PROGRAM
PENGEMBANGAN
JERUK SIAM DI INDONESIA
(Programme of Tangerine cv. Siam Development in Indonesia) Roedy Poerwanto DlREKTORAT JENDERAL BINA PRODUKSI HORTIKULTURA
ABSTRAK Pengembangan jeruk di Indonesia cenderung meningkat dari tahun ke tahun dan 50% didominasi oleh jeruk Siam dari total luas panen jeruk 47.824 ha. Animo masyarakat untuk menanam jeruk Siam semakin besar karena pada umur 1,5 - 2 tahun setelah tanam sudah dapat dipanen dengan produktivitas jeruk Siam pada umur produktif mencapai 150 kg/pohon. Namun demikian tingginya animo masyarakat untuk menanam jeruk bel urn diiringi dengan peningkatan pengelolaan usahataninya secara baik dan benar sehingga mengakibatkan rendahnya produktivitas dan mutu yang dihasilkan. Hal ini terjadi karena faktor : (1) keterbatasan sarana pendukung seperti sarana pengairan, permodalan; (2) aspek kelembagaan masih lemah; serta (3) aspek pemasaran masih tradisional yang cenderung merugikan. Dalam mengantisipasi, perdagangan global yang mensyaratkan standar buah bermutu tinggi, am an konsumsi, dihasilkan melalui sistem usahatani ramah lingkungan dan memperhatikan kesejahteraan tenaga kerja maka perlu menerapkan Good Agricultura Practice (GAP). Mengacu hal-hal diatas maka strategi pengembangan jeruk Siam di Indonesia dilakukan melalui : (1) Pengembangan kawasan sentra dengan penerapan GAP dan Standar Prosedur Operasional (SPO); (2) Penyediaan benih jeruk bebas penyakit; (3) Pengembangan manajemen mutu kebun jeruk; (4) Sosialisasi penerapan GAP dan SPO jeruk; (5) Pengembangan kelembagaan petani jeruk yang mandiri; (6) Penumbuhan dan pemberdayaan organisasi Masyarakat Jeruk Indonesia (MJI); (7) Peningkatan kemampuan SDM; (8) Pembinaan pemasaran buah bermutu; (9) Melakukan upayaupaya pengendalian impor; (10) Promosi; (11) Mengaktifkan fungsi Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu (LSSM); dan (12) Pemberian layanan informasi melalui website. Kata kunci:
GAP,jeruk
Siam, MJI, program pengembangan,
SDM, SPO.
ABSTRACT Citrus development in Indonesia tends to increase from year to year and almost 60% are dominated by tangerine cv. Siam total width of harvested citrus is 47.824 ha .. People interest to grow tangerine due to age of 1,5 2 years after growing, it can be harvested to tangerine productivity on productive age to reach 150 kg/tree. However, the highly people interest to grow citrus is not yet followed by increasing
Prosiding Seminar Jeruk Siam Nasional 2004
15
the farming system management rightly and correctly so that result in the lower productivity and quality made. It occurs due to any factors: (1) limitation of supporting facility such as irrigation, capital; (2) institution aspect is still poor; and (3) marketing facet is still traditional which inclined to adverse. In anticipating the global trade which define the term of high quality fruit standard, safe consumed, resulted through environment friendly farming system and regard to labor welfare it needs to apply the Good Agriculture Practices (GAP). Referring to above matters, the strategy of developing tangerine in Indonesia is carried out through: (1) developing zone of center by applying the GAP and Standard Operating Procedure (SOP); (2) providing citrus seed free to disease; (3) developing quality management of citrus farm; (4) socialization for applying the GAP and SOP on citrus; (5) developing self-help citrus farmer institution; (6) strengthening and empowering the organization of Indonesian Citrus Community (ICe); (7) increasing the manpower capability; (8) marketing management for quality fruit; (9) execute the effort of import control; (10) promotion; (11) activate the function of Quality System Certificate Institute (QSCI); and (12) providing information service through the host website. Keywords
: GAP, tangerine,
ICC, development
program,
manpower,
spa.
PENDAHULUAN Pengembangan jeruk di Indonesia menunjukkan kecenderungan yang meningkat dari tahun ke tahun. Pada saat ini pertanaman jeruk rakyat didominasi oleh jenis jeruk Siam yaitu sekitar 60% dari luas keseluruhan pertanaman jeruk di Indonesia. Beberapa sentra produksi utama jeruk Siam berada di Kabupaten Luwu Utara, Mamuju, Banyuwangi, Karo dan Jember. Angka tahun 2002 menunjukkan bahwa luas pan en jeruk Indonesia adalah 47.824 ha dengan produksi 968.132 ton dan produktivitas 20,244 ton/ha. Secara lengkap, sentra produksi jeruk Siam di Indonesia terdapat pada lampiran 1. Mengacu pada tingginya animo masyarakat untuk menanam jeruk Siam di Indonesia, diperkirakan luas pertanaman jeruk ini akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini terjadi karena usahatani jeruk Siam dapat memberikan keuntungan yang lebih cepat dibanding jenis jeruk lainnya. Jeruk Siam dapat dipanen mulai 1'l12 tahun setelah tan am dan memiliki produktivitas yang cukup tinggi. Pada umur produktif produksi jeruk Siam dapat mencapai 150 kg/pohon, sedangkan jeruk keprok yang baru dapat dipanen 3-4 tahun setelah tanam, produktivitasnya lebih rendah yaitu 40 kg/pohon. Di lain pihak, besarnya animo masyarakat untuk menanam jeruk Siam ini, maka diwaktu yang akan datang produksi akan meledak,
16
Prosiding Seminar Jeruk Siam Nasional 2004
dan bila tidak dikelola Peningkatan luas panen menunjukkan peningkatan
dengan baik akan menyebabkan harga jeruk jatuh. jeruk di Indonesia sejak tahun 1998 hingga 2002 sebesar 102% dari 23.681 ha menjadi 47.824 ha.
Namun demikian, tingginya animo masyarakat untuk menanam jeruk Siam belum diiringi peningkatan perhatian petani dalam mengelola usahataninya secara baik dan benar. Akibat dari kondisi ini, mutu dan produktivitas jeruk yang dihasilkan oleh petani saat ini masih rendah. Apabila tidak ada upaya untuk meningkatkan mutu dan produktivitasnya, maka pad a suatu saat kondisi perjerukan Indonesia akan mendapat saingan berat oleh jeruk dari negara-negara penghasil lainnya seperti China, dan Pakistan yang penampilannya menarik dengan harganya yang murah. Sebagai ilustrasi, di China jeruk diproduksi secara massal dalam areal yang sangat luas dan dilakukan secara efisien sehingga harga jeruk di tingkat petani hanya Rp. 2.000/kg, dan di tingkat importir Indonesia Rp. 5.500/kg dan di tingkat retailer (Super Market) Rp. 6.500-7.000/kg. Di lain pihak, harga jeruk Siam Pontianak di tingkat petani Rp. 3.500-Rp. 4.000/kg sedangkan harga di tingkat retailer (Super Market) mencapai Rp. 8.000/kg. Kebutuhan masyarakat akan konsumsi jeruk cukup besar. Walaupun produksi jeruk pada tahun 2002 sebesar 968.132 ton, namum Indonesia masih tetap mengimpor jeruk sebesar 76.595 ton, dan jumlah tersebut hampir seluruhnya terserap oleh pasar dalam negeri. Hal ini diperkuat oleh hasil salah satu survey yang dilakukan oleh Institut Pertanian Bogor, menunjukkan bahwa masyarakat memilih jeruk sebagai buah yang paling disukai dibanding dengan buah lainnya. Namun, jika dilihat dari konsumsi per kapita, tingkat konsumsijeruk penduduk Indonesia masih sangat rendah. Tingkat konsumsi jeruk masyarakat Indonesia pada tahun 2002 baru mencapai 2 kg/kapita/tahun. Sebagai pembanding di Amerika pada tahun 2001 mencapai 39,2 kg/kapita/tahun dalam bentuk segar dan olahan. Di Australia konsumsi jeruk perkapita per tahun mencapai 44,5 kg dengan rata-rata peningkatan selama lima tahun .sebesar 3%. Tingkat konsumsi perkapita jeruk di Indonesia akan meningkat karena itu terdapat peluang pengembangan jeruk di Indonesia. Pengembangan jeruk dilakukan oleh petani secara swadaya maupun perusahaan. Untuk mendorong tumbuh kembangnya kebun jeruk rakyat yang baik, sejak tahun 2002 pemerintah pusat telah memberi dukungan melalui alokasi dana dekonsentrasi pad a beberapa kabupaten seperti pada lampiran 2.
Prosiding Seminar Jeruk Siam Nasional 2004
17
PERMASALAHAN Beberapa Indonesia
permasalahan
yang dihadapi
UTAMA dalam
pengembangan
jeruk
Siam di
adalah :
I. Rendahnya produktivitas dan mutu sebagai akibat: a. Pemahaman mengenai manajemen mutu kurang dikuasai petugas dan petani b. Kesadaran petani untuk menggunakan benih jeruk bermutu varietas unggul yang bebas penyakit masih rendah. c. Belum tersedianya informasi dan teknologi penggunaan batang-bawah sesuai dengan karakter batang-atas dan kondisi lahan (lahan pasang berpasir dan sawah). d. Kurangnya kemampuan
ketrampilan,
motivasi,
dan
apresiasi
petani
yang surut, dan
petugas dalam penerapan teknologi budidaya jeruk sehat. e. Kurangnya pemahaman penanganan panen dan pasca panen buahjeruk segar. f. Adanya perbedaan grade dari satu varietas dari lokasi yang berbeda sehingga menyulitkan penyusunan standar yang berlaku secara nasional. g. Adanya permasalahan-perrnasalahan yang hingga saat ini belum dapat diselesaikan dengan teknologi yang tersedia buah burik, dan memaniskan buah.
saat ini seperti
2. Keterbatasan sarana pendukung seperti : a. Sarana dan prasarana pengairan seringkali kurang tersedia jeruk. b. Bunga bank yang tinggi tidak menarik investor.
buah ngapas,
di sentra produksi
3. Aspek kelembagaan a. Masih lemahnya kegiatan kelompok tani dan kelompok usaha agribisnis jeruk. b. Petani belum terlibat langsung dalam kegiatan agribisnis jeruk secara utuh, lebih banyak terfokus pada kegiatan produksi. c. Wawasan dan kemampuan kewirausahaan petani masih lemah. 4. Aspek pemasaran a. Pemasaran umumnya dilakukan secara boronganlijon buah menurut ukuran dan mutunya. b. Belum tersedia data permintaan dan preferensi pasar.
18
tanpa
memisahkan
Prosiding Seminar Jeruk Siam Nasional 2004
c. Sarana
transportasi
dan distribusi
produk
dari daerah
sentra
produksi
ke
sentra pemasaran menemui banyak permasalahan yang menimbulkan ekonomi biaya tinggi. d. Daerah atau sentra produksi yang terpencar dengan akses jalan yang kurang baik menyulitkan
konsolidasi
pemasaran.
PROGRAM Mengacu memperhatikan program
pada berbagai kenyataan yang tingginya animo petani, peluang
pengembangan
produktivitasnya
jeruk
Siam
untuk meningkatkan
Kecenderungan
perdagangan
diternukan di lapangan, serta dan tantangan yang ada, maka
diarahkan
pada
peningkatan
mutu
dan
daya saing dan dayajualnya.
dunia yang mengarah
pada perdagangan
global,
mempersyaratkan standar mutu buah yang memenuhi berbagai kriteria seperti bermutu tinggi, am an konsumsi, dihasilkan melalui sistem usahatani yang ramah lingkungan, dan memperhatikan kesejahteraan tenaga kerja yang digunakan, maka perlu segera diterapkan Good Agricultural Practices (GAP). Mengacu pada hal-hal terse but maka program pengembangan jeruk Siam di Indonesia mutu dan produktivitas jeruk yang dilakukan melalui :
adalah peningkatan
1. Pengembangan sentra kawasan pengembangan jeruk Siam dengan menerapkan konsep GAP dengan memanfaatkan jasa seorang manajer di setiap kelompok agribisnis
jeruk.
Konsep kecil-kecil
ini disusun
untuk
dan terpisah-pisah,
tingkat SDM yang dimiliki perlu dipahami adalah : a. Konsepsi Adalah alam dengan
mengakomodir
sifat kepemilikan
serta untuk menjembatani oleh p.etani pada umumnya.
lahan
persyaratan Beberapa
yang
GAP dan aspek yang
GAP aplikasi
IPTEK
yang tersedia
cara yang menjamin
dan produk pertanian
untuk
keberlanjutan
memanfaatkan
lain yang sehat, aman, dan bermutu
dapat menjaga harkat kemanusiaan yang secara ekonomi dapat diterima. Elemen penting dalam GAP adalah :
Prosiding Seminar Jeruk Siam Nasional 2004
sumber
dalam memproduksi
daya
makanan
dengan cara-cara
yang.
layak dan secara sosial
19
o o o o o o
Diproduksi dengan teknologi yang dapat menjaga kelestarian alam Diproduksi dengan tetap menjaga kesehatan dan kesejahteraan pekerja Mencegah terjadinya penularan ham a dan penyakit ke wilayah lain Menghasilkan produk yang aman konsumsi Menghasilkan produk yang bermutu Sistem produksinya transparan; setiap kegiatan penting harus tercatat Dalam
melaksanakan
GAP
dibuat
(SPO=Standar
Prosedur
Operasional)
produksi
dihasilkan
memenuhi
dibuat
yang dalam
mengikuti sesuai
bentuk
panduan
dengan
panduan
tersebut
standar
yang
dalam standar
yang
secara telah
standar
akan
tepat,
pelaksanaan
setiap
pertanian
yang ditetapkan. diterapkan
maka produk
ditetapkan.
usaha
Kontrol
pekerjaan agar
SPO ini harus
oleh
petani.
Dengan
yang dihasilkan mutu
dapat
akan
dilakukan
dengan memeriksa proses produksi; setiap penyimpangan mutu dan produksi dapat diketahui dari penyimpangan proses: Teknik yang digunakan dalam SPO berdasarkan rekomendasi ahli pertanian senior dan dirancang dengan kondisi lokal, aktual dan mudah diadopsi oleh petani. b. Kelembagaan
ulang
sesuai
GAP
Pada sistem kebun skala kecil, kelembagaan GAP dapat dilakukan cara petani berkelompok dan mengangkat seorang manajer. Kelompok
dengan tani ini
merupakan kelompok tani komoditas jeruk sehamparap atau sewilayah. Kelompok-kelompok tani secara bersamaan mengelola kebun berdasarkan SPo yang dipandu
oleh seorang manajer.
Diharapkan kemampuan
manajer
mengelola
adalah
seorang
Sarjana
kebun buah, memahami
kelompok tani, dan memiliki peningkatan penerimaan petani,
Pertanian
prinsip
yang
mempunyai
GAP, mampu mengelola
visi bisnis. Manajer nantinya dibayar dari namun pada awalnya dibiayai oleh pernerintah
daerah. Disamping negosisasi
mengelola
dengan
GAP dengan
petani
pembeli,
kelompoknya, menyusun
sejak pra produksi
manajer
bertugas
SPO, mengawasi
untuk
pelakasanaan
prosedur
hingga pasca panen sesuai dengan
membantu petani dalam memperoleh sarana prasarana pertanian, kegiatan, memasarkan hasil, serta melakukan internal audit.
20
melakukan SPO,
pencatatan
Prosiding Seminar Jeruk Siam Nasional 2004
c. Peran Pemerintah Di
Indonesia,
Penerapan
dalam Pelaksanaan penerapan
GAP
GAP tidak akan berhasil
GAP masih
memerlukan
tanpa adanya perencanaan
peran
pemerintah.
makro yang baik,
pendidikan dan pelatihan yang komprehensif, pakar dan penyuluh atau konsultan terlatih, dan penyediaan sarana dan prasarana penunjang yang memadai, serta promosi yang terus menerus pada konsumen. Kunci penting penerapan o Adanya o
kelompok
tani
GAP adalah : komoditas
yang
memiliki
komitmen
kuat
penerapan GAP Adanya spa yang baik
o
Adanya manajer yang membantu petani anggota kelompok melaksanakan GAP o Adanya pelatihan penerapan GAP o Adanya sistem pendukung yang difasilitasi pemerintah o Dilakukannya promosi terus menerus pada petani dan konsumen Lembaga yang terlibat dalam aktifitas o o o o o
dalam
dalam
ini adalah :
Kelompok tani dan manajernya Penyuluh atau konsultan pertanian Dinas Pertanian dan Bappeda BPTP, Puslitbang Hortikultura dan Perguruan Organisasi Jaminan Mutu Buah-buahan
Tinggi
Skala dan sistem pengembangan sentra kawasan dengan menerapkan GAP secara sederhana pada tahun ini dicobaterapkan di Kabupaten Karo provinsi Sumatera Utara. Sedangkan pemanfaatan manajer komoditas jeruk akan dicobaterapkan 2. Menyusun
o
pada tahun anggaran 2005.
dan mensosialisasikan
GAP dan Contoh
Upaya mendukung pelaksanaan produktivitas jeruk, dilakukan dengan dengan menyusun dan mensosialisasikan contoh spa jeruk yang harus dimodifikasi komoditas sesuai dengan kondisi setempat.
Prosiding Seminar Jeruk Siam Nasional 2004
spa Jeruk
program peningkatan mutu dan melaksanakan program pendukung GAP. Disamping itu juga membuat oleh petugas atau manajer kelompok
21
°
STRATEGI Strategi pengembangan kawasan
jeruk Siam di Indonesia
dilakukan
sentra dengan penerapan
GAP dan SPO.
1.
Pengembangan
2.
Penyediaan
3.
Pengembangan
4.
Sosialisasi penerapan Good Agricultural Operasional (SPO)jeruk.
5.
Pengembangan
6.
Penumbuhan dan Indonesia (MJI).
7.
Peningkatan kemampuan SDM (pus at, daerah, dan petani/pelaku agribisnis) melalui pertemuan,
8.
Pembinaan
pemasaran
9.
Melakukan
upaya-upaya
benihjeruk
11. Mengaktifkan 12. Pemberian a. b. c. d.
22
bebas penyakit.
manajemen
kelembagaan
10. Melakukan promosi jeruk bermutu.
melalui:
mutu kebunjeruk. Practices
petani jeruk yang mandiri.
pemberdayaan
buahjeruk
organisasi
pada petani
Masyarakat
Jeruk
di
seluruh
manajer kelompok komoditas sosialisasi, dan pelatihan.
bermutu.
pengendalian
impor.
dan konsumen,
peran dan fungsi Lembaga
layanan informasi
(GAP) dan Standar Prosedur
Sertifikasi
melalui website,
untuk membentuk
citra buah
Sistem Mutu (LSSM).
antara lain:
Sekretariat MJI-IPB (www.citrus-indonesia.com) Lolitjeruk (www.citrusindo.com) Direktorat Tanaman Buah (www.citrus-indonesia.com/ditbuah/index.php) Departemen Pertanian (www.deptan.go.id)
Prosiding Seminar Jeruk Siam Nasional 2004
Lampiran 1. Sentra Produksi Jeruk Siam di Indonesia Propinsi
No.
KabupatenlKota - Mandailing Natal - Tapanuli Selatan - Karo
SUMUT
-2
~-~!!.g~~!..----------
1- Pesisir
SUM BAR
Se1atan - Padang Pariaman ::._~gli.!l1
_______________ 3
RIA U
4
JAMBI
··--5-· ••·•-1•-••.•~~~~.~~-
_
- Kampar - Indragiri Hilir - Indragiri Hulu - Rokan Hulu ........................................ _ _-_ ..---. - Muaro Jambi - Tanjung Jabung Timur - Bungo - Jambi
••~ .. --- ..-
6Ji.3J:ll'J(JK.lILLJ
~-~~:~:~::i~g-uT~-------~i.3~ng~\JIu~eIlitan_
7_ t_LAMPUNGtJ;~~~_~:!i;:~~_ 8 9 10
JABAR JATENG JATIM
._____
_!) Li.3ALJ.___ !~ __ L!<,ALB~~_
l
_!}.J_~g__J:ll'J9 14
KALSEL
____________
k<Jlirllt ..J~s:iIli~liP. - Ponorogo - Tulungagung - Blitar ._.__ ~ Ba~Y.\J.~li'.l.g_i __ -_Ban.gli
.._.._...._...__._._... --
- Sambas ---------1 ~_!:~~waringin Timur
1
Banjar - Barito Kuala -...!liPc-"i,n~.
--t
1: Donggala
---i6--SULSEi-----------r~=~;::-.--.---~-15
SULTENG
Prosiding Seminar Jeruk Siam Nasional 2004
23
Lampiran 2. Lokasi Pengembangan dan 2004
2003
2002
I.
NAD
2.
Sumatera Utara
~ Biruen
2004
- Biruen
- Biruen
t.: .:....:..::.:...:.:... :···I~···;~·~~,~,.Tc:_~g~·~· .
••.•
'.
0"_"_'."_'
3.
1.
__
'
- Mandailing
"'_"
•.
Sumatcra Barat
.. ,......
Natal
••
• __
..
4.
Utara - Dairi - Mandailing Natal - Nias - Pasaman - Agam - Padang Pariaman
- Dairi - Nias - Langkat M.~~.Uj!!!..~~~L_. __ ._ - Pasaman - Pcsisir Selatan - Padang Pariaman
- Mentawai Pesisir Selatan
- Mcntawai
- Tapanuli - Karo
•.•
._.
- Pasaman
Tapanuli Vtara - Karo
••••
-: •••
-
··J:~!.~~*11H" ::~~~::::~:~;~
RiauI:~::~fj'li;':
······5.······ .. Jambi••..•·.·•·••.••.•.••••.••••• ~_~····[K:d~aJam:I~.. . .t~~~:!0~~~~=~:=~r_ ... ..67·..•:···· ..
·l·.. t
!. ~c.~s..~\J~.u S~.I~tan.
Bcngkulu
~ ~~.~~~~.;.~~;~.~
_ _LJaWa~ngah __..____-.:~~:_ 11.
IS.
j~
_._ __ •
~ ~.~~.s.k111~ __ Selaten ..
:J;~I~~~g~_____ :_~::~~g~~ _ _
I.:...2~..u..!. . .._..
l:..9arut
·_2~~!_.
Jawa Timur
1-
I'
- Ponorogo - Magetan
Ponorogo
Ponorogo - Magetan
L ...L
.J)LXo~rakarta Bali
1·····i'4:..····
.
~~;f.~~;~; ;9.~.~~;~.~~.~ ..y.~.~. ~~~;~~;Wu:~a ~..r~~;~~;~~~~~ .
1~_ B~.~S~~!~.~.~.la~~lO
~~~J!~!!~. .
I ..:..:.......
112.:
~Jili:.~0\~~:~:~=
_t. ~_~~,~_~_.~~.~.~_. ._.... I.~
Sumatcra Selatan
8.. ..1. Lempung
__!2:.
Tahun 2002, 2003
(Tahun)
Kabupaten Lokasi Dekonsentrasi
Propinsi
No.
Jeruk Melalui Dana Dekonsentrasi
.
I
j-
...
:.J~.n1.~ . :.y~1l)'akar1~
Bangli
Kalimantan Barat :::::::::::]~:::~~~~~~::::::::::::::::::::::::::::::]~:::~~;~:~.~.... Kalimantan Selatan - Barito Kuala - Barito Kuala - Banjar - Tapin - Tapin - Banjar - Kota Banjar Baru
~ . -
~.~.~~ _ . Barito Kuala
Tapin
Banjar Kota Banjar Baru
..... .l~ ...
.............. _ :.}'.~~'.~ ..~~.g.~~ ..!9.~.g.~~_.. ._.':: ~.r.~.!.~ ..~.~.~g~~ ..!~.~l?.~.
~~~.~! ..~~.~.~~-.... .... ~..~~:~~i:~~
. Donggala Motong
- Parigi 19.
Sulewesi Sclatan
2~
Sulawcsi
. Bulukumba " Sclayar - Bantaeng
- Bantaeng - Sclayar - Bulukumba
............................................................... : ~~.~S.~~p.
Tcnggara
21. .... :'. Maluku
i
y~P.~~....
..
:~;;,,~~clala!l
_ .
~;l~~~~~.;:;;!~ ..~~~~ ... _~~:I_~~.~.~~_~~_a.~ __
:.:J~...................
_ ...l;...
+: u~..an..s..'..
I~~ng
~§:ng
..I.<~~:~~i~::·::._-. . -.-..--. .
.
Maluku Utara
. Kota Ternate
Gorontalo
Jumlah Kabupatcn
24
I:~;;~.
F
NTT
22J 23. 1 24 1
25
..::
1-Muna
- Donggala - Morowali ..:..P.¥.ig.i...~.o.~.~.~g .... . Mamuju . Bamacng - Bulukumba
" " " [,
" Boalcmo 25
·-· . I" Halmahcra Tengah
54
Ilalmahera Timur Kola Ternate Ilalmahera Barat Pahuwato 57
Prosiding Seminar Jeruk Siam Nasional 2004