PENINGKATAN SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN LKS OPEN-ENDED QUESTIONS DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 MAESAN Ida Nur Rachmawati, Subiki, Nuriman Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember Email:
[email protected] Abstract The purpose of this study was to describe the increase scientific attitude and learning outcomes through learning physic with LKS Open-Ended Questions with experimental methods. The subjects of this study were students of class VIII A SMP Negeri 2 Maesan. This research is a classroom action research models Hopkins. Data collection techniques used are observation, interviews, tests, and documentation.The results of the analysis of the data showed that the learning with LKS Open-Ended Questions with experimental methods in the class in the attitude scientific and learning outcomeshas increased. Where is the scientific attitude of students ranging from pre-cycle to the third cycle, respectively for 37,71%, 54,31%, 62,72%, 69,18% and students learning outcomes from precycle to the third cycle is indicated by the value of the gain respectively for 0,35;0,49;0,55.. Keyword: LKS Open-Ended Questions, experiment methods, scientific attitude, and learning outcomes.
PENDAHULUAN Fisika merupakan salah satu cabang dari IPA dan merupakan ilmu yang lahir dan berkembang lewat langkah-langkah observasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui eksperimen, penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep. Hakikat fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip dan teori yang berlaku secara universal (Trianto, 2010:137). Pembelajaran fisika bertujuan untuk mengembangkan ketrampilan proses untuk memperoleh konsep-konsep fisika dalam menumbuhkan nilai dan sikap ilmiah siswa. Oleh karena itu, dalam pembelajarannya siswa dituntut aktif, kreatif, dan mampu
berpikir kritis tidak hanya tergantung pada guru saja. Peran guru hanya sebagai pembimbing dan fasilitator sehingga ada interaksi dua arah antara siswa dengan guru. Kendala-kendala yang sering dihadapi dalam kegiatan pembelajaran antara lain: (1) pemilihan model pembelajaran yang kurang cocok, (2) kurangnya pengunaan media pembelajaran, dan (3) kondisi kelas yang cenderung berpusat pada guru (Trianto, 2010:6). Hal ini menciptakan pembelajaran fisika yang kurang efektif sehingga fisika sering dikeluhkan sebagai pelajaran yang membosankan, siswa cenderung hanya duduk diam dikelas mendengarkan penjelasan dari guru. Kondisi tersebut dapat berpengaruh pada hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru fisika SMP Negeri 2 Maesan pada kegiatan KK-PPL semester ganjil, ditemukan bahwa pelajaran fisika adalah
214
215 Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 2 No. 2, September 2013, hal 214 - 219
pelajaran yang paling tidak disukai oleh kebanyakan siswa, siswa menganggap fisika itu sulit karena terdapat banyak rumus. Selain itu, pelajaran fisika dianggap sebagai pelajaran yang kurang menarik karena mereka harus banyak menghafalkan materi dan mereka juga dituntut untuk menghafalkan rumus. Berdasarkan hasil observasi awal yang mengacu pada hasil Ujian tengah Semester (UTS) pelajaran fisika. Hasil observasi pada kelas VIII A dengan jumlah siswa 32 orang, dimana jumlah laki-laki 20 orang dan perempuan berjumlah 12 orang, memaparkan bahwa hasil belajar siswa kelas VIII A rendah. Dari data itu, dapat dideskripsikan bahwa hanya 8 siswa memperoleh nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu ≥ 70 atau hanya 25% siswa yang dinyatakan tuntas belajar, sedangkan yang memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ≥ 70 berjumlah 24 siswa atau 75% siswa dinyatakan tidak tuntas belajar. Berdasarkan hasil observasi di kelas VIII A pada kegiatan KK-PPL selama 4 bulan selain hasil belajar fisika yag rendah, sikap ilmiah siswa kelas VIII A juga tergolong rendah. Hal ini bisa dilihat dari hasil observasi awal, yakni : (1) sikap objektif sebesar 34,5%; (2) sikap kritis sebesar 36,21%; (3) sikap kreatif sebesar 37,07%; dan (4) sikap terbuka sebesar 33,62% sehingga secara keseluruhan sikap ilmiah siswa sebesar 35,34% dengan kategori kurang sekali. Kendala-kendala yang terjadi pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Maesan yang berkaitan dengan rendahnya sikap ilmiah dan hasil belajar fisika siswa dapat diperbaiki dengan menerapkan suatu pembelajaran fisika yang menjadikan siswa lebih aktif. Pembelajaran hendaknya dapat meningkatkan sikap siswa seperti obyektif, kritis, kreatif serta terbuka. Oleh karena itu, peneliti menerapkan pendekatan pembelajaran dan metode pembelajaran yang menuntut siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas sehingga dapat meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar fisika siswa melalui pembelajaran dengan LKS Open-Ended Questions disertai metode eksperimen. Menurut Becker dan Shimada, pembelajaran open–ended questions adalah
pembelajaran yang menyajikan suatu pertanyaan yang memiliki penyelesaian atau jawaban akhir yang benar lebih dari satu. Pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman menemukan, mengenali, dan menyelesaikan masalah dengan beberapa teknik. Pembelajaran dengan open-ended questions biasanya dimulai dengan memberikan pertanyaan terbuka bagi siswa. Kegiatan pembelajaran harus membawa siswa dalam menjawab pertanyaan dengan banyak cara dan juga mempunyai banyak jawaban benar. Dengan demikian, potensi intelektual dan pengalaman siswa dalam proses menemukan sesuatu yang baru akan lebih berkembang (Suharto, 2004:8). Pembelajaran dengan LKS openended questions ini tentunya akan memperoleh hasil yang baik bila dipadukan dengan metode pembelajaran yang mampu mengarahkan siswa untuk mengikuti proses belajar dengan baik. Salah satu metode yang diterapkan dalam pembelajaran ini adalah metode eksperimen. Metode eksperimen adalah metode yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih melakukan proses percobaan sendiri maupun kelompok sehingga siswa sepenuhnya terlibat untuk menemukan fakta, mengumpulkan data, mengendalikan variabel, dan memecahkan masalah yang dihadapi secara nyata (Djamarah, 2000:196). Berdasarkan latar belakang diatas adapun rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimanakah peningkatan sikap ilmiah siswa melalui Pembelajaran dengan LKS Open-Ended Questions disertai Metode Eksperimen pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2 Maesan, bagaimanakah peningkatan hasil belajar fisika melalui Pembelajaran dengan LKS Open-Ended Questions disertai Metode Eksperimen pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2 Maesan. Adapun tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan peningkatan sikap ilmiah siswa melalui Pembelajaran dengan LKS Open-Ended Question disertai Metode Eksperimen pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2 Maesan, mendeskripsikan peningkatan hasil belajar fisika melalui Pembelajaran dengan LKS Open-Ended
Ida, Peningkatan Sikap Ilmiah Dan Hasil Belajar... 216
Questions disertai Metode Eksperimen pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2 Maesan. METODE Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan untuk meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar fisika siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Maesan. Desain penelitian ini adalah model Hopkins dengan subyek penelitian siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Maesan. Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus, dimana masing-masing siklus terdiri atasa 4 tahapan secara siklik, yaitu perencanaantindakan-observasi-refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes. Data yang didapatkan adalah aktivitas guru dan sikap ilmiah siswa selama proses pembelajaran berlangsung dan hasil belajar siswa pada tiap siklus serta hasil wawancara dengan guru bidang studi dan siswa. Dalam penelitian ini untuk mengukur sikap ilmiah digunakan metode observasi. Persentase peningkatan sikap ilmiah siswa dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
N = Jumlah skor maksimal tiap indikator Data sikap ilmiah berdasarkan observasi dianalisis berdasarkan keterangan pada tabel 1 Tabel 1 Kriteria sikap ilmiah siswa Persentase Predikat 86 -100 % Sangat Baik 76 -85 % Baik 60 – 75 % Cukup 55 – 59 % Kurang ≤ 54 % Kurang sekali (Purwanto, 2009:103) Peningkatan hasil belajar siswa didapat dari nilai hasil belajar siswa pada siklus yang dilaksanakan dengan siklus sebelumnya dan dapat diketahui dengan menggunakan rumus gain ternormalisasi berikut ini:
Keterangan : Ng = Normalized Gain Skor post-test = Skor rata-rata pada siklus Skor pre-test = Skor rata-rata pra siklus Skor max = Skor maksimum yang diperoleh siswa pada siklus (Liliawati, 2010:427)
HASIL DAN PEMBAHASAN Keterangan : Berdasarkan hasil observasi diperoleh persentase sikap ilmiah siswa Sikap ilmiah siswa selama tiga siklus untuk setiap indikator Jumlah skor tiap indikator dapat dilihat pada tabel 2 seluruh siswa Tabel 2 Persentase sikap ilmiah siswa pra siklus, siklus 1, siklus 2 dan siklus 3 Indikator Sikap Ilmiah Persentase Siklus Sikap Ilmiah Objektif Kritis Kreatif Terbuka Pra 37,06% 37,93% 39,65% 36,21% 37,71% siklus Siklus 58,62% 53,45% 61,21% 43,10% 54,31% 1 Siklus 63,80% 64,65% 60,34% 59,48% 62,72% 2 Siklus 65,52% 72,41% 73,28% 65,52% 69,18% 3 Dari tabel di atas, dapat dilihat tersebut mengalami peningkatan 31,47% bahwa persentase sikap ilmiah siswa dari pra siklus hingga siklus 3. mengalami peningkatan pada tiap siklusnya. Sikap ilmiah dalam pembelajaran Hasil tersebut menunjukkan bahwa sikap sangat diperlukan oleh siswa karena dapat ilmiah siswa sebelum digunakan memotivasi kegiatan pembelajaran. Di pembelajaran dengan LKS open-ended dalam sikap ilmiah terdapat gambaran questions disertai metode eksperimen bagaimana siswa seharusnya bersikap dalam dengan setelah digunakan pendekatan belajar dan menanggapi suatu permasalahan.
217 Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 2 No. 2, September 2013, hal 214 - 219
Hal ini akan sangat mempengaruhi hasil dari Peningkatan hasil belajar dari pra-siklus ke belajar siswa ke arah yang positif. siklus 1 ditunjukkan dengan nilai
yaitu Dalam pembelajaran ini, maka siswa sebesar 0,35 dan termasuk dalam kategori memperoleh kesempatan dan fasilitas untuk sedang. Ketuntasan hasil belajar siswa juga membangun sendiri pengetahuannya mengalami kenaikan dari siklus 1 ke siklus 2 sehingga mereka akan memperoleh yaitu yang awalnya 66% menjadi 82.70%. pemahaman yang lebih dalam dan akhirnya Persentase ketuntasan secara dapat meningkatkan kualitas siswa yang klasikal pada siklus 2 ini sudah memenuhi akan berdampak terhadap peningkatan hasil kriteria ketuntasan kasikal yang berlaku di belajar siswa. SMP Negeri 2 Maesan karena sudah Berdasarkan uraian di atas melebihi 75%. Peningkatan hasil belajar dari didapatkan bahwa tinggi rendahnya sikap pra siklus ke siklus 2 ditunjukkan dengan ilmiah siswa berpengaruh terhadap nilai yaitu sebesar 0,49 dan termasuk ketuntasan hasil belajar fisika siswa kelas dalam peningkatan dengan kategori sedang. VIII A. Hal ini dapat dilihat dari Ketuntasan hasil belajar siswa juga peningkatan sikap ilmiah siswa yang selalu mengalami kenaikan dari siklus 2 ke siklus 3 diikuti dengan peningkatan ketuntasan hasil yaitu awalnya 82.70% menjadi 89% dan belajar siswa. Dapat dilihat pada gambar 4.3. sudah memenuhi kriteria ketuntasan klasikal Pada Gambar 1 juga terlihat bahwa di SMP Negeri 2 Maesan yaitu sudah terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar melebihi 75%. Peningkatan hasil belajar fisika siswa yaitu pada pra-siklus ke siklus 1 siswa dari pra siklus ke siklus 3 ditunjukkan yaitu yang awalnya 31% menjadi 66% dengan nilai yaitu sebesar 0,55 dan meskipun peningkatan ini masih belum masih dalam kategori sedang. dapat memenuhi kriteria ketuntasan minimum secara klasikal yang berlaku pada SMP Negeri 2 Maesan yaitu ≥75%. Gambar 1 Grafik peningkatan sikap ilmiah dan hasil belajar siswa pada setiap siklus
PEMBAHASAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar fisika siswa melalui penggunaan pembelajaran dengan LKS open-ended questions disertai metode eksperimen. Penelitian ini diawali dengan kegiatan prasiklus yang terdiri dari satu kali pertemuan. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 3 siklus. Kegiatan pra-siklus hingga siklus 3 dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 30
April 2013 sampai pada hari Rabu tanggal 08 Mei 2013. Penggunaan pembelajaran dengan LKS open-ended questions disertai metode eksperimen pada materi getaran dan gelombang serta bunyi dapat berlangsung cukup baik dan lancar. Siswa terlihat aktif dan senang ketika pembelajaran berlangsung. Penggunaan media pembelajaran yang mudah ditemui siswa dalam percobaan dapat merangsang keingintahuan siswa terhadap materi yang
Ida, Peningkatan Sikap Ilmiah Dan Hasil Belajar... 218
diajarkan oleh guru, merangsang siswa untuk bertanya, memotivasi siswa untuk meningkatkan hasil belajar melalui diskusi dan melakukan percobaan sehingga siswa tidak tegang dalam mengikuti pembelajaran IPA dan dapat menyelesaikan permasalahan yang diberikan guru dengan tepat. Berdasarkan analisis data pembelajaran pada saat pra-siklus, sikap ilmiah siswa dalam kategori kurang sekali yaitu sebesar 37,71%. Persentase ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal adalah sebesar 31% dan belum memenuhi kriteria ketuntasan minimum secara klasikal yang ditetapkan oleh SMP Negeri 2 Maesan yaitu ≥75%. Peningkatan sikap ilmiah siswa terjadi dari pra-siklus ke siklus 1 dan dari siklus 1 ke siklus 2, serta dari siklus 2 ke siklus 3. Sikap ilmiah siswa dari pra siklus ke siklus 1 mengalami peningkatan yang awalnya 37,71% menjadi 54,31% dan termasuk kategori kurang sekali. Sikap ilmiah siswa pada siklus 1 ke siklus 2 meningkat yang pada awalnya 54,31% menjadi 62,72% dan termasuk kategori cukup. Sedangkan Sikap ilmiah siswa pada siklus 2 ke siklus 3 meningkat yang awalnya 62,72% menjadi 69,18% dan termasuk kategori cukup. Peningkatan hasil belajar dari prasiklus ke siklus 1 ditunjukkan dengan nilai yaitu sebesar 0,35 dan termasuk dalam kategori sedang. Peningkatan hasil belajar dari pra siklus ke siklus 2 ditunjukkan dengan nilai yaitu sebesar 0,49 dan termasuk dalam peningkatan dengan kategori sedang. Peningkatan hasil belajar siswa dari pra siklus ke siklus 3 ditunjukkan dengan nilai yaitu sebesar 0,55 dan masih dalam kategori sedang. Dari hasil wawancara yang disampaikan siswa bahwa pembelajaran menggunakan LKS open-ended questions disertai metode eksperimen ini sangat positif dan menarik minat siswa untuk belajar sehingga sikap ilmiah dan hasil belajar siswa menjadi meningkat. Pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa secara langsung terlibat dalam menemukan fakta tidak harus selalu terpusat pada buku pelajaran. Siswa juga dapat mengembangkan kreatifitasnya selama pembelajaran yang dilaksanakan. Dengan menggunakan LKS open-ended questions disertai metode eksperimen ini siswa dapat
mengukur kemampuannya secara individu dan dapat melatih kerjasama dengan teman dalam kelompoknya untuk melakukan percobaan dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru. Hal tersebut menjadikan siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar di kelas dan ketika siswa merasa ada hal yang belum mereka pahami mereka akan meminta bantuan kepada guru, sehingga pembelajaran berpusat pada siswa. Dengan aktifnya siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan LKS open-ended questions disertai metode eksperimen, maka siswa akan lebih mudah menerima pelajaran karena siswa menemukan fakta-fakta dengan sendirinya, sehingga siswa akan merasa senang dan tidak bosan belajar dan akan berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa. Sesuai dengan analisis hasil penelitian, terjadi peningkatan baik itu sikap ilmiah ataupun hasil belajar siswa pada kegiatan pra-siklus hingga kegiatan pada siklus 3. Hal ini membuktikan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan LKS open-ended questions disertai metode eksperimen dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran untuk menyelesaikan permasalahan pembelajaran yang berupa rendahnya sikap ilmiah dan hasil belajar fisika siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Maesan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Terdapat peningkatan sikap ilmiah pada mata pelajaran fisika siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Maesan semester genap tahun ajaran 2012/2013 dengan menggunakan pembelajaran dengan LKS open-ended questions disertai metode eksperimen. Hal tersebut terlihat dari persentase sikap ilmiah siswa yang pada kegiatan pra siklus ke siklus 1 mengalami peningkatan yang awalnya 37,71% (kategori kurang sekali) menjadi 54,31% (kategori kurang sekali) kemudian terjadi peningkatan lagi pada siklus 2 menjadi 62,72% (kategori cukup) dan pada siklus 3 yaitu menjadi 69,18% (kategori cukup).
219 Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 2 No. 2, September 2013, hal 214 - 219
2. Terdapat peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran fisika siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Maesan semester genap tahun ajaran 2012/2013 dengan menggunakan pembelajaran dengan LKS open-ended questions disertai metode eksperimen. Hal tersebut dapat terlihat pada kegiatan pra-siklus ke siklus 1 ditunjukkan dengan nilai yaitu
DAFTAR PUSTAKA Aqib, Z. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya. Arikunto, S. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Dwi,
K. 2010. Penerapan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Siswa Kelas VI Pokok Bahasan Konduktor dan Isolator SDN Jember Lor 06 Tajun Ajaran 2009/2010. Tidak Dipublikasikan. Skripsi. Jember : Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Hamalik, O. 1999. Metode Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti. Hobri. 2009. Model-model Pembelajaran Inovatif. Jember: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Center for Society Studies (CSS). Karim, Kaniawati, Fauziah, dan Sopandi. 2008. Belajar IPA membuka Cakrawala Alam Sekitar untuk Kelas VIII. Jakarta : Depdiknas. Liliawati, W dan Erna P. 2010. “Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Meningkatkan Ketrampilan Berfikir Kreatif Siswa”. UPI Bandung. Martunis. 2008. Pembelajaran Open-Ended pada Luas Segitiga Siswa SMA Negeri 2 Indrajaya. Jurnal Sains. Vol. 1 : 1-14. Natalina, M., Yusuf, Y., & Maifitri. 2010. Penggunaan Bahan Ajar Berbasis Contextual Teaching and Learning
sebesar 0,35 (kategori sedang). Peningkatan hasil belajar dari pra siklus ke siklus 2 ditunjukkan dengan nilai yaitu sebesar 0,49 (kategori sedang). Peningkatan hasil belajar siswa dari pra siklus ke siklus 3 ditunjukkan dengan nilai sebesar 0,55 dan (kategori sedang).
(CTL) untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah Siswa Kelas VII SMP Negeri 21 Pekanbaru. Jurnal Pendidikan. Vol 1 : 48-56. Purwanto, N. 2009. Prinsip-prinsip dan Teknis Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya. Rafiuddin. 2012. Penilaian Sikap Ilmiah terhadap Keterampilan Proses pada Pembelajaran Sains SD. Jurnal Ilmiah Pendidikan : Jurusan Pendidikan Agama Islam STAI Al-Amanah Jeneponto. Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Suryawati, E. 2008. Potensi Pembelajaran Kontekstual Rangka pada Pengembangan Keterampilan Proses, Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Biologi. Jurnal Pendidikan. Vol. 1: 13-22. Sutarno, E. 2005. Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah (Open-Ended) untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Hasil Belajar Fisika Dasar 1 Tahun 2005/2006. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja. ISSN 0215-8250.808-820. Trianto. 2009. Mendesain Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Prenada Media Group.