597 Vol.2, No.1: 72-85, Desember 2013 Dari data dendogram diatas, pada cenderung
menghadap
ke
atas
namun
kelompok 1 sampel yang memiliki kemiripan
mempunyai jumlah cabang-cabang yang cukup
tertinggi adalah sampel C9 dan C14
sebesar
banyak. Tajuk tanaman jeruk tersebut rindang
99,89%. Persamaan antara sampel C4 dan C9
dan memiliki ukuran batang yang tidak terlalu
terletak pada bentuk batang, bentuk tajuk, tekstur
besar tetapi terlihat cukup kokoh. Hal ini sesuai
batang, bentuk daun, warna daun, tepi daun,
dengan
warna bunga, kedudukan bunga, warna kelopak
menyatakan jeruk siam tumbuh berupa pohon
bunga, tekstur kulit buah, dan warna daging
berbatang rendah dengan tinggi 2-8 meter .
buah. Pada kelompok 2, sampel yang memiliki
Umumnya tanaman ini tidak berduri. Batangnya
tingkat kemiripan tertinggi adalah sampel C1 dan
bulat
C6 yaitu sebesar 99,77%. Persamaan antara C1
percabangan yang banyak dengan tajuk yang
dan C6 terletak pada bentuk batang, bentuk tajuk,
sangat rindang. Ciri khas lainnya tanaman ini
tekstur batang, bentuk daun, warna daun, tepi
adalah dahannya kecil dan letaknya berpencar
daun, warna bunga, kedudukan bunga, warna
tidak beraturan. Daunnya berbentuk bulat telur
kelopak bunga, tekstur kulit buah, dan warna
memanjang, elips, atau lanset dengan pangkal
daging buah. Dan sampel yang memiliki tingkat
tumpul dan ujung meruncing seperti tombak.
kemiripan terendah adalah B1 dan B6 yaitu
Permukaan atas daun berwarna hijau tua
sebesar 89,25%. Persamaan antara kedua sampel
mengkilat sedangkan permukaan bawah hijau
tersebut terletak pada bentuk batang yang sama-
muda. Panjang daun 4-8 cm dan lebar 1.5-4 cm.
sama bulat, bentuk tajuk yang sama-sama perdu,
Tangkai
tekstur batang yang sedang, bentuk daun yang
sehingga bisa dikatakan tidak bersayap.
sama-sama jorong, warna daun, tepr daun yang
literatur
atau
Sarwono
setengah
daunnya
(1994)
bulat
bersayap
dan
sangat
yang
memiliki
sempit
Dari hasil penelitian jeruk desa Suka,
bergerigi, warna bunga, kedudukan bunga,
Desa
tekstur kuli buah yang halus, dan warna kulit
diketahui bahwa bunga tanaman jeruk di daerah
buah yang sama-sama kuning.
tersebut berwarna putih bersih dan memiliki
Pada
pengamatan
parameter
Ajinembah,
dan
Desa
Kacinambun
tinggi
aroma yang cukup harum dan merupakan bunga
tanaman jeruk di desa Suka yaitu berkisar 4-8 m,
lengkap. Pada saat musim berbunga, bunga-
dan di Desa Ajinembah berkisar 2,5-6 m, dan di
bunga tersebut akan muncuk dari ujung batang
Desa Kacinambun berkisar 3,5-6 m, memiliki
atau pucuk-pucuk ranting. Bunga tanaman jeruk
percabangan yang relative kecil dan menyebar ke
ini mengandung nektar, terlihat dari serangga-
segala arah dengan tidak beraturan tetapi
serangga yang banyak menghinggapi bunga – 81
Jurnal Online Agroekoteknologi ISSN No. 2337- 6597 Vol.2, No.1: 72-85, Desember 2013 bunga tersebut. Hal ini sesuai dengan literatur tumbuh, beberapa hari kemudian akan muncul Rismunandar (1986) yang mengatakan bahwa
bunga dan literature Sukarmin dan Ihsan (2008)
bunga tanaman jeruk kebanyakan berbentuk
yang menyatakan bunga jeruk merupakan bunga
majemuk dalam satu tangkai dan mempunyai
lengkap yang terdiri atas ovarium (bakal buah),
aroma
kepala putik, kepala sari, mahkota, dan tangkai
yang harum.
Bunga-bunga tersebut
muncul dari ketiak daun ataupun dari pucuk
putik.
ranting yang masih muda. Setelah pucuk daun
Tabel 4. Hubungan kekerabatan karakteristik buah jeruk di Kabupaten Karo Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Nilai Similaritas (%) 100 100 100 100 97,67 97,67 97,67 97,67 97,67 97,35 97,19 96,71 96,58 96,51 96,25 95,56 95,35 95,35 94,80 94,78 94,31 94,01 93,91 93,42 91,96 91,94 91,76 90,84
Hubungan Kekerabatan C9 B9 C3 C1 C2 C4 B9 B1 A1 A9 A1 B3 A1 B11 A9 B2 A2 A5 A7 A12 A3 A9 A11 B7 A7 A7 A2 A1
C14 C1 C10 C3 C12 C9 C1 B10 B4 C4 A8 C5 A10 C2 B1 B9 C7 C6 C13 B2 B6 B8 B3 C8 B7 B11 A11 A3 82
Jurnal Online Agroekoteknologi ISSN No. 2337- 6597 Vol.2, No.1: 72-85, Desember 2013 29 30 31 32 33 34 35 36
90,03 89,28 88,15 82,43 81,96 70,28 66,48 5,9
A2 A2 A4 A5 A1 A7 A1 A1
A9 A12 A6 A7 A2 B5 A5 A4
Dari hasil penelitian jeruk di desa Suka,
jeruk yang ditanam petani di desa tersebut
Desa Ajinembah, dan di Desa Kacinambun
diperoleh dari bahan tanaman hasil okulasi yang
diketahui bahwa tekstur kulit buahnya yang
diperjualbelikan di daerah Kabanjahe.
halus, warna kulit buah yang kunng ataupun
Dari hasil deskripsi jeruk siam di tiga
kuning kehijauan, maupun warna daging buah
desa di Kabupaten Karo yaitu Desa Suka, Desa
yang kuning dan rasa buah yang dominan berasa
Ajinembah
manis
yang
terlampir pada tabel 15, sifat morfologis jeruk di
kesekuruhannya berserat halus. Hal ini sesuai
tiga desa tersebut memiliki tingkat kemiripan
dengan literatur Deptan (2012) yang menyatakan
yang tinggi dan cukup banyak persamaan pada
Buahnya berbentuk bulat dengan permukaan
setiap sifatnya. Dari hasil deskripsi tersebut
agak halus. Ujung buah bundar dan berpusar.
dapat
Kulit buah berwarna kuning mengkilat dan sulit
dibudidayakan oleh mayoritas masyarakat di
dikupas bila matang, ketebalan kulit sekitar 3,9
kabupaten karo memiliki karakter yang sama
mm. Daging buah bertekstur lunak, mengandung
dengan jeruk siam varietas banjar dan juga jeruk
banyak air, dan berwarna kekuningan.
siam varietas madu.
serta
tekstur
daging
buah
dan
diketahui
Desa
bahwa
Kacinambun
jeruk
yang
siam
yang
Dari hasil penelitian yang dilakukan di
Pada gambar dendogram karakteristik
tiga desa di Kabupaten Karo diketahui bahwa
buah jeruk siam terlihat bahwa sampel A4 dan A6
hubungan kekerabatan antara jeruk di tiga desa
memiliki
tersebut
(sempit).
dibandingkan dengan sampel lainnya. Perbedaan
Mungkin dikarenakan bahan tanaman yang di
cluster ini dikarenakan berat buah pada sampel
tiga desa tersebut diperoleh dari tempat yang
A4 dan A6 merupakan berat buah terendah yaitu
sama
sekitar
118 gram dan 123 gram. Berat buah yang rendah
Kabupaten Karo. Hal ini sesuai dengan informasi
ini dikarenakan kondisi tanaman yang lebih
yang didapat dari petani saat wawancara
banyak terserang hama dan penyakit dan juga
langsung di lapangan, bahwa bahan tanaman
kekurangan unsur hara dibandingkan dengan
dapat
yaitu
dikatakan
diperoleh
dari
dekat
daerah
cluster
tersendiri
pada
59,90%
83
Jurnal Online Agroekoteknologi ISSN No. 2337- 6597 Vol.2, No.1: 72-85, Desember 2013 sampel lainnya. Hal ini sesuai dengan literatur bentuk daun, warna daun, tepi daun, warna Winarto (2003) yang menyatakan pertumbuhan
bunga, kedudukan bunga, warna kelopak bunga,
tanaman akan maksimal apabila kandungan
tekstur kulit buah, warna daging buah, dan
unsure hara didalam tanah cukup tersedia.
tekstur daging buah.
Tanaman jeruk membutuhkan unsure hara makro, unsure hara mikro dan mineral.
Berdasarkan hasil dendogram hubungan kekerabatan
diketahui
bahwa
hubungan
kekerabatan tertinggi yaitu pada sampel C9 dan SIMPULAN
C14 yaitu sebesar 99,89% sedangkan ntuk hubungan kekerabatan terendah yaitu pada
Hasil dari identifikasi karakter morfologis
sampel A1 dan A2 yaitu sebesar 39,44%. Dari
jeruk Desa Suka, Desa Ajinembah, dan Desa
hasil deskripsi jeruk siam di Kabupaten Karo
Kacinambun pada 37 sampel jeruk memiliki
diketahui bahwa Jeruk siam di Desa Suka, Desa
perbedaan karakter morfologis antara lain tinggi
Ajinembah dan Desa Kacinambun memiliki
tanaman, ukuran daun, berat buah, warna kulit
kesamaan sifat dan karakter morfologis yang
buah, dan rasa daging buah, dan pada karakter
sangat mirip dengan jeruk siam varietas banjar
morfologis yang sama yaitu pada pengamatan
dan jeruk siam varietas madu.
bentuk batang, bentuk tajuk, tekstur batang, DAFTAR PUSTAKA BPS Kabupaten Karo. 2011. Pasang surut produksi tanaman hortikultura sangat tergantung pada permintaan pasar dan harga jual petani yang tidak pernah stabil. Statistik Daerah Kabupaten Karo 2011. Deptan. 2012. Kajian Umum Mengenai Tanaman Jeruk Avaliable at http://ditlin.hortikultura.go.id/jeruk_cv pd/jeruk01.htm diakses 3 Juni 2012. Direktorat Perlindungan Hortikultura. 1996. Pengenalan dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan
Hortikultura. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Hortikultura. Direktorat Jenderal Bina Perlindungan Tanaman. Jakarta. Karsinah; S Purnomo; Sudjidjo; & Sukarmin. 2002. Perbaikan Tekstur Buah Jeruk Siam melalui Hibridisasi. Seminar Hasil Penelitian tahun 2002. Balai Penelitian Tanaman Buah, Solok. Martasari C & H Mulyanto. 2008. Teknik Identifikasi Varietas Jeruk. Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika, Jawa Timur. Pangabean G. 2008. Menuju Pertanian Tangguh 6. Tabloid “Sinartani” Jakarta. 84
Jurnal Online Agroekoteknologi ISSN No. 2337- 6597 Vol.2, No.1: 72-85, Desember 2013 Purwanto Y. 2000. Ekstrativisme Masyarakat Dayak Kenyah Di sekitar Sungai Bahau, Kalimantan Timur. Laporan Penelitian. 30 p.
85