I, You, and Love ( ) Judul : I, You and Love ( ) Genre : Friendship, Romance, School Life Rating : Teen Ahreum yang tidak berharga. Dunia menganggap dia bukan apa apa. Andaikan dunia punya mata, dia akan melihat keberadaan Ahreum. Sayangnya dunia tak punya mata, apalagi hati. But love changes nothing to something. Walaupun ia bukan sesuatu di dunia, karena cinta dia bisa jadi sesuatu di hati seseorang.
Part 1: Prologue A big sand storm is begin from a little dust. Don't worry to be nothing. World is rolling. You need survive to be something. -Ahreum-
Part 2: IYL #1 : Ahreum? Who? Ahreum POV Pagi yang terasa biasa, seperti pagi pagi sebelumnya. Tapi kali ini aku melihat kaca untuk waktu yang agak lama. Entah apa yang sedang aku lakukan. Biasanya aku tak suka berlama-lama melihat bayangan ku sendiri di cermin. Kali ini aku melihat bayangan diriku dari ujung rambut hingga ujung kaki. Hanya wanita biasa dengan kacamata dan ponytailnya yang aneh ditambah hoodie yang kedodoran. Tapi siapa yang akan memperhatikannya? Tak akan ada yang peduli. Toh ini yang membuatku nyaman. Jadi untuk apa aku repot repot bermake-up atau berpenampilan yang sama sekali bukan style ku? I don't need to change my self to impress anyone. Bae Ah Reum. Bahkan aku lupa arti kata dari namaku sendiri yang berarti cantik. Tentu saja aku cantik, aku manusia spesies betina, bukan amoeba. Tapi kadang aku heran dengan wanita diluar sana yang sangat amat bangga dengan wajahnya sehingga dia bisa melakukan apapun semau dengkulnya. Plis deh, itu hanya wajah, kulit, pembungkus tubuh. Apa bedanya dengan plastik makanan ringan? Yang akhirnya akan jadi sampah jika isinya tidak ada. Ya, inilah aku, begitu dingin, apatis dan membenci banyak hal. Separuh sifat baikku seakan ikut pergi bersama dengan perginya kedua orang tuaku ke alam abadi dua tahun lalu. Selama dua tahun juga aku hidup menyendiri dan sengaja ingin menjauh dari sanak saudara. Belajar di universitas dan bersikap antisosial. Dengan sifat seperti ini tentu saja aku tidak punya banyak teman. Hanya beberapa orang yang mengenaliku dan tidak banyak juga yang menyadari keberadaanku. Itu juga karena aku yang tak ingin menonjolkan diri. Aku malas menjadi pusat perhatian, apalagi jika karena aku memalukan. Ini sangat berbeda dengan Ahreum yang dulu yang rela melakukan apa saja agar membuat semua orang terkesan, terutama orangtuaku. Aku selalu berusaha membanggakan mereka. Tapi sekarang mereka sudah tidak ada, maka dari itu aku tak perlu membuat siapapun terkesan lagi. Hidupku hambar. Jarang ada sesuatu yang spesial di hidupku. Hanya tugas kuliah yang menghiasi hari hariku. Ditambah komputer dan games yang bisa menghiburku. Makanan yang selalu menemaniku, dan ada satu lagi yang... Tok.. Tok.. Tokkk..
"Ahreum-ah.. Kajja !" Itu dia, satu satunya orang yang mau menemaniku, seseorang yang mungkin aku bisa sebut teman.Orang yang mengerti keadaanku. Orang yang tahu cerita hidupku. Orang yang merindukan Ahreum yang dulu.. Song Yunhyeong "Ne.." ----Seperti biasa, Ahreum selalu berangkat bersama Yunhyeong ke kampus. Yunhyeong benar-benar seorang pria yang baik. Dia adalah sahabat Ahreum sejak kecil, maka dari itu Yunhyeong hafal betul segalanya tentang sahabatnya ini. Yunhyeong bisa dibilang dia adalah penetral Ahreum. Sifat Yunhyeong adalah kebalikan dari Ahreum, Yunhyeong tipe orang yang hangat, mudah bergaul, murah senyum, bersemangat dan selalu ceria. Di setiap kesempatan dia selalu menghibur Ahreum, dan tak jarang pula Ahreum tersenyum karenanya.Tapi sering juga Yunhyeong dapat perlakuan dingin atau ketus dari Ahreum, tapi itu semua tidak membuatnya sakit hati sama sekali karena dia benar-benar mengerti semuanya. Bagi Yunhyeong, mengembalikan Ahreum yang dulu adalah tugasnya. Karena dia rasa hanya dia yang bisa merubah Ahreum. "Ahreum-ah.." "..." "Ahreum-ah.." panggil Yunhyeong sekali lagi sambil menyenggol tangannya. Ahreum pun melepas earphonenya "Ne?" "Kamu lupa sarapan lagi ya?" "Wae?" "Abis kamu lemes banget jalan juga." "Ani, tadi sarapan kok." "Bohong."
Part 3: IYL #2 : Mood Booster/Breaker? Ahreum POV Huh, semoga kacamata ini bisa bertahan sampai bulan depan. Uangku bulan ini sama sekali jangan terganggu oleh apapun. Niat ku untuk membeli game controller baru gak bisa di ganggu gugat. Ini barang rare ditambah warnanya yang pink, ahh aku selalu mengeceknya di online shop setiap hari, memastikan itu belum dibeli orang lain. Hampir 30 menit aku menungggu hujan deras ini reda untuk pulang ke rumah. Hmm hujan belum juga berhenti dari pagi. I hate rain, it's really depressing. Hal yang paling ku sukai di waktu kecil kini menjadi hal yang aku benci. Jika saja saat itu tidak hujan maka jalanan tidak akan licin dan mobil orang tuaku tidak akan terperosok ke jurang dan mungkin saat ini aku masih bisa tertawa bahagia bersama mereka saat ini, atau mungkin sekarang mereka sedang menungguku di rumah, ibuku sedang sibuk memasak untuk makan malamku, ayahku sedang dijalan untuk menjemputku dan yang terpenting aku tidak akan bersikap seperti
ini. Jika saja itu semua tidak terjadi. Ahh aku sulit menahan air mataku. Dasar cengeng. Ini di publik dan kamu nangis? Memalukan sekali. Andai saja Yunhyeong ada disini, dia yang akan menyeka air mataku, itu hal yang selalu dia lakukan jika aku sedang sedih seperti ini. Terkadang aku merasa kehilangan tanpa kehadirannya. Aku baru sadar bahwa kehadirannya ternyata berharga bagiku. Tanpanya aku akan benar-benar hidup sebatang kara. Tapi entah mengapa sudah beberapa hari dia selalu sibuk saat pulang kuliah dan aku harus pulang sendiri. Hmm ada apa dengannya? Apa yang sedang dia lakukan? Kenapa aku tidak bertanya alasan dia sibuk? Aish Ahreum, kamu merindukannya huh? Hujan benar-benar membawa suasana buruk di hatiku. Jika aku hanya terus berdiri disini aku tidak akan pulang sampai malam. Dingin sekali disini. Apa ku terobos saja hujan ini? Ahh hujannya juga agak reda. Aku bisa lari sampai halte. ----Ahreum pun berlari menerobos hujan. Tak disangka di tengah jalan hujan kembali deras. Ahreum mempercepat langkahnya. Air yang membasahi kacamatanya membuat pandangannya menjadi kabur. Dia makin mempercepat langkahnya. Tiba tiba.. Bruk. Dia tidak sengaja menabrak seseorang di depannya. Membuat Ahreum tersungkur ke belakang dan mendarat di jalan aspal yang becek. Orang yang dia tabrak tetap pada posisinya. Ahreum meringis ketika tau tangan yang menumpu badannya ternyata terluka karena mengenai batu. "Yak ! Lagi lagi kau menabrakku, badak buta!." Ahreum kenal suara itu. Itu adalah orang yang tempo hari menabraknya. Dan lagi lagi dia memanggil Ahreum dengan sebutan itu. Ahreum sangat penasaran dengan orang itu. Ahreum segera membersihkan kacamatanya dan mendongak.
Dia Kim Jinhwan. Dia mahasiswa di universitas yang sama dengan Ahreum dan keduanya tidak saling mengenal. Ahreum pun langsung berdiri, kini seluruh bajunya basah. Sedangkan Jinhwan berlindung di bawah payung. "Apa kacamata itu rusak hah? Matamu jadi rabun dan terus menabrakku." Jinhwan agak menaikkan nada bicaranya. Ahreum semakin merasa marah dan rasanya ingin mencincang orang itu.